Tag: Dedi Mulyadi

  • Saat Keempat Paslon Soal Budaya di Debat Publik Putaran Kedua Pilgub Jabar

    Saat Keempat Paslon Soal Budaya di Debat Publik Putaran Kedua Pilgub Jabar

    Paslon nomor urut tiga Ahmad Syaikhu-Ilham Habibie menyoroti keunikan batik Mega Mendung sebagai salah satu identitas budaya masyarakat di Cirebon.

    Menurut mereka, pelestarian budaya lokal dapat memperkuat daya tarik bagi Provinsi Jawa Barat, baik di tingkat nasional maupun internasional.

    “Tentunkami juga sangat menghormati dan mencintai budaya di Kota Cirebon. Di mana Cirebon adalah kota batik, dengan daerah Trusmi yang terkenal dan batik Cirebon ini punya kekhasan yaitu motif Mega Mendung,” kata Ahmad Syaikhu.

    Terakhir, paslon nomor urut empat Dedi Mulyadi-Erwan Setiawan menjelaskan ada empat elemen yang memperkuat identitas budaya di Jabar yaitu bahasa, makanan, fesyen dan seni.

    Menurutnya, pemanfaatan teknologi digital di Jabar, untuk mendukung promosi dan pemasaran produk yang dihasilkan dari adanya budaya tradisional.

    “Keempat elemen ini harus mendapat ruang di era digital agar produk masyarakat tradisi dapat diakses lebih luas dan memberikan manfaat ekonomi,” ungkap Dedi Mulyadi.

    Keempat paslon sepakat bahwa pelestarian budaya dan pengembangan industri kreatif, dapat berjalan seiring untuk memperkuat identitas daerah sekaligus mendorong kesejahteraan masyarakat di Jabar.

  • Viral di TikTok! Prediksi Pilkada, Dikdik-Bagja Favorit di Cimahi!

    Viral di TikTok! Prediksi Pilkada, Dikdik-Bagja Favorit di Cimahi!

    JABAR EKSPRES – Media sosial TikTok baru-baru ini dihebohkan dengan viralnya prediksi pemenang Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) di Jawa Barat 2024.

    Dalam tayangan yang beredar luas, akun TikTok @reysalff menampilkan prediksi untuk berbagai daerah, mulai dari pasangan calon Gubernur-Wakil Gubernur, hingga Bupati-Wakil Bupati dan Walikota-Wakil Walikota.

    Dikutip dari akun tersebut, prediksi pemenang Pilkada di Jawa Barat ini didasarkan pada hasil survei, popularitas, dan preferensi masyarakat.

    “Prediksi pemenang bupati/walikota di Jabar,” tulis akun TikTok @reysalff dalam captionnya.

    BACA JUGA:Tanah Longsor di Kabupaten Ciamis Rusak Satu Rumah Warga 

    Dalam konten tersebut, pasangan calon Gubernur-Wakil Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi-Erwan Setiawan, terlihat sebagai pasangan nomor urut 4 yang diprediksi akan menang.

    Sementara itu, untuk Pilkada Cimahi, pasangan calon Walikota-Wakil Walikota nomor urut 1, Dikdik S Nugrahawan-Bagja Setiawan, juga disebutkan sebagai pemenang.

    Selain itu, konten tersebut juga menampilkan prediksi untuk beberapa daerah lainnya, seperti pasangan Hengky Kurniawan-Ade Sudrajat yang diprediksi menang di Kabupaten Bandung Barat, serta Achmad Fahmi-Dida Sembada di Kota Sukabumi.

    Hingga berita ini diturunkan, konten yang dipublikasikan oleh akun TikTok @reysalff ini telah ditonton sebanyak 477,1 ribu kali, mendapat 5.938 like, dan dikomentari oleh 762 pengguna.

    BACA JUGA:Lewat Bandung Link dan Kantung Parkir Vertikal, Dandan-Arif Ingin Wujudkan Transportasi Berkeadilan 

    Menanggapi prediksi yang viral tersebut, Calon Walikota Cimahi, Dikdik S Nugrahawan, mengaku merasa gembira dengan hasil prediksi yang menempatkan dirinya dan Bagja Setiawan sebagai pasangan yang akan menang di Pilkada Cimahi.

    “Alhamdulillah, kami pasangan Dikdik-Bagja termasuk dalam prediksi pasangan yang akan menang dalam Pilkada,” ungkap Dikdik kepada wartawan baru-baru ini.

    Dikdik menambahkan bahwa dirinya tidak mengenal pembuat konten tersebut dan tidak mengetahui adanya survei yang menjadi dasar prediksi itu.

    “Mungkin pembuat konten ini sudah memiliki survei yang independen sehingga berani mempublikasikannya melalui medsos,” tambahnya.

    BACA JUGA:PADI Rilis Hasil Survei Pilkada Cimahi, Paslon Ngatiyana-Adhitia Ungguli Dua Paslon Lainnya

    Meski merasa positif atas prediksi tersebut, Dikdik menegaskan bahwa ia tidak akan jemawa. Ia mengingatkan bahwa keputusan akhir tetap berada di tangan masyarakat yang akan menentukan pilihan mereka di Tempat Pemungutan Suara (TPS) pada 27 November 2024 nanti.

  • Tanggapi Survei Litbang Kompas, Dedi Mulyadi Berterima Kasih pada Warga Jabar
                
                    
                        
                            Bandung
                        
                        16 November 2024

    Tanggapi Survei Litbang Kompas, Dedi Mulyadi Berterima Kasih pada Warga Jabar Bandung 16 November 2024

    Tanggapi Survei Litbang Kompas, Dedi Mulyadi Berterima Kasih pada Warga Jabar
    Tim Redaksi
    CIREBON, KOMPAS.com

    Dedi Mulyadi
    , calon gubernur
    Jawa Barat
    nomor urut 4, menyampaikan rasa terima kasih kepada warga Jawa Barat yang telah memberikan kepercayaan dengan memilih nomor urut empat dalam berbagai survei.
    Hal ini diungkapkan Dedi saat ditemui sebelum debat kedua di Cirebon, Sabtu (16/11/2024) malam.
    “Ini melahirkan
    kepercayaan publik
    dan memberikan peluang serta harapan untuk memimpin Jawa Barat,” kata Dedi.
    Ia menilai, kepercayaan yang tecermin dalam hasil survei adalah potensi harapan bagi pemimpin Jawa Barat yang akan datang.
    Dedi mengacu pada
    survei Litbang Kompas
    yang menempatkan pasangan nomor urut empat dengan nilai 65 persen.
    Menurutnya, angka tersebut mencerminkan kehidupan sosial yang telah dibangunnya sejak lama.
    “Saya telah lama membangun gerakan sosial dan hadir di tengah masyarakat. Kegiatan sosial ini memberikan manfaat kepada banyak warga, terutama mereka yang membutuhkan bantuan,” jelasnya.
    Meskipun hasil survei menunjukkan angka yang positif, Dedi mengaku tidak terlalu terikat dengan hasil tersebut. Ia berkomitmen terus memberikan manfaat kepada masyarakat melalui berbagai kegiatan sosial.
    Dedi berharap bahwa kepercayaan yang diberikan masyarakat saat ini dapat meningkat menjelang pemungutan suara mendatang.
    Copyright 2008 – 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Simak Visi Misi 4 Paslon di Pilgub Jabar 2024 dalam Debat Kedua

    Simak Visi Misi 4 Paslon di Pilgub Jabar 2024 dalam Debat Kedua

    Jakarta

    Debat kedua Pilgub Jawa Barat 2024 digelar di Hotel Patra, Cirebon. Keempat paslon menyampaikan visi misinya dalam memimpin Jabar nantinya.

    Dilansir detikJabar, Sabtu (16/11/2024), paslon nomor urut 1 Acep Adang Ruhiat-Gitalis Dwinatarina memaparkan visi dan misi untuk mewujudkan Jawa Barat yang inovatif dan aman. Pasangan ini memperkenalkan visi Jabar Bahagia yang di bidang kebudayaan berfokus pada penguatan karakter masyarakat Jawa Barat.

    Acep menyebutkan bahwa visi ini bertujuan membangun masyarakat yang berbudaya, berkarakter, dan mampu berkontribusi positif pada negara. Mereka berharap dari konsep ini bisa menciptakan Jawa Barat yang baldatun thayyibatun wa rabbun ghafur, sebuah negeri yang baik dan damai.

    Lalu, paslon nomor urut 2 Jeje Wiradinata-Ronal Surapradja memaparkan visi mereka untuk mewujudkan Jawa Barat yang lebih adil, makmur, dan lestari melalui konsep “Jabar untuk Semua.” Konsep ini menekankan pembangunan yang berpijak pada kekuatan setiap kabupaten dan kota di Jawa Barat, dengan tujuan menjadikan keberagaman budaya dan potensi daerah sebagai keunggulan komparatif yang mendukung daya saing provinsi.

    Pasangan ini percaya bahwa konektivitas antarkabupaten dan kota perlu ditingkatkan agar setiap daerah dapat saling mendukung dan memanfaatkan potensi masing-masing secara optimal. Dengan mengedepankan keadilan, keberagaman, dan prinsip keseimbangan dalam pembangunan, Jeje-Ronal berharap dapat mewujudkan Jawa Barat yang ‘Gemah Ripah Repeh Rapih’.

    Kemudian, paslon nomor urut 3 Ahmad Syaikhu-Ilham Habibie mengawali dengan pemaparan Syaikhu soal angka perceraian di Jawa Barat dalam debat kedua Pilgub Jabar 2024. Ia mengungkapkan visinya untuk menjadikan Jawa Barat sebagai daerah yang “gemah ripah repeh rapih,” yaitu lingkungan yang damai, makmur, dan tertata dengan baik. Prinsip ‘repeh’ (rukun) menjadi kunci dalam membangun harmoni sosial di masyarakat.

    Terakhir, paslon nomor urut 4 Dedi Mulyadi-Erwan Setiawan memaparkan visi dan misinya dengan mengedepankan konsep “sosiologi kebudayaan Sunda” sebagai dasar pembangunan yang sejalan dengan identitas masyarakat Jawa Barat.

    Menurut Dedi, masyarakat Jawa Barat memiliki kekayaan budaya yang tercermin dalam pepatah Sunda seperti ciri sabumi cara sadesa, jawadah tutung biritna, sacarana sacarana, lain tepak sejen igel, yang menekankan keunikan dan kearifan lokal di setiap wilayah. Konsep ini, lanjut Dedi, menekankan persenyawaan masyarakat dengan elemen alam seperti tanah, air, matahari, dan udara, yang melahirkan empat aspek budaya: bahasa, makanan, pakaian, dan seni.

    (azh/azh)

  • Survei Dedi – Erwan Moncer di Pilgub Jabar, Ace Hasan Syadzily: Optimis Menang!

    Survei Dedi – Erwan Moncer di Pilgub Jabar, Ace Hasan Syadzily: Optimis Menang!

    JABAR EKSPRES  – Ketua DPD Partai Golkar Provinsi Jawa Barat (Jabar), Tubagus Ace Hasan Syadzily optimis jagoannya Dedi Mulyadi – Erwan Setiawan bisa memenangkan Pemilihan Gubernur (Pilgub) Jabar pada tanggal 27 November 2024 nanti.

    Dari hasil survei, pasangan Dedi Mulyadi-Erwan Setiawan masih menunjukan tren positif yakni berada di atas 70 persen.

    “Semua (hasil survei) menunjukan angka di atas 70 persen. Sehingga ini menunjukkan bahwa memang pasangan Dedi-Erwan memiliki tren yang baik, dan Insyaallah tanpa mendahului takdir, kita akan petik kemenangan pada tanggal 27 November nanti,” ujar Ace saat ditemui di Saparua, Kota Bandung, Sabtu (16/11).

    Agar tren positif ini dapat terjaga dengan baik, Ace memiliki strategi khusus guna memenangkan pasangan Dedi-Erwan di pencoblosan nanti.

    Dia menyebut DPD Partai Golkar Jabar telah meminta kepada seluruh kadernya untuk bahu-membahu memenangkan pasangan Dedi-Erwan.

    “Minimal target di 16 Kabupaten/kota (menang). Sehingga kami meminta kepada seluruh kader Golkar agar tetap menjaga trend positif ini sampai hari H (pencoblosan),” ucapnya.

    Maka dengan adanya hal ini, Ace berharap pada saat pencoblosan nanti pasangan Dedi-Erwan dapat memenangkan Pilgub Jabar.

    “Mudah-mudahan bisa terus konsisten sesuai dengan trend yang saat ini berlangsung di masyarakat,” pungkasnya. (San).

  • Survei Litbang Kompas Pilkada Jabar: Elektabilitas Dedi-Erwan 65%, Unggul Telak!

    Survei Litbang Kompas Pilkada Jabar: Elektabilitas Dedi-Erwan 65%, Unggul Telak!

    Bisnis.com, JAKARTA — Litbang Kompas merilis publikasi atau hasil survei terbaru Pilkada Jawa Barat (Pilkada Jabar) 2024. Hasilnya menunjukkan elektabilitas pasangan calon (paslon) nomor urut 4 Dedi Mulyadi-Erwan Setiawan unggul telak dibandingkan tiga paslon lainnya.

    Berdasarkan survei yang dilakukan pada 1-9 November 2024 dengan 630 responden, pasangan Dedi Mulyadi-Erwan Setiawan memperoleh elektabilitas sebesar 65%. Sementara itu, di posisi selanjutnya ada pasangan Ahmad Syaiku-Ilham Habibie yang memperoleh elektabilitas sebesar 9%.

    Posisi ketiga ditempati oleh pasangan Jeje Wiradinata-Ronal Surapradja dengan elektabilitas sebesar 4,6%. Terakhir, posisi ditempati oleh pasangan Acep Adang Ruhiyat-Gitalis Dwi Natarina dengan elektabilitas sebesar 4,1%. Adapun, responden yang belum menentukan pilihannya sebesar 17,3%.

    Selanjutnya, tingkat pengenalan atau popularitas dari keempat paslon, rata-rata responden banyak tahu dengan pasangan Dedi Mulyadi-Erwan Setiawan. Sementara itu, lebih dari 50% responden menyatakan tidak mengetahui ketiga paslon lainnya.

    Ada 36,9% responden menyatakan sangat mengenal Dedi Mulyadi-Erwan Setiawan dan 50,2% menyatakan ‘sekadar tahu’. Sementara itu, ada 2,8% responden yang sangat mengenal Ahmad Syaiku-Ilham Habibie dan 34,3% ‘sekadar tahu’. 

    Kemudian, ada 3,0% responden yang sangat mengenal Jeje Wiradinata-Ronal Surapradja dan 33,5% ‘sekadar tahu’. Untuk pasangan Acep Adang Ruhiyat-Gitalis Dwi Natarina, ada 1,6% responden yang sangat mengenal dan 27,3% yang hanya ‘sekadar tahu’.

    Sementara itu, semua paslon disukai pemilih Jabar, tetapi proporsi publik yang menyukai Dedi Mulyadi-Erwan Setiawan cenderung lebih besar yaitu 75,2%. Diikuti oleh paslon Ahmad Syaiku-Ilham Habibie (66,6%), Acep Adang Ruhiyat-Gitalis Dwi Natarina (61,4%), dan Jeje Wiradinata-Ronal Surapradja (60,9%).

    Adapun, survei dengan margin of error 3,9% ini menunjukkan ada tiga pertimbangan utama pemilih Jabar dalam memilih paslon, di antaranya kualitas kepemimpinan (22,1%), pengalaman (19,2%), dan visi misi calon gubernur dan wakil gubernur (17,6%).

  • 10
                    
                        Momen Kocak Debat Pilgub Jabar: Syaikhu Salah Ajukan Pertanyaan, Ronal Beri Arah, Dedi Tertawa
                        Bandung

    10 Momen Kocak Debat Pilgub Jabar: Syaikhu Salah Ajukan Pertanyaan, Ronal Beri Arah, Dedi Tertawa Bandung

    Momen Kocak Debat Pilgub Jabar: Syaikhu Salah Ajukan Pertanyaan, Ronal Beri Arah, Dedi Tertawa
    Tim Redaksi
    BANDUNG, KOMPAS.com –
    Momen unik terjadi saat debat perdana Pilkada Jawa Barat 2024 yang berlangsung di Graha Sanusi Universitas Padjajaran (Unpad), Kota Bandung, Senin (11/11/2024) malam.
    Momen tersebut terjadi saat calon gubernur Jabar nomor urut 3,
    Ahmad Syaikhu
    , salah mengajukan pertanyaan yang seharusnya ditujukan kepada cagub nomor urut 4, Dedi Mulyadi.
     
    Syaikhu malah memberikan pertanyaan ke cagub nomor urut 2, Jeje Wiradinata.
    Adapun pertanyaan tersebut mengenai pengembangan talenta digital, yang sebelumnya dipilih secara acak oleh Ahmad Syaikhu di dalam
    fish bowl
    yang disediakan oleh panitia.
    Secara langsung, Ahmad Syaikhu menanyakan hal tersebut kepada Jeje Wiradinata.
    Kemudian, moderator mengingatkan bahwa pertanyaan tersebut untuk Dedi Mulyadi.
    “Nomor urut 4, Bapak, kepada nomor urut 4, Bapak,” ucap moderator debat, Frisca Clarissa.
    Saat kejadian itu berlangsung, tampak cawagub nomor 2, Ronal Surapradja, mendekati Ahmad Syaikhu dan mengarahkan tangannya ke arah Dedi Mulyadi.
    Kemudian, Dedi Mulyadi pun turut menghampiri Ahmad Syaikhu dan menyebut pertanyaan ditujukan ke dirinya sambil tertawa.
    “Ke sini? Oh, nomor empat,
    sorry
    ,
    sorry
    ,” kata Syaikhu sambil tersenyum.
    Kejadian ini memancing reaksi para pendukung yang hadir di dalam arena debat dengan menyoraki Ahmad Syaikhu karena salah mengajukan pertanyaan.
    Meski begitu, akhirnya Ahmad Syaikhu mengajukan pertanyaan kepada Dedi Mulyadi terkait tema yang dipilih, yaitu talenta digital.
    “Bagaimana strategi untuk memacu talenta digital di Jabar?” tanya dia.
    Copyright 2008 – 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Survei sebut Dedi-Erwan masih dominan untuk Pilkada Jabar

    Survei sebut Dedi-Erwan masih dominan untuk Pilkada Jabar

    Sumber foto: Antara/elshinta.com.

    Survei sebut Dedi-Erwan masih dominan untuk Pilkada Jabar
    Dalam Negeri   
    Sigit Kurniawan   
    Jumat, 08 November 2024 – 23:46 WIB

    Elshinta.com – Survei Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA untuk pemilihan gubernur Jawa Barat 2024, menyebut Dedi Mulyadi-Erwan Setiawan masih dominan dibandingkan pasangan lainnya yakni Acep Adang Ruchiat-Gitalis Dwi Natarina, Jeje Wiradinata-Ronal Surapradja dan Ahmad Syaikhu-Ilham Habibie.

    “Jika kondisinya dipasangkan, maka paslon Dedi Mulyadi-Erwan Setiawan masih menjadi yang tertinggi dengan perolehan 74 persen. Berikutnya, paslon Ahmad Syaikhu-Ilham Habibie dengan 12 persen, Acep-Gita 6,5 persen, dan Jeje-Ronal 5,3 persen, serta swing voter 1,6 persen,” kata Direktur Eksekutif Citra Komunikasi LSI Denny JA Toto Izul Fatah dalam rilis hasil survei di Bandung, Jumat (8/11). 

    Dalam survei pada periode 31 Oktober sampai 4 November 2024, yang mendata 800 responden menggunakan multistage random sampling secara wawancara tatap muka dengan margin of error 3,5 persen ini, Toto menyebut bahwa secara personal, Dedi Mulyadi masih menjadi sosok yang unggul dibanding calon lainnya.

    “Jika belum dipasangkan calon, nama Dedi Mulyadi tertinggi dengan raihan 75 persen, disusul Ahmad Syaikhu 8,4 persen, Acep 4,3 persen, dan Jeje 3,3 persen. Sedangkan swing votersnya 9 persen,” ujar dia.

    Dalam survei itu, dijelaskan Toto, raihan suara Dedi Mulyadi-Erwan hanya terjadi penurunan sedikit dari simulasi personal, namun paslon Asih yang sebelumnya 8,4 persen secara personal (Ahmad Syaikhu) bisa naik menjadi 12 persen, karena adanya sumbangan elektoral dari Ilham Habibie, tapi belum signifikan.

    Disinggung terkait alasan pemilih memilih sosok calon di Pilgub Jabar 2024, Toto menyebut umumnya karena alasan paslon itu sudah dikenal sekitar 25 persen, sedangkan alasan suka terhadap kinerja sebesar 17 persen yang dialamatkan untuk sosok Dedi Mulyadi dan Erwan Setiawan.

    Sedangkan paslon Asih dipilih karena alasan tertinggi kepribadiannya sebesar 31,3 persen dan hanya keterkenalan sosok sekitar 9,4 persen. Sementara untuk paslon Jeje-Ronal tertinggi, disebabkan pemilih suka pada partai pengusungnya sebesar 19 persen.

    “Pemilih cair (soft supporter) yang angkanya 31,2 persen bisa diperebutkan siapa saja di Pilgub Jabar. Sebab, pemilih kategori strong supporter alias yang tak goyah sampai hari H, Dedi Mulyadi dan Erwan Setiawan sebesar 55,4 persen menjadi modal kuat atau bisa dikatakan pemilih militan. Tinggal pemilih mau tidak datang ke TPS untuk mencoblos,” ujar Toto.

    Untuk paslon Asih strong supporter-nya sebesar 6,3 persen, Acep-Gita 3,8 persen, dan Jeje-Ronal 3,3 persen. Toto menjelaskan bila soft supporter itu bisa terkonsolidasi ke pasangan Asih pun, peluang mereka tetap kecil untuk memenangkan Pilgub Jabar lantaran prosentasenya masih belum bisa unggul dari Dedi-Erwan.

    “Sebab, soft supprter hampir enggak mungkin ke satu paslon tapi pasti terpecah. Belum lagi kalau dilihat dan membaca prilaku pemilih ada kecenderungan pemilih bakal condong ke yang berpotensi menang. Bila itu paradigma yang terbangun, maka bukan mustahil soft supporter bakal lari ke sosok pemenang itu,” ujarnya.

    Paslon Dedi-Erwan berdasarkan hasil survei tersebut banyak dipilih oleh seluruh latarbelakang suku, pendidikan, daerah pemilihan.

    “Dari dapil 1 sampai dapil 15, paslon nomor 4 ini terkonsolidasi kokoh suaranya, kecuali di dapil 5 (Sukabumi dan Kota Sukabumi) itu yang ke Acep-Gita sebesar 10 persen,” ujarnya.

    Keunggulan Dedi-Erwan pun disebut Toto, juga terlihat dari pemilih partai seperti PDIP yang mempunyai paslon sendiri yakni Jeje-Ronal, namun pemilihnya memilih Dedi-Erwan sebesar 71,8 persen, dan PKS pun demikian di mana sering dianggap pemilihnya militan, dengan base 12 persen, ternyata memilih Dedi-Erwan 39,6 persen.

    “Hal yang sama PKB di mana punya calon sendiri, Acep-Gita, suara pemilih PKB condong ke Dedi-Erwan 62,1 persen. Pileg dan Pilkada itu jelas berbeda. Kalau Pilkada lebih ke kekuatan personal alias figur. Beberapa kasus sudah teruji, di mana calon yang didukung oleh partai kecil sejuah figurnya kuat maka tetap bisa menang. Dan sebaliknya, dukungan dari partai besar bisa kalah kalau figurnya tak menonjol,” katanya.

    Dedi Mulyadi menjadi sosok dengan angka popularitas tertinggi dari semua nama, yakni 92,1 persen dan tingkat kesukaan 88,8 persen. Kemudian, Gitalis populer 46,4 persen dengan kesukaan 72,4 persen, Ronal popularitasnya di angka 35,9 persen dan kesukaannya 68,6 persen, Ilham Habibie populernya 32,7 persen dan kesukaan 72,5 persen.

    Syaikhu tingkat keterkenalannya 30,6 persen dan kesukaan 65,7 persen, Acep 23,9 persen populernya tapi kesukaan 59,7 persen, Erwan 22,4 persen populernya dan 70,4 persen kesukaannya, sedangkan Jeje 22 persen populernya tapi kesukaan 63,1 persen.

    “Tak kalah penting, isu kondisi saat ini di Jabar yang dikeluhkan masyarakat ialah 29,3 persen kurangnya lapangan pekerjaan, 19,1 persen tingginya harga sembako, serta 16,19 persen masalah infrastruktur yang masih buruk,” kata Toto.

    Sumber : Antara

  • Kasus Guru Supriyani Makin Seru, Cagub Jabar Dedi Mulyadi dan Pengacara Hotman Paris Siap Bantu

    Kasus Guru Supriyani Makin Seru, Cagub Jabar Dedi Mulyadi dan Pengacara Hotman Paris Siap Bantu

    GELORA.CO  -Kasus guru honorer Supriyani di Konawe Selatan (Konsel), Sulawesi Tenggara (Sultra) diprediksi makin seru dan panas.

    Pasalnya Cagub Jabar Dedi Mulyadi dan pengacara kondang Hotman Paris siap bantu Supriyani, sang guru honorer yang kini terjerat masalah hukum.

    Sebelumnya Dedi Mulyadi dan Hotman Paris juga pernah bertemu saat kasus Vina Cirebon yang dituding penuh rekayasa.

    Dedi Mulyadi membantu Pegi Setiawan dan para terpidana kasus Vina untuk mencari keadilan sementara Hotman Paris jadi kuasa hukum keluarga Vina.

    Akankan duet Dedi Mulyadi dan Hotman Paris bakal berhasil bebaskan Supriyani?

     

    Untuk diketahui Guru Supriyani dituding menganiaya murid SDN 4 Baito, Konsel, dan dilaporkan orang tua murid atas dugaan pemukulan seorang siswa ke polisi. 

    Kejadian ini bermula saat siswa berinisial MCD, anak dari anggota polisi di Polsek Baito, menyebut luka di pahanya akibat dipukul guru Supriyani.

    Supriyani pun ditangkap dan ditahan oleh polisi meski dia tidak melakukannya.

    Ia sempat dimintai uang damai Rp 50 juta. Padahal Supriyani hanyalah guru honorer.

    Kasusnya sementara bergulilir di Pengadilan Negeri Andoolo, Sultara.

    Penahanan Supriyani ditangguhkan atas izin dari Kepala Pengadilan Negeri Andoolo.

    Meski sudah ditangguhkan, Supriyani tetap harus menjalani persidangan di Pengadilan Negeri Andoolo, Konawe Selatan,

     

    Dedi Mulyadi Janji Bantu Supriyani Sampai Bebas!

    Nasib Guru Supriyani di Konawe Selatan, Sulawesi Tenggara, yang dilaporkan orangtua siswanya menjadi sorotan berbagai pihak.

    Termasku salah satu calon gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi.

    Bahkan, Dedi sampai nangis terharu saat mendengar pengakuan Supriyani.

    Melansir dari YouTube Kang Dedi Mulyadi, awalnya Dedi menanyakan kabar dari sang guru melalui telepon.

    Kemudian ia menanyakan kembali bagaimana tanggapan jaksa dan hakim terkait pengakuan dari orang tua murid tersebut.

    “Kalau jaksa belum pak, tapi kalau hakim sudah menyoroti saksi dan korban tidak sinkron,” ungkap Supriyani.

    Mantan Bupati Purwakarta tersebut, kemudian menanyakan terkait uang damai yang sempat ditawarkan oleh orang tua korban yang juga merupakan anggota kepolisian kepada sang guru.

    “Iya benar pak, mereka meminta uang damai Rp50 juta,” tukas Supriyani.

    Dedi kemudian menanyakan, apa sikap Ibu Supriyani dan keluarga tatkala mendapat tawaran uang damai yang begitu besar.

    “Saya pasrah saja pak, karena saya tidak melakukan hal itu. Dan saya siap menerima proses hukum,” tegas Supriyani.

    Merasa penasaran, kemudian Dedi kembali bertanya tentang apa yang terjadi setelah itu. 

    Sang guru pun menjawab, bahwa dirinya langsung ditahan setela menolak tawaran uang damai tersebut.

    “Ibu ditahan selama 20 hari di lapas perempuan, saya ditahan dan anak saya menangis melihat itu,” ungkap Supriyani.

    Mendengar pengakuan tersebut, siapa sangka Dedi langsung terlihat sedih hingga terlihat mengeluarkan air matannya.

    Dedi kemudian berjanji akan datang ke sana, mambantu Ibu Supriyani yang dianggap terjolomi hingga bebas dari dakwaan tersebut.

    “Semoga ibu sehat dan semoga masalahnya cepat selesai. Dan saya akan support ibu sampai bebas,” janji Dedi.

     

    Dedi Mulyadi Juga Bakal Bantu Sudarsono Kembali Jadi Camat Baito

    Selain Supriyani, Dedi Mulyadi ternyata juga menghubungi Sudarsono, Camat Baito yang ditarik imbas dari kasus ini.

    Masih dilansir dari kanal YouTube Kang Dedi Mulyadi, terlihat kader partai Gerindra tersebut menelpon camat yang diduga dicopot setelah membantu memfasilitasi Guru Supriyani. 

    “Pertama saya mengapresiasi Bapak karena telah menjalankan dengan baik sikap sebagai abdi negara” kata KDM, dilansir dari YouTube KDM.

    Camat tersebut pun kemudian menceritakan kronologi awal bagaimana ia membantu Guru Supriyani hingga dinonaktifkan dari jabatannya. 

    “PGRI awalnya berniat mogok kerja, kemudian kami turun tangan membantu ibu Supriyani,” kata Camat.  

    Kemudian KDM menanyakan bagaimana perkembangan kasus hukum yang kini dialami oleh Ibu Supriyani.  

    “Saya sempat mencoba melakukan penangguhan untuk membawa Ibu Supriyani ke rumah dinas Camat. Namun kini sudah kembali ke lapas sudah dilimpahkan ke kejaksaan,” tukas Camat.  

    Merasa penasaran, Cagub Jabar nomor empat tersebut kemudian menanyakan apa alasan Ibu Supriyani sehingga dituduh melakukan pemukulan terhadap muridnya.

    Sang Camat pun menjawab tidak tahu apa-apa.  

    “Saya tidak tahu pak. Setahu saya sampai sekarang belum damai,” kata Camat. 

    Tak lupa KDM juga meminta konfirmasi terkait kabar pencopotan camat tersebut dari jabatannya setelah membantu Guru Supriyani.  

    “Iya Pak Saya dinonaktifkan dari Camat, kemudian dibantukan oleh Kepala Satpol PP,” ungkap Camat.  

    Merasa tidak terima dengan pencopotan tersebut, KDM kemudian menawarkan kepada Camat akan membawa masalah ini ke komisi dua DPR RI, agar pencopotan tersebut dibatalkan.  

    “Bapak Siap saya bantu bawa permasalahan ini ke komisi dua agar difasilitasi,” kata KDM.  

    Namun tidak ada hujan tidak ada angin, Camat tersebut menolak mentah-mentah tawaran dari KDM dan memilih untuk mengakhiri obrolan tersebut.  

    “Saya belum siap pak,” tegas Camat. 

     

    Pengacara Hotman Paris Juga Siap Bantu

    Pengacara kondang Hotman Paris siap memberikan bantuan hukum terhadap Supriyani.

    Hal ini diungkapkan Hotman Paris melalui unggahan instagramnya baru-baru ini.

    Hotman menunjukkan tangkapan layar informasi kasus ini dan meminta keluarga Supriyani agar menghubungi timnya.

    “Agar keluarganya hubungan Tim Hotman 911” tulis Hotman dalam caption unggahannya dikutip dari Surya.co.id.

     

    Susno Duadji Duga Ada Rekayasa

    Eks Kabareskrim Polri Komjen Pol. (Purn.) Susno Duadji menjadi saksi ahli dalam kasus guru Supriyani.

    Susno Duadji hadir via Zoom dalam sidang kelima kasus Supriyani yang dilangsungkan pada Senin (4/11/2024) di Pengadilan Negeri (PN) Andoolo.

    Dia dan pakar psikologi forensik Reza Indragiri bakal memberikan penjelasan tentang kasus Supriyani yang dituding menganiaya muridnya yang merupakan seorang anak polisi.

    “Ahli dua orang dan satu saksi. Yang dua ahli Pak Susno Duadji dan Pak Reza Indragiri,” kata Kuasa Hukum Supriyani, Andri Darmawan, Kamis, (31/10/2024), dikutip dari Tribun Sultra.

    Susno prihatin atas kasus yang menimpa Supriyani.

    Susno mengendus adanya “bau” rekayasa yang sangat tinggi dalam kasus tersebut.

    Bahkan, secara terang-terangan dia menganggap penyidik dan jaksa tidak profesional dalam menangani kasus itu

    “Kasus ini bau-baunya rekayasanya sangat tinggi. Kenapa saya menjadi sangat sedih? Pertama kasus ini sebenarnya tidak menjadi pidana, kalau penyidiknya, jaksanya, itu cerdas,” kata Susno dikutip dari Tribun Jakarta yang mengutip dari Youtube Nusantara TV yang tayang pada Jumat (25/10/2024). 

     

    Pengakuan Kades Wonua Raya soal Uang Damai Rp 50 Juta

    Fakta lain dari kasus ini muncul dari pengakuan Kepala Desa Wonua Raya, Kecamatan Baito, Rokiman.

    Rokiman membuat pengakuan mengejutkan terkait kasus guru Supriyani. 

    Ia mengaku diintimidasi untuk membuat keterangan palsu terkait uang damai Rp 50 juta dalam kasus guru Supriyani.

    Di hadapan Propam Polda Sultra, Kamis (31/10/2024), Rokiman menyebut sempat dipaksa membuat keterangan palsu oleh Kapolsek Baito. 

    Adanya permintaan uang damai itu agar Supritani tidak ditetapkan sebagai tersangka. 

    Saat diperiksa Polda Sultra, Rokiman mengakui sempat membuat dua video berisi pengakuan yang berbeda. 

    Pada video pertama, Rokiman terlihat mengenakan jaket. 

    Sedangkan pada video kedua, Rokiman mengenakan kemeja putih. 

    Di hadapan penyidik, Rokiman menyebut pengakuan asli terkait kasus guru Supriyani terdapat pada video dirinya memakai baju putih. 

    Sedangkan pada video dirinya mengenakan jaket dilakukan atas intimidasi Kapolsek Baito. 

    “Video yang pakai jaket, saya diarahkan dimana saya tersudut. Yang mengarahkan Kapolsek Baito,” jelas Rokiman, dikutip dari TribunnewsSultra.com, Jumat (2/11/2024). 

    Rokiman lantas menceritakan kronologi pembuatan video bohong kasus guru Supriyani. 

    Ia rupanya sudah lama dicari oleh pihak Polsek Baito.

    Saat itu, Rokiman mendapat undangan untuk bertemu camat Baito.

    Dalam pertemuan itu, kapolsek Baito meminta Rokiman membuat pernyataan palsu terkait kasus guru Supriyani.

    “Tetiba datang Kapolsek Baito dan mengatakan ‘Nah ini pak desa yang selama ini saya cari, susah sekali,” jelasnya.

    “Coba dibantu dulu saya,” ucapnya.

    Kapolsek lantas meminta Rokiman untuk mengaku uang damai Rp50 juta adalah insiatif dari pemerintah desa. 

    Padahal, sebenarnya uang damai Rp50 juta itu diajukan oleh Kanit Reskrim Polsek Baito. 

    “Kapolsek minta saya menyampaikan dana Rp50 juta inisiatif pemerintah desa. Untuk menyelesaikan permasalahan yang terjadi,” kata Rokhiman.

    “Sebenarnya tidak seperti itu, permintaan uang Rp50 juta yang menyampaikan pak Kanit Reskrim,” lanjutnya. 

     

    Sampai Masuk Rumah Sakit

    Rokiman sempat dilarikan ke rumah sakit setelah dipaksa membuat keterangan palsu oleh Kapolsek Baito. 

    Hal itu diungkap kuasa hukum Rokiman, Andri Darmawan, saat ditemui pada Jumat (1/11/2024). 

    Andre mengatakan sempat muntah-muntah setelah diintimidasi pihak Polsek Baito. 

    Kata Andre, Rokiman sempat didatangi Kapolsek Baito bersama sejumlah anggota kepolisian. 

    Saat itu, Rokiman dipaksa membuat keterangan palsu terkait uang damai Rp50 juta kasus guru Supriyani.

    “Jumlahnya dia tidak tahu (polisi) intinya dia diapit,” ujar Andre.

    Bahkan, menurut Andre, saat itu Polsek Baito sudah menyiapkan surat pengakuan di atas materai untuk ditandatangani Rokiman. 

    “Sudah disiapkan. Untung saat itu kades naik asam lambung, langsung muntah-muntah dan dibawa ke rumah sakit,” katanya.

    “Karena dia merasa ditekan, dia minta didampingi, makanya kami langsung minta kuasa,” imbuhnya lagi. 

     

    Kapolsek Baito Bungkam 

    Sementara itu, Kapolsek Baito, Iptu Muhammad Idris, enggan buka suara terkait viralnya uang damai Rp 50 juta dalam kasus guru Supriyani. 

    Kapolsek hanya berlalu sembari menolak berkomentar terkait isu viral tersebut. 

    “Kalau mengenai itu (uang) saya tidak berkomentar,” jelas Muhammad Idris, Senin (28/10/2024) lalu. 

    Reaksi serupa ditunjukkan Kapolsek saat ditemui wartawan di Kantor Camat Baito, Kabupaten Konsel.

    “Mohon maaf,” katanya sembari menolak berkomentar

  • Ilham Habibie yakin dengan kekuatan jaringannya di Pilgub Jabar 2024

    Ilham Habibie yakin dengan kekuatan jaringannya di Pilgub Jabar 2024

    Calon Wakil Gubernur Jawa Barat Ilham Akbar Habibie yakin dengan kekuatan jaringan dari pihak dia dan pasangannya Ahmad Syaikhu, dalam berlaga pada Pemilihan Gubernur (Pilgub) Jabar tahun 2024.

    Terlebih, kata mantan petinggi PT Dirgantara Indonesia (PTDI) ini, kekuatan jaringan mereka juga bertambah dengan adanya dukungan baru dari relawan Dedi Mizwar dan Partai Ummat pada hari Sabtu ini.

    “Ini menambah kekuatan dari segi jaringan dan pendukung untuk bisa mendapatkan suara yang diperlukan untuk Pilgub dan ini di semua wilayah kabupaten/kota di Jabar,” kata Ilham di Sekber pasangan Asih di Bandung, Sabtu.

    Namun demikian dia tidak bisa mendetailkan di wilayah mana saja dukungan ini akan berpengaruh pada tingkat elektabilitas pasangan Ahmad Syaikhu dan Ilham Akbar Habibie bagi Pilkada 2024.

    “Saya nggak bisa detail, tapi kita coba di semua daerah (untuk ditingkatkan) memang mungkin tak bisa secara fisik datang ke 27 kabupaten/kota, tapi kampanye bukan hanya fisik, namun juga pergerakan jaringan, ada relawan, ada organisasi yang mendukung, ada partai yang mendukung, yang juga punya jaringan masing-masing,” ujar Ilham.

    Soal jaringan itu diamini oleh Ketua DPW Partai Ummat Jabar Benyamin Haris yang juga mengungkapkan bahwa partai besutan Amien Rais itu memberikan dukungan pada pasangan ini karena adanya kolaborasi antara keagamaan dan teknologi.

    “Untuk persiapan Pilkada, Partai Ummat meniru gaya tikus untuk menguar ke tanah terus-menerus, tidak terlalu koar-koar, tapi kita bergerak secara cepat dengan menyusuri para pemilih untuk Asih,” tutur Benyamin.

    Pilkada Provinsi Jabar 2024 ini, diikuti oleh empat pasangan calon yang berdasarkan nomor urut terdiri dari Acep Adang Ruchiat-Gitalis Dwi Natarina, Jeje Wiradinata-Ronal Surapradja, Ahmad Syaikhu-Ilham Akbar Habibie, dan Dedi Mulyadi-Erwan Setiawan.

    Pasangan Acep-Gita (KDI) maju dalam kontestasi dengan diusung oleh Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). Sementara Jeje-Ronal dicalonkan oleh Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP).

    Sementara Syaikhu-Ilham diusung oleh Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Partai Persatuan Pembangunan (PPP) dan Nasional Demokrat (NasDem).

    Adapun Dedi-Erwan, mendapatkan dukungan partai terbanyak, yakni Golongan Karya (Golkar), Demokrat, Gerakan Indonesia Raya (Gerindra), Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Partai Amanat Nasional (PAN), serta hampir semua partai non parlemen seperti Partai Buruh, PBB, Gelora, Perindo.