Tag: Dedi Mulyadi

  • Kebutuhan Capai 2.500 Ton per Hari, Jakarta Gandeng Jatim dan Jateng untuk Penuhi Kebutuhan Beras

    Kebutuhan Capai 2.500 Ton per Hari, Jakarta Gandeng Jatim dan Jateng untuk Penuhi Kebutuhan Beras

    Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Dionisius Arya Bima Suci

    TRIBUNJAKARTA.COM, KARAWANG – Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung memastikan bakal menggandeng daerah-daerah produsen beras, termasuk Jawa Tengah dan Jawa Timur untuk memenuhi kebutuhan warga ibu kota yang mencapai 2.500 ton per hari.

    Pasalnya, Jakarta tak bisa memenuhi kebutuhan itu lantaran lahan pertanian yang ada saat ini kurang lebih hanya seluas 400 hektare.

    Hal ini disampaikan Pramono usai panen beras di Kutawargi, Karawang, Jawa Barat.

    “Jadi Jakarta tentunya akan mengambil dari seluruh Indonesia, termasuk Jawa Tengah, Jawa Timur, dan sebagainya,” ucapnya di lokasi, Selasa (6/5/2025).

    Salah satu daerah yang disasar ialah Kediri, Jawa Timur. 

    Kediri dipilih bukan karena kedekatan personel, namun daerah tersebut memang dikenal sebagai salah satu daerah lumbung padi di Jawa Timur.

    “Bukan karena apa-apa, sebenarnya Kediri itu termasuk penghasil padi yang paling utama di Jawa Timur,” ujarnya.

    lihat foto
    Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi santai menanggapi polemik siswa nakal yang dikirim ke barak militer. Dalam Instagram pribadinya, ia sampai menyinggung soal kepemimpinannya kala menjadi Bupati Purwakarta. Tudingan hingga kebencian, baginya adalah hal yang biasa dan sudah menjadi santapan hariannya sebagai seorang pemimpin.

    Orang nomor satu di Jakarta bilang, prinsip kerja sama dilakukan secara merata dan terbuka untuk semua daerah.

    Nantinya, kerja sama dalam bentuk program Contract Farming ini akan dilakukan setiap tahunnya.

    “Kalau memang kontraknya per setiap tahun dan bagus, maka tadi sampaikan untuk ditingkatkan di tahun berikutnya,” tuturnya.

    Sebagai informasi tambahan, Pemprov DKI Jakarta pada tahun 2025 ini menargetkan kerja sama Contract Farming di lahan seluas 8.000 hektare yang tersebar di wilayah Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur.

    Kerja sama ini diperlukan lantaran kebutuhan beras tidak seimbang dengan luas lahan sawah yang ada di Jakarta.

    Adapun kebutuhan beras Jakarta mencapai 2.500 ton per hari atau secata tahunan mencapai 941.792 ton.

    Akses TribunJakarta.com di Google News atau WhatsApp Channel TribunJakarta.com. Pastikan Tribunners sudah install aplikasi WhatsApp ya

  • Ustaz Hilmi Firdausi: Vasektomi Haram tapi Wajib Demi Bantuan Uang dan Beras

    Ustaz Hilmi Firdausi: Vasektomi Haram tapi Wajib Demi Bantuan Uang dan Beras

    FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Ustaz Hilmi Firdausi, Pengasuh Pondok Pesantren Baitul Qur’an Assa’adah sekaligus pendiri Sekolah Islam Terpadu Daarul Fikri, menyoroti kebijakan vasektomi Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi.

    “Di negeri yang katanya negara besar ini,
    Ada wacana syarat bansos yang bikin pusing di sebuah propinsi” kata Hilmi Firdausi dilansir X @Hilmi28 Selasa, (6/5/2025).

    Ia juga mengutip kalimat yang serupa yang sedang menjadi pembahasan di berbagai lapisan masyarakat.

    “Bapak mau bantuan Silakan ke klinik, Tapi maaf ya, alat vital harus dibuat sedikit (unik),” tulisnya.

    Lebih lanjut, ustaz Hilmi menjelaskan dari sudut pandang berdasarkan respons yang diterima masyarakat.

    “Vasektomi dibilang haram di mimbar,
    Tapi katanya akan jadi syarat resmi menerima bansos di Jabar. Ustadz pun bingung, jamaah terpingkal, ‘Katanya dosa, tapi kok malah jadi modal?’,” ungkapnya.

    “Lalu muncullah ceramah bikin heboh,
    Dari ustadz ‘sensasional’ dengan gaya penuh show, kampanye itu lebih ngeri dari khamr, apalagi kalau kajian kudu bayar masuknya, itu lebih bahaya,” lanjutnya.

    Ustaz Hilmi juga memberikan ilustrasi berdasarkan pernyataan-pernyataan jamaah yang tiba-tiba saja muncul.

    “Jamaah geleng-geleng, nyengir penuh tanya, jadi mending mabuk, dari pada ngaji harus bayar,” ujarnya.

    Sebagai penjelasan, ustadz Hilmi menyebut bahwa semuanya telah jelas dan terkadang ada kebijakan membingungkan, namun melewati sesuatu yang telah jelas landasan fatwa dan dalilnya.

