Tag: David Fernando Audy

  • Indonesia Kini Punya Asosiasi Antariksa, Ini Tugas-tugasnya

    Indonesia Kini Punya Asosiasi Antariksa, Ini Tugas-tugasnya

    Jakarta

    Sejak didirikan 21 Januari 2025, Asosiasi Antariksa Indonesia (ARIKSA) menjadi wadah bagi para pelaku, pakar, profesional, dan pemerhati dunia antariksa, berkolaborasi mengembangkan industri antariksa Tanah Air.

    Kehadiran asosiasi antariksa ini sekaligus memperkuat posisi dan peran strategis Indonesia di industri antariksa internasional. Pendirian ARIKSA dilandasi visi besar untuk mendukung kemajuan industri antariksa nasional sehingga Indonesia menjadi salah satu pemain utama di dunia internasional.

    Pendiri dan Ketua Umum ARIKSA Adi Rahman Adiwoso memperkenalkan asosiasi ini beserta jajaran kepengurusannya saat membuka diskusi panel bertajuk ‘Antariksa: Urgensi dan Relevansi untuk Indonesia’, di The Residence Onfive, Grand Hyatt, Jakarta, Kamis (21/8/2025).

    (kika) Adi Rahman Adiwoso Ketum ARIKSA & CEO PSN, Tatacipta Dirgantara Rektor ITB, Marsma TNI Dr. Penny Rajendra Anggota Dewan Pembina ARIKSA, Sofyan A. Djalil Anggota Dewan Pengawas ARIKSA, Laksana Tri Handoko Kepala BRIN, Stella Christie Wamen Dikti Saintek, Nia Asmady Space Technology Manager PSN (moderator). Foto: Rachmatunnisa/detikINET

    “Rencana kerja jangka Panjang ARIKSA adalah mewujudkan visi dan misi asosiasi dengan menciptakan ekosistem yang kondusif dalam menunjang industri keantariksaan,” sebutnya.

    Selain Adi Rahman yang juga merupakan CEO PT Pasifik Satelit Nusantara, jajaran pendiri dan dewan pengurus ARIKSA juga diisi oleh pengusaha muda nasional Aryo PS Djojohadikusumo serta David Fernando Audy.

    Pendirian ARIKSA turut disaksikan Ketua National Air and Space Power Center of Indonesia (NASPCI), Marsekal Pertama TNI Penny Radjendra, serta Kepala Organisasi Riset Penerbangan dan Antariksa (ORPA) Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Robertus Heru Triharjanto.

    Nama-nama lain yang tak asing di industri ini juga terlihat dalam daftar susunan organisasi ARIKSA 2025-2029, antara lain Menteri Komunikasi dan Informatika ke-5 Rudiantara sebagai Ketua Dewan Pembina, dan Menteri Luar Negeri ke-17 Retno Marsudi sebagai anggota Dewan Pengawas.

    Menyadari usia ARIKSA yang masih seumur jagung, salah satu rencana kerja jangka pendek ARIKSA adalah gencar melakukan sosialisasi tentang organisasi ini, termasuk menggelar diskusi panel yang berlangsung hari ini.

    “Tahap awal rencana kerja jangka pendek ARIKSA meliputi, satu, memperkenalkan ARIKSA kepada publik yang meliputi para pemangku kepentingan nasional hingga pihak-pihak internasional,” kata Adi.

    Berikut adalah Rencana Kerja Jangka Pendek ARIKSA:

    Perkenalan asosiasi kepada publikMendorong penyusunan dan pengesahan kebijakan keantariksaanMencanangkan program pemberdayaan SDM antariksa nasionalMewujudkan kolaborasi peluncuran roket di IndonesiaMendukung percepatan pendirian bandara antariksa dan kapabilitas manufaktur satelit di Indonesia.

    Dalam rangka mewujudkan visi dan misi tersebut, kata Adi, ARIKSA memiliki tiga komite utama yaitu Komite Teknologi dan Industri, Komite Regulasi, dan Komite Pengamanan SDM. Masing-masing dai tugas komite dijabarkan di bawah ini.

    Komite Teknologi dan Industri, mendorong penguatan teknologi dan industry keantariksaan melalui riset, pengembangan, dan kolaborasi ekosistem dari hulu ke hilir.

    “Tujuan utamanya adalah mendorong terbangunnya ekosistem antariksa yang mandiri di mana Indonesia memiliki rantai antariksa yang lebih mulai dari dulu sampai kini,” Adi menjelaskan.

