Tag: Dedi Mulyadi

  • Pesta Pernikahan Anaknya Telan Korban Jiwa, Dedi Mulyadi Siap Tanggung Jawab

    Pesta Pernikahan Anaknya Telan Korban Jiwa, Dedi Mulyadi Siap Tanggung Jawab

    Liputan6.com, Bandung – Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi mengaku siap bertanggung jawab menanggung biaya hidup keluarga korban yang meninggal dunia saat syukuran pernikahan putra sulungnya, Maula Akbar Mulyadi dan Wakil Bupati Garut, Putri Karlina.

    Diketahui, kegiatan panggung hiburan rakyat tersebut merupakan bagian dari rangkaian resepsi pernikahan Maula dan Putri yang digelar di kawasan pendopo Kabupaten Garut, Jawa Barat, pada Jumat, 18 Juli 2025.

    “Saya mendengar kabar kegiatan syukuran pernikahan Maula dan Putri bersama warga itu dikunjungi oleh jumlah orang yang sangat banyak, yang pada akhirnya menimbulkan korban jiwa,” kata Dedi dalam unggahan di akun Instagram @dedimulyadi71 pada Jumat, 18 Juli 2025.

    Dedi menyampaikan permohonan maaf dan duka yang mendalam atas terjadinya insiden tersebut. Dia berharap, pihak keluarga diberikan ketabahan.

    “Saya menyampaikan ucapan duka yang mendalam kepada keluarga yang ditinggalkan, semoga diterima iman Islam-nya, diampuni segala dosanya, dan ditempatkan di sisi Allah SWT. Untuk keluarga yang ditinggalkan, semoga diberikan ketabahan,” ujarnya.

    Dedi pun mengaku siap menanggung biaya hidup dari keluarga yang ditinggalkan, termasuk memastikan pendidikan dari anak-anak korban hingga perguruan tinggi.

    “Terhadap nasib dari keluarga yang ditinggalkan, baik itu suami, anak, maupun istri, saya bertanggung jawa terhadap kehidupan keluarganya, pendidikan anak-anaknya sampai perguruan tinggi,” ucap dia.

    Selain itu, Dedi juga memberikan uang duka sebesar Rp150 juta bagi keluarga korban. Menurut dia, santunan tersebut merupakan bentuk empati dari keluarganya.

    “Tanpa mengurangi rasa hormat, kami pun menyampaikan uang duka terhadap setiap keluarga masing-masing Rp150 juta rupiah. Hal ini sebagai bentuk empati dari kami, atas nama kedua mempelai. Untuk itu, mohon maaf yang sebesar-besarnya atas peristiwa tersebut,” tuturnya.

     

  • Pesta Rakyat Pernikahan Anaknya Berujung Petaka, Dedi Mulyadi: Saya Sudah Dua Kali Melarang

    Pesta Rakyat Pernikahan Anaknya Berujung Petaka, Dedi Mulyadi: Saya Sudah Dua Kali Melarang

    Liputan6.com, Bandung – Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi mengaku telah melarang anak sulungnya, Maula Akbar Mulyadi dan Wakil Bupati Garut, Putri Karlina untuk menggelar acara makan gratis yang melibatkan warga.

    Diketahui, kegiatan pesta rakyat yang digelar di kawasan pendopo Kabupaten Garut, Jawa Barat pada Jumat, 18 Juli 2025 itu berakhir ricuh dan menyebabkan tiga orang meninggal dunia.

    Kegiatan tersebut merupakan bagian dari rangkaian pesta pernikahan Maula dan Putri. Terkait itu, Dedi mengaku telah melarang diadakannya acara yang melibatkan warga. 

    “Sebenarnya kegiatan ini sudah disampaikan ke saya, dan saya melarang,” ucapnya kepada wartawan pada Jumat malam, 18 Juli 2025.

    Dedi mengatakan, dirinya hanya menyetujui beberapa kegiatan. Di antaranya resepsi dan pagelaran seni yang rencananya akan digelar pada malam harinya.

    “Saya hanya menyetujui dua kegiatan, yang pertama adalah kegiatan resepsi kemarin karena memang itu direncanakan. Yang kedua karena saya punya tradisi berkeliling ketemu warga dan acara pribadi saya bertemu warga Garut yaitu malam ini yang saya setujui. Dan sore hari, ada undangan internal kepala desa,” ujarnya.

    “Dan kemudian yang acara makan bersama warga ini, saya termasuk dua kali melarang. Saya bilang tidak boleh membuat kegiatan yang melibatkan warga karena nanti tidak akan bisa diprediksi jumlah yang hadir,” sambung Dedi.

    Meski kegiatan pesta rakyat tetap digelar tanpa persetujuan darinya, sebagai orangtua, Dedi mengaku akan tetap bertanggung jawab.

    Dia telah mendatangi keluarga korban dan memberi santunan sebesar Rp150 juta. Sementara atas nama mempelai, santunan yang diberikan sebesar Rp100 juta.

    “Ya sudahlah walau pun itu dilarang dan tanpa sepengtahuan orangtuanya tetap dilaksanakan, sebagai orangtua, harus bertanggung jawab terhadap apa yang dilakukan oleh anaknya,” tandasnya.

    Penulis: Arby Salim

     

    3 Jamaah Sholat Idul Fitri di Alun-Alun Pemalang Meninggal Tertimpa Pohon Tumbang

  • Dedi Mulyadi Mengaku Tak Tahu Soal Acara Pesta Rakyat di Pernikahan Anaknya

    Dedi Mulyadi Mengaku Tak Tahu Soal Acara Pesta Rakyat di Pernikahan Anaknya

    Liputan6.com, Bandung – Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi mengaku tidak mengetahui adanya pesta rakyat dalam rangkaian acara pernikahan putra sulungnya, Maula Akbar Mulyadi dan Wakil Bupati Garut, Putri Karlina.

    “Saya tidak tahu ada acara itu. Saya tahu nanti malam ada acara,” kata Dedi Mulyadi saat menghadiri Sunda Karsa Fest di Trans Studio Mall, Kota Bandung pada Jumat, 18 Juli 2025.

    Diketahui, acara syukuran pernikahan yang digelar di kawasan pendopo Kabupaten Garut pada Jumat, 18 Juli 2025 ini berakhir ricuh hingga menelan korban jiwa.

    “Masyarakat yang berdesak-desakan makan di tempat pengantin. Jumlahnya sangat banyak, saya tidak tahu,” ucap Dedi.

    Dedi pun mengucapkan permohonan maaf dan duka yang mendalam atas terjadinya insiden tersebut. “Mudah-mudahan (korban) diterima iman Islam-nya, diampuni segala dosanya, dan diterima di sisi Allah SWT,” tutur dia.

    Saat ini, Dedi mengaku telah memerintahkan stafnya untuk mendatangi keluarga korban dan memberikan sejumlah uang santunan.

    “Dan barusan saya sudah meminta staf saya untuk memberikan santunan Rp150 juta per keluarga karena ini bagian dari empati saya kepada keluarga,” ujarnya.

     

    Kecelakaan Maut Truk Rem Blong Tabrak Angkot Rombongan Guru, 11 Orang Meninggal

  • Duduk Perkara Tragedi Pesta Rakyat Pernikahan Anak Dedi Mulyadi: 3 Tewas, Unsur Kelalaian Ditelusuri
                
                    
                        
                            Bandung
                        
                        19 Juli 2025

    Duduk Perkara Tragedi Pesta Rakyat Pernikahan Anak Dedi Mulyadi: 3 Tewas, Unsur Kelalaian Ditelusuri Bandung 19 Juli 2025

    Duduk Perkara Tragedi Pesta Rakyat Pernikahan Anak Dedi Mulyadi: 3 Tewas, Unsur Kelalaian Ditelusuri
    Editor

    BANDUNG, KOMPAS.com
    – Suasana riuh
    Pesta Rakyat
    pernikahan Anak Gubernur Jabar
    Dedi Mulyadi
    , Maula Akbar dengan
    Putri Karlina
    di Alun-alun
    Garut
    berujung duka. Sebanyak 3 orang tewas, Jumat (18/7/2025).
    Ketiga korban terdiri dari Vania Aprilia (8), warga Kelurahan Sukamentri, Garut. Kedua, Dewi Jubaedah (61), warga Jakarta Utara. Ketiga Bripka Cecep Saeful Bahri (39), anggota Polres Garut.
    Dua warga sipil tersebut meninggal akibat berdesakan saat mengantre makan gratis.

    “Ia itu anak saya yang meninggal,” tutur Mela Putri, ibunda Vania, lirih di RSUD dr Slamet Garut.
    Menurut pantauan, warga mulai memadati area sejak usai salat Jumat, mengantre di dua gerbang pendopo untuk mendapat makanan gratis.
    Situasi tak terkendali saat kerumunan berdesakan, hingga menyebabkan korban terinjak-injak.
    Bripka Cecep yang bertugas mengamankan acara bahkan ikut membantu evakuasi warga pingsan. Setelah situasi kondusif, ia duduk beristirahat namun mendadak pingsan dan dinyatakan meninggal.
    “Anggota kami itu telah gugur atas nama Cecep, anggota Bhabinkamtibmas Polsek di Polres Garut,” kata Kepala Bidang Humas Polda Jabar, Kombes Hendra Rochmawan.
    Gubernur Dedi Mulyadi menyampaikan permohonan maaf atas insiden yang menewaskan tiga orang.
    “Saya menyampaikan turut berduka cita, semoga almarhum dan almarhumah diterima iman Islamnya, diampuni segala dosanya, dan ditempatkan di tempat yang mulia di sisi Allah SWT,” ujarnya di Bandung, Jumat.
    Dedi mengaku tidak mengetahui detail acara siang itu berbentuk syukuran makan bersama warga.
    “Saya tidak tahu bahwa ada acara syukuran bersama warga, kemudian warga diundang makan bersama. Tetapi karena peristiwanya sudah terjadi, maka saya menyampaikan permohonan maaf yang sebesar-besarnya,” katanya.
    Dedi juga mengutus staf untuk menemui keluarga korban dan menyerahkan uang duka masing-masing Rp150 juta.
    “Hari ini staf saya sudah berangkat semuanya untuk menemui seluruh keluarga korban dan menyampaikan uang duka dari saya sebagai Gubernur
    Jawa Barat
    ,” ujarnya.
    Ia mengingatkan agar penyelenggara acara ke depan memperhatikan kapasitas tempat dan pengamanan.
    “Ke depan ini menjadi pembelajaran penting bagi siapapun, termasuk keluarga saya sendiri. Kalau buat acara itu harus diperhitungkan berbagai kemungkinan,” tegasnya.
    Kepolisian Daerah (Polda) Jawa Barat menyelidiki penyebab tragedi
    pesta rakyat
    yang merupakan rangkaian pernikahan Maula Akbar dan Putri Karlina.
    “Karena ada orang yang meninggal, ada peristiwa yang menimbulkan gangguan, secara teknis polisi akan melakukan penyelidikan untuk mengungkap apakah ada unsur kelalaian atau tidak dan nanti siapa yang paling bertanggung jawab,” kata Kapolda Jabar Irjen Pol Rudi Setiawan di Mapolres Garut.
    Rudi menyebut lebih dari 400 personel TNI-Polri sudah dikerahkan dengan prosedur pengamanan yang sesuai.
    “Prosedur (pengamanan) yang saya dalami, semuanya sudah dilakukan,” ujarnya.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Tragis, Bripka Cecep Saeful Bahri jadi Korban Pesta Maut Anak Dedi Mulyadi, Sempat Angkat Warga Pingsan

    Tragis, Bripka Cecep Saeful Bahri jadi Korban Pesta Maut Anak Dedi Mulyadi, Sempat Angkat Warga Pingsan

    GELORA.CO – Bripka Cecep Saeful Bahri bisa dikatakan sosok polisi berdedikasi tinggi. Bintara polisi ini meninggal dunia usai kelelahan membantu warga yang terhimpit dan berdesakan di alun-alun Garut.

    Pesta rakyat anak Gubernur Jabar Dedi Mulyadi (KDM) di alun-alun Garut berujung maut, tiga orang tewas, dua warga sipil dan satu aparat polisi.

    Dua warga sipil yang meninggal diduga karena terinjak dan kehabisan oksigen akibat terhimpit. Sementara anggota Polres Garut Bripka Cecep diduga kelelahan usai menolong para korban.

    Bripka Cecep sehari-hari bertugas sebagai Bhabinkamtibmas Polsek Garut Kota.

    Kabid Humas Polda Jabar Kombes Hendra Rochmawan mengungkapkan bahwa Bripka Cecep sempat terlihat sibuk membantu warga yang terhimpit dalam kerumunan besar. Ia bahkan ikut mengangkat warga yang pingsan karena kehabisan oksigen saat terhimpit.

    “Yang bersangkutan terlihat membantu mengatur jalur masuk tamu undangan, termasuk mengangkat orang yang pingsan karena dorong-dorongan di pintu masuk ke pendopo,” ujar Kombes Hendra.

    Setelah situasi relatif terkendali dan arus tamu mulai tertib, Bripka Cecep mengambil waktu sejenak untuk duduk beristirahat di sekitar alun-alun.

    Namun secara mendadak dia pingsan dan tak sadarkan diri. Belum diketahui apa penyebab pasti Bripka Cecep meninggal apakah serangan jantung atau karena kelelahan.

    “Ketika sedang duduk istirahat, Bripka Cecep tiba-tiba pingsan. Beliau dinyatakan meninggal dunia di lokasi kejadian sebelum sempat dibawa ke rumah sakit,” ungkapnya.

    Berikut identitas tiga orang yang meninggal di pesta rakyat Garut anak KDM.

    1. Vania Aprilia (8) warga Kelurahan Sukamentri, Kecamatan Garut Kota, Garut.

    2. Dewi Jubaeda (61) nenek lansia warga Garut.

    3. Bripka Cecep Saeful Bahri (39) anggota Polres Garut.

    Pernikahan anggota DPRD Jawa Barat Maula Akbar akan KDM dengan Wakil Bupati Garut Putri Karlina, salah satu rangkaiannya adalah acara makan gratis dan hiburan di Alun-alun Kabupaten Garut, Jumat, 18 Juli 2025.

    Maula Akbar merupakan putra tertua Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi (KDM). Sedangkan Putri Karlina adalah putri dari Kapolda Metro Jaya Irjen (Pol) Karyoto.***

  • Pesta Pernikahan Anak Dedi Mulyadi Berujung Tragis, 3 Tewas, 26 Orang Dirawat – Page 3

    Pesta Pernikahan Anak Dedi Mulyadi Berujung Tragis, 3 Tewas, 26 Orang Dirawat – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta Pesta rakyat pernikahan Wakil Bupati Garut, Luthfianisa Putri Karlina, dengan Maula Akbar Mulyadi Putra, putra sulung Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi berlangsung tragis.

    Sebanyak tiga orang tewas, terdiri dari dua warga sipil dan satu anggota Polres Garut, serta puluhan warga menjadi korban dalam hajat rakyat pernikahan anak dua tokoh berpengaruh di Jawa Barat itu.

    “Laporan dari Dinas Kesehatan ada 26 orang, dan tiga orang di dalamnya meninggal dunia,” ujar Bupati Garut, Abdisy Syakur Amin, di Gedung Bakorwil, Jumat (18/7/2025).

    Menurut Syakur, peristiwa itu cukup mengagetkan masyarakat yang tengah menikmati pesta rakyat pernikahan Wabup Garut Luthfianisa Putri Karlina, terlebih jumlah korban cukup banyak.

    “Dari jumlah itu sebagian sudah pulang, ada juga yang dirawat dan semua biaya di-cover pemerintah daerah Garut,” kata Syakur.

    Syakur menyatakan, berdasarkan laporan Dinas Kesehatan sebagian besar korban pingsan karena kekurangan oksigen akibat berdesakaan.

    “Kalau anggota polisi itu mungkin karena mengamankan mungkin terjatuh dan juga terinjak-injak,” ujar Syakur.

    Kapolres Garut Yugi Bayu Hendarto membenarkan anggota wafat saat tengah melaksanakan tugas untuk mengamankan acara pernikahan dan memberikan pertolongan bagi masyarakat.

    “Informasi yang kami terima, Bripka Cecep sedang mengevakuasi korban-korban yang pingsan ke dalam mobil ambulans, tapi ternyata beliau sendiri pingsan kemudian dibawa ke rumah sakit dan ternyata sudah meninggal,” kata Yugi.

    Diketahui, hajat pesta rakyat pernikahan anak Dedi Mulyadi dengan putri Kapolda Metro Jaya Irjen Karyoto di kawasan pendopo Kabupaten Garut, Jawa Barat, Jumat (18/7/2025), berakhir tragis. Tingginya animo masyarakat terhadap kegiatan itu menyebabkan petugas kewalahan membendung kehadiran warga.

    Alhasil, penumpukan pengunjung yang berujung saling dorong tidak terelakkan hingga akhirnya menimbulkan korban jiwa.

    Kejadian mengejutkan terjadi dalam sebuah acara yang dihadiri Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi di Cibitung, Bekasi. KDM yang hendak naik ke atas panggung disiram air oleh salah satu penonton.

  • 3 Orang Tewas, Polda Jabar Selidiki Pesta Rakyat Nikahan Anak KDM dan Wabup Garut
                
                    
                        
                            Bandung
                        
                        18 Juli 2025

    3 Orang Tewas, Polda Jabar Selidiki Pesta Rakyat Nikahan Anak KDM dan Wabup Garut Bandung 18 Juli 2025

    3 Orang Tewas, Polda Jabar Selidiki Pesta Rakyat Nikahan Anak KDM dan Wabup Garut
    Tim Redaksi
    GARUT, KOMPAS.com
    – Kepolisian Daerah (Polda) Jawa Barat menyelidiki acara pesta rakyat di Garut yang membuat 3 orang meninggal dunia.
    Pesta rakyat tersebut merupakan rangkaian pernikahan anak Gubernur Jawa Barat
    Dedi Mulyadi
    ,
    Maula Akbar
    dan
    Putri Karlina
    yang juga Wakil Bupati Garut. Acara itu berlangsung pada Jumat (18/8/2025) sore di Pendopo Garut.
    “Karena ada orang yang meninggal, ada peristiwa yang menimbulkan gangguan, secara teknis polisi akan melakukan penyelidikan untuk mengungkap apakah ada unsur kelalaian atau tidak dan nanti siapa yang paling bertanggung jawab,” ujar Kapolda Jawa Barat Irjen Pol Rudi Setiawan saat memberikan keterangan di Mapolres Garut pada Jumat (28/7/2025) malam.
    Rudi menegaskan, pihaknya akan mendalami dan menginvestigasi bagaimana peristiwa pesta rakyat tersebut bisa menyebabkan tiga orang meninggal dunia.
    “Tadi kami sudah mempelajari semua dengan internal Polres Garut,” ujarnya.
    Ia menjelaskan, aparat kepolisian biasanya melakukan pengamanan dalam setiap kegiatan masyarakat.
    Polres Garut telah diinstruksikan untuk mengamankan rangkaian acara pernikahan tersebut atas permintaan Pemerintah Kabupaten Garut.
    “Dari bagian perizinan telah mengeluarkan perkiraan potensi gangguan, telah dibuat rencana pengamanan,” tambah Rudi.
    Menurutnya, lebih dari 400 personel TNI-Polri dikerahkan untuk melakukan pengamanan, dan semua telah diberikan arahan terkait prosedur pengamanan.
    “Prosedur (pengamanan) yang saya dalami, semuanya sudah dilakukan,” pungkasnya.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Pesta Nikahan Anak Dedi Mulyadi Chaos, 3 Orang Dikabarkan Meninggal Dunia

    Pesta Nikahan Anak Dedi Mulyadi Chaos, 3 Orang Dikabarkan Meninggal Dunia

    GELORA.CO -Pesta rakyat sebagai rangkaian pernikahan Wakil Bupati Garut, Putri Karlina dengan Maula Akbar Mulyadi Putra di Lapangan Oto Iskandar Dinata atau dikenal sebagai Alun-Alun Garut berujung petaka.

    Pesta pernikahan anak Gubernur Jabar Dedi Mulyadi dan Kapolda Metro Jaya Irjen Karyoto ini chaos. Tiga orang dikabarkan meninggal dunia akibat desak-desakan pada Jumat siang, 18 Juli 2025.

    Selepas Salat Jumat, warga sekitar sudah berkumpul hingga desak-desakan menuju area pendopo sebagai lokasi acara.

    Akibatnya, tiga orang dikabarkan meninggal dunia, termasuk satu anggota kepolisian Polres Garut saat mengawal acara. Ketiga korban jiwa kemudian dibawa ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr Slamet Garut.

    Selain korban jiwa, beberapa warga juga dilaporkan mengalami luka-luka akibat terinjak-injak warga lain saat acara.

    Hingga saat ini, belum ada keterangan resmi dari pihak kepolisian maupun pemerintah daerah setempat. 

  • Polisi Garut Meninggal, Saat Amankan Pesta Rakyat Anak KDM dan Wakil Bupati Garut

    Polisi Garut Meninggal, Saat Amankan Pesta Rakyat Anak KDM dan Wakil Bupati Garut

    Bisnis.com, JAKARTA – Kapolsek Garut Kota AKP Zainuri membeberkan bahwa ada personil Polres Garut meninggal dunia saat sedang melaksanakan perintah pengamanan Pesta Rakyat pada acara pernikahan Wakil Bupati Garut dan anak Gubernur Jabar.

    Sebagai informasi, putra sulung Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi atau KDM, Maula Akbar menikah dengan Wakil Bupati Garut bernama Luthfianisa Putri Karlina. Dua tokoh penting di Jawa Barat menikah menjadi sorotan penduduk setempat.

    “Innalillahi Wainalillahi telah berpulang ke Rammatullah Bripka Cecep Saeful Bahri S.H pada saat melaksanakan Pengamanan Pesta Rakyat pada acara Syukuran pernikahan Wakil Bupati Garut,” dikutip dari siaran resmi, Jumat (18/7/2025).

    Kronoligis Polisi Meninggal di Pesta Rakyat 

    1. Bripka Cecep [alm] melaksanakan tugas jaga pengamanan di pintu barat Area Pendopo. Lalu mengatur antrian masyarakat yang berdatangan 

    2. Kemudian almarhum Cecep mengalami pingsan atau tidak sadarkan diri

    3. Saat Bripka Cecep pingsan, dia langsung dilarikan ke Rumah Sakit TNI Guntur

    4. Setibanya di RS, Bripka Cecep sempat mendapat perawatan dan tidak lama kemudian dinyatakan meninggal dunia.

    Dalam catatan Bisnis.com, ada 3 orang meninggal dunia dalam kericuhan yang terjadi saat acara hiburan rakyat dalam rangka pernikahan anak Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi dan Wakil Bupati Garut Luthfianisa Putri Karlina. 

    Insiden berlangsung di Lapangan Oto Iskandar Dinata, Kecamatan Garut Kota, Jumat (18/7/2025) siang, sekira pukul 13.00 WIB.

    Berdasarkan informasi yang dihimpun di lapangan, ribuan warga telah memadati lokasi sejak pagi hari. Namun kepadatan mencapai puncaknya usai salat Jumat. 

    Tidak adanya sistem pengaturan massa menyebabkan terjadinya desak-desakan yang menyebabkan belasan orang pingsan dan tiga korban jiwa.

    Salah seorang pedagang setempat, Nelis, menyebutkan, dia telah melihat tanda-tanda kepadatan sejak pagi. “Dari jam sembilan sudah ramai, tapi makin padat siang hari. Banyak yang pingsan karena sesak,” kata Nelis, Jumat (18/7/2025).

    Menurut Nelis, beberapa ambulans hilir mudik mengangkut warga yang jatuh pingsan. Dia bahkan membantu mengangkat salah satu korban, seorang anak kecil yang ditemukan dalam kondisi tak sadarkan diri di tengah kerumunan.

  • Wamendikdasmen Soal Rombel 50 Siswa ala Dedi Mulyadi: Sifatnya Makruh, Sebaiknya Tak Dilakukan

    Wamendikdasmen Soal Rombel 50 Siswa ala Dedi Mulyadi: Sifatnya Makruh, Sebaiknya Tak Dilakukan

    Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi mengatakan kebijakan satu kelas diisi maksimal 50 orang siswa untuk tingkat SMA dan SMK negeri hanya berlaku sementara. 

    “Kalimatnya maksimal, artinya bisa dalam setiap kelas itu 30, bisa 35, bisa 40,” kata Dedi dalam unggahan di akun Instagram @dedimulyadi71 pada Kamis, 3 Juli 2025.

    Ke depannya, jumlah siswa per kelas akan tetap dibatasi menjadi 30 hingga 35 orang siswa. Sebab, kata Dedi, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat akan membangun ruang kelas baru untuk menampung seluruh siswa.

    “Nanti dalam tahun ajaran berikutnya, dalam semester berikutnya, Pemerintah Provinsi Jawa Barat pasti membangun ruang kelas baru. Nah, ruang kelas baru ini bisa menurunkan kembali jumlah siswanya,” ucap Dedi.

    “Misalnya karena banyaknya minat masuk ke sekolah akhirnya menerimanya 50 dalam setiap kelas, nanti dibangun ruang kelas baru sehingga kembali lagi menjadi 30 atau 35,” sambungnya.

    Dedi mengungkap, kebijakan tersebut diberlakukan untuk mencegah anak-anak putus sekolah karena tidak mampu secara ekonomi.

    “Ini darurat, karena daripada rakyat tidak sekolah lebih baik bersekolah. Daripada mereka nongkrong di pinggir jalan, kemudian berbuat sesuatu yang tidak sesuai dengan usianya, walaupun sekolahnya sederhana,” tutur dia.

    Tidak mampu secara ekonomi itu, menurut Dedi, bukan sekadar tak mampu membayar biaya sekolah per bulan, melainkan pula memenuhi biaya untuk berangkat ke sekolah.

    “Apabila di daerah tersebut banyak siswa yang dekat dengan sekolahnya, punya kemampuan ekonomi rendah sehingga ketika tidak diterima oleh sekolah negeri maka dia akan putus sekolah karena ketidakmampuannya,” ucap Dedi.

    “Bisa saja dia bisa membayar tiap bulanan karena tidak begitu mahal, misalnya bayaran bulanannya Rp200 ribu atau Rp300 ribu, tetapi misal dia berat di ongkos menuju sekolahnya maka Pemerintah Provinsi Jawa Barat mengambil kebijakan daripada anak Jawa Barat tidak sekolah ya lebih baik sekolah, walaupun di sekolah tersebut kelasnya 50,” lanjutnya.

    Di sisi lain, Dedi menegaskan bahwa Pemprov Jawa Barat akan memastikan seluruh anak-anak usia sekolah mendapatkan akses pendidikan.

    “Negara meminta rakyat sekolah, maka negara tidak boleh menelantarkan rakyatnya sehingga tidak bersekolah jangan sampai warga mendaftar capek-capek ingin sekolah, tapi negara tidak mampu memfasilitasi. Maka saya sebagai gubernur Jawa Barat bertanggung jawab atas pendidikan, dan saya tidak menginginkan anak-anak di Jawa Barat putus sekolah,” tandasnya.

     

    Penulis: Arby Salim