Tag: Dedi Mulyadi

  • Dedi Mulyadi tolak pengadaan mobil dinas baru untuk Gubernur Jabar

    Dedi Mulyadi tolak pengadaan mobil dinas baru untuk Gubernur Jabar

    Jangan identik setiap pemimpin baru, mobil dinas baru

    Purwakarta (ANTARA) – Gubernur Terpilih Jawa Barat Dedi Mulyadi menolak pengadaan mobil dinas baru untuk dirinya dan meminta anggaran itu dialihkan untuk menjalankan program yang berkaitan dengan kepentingan masyarakat.

    “Jangan identik setiap pemimpin baru, mobil dinas baru,” kata Dedi Mulyadi usai bersilaturahmi dengan Penjabat (Pj) Gubernur Jabar Bey Triadi Machmudin di Gedung Pakuan, Kota Bandung, Sabtu.

    Ia menyampaikan bahwa sebenarnya dirinya tidak menginginkan disediakan mobil dinas baru. Karena tidak semua pemimpin baru menginginkan mobil baru.

    Namun jika pengadaan mobil dinas baru untuk gubernur itu sudah dialokasikan anggarannya, Dedi menyarankan agar dialihkan ke kegiatan lain yang berkaitan dengan kepentingan masyarakat.

    Kegiatan yang berkaitan dengan kepentingan masyarakat itu seperti kegiatan pembangunan jalan, pembangunan rumah masyarakat miskin, dan lain-lain.

    “Saya minta ke Pak Pj Gubernur, tolong jangan belikan saya mobil baru, saya juga punya mobil sudah cukup,” katanya.

    Sementara itu dalam pertemuan dengan Pj Gubernur Jabar Bey Triadi Machmudin, Dedi Mulyadi membahas kegiatan dan program dalam upaya memajukan Jawa Barat.

    Pj Gubernur Jawa Barat Bey Triadi Machmudin menyampaikan bahwa dirinya dengan Dedi Mulyadi memiliki visi yang sama, yakni membawa Jawa Barat lebih baik.

    Ia meyakini upaya membawa Jawa Barat lebih baik bisa terlaksana saat Dedi Mulyadi memimpin.

    “Kang Dedi memiliki dukungan besar karena dipilih langsung oleh masyarakat. Jadi saya yakin Jawa Barat ini dalam waktu satu atau dua tahun ke depan akan lebih maju,” kata Bey.

    Pewarta: M.Ali Khumaini
    Editor: Rangga Pandu Asmara Jingga
    Copyright © ANTARA 2025

  • Jelang dilantik jadi Gubernur Jabar, Dedi Mulyadi urus pindah domisili ke Bandung

    Jelang dilantik jadi Gubernur Jabar, Dedi Mulyadi urus pindah domisili ke Bandung

    Foto: Tita Sopandi/Radio Elshinta

    Jelang dilantik jadi Gubernur Jabar, Dedi Mulyadi urus pindah domisili ke Bandung
    Dalam Negeri   
    Editor: Sigit Kurniawan   
    Jumat, 10 Januari 2025 – 20:28 WIB

    Elshinta.com –  Jelang pelantikan, Gubernur Jawa Barat terpilih Dedi Mulyadi, pindah domisili dari Purwakarta ke Bandung dengan mengurus kepindahan di Mall Pelayanan Publik (MPP) Bale Madukara Purwakarta, Jumat (10/1).

    Dedi Mulyadi datang ke Bale Madukara bersama anak bungsunya dan dijemput oleh pejabat setempat.

    Setelah mengunjungi bagian pelayanan kependudukan untuk mengurus kepindahan yang semula berdomisili di Purwakarta mengajukan kepindahan ke Kota Bandung, seperti dilaporkan Kontributor Elshinta, Tita Sopandi.

    Gubernur Jawa Barat terpilih, Dedi Mulyadi mengatakan, pengajuan kepindahan alamat kependudukan tersebut merupakan persyaratan administrasi sesuai aturan, sebab Gubernur Jawa Barat yang dilantik harus ber-KTP Bandung.

    Saya ke Bale Madukara ini untuk langsung mengurus perpindahan penduduk, karena pindah domisili ini sebagai kelengkapan persyaratan pelantikan Gubernur Jawa Barat, kata Dedi Mulyadi, usai mengurus kepindahan.

    Dedi menyebutkan, meski sudah pindah di Bandung, tapi sebagai Gubernur Jawa Barat, dirinya akan tetap tinggal di lima titik dan bekerja dengan berkeliling ke berbagai daerah di Jawa Barat.

    Pasangan Dedi Mulyadi – Erwan Setiawan, telah resmi ditetapkan sebagai Gubernur Jawa Barat terpilih pada Pilkada 2024.

    Rencananya pasangan ini akan dilantik 7 Februari mendatang, namun kepastian pelantikanya masih menunggu perkembangan selanjutnya.

    Sumber : Radio Elshinta

  • Dedi Mulyadi nyatakan ingin segera laksanakan tugas di Jabar

    Dedi Mulyadi nyatakan ingin segera laksanakan tugas di Jabar

    Sumber foto: Antara/elshinta.com

    Dedi Mulyadi nyatakan ingin segera laksanakan tugas di Jabar
    Dalam Negeri   
    Editor: Sigit Kurniawan   
    Kamis, 09 Januari 2025 – 20:35 WIB

    Elshinta.com – Gubernur Jawa Barat terpilih Dedi Mulyadi menyatakan ingin segera melaksanakan tugas-tugas sebagai Gubernur Jawa Barat setelah nanti dirinya resmi dilantik menjadi gubernur di provinsi tersebut.

    “Karena saya biasa bekerja dengan cepat. Tapi seluruh kecepatan itu kan tergantung pada penetapan kapan dilakukan pelantikan. Kami masih menunggu akan dilaksanakan kapan, apakah dipisah yang tidak ada gugatan ke MK lebih dulu atau digabung menunggu seluruh gugatan itu selesai. Itu kami serahkan sepenuhnya kepada pemerintah,” kata Dedi di Jawa Barat, Kamis.

    Dedi mengaku dirinya akan tetap melaksanakan tugas-tugas kemanusiaan yang kerap dilakukannya selama ini setiap hari. “Karena dalam setiap hari saya selalu menerima tamu, selalu menyelesaikan problem,” katanya.