    Komite Regulasi, mengadvokasi suara dan aspirasi pelaku industri kepada regulator keantariksaan dalam rangka penyusunan serta kebijakan yang mendukung ekosistem antariksa nasional.

    “Komite ini berperan sebagai pengumpu antara industri dan regulator dengan harapan dapat mendorong pelaksanaan space policy,” kata Adi.

    Komite pengembangan SDM, mendorong pengembangan sumber daya manusia yang unggul dan kompeten guna memperkuat ekosistem serta mendukung pertumbuhan industri keantariksaan nasional.

    “Ini salah satu yang paling penting. Upaya pengembangan tidak hanya menyasar ke level akademik, tapi mulai dari pendidikan menengah hingga perguruan tinggi. Komite diharapkan juga dapat membuat program pelatihan, mendukung partisipasi kompetisi keantariksaan lokal maupun internasional, serta peningkatan kapasitas SDM Indonesia,” urainya.

    Berikut adalah susunan kepengurusan ARIKSA periode 2025-2029.

    Susunan Organisasi ARIKSA 2025-2029

    Dewan Pengurus

    Ketua Umum ARIKSA

    Adi Rahman Adiwoso (Direktur Utama PT Pasifik Satelit Nusantara)

    Sekretaris Jenderal

    Aryo PS Djojohadikusumo (WKU Bidang ESDM Kadin)

    Wasekjen dan Ketua Harian

    Sigit Jatiputro (General Manager PT Pasifik Satelit Nusantara)

    Bendahara Umum

    David Fernando Audy (Direktur Dian Swastika Sentosa, Sinar Mas Group)

    Wakil Bendahara Umum

    Anggarini Surjaatmadja (Direktur Strategi dan Korporasi PT Pasifik Satelit Nusantara)

    Juru Bicara

    Ann Cammaro (Founder & CEO Antarexxa)

    Dewan Pembina

    Ketua

    Rudiantara (Menteri Komunikasi dan Informatika ke-5)

    Anggota

    Stella Christie (Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi)Tatacipta Dirgantara (Rektor ITB)lda Bagus Rahmadi Supancana (Profesor Hukum Antariksa Universitas Atmajaya)Marsekal Pertama TNI Dr Penny Radjendra (Ketua National Air and Space Power Centre Indonesia)Robertus Heru Triharjanto (Kepala Organisasi Riset Penerbangan dan Antariksa BRIN)Rokhis Khomarudin (Kepala Pusat Riset Geoinformatika BRIN)Polana B. Pramesti (Direktur Utama AirNav Indonesia Periode 2022-2025).

    Dewan Pengawas

    Ketua

    Burhanuddin Abdullah (Gubernur Bank Indonesia ke-12)

    Anggota

    Sofyan Djalil (Menteri Komunikasi dan Informatika ke-2)Retno L.P Marsudi (Menteri Luar Negeri ke-17)Erna Sri Adiningsih (Kepala ORPA BRIN 2021-2022, Sestama LAPAN 2018-2021)Dwi Badarmanto (Purnawirawan perwira tinggi TNI Angkatan Udara)Willawati (Pendiri Rumah Produksi Film Kaninga Picture).

    (rns/afr)

  • Asosiasi Antariksa Indonesia perkuat industri antariksa berkelanjutan

    Asosiasi Antariksa Indonesia perkuat industri antariksa berkelanjutan

    Dewan Pengurus Asosiasi Antariksa Indonesia Ketua Umum Adi Rahman Adiwoso (kedua kiri), Sekjen Aryo PS Djojohadikusumo (tengah) berfoto bersama Ketua National Air and Space Power Center of Indonesia (NASPCI) Marsekal Pertama TNI Dr. Penny Radjendra (kanan) serta Kepala Organisasi Riset Penerbangan dan Antariksa Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Dr. Robertus Heru Triharjanto, B. Eng., M.Sc. (kedua kanan) usai pendirian Asosiasi Antariksa Indonesia di Jakarta, Selasa (21/1/2025). ANTARA/HO-Asosiasi Antariksa Indonesia

    Asosiasi Antariksa Indonesia perkuat industri antariksa berkelanjutan
    Dalam Negeri   
    Editor: Novelia Tri Ananda   
    Sabtu, 25 Januari 2025 – 15:10 WIB

    Elshinta.com – Asosiasi Antariksa Indonesia menyatakan siap untuk memperkuat posisi dan peran strategis Indonesia di industri antariksa internasional.

    Ketua Asosiasi Antariksa Indonesia Adi Rahman Adiwoso mengatakan, dengan pesatnya perkembangan inovasi teknologi, Indonesia harus memiliki komitmen kuat untuk meningkatkan kapabilitas serta kapasitas teknologi antariksa agar dapat bersaing di industri antariksa global.

    “Dengan begitu, Indonesia bisa melangkah lebih maju meninggalkan posisi yang dulunya hanya sebagai pengguna ruang angkasa (space), kini mempunyai kemampuan untuk memproduksi hingga meluncurkan teknologi-teknologi antariksa,” katanya dalam keterangannya di Jakarta, Sabtu.

    Oleh karena itu, lanjutnya Asosiasi Antariksa Indonesia dibentuk untuk menjadi landasan kuat dalam membangun kolaborasi yang berkelanjutan antara pemerintah, sektor swasta, pertahanan, serta institusi penelitian, sehingga Indonesia mempunyai kemampuan untuk mengakses antariksa secara mandiri.

    Dikatakannya Asosiasi Antariksa Indonesia resmi didirikan 21 Januari 2025, di Jakarta dengan pendiri dan Dewan Pengurus Asosiasi Antariksa Indonesia terdiri dari praktisi di industri satelit nasional, Adi Rahman Adiwoso dan pengusaha muda nasional, Aryo PS Djojohadikusumo serta David Fernando Audy.

    Pendirian asosiasi disaksikan Ketua National Air and Space Power Center of Indonesia (NASPCI), Marsekal Pertama TNI Dr. Penny Radjendra, serta Kepala Organisasi Riset Penerbangan dan Antariksa Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Dr. Robertus Heru Triharjanto, B. Eng., M.Sc.

    Menurut Adi Rahman, pendirian Asosiasi Antariksa Indonesia dilandasi visi besar untuk mendukung kemajuan industri antariksa nasional sehingga Indonesia menjadi salah satu pemain utama di dunia internasional.

    “Asosiasi Antariksa Indonesia berkomitmen akan terus meningkatkan peran strategis Indonesia, memajukan teknologi, dan industri antariksa nasional bagi pembangunan, kesejahteraan, serta keamanan negara Indonesia,” ujarnya.

    Sekretaris Jenderal (Sekjen) Asosiasi Antariksa Indonesia Aryo PS Djojohadikusumo menambahkan antariksa memiliki peranan penting bagi Indonesia dalam aspek geopolitik, ekonomi dan inovasi teknologi.

    Melalui pengelolaan antariksa secara mandiri dan memanfaatkan teknologi antariksa terkini, maka turut serta membantu Pemerintahan Presiden Prabowo Subianto merealisasikan Asta Cita yang fokus meningkatkan sistem pertahanan negara, swasembada pangan, energi, air, ekonomi kreatif, ekonomi hijau, dan ekonomi biru.

    Sebab, tambahnya, pemanfaatan antariksa beserta teknologinya akan memudahkan pemerintah dalam memantau dan mengelola Sumber Daya Alam (SDA) hingga menemukan potensi sumber daya energi baru.

    “Kedaulatan akses ke antariksa penting untuk penyediaan jasa yang bisa mendukung produksi pangan dan energi. Seperti satelit penginderaan jarak jauh untuk mendapatkan data aktual tentang kondisi tanah, air, dan unsur hara. Hal ini penting di era Pemerintahan Presiden Prabowo yang mengutamakan kedaulatan pangan, energi, dan air,” katanya.

    Kepala Organisasi Riset Penerbangan dan Antariksa BRIN, Dr. Robertus Heru Triharjanto mengatakan BRIN siap mendukung Asosiasi Antariksa Indonesia untuk memaksimalkan potensi industri keantariksaan.

    Dikatakannya, BRIN siap bekerja sama dengan Asosiasi Antariksa Nasional terutama dalam program riset, pengembangan SDM dan inovasi teknologi, diplomasi antariksa, hingga fasilitasi industri antariksa.

    “Kami optimistis kolaborasi ini akan memperkuat daya saing Indonesia di industri antariksa internasional,” katanya.

     

    Sumber : Antara

  • RI Kini Punya Asosiasi Antariksa

    RI Kini Punya Asosiasi Antariksa

    Jakarta

    Indonesia kini memiliki asosiasi antariksa yang akan menjadi wadah bagi para pelaku, pakar, profesional, dan pemerhati dunia antariksa untuk berkolaborasi dalam menciptakan, membina tumbuh kembangnya ekosistem yang dinamis guna memajukan teknologi, industri, serta regulasi keantariksaan Indonesia.

    Asosiasi Antariksa Indonesia resmi didirikan pada Selasa lalu, 21 Januari 2025, di Jakarta. Pendiri dan Dewan Pengurus Asosiasi Antariksa Indonesia terdiri dari praktisi di industri satelit nasional, Adi Rahman Adiwoso dan pengusaha muda nasional, Aryo PS Djojohadikusumo serta David Fernando Audy.

    Pendirian asosiasi ini turut disaksikan Ketua National Air and Space Power Center of Indonesia (NASPCI), Marsekal Pertama TNI Dr. Penny Radjendra, serta Kepala Organisasi Riset Penerbangan dan Antariksa Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Dr. Robertus Heru Triharjanto, B. Eng., M.Sc.

    Ketua Asosiasi Antariksa Indonesia Adi Rahman Adiwoso mengatakan, dengan pesatnya perkembangan inovasi teknologi, Indonesia harus memiliki komitmen kuat untuk meningkatkan kapabilitas serta kapasitas teknologi antariksa agar dapat bersaing di industri antariksa global.

    Dengan begitu, Indonesia bisa melangkah lebih maju meninggalkan posisi yang dulunya hanya sebagai pengguna ruang angkasa (space), kini mempunyai kemampuan untuk memproduksi hingga meluncurkan teknologi-teknologi antariksa.

    Atas dasar tersebut, Asosiasi Antariksa Indonesia dibentuk untuk menjadi landasan kuat dalam membangun kolaborasi yang berkelanjutan antara pemerintah, sektor swasta, pertahanan, serta institusi penelitian, sehingga Indonesia mempunyai kemampuan untuk mengakses antariksa secara mandiri.

    “Pendirian Asosiasi Antariksa Indonesia dilandasi visi besar untuk mendukung kemajuan industri antariksa nasional sehingga Indonesia menjadi salah satu pemain utama di dunia internasional. Asosiasi Antariksa Indonesia berkomitmen akan terus meningkatkan peran strategis Indonesia, memajukan teknologi, dan industri antariksa nasional bagi pembangunan, kesejahteraan, serta keamanan negara Indonesia,” ujar Adi Rahman dalam keterangannya, Sabtu (25/1/2025).

    Sekretaris Jenderal (Sekjen) Asosiasi Antariksa Indonesia Aryo PS Djojohadikusumo menambahkan antariksa memiliki peranan penting bagi Indonesia dalam aspek geopolitik, ekonomi dan inovasi teknologi.

    Melalui pengelolaan antariksa secara mandiri dan memanfaatkan teknologi antariksa terkini, maka turut serta membantu Pemerintahan Presiden Prabowo Subianto merealisasikan Asta Cita yang fokus meningkatkan sistem pertahanan negara, swasembada pangan, energi, air, ekonomi kreatif, ekonomi hijau, dan ekonomi biru. Sebab, pemanfaatan antariksa beserta teknologinya akan memudahkan pemerintah dalam memantau dan mengelola Sumber Daya Alam (SDA) hingga menemukan potensi sumber daya energi baru.

    “Kedaulatan akses ke antariksa penting untuk penyediaan jasa yang bisa mendukung produksi pangan dan energi. Seperti satelit penginderaan jarak jauh untuk mendapatkan data aktual tentang kondisi tanah, air, dan unsur hara. Hal ini penting di era Pemerintahan Presiden Prabowo yang mengutamakan kedaulatan pangan, energi, dan air,” kata Aryo.

    Ketua National Air and Space Power Center of Indonesia (NASPCI) Marsekal Pertama TNI, Dr. Penny Radjendra mengapresiasi dibentuknya Asosiasi Antariksa Indonesia. Dengan hadirnya asosiasi antariksa ini maka akan semakin memperkuat Indonesia dalam memaksimalkan hak kedaulatan (sovereign right) nasional terhadap akses antariksa untuk kepentingan pemerintah, militer, swasta, dan institusi penelitian.

    “Bagi militer, pemanfaatan teknologi antariksa seperti satelit komunikasi, penginderaan jarak jauh, dan navigasi akan semakin memperkuat keamanan nasional dari ancaman-ancaman asing terhadap kedaulatan nasional,” kata Penny.

    (rrd/rir)

  • Sah! RI Punya Asosiasi Antariksa, Ini Pendirinya

    Sah! RI Punya Asosiasi Antariksa, Ini Pendirinya

    Jakarta, CNBC Indonesia – Indonesia kini memiliki asosiasi antariksa yang akan menjadi wadah bagi para pelaku, pakar, profesional, dan pemerhati dunia antariksa untuk berkolaborasi dalam menciptakan, membina tumbuh kembangnya ekosistem yang dinamis guna memajukan teknologi, industri, serta regulasi keantariksaan Indonesia. Kehadiran asosiasi antariksa ini sekaligus memperkuat posisi dan peran strategis Indonesia di industri antariksa internasional.

    Asosiasi Antariksa Indonesia resmi didirikan pada Selasa lalu, 21 Januari 2025, di Jakarta. Pendiri dan Dewan Pengurus Asosiasi Antariksa Indonesia terdiri dari praktisi di industri satelit nasional, Adi Rahman Adiwoso dan pengusaha muda nasional, Aryo PS Djojohadikusumo serta David Fernando Audy. Pendirian asosiasi ini turut disaksikan Ketua National Air and Space Power Center of Indonesia (NASPCI), Marsekal Pertama TNI Dr. Penny Radjendra, serta Kepala Organisasi Riset Penerbangan dan Antariksa Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Dr. Robertus Heru Triharjanto, B. Eng., M.Sc.

    Ketua Asosiasi Antariksa Indonesia Adi Rahman Adiwoso mengatakan, dengan pesatnya perkembangan inovasi teknologi, Indonesia harus memiliki komitmen kuat untuk meningkatkan kapabilitas serta kapasitas teknologi antariksa agar dapat bersaing di industri antariksa global. Dengan begitu, Indonesia bisa melangkah lebih maju meninggalkan posisi yang dulunya hanya sebagai pengguna ruang angkasa (space), kini mempunyai kemampuan untuk memproduksi hingga meluncurkan teknologi-teknologi antariksa. Atas dasar tersebut, Asosiasi Antariksa Indonesia dibentuk untuk menjadi landasan kuat dalam membangun kolaborasi yang berkelanjutan antara pemerintah, sektor swasta, pertahanan, serta institusi penelitian, sehingga Indonesia mempunyai kemampuan untuk mengakses antariksa secara mandiri.

    “Pendirian Asosiasi Antariksa Indonesia dilandasi visi besar untuk mendukung kemajuan industri antariksa nasional sehingga Indonesia menjadi salah satu pemain utama di dunia internasional. Asosiasi Antariksa Indonesia berkomitmen akan terus meningkatkan peran strategis Indonesia, memajukan teknologi, dan industri antariksa nasional bagi pembangunan, kesejahteraan, serta keamanan negara Indonesia,” ujar Adi Rahman dalam keterangannya, Sabtu (25/1/2025).

    Sekretaris Jenderal (Sekjen) Asosiasi Antariksa Indonesia Aryo PS Djojohadikusumo menambahkan antariksa memiliki peranan penting bagi Indonesia dalam aspek geopolitik, ekonomi dan inovasi teknologi. Melalui pengelolaan antariksa secara mandiri dan memanfaatkan teknologi antariksa terkini, maka turut serta membantu Pemerintahan Presiden Prabowo Subianto merealisasikan Asta Cita yang fokus meningkatkan sistem pertahanan negara, swasembada pangan, energi, air, ekonomi kreatif, ekonomi hijau, dan ekonomi biru. Sebab, pemanfaatan antariksa beserta teknologinya akan memudahkan pemerintah dalam memantau dan mengelola Sumber Daya Alam (SDA) hingga menemukan potensi sumber daya energi baru.

    “Kedaulatan akses ke antariksa penting untuk penyediaan jasa yang bisa mendukung produksi pangan dan energi. Seperti satelit penginderaan jarak jauh untuk mendapatkan data aktual tentang kondisi tanah, air, dan unsur hara. Hal ini penting di era Pemerintahan Presiden Prabowo yang mengutamakan kedaulatan pangan, energi, dan air,” kata Aryo.

    Ketua National Air and Space Power Center of Indonesia (NASPCI) Marsekal