Datangi Pagar Laut Bekasi, Dedi Mulyadi ke Pengacara Perusahaan: Ini Salah, Kan?
Editor
KOMPAS.com
– Gubernur terpilih Jawa Barat,
Dedi Mulyadi
, mendatangi area pagar laut di Bekasi, Jabar, yang kini sedang ramai diperbicangkan, Jumat (24/1/2025).
Kunjungan Dedi ini diabadikan dalam video dan diunggah di akun TikTok Dedi Mulyadi Official dan dikonfirmasi ulang
Kompas.com
via sambungan telepon pada hari yang sama.
Dalam video itu, Dedi mengatakan, pihaknya mengunjungi Desa Singarajaya, Bekasi, yang terdapat pagar laut.
“Ada dua perusahaan menguasai laut 800 hektar. Keduanya membangun pagar laut tanpa izin untuk melakukan upaya mengubah laut menjadi darat,” kata Dedi.
Dalam video itu, tampak Dedi berbincang dengan pria yang disebut-sebut salah satu pengacara perusahaan di atas perahu.
Menurut Dedi, apa yang disampaikan pengacaranya bahwa di area ini akan dibangun pelabuhan laut dan sentra pengolahan ikan. Namun kenyataannya, kawasan ini malah diberi pagar laut.
“Pengacaranya sebenarnya teman dekat saya, dan dia paling idealis. Karena idealis, ketika salah, ya susah membelanya,” kata Dedi.
“Ini salah, kan?” tanya Dedi.
“Iya ini salah, saya minta maaf,” jawab pengacara yang berada di samping Dedi.
“Ini melanggar ya. Kalau besok ternyata izinnya (pelabuhan) tidak keluar, saya bongkar,” ancam Dedi sambil tersenyum di depan pria yang disebut-sebut pengacara perusahaan tersebut.
Dedi mengatakan bahwa semua yang ada di sana bekerja untuk Indonesia. Jika memang ada yang salah, maka katakanlah salah. Jika benar, ya sebut saja benar.
“Kita semua bekerja untuk kepentingan rakyat. Cuma posisi kita berbeda,” kata Dedi diamini pria berambut gondrong itu.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
Tag: Dedi Mulyadi
-
/data/photo/2025/01/24/67934505b259d.png?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
4 Datangi Pagar Laut Bekasi, Dedi Mulyadi ke Pengacara Perusahaan: Ini Salah, Kan? Bandung
-
/data/photo/2024/11/20/673d5920a95cc.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Daftar 17 Kepala Daerah di Jabar yang Dilantik Prabowo 6 Februari, Ada Dedi Mulyadi dan Farhan Bandung 23 Januari 2025
Daftar 17 Kepala Daerah di Jabar yang Dilantik Prabowo 6 Februari, Ada Dedi Mulyadi dan Farhan
Tim Redaksi
BANDUNG, KOMPAS com
– Komisi Pemilihan Umum (KPU) Jawa Barat menyebut, Gubernur dan Wakil Gubernur terpilih,
Dedi Mulyadi
-Erwan Setiawan akan dilantik oleh Presiden Prabowo Subianto pada 6 Februari 2025 mendatang.
Selain itu, dari 27 kabupaten dan kota di
Jabar
, sebanyak 16 pasangan kepala daerah terpilih hasil Pilkada Serentak 2024 turut dilantik juga di Istana Negara Jakarta.
Ketua Divisi Sosialisasi, Pendidikan Pemilih, dan Partisipasi Masyarakat KPU Jabar, Hedi Ardia mengatakan, kepala daerah yang akan dilantik di Istana Negara dari Jabar yakni Gubernur dan Wakilnya serta 16 dari kabupaten dan kota.
“Yang akan dilantik itu gubernur, dan dari 27 kabupaten dan kota minus 11 kabupaten dan kota yang sedang ada gugatan di Mahkamah Konstitusi (MK),” ujarnya saat dihubungi, Kamis (23/1/2025).
Menurut dia, pelantikan 11 kepala daerah lainnya akan dilakukan selanjutnya setelah sidang gugatan sengketa Pilkada Serentak 2024 di MK selesai disidangkan.
“Semuanya (dilantik) kecuali 11 kabupaten dan kota yang gugat ke MK,” pungkasnya.
Sebelumnya, Presiden Prabowo Subianto dijadwalkan akan melantik sebanyak 270 kepala daerah pemenang Pilkada Serentak 2024 di Istana Negara pada 6 Februari 2025 mendatang.
Adapun 16 pasangan kepala daerah di Jabar yang akan dilantik nanti yakni:
Kabupaten Kuningan
Dian Rahmat Yanuar-Tuti Andriani: 211.961 suara (38,24%)
Kabupaten Garut
Syakur Amin-Putri Karlina: 915.780 (66,31%)
Kabupaten Ciamis
Herdiat Sunarya-Yana Dana Putra: 589.695 suara (89,3%)
Kabupaten Sumedang
Dony Ahmad Munir-Fajar Aldila: 313.117 suara (49,49%)
Kabupaten Purwakarta
Saepul Bahri Binzein-Abang Ijo Hapidin: 251.998 suara (48,48%)
Kabupaten Majalengka
Eman Suherman-Dena Muhamad Ramdhan: 441.570 suara (59,8%)
Kabupaten Karawang
Aep Syaepuloh-Maslani: 669.674 suara (53,3%)
Kabupaten Indramayu
Lucky Hakim-Syaefudin: 602.286 suara (67,61%)
Kabupaten Bekasi
Ade Kuswara Kunang-Asep Surya Atmaja: 666.494 suara (45,68%)
Kota Tasikmalaya
Viman Alfarizi-Dicky Candra: 193.225 suara (48,34%)
Kota Sukabumi
Ayep Zaki-Bobby Maulana: 78.257 suara (44,90%)
Kota Cirebon
Effendi Edo-Siti Farida Rosmawati: 77.755 suara (50,3%)
Kota Cimahi
Ngatiyana-Adhitia Yudisthira: 121.108 suara (41,71%)
Kota Bogor
Dedie A Rachim-Jenal Mutaqin: 183.500 suara (36,79%)
Kota Banjar
Sudarsono-Supriana: 40.646 suara (38,41%)
Kota Bandung
Muhammad Farhan-Erwin: 523.000 suara (44,64%)
Gubernur dan Wakil Gubernur Jabar
Dedi Mulyadi-Erwan Setiawan
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -

Diduga Lompat dari Lantai 11, Seorang Pria Ditemukan Tewas di PVJ Bandung
JABAR EKSPRES – Seorang Pria yang belum diketahui identitasnya ditemukan tewas di sekitar parkiran pusat perbelanjaan atau Mal Paris Van Java (PVJ), Jalan Setiabudi, Kota Bandung, Kamis, 23 Januari 2025 sore tadi.
Berdasarkan informasi yang didapat, Pria tersebut ditemukan tewas usai diduga nekat mengakhiri hidupnya dengan cara melompat dari lantai 11 di Mal tersebut.
Menanggapi hal ini, Kapolsek Sukajadi Kompol Edy Kusmawan membenarkan bahwa telah ditemukan adanya seorang pria yang ditemukan tewas di lokasi tersebut.
BACA JUGA: Forum Komunikasi Tengah Imah Soroti Persoalan Lingkungan Kota Bandung
Dan pihaknya saat ini bersama tim INAFIS Polrestabes Bandung, kata Edy telah mendatangi lokasi kejadian untuk melakukan tempat kejadian perkara atau TKP.
“Iya (benar), Tim Inafis dan Polsek (Sukajadi) sudah di lokasi melakukan olah TKP,” singkatnya saat dikonfirmasi, Kamis (23/1).
Meski begitu Edy menegaskan, hingga sejauh ini pihaknya belum bisa memastikan identitas dan penyebab korban yang ditemukan tewas tersebut.
BACA JUGA: Dedi Mulyadi Cari Jalan Tengah Reaktivasi Bandara Husein Kota Bandung
Pasalnya kata dia, hingga kini tim di lapangan masih terus melakukan olah TKP serta penyelidikan lebih lanjut.
“Tapi diduga korban (sebelum kejadian) menaiki lift ke lantai 13 lalu turun ke lantai 11 sendirian menggunakan tangga darurat, dan dari lantai sebelas diduga loncat,” imbuhnya.(San).
-
/data/photo/2024/10/10/6707f09128c00.jpeg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Warga Minta Underpass dan Flyover di Stasiun Bekasi Segera Dibangun Megapolitan 23 Januari 2025
Warga Minta Underpass dan Flyover di Stasiun Bekasi Segera Dibangun
Tim Redaksi
BEKASI, KOMPAS.com
– Pembangunan
flyover
dan
underpass
di Stasiun Bekasi diminta segera dilakukan untuk mengatasi kemacetan di Jalan Perjuangan dan Jalan Ir H Juanda.
“Kalau saya sih setuju (dibangun
flyover
dan
underpass
di Stasiun Bekasi), memang sudah waktunya, sudah mendesak,” kata seorang warga, Anto (45) saat ditemui Kompas.com di Jalan Perjuangan, dekat Stasiun Bekasi, Kamis (23/1/2025).
Menurut Anto, pembangunan
flyover
dan
underpass
bisa menjadi solusi mengatasi kemacetan di dua jalan tersebut.
Kemacetan ini ditimbulkan karena banyaknya kendaraan yang mengantre di palang pintu sisi timur Stasiun Bekasi ketika kereta api melintas. Bahkan, di waktu tertentu, antrean kendaraan kerap mengular panjang.
Seperti di Jalan Ir H Juanda misalnya, kendaraan yang mengantre di palang pintu rel kereta menuju arah Jalan Perjuangan kerap mengular hingga bundaran Tugu Bambu Runcing.
Kondisi ini membuat kendaraan yang melintas dari arah Stasiun Bekasi menuju Bulak Kapal, maupun sebaliknya, tersendat.
Anto menilai, tingginya intensitas kereta api yang melewati Stasiun Bekasi tak lepas karena adanya
double-double track
atau jalur dwi ganda rel kereta api Manggarai-Cikarang.
“Kalau di sini, setiap 10 menit kereta muncul, selalu muncul, jadi macet karena mereka mengantre di palang pintu,” ungkap dia.
Selain faktor perlintasan rel kereta api, keberadaan sopir ojek online (ojol) dan angkutan kota (angkot) yang mangkal di sekitar Jalan Perjuangan dan Jalan Ir H Juanda juga turut berkontribusi.
“Kalau Jalan Ir H Juanda, paling depan doang, karena banyak ojol ngetem atau angkot ngetem. Sama di sini juga (Jalan Perjuangan,” ungkap dia.
Warga lain, Maijan (62) mengungkapkan, kemacetan di dua jalan tersebut biasanya terjadi ketika waktu berangkat dan pulang kerja.
“Kalau pagi jam 06.00 WIB sampai 08.00 WIB. Kalau malam jam 16.00 WIB sampai 20.00 WIB,” ujar Maijan yang setiap harinya berdagang koran di Jalan Perjuangan.
Ia berharap rencana pembangunan
flyover
dan
underpass
di Jalan Perjuangan dan Jalan Ir H Juanda segera dilaksanakan.
“Iya, kalau bisa secepatnya,” pungkas dia.
Sebelumnya diberitakan, Pemerintah Kota (Pemkot) Bekasi berencana membangun
flyover
dan
underpass
di dekat Stasiun Bekasi guna mengatasi kemacetan.
Rencana pembangunan flyover dan underpass itu disampaikan Wali Kota dan Wakil Wali Kota Bekasi terpilih, Tri Adhianto-Abdul Harris Bobihoe saat bertemu dengan Gubernur Jawa Barat terpilih, Dedi Mulyadi.
Mendengar penjelasan Tri, Dedi menanyakan berapa
flyover
dan
underpass
yang harus dibangun.
“Kalau di usulan kami ada dua lagi, Pak, kita punya dua (
flyover
dan
underpass
),” jawab Tri.
Setelah mendegar jawaban Tri, tanpa berpikir panjang Dedi menyatakan akan membantu pembangunan dua proyek tersebut setelah dilantik menjadi gubernur Jawa Barat.
“Oke, dua lagi, provinsi tanggung jawab, selesai,” tegas Dedi.
Dalam kesempatan tersebut, Tri menyampaikan, Pemerintah Kota Bekasi sebelumnya telah membebaskan sebagian lahan yang diproyeksikan untuk pembangunan dua proyek tersebut.
“Yang sebagian sudah kita lakukan pembebasan lahan,” ucap Tri.
Dedi berkeyakinan bahwa flyover dan underpass dapat dibangun di dekat Stasiun Bekasi.
“Bisa Pak, bangun aja yang gede-gede Pak,
flyover
, kayak gitu. Beda sama insinyur langsung digambarin,” ucap Dedi.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -
/data/photo/2025/01/20/678dfe50e748e.jpeg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
8 Heran Tagihan Air Disdik Rp 6,7 M, Dedi Mulyadi: Mandi Pakai Air Apa? Bandung
Heran Tagihan Air Disdik Rp 6,7 M, Dedi Mulyadi: Mandi Pakai Air Apa?
Editor
KOMPAS.com
– Sekda Provinsi Jawa Barat, Herman Suryatman menyampaikan belanja anggaran di sejumlah perangkat daerah kepada
Gubernur Jabar
terpilih,
Dedi Mulyadi
.
Salah satu yang disampaikan adalah belanja anggaran di Dinas Pendidikan.
Penyampaian belanja anggaran ini disampaikan Sekda Herman di Youtube Kang Dedi Mulyadi Channel dan dikonfirmasi ulang
Kompas.com
ke Dedi Mulyadi via sambungan telepon, Kamis (23/1/2025).
Ketika Herman menyampaikan
tagihan air
di Dinas Pendidikan, Dedi nampak agak heran. Musababnya, Herman mengatakan tagihan air Dinas Pendidikan mencapai Rp 6,7 miliar.
Tagihan ini bukan dari sekolah-sekolah, melainkan dari kantor cabang Disdik hingga UPTD pendidikan.
“Ini tagihan air PDAM berarti kan,” kata Dedi.
Jika kantor cabang, unit Disdik, UPTD per tahun menghabiskan anggaran Rp 6,7 miliar, kata Dedi, berarti per bulannya rata-rata menghabiskan anggaran Rp 400 juta.
“Kira-kira mandi make naon, biaya Rp 400 juta sebulan,” kata Dedi dengan nada heran.
Menurut dia, itungan tersebut tidak rasional. “Kira-kira 400 juta
meuli cai naon
?” tanya Dedi.
Dedi tampak heran dengan anggaran ratusan juta rupiah tersebut hanya untuk tagihan air per bulan.
“Ini kan bukan belanja air untuk sekolah. Sekolah mah kan sudah menyelenggarakan sendiri, ada dari BOS,” kata Dedi.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -
/data/photo/2025/01/20/678dfd93e930d.jpeg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
10 Pangkas Anggaran Gubernur, Dedi Mulyadi: Silakan, Saya Mah Tak Punya Istri Bandung
Pangkas Anggaran Gubernur, Dedi Mulyadi: Silakan, Saya Mah Tak Punya Istri
Editor
KOMPAS.com
– Ada momen lucu saat Gubernur terpilih Jawa Barat,
Dedi Mulyadi
, memeriksa APBD Jawa Barat bersama Sekda Provinsi Jabar Herman Suryatman di Lembur Pakuan,
Subang
, Jawa Barat, Rabu (22/1/2025) malam.
Dedi Mulyadi mempersilakan Herman untuk memangkas anggaran Sekretariat Daerah yang di dalamnya rumah tangga gubernur, dari Rp 909 miliar menjadi Rp 450 miliar.
Momen itu terekam dalam video YouTube Kang Dedi Mulyadi Channel yang dikutip
Kompas.com
dan sudah dikonfirmasi ulang ke Dedi Mulyadi via sambungan telepon, Kamis (23/1/2025).
Diketahui, Dedi Mulyadi mengadakan pertemuan dengan Sekda Provinsi Jawa Barat, Herman Suryatman. Mereka membahas proporsi belanja perangkar daerah di Pemprov Jawa Barat.
Salah satu yang menjadi sorotan Dedi ketika Herman menyampaikan soal rencana belanja mobil dinas gubernur dan wakil gubernur.
“Kan dulu pernah mau direncanain beli mobil gubernur. Berapa harga mobil gubernur yang akan dibelanjain? tanya Dedi.
Herman menjawab, nilainya sebesar Rp 1,7 miliar. Mobil tersebut untuk gubernur dan wakil gubernur, satu unit masing-masing.
Mendengar anggaran untuk mobil dinas, Dedi dengan nada tegas meminta Herman untuk mencoretnya. “Coret,” kata Dedi.
Herman menanyakan kembali apakah langsung dicoret, “Coret ya, Pak?”
Dedi menjawab, “Ya sudah, coret.”
Dedi menanyakan biaya rumah tangga lainnya kepada Herman. Dengan bahasa Sunda, Dedi mempersilakan Herman untuk mengurangi biaya anggaran rumah tangga.
”
Pek kurangan, urang mah teu boga pemajikan
(Silakan kurangi, saya mah tidak punya istri),” kata Dedi sembari tertawa.
Herman menjelaskan bahwa anggaran Sekretariat Daerah yang di dalamnya untuk operasional gubernur dan wakil gubernur adalah Rp 909 miliar. Dedi pun meminta untuk dikurangi.
Anggaran yang hampir Rp 1 triliun itu juga diperuntukkan belanja barang jasa, makan minum, perjalanan dinas, pemeliharaan gedung, alat tulis kantor (ATK), dan sebagainya.
“Berapa yang bisa dipangkas, bisa enggak dari Rp 909 miliar, misalnya, jadi Rp 450 miliar?” tanya Dedi.
Dedi pun menyatakan bahwa soal berapa
anggaran rumah tangga gubernur
akan dibahas lebih lanjut.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -
/data/photo/2025/01/11/6781db6415cf7.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
2 Dedi Mulyadi Akan Gandeng Ignasius Jonan dan Susi Pudjiastuti Bangun Transportasi Publik Jabar Bandung
Dedi Mulyadi Akan Gandeng Ignasius Jonan dan Susi Pudjiastuti Bangun Transportasi Publik Jabar
Editor
KOMPAS.com
– Gubernur Jawa Barat terpilih
Dedi Mulyadi
mengaku bakal menjadikan orang-orang berpengalaman di bidang transportasi sebagai penasihat untuk mendukung pemerintahannya dalam lima tahun ke depan.
Di antaranya, Dedi Mulyadi menyebut nama
Ignasius Jonan
dan
Susi Pudjiastuti
.
Ignasius Jonan merupakan eks Dirut PT KAI, Menteri Perhubungan, dan Menteri ESDM, sedangkan Susi Pudjiastuti adalah mantan Menteri Kelautan dan Perikanan.
“Kita harus menggandeng orang-orang yang ahli, Pak Ignasius akan kami gandeng untuk sebagai penasihat atau pakar di bidang transportasi,” ujar Dedi dikutip dari
TribunJabar
, saat keliling Gedung Sate, Bandung, bersama Penjabat Gubernur,
Bey Machmudin
, Rabu (22/1/2025).
“Saya juga akan menemui Bu Susi (Pudjiastuti) menjadi pakar atau penasihat di bidang kelautan karena Jawa Barat kan dikelilingi oleh lautan,” ucap Dedi Mulyadi.
Adapun Penjabat Gubernur Jabar, Bey Machmudin, mengatakan, ruang kerja gubernur tidak ada yang diubah hanya ditambah peta transportasi Bandung Raya yang menjadi impiannya.
“Di situ saya bilang, ‘Pak (Dedi Mulyadi) ini harus jadi KRL, jadi commuter line’ dan beliau setuju, saya terima kasih. Itu yang harus dilakukan di Bandung Raya,” ujar Bey, di Gedung Pakuan, Rabu.
Menurut dia, jika transportasi publik di Bandung Raya berjalan maksimal, itu akan memberi dampak positif bagi masyarakat, khususnya dalam mengatasi kemacetan.
“Saya yakin, KRL dengan interval waktu seperti di Jakarta,
elevated
, akan lebih banyak penumpang, bermanfaat bagi mahasiswa yang kos di Jatinangor, maupun pergerakan saudara (masyarakat) di Cicalengka,” katanya.
Dedi Mulyadi pun menyambut baik keinginan Bey Machmudin dalam membangun transportasi publik.
“Jadi, banyak nanti pakar yang akan kami undang, termasuk Pak Bey. Walaupun dia adalah eselon satu di Mensesneg, tetapi tetap dia di balik itu adalah pakar di bidang transportasi dan administrasi,” tuturnya.
“Ini penataan birokrasinya keren dan cita-cita Pak Bey ini disampaikan, 2026 akan dieksekusi,” katanya.
Artikel ini telah tayang di TribunJabar.id dengan judul KRL dan Commuter Line Siap-siap Dibangun di Bandung, Dedi Mulyadi Akan Gandeng Ignasius Jonan, Penulis: Nazmi Abdurrahman | Editor: Ravianto
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -

Dedi Mulyadi Bakal Geser Anggaran Inefisien Rp2 Triliun untuk Belanja Publik
JAKARTA – Gubernur Jawa Barat terpilih Dedi Mulyadi menyatakan akan menggeser anggaran daerah yang dianggap berada pada pos yang kurang efisien (inefisien) termasuk hibah, hingga sekitar Rp2 triliun untuk belanja publik yang akan direalisasikan pada APBD Perubahan 2025 tersebut.
Dalam memimpin Jabar, Dedi ingin memiliki prioritas untuk layanan publik mulai dari pendidikan dengan tingkat minimal lulusan SMA, layanan kesehatan yang harus menjangkau seluruh masyarakat.
Kualitas tiap rumah sakit juga setara satu dan lainnya untuk mengurangi antrean pelayanan, infrastruktur jalan yang baik dan lebar tanpa lubang, pasokan listrik bagi 140 ribu warga yang belum terlayani, jaminan layanan air bersih, dan jaminan perumahan murah.
“Nah seluruhnya itu kan perlu uang. Uangnya ada di Kasda Provinsi Jawa Barat yang sudah ada dalam rencana kerja 2025. Tentu seizin pak Pj dan tim transisi yang dibentuk beliau terdiri atas pejabat Pemprov, akan dilakukan perubahan arah kebijakan keuangan menjadi untuk belanja kepentingan publik yang real dirasakan langsung oleh masyarakat. Menggeser angka-angka yang dianggap tidak efisien dan tidak produktif itu akan dicoret,” kata Dedi dilansir ANTARA, Rabu, 22 Januari.
Setelah dianalisis oleh dirinya dan timnya, kata Dedi, ditemukan angka yang diharapkan bisa mencapai di atas Rp2 triliun untuk belanja publik seperti yang disebutkan sebelumnya.
“Sehingga saya sudah menyampaikan ke Pak Pj Gubernur Jabar. Salah satunya kita ingin jalan di Jawa Barat selesai tahun ini,” ujarnya.
Salah satu yang akan terjadi efisiensi, Dedi mengatakan terkait dana hibah, di mana berdasarkan informasi yang diterimanya ada miss pengelolaan di mana ada admin yang menguasai sistem sehingga bisa memasukkan anggaran, memproses, dan mencairkan.
Ke depan, dia menekankan agar ke depan semua Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di Jabar mengumumkan secara transparan anggaran dan kegiatan mereka pada masyarakat.
“Nah ini kan ke depan harus segera ditertibkan, sehingga anggaran di Jabar itu terkontrol dengan baik dan bermanfaat bagi kepentingan masyarakat, dan yang paling utama mulai saat ini seluruh OPD akan mengumumkan jumlah anggaran dan jenis kegiatan kepada masyarakat,” ucapnya.
Namun demikian, Dedi mengatakan tidak akan menghilangkan dana hibah, namun akan dikoreksi karena pihaknya ingin memprioritaskan apa yang menjadi kebutuhan masyarakat.
Seperti jalan provinsi harus selesai 100 persen dengan kondisi mulus dan tidak berlubang, terbangunnya Ruang Kelas Baru terutama jenjang SMA, penataan puskesmas dan rumah sakit, dan memastikan 140 ribu kepala keluarga teraliri listrik.
“Jadi kita tidak akan memprioritaskan hibah. Kita akan memprioritaskan apa yang menjadi kebutuhan masyarakat. Fokusnya penyelesaian jalan provinsi, penyelesaian 140 ribu warga yang tidak punya listrik, dan menambah RKB baru untuk SMA terutama,” kata Dedi.
Dedi juga mengatakan untuk proyek perbaikan jalan itu, dirinya akan menunda bantuan keuangan bagi hasil untuk 27 kabupaten/kota dari pajak kendaraan bermotor.
“Karena sekarang kan sudah menyebar ke 27 kabupaten/kota, itu kita akan tunda dulu. Saya sudah sampaikan tadi, itu akan diarahkan pada visi yang saya sampaikan. Misalnya bantuan bagi hasil Rp6 triliun yang diserahkan dalam bentuk bagi hasil dan kita sudah tegaskan bantuan bagi hasil tuh 100 persen untuk jalan dan kelengkapannya. Jadi kita semua saya targetkan di dalam 2 tahun 2025-2006 seluruh jalan provinsi dari provinsi, kabupaten, dan desa selesai,” tutur Dedi.
-

Sosok Empan Supandi, Guru di Sukabumi Jalan Kaki 11 Km ke Sekolah, Dicerai Istri karena Gaji Kecil – Halaman all
TRIBUNNEWS.COM, SUKABUMI – Seorang guru bernama Empan Supandi viral baru-baru ini lantaran pengorbanannya setiap hari jalan kaki sejauh 11 km demi mengajar di MTs Thoriqul Hidayah.
Warga Kampung Ciguha, Desa Jampang Tengah, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat itu rela naik turun bukit dan melewati hutan hingga sawah demi mencerdaskan anak bangsa.
Selama 14 tahun mengajar, Empan cuma digaji Rp200 ribu per bulan bahkan tahun 2011 saat pertama kali mengajar, Empan cuma dibayar Rp250 ribu per tahun.
Penasaran dengan sosok Empan Supandi, Dedi Mulyadi tersentak.
Apalagi saat tahu pendidikan terakhir sang guru viral ternyata Empan Supandi bukanlah lulusan sarjana.
“Bapak waktu itu lulusan apa?” tanya Dedi Mulyadi, dilansir TribunnewsBogor.com dari tayangan Youtube-nya, Selasa (21/1/2025).
“Paket C,” ungkap Empan Supandi.
“Kenapa bapak bikin paket C waktu itu?” tanya Dedi lagi.
“Karena kami ingin menambah wawasan. Bayar sampai Rp1 juta,” jawab Pak Empan.
“Termasuk manusia langka bapak, paket C bayar,” imbuh Dedi.
Berbekal ijazah Paket C, Empan Supandi pun diminta mengajar di Mts tersebut oleh pemilik yayasannya langsung.
Kala itu ia diminta mengajar mata pelajaran olahraga.
“Awalnya ngajar olahraga,” pungkas Empan.
“Bapak ngajar olahraga ngajarnya gimana?” tanya Kang Dedi.
“Ya mungkin secara lari-lari, yang penting anak sehat, ngajar lari, voli, main bola,” imbuh Empan.
“Olahraga kan bukan hanya praktek, ada teorinya. Bapak bisa teori olahraga.
Cara bapak mengajar gimana? kan bapak enggak pernah sekolah pendidikan,” tanya Kang Dedi.
“Ya secara mengembangkan aja. Misalnya tentang olahraga apa, saya sampaikan, saya jelaskan (dari buku),” jawab Empan.
Setelah olahraga, Empan Supandi beralih mengajar mata pelajaran sejarah kebudayaan islam dan pendidikan kewarganegaraan.
Kemudian di tahun selanjutnya, Empan Supandi diminta mengajar mata pelajaran bahasa Inggris.
Mengetahui Pak Empan mengajar bahasa Inggris, Kang Dedi kembali tersentak.
Terlebih Empan mengurai caranya bisa berbahasa Inggris meski cuma lulusan setara SMA.
“Bapak ngajar bahasa inggris, bapak belajar bahasa inggris di mana?” tanya Kang Dedi.
“Dulu kan waktu kecil ada radio sw, suka ada bahasa Inggris, BBC London, Rusia, saya suka walaupun tidak paham,” ujar Empan.
Sosok guru Empan Supandi rela berjalan kaki sejauh 11 kilometer setiap hari. (Instagram.com/@info.jampangtengah)
“Bapak hanya mengandalkan pengetahuan yang didengar dari radio, kan harus ada grammar?” tanya Kang Dedi.“Dulu (pernah kerja bikin pupuk) kan ada perusahaan pupuk, dulu suka ada pelajar Australia, Korea. Saya selalu berlatih bahasa inggris dengan dia,” ucap Empan.
“Kemudian bapak nekat belajar bahasa Inggris?” tanya Kang Dedi lagi.
“Saat itu awalnya ditolak (Pak Empan menolak), saya tidak S1, saya belum fasih, selama 3 bulan anak tidak belajar, saya kasihan juga,” ungkap Empan.
“Daripada enggak ada bahasa inggris, bapak ngajar bahasa inggris,” imbuh Kang Dedi.
Belasan tahun mengabdi jadi guru sukarela, Empan nyatanya menyimpan kisah hidup pilu.
Sejak tahun 2015, Empan mengaku sudah diceraikan oleh istrinya.
Sejumlah guru honorer dan tenaga pendidik (tendik) honorer melakukan aksi unjuk rasa di halaman Gedung DPRD Provinsi Jawa Barat, Jalan Diponegoro, Kota Bandung, Jawa Barat, Senin (13/1/2025). Guru dan tendik honorer dari berbagai daerah di Jawa Barat yang sudah mengabdi puluhan tahun tersebut meminta kepada Pemerintah Provinsi Jawa Barat agar mengangkat mereka menjadi Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK). Mereka menuntut pemerintah agar serius mengatasi masalah yang dihadapi guru dan tendik honorer, karena pada 2024 baru 1.529 guru honorer yang diangkat PPPK dari total 4.000 guru honorer tingkat SMA, SMK dan SLB negeri. TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN (Tribun Jabar/Gani Kurniawan)
Alasan perceraian itu kata Empan karena sang istri tidak tahan dengan penghasilannya yang tidak seberapa.
Empan tetap bertanggung jawab mengurus dan menyekolahkan dua anaknya.
Mendengar cerita Empan soal keluarga, Kang Dedi ikut terenyuh.
Terlebih diakui Empan, ia punya pekerjaan sampingan demi membiaya hidup dua anaknya.
“Uang Rp200 ribu gimana cukup beli beras, beli ikan, bayar listrik?” tanya Kang Dedi.
“Kan ada sampingan. Saya kalau pulang sekolah dagang sayuran, dipikul pak, keliling, demi anak,” akui Empan.
“Kadangkala kalau ada orang nyuruh borongan (tukang pikul),” sambungnya.
Terenyuh dengan kisah hidup dan perjuangan Empan Supandi demi menjadi guru, Dedi Mulyadi akhirnya memberikan bantuan.
Kang Dedi memberikan uang ratusan juta untuk pembangunan rumah Empan yang nyaris roboh.
“Rumahnya saya bangunkan, senilai Rp100 juta,” kata Dedi Mulyadi.
“Alhamdulillah bapak,” imbuh Empan.
“Tetap semangat, luar biasa bapak,” pungkas Dedi.
Bukan cuma untuk rumah, Kang Dedi juga memberikan uang untuk modal Empan berjualan sayur.
“Saya kasih Rp5 juta untuk dagang sayur, perasaan cukup untuk dagang sayur,” ujar Kang Dedi.
Sebelumnya, usaha Supandi agar bisa memenuhi kebutuhan hidupnya menjadi sorotan.
Jarak 11 KM dengan berjalan kaki ia tempuh setiap hari agar bisa ke sekolah dan mengajar.
Sosok guru honorer bernama Empan Supandi tengah menggugah hati banyak orang lantaran perjuangannya yang luar biasa demi bisa mendidik anak bangsa.
Demi mengajar di MTs Thoriqul Hidayah, Sukabumi, Empan Supandi rela berjalan kaki sejauh 11 kilometer setiap hari.
Momen Pak Empan jalan kaki belasan kilometer dari rumahnya di Kampung Ciguha, Desa Jampang Tengah, Kabupaten Sukabumi pun dibagikan akun Instagram sukabumitoday.
Dalam video tampak Pak Empan bersiap selepas subuh untuk menuju ke sekolah.
Sembari mengenakan kemeja putih, celana panjang dan jaket hitam, Pak Empan menggendong ranselnya.
Setiap hari Pak Empan harus naik turun bukit serta melewati area perkebunan demi bisa sampai ke sekolah.
Setibanya di sekolah, Pak Empan disambut murid-muridnya di depan kelas.
Satu persatu murid Mts menyalami Pak Empan yang tiba di sekolah setelah menempuh perjalanan jauh.
Ditanyai warga, Pak Empan pun mengurai curhatan soal perjalanannya menuju ke sekolah.
Diungkap Empan, ia sering dibantu warga sekitar untuk bisa sampai ke sekolah menggunakan kendaraan.
Namun hal tersebut tak setiap hari diterima Pak Empan.
Jika tak dibantu warga, Pak Empan berjalan kaki sendirian menuju sekolah.
“Ngajar di Thoriqul,” akui Pak Empan dikutip dari Instagram @info.jampangtengah.
“Bapak jalan? berapa kilo?,” tanya warga.
“Jalan, dari Bojongopang 3 km, dari bojongopang ke bojongtipar 8 km,” ujar Pak Empan.
“Kalau udah kenal mah, orang mah kasihan lihat saya jalan kaki,” sambungnya.
Lebih lanjut, Pak Empan mengurai cerita soal kisahnya menjadi guru.
Ternyata Pak Empan sudah mengajar sejak tahun 2011.
Berstatus sebagai guru honorer, Pak Empan cuma digaji tak sampai Rp 200 ribu tiap bulan.
“Rata-rata per bulan dapat Rp 192 ribu. Kalau honorer kan setidaknya, saya bukan cari final seperti itu kan, cuma untuk menyumbangkan yang saya bisa,” imbuh Pak Empan.
Kisah Pak Empan yang rela menempuh belasan kilometer demi mengajar itu sontak menyita perhatian dari publik.
Netizen ramai melayangkan doa untuk sosok Pak Empan.
“Sehat, lancar dan dmudahkan segala urusan mu pak,”
“Saya malu pada diri saya, hormat Pak Empan,”
“Ini pahlawan sesungguhnya ,”
“Mohon ijin bpk negara kami tercinta mohon dibantu,”
“Sing neras damang bapak, berkah dunia akhirat aamiin,”
Untuk diketahui, Empan Supandi sudah menjadi guru selama 14 tahun. (Tribun Jatim/Ignatia)
-

Dedi Mulyadi ajak Ignasius Jonan dan Susi Pudjiastuti jadi penasihat di Jabar
Bandung (ANTARA) – Gubernur Jabar terpilih Dedi Mulyadi mengatakan akan mengajak mantan menteri seperti Ignasius Jonan sampai Susi Pudjiastuti agar bersedia menjadi penasihat untuk akselerasi pembangunan daerah itu sesuai bidang masing-masing.
“Kita harus menggandeng orang-orang yang ahli. Pak Ignasius akan kita gandeng sebagai penasehat di bidang transportasi. Saya juga tanggal 1 Februari akan menemui Bu Susi untuk menjadi pakar di bidang kelautan, karena Jawa Barat kan dikeliling oleh lautan,” kata Dedi di Gedung Pakuan Bandung, Rabu.
Selain mereka berdua, Dedi mengatakan para pakar yang akan diundang ketika dia menjabat untuk membantu Jawa Barat termasuk Penjabat (Pj) Gubernur Jabar Bey Machmudin yang menurutnya sangat ahli dalam administrasi dan penataan birokrasi.
“Jadi banyak nanti pakar yang akan kita undang termasuk Pak Bey. Walaupun dia adalah eselon satu di Mensesneg, tetapi tetap dia di balik itu adalah pakar utamanya di bidang administrasi dan penataan birokrasinya keren,” ujar Dedi.
Terkait dengan Bey, Dedi menegaskan bahwa cita-cita Pj Gubernur Jabar itu akan dieksekusi pada 2026, utamanya mengenai transportasi Bandung Raya.
Ditemui di lokasi yang sama, Bey Machmudin mengatakan bahwa dia menitipkan persoalan transportasi Bandung Raya utamanya Kereta Rel Listrik (KRL).
“Saya sampaikan ke beliau, saya tidak mengubah ruangan sama sekali. Dari zamannya Pak Ridwan Kamil saya hanya menambah satu, yaitu peta transportasi Bandung Raya. Di situ saya bilang pak ini harus jadi KRL, jadi commuter line listrik dan elevatef dan beliau setuju,” ujar Bey.
Menurutnya, hal tersebut harus dilakukan oleh Bandung Raya agar kemacetan bisa dikurangi cukup banyak, terlebih jika KRL memiliki interval waktu yang ideal.
“Dengan interval waktu yang seperti di Jakarta saya yakin akan banyak penumpang dari Padalarang menuju Cicalengka dan itu sangat bermanfaat bagi mahasiswa yang di Jatinangor. Mungkin pergerakan saudara-saudara kita yang tinggal di Cicalengka dan sebagainya yang kerja di Bandung atau dari Padalarang,” ujar Bey.
Pewarta: Ricky Prayoga
Editor: Riza Mulyadi
Copyright © ANTARA 2025