    “Padahal Allah jelas haramkan khamr, kalau haram kampanye & kajian berbayar itu fatwa dia sendiri, entah apa dalilnya,” jelasnya.

  • Kebutuhan Capai 2.500 Ton per Hari, Jakarta Gandeng Jatim dan Jateng untuk Penuhi Kebutuhan Beras

    Gandeng Karawang, Pemprov DKI Siap Gelontorkan Rp10 Miliar untuk Amankan Stok Beras

    Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Dionisius Arya Bima Suci

    TRIBUNJAKARTA.COM, KARAWANG – Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung panen padi di daerah Kutawargi, Karawang, Jawa Barat.

    Ia jauh-jauh datang ke Karawang dalam rangka memperkuat pasokan beras melalui program Contract Farming 2025.

    Kerja sama ditandai dengan panen padi bersama Gubernur Pramono dan juga Bupati Karawang Aep Syaepuloh.

    Mengenakan caping dan sepatu boot, keduanya tampak memanen padi yang sudah menguning di sawah.

    Pramono bilang, kerja sama ini penting guna menjamin pasokan beras untuk warga Jakarta yang jumlahnya mencapai 2.500 ton per hari.

    Sedangkan Jakarta hanya memiliki luas lahan pertanian kurang lebih 400 hektare.

    “Untuk itu Pemprov Jakarta harus melakukan kerja sama yang produktif yang saling menguntungkan dengan pemerintah-pemerintah daerah penghasil padi, salah satunya adalah Karawang,” ucapnya, Selasa (6/5/2025).

    Adapun saat ini lahan pertanian di Karawang mencapai 87.000 hektare dan 600 hektare diantaranya telah dikerjasanakan dengan Pemprov DKI Jakarta melalui PT Food Station Tjipinang Jaya.

    lihat foto
    Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi santai menanggapi polemik siswa nakal yang dikirim ke barak militer. Dalam Instagram pribadinya, ia sampai menyinggung soal kepemimpinannya kala menjadi Bupati Purwakarta. Tudingan hingga kebencian, baginya adalah hal yang biasa dan sudah menjadi santapan hariannya sebagai seorang pemimpin.

    “Saya meminta kalau memang bisa ini ditingkatkan lagi. Karena Karawang dekat, biaya transportasi juga lebih murah,” ujarnya.

    Lewat kerja sama ini, Pemprov DKI Jakarta bakal membeli padi dari Karawang dengan harga Rp7.000 per kilogram.

    Angka ini jauh lebih tinggi dibandingkan dengan Harga Pembelian Pemerintah (HPP) yang ditetapkan pemerintah pusat sebesar Rp6.500.

    Adapun Pemprov DKI Jakarta menargetkan Karawang bisa menghasilkan beras hingga 1.564 ton di tahun 2025 ini.

    Mengacu pada angka-angka tersebut maka Pemprov DKI Jakarta siap menggelontorkan dan hingga Rp10,822 miliar untuk membeli beras dari Karawang.

    Bupati Karawang Aep Syaepuloh pun menyambut baik kerja sama dengan Pemprov DKI Jakarta.

    Ia pun menyatakan kesiapannya bila Pemprov DKI Jakarta ingin memperluas cakupan kerja sama di kemudian hari.

    “Kami punya target 1,4 juta ton gabah kering pada 2025. Kalau Gubernur DKI minta lebih kami siap,” tuturnya.

    Akses TribunJakarta.com di Google News atau WhatsApp Channel TribunJakarta.com. Pastikan Tribunners sudah install aplikasi WhatsApp ya

  • Sebelum Diingatkan Sutiyoso Minta Maaf ke Gatot Nurmantyo, Hercules Sempat Melunak, Ajak Bermaafan

    Sebelum Diingatkan Sutiyoso Minta Maaf ke Gatot Nurmantyo, Hercules Sempat Melunak, Ajak Bermaafan

    TRIBUNJAKARTA.COM – Letjen TNI Purn, Sutiyoso mengingatkan Hercules Rozario Marshal untuk meminta maaf kepada Panglima TNI, Jenderal (Purn) TNI Gatot Nurmantyo.

    Hal ini diucapkan kepada Hercules, sebagai bentuk jawaban dari permohonan maaf Ketua Umum Gerakan Rakyat Indonesia Baru (GRIB) Jaya kepada Sutiyoso.

    Pasalnya, Hercules sempat menghina eks Gubernur DKI Jakarta itu ‘bau tanah’. Kemudian berujung permintaan maaf ke Sutiyoso dan keluarganya.

    Kendati begitu, sikap Hercules justru berbeda ketika membicarakan Gatot Nurmantyo yang ikut cawe-cawe dalam persoalan ini.

    Gatot Nurmantyo yang kadung geram sempat mengkritik ucapan Hercules usai menghina Sutiyoso. Gatot menyebut Hercules kurang ajar dan tidak tahu diri.

    Hercules pun balik menantang Gtot Nurmantyo dengan mengatakan tidak takut.

    Oleh sebab itu, dalam jawabannya untuk Hercules, Sutiyoso meminta eks preman Tanah Abang itu untuk meminta maaf juga kepada Gatot Nurmantyo.

    “Saya menghormati lah ya, kesadaran dia untuk minta maaf. Saya ini orang tua, saya mengabdi negara lama. Lama di pemerintahan sipil, di pemerintahan TNI dan kalau minta maaf sama saya, saya terima,” kata Sutiyoso seperti dikutip dari YouTube Seleb Oncam yang tayang pada Senin (5/5/2025). 

    “Tapi juga selayaknya dia minta maaf kepada Jenderal Purnawirawan Gatot,” lanjutnya.

    lihat foto
    Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi santai menanggapi polemik siswa nakal yang dikirim ke barak militer. Dalam Instagram pribadinya, ia sampai menyinggung soal kepemimpinannya kala menjadi Bupati Purwakarta. Tudingan hingga kebencian, baginya adalah hal yang biasa dan sudah menjadi santapan hariannya sebagai seorang pemimpin.

    Ajakan Damai Hercules

    Jika merunut kembali ke ucapan Hercules saat berada di kediamannya, Jakarta Barat, Kamis (1/5/2025) lalu, ada ajakan damai yang terselip.

    Hercules sempat melunak dan mengajak Gatot Nurmantyo untuk bermaafan. Sekalipun di awal pembicaraannya soal Gatot Nurmantyo cukup keras.

    “Tapi Gatot, saudara Gatot Nurmantyo, saya tidak takut sama Anda, saya tidak menghargai Anda.”

    “Kenapa Anda (menilai) saya kok bengis banget gitu lho, bengis banget gitu lho, aku salah apa?”

    “Aku gak punya salah dengan pak Gatot lho. Pak Gatot sampai bicara premanisme, kurang ajar, aku salah apa Pak Gatot yang aku hormati, yang aku muliakan, mantan Panglima TNI,” kata Hercules.

    Bahkan Hercules berani menyebut Gatot Nurmantyo kebanyakan ‘action’ karena dinilai tidak laku.

    “Saya bilang kamu yang preman karena kamu itu kamu bikin action sana action sini karena enggak laku. Kenapa kamu bilang saya preman, kalau preman ada ada jalurnya untuk mengatasi adalah bapak-bapak kepolisian,” bebernya.

    Setelah itu, Hercules mengakhiri kalimatnya dengan mengajak Gatot Nurmantyo untuk instropeksi.

    “Kita tidak usah membawa itu, minimal, teman-teman, negara ini negara hukum. Pak Gatot memperbaiki koreksi statement-statement itu dan saya juga menahan diri memperbaiki koreksi apa statement-statement saya yang salah,” jelasnya.

    “Kalau bisa memang kita saling memaafkan mari kita saling memaafkan. Negara ini negara hukum,” pungkasnya.

    Akses TribunJakarta.com di Google News atau WhatsApp Channel TribunJakarta.com. Pastikan Tribunners sudah install aplikasi WhatsApp ya

  • 2 Gubernur Sebut Dedi Mulyadi Kepala Daerah Teladan: Ikuti Program hingga Langsung Kerja Sama

    2 Gubernur Sebut Dedi Mulyadi Kepala Daerah Teladan: Ikuti Program hingga Langsung Kerja Sama

    TRIBUNJAKARTA.COM – Sosok Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, tidak hanya mencuri perhatian warganya, tapi juga kepala daerah lain.

    Gebrakannya yang prorakyat dan dinilai solutif menjadi referensi bagi daerah lain dalam mengambil kebijakan.

    Bahkan, ada dua kepala daerah yang terang-terangan menyebut Dedi Mulyadi sebagai teladan.

    Mereka adalah Gubernur Bengkulu, Helmi Hasan dan Gubernur Kaltim Rudy Mas’ud.

    Gubernur Bengkulu

    Gubernur Bengkulu, Helmi Hasan, terang-terangan menyatakan kagum dengan Dedi Mulyadi.

    Helmi yang kerap dijuluki ‘Gubernur TikTok’ mirip seperti Dedi Mulyadi yang kini mendapat sebutan ‘Gubernur Konten’.

    Politikus PAN itu memang kerap membagikan aktivitas dan programnya sebagai orang nomor satu di Bengkulu di TikTok (@helmi_hasan).

    Helmi memiliki 230 ribu pengikut di TIkTok.

    Ia mengaku akan mengikuti sejumlah kebijakan Dedi, terutama di bidang pendidikan dan keselamatan pelajar.

    “Insya Allah, satu hal yang baik. Kita tidak akan hanya menduplikasi, tetapi juga menyesuaikan dengan kondisi daerah kita. Kita tahu bahwa Gubernur Jawa Barat Dedy Mulyadi, adalah gubernur yang inovatif dengan banyak gagasan positif,” kata Helmi kepada wartawan, Kamis (1/5/2025), dikutip dari Kompas.com. 

    Salah satu kebijakan yang siap diadopsi Helmi adalah larangan siswa membawa sepeda motor ke sekolah.

    Ia menilai, langkah itu tidak hanya efektif mengurangi angka kecelakaan lalu lintas, tapi juga membawa banyak dampak positif bagi perkembangan anak-anak.

    Pada unggahan TIkToknya tiga hari lalu, Helmi menjawab pernyataan yang menyebut dirinya disama-samakan dengan Dedi Mulyadi.

    Dengan rendah hati, Helmi menjawab dirinya masih jauh dari sosok Dedi Mulyadi, bak bumi dan langit.

    “Itu bagaikan bumi dan langit. Kang Dedi itu langitnya, Helmi Hasan itu di bawah bumi.”

    “Jauh, tidak sama, tidak seimbang. Kebaikan Kang Dedi, inovasi-inovasi Kang Dedi, kecerdasan Kang Dedi, jauh melampaui Helmi Hasan”

    “Helmi Hasan harus banyak belajar tentunya, dan kita tidak usah anti terhadap kebaikan orang. Kalau ada orang punya kebaikan banyak. Justru kebaikan itu harusnya menjadi amal kita juga.”

    Ketika ada kebaikan amalkan, ketika ada keburukan tinggalkan,” kata Helmi.

    Gubernur Kaltim

    Sementara itu, Gubernur Kalimantan Timur (Kaltim), Rudy Mas’ud, juga menyatakan kekagumannya dengan Dedi Mulyadi.

    Sebagai informasi, pada rapat di DPR Selasa (29/4/2025), Rudy memberi julukan Dedi Mulyadi sebagia ‘Gubernur Konten’.

    Terkini, Rudy menyambangi langsung Dedi Mulyadi di kediamannya, di Jawa Barat, Senin (5/5/2025).

    Dalam pertemuan tersebut, Rudy dan Dedi membahas potensi kerja sama di sektor pertanian.

    “Di Kaltim itu sawahnya luas, lautnya luas, kebunnya luas, tapi orang yang ngurusnya sedikit,” kata Dedi, dikutip dari Antara, Senin (5/5/2025), dikutip dari Kompas.com.

    Ia menyoroti kurangnya sumber daya manusia yang mengelola sektor-sektor tersebut, yang disebabkan oleh mayoritas masyarakat Kaltim yang bekerja di sektor pertambangan.

    Untuk mengatasi masalah ini, Dedi menawarkan solusi berupa penempatan warga Jawa Barat di desa-desa yang tersedia di Kaltim.

    Ia menyatakan kesiapan untuk mengirimkan petani dan nelayan guna mengelola sumber daya alam Kaltim yang kaya.

    Rudy Mas’ud menyambut baik tawaran kerja sama tersebut, memberikan apresiasi kepada Dedi Mulyadi, dan menegaskan kesiapan Kaltim untuk berkolaborasi.

    “Kami tunggu semuanya, Kang,” ungkap Rudy. 

    Lebih lanjut, Rudy Mas’ud menekankan komitmen Pemerintah Provinsi Kaltim dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia di sektor pertanian.

    Ia menyebutkan adanya program kelas khusus bidang pertanian yang bekerja sama dengan Institut Pertanian Bogor (IPB) dan Universitas Padjadjaran (Unpad), yang diperuntukkan bagi mahasiswa Kaltim dan akan dibiayai oleh Pemprov Kaltim.

    Rudy juga menyebut dirinya banyak belajar dari Dedi Mulyadi.

    Pada program Retret Kepala Daerah beberapa waktu lalu, Rudy mengaku banyak mendapat ilmu soal efisiensi dari eks Bupati Purwakarta itu.

    Rudy juga mengatakan, konten Dedi Mulyadi menginspirasi para kepala daerah, khususnya soal cara meningkatkan pendapatan asli daerah.

    “Jadi konten-kontennya Kang KDM itu memberikan inspirasi buat kita semuanya khususnya kepala-kepala daerah se-Indonesia ini bagaimana bisa mengelola sumber-sumber daya alam ini menjadi pendapatan asli daerah,” kata Rudy.

    Akses TribunJakarta.com di Google News atau WhatsApp Channel TribunJakarta.com. Pastikan Tribunners sudah install aplikasi WhatsApp ya

  • Dedi Mulyadi Dapat ‘Bekingan’ Sepadan Tantang Hercules, Jenderal Kopassus Murka Mengancam:Sok Jagoan

    Dedi Mulyadi Dapat ‘Bekingan’ Sepadan Tantang Hercules, Jenderal Kopassus Murka Mengancam:Sok Jagoan

    TRIBUNJAKARTA.COM – Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi mendapatkan banyak dukungan positif dalam perseteruan dengan pimpinan GRIB Jaya, Hercules.

    Sosok Jenderal Purnawirawan TNI kini turut bersuara memberikan dukungan serta memberikan ancaman kepada Hercules.

    Sosok yang membela Dedi Mulyadi adalah Letjen TNI (Purn) Yayat Sudrajat.

    Yayat Sudrajat adalah purnawirawan TNI Angkatan Darat (AD) dengan pangkat terakhir Letnan Jenderal atau Letjen atau jenderal bintang 3.

    Ia resmi pensiun dari TNI AD pada tahun 2017.

    Jabatan terakhir yang diemban Yayat Sudrajat sebelum pensiun adalah Sesmenko Polhukam.

    Ia tercatat aktif menjabat sebagai Sesmenko Polhukam pada tahun 2016 hingga 2017.

    Yayat Sudrajat lahir di Cimahi, Jawa Barat, 15 Juni 1959.

    Gubernur Dedi Mulyadi sedang dalam buruan, kini seorang emak-emak dengan berani mengadu ke Kapolri untuk segera menangkap Dedi Mulyadi. Setelah ditangkap, Dedi Mulyadi bakal dikirim ke Aceh.

    Mantan prajurit Kopassus ini memiliki rekam jejak yang moncer di TNI.

    Kini, Yayat Sudrajat ikut buka suara dan memberikan tentangan keras kepada Hercules.

    Hercules sempat meledek sesepuh di TNI yakni Sutiyoso dan sempat menentang kebijakan Dedi Mulyadi soal pembentukan Satgas Pemberantasan Premanisme di 27 daerah di Jawa Barat.

    Pembentukan satgas demi melindungi masyarakat Jabar dari tindak premanisme yang mengintimidasi.

    SOSOK YAYAT SUDRAJAT – Letjen Purn TNI Yayat Sudrajat menjadi sorotan usai mendamprat mantan preman Tanah Abang, Hercules yang ‘menyenggol’ Sutiyoso hingga Dedi Mulyadi. (Tangkapan layar Hersubeno Point, Kompas TV dan KDM Channel). (Tangkapan layar Hersubeno Point, Kompas TV dan KDM Channel)

    Hercules sebagai pimpinan ormas GRIB Jaya lantas menyenggol Dedi Mulyadi dengan mengancam menerjunkan pasukannya ke Gedung Sate Bandung.

    Letjen TNI (Purn) Yayat Sudrajat sebagai warga Jabar menilai sejak menjabat sebagai Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi sudah berusaha mensejahterakan rakyat.

    “Nah itu saya justru sebenarnya orang Jawa Barat ini bangun itu, Dedi Mulyadi bukan main kalau menurut saya apa yang dia lakukan,” kata Yayat dikutip TribunJakarta dari Youtube Hersubeno Point, Selasa (6/5/2025).

    “Dia tahu persis penderitaan rakyat kecil, bagaimana susahnya rakyat, makanya dia terus blusukan betul-betul untuk mencari solusi bagaimana mensejahterakan rakyat, loh dia orang Jawa Barat,” tambahnya.

    Yayat menegaskan, perbuatan yang dilakukan Hercules tidak memberikan dampak positif bagi masyarakat Jawa Barat.

    Dengan nada emosi, Yayat tak segan menyuruh Hercules untuk kembali ke Timor Timur.

    “Sekarang si Hercules ini apa dia ? Harusnya balik kalau perlu balik ke Timor Timur,”  tegas Yayat dengan nada tinggi.

    Dia membandingkan usaha yang dilakukan Dedi Mulyadi dengan Hercules untuk warga Jawa Barat.

    “Apa yang sudah dia berikan kepada negara dan bangsa ini ? Eweuh, gak ada, ngan ngabulatuk artinya ngomong aja, gak ada apa-apanya sebenarnya dia itu,” katanya.

    Letjen TNI (Purn) Yayat Sudrajat menilai Hercules hanya merasa bahwa dirinya hebat dengan adanya GRIB Jaya.

    “Sekarang merasa hebat aja dengan punya organisasi, padahal organisasinya benar gak ormas itu. Harusnya ormas membela kepentingan rakyat, bukan menakut-nakutin rakyat, bukan menindas rakyat, bukan mengintimidasi rakyat demi untuk mendapat uang dari yang bayar dia,” katanya.

    Terlebih lagi kata Yayat, Hercules sudah berani menyenggol Sutiyoso yang dianggap seniornya di Kopassus.

    “Jadi kok sekarang sesepuh TNI, sesepuh Kopassus pak Sutiyoso kok enak aja dia ngomong, saya kalau misalnya pakai hukum rimba pengennya jedor aja kepalanya, mulutnya dirobek-robek, tapi karena ini negara hukum.”

    “Tetapi bukan karena mentang-mentang ada HAM segala macam kemudian dia semaunya. Kalau saya sih dia iblis berwujud manusia,” kata Letjen TNI (Purn) Yayat Sudrajat.

    Dia bahkan menaruh curiga dengan kedatangannya ke rumah Jokowi di Solo, Jawa Tengah.

    “Saya justru curiga sekarang karena dia datang ke Solo, ke tempat Jokowi. Lho kok sekarang seolah dia paling hebat, seolah dia pembela negara, apanya yang dia lakukan ?” kata Yayat.

    Ia meyakini jika Hercules berhasil ditumpas maka masyarakat Indonesia juga akan senang.

    “Saya yakin masyarakat kalau misalnya si Hercules game over seneng kok itu. Bagaimana attitude dia berkomunikasi dengan masyarakat, merasa sok jagoan sok hebat mending kalau ditembak kebal dibacok tidak mempan.”

    “Dia matanya juga udah gak ada, tangannya juga kena. Harusnya sadar diri. Dia bilang pak Sutiyoso mau mati, lu juga nanti mati, lu hampir dikubur, harusnya itu diingatkan supaya lu sadar,” kata Letjen TNI (Purn) Yayat Sudrajat.

    Sebelumnya Hercules mengklaim Dedi Mulyadi bisa terpilih menjadi Gubernur Jabar atas bantuan ormas.

    “Semua (ormas,-red) dukung. KDM (Kang Dedi Mulyadi) berlebihan. Jadi gubernur didukung oleh kami. Seharusnya bilang ‘Mari mendukung program-program saya gubernur, dukung saya’,” kata Hercules.

    Hercules mengaku memiliki anak buah di Jawa Barat sebanyak 500 ribu orang.

    Dia bahkan mengultimatum Dedi Mulyadi.

    “Ormas tuh banyak sekali kekuatannya. Saya punya anak buah di jawa barat hampir 500 ribu. Kalau saya suruh 50 ribu orang datang ke Gedung Sate, bagaimana Dedi Mulyadi ? Gak bakal dibubarkan kalau mereka datang 50 ribu orang tidak merusak anarkis polisi pun tidak bisa bubarin mereka karena itu dilindungi Undang-Undang, ya kan, wajib dan wajar mereka datang,” kata Hercules.

    Ia pun mengklaim Dedi Mulyadi bisa menjadi Gubernur Jabar karena Partai Gerindra dan Presiden Prabowo Subianto.

    “Kalau jadi gubernur bukan kamu memusuhi mereka, bukan. Kamu bisa jadi gubernur karena nama besarnya Partai Gerindra partai pemenang Pilpres. Kedua nama besarnya pak presiden pak Prabowo. Makanya anda bisa jadi gubernur,” kata Hercules.

    Walau demikian pernyataan Hercules justru dicueki Dedi Mulyadi.

    “Kita ini pemerintah menjalankan tugas untuk menjaga investasi berjalan dengan baik, rakyat bisa bekerja, rakyat bisa sejahtera,” katanya.

    “Saya tidak akan pernah mendengarkan ancaman dari siapapun,” tambah Dedi Mulyadi.

    Ia juga mengatakan selama ini tidak anti kritik.

    “Saya akan mendengarkan kritik siapapun, kalau itu bermanfaat bagi kepentingan masyarakat Jawa Barat,” kata Dedi Mulyadi.

    (TribunJakarta)

    Akses TribunJakarta.com di Google News atau WhatsApp Channel https://whatsapp.com/channel/0029VaS7FULG8l5BWvKXDa0f.

    Pastikan Tribunners sudah install aplikasi WhatsApp ya

  • Tak hanya Siswa Bermasalah, Pelajar Berprestasi Juga Dikirim ke Barak Militer, Termasuk Ketua Osis – Halaman all

    Tak hanya Siswa Bermasalah, Pelajar Berprestasi Juga Dikirim ke Barak Militer, Termasuk Ketua Osis – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Tak hanya mengirim pelajar bermasalah saja, Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi juga berencana mengirimkan siswa berprestasi ke barak militer.

    Hal tersebut dilakukan untuk latihan dasar kepemimpinan.

    Ia menyebut, setiap sekolah harus mengirimkan siswa-siswa terbaiknya untuk jalani pelatihan di barak TNI.

    “Nanti para ketua OSIS, latihan di sini (barak militer),” ujar Dedi Mulyadi, di akun Youtube pribadinya ‘Kang Dedi Mulyadi Channel’.

    Ia juga menyebut, siswa-siswa yang berprestasi untuk juga dikirim ke barak militer.

    “Nanti anak-anak terbaik, yang pintar-pintar di sekolahnya untuk dikirim, untuk ikut latihan dasar kepemimpinan,”

    “Jadi, setiap sekolah SMA, kirim siswa-siswa terbaiknya. Agar saat siswa bekerja, punya dasar kepemimpinan,” ujar Dedi Mulyadi.

    Selain para pelajar, Dedi juga mengatakan bahwa program pendidikan militer juga akan menyasar pegawai Pemprov Jabar.

    “Termasuk pegawai Pemprov Jabar, yang malas-malas, yang tidak produktif, yang sering bolos, nanti ikut pendidikan militer,” lanjut Dedi Mulyadi.

    Dedi juga menyebutkan akan membuat program pendidikan militer untuk orang dewasa.

    “Saya lihat nanti sebulan ke depan, setelah SMP dan SMA ini berhasil, maka nanti (giliran) yang dewasa,” ujar Dedi Mulyadi, dikutip dari TribunJabar.id.

    Dedi menyebut, program pendidikan militer untuk dewasa menyasar kelompok yang kerap meresahkan masyarakat, terlebih untuk mereka yang sulit dipidanakan karena tindak pidananya ringan.

    Selain itu, mereka yang suka nongkrong, mabuk-mabukan, hingga tawuran juga bakal jadi kelompok yang akan dikirim ke barak militer.

    “Yang suka nongkrong di perempatan, mabuk-mabuk, tawuran, yang susah diproses pidananya karena tindak pidananya ringan, kalau dipidana masuk lembaga pemasyarakatan malah naik tingkat kejahatannya,”

    “Itu nanti akan saya siapkan konsep dan penanganannya,” ungkap Dedi Mulyadi.

    Selain itu, Dedi juga berencana akan membuat program bagi pelajar yang tidak bermasalah.

    “Nanti saya akan mengarahkan anak-anak SMA kelas 3 yang baik-baik, yang punya orientasi kerja, mau bikin pelatihan kerja,”

    “Misalnya nanti mereka ke industri seperti BYD, itu kan diperlukan orang-orang yang sigap, terampil, visioner,” ujar Dedi Mulyadi.

    Sebagian artikel ini telah tayang di TribunJabar.id dengan judul Dedi Mulyadi Ingin Turut Masukkan Orang Dewasa ke Barak Militer, Termasuk yang Nongkrong dan Mabuk

    (Tribunnews.com, Muhammad Renald Shiftanto)(TribunJabar.id, Rheina Sukmawati)

  • 6
                    
                        Dedi Mulyadi Buka Baju Saat Rayakan Persib Juara Liga 1, Warganet: Gubernur Aing Dedi Mercury
                        Bandung

    6 Dedi Mulyadi Buka Baju Saat Rayakan Persib Juara Liga 1, Warganet: Gubernur Aing Dedi Mercury Bandung

    Dedi Mulyadi Buka Baju Saat Rayakan Persib Juara Liga 1, Warganet: Gubernur Aing Dedi Mercury
    Tim Redaksi
    BANDUNG, KOMPAS.com
    – Gubernur Jawa Barat,
    Dedi Mulyadi
    , ikut memeriahkan perayaan
    Persib Bandung
    yang keluar sebagai juara
    Liga 1
    2024/2025 pada Senin (5/5/2025) malam.
    Dalam video yang diterima Kompas.com, mantan Bupati Purwakarta itu meluapkan kebahagiaannya dengan naik ke atas mobil Lexus berwarna putih miliknya sambil mengibaskan bendera bertuliskan Persib.
    Tak sampai di situ saja, aksi nyentrik yang dilakukan oleh ayahanda Ni Hyang itu.
    Dedi bahkan membuka baju dan hanya mengenakan atasan kaus singlet, celana panjang, dan ikat kepala khas Sunda berwarna putih.
    Video yang diunggah di akun Instagram resmi Dedi Mulyadi @dedimulyadi71 itu sontak dibanjiri oleh komentar para warganet dan
    Bobotoh
    alias suporter Persib Bandung.
    Warganet menyukai aksi nyentrik Dedi Mulyadi, bahkan aksinya itu seolah mirip dengan vokalis band legendaris asal Inggris, Queen, Freddie Mercury, yang ikonik dengan kaus singlet putih.
    “Keren gubernur aing kang Dedi Mercury,” tulis akun @ken_to.
    “Dedi mercury,” tulis akun @firda*niah.
    Tak hanya warganet, salah satu penggawa Persib Bandung, yakni Marc Klok, turut berkomentar dan bangga dengan aksi dari Dedi Mulyadi.
    “Luar Biasa!” tulis @marcklok.
    Dalam perayaan kemenangan Persib Bandung, Dedi mengimbau Bobotoh untuk tidak merayakan kemenangan ini secara berlebihan.
    “Euforianya jangan berlebihan, jaga keamanan, jaga ketertiban, jangan sampai ada kecelakaan. Persib juara, Bobotohnya juga harus selamat,” katanya seusai menghadiri kegiatan di Gedung Sate, Kota Bandung, Senin (5/5/2025) malam.
    Dia pun sangat gembira atas keberhasilan tim sepak bola kebanggaan masyarakat Jabar tersebut atas gelar back to back juara Liga 1.
    “Persib juara, Jawa Barat Istimewa,” katanya.
    Diketahui, Persib Bandung memastikan gelar juara Liga 1 berturut-turut setelah pertandingan Persebaya Surabaya vs Persik Kediri di Stadion Brawijaya Kediri berakhir dengan hasil imbang 3-3.
    Hasil tersebut meneguhkan posisi Persib Bandung berada di puncak papan klasemen Liga 1 2024/2025 dengan 64 poin.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Natalius Pigai Sebut Kebijakan Dedi Mulyadi Kirim Pelajar ke Barak Militer Tak Melanggar HAM – Page 3

    Natalius Pigai Sebut Kebijakan Dedi Mulyadi Kirim Pelajar ke Barak Militer Tak Melanggar HAM – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi mengirim sejumlah pelajar bermasalah ke barak militer. Menanggapi hal itu, Menteri Hak Asasi Manusia (HAM) Natalius Pigai menilai kebijakan tersebut bukanlah hukuman, melainkan bagian dari pendidikan pembentukan karakter, mental dan tanggung jawab. Jika demikian, kebijakan tersebut tidak menyalahi standard Hak Asasi Manusia.

    “Apa yang dilakukan Pemda Jabar tersebut bukan merupakan Corporal Punishment (hukuman) tetapi bagian dari pembentukan karakter, mental dan tanggung jawab anak. Maka tentu tidak menyalahi standard Hak Asasi Manusia,” kata Pigai seperti dikutip dari keterangan tertulis, Selasa (6/5/2025). 

    Hukuman, kata Pigai, merupakan penggunaan kekerasan fisik yang menyebabkan rasa sakit atau ketidaknyamanan pada anak. Bentuknya bisa beragam seperti memukul, menampar, atau menggunakan benda keras untuk memukul anak.

    “Ini kontroversial karena dampaknya yang negatif terhadap kesehatan fisik dan mental anak,” wanti Pigai.

    Namun Pigai percaya, tindakan dilakukan Gubernur Jawa Barat bukanlah demikian.

    “Sepanjang pendidikan menyangkut pembinaan mental, karakter dan nilai-nilai kedisiplinan. Maka hal tersebut sesuai dengan prinsip dan standar HAM,” dia menandasi.

    Sebagai informasi, Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi mengungkap rencana siswa dibina di barak militer bertujuan agar memperoleh pendidikan karakter yang akan bekerja sama dengan TNI dan Polri.

    Adapun menurut Dedi, rencana ini tak akan dijalankan secara serentak, namun bertahap ke daerah yang dianggap rawan.

    “Tidak harus langsung di 27 kabupaten/kota. Kita mulai dari daerah yang siap dan dianggap rawan terlebih dahulu, lalu bertahap,” kata Dedi.

    Nantinya, menurut Politikus Gerindra itu, para siswa akan mengikuti program itu di sekitar 30 hingga 40 barak khusus yang telah disiapkan oleh TNI. Para siswa, kata Dedi Mulyadi, bakal menjalani pendidikan selama 6 bulan di barak militer. Dedi membeberkan kriteria siswa yang bermasalah dan perlu dibina di barak militer.

    “Tukang tawuran, tukang mabok, tukang main mobile legend, yang kalau malam kemudian tidurnya tidak mau sore. Ke orang tua melawan. Melakukan pengancaman. Di sekolah bikin ribut. Bolos terus. Dari rumah berangkat ke sekolah, ke sekolah enggak sampai. Kan kita semua dulu pernah gitu ya,” beber Dedi.

  • Ogah Ikuti Dedi Mulyadi, Pramono Disebut Belum Punya Kebijakan Baru untuk Siswa Nakal Jakarta

    Ogah Ikuti Dedi Mulyadi, Pramono Disebut Belum Punya Kebijakan Baru untuk Siswa Nakal Jakarta

    Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Dionisius Arya Bima Suci

    TRIBUNJAKARTA.COM, GAMBIR – Dinas Pendidikan (Disdik) DKI Jakarta buka suara soal kebijakan Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi yang memasukan anak nakal ke barak militer.

    Plt Kepala Disdik DKI Jakarta, Sarjoko, bilang, sampai saat ini belum ada rencana pihaknya menerapkan kebijakan serupa.

    “Sementara ini belum ada (rencana masukan anak nakal ke barak),” ucapnya saat ditemui di Balai Kota Jakarta, Senin (6/5/2025).

    Sarjoko bilang, Disdik DKI Jakarta dalam setiap pengambilan keputusan selalu berkomunikasi dengan Gubernur Pramono Anung.

    Sampai saat ini pun belum ada arahan dari Pramono terkait kebijakan untuk mengatasi kenakalan remaja ini.

    “Itu menjadi bagian dari evaluasi kita bagaimana nanti kita menentukan arah kebijakan lebih lanjut. Tentu kami juga setiap kebijakan apapun nanti kami laporkan kepada pemimpin dulu,” ujarnya.

    Kebijakan Dedi Mulyadi Enggak Laku Buat Pramono

    Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung enggan banyak berkomentar soal gebrakan Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi terkait barak militer untuk pelajar bermasalah.

    Pramono pun menegaskan tak akan meniru cara Dedi Mulyadi dalam mengatasi masalah kenakalan remaja di ibu kota.

    “Jakarta punya kebijakan tersendiri, terima kasih,” ucapnya singkat saat ditemui di Balai Kota Jakarta, Jumat (2/5/2025).

    Meski demikian, Pramono tak menjelaskan lebih lanjut terkait program atau kebijakannya untuk mengantisipasi kenakalan remaja di Jakarta.

    Sebagai informasi tambahan, Gubernur Jawa Barat akan memulai uji coba pendidikan untuk pelajar SMA, SMK, MA ini pada awal Mei 2025 ini.

    Ada tiga kategori kenakalan remaja yang akan diprioritaskan mengikuti program ini, yaitu pelajar yang sulit dibina, pelajar yang terindikasi terlibat pergaulan bebas, serta pelajar yang terlibat tindakan kriminal.

    Bahkan, pelajar yang kecanduan game mobile legend juga bisa dimasukan dalam barak militer ala Dedi Mulyadi ini.

    “Tukang main mobile legend, yang kalau malam kemudian bangunnya sore,” ucapnya di Gedung DPR RI, Selasa (29/4/2025) kemarin.

    Menurut rencana, Dedi Mulyadi bakal menggandeng pihak TNI-Polri untuk menjalankan program pendidikan karakter bagi pelajar bermasalah ini.

    Peserta pendidikan militer ini nantinya akan dipilih berdasarkan kesepakatan antara orangtua dengan pihak sekolah.

    “Selama enam bulan siswa akan dibina di barak dan tidak mengikuti sekolah formal,” kata eks Bupati Purwakarta ini.

    Akses TribunJakarta.com di Google News atau WhatsApp Channel TribunJakarta.com. Pastikan Tribunners sudah install aplikasi WhatsApp ya