    Untuk pekerjaan di Jabar yang pertama, Dedi mengungkapkan dirinya ingin menyukseskan program ketahanan pangan dan program memberi makanan bergizi gratis bagi siswa.

    Kemudian, lanjut Dedi, pihaknya juga ingin mendorong penyelesaian berbagai masalah infrastruktur di Jawa Barat, juga menyelesaikan dampak dari bencana yang ada di Sukabumi dan Cianjur, sehingga tidak menunggu terlalu lama seperti yang terjadi di Cianjur.

    “Dan selanjutnya juga saya ingin berbagai problem di Jawa Barat, walaupun masih dalam masa transisi bisa secara bersama-sama diselesaikan. Jadi ini kami ingin secara bersama-sama, sehingga nanti tidak lagi terlalu lama menunggu untuk melakukan eksekusi-eksekusi kebijakan dan yang paling mendasar, yang paling mendesak di sekitar Bandung Raya adalah sampah,” ujarnya.

    Untuk sampah di Bandung Raya itu, kata Dedi, salah satunya disebabkan TPA yang bermasalah yakni TPA Sarimukti, sehingga perlu eksekusi cepat, mengingat saat ini tumpukan sampah masih terjadi yang menurutnya disebabkan keterlambatan pengangkutan, jumlah armada dan petugas yang kurang.

    “Sehingga harus ditambah, tidak boleh lagi dilakukan pembiaran terlalu lama. Itu hal-hal yang bisa saya lakukan eksekusi dalam waktu cepat dan walaupun itu kewenangan pemerintahan kota, tetapi pemerintah provinsi harus memberikan dorongan, stimulus dan turun secara bersama,” ujarnya.

    Menurut Dedi, keberhasilan provinsi Jawa Barat tergantung juga dengan keberhasilan kepala desa, bupati dan wali kota di seluruh Jawa Barat. Karenanya dia mengungkapkan tiap petang dirinya akan bertemu dengan para bupati dan wali kota terpilih untuk mendiskusikan hal-hal yang harus dilakukan untuk membangun Jabar.

    “Bicara bersama apa yang mesti dilakukan Untuk membangun, menata Jawa Barat ke depan, dengan tagline ‘lembur diurus kota ditata’,” ucapnya.

    Selain itu, Dedi juga mengaku akan terbuka atas berbagai masukan, pikiran dan gagasan, termasuk dari pasangan calon lain dalam Pilgub Jabar untuk bersama-sama membangun Jawa Barat.

    “Pasti dong pasangan calon lain itu kan rata-rata memimpin di partainya dan memiliki representasi anggota DPRD di provinsi dan di DPR. Pasti dilakukan secara bersama karena kalau sudah sekarang tidak lagi bicara didukung oleh partai mana, seluruh fraksi-fraksi yang ada di DPRD Provinsi Jawa Barat harus secara bersama menyepakati pembangunan yang memiliki kualifikasi yang dibutuhkan oleh publik,” kata Dedi menambahkan.

    Pasangan Dedi Mulyadi dan Erwan Setiawan ditetapkan sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur terpilih Provinsi Jawa Barat oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) Jawa Barat, Kamis ini.

    Pada 9 Desember 2024 lalu, KPU Provinsi Jawa Barat telah menetapkan hasil rekapitulasi perolehan suara dari 27 kabupaten dan kota di Jawa Barat.

    Pasangan nomor urut 4, Dedi Mulyadi dan Erwan Setiawan, berhasil meraih suara terbanyak dengan total 14.130.192 suara. Pasangan ini diusung oleh Partai Golkar, Demokrat, Gerindra, PSI, PAN, Buruh, PBB, Gelora, dan Perindo.

    Di urutan kedua, pasangan nomor urut 3, Ahmad Syaikhu dan Ilham Habibie, yang diusung oleh Partai Nasdem, PKS, dan PPP, memperoleh 4.267.612 suara.

    Sementara itu, pasangan nomor urut 1, Acep Adang Ruhiat dan Gitalis Dwi Natarina dari PKB memperoleh 2.204.452 suara dan pasangan nomor urut 2 dari PDIP, Jeje Wiradinata dan Ronald Supradja meraih 2.116.017 suara.

    Sumber : Antara

  • Pj Gubernur Jabar titip sejahterakan warga kepada Dedi-Erwan

    Pj Gubernur Jabar titip sejahterakan warga kepada Dedi-Erwan

    Sumber foto: Antara/elshinta.com

    Pj Gubernur Jabar titip sejahterakan warga kepada Dedi-Erwan
    Dalam Negeri   
    Editor: Sigit Kurniawan   
    Kamis, 09 Januari 2025 – 20:56 WIB

    Elshinta.com – Penjabat (Pj) Gubernur Jawa Barat Bey Triadi Machmudin berpesan kepada pasangan Gubernur dan Wakil Gubernur Jabar terpilih Dedi Mulyadi dan Erwan Setiawan untuk bisa bekerja demi menyejahterakan warga Jabar.

    “Pesan saya satu, mohon sejahterakan warga Jawa Barat,” ujar Bey Machmudin dalam Rapat Pleno KPU Jabar dengan agenda penetapan pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur terpilih di Bandung, Kamis.

    Lebih lanjut Bey berharap pasangan Dedi-Erwan dapat mengemban amanah rakyat dengan baik, sehingga Jabar menjadi provinsi terdepan di Indonesia.

    “Selamat atas amanah besar dari seluruh masyarakat Jawa Barat yang diberikan kepada Pak Dedi dan Pak Erwan, masyarakat menantikan kerja dari bapak-bapak berdua,” kata Bey.

    Setelah ditetapkan KPU, kata Bey, pasangan Dedi-Erwan tinggal menunggu tanggal pelantikan yang akan ditetapkan oleh Kementerian Dalam Negeri RI.

    Terkait pelaksanaan Pilkada Serentak 27 November 2024, Bey mengatakan bahwa keberhasilannya mencerminkan demokrasi telah matang dilaksanakan di Jabar.

    “Saya mengapresiasi kinerja KPU, Bawaslu, TNI/ Polri, stakeholders, dan seluruh lapisan masyarakat atas partisipasi yang dicurahkan pada pilkada serentak sehingga kita bisa melaksanakan pilkada serentak dengan aman damai dan lancar,” katanya.

    Bey juga menambahkan dirinya berterima kasih kepada tiga pasangan calon lain yang telah menjadi peserta Pilgub Jabar, atas ide dan gagasan yang telah dicurahkan selama mengikuti kontestasi.

    Adapun, Dedi Mulyadi mengatakan akan intens berkomunikasi dengan seluruh jajaran pemda provinsi, mulai dari Penjabat Gubernur, Sekda, hingga perangkat daerah.

    “Kami akan komunikasi, Gubernur dan Wakil Gubernur terpilih dengan seluruh perangkat daerah,” katanya.

    Dedi berkomitmen pada masa kepemimpinannya nanti pembangunan akan berfokus pada apa yang menjadi kebutuhan publik.

    “Karena dalam dunia birokrasi di tingkat provinsi dan kabupaten/kota tidak dikenal istilah oposisi, karena kita di Provinsi, kabupaten/kota semua adalah pemerintah yang membangun berdasarkan kebutuhan daerah,” ucap Dedi.

    Sumber : Antara

  • Dedi Mulyadi resmi jadi Gubernur Jabar terpilih periode 2025-2030

    Dedi Mulyadi resmi jadi Gubernur Jabar terpilih periode 2025-2030

    ANTARA – Komisi Pemilihan Umum (KPU) Provinsi Jawa Barat menetapkan pasangan Dedi Mulyadi dan Erwan Setiawan sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur terpilih periode 2025-2030. Gubernur Jabar terpilih, Dedi Mulyadi menyebut akan mendampingi Penjabat Gubernur dalam melaksanakan kebijakan selama masa transisi kepemimpinan. (Dian Hardiana/Arif Prada/Rijalul Vikry)

  • Tercemar Limbah Debu, Ratusan Warga Blokade Jalan Proyek Tambang, Tuntut Perusahaan Perbaiki Jalan

    Tercemar Limbah Debu, Ratusan Warga Blokade Jalan Proyek Tambang, Tuntut Perusahaan Perbaiki Jalan

    TRIBUNJATIM.COM – Aktivitas proyek tambang galian C membuat warga di desa di Kecamatan Budong-Budong, Mamuju Tengah terancam kesehatannya.

    Itu karena para warga terkena dampak pencemaran limbah dembu yang disebabkan proyek tambang tersebut.

    Ratusan warga pun memblokade akses jalan desa pada Senin (23/10/2023).

    Disebutkan bahwa limba debu tersebut mereka mengalami batuk-batuk dan sesak napas.

    Warga mengeluhkan dampak pencemaran lingkungan yang dirasakan, terutama oleh anak-anak yang lebih rentan.

    Mereka menuntut pihak perusahaan untuk memenuhi janji perbaikan jalan yang dijanjikan sebelum proyek galian dimulai tiga tahun lalu.

    “Dulu katanya jalan akan diperbaiki, namun setelah beroperasi bertahun-tahun, jalan tak kunjung diperbaiki. Sementara asap debu sangat mengganggu warga. Belum lagi ganti rugi lahan untuk pelebaran jalan mobil proyek tambang,” ujar Rosanna, salah satu warga, melansir dari Kompas.com.

    Akses jalan desa tersebut merupakan jalur utama bagi angkutan proyek bendungan, yang setiap harinya menghasilkan kepulan debu tebal. Warga merasa kondisi ini sangat mengganggu kesehatan mereka.

    “Bayangkan setiap hari menghirup debu tebal akibat aktivitas kendaraan tambang,” tambah Rosanna.

    Kekecewaan warga semakin meningkat karena pihak perusahaan tidak kunjung memberikan kejelasan mengenai ganti rugi untuk tanaman dan lahan yang digunakan untuk pelebaran jalan proyek.

    “Jangankan membayar ganti rugi tanah seperti dijanjikan perusahaan sebelumnya, perbaikan atau pengaspalan jalan saja tidak dilakukan hingga kini,” keluh seorang warga lainnya.

    Warga yang awalnya berniat berdialog dengan pihak perusahaan terkait tuntutan mereka merasa kesal setelah tidak menemukan kejelasan.

    Mereka kemudian memutuskan untuk memblokade akses jalan dan menghentikan seluruh aktivitas angkutan proyek di lokasi.

    Menanggapi situasi ini, Yulius Sanusi, Ketua Komisi II DPRD Mamuju Tengah, berjanji akan mengawal persoalan ini.

    “Insya Allah kami akan mendesak semua pihak yang bertanggung jawab untuk melakukan perbaikan jalan termasuk memberikan ganti rugi kepada warga yang lahannya terkena pelebaran jalan proyek,” jelas Yulius.

    Warga menegaskan akan terus memblokade akses jalan hingga pihak perusahaan merealisasikan janji mereka untuk melakukan perbaikan jalan dan pembayaran ganti rugi lahan yang telah digunakan untuk kepentingan proyek.

    Sebelumnya ramai dibicarakan di media sosial penampakan area diduga lokasi bekas tambang emas.

    Beberapa video bencana di Sukabumi akhirnya dikaitkan dengan munculnya penampakan area bekas tambang tersebut.

    Viral di media sosial penampakan lahan gundul diduga lokasi tambang emas yang diduga menjadi penyebab bencana banjir hingga longsor di wilayah Selatan Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat.

    Foto-foto lokasi tambang di wilayah Selatan Sukabumi beredar luas.

    Bahkan terdapat video viral tayangangan Google Earth yang menunjukkan beberapa lokasi penggundulah hutan. 

    Bahkan Gubernur terpilih Dedi Mulyadi pun sudah menyoroti adanya penggalian dan pengundulan lahan. Ia sendiri menyebutnya sebagai salah satu faktor bencana.

    Dalam video beredar dilihat Tribunjabar.id, Kamis (12/12/2024) seperti dikutip TribunJatim.com, terlihat lahan gundul cukup luas.

    Saat dikonfirmasi, Sekda Kabupaten Sukabumi, Ade Suryaman, mengatakan, lokasi itu akan dilakukan kajian apakah itu menjadi penyebab bencana atau tidak.

    Namun, menurut Ade Suryaman keputusan hasil kajian itu berada di Pemerintah Pusat.

    “Nanti itu kajian dari kementerian, kalau dari kita itu ada, tapi yang memutuskan kementerian,” ujar Ade Suryaman, singkat.

    Ade Suryaman mengatakan, longsor susulan masih berpotensi terjadi karena curah hujan masih tinggi di wilayah Sukabumi.

    “Masih ada karena curah hujan yang tinggi, berarti longsornya tanah kita tanah gembur,” ucap Ade Suryaman, seperti dikutip TribunJatim.com dari TribunJabar.ID, Kamis (12/12/2024).

    Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com

  • Prabowo Menang 1 Putaran, Jokowi Dipecat PDIP

    Prabowo Menang 1 Putaran, Jokowi Dipecat PDIP

    Jakarta, CNN Indonesia

    Sejumlah dinamika politik terjadi di tahun 2024 berkat dua gelaran besar, yaitu Pemilihan Presiden 2024 dan Pilkada Serentak 2024. Pergeseran peta politik terjadi melibatkan nama-nama besar, seperti Joko Widodo, Prabowo Subianto, dan Megawati Soekarnoputri.

    Catatan pertama adalah kemenangan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka dalam satu putaran di Pilpres 2024. Pencapaian mereka melebihi prediksi sejumlah lembaga survei.

    Beberapa lembaga survei memprediksi Prabowo-Gibran akan unggul, tetapi pilpres akan digelar dua putaran. Hal itu karena elektabilitas mereka belum solid di atas 50 persen.

    Saat Komisi Pemilihan Umum (KPU) menetapkan hasil, Prabowo-Gibran meraih 96.214.691 suara. Perolehan itu setara 58 persen dari total suara sah.

    Sementara itu, Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar berada di posisi kedua dengan perolehan 40.971.906 suara. Pasangan Ganjar Pranowo dan Mahfud MD meraih 27.040.878 suara.

    Mahkamah Konstitusi (MK) sempat menggelar sidang perselisihan hasil pemilihan umum (PHPU) atas gugatan dua paslon. Namun, MK menyatakan Prabowo-Gibran tetap menang Pilpres 2024.

    Prabowo-Gibran dilantik pada 20 Oktober 2024 di Kompleks Parlemen, Jakarta. Prabowo menjadi Presiden kedelapan Republik Indonesia menggantikan Joko Widodo.

    Jokowi dipecat PDIP

    Pilpres 2024 menjadi puncak keretakan hubungan Jokowi dengan PDIP. Anak Jokowi, Gibran, mendampingi Prabowo sebagai calon wakil presiden. Padahal, PDIP kala itu sudah mendeklarasikan Ganjar-Mahfud.

    Menantu Jokowi, Bobby Nasution, ikut mendukung Prabowo-Gibran. PDIP pun memecatnya. Bobby bergabung dengan Partai Gerindra yang dipimpin Prabowo.

    Setelah pilpres, Pilkada Serentak 2024 dimulai. Loyalis Jokowi membentuk Koalisi Indonesia Maju (KIM) Plus dan bekerja sama di berbagai daerah.

    Mereka bertarung melawan PDIP di sejumlah daerah strategis. Misalnya, di DKI Jakarta saat KIM Plus mengusung Ridwan Kamil dan Suswono. Mereka melawan jagoan PDIP Pramono Anung dan Rano Karno.

    Di Jawa Tengah, KIM Plus memasang Ahmad Luthfi dan Taj Yasin Maimoen. Mereka menghadapi Andika Perkasa dan Hendrar Prihadi di wilayah yang dikenal dengan julukan kandang banteng.

    KIM Plus juga memasang Bobby Nasution dan Surya di Sumatera Utara. Begitu pula di Banten dengan memasang Andra Soni-Dimyati.

    Di Jatim, KIM Plus memasang Khofifah Indar Parawansa dan Emil Dardak. Koalisi ini mengusung Dedi Mulyadi dan Erwan Setiawan di Pilgub Jabar.

    KIM Plus menekuk PDIP di Jawa Tengah, Jawa Timur, Jawa Barat, Sumatera Utara, dan Banten. PDIP hanya menang di DKI Jakarta.

    Setelah pilkada, PDIP mengumumkan daftar kader yang dipecat. Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto menyebut Jokowi dan keluarga sudah bukan lagi bagian dari PDIP.

    “Saya tegaskan kembali Bapak Jokowi dan keluarga sudah tidak lagi jadi bagian dari PDI Perjuangan,” kata Hasto di Sekolah Partai PDIP, Jakarta Selatan, Rabu (4/12).

    Jokowi menanggapi santai pernyataan itu. Dia tak memastikan apakah akan bergabung dengan partai lain dalam waktu dekat.

    “Ya berarti partainya perorangan,” ucap Jokowi saat dimintai tanggapan atas pernyataan Hasto, Kamis (5/12).

    Pemecatan Jokowi diresmikan PDIP dalam SK Nomor 1649/KPTS/DPP/XII/2024. PDIP mencantumkan sejumlah alasan pemecatan Jokowi, termasuk intervensi putusan Mahkamah Konstitusi (MK).

    Revisi UU Pilkada dan peringatan darurat

    Menjelang pelaksanaan Pilkada Serentak 2024, MK memutus perkara nomor 60/PUU-XXII/2024 dan nomor 70/PPU-XXII/2024. Dua perkara itu berkenaan dengan syarat pencalonan kepala daerah.

    Putusan nomor 60 menyatakan ambang batas pencalonan 20-25 persen bertentangan dengan konstitusi. MK mengubahnya menjadi 6,5-10 persen tergantung jumlah penduduk masing-masing daerah.

    Sementara itu, putusan 70 menegaskan batas usia minimal calon kepala daerah ditentukan saat penetapan pasangan calon.

    DPR langsung menggelar rapat revisi UU Pilkada 21 Agustus. Rapat digelar super kilat dan bertentangan dengan putusan MK.

    Revisi UU Pilkada menetapkan batas usia paling rendah calon gubernur adalah 30 tahun dan batas usia calon wali kota/bupati adalah 25 tahun ketika resmi dilantik. DPR pun tetap memberlakukan ambang batas pencalonan 20-25 persen.

    Masyarakat murka. Mereka mengaitkan langkah DPR itu dengan upaya pencalonan Kaesang Pangarep, anak Presiden Jokowi, di pilkada tahun ini. Kaesang mulai muncul di sejumlah survei, tapi usianya belum memenuhi syarat bila menggunakan putusan MK.

    Sebagian pihak juga mengaitkan perubahan kilat aturan ini mirip Pilpres 2024. Kala itu, aturan pencalonan diubah via MK dan putra Jokowi, Gibran Rakabuming Raka, berhasil mencalonkan diri.

    Kemarahan publik pun terwujud dalam gerakan “Peringatan Darurat” di internet. Lalu berlanjut ke aksi unjuk rasa di Kompleks Parlemen.

    Mahasiswa, buruh, masyarakat sipil turun ke jalan menuntut keadilan. Tembok parlemen dikoyak. Massa aksi masuk ke wilayah parlemen.

    Desakan kuat membuat DPR tunduk. DPR memutuskan tak membawa revisi itu ke tingkat paripurna untuk pengesahan. Pilkada Serentak 2024 digelar merujuk dua putusan MK.

    Baca selanjutnya di halaman berikut>>

    Serangkaian drama mewarnai Pilgub DKI Jakarta 2024 sejak masa pencalonan. Mulanya, petahana Anies Baswedan yang baru beres ikut pilpres ingin mencalonkan diri sebagai gubernur Jakarta lagi.

    Dia menjadi kandidat terkuat di sejumlah survei. Elektabilitas Anies mengungguli mantan gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok hingga mantan gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil.

    Anies juga sudah mengantongi dukungan dari PKB, PKS, dan NasDem. Namun, tiga partai itu tak mencapai titik temu saat membahas siapa calon wakil gubernur.

    Di tengah perjalanan, Koalisi Indonesia Maju (KIM) yang baru menang pilpres membuat sejumlah manuver. Mereka menarik RK ke Jakarta. Padahal, RK hampir pasti menang di Pilgub Jabar menurut survei-survei.

    Partai-partai pendukung Prabowo itu juga membentuk KIM Plus. Mereka menarik sejumlah partai di kubu Anies untuk bergabung. Hasilnya, PKS, PKB, dan NasDem merapat dengan ganjaran kursi di kabinet baru.

    Asa Anies untuk maju di Pilgub DKI Jakarta 2024 masih menyala saat MK mengubah syarat pencalonan kepala daerah. Anies bisa maju bila direstui PDIP.

    Meski begitu, Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri membuat keputusan mengejutkan. Dia mencalonkan dua kadernya, Pramono Anung dan Rano Karno. Anies gagal nyalon.

    Pilgub DKI Jakarta 2024 pun diikuti tiga peserta. Ridwan Kamil dan Suswono didukung gerbong KIM Plus, Pramono-Rano didukung PDIP, serta Dharma Pongrekun dan Kun Wardana yang maju dari jalur perseorangan.

    RK-Suswono memulai dengan elektabilitas tinggi. Sementara itu, Pramono-Rano berstatus sebagai kuda hitam dengan popularitas dan elektabilitas masih jauh tertinggal. Sementara itu, Dharma-Kun menghiasi persaingan dengan elektabilitas yang merangkak dikit demi sedikit.

    Di awal tahapan, sejumlah lembaga survei memprediksi RK-Suswono bisa menang satu putaran. Namun, hasil resmi KPU DKI Jakarta menunjukkan Pramono-Rano menang dengan 50,07 persen suara. Sang kuda hitam menang satu putaran.

    RK-Suswono sempat berencana menyeret hasil itu ke Mahkamah Konstitusi (MK). Namun, mereka tak kunjung mendaftarkan gugatan hingga batas waktu Rabu (11/12) pukul 23.59 WIB.

    Tren cawe-cawe

    Istilah cawe-cawe berubah menjadi tren politik di tahun 2024. Istilah ini pertama kali didengungkan oleh Presiden Jokowi saat bertemu para pimpinan redaksi media massa di Istana Kepresidenan Jakarta, 29 Mei 2023.

    Saat itu, menjelang Pemilu Serentak 2024, Jokowi mengatakan dirinya harus ikut campur tangan. Namun, ia memberi penekanan cawe-cawe dilakukan demi kepentingan nasional, bukan sekadar urusan capres-cawapres.

    Meski begitu, beberapa bulan kemudian anak Jokowi, Gibran Rakabuming Raka, mencalonkan diri sebagai wakil presiden. Singkat cerita, Prabowo-Gibran menang Pilpres 2024.

    Tren cawe-cawe tak berhenti di pilpres. Saat pilkada bergulir, praktik cawe-cawe juga dilakukan Prabowo yang sudah berstatus presiden.

    [Gambas:Photo CNN]

    Dia memberi dukungan, baik berupa surat hingga pernyataan via video, ke beberapa calon kepala daerah. Misalnya, video dukungan untuk pemenangan Andra Soni-Dimyati di Pilgub Banten dan Ahmad Luthfi-Taj Yasin Maimoen di Pilgub Jateng.

    Prabowo juga menulis surat untuk warga Jakarta memilih Ridwan Kamil dan Suswono di Pilgub DKI Jakarta 2024.

    Meski begitu, istana menampik Prabowo melanggar aturan dalam dukungan tersebut. Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan Hasan Nasbi menyebut Prabowo memberi dukungan dalam kapasitasnya sebagai Ketua Umum Partai Gerindra.

    “Tidak ada aturan yang melarang Pak Prabowo meng-endorse calon. Pak Prabowo adalah ketua umum partai,” ucap Hasan melalui keterangan tertulis, Minggu (10/11).

    Catatan kritis

    Pengamat politik Universitas Esa Unggul Jamiluddin Ritonga mengkritisi sejumlah dinamika politik di tahun 2024. Pertama, soal cawe-cawe yang terus dinormalisasi oleh para elite.

    Jamiluddin mengatakan netralitas penyepenggara negara menjadi kunci demokrasi berjalan baik. Namun, praktik cawe-cawe mulai dibiasakan sejak Jokowi menjabat sebagai presiden.

    “Idealnya kan netralitas dijaga, ini cenderung kurang dilakukan oleh penyelenggara pemilu, termasuk elite-elite tertentu, seperti Pak Jokowi yang cenderung cawe-cawe. Itu yang saya melihat gejala umum menurunnya demokrasi di Tanah Air,” kata Jamiluddin saat dihubungi CNNIndonesia.com, Selasa (17/12).

    Catatan lainnya dari Jamiluddin adalah para elite politik yang memaksakan kehendak lewat revisi UU Pilkada. Menurutnya, momen tengah tahun ini menampar para elite politik agar lebih mendengar aspirasi rakyat.

    “Jadi satu pelajaran bagi elite politik kalau mereka terus bermain-main dengan keinginan-keinginan elite tanpa mengakomodir harapan-harapan rakyat, bisa lama-kelamaan akan terjungkal dengan sendirinya,” ujarnya.

    Terpisah, pengamat politik Universitas Andalas Asrinaldi menyoroti blokade politik yang dilakukan lewat Koalisi Indonesia Maju (KIM). Menurutnya, hal ini bisa berdampak buruk bagi politik Indonesia.

    Meski begitu, Indonesia masih diberkati oleh dua hal. Pertama, putusan progresif Mahkamah Konstitusi (MK) yang menurunkan ambang batas pencalonan kepala daerah sehingga blokade masih bisa dilawan.

    “Nah tentu ini juga akan menjadi bagian dari cacat demokrasi kita dan harus diperbaiki ke depan,” ujar Asrinaldi.

    Dia berkata Indonesia juga terberkati dengan gerakan masyarakat sipil saat DPR tiba-tiba merevisi UU Pilkada. Gerakan itu bisa membatalkan praktik legislasi yang sewenang-wenang.

    Menurut Asrinaldi, gerakan semacam ini harus lebih terkonsolidasi. Dengan demikian, rakyat punya tumpuan untuk mengawal proses politik ke depannya.

    “Untuk demokrasi, keberadaan masyarakat sipil itu penting dan itu harus dikonsolidasikan dan penting untuk diikutkan dalam proses demokrasi kita,” ucapnya.

  • Umi Kalsum Pamer Perhiasan Kado Ayu Ting Ting di Hari Ibu, Tante Ikut Kecipratan: Doa Terbaik

    Umi Kalsum Pamer Perhiasan Kado Ayu Ting Ting di Hari Ibu, Tante Ikut Kecipratan: Doa Terbaik

    TRIBUNJATIM.COM – Momen Hari Ibu dimanfaatkan Ayu Ting Ting untuk membagikan kado spesial kepada ibu, adik dan tantenya.

    Tak tanggung-tanggung, Ayu memberikan perhiasan emas kepada ketiga wanita tersebut.

    Hal itu diungkapkan tante Ayu Ting Ting, Isra Miharti dilansir dari akun Instagram pribadinya @mpokdesign_icha, Senin 23 Desember 2024 kemarin.

    Melalui postingannya rupanya kado dari Ayu Ting Ting itu berupa cincin.

    Ia mengunggah foto penampakan tiga perempuan tengah menunjukkan masing-masing cincin yang terpasang di jari tangan.

    Semua cincinnya sama saja, baik yang dikenakan oleh ibu Bilqis maupun lainnya.

    Tampak, jari mereka tertumpuk menjadi satu di atas hamparan sajadah.

    “Tq for the gift @ayutingting92,“ terang dalam caption, dikutip dari Tribun Jambi.

    Isra Miharti berdoa agar mereka tetap menjadi seorang ibu yang hebat.

    Sosok ibu yang bisa mengantarkan anak-anaknya meraih keselamatan di dunia dan akhirat.

    “Semoga kita semua @mom_ayting92 @syifaasyifaaa tetap menjadi ibu hebat untuk anak anak kita, semoga kita bisa mengantarkan anak anak kita menuju keselamatan dunia dan akhirat dan semoga semua doa terbaik kita untuk anak anak dijabah Allah SWT, Aamiin, “ ujarnya.

    Sementara itu, Umi Kalsum terpantau membagikan foto selfie terbarunya saat mengenakan kalung emas melalui Instagram storiesnya @mkm_ayting92.

    Umi Kalsum pamer perhiasan pemberian Ayu Ting Ting. (Instagram)

    Tak diketahui pasti berat kalung tersebut namun tampak dari luar berukuran besar.

    Istri Ayah Rozak itu berfoto selfie mengenakan hijab berwarna hitam.

    Sedangkan kalung tersebut dipakai di luar hijab yang menutupi kepalanya.

    Sebelumnya Umi Kalsum menyiapkan doa khusus yang akan ia panjatkan saat umroh di akhir tahun nanti.

    Umroh tersebut dibiayai oleh Ayu Ting Ting.

    Ada satu hal yang menjadi salah satu pokok doanya, yakni jodoh sang putri.

    Di depan Ka’bah nanti, Umi Kalsum berharap anaknya mendapat jodoh yang terbaik.

    “Pasti ya pengin Ayu dapat jodoh juga,” kata Umi Kalsum, ditemui di kawasan Tanjung Duren, Jakarta Barat, Selasa (10/12/2024), dikutip dari Tribunnews.

    Ia juga menyinggung soal gosip perjodohan Ayu dan Dedi Mulyadi, calon Gubernur Jawa Barat.

    Menurut Umi, Ayu sudah mengetahui soal perjodohan tersebut.

    Namun, ia tidak membocorkan apa respons dari anak sulungnya.

    “Sudah, sudah dikasih tau. Pokoknya doakan saja,” ucapnya.

    Selebihnya, Umi berdoa agar dirinya dan keluarga sehat selalu dan panjag umur.

    “Cucu semua sehat, biar anak ayah juga semakin sukses, keluarga juga semuanya sehat,” timpal Ayah Ojak.

    Ayu Ting Ting berencana umrah di akhir tahun ini. Selain keluarga, ia juga mengajak karyawannya ikut serta.

    “Alhamdulillah semua dibiayai sama Ayu,” kata Umi Kalsum.

    Anaknya dijodohkan dengan Dedi Mulyadi, Umi Kalsum sudah menyiapkan doa khusus untuk Ayu Ting Ting yang akan ia panjatkan saat umroh di akhir tahun nanti. (Kolase Tribun Jabar dan Instagram/mom_ayting92_)

    Ayah Ojak bersyukur Ayu bisa berbagi rezeki kepada keluarga, dengan memberangkatkan umroh. Tak hanya keluarga saja, Ayu juga mengajak pekerjanya.

    “Memang ayah lebih suka umroh kalau memang pergi-pergi. Umroh ini juga sudah kami rencanakan sejak lama,” ucap Ayah Ojak.

    “Ya rencananya memang kalau bisa setiap tahun umroh, kalau ada rezekinya,” sambungnya.

    Adapun perjodohan Ayu dengan Dedi bermula video yang diunggah si pejabat tatkala bertemu dengan Ayah Rozak dan Umi Kalsum.

    Yang diketahui merupakan orang tua dari pedangdut, Ayu Ting Ting.

    Dilansir dari akun TikTok pribadinya, Minggu (8/12/2024), mulanya Dedi Mulyadi diketahui datang ke restoran milik Ayah Rozak di Jatiwaringin, Bekasi.

    Saat bertemu, Ayah Rozak bahkan langsung memanggil Dedi Mulyadi dengan sebutan calon mantu.

    “Ini langsung datang di Bekasi, kedatangan calon mantu lagi kayaknya nih,” ungkap Ayah Rozak.

    Mendengar hal itu, Dedi Mulyadi pun langsung meminta pendapat dan izin dari Umi Kalsum.

    “Sebentar dulu, calon mantu jangan hanya versi ayah. Karena ridhonya ada di ibu, ya. Tanya dulu dong ibunya,” ujar Dedi Mulyadi.

    “Eh, setuju aja. Kalau bener mah ya,” timpal Umi Kalsum.

    Dan ya, Ayah Rozak pun mengaku setuju dan memberikan restu apabila Dedi Mulyadi bersedia jadi calon pasangan Ayu.

    “Tuh ibunya setuju tuh, ayahnya setuju, apalagi,” ucap Ayah Rozak.

    Meski begitu, Umi Kalsum tetap memberikan 4 syarat apabila Dedi betul-betul ingin melamar sang putri.

    “Maksudnya bener-bener serius gitu loh. Yang seiman, sayang, mapan, bisa menghidupi Ayu sama anaknya,” beber Umi Kalsum.

    “Emang kalau dilamar, pengin hiburannya apa sih? Tanjidor?” imbuh Dedi mencoba mencairkan suasana.

    Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews Tribunjatim.com

  • Ulama dan Tokoh Jawa Barat Sampaikan Pepeling untuk Gubernur Terpilih,  Begini Isinya!

    Ulama dan Tokoh Jawa Barat Sampaikan Pepeling untuk Gubernur Terpilih,  Begini Isinya!

    JABAREKSPRES – 28 ulama dan tokoh agama Jawa Barat menggelar audensi dengan Ketua DPRD Jabar Buky Wibawa untuk menyampaikan pepeling atau pesan penting kepada Gubernur terpilih Dedi Mulyadi dan Erwan Setiawan.

    Koordinator Aliansi Ulama dan tokoh  agama Jabar Ustadz Asep Syaripudin mengatakan, pesan ini disampaikan mengenai hubungan sunda dan Islam.

    Menurutnya, sebagai masyarakat Jawa Barat, hubungan Sunda dan Islam sudah menjadi ruh jati diri Ki Sunda dari generasi ke generasi.

    BACA JUGA: Ulama API Berikan Nasehat untuk Prabowo Subianto agar Pilih Menteri Sesuai Kapasitas

    ‘’Inilah  yang harus dirawat dan dilestarikan serta dikuatkan melalui kebijakan politik pemerintah provinsi Jawa Barat,’’ ujar Asep dalam keterangannya, dikutip Rabu, (19/12/2024)

    Hubungan ini harus tetap dijaga agar menghidari kegaduhan yang disebabkan oleh praktek tradisi dan ritus Sunda Wiwitan yang bertentangan dengan Syariah Islam.

    Kondisi sudah menjadi tanggung jawab bersama seluruh masyarakat untuk selalu menjaga aqidah umat Islam di Jawa Barat.

    BACA JUGA: PC NU Garut, Ajak Pemerintah dan Ulama untuk Benahi Krisis Ahlak dan Moral

    Dengan begitu tanah pasundan ini akan menjadi negeri yang berkah, gemah ripah repeh rapih serta mendapatkan maghfirah Allah Subhanahu Wa Ta’ala.

    Pada keempatan tersebut, Ustad Asep menyampaikan naskah pepeling yang berisi pesan penting dari kalangan ulama dan tokoh agama untuk Gubernur terpilih Dedi Mulyadi dan Erwan Setiawan.

    Pepeling atau Tadzkirah tersebut disampaikan langsung kepada Ketua DPRD Jabar Buky Wibawa dan Wakil Ketua I DPRD Jabar Iwan Suryawan di ruangan Bamus DPRD Jabar.

    BACA JUGA: Pemerintah Tegaskan tak Ada Diskriminasi Hukum Bagi Ulama

    Adapun Pepeling dan Tadzkirah tersebut adalah sebagai berikut.

    Bismillahirrahmanirrahiim

    Asyhadu allaa ilaaha illallah wa ashadu anna Muhammadar rasulullah

    Amma Ba’du

    Islam memiliki sejarah yang panjang dan kaya di Tatar Sunda. Yang mencerminkan proses alkulturasi budaya dan islamisasi   antara  Islam dengan tradisi dan adat Sunda.

    Sehingga Identitas Islam teh Sunda, Sunda teh Islam menjadi cerminan dari keberhasilan proses Islamisasi ini, yang hingga kini masih menjadi bagian penting dari kehidupan masyarakat di Tatar Sunda.

  • Susno Duadji Sindir Burhan Dahlan yang Adili PK 7 Terpidana Kasus Vina: Mungkin Linglung Mau Pensiun

    Susno Duadji Sindir Burhan Dahlan yang Adili PK 7 Terpidana Kasus Vina: Mungkin Linglung Mau Pensiun

    TRIBUNJAKARTA.COM – Eks Kabareskrim Polri, Komjen Purn Susno Duadji menyindir keputusan hakim ketua yang mengadili Peninjauan Kembali (PK) 7 terpidana Kasus Vina Cirebon, Burhan Dahlan. 

    Ia heran dengan keputusan Burhan yang terkesan tidak menganggap bukti-bukti baru yang sudah dikumpulkan dan diuji di sidang PK di Pengadilan Negeri Cirebon. 

    “Itu (bukti-bukti baru) tidak dianggap sebagai bukti baru jadi kelihatannya lucu. Nah, saya menelusuri wah lucu. Pantas lucu, mungkin beliau sudah linglung karena tanggal 1 Januari nanti beliau itu pensiun, ingin cepat-cepat mutusnya,” ujar Susno seperti dikutip dari Kompas TV yang tayang pada Selasa (17/12/2024). 

    Susno menganggap aneh bahwa MA menyebutkan tidak ada kekhilafan hakim atau kekeliruan hakim dalam penanganan Kasus Vina Cirebon tahun 2016 silam. 

    Padahal, eks Kapolda Jawa Barat itu menilai banyak sekali kekeliruan hakim dalam menyidangkannya. 

    “Contohnya, salah satu di antara terdakwa itu adalah anak-anak maka cara menyidangkannya pun harus sesuai dengan hukum acara peradilan anak, ternyata tidak dilakukan,” ujar Susno. 

    Kedua, katanya, para terdakwa diancam dengan hukuman di atas lima tahun penjara. 

    Maka, seharusnya wajib didampingi oleh penasihat hukum sejak awal. 

    “Tapi nyatanya, tidak didampingi oleh penasihat hukum sejak awal. Nah, didampinginya pada tahap pertengahan. Itu sudah kekeliruan dan kekhilafan,” jelasnya. 

    Ketiga, ada alat bukti forensik yang ditemukan tetapi tidak digunakan di dalam pembuktian berupa chat Vina dengan temannya sesaat sebelum kejadian. 

    “Masih banyak lagi yang menyatakan kekeliruan dan kekhilafan hakim itu,” katanya. 

    Tidak ada novum?

    Susno juga kecewa dengan MA yang menyebut bahwa tidak ada novum (alat bukti baru) dalam PK yang diajukan tujuh terpidana kasus Vina. 

    Padahal, kata Susno, banyak sekali novum yang sudah dikumpulkan. 

    “Keterangan saksi yang dicari oleh Pak Dedi Mulyadi banyak benar yang belum pernah didengarkan oleh persidangan sebelumnya. Ditambah lagi keterangan ahli tentang analisis chat di hp Vina dengan Widi. Nah, itu alat bukti baru,” ujarnya. 

    Ia pun merasa aneh dengan pengumuman MA yang menolaknya. 

    “Alasan menolak tidak ada kekhilafan hakim, tapi tidak dijelaskan. Yang kedua tidak ada bukti baru, loh bukti baru yang sudah dikumpulkan sangat banyak dan diuji tapi tidak dianggap. Jadi, kelihatannya lucu,” pungkasnya. 

    Tolak grasi

    Tujuh terpidana bersikukuh bahwa mereka tidak pernah melakukan pembunuhan dalam Kasus Vina Cirebon. 

    Pendirian mereka tak goyah meski tim kuasa hukum sempat menawari mereka untuk menempuh jalur grasi usai Peninjauan Kembali (PK) ditolak Mahkamah Agung (MA).

    Sebab, mereka berpegang teguh kepada pendiriannya bahwa tidak terlibat dalam pembunuhan sadis itu. 

    “Konsekuensinya kalau grasi mereka harus mengakui perbuatannya, adanya pembunuhan ini, baru memohon ampun kepada presiden. Sampai dua kali saya tanya, mereka jawab tidak bersedia,” ujar kuasa hukum 7 terpidana, Jutek Bongso seperti dikutip Nusantara TV yang tayang pada Senin (16/12/2024). 

    Bahkan, ketujuh terpidana rela untuk menjalani hukuman seumur hidupnya ketimbang harus mengakui perbuatan yang tidak pernah mereka lakukan. 

    Ketujuh terpidana sampai saat ini bersikukuh bahwa mereka bukan pelakunya. 

    “Lebih bagus kami mati dan menjalani pidana ini sampai mati, sampai busuk di dalam penjara,” kata Jutek menirukan ucapan mereka. 

    Setelah MA mengumumkan menolak PK 7 terpidana, tim kuasa hukum mendatangi Lapas Kelas 1 Cirebon untuk menguatkan hati kliennya itu.

    “Secara manusia mereka terluka, frustrasi, putus asa, penuh dengan tangisan di dalam lapas, kami pun menenangkan mereka.

    Jutek mengatakan pihaknya menghargai putusan pertimbangan Mahkamah Agung. 

    Namun, Jutek dan tim tetap akan memperjuangkan keadilan bagi 7 terpidana.

    “Suka tidak suka kami harus akui langkah-langkah hukum tentu akan kami tempuh secara konstitusional yang dimungkinkan dalam sistem hukum negara RI,” pungkasnya. 

    MA tolak PK 7 terpidana Kasus Vina Cirebon

    Mahkamah Agung (MA) menolak permohonan Peninjauan Kembali (PK) dari tujuh terpidana kasus pembunuhan Vina Cirebon yang terjadi pada tahun 2016 lalu.

    Adapun putusan tersebut diketok MA pada Senin (16/12/2024).

    “Tolak PK Para Terpidana,” demikian tertuang dalam putusan tersebut dikutip dari situs MA, pukul 11.45 WIB.

    Putusan PK dari MA itu terbagi dalam dua perkara.

    Untuk pemohon Eko Ramadhani dan Rivaldi Aditya Wardana tertuang dalam nomor perkara 198 PK/PID/2024.

    Sementara, lima pemohon lain yakni Eka Sandy, Hadi Saputra, Jaya, Sudirman, dan Supriyanto tertuang pada nomor perkara 199 PK/PID/2024.

    Selain itu, adapula perbedaan dari hakim yang memutuskan di mana PK dengan pemohon Eko Ramadhani dan Rivaldi Aditya dipimpin oleh ketua majelis hakim, Burhan Dahlan.

    Lalu, ada dua hakim anggota yaitu Yohanes Priyana dan Sigid Triyono serta adanya panitera pengganti yakni Carolina

    Sedangkan, ketua majelis hakim untuk lima pemohon lainnya tetap dipimpin oleh Burhan Dahlan tetapi hakim anggotanya berbeda.

    Mereka adalah Jupriyadi dan Sigid Triyono serta tetap dengan panitera pengganti yaitu Carolina.

    Dengan adanya putusan ini, maka seluruh terpidana kasus pembunuhan Vina Cirebon tetap akan dihukum seumur hidup.

    Akses TribunJakarta.com di Google News atau WhatsApp Channel. Pastikan Tribunners sudah install aplikasi WhatsApp ya