Tag: Dedi Mulyadi

  • Jokowi Effect Tak Terlihat di Pilkada Jakarta, Beda dengan Jateng dan Sumut

    Jokowi Effect Tak Terlihat di Pilkada Jakarta, Beda dengan Jateng dan Sumut

    loading…

    Menko Polhukam periode 2019-2024, Mahfud MD menilai Jokowi Effect tidak begitu terlihat di Pilkada Jakarta, Foto/SINDOnews

    JAKARTA – Menko Polhukam periode 2019-2024, Mahfud MD menilai Jokowi Effect tidak begitu terlihat di Pilkada Jakarta, berbeda dengan Jawa Tengah (Jateng) dan Sumatera Utara (Sumut).

    “Ya (Jokowi effect di Jateng dan Sumut), dan Solo lah kalau dikecilkan lagi, Solo, Boyolali,” kata Mahfud MD dalam podcast Terus Terang yang ditayangkan di kanal youtube Mahfud MD Official, dikutip Rabu (4/12/2024).

    “Memang yang terasa ada pengaruh Pak Jokowi itu (di Jateng) karena dia kampanye langsung, kemudian di Sumut pengaruh karena banyak alat-alat yang digunakan untuk mendorong kemenangan Bobby,” sambungnya.

    Awalnya, Mahfud menyoroti soal penilaian khalayak mengenai pertentangan antara PDIP dengan Presiden ke-7 Indonesia Joko Widodo (Jokowi) saat gelaran Pilpres 2024 kemarin. “Saya memaklumi ada suara seperti itu karena pra kondisi yang timbul terutama pada pilpres kemarin. Pertentangan kedua kubu ini begitu mencolok, memaklumi saya,” katanya.

    “Tetapi melihat data sebenarnya tidak seperti yang banyak diduga orang, Pak Jokowi masih dominan, PDIP tumbang terpuruk, kalau menurut data engga loh, PDIP menurut saya itu hebat, dia dalam situasi yang dianggap begitu, dia masih menang di 14 provinsi calon calonnya, 14 dari 37 provinsi bayangkan itu,” sambungnya.

    Menurut Mahfud, dugaan pertentangan antara PDIP dan Jokowi tidak terlalu memengaruhi kekuatan suara PDIP di beberapa daerah, pun sebaliknya. Mahfud menilai bahwa Jokowi juga memiliki suara di daerah tertentu.

    “Sehingga saya melihat sebenarnya pengaruh Pak Jokowi sudah jauh turun, Anda jangan mengatakan misalnya KIM Plus menang di Jawa Barat. Dedi Mulyadi itu sejak dulu punya suara besar, tanpa Pak Jokowi pun dia dipastikan menang. Di Jawa Timur Khofifah tanpa Jokowi tanpa apapun sudah menang,” katanya.

    “Oleh sebab itu, jangan berpikir Pak Jokowi begitu, saya rasa Pak Jokowi sudah menjadi rakyat biasa, apalagi di Jakarta engga keliatan hasilnya, sudah ada Pak Prabowo juga,” sambungnya.

    (cip)

  • Real Count Pilkada Jabar: Dedi Mulyadi-Erwan Setiawan Menang Telak di Kota Bogor
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        3 Desember 2024

    Real Count Pilkada Jabar: Dedi Mulyadi-Erwan Setiawan Menang Telak di Kota Bogor Megapolitan 3 Desember 2024

    Real Count Pilkada Jabar: Dedi Mulyadi-Erwan Setiawan Menang Telak di Kota Bogor
    Tim Redaksi
    BOGOR, KOMPAS.com
    – Pasangan calon gubernur dan wakil gubernur Jawa Barat nomor urut 4, Dedi Mulyadi-Erwan Setiawan, mendapat suara terbanyak dalam
    real count

    Pilkada Jawa Barat
    di tingkat Kota Bogor.
    Pasangan ini meraih 278.039 suara, mengalahkan tiga pasangan lainnya.
    “Yang unggul hasil rekapitulasi di tingkat Kota Bogor adalah paslon nomor 4,” ucap Ketua KPU Kota Bogor M Habibi Zainal Arifin kepada wartawan, Selasa (3/12/2024).
    Nantinya, hasil rekapitulasi ini akan dikirimkan ke tingkat provinsi untuk proses lebih lanjut.
    “Untuk gubernur, nanti ada lanjutan rekapitulasi di tingkat provinsi, hasil dari rekapitulasi hari ini langsung kami kirimkan ke Provinsi Jawa Barat,” kata Habibi.
    Berikut perolehan suara keempat paslon Pilkada Jawa Barat di Kota Bogor menurut hasil
    real count:
    1. Acep Adang Ruhiyat-Gitalis Dwinatarina: 35.888 suara
    2. Jeje Wiradinata-Ronal Surapradja: 37.145 suara
    3. Ahmad Syaikhu-Ilham Akbar Habibie: 147.155 suara
    4. Dedi Mulyadi-Erwan Setiawan: 278.039 suara
    Meski demikian, KPU Kota Bogor mencatat tingkat partisipasi pemilih tergolong rendah.
    Dari total 815.5249 daftar pemilih tetap (DPT), partisipasi hanya mencapai 63 persen, jauh di bawah target 85 persen yang ditetapkan KPU Kota Bogor.
    “Partisipasi yang ditargetkan oleh KPU Kota Bogor pada umumnya mungkin jauh banget ya, pada umumnya rata-rata di bawah,” ungkap Habibi.
    Angka golongan putih (golput) di Kota Bogor hampir 290.000 orang.
    Hal ini disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk kendala administratif, seperti surat pemberitahuan (C6) yang tidak terdistribusi akibat perpindahan domisili atau pemilih yang telah meninggal dunia.
    “Angka 290.000 itu tidak mutlak seluruhnya masyarakat itu tidak datang ke TPS, tapi ada data yang C6 yang tidak terdistribusikan karena meninggal karena orangnya sudah pindah domisili tapi masih ada C6 di kita, ada juga yang memang tidak dikenali,” ungkap Habibi.
    Copyright 2008 – 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • 84 Paslon di Pilkada Terima Endorse Jokowi: Kalau Ada yang Menang…

    84 Paslon di Pilkada Terima Endorse Jokowi: Kalau Ada yang Menang…

    Bisnis.com, JAKARTA – Presiden ke-7 RI Joko Widodo atau Jokowi mengaku ada puluhan pasangan calon (paslon) di Pilkada 2024 yang meminta dukungan darinya. Setidaknya menurut Jokowi ada 84 orang dari seluruh Indonesia.

    “Enggak ngitung, tapi seingat saya yang kami berikan endorse 84 orang,” ungkap Jokowi saat diwawancarai wartawan seusai menerima kunjungan Calon Gubernur (Cagub) Kalimantan Timur (Kaltim), Rudy Mas’ud, di kediamannya di Sumber, Kecamatan Banjarsari, Solo, Selasa (3/12/2024) siang, dikutip dari Espos.

    Kemudian dari jumlah itu, Jokowi tidak menyebut berapa paslon yang menang Pilkada 2024. Ia pun mengaku selalu terbuka terhadap semuanya.

    Untuk kemenangan paslon yang mendapat endorse, Jokowi menyatakan hal itu bukan karena dirinya melainkan paslon itu sendiri.

    “Wong saya ini terbuka dengan siapa pun. Ya kalau ada yang menang, karena beliau-beliau bekerja keras dengan mengonsolidasikan politik di daerah mereka masing-masing,” katanya.

    Menurutnya yang terpenting bagi paslon adalah bagaimana membangun komunikasi yang baik dengan masyarakat. Sehingga para pemimpin itu nantinya bisa diterima dengan baik oleh masyarakat.

    Kemudian ia memaparkan bahwa dari sekian banyak paslon yang di-endorse, ada yang masih menghubunginya hingga saat ini.

    Termasuk pada Selasa pagi, salah satu calon kepala daerah menelepon Jokowi dari Madinah karena sedang umrah.

    “Setelah Pilkada langsung umrah, tadi langsung telepon saya dari Madinah,” kata dia.

    Tapi Jokowi tidak mau menyebut siapa calon kepala daerah tersebut.

    “Enggak usah saya sebut siapa,” kata dia. Namun, Jokowi memaklumi jika ada calon kepala daerah yang belum meneleponnya.

    “Beliau-beliau ini kan sibuk-sibuk semuanya, ngapain juga telepon saya. Kalau telepon saya terima, kalau ke sini ya saya terima, enggak juga saya sadar beliau masih sibuk,” tutur dia.

    Adapun diketahui, Jokowi memberikan endorse untuk beberapa paslon di Pilkada serentak 2024. Yakni misalnya cawali-cawawali, Respati Ardi-Astrid Widayani, di Pilkada Solo.

    Kemudian Ahmad Luthfi-Taj Yasin di Pilgub Jateng 2024, Bobby Nasution-Surya di Pilgub Sumut, Andra Soni-Dimyati Natakusumah di Pilkada Banten 2024.

    Selain itu ada Dedi Mulyadi-Erwan Setiawan di Pilkada Jawa Barat (Jabar) 2024, juga Khofifah Indar Parawansa-Emil Elestianto Dardak di Pilkada Jawa Timur (Jatim) 2024.

  • LSI Denny JA Bongkar Penyebab Dedi Mulyadi Menang Telak di Jabar

    LSI Denny JA Bongkar Penyebab Dedi Mulyadi Menang Telak di Jabar

    Bisnis.com, JAKARTA – Lembaga survei LSI Denny JA mengungkap sejumlah faktor yang membuat pasangan calon Dedi Mulyadi dan Erwan Setiawan meraih kemenangan telak di Pemilihan Kepala Daerah Jawa Barat atau Pilkada Jabar 2024. 

    Direktur Eksekutif Citra Komunikasi LSI Denny JA Toto Izul Fatah mengatakan sesuai dengan hitung cepat (quick count) LSI Denny JA, pasangan Dedi-Erwan unggul dengan raihan suara sebanyak 61,85%.

    Hasil hitung cepat tersebut disampaikan setelah data masuk 100% dan dengan tingkat partisipasi pemilih (VTO) sebesar 63,2%.

    “Dengan margin of error plus minus 1%, hasil hitung cepat selama ini tak pernah berbeda jauh dengan hasil real count KPU, yang pada saatnya nanti akan diumumkan secara resmi,” ujarnya dilansir Antara, Senin (2/12/2024). 

    Dari hitung cepat yang dilakukan LSI Denny JA, tiga pasangan yang tertinggal jauh dibawah Dedi-Erwan adalah Ahmad Syaikhu-Ilham Habibie yang diusung PKS dan Nasdem dengan 18,78%. 

    Kemudian, pasangan Acep Adang Ruhiat-Gitalis Dwinatarina  yang diusung PKB mencapai 10,40%, dan paling bawah ialah pasangan Jeje Wiradinata-Ronal Surapradja yang diusung PDIP meraih 8,98%.

    Toto menyebutkan ada empat faktor utama yang membuat tiga pasangan calon tersebut tertinggal jauh dari raihan Dedi-Erwan. Pertama, sosok Dedi Mulyadi yang sudah memiliki tingkat pengenalan dan kesukaan yang cukup tinggi, yakni sudah dikenal oleh sekitar 92,1% dan disukai oleh sekitar 88,6%.

    “Itu adalah angka ideal seorang kandidat yang punya potensi kuat untuk menang,” katanya. 

    Toto membandingkan dengan tiga pasangan calon lainnya, yang rata-rata masih terkendala problem pengenalan. Bahkan, ketiga paslon tersebut belum memenuhi standar pengenalan minimal 70%, termasuk Ahmad Syaikhu. Sementara, dua pasangan lainnya, rata-rata baru dikenal oleh sekitar 50%.

    Kedua, kata Toto, adanya ekspresi kesukaan mayoritas publik kepada Dedi Mulyadi yang tergambar dari pemilih militan (strong supporter) yang cukup tinggi, yaitu 55,4%.

    “Itu angka strong supporter yang jarang terjadi. Sedangkan dengan tiga pasangan lain yang pemilih militannya di bawah 10%,” ucapnya. 

    Faktor ketiga, karena dukungan kuat  mayoritas publik kepada pasangan yang diusung Gerindra, Golkar, Demokrat dan PAN itu cukup merata di aneka segmen demografis, mulai dari suku, agama, gender, tingkat penghasilan, pendidikan, profesi, pilihan Ormas dan Parpol. Termasuk, unggul juga di seluruh Dapil dan kabupaten.

    Terakhir, dia menilai Dedi Mulyadi punya kemampuan melakukan kapitalisasi seluruh kegiatan dan pesan kampanyenya dengan massif. Tentunya, lewat aneka platform sosial media, berita online, dan TV dengan news value yang kuat. Hal itu dilakukannya dari jauh hari sebelum masuk  masa kampanye.

    “Dari rangkaian kegiatan dengan kemasan yang news value dan berefek emosional publik itu, sangat  wajar kalau Kang Dedi sudah punya modal pengenalan dan kesukaan yang paling tinggi sebagai salah satu hukum besi untuk menang,” imbuhnya. 

    Ditanya peran sejumlah parpol yang tergabung dalam KIM Plus dalam mendongkrak popularitas dan elektabilitas Dedi Mulyadi, Toto hanya menyampaikan hal itu tak pernah berbanding lurus antara kemenangan dan dukungan banyak partai politik.

    “Dalam konteks Pilgub Jawa Barat, kemenangan Dedi Mulyadi lebih karena faktor personal figur yang memang sudah kokoh, sejak bupati Purwakarta dua periode dan caleg DPR RI dengan perolehan suara terbanyak di Jabar, bukan karena dukungan banyak parpol,” kata dia.

    Toto mencontohkan kasus di sejumlah daerah, banyak kandidat yang kalah di Pilkada meskipun didukung banyak partai. Sebaliknya, calon yang didukung hanya satu dan dua partai saja bisa menang. 

    Calon Gubernur Dedi Mulyadi menyampaikan pidato kemenangan usai keunggulan telak di hasil quick count sejumlah lembaga survei dalam Pilgub Jabar 2024.

    Dedi Mulyadi mengatakan pihaknya menyampaikan terima kasih pada seluruh warga Jawa Barat yang sudah menyalurkan hak pilihnya pada Rabu (27/11/2024) ini. Menurutnya Pilkada Serentak di Jabar berlangsung aman, lancar dan tertib dan penuh suasana yang gembira.

    “Ini adalah pencapaian keberadaan demokrasi yang ada di Provinsi Jawa Barat,” katanya dalam keterangan yang disampaikan kepada media.

    Menurutnya meskipun perhitungan suara belum selesai, namun berdasarkan aspek ilmiah yang sudah biasa dipakai dalam perhelatan demokrasi di Indonesia, hasil quick count yang sudah di atas 70% stabil tidak mengalami perubahan.

    “Biasanya hasil real count tidak pernah jauh berbeda. Selisihnya real count di kisaran margin error 2 atau 3 persen atau maksimal 4 persen. Itu pun kalau jaraknya dekat, tetapi secara kebetulan kita bisa melihat bersama saat ini pasangan nomor urut 4 Kang Dedi Mulyadi dan Kang Erwan Setiawan sudah meraih angka 61% lebih,” katanya.

    Menurutnya dengan data masuk 78%, hal tersebut sudah bisa dijadikan fakta bahwa pihaknya akan memenangkan Pilgub Jabar.

    “Kami sudah menganggap pasangan nomor urut 4 sudah menjadi pemenang, semoga ini bisa menjadi kabar baik bagi seluruh masyarakat Jawa Barat,” katanya.

  • Pasangan Asep Japar-Andreas unggul pada PSU Pilkada Sukabumi 2024

    Pasangan Asep Japar-Andreas unggul pada PSU Pilkada Sukabumi 2024

    Sukabumi, Jabar (ANTARA) – Hasil perhitungan suara pada pemungutan suara ulang (PSU) Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2024 di Tempat Pemungutan Suara (TPS) 05, Desa Warnasari, Kabupaten Sukabumi, pasangan calon nomor urut 2 Asep Japar-Andreas unggul dari paslon nomor urut 1 Iyos Somantri-Zainul, Minggu.

    Pantauan di lokasi, Asep Japar-Andreas meraih 152 suara, sementara Iyos-Zainul mendapat 100 suara. Dengan demikian, pada pemungutan suara ulang pasangan calon nomor urut 2 berbalik unggul dari paslon 01.

    Sebelumnya, pada pemungutan suara secara serentak, Rabu (27/11), pasangan Iyos-Zainul meraup 178 suara, sementara pasangan Asep Japar-Andreas hanya mendapat 130 suara.

    “Pemungutan suara ulang sesuai dengan aturan. Sebelum pelaksanaan, kami sudah menyosialisasikan kepada masyarakat. Hasil pemungutan suara ulang harus dihormati,” kata Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Sukabumi Kasmin Belle di Sukabumi, Minggu.

    Kasmin mengatakan bahwa pemungutan suara ulang pada Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Sukabumi 2024 hanya di TPS 05, Desa Warnasari, Kecamatan Sukabumi.

    Dalam pelaksanaannya, diawasi ketat oleh Bawaslu Kabupaten Sukabumi serta dihadiri seluruh saksi dari pasangan calon maupun peserta Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Barat.

    Ia menyebutkan daftar pemilih tetap (DPT) di TPS 05 tercatat 525 pemilih. Namun, yang menyalurkan hak pilihnya sebanyak 260 orang plus daftar pemilih tambahan (DPTb) sebanyak 12 orang.

    Dari hasil perhitungan suara, terdapat 10 suara yang tidak sah. Sebelumnya, pada pemungutan suara serentak pada hari Rabu (27/11) jumlah pemilih yang menyalurkan hak pilihnya sebanyak 320 orang dan ada 12 suara tidak sah.

    “Kami mengucapkan terima kasih kepada warga yang tetap bersedia memberikan waktunya untuk datang ke TPS serta aparat pengamanan yang bersiaga tanpa kenal lelah sehingga pelaksanaan tidak ada kendala,” katanya.

    Untuk hasil penghitungan suara Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Jabar pada pemungutan suara ulang ini pasangan calon nomor urut 4 Dedi Mulyadi-Erwan Setiawan unggul dengan perolehan 151 suara.

    Pasangan calon nomor urut 1 Aceng Adang Ruhiat-Gitalis Dwinatarina meraih 32 suara, paslon nomor urut 2 Jeje Wiradinata-Ronal Surapradja hanya 14 suara, dan paslon nomor urut 3 Ahmad Syaikhu-Ilham Akbar Habibie meraup 61 suara, sedangkan suara tidak sah 8 suara.

    Pewarta: Aditia Aulia Rohman
    Editor: D.Dj. Kliwantoro
    Copyright © ANTARA 2024

  • Erwan Setiawan Gelar Syukuran Keunggulan Dedi-Erwan dalam Hasil Quick Count Pilgub Jabar 2024
                
                    
                        
                            Bandung
                        
                        1 Desember 2024

    Erwan Setiawan Gelar Syukuran Keunggulan Dedi-Erwan dalam Hasil Quick Count Pilgub Jabar 2024 Bandung 1 Desember 2024

    Erwan Setiawan Gelar Syukuran Keunggulan Dedi-Erwan dalam Hasil Quick Count Pilgub Jabar 2024
    Editor
    KOMPAS.com
    – Calon Wakil Gubernur Jawa Barat (Jabar) nomor urut 4,
    Erwan Setiawan
    , menggelar acara syukuran atas keunggulannya bersama
    Dedi Mulyadi
    dalam hasil hitung cepat atau quick count
    Pilkada Jabar 2024
    .
    Acara tersebut digelar di kediaman ayahnya yang juga bos Persib Bandung,
    Umuh Muchtar
    , di Desa Margajaya, Kecamatan Tanjungsari, Kabupaten Sumedang, Jabar, pada Minggu (1/12/2024).
    Seperti diketahui, menurut hasil quick count Litbang Kompas, pasangan Dedi-Erwan unggul dengan perolehan 61,24 persen suara.
    Disusul pasangan nomor urut 3, Ahmad Syaikhu-Ilham Habibie dengan 19,41 persen, Acep-Gita dengan 10,25 persen, kemudian Jeje-Ronal dengan 9,10 persen.
    Dalam kesempatan itu, Erwan mengatakan, acara ini digelar sebagai bentuk syukur atas keunggulan pasangan Dedi-Erwan dalam hasil quick count
    Pilgub Jabar 2024
    menurut berbagai lembaga survei.
    “Meski masih unggul berdasarkan hasil quick count, tapi hasilnya cukup jauh dengan paslon lain, jadi tidak salah kita menggelar tasyakuran,” kata Erwan, dikutip dari
    TribunJabar.id
    .
    Dia mengaku, acara ini diselenggarakan juga karena permintaan warga Sumedang yang ingin bersilaturahmi dengan calon pemimpin Jabar.
    “Saya telah menjelaskan agar menunggu pengumuman resmi dari KPU dulu tetapi karena hasil quick count sudah tinggi, mereka sudah menganggap kami (Dedi-Erwan) menang,” ujar Erwan.
    Selain itu, Erwan menambahkan, acara ini juga sebagai bentuk ungkapan terima kasih karena perolehan suara Dedi-Erwan di Kabupaten Sumedang mencapai 73 persen.
    “Alhamdulillah, suara di Sumedang di atas rata-rata perolehan suara di Jabar. Terima kasih warga Sumedang yang telah memilih saya dengan Kang Dedi untuk memimpin Jawa Barat,” tandasnya.
    Sebelumnya, Erwan Setiawan beserta
    Umuh Muchtar mengunjungi kediaman Dedi Mulyadi
    , di Lembur Pakuan, Kabupaten Subang, Jabar, pada Jumat (29/11/2024).
    Dalam kunjungan tersebut, Umuh mengungkapkan, dia berharap agar Dedi-Erwan selalu kompak dalam membangun Jabar.
    “Mudah-mudahan dengan doa semua, Jawa Barat selalu rapi, aman, dan tidak ada masalah, Insya Allah,” ucap Umuh.
    Dia pun mengaku telah berpesan kepada Erwan Setiawan agar menjadi wakil yang taat kepada pemimpinnya, Dedi Mulyadi, bila dinyatakan menang Pilgub Jabar 2024 secara resmi.
    “Saya sudah berpesan (kepada Erwan), semangat, apa pun tugasnya, ikuti, jangan menanyakan,” ungkapnya.
    Menurut Umuh, dia dan Dedi Mulyadi telah lama saling mengenal dan memiliki hubungan yang baik.
    “Memang memiliki ikatan emosional dari dulu dan tidak pernah ada masalah,” pungkasnya.
    Copyright 2008 – 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Dedi Mulyadi dan Erwan siap bangun Jabar istimewa

    Dedi Mulyadi dan Erwan siap bangun Jabar istimewa

    Subang (ANTARA) – Calon gubernur Jabar Dedi Mulyadi siap membangun Jawa Barat lebih istimewa bersama wakilnya Erwan Setiawan dengan bekal sudah terbangunnya hubungan emosional mereka yang terjalin sejak lama.

    “Hubungan emosional yang terbangun sejak lama jadi modal kuat untuk mendermakan diri kepada rakyat,” kata Dedi saat menerima kunjungan Erwan Setiawan di kediamannya, Lembur Pakuan, Kabupaten Subang, Jumat.

    Erwan berkunjung ke rumah Dedi Mulyadi di Lembur Pakuan Subang dengan didampingi sang ayah, Umuh Muchtar yang merupakan Manajer Persib Bandung.

    “Ini kunjungan keluarga, karena pak Haji Umuh itu sudah lama dekat dengan saya, sejak zaman Bupati Purwakarta. Jadi kita ini memiliki hubungan emosional yang kuat,” kata dia.

    Dedi mengatakan, dipilihnya Erwan sebagai wakil juga tak lepas dari hubungan emosional tersebut. Jadi dengan modal emosional yang kuat, ia yakin ke depan hubungan antara gubernur dan wakilnya akan terus harmonis.

    “Seringkali di perjalanan itu ada konflik kepentingan politik. Sehingga tadi kita bicara bahwa hubungan kita, itu hubungan emosional. Pak Haji Umuh juga bilang tidak ada kepentingan apapun kecuali membangun untuk rakyat Jabar,” katanya.

    Sementara itu Cawagub Jabar, Erwan juga mengaku akan terus bersinergi dengan Dedi Mulyadi untuk bersama-sama membangun Jawa Barat.

    Sebagai wakil, Erwan mengaku sudah tahu batasan kewenangan yang nantinya dijalankan setelah dilantik.

    Pewarta: M.Ali Khumaini
    Editor: Guido Merung
    Copyright © ANTARA 2024

  • Kala PKS Tumbang di Wilayah Jakarta, Jawa Barat, Hingga Kota Depok

    Kala PKS Tumbang di Wilayah Jakarta, Jawa Barat, Hingga Kota Depok

    Bisnis.com, JAKARTA — Pilkada serentak telah rampung dilaksanakan pada Rabu, 27 November kemarin. Kontestasi politik ini memberikan banyak kejutan dengan terjadinya pergeseran kekuatan dukungan di beberapa wilayah.

    Hal tersebut terjadi pada Partai Keadilan Sejahtera (PKS), yang diketahui memiliki basis pendukung kuat di wilayah DKI Jakarta, Jawa Barat, hingga Kota Depok. 

    Namun, di ketiga wilayah tersebut, partai yang lambangnya berwarna oranye itu harus berbesar hati melihat lawannya yang unggul.

    DKI Jakarta

    Berdasarkan data penghitungan suara sementara, DKI Jakarta yang sebelumnya dikuasai oleh PKS kini bergeser ke kepada Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP).

    Data real count KPU menunjukkan, perolehan suara di Pilkada DKI Jakarta hingga Kamis (28/11/2024) dikuasai pasangan Pramono Anung-Rano Karno yang diusung PDIP dengan perolehan suara 50,07%. 

    Sementara pasangan yang diusung oleh 15 parpol, termasuk Golkar, PKS, Gerindra yaitu Ridwan Kamil-Suswono menempati perolehan suara terbanyak kedua yakni 39,4%, disusul oleh pasangan independen, Dharma Pongrekun-Kun Wardana sebanyak 10,53%.

    Jawa Barat

    Menilik data real count KPU pada Jumat (29/11/2024), pasangan Dedi Mulyadi-Erwan Setiawan yang diusung oleh KIM berhasil memperoleh 62,29% suara, sehingga unggul telak dari tiga paslon lainnya.

    Adapun, pasangan yang diusung oleh PKS yaitu Ahmad Syaikhu-Ilham Habibie berada di posisi kedua dengan perolehan suara sebesar 18,64%, disusul pasangan Acep Adang Ruhiat-Gitalis Dwinatarina sebesar 9,73%.

    Terakhir, data real count tersebut menunjukkan pasangan Jeje Wiradinata-Ronal Surapradja berada di posisi akhir dengan perolehan suara sebesar 9,34%.

    Kota Depok

    Kekuasaan wilayah di Kota Depok diketahui telah dirajai oleh PKS selama hampir 20 tahun lamanya. Namun, di Pilkada 2024 ini nampaknya akan runtuh. Hal ini menyusul dari data real count KPU pada Pilkada Kota Depok 2024.

    Berdasarkan data real count KPU pada Jumat (29/12/2024), pasangan Imam Budi Hartono-Ririn Farabi yang diusung oleh PKS harus berbesar hati lantaran perolehan suara yang didapat adalah 46,75%.

    Sementara, lawan Imam-Ririn yaitu Supian Supri-Chandra Rahmansyah unggul dengan perolehan suara sebesar 53,25% 

  • Deretan Artis Tumbang di Pilkada, Segini Suara Krisdayanti, Ronald Surapradja, Vicky Prasetyo, dan Hengky Kurniawan

    Deretan Artis Tumbang di Pilkada, Segini Suara Krisdayanti, Ronald Surapradja, Vicky Prasetyo, dan Hengky Kurniawan

    Jakarta, Beritasatu.com – Deretan artis harus tumbang di Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2024, yang digelar pada 27 November. Hasil quick count menunjukkan nama-nama artis yang beken tak mampu mendongkrak raihan suara di daerah pemilihan masing-masing.

    Meskipun quick count memberikan gambaran awal tentang kemungkinan siapa yang menang atau kalah, Anda tetap harus menunggu hasil resmi dari KPU untuk mendapatkan kepastian yang lebih akurat.

    Berikut empat daftar artis yang kalah di Pilkada 2024 dan raihan suaranya:

    1. Krisdayanti

    Penyanyi Krisdayanti kalah dalam Pilkada 2024. Ia mencalonkan diri sebagai wali kota Batu dengan menggandeng Kresna Dewanata Prosakh.

    Meskipun memiliki popularitas sebagai artis, pasangan ini sulit meraih dukungan masyarakat. Pasangan calon ini diusung oleh Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) dan Partai Nasdem.

    Hasil quick count Avamedia menunjukkan Krisdayanti-Kresna berada di posisi bawah dengan perolehan suara sekitar 20,31 persen, kalah dari pasangan lain, yaitu Firhando Gumelar-Rudi dengan perolehan suara sebesar 29,53 persen menduduki posisi kedua dan Nurochman-Heli Suyanto berhasil meraih kemenangan dengan perolehan suara sebesar 50,16 persen.

    2. Ronal Surapradja

    Artis Ronal Surapradja tumbang dalam Pilkada 2024. Ia mencalonkan diri sebagai wakil gubernur Jawa Barat berpasangan dengan Jeje Wiradinata. Mereka diusung oleh Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP).

    Namun, hasil quick count Indikator Politik Indonesia menunjukkan pasangan ini hanya memperoleh sekitar 9,12 persen suara, menempatkan mereka di posisi keempat dari empat pasangan calon yang bertanding, yaitu Acep Adang Ruhiat-Gitalis Dwi Natarina dengan perolehan suara sebesar 9,67 persen menduduki posisi ketiga.

    Pada posisi kedua, ada pasangan Ahmad Syaikhu-Ilham Habibie dengan perolehan suara sebesar 20,07 persen, dan posisi pertama dimenangkan oleh Dedi Mulyadi-Erwan Setiawan dengan perolehan suara sebesar 61,16 persen.

    3. Vicky Prasetyo

    Vicky Prasetyo kalah pada Pilkada 2024. Ia mencalonkan diri sebagai calon bupati Pemalang berpasangan dengan Mochamad Suwendi, diusung oleh Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).

    Namun, hasil sementara perhitungan BM Center menunjukkan mereka meraih suara paling rendah sekitar 19,38 persen dibanding dua pasangan calon lainnya, yaitu Mansur Hidayat dan Muhammad Bobby Dewantara dengan perolehan suara sebesar  36,21 persen menduduki posisi kedua, dan hasil sementara dimenangkan oleh pasangan Anom Widiyantoro-Nurkholes dengan perolehan suara sebesar 44,42%.

    4. Hengky Kurniawan

    Hengky Kurniawan juga kalah pada Pilkada 2024. Artis yang berasal dari PDIP dan petahana ini maju sebagai calon bupati Kabupaten Bandung Barat bersama Ade Sudrajat. Hengky kalah dari pasangan sesama artis, yakni Jeje “Govinda” atau Ritchie Ismail.

    Jeje “Govinda”-Asep Ismail unggul dalam hasil quick count Indikator Politik Indonesia pada Pilkada 2024. Adik ipar Raffi Ahmad ini mendapatkan 37,77 persen dari perolehan suara.

    Jeje “Govinda” unggul dari Hengky Kurniawan-Ade Sudrajat yang mengumpulkan 23.96 persen suara. Sementara, posisi ketiga ada pasangan Didik Agus dan Gilang Dirga yang mendapat 17,66 persen.

    Para artis yang tumbang di Pilkada 2024 ini menunjukkan betapa kompetitifnya pertarungan politik di Indonesia. Hal ini juga menjadi tantangan baru mereka yang beralih dari dunia hiburan ke dunia politik.

  • PDIP Salahkan Partai Cokelat sebagai Dalang Kekalahan di Kandang Banteng

    PDIP Salahkan Partai Cokelat sebagai Dalang Kekalahan di Kandang Banteng

    GELORA.CO – Gelaran Pilkada 2024 meninggalkan luka mendalam bagi PDIP. Partai banteng moncong putih seperti tak percaya bisa kalah di empat provinsi besar, di pulau Jawa, termasuk kandangnya sendiri wilayah Jawa Tengah (Jateng).

    Di Pilgub Banten, pasangan Airin Rachmi Diany-Ade Sumardi yang diusung PDIP bersama Golkar harus menelan pil pahit. Berdasarkan hasil quick count pada Rabu (27/11/2024) pukul 23.47 WIB dengan 100 persen suara yang masuk, pasangan Soni-Dimyati yang disokong KIM Plus memperoleh suara 57,52 persen. Sedangkan jagoan PDIP memperoleh 42,48 persen suara berdasarkan hasil quick count Charta Politika.

    Kemudian di Pilgub Jawa Barat (Jabar), pasangan Jeje Wiradinata-Ronal Surapradja hanya mampu memperoleh suara 9,10 persen. Kalah jauh dari jagoan KIM Plus, Dedi Mulyadi-Erwan Setiawan 61,16 persen berdasarkan hasil quick count Indikator Politik per Rabu (27/11/2024) pukul 20.29 WIB, dengan data masuk 100 persen.

    Di Jawa Timur (Jatim) KIM Plus yang mengusung Khofifah Indar Parawansa-Emil Dardak meraih 58,14 persen menumbangkan jagoan PDIP Tri Risma Harini-Zahrul Azhar Asumta 33,48 persen hasil quick count LSI Denny JA per Rabu (27/11/2024) pukul 16.42 WIB, dengan data suara masuk 98,29 persen.

    Yang paling perih Pilgub Jawa Tengah (Jateng). Wilayah yang selama ini disebut-sebut sebagai kandang banteng, malah jadi saksi bisu tumbangnya banteng. Pasangan Andika Perkasa-Hendrar Prihadi hanya mampu mengumpulkan 41,31 persen, masih kalah jauh dari Ahmad Luthfi-Taj Yasin yang di-endorse Presiden RI Prabowo Subianto, meraih 58,69 persen hasil quick count LSI Denny JA per Rabu (27/11/2024) pukul 20.53 WIB, dengan data suara masuk 98,29 persen.

    Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto menyalahkan Partai Cokelat atas kekalahan yang menyesakkan ini. Dia menyebut, Partai Cokelat tak sendiri tapi bekerja dengan dibantu Pj Kepala Daerah dan atas perintah Presiden ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi).

    “Partai Cokelat ini sudah barang tentu adalah oknum-oknum kepolisian. Cuma karena tidak hanya satu, tidak hanya satu tempat. Mungkin sebaiknya kita tidak menyebut oknum-oknum. Tapi ini sudah sesuatu yang bersifat dari komando. Dan saya kira pemegang kuncinya adalah Listyo Sigit. Beliau bertanggung jawab terhadap institusi yang dia kendalikan, yang dia pimpin,” kata Hasto saat konferensi Pers di DPP PDIP, Jakarta Pusat, Kamis (28/11/2024).

    Ketua DPP PDIP Ahmad Basarah mengatakan, anomali yang terjadi di Pilkada 2024 sangat kental dirasakan oleh pasangan yang diusung partainya yakni Airin Rachmy Diany-Ade Sumardi di Pilgub Banten. Dia mengaku kaget, intervensi Partai Cokelat juga menyasar Airin yang tercatat sebagai timses Prabowo Subianto saat Pilpres lalu.

    “(Ini) anomali yang pertama, di luar nalar kami. Seorang Airin, Ketua Tim Pemenangan Prabowo-Gibran, sukses memenangkan Prabowo-Gibran di Banten, pada saat dia menjadi calon gubernur, harus mengalami intervensi kekuasaan untuk menggagalkan kemenangan,” kata Basarah.

    Curang Teriak Curang?

    Di saat PDIP berteriak curang muncul video yang memperlihatkan surat suara Pilgub Jakarta 2024 sudah tercoblos pasangan calon nomor urut 3 Pramono Anung-Rano Karno. Tentu video ini jadi tamparan keras bagi banteng yang selama ini paling lantang teriak kecurangan dalam kontestasi, bahkan sejak gelaran Pilpres.

    Dari video yang berdurasi 3 menit 40 detik, seorang petugas pengawas dari Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) di Pinang Ranti, Jakarta Timur tengah menghitung jumlah surat suara yang sudah dicoblos. Diduga surat yang tercoblos tersebut merupakan surat suara sisa tidak terpakai.

    “Kiriman dari teman di Pinang Ranti. (Paslon) 03 sudah tercoblos semua. Suara yang tidak mencoblos di TPS 028,” tulis keterangan video yang beredar, dilihat Inilah.com, Kamis (28/11/2024).

    Dari video ditampilkan 18 surat suara yang sudah dicoblos ke pasangan Pramono Anung dan Rano Karno. Petugas itu kemudian memperlihatkan satu per satu surat suara sisa yang sudah tercoblos itu ke masyarakat dan petugas yang menjadi saksi.

    Tak lama, petugas lain memanggil panitia atau Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) untuk mengecek kembali surat yang sudah diperlihatkan tadi.

    Terkait temuan ini, Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Provinsi Jakarta Wahyu Dinata mengaku masih menunggu kronologis lengkap dari jajarannya, soal surat suara Pilgub Jakarta 2024 yang sudah tercoblos untuk pasangan calon tertentu.

    “Kami sedang minta KPU Jakarta Timur untuk menyusun kronologi ya. Jadi nanti kalau kronologis sudah sampai di kami pasti nanti akan kami sampaikan,” ujar Wahyu saat jumpa pers di kantornya, kawasan Senen, Jakarta Pusat, Kamis (28/11/2024).

    “Bisa jadi nanti kami dapat kronologi atau bisa jadi kami dapat rekomendasi dari Bawaslu, yang pasti sifatnya kami menunggu,” katanya menambahkan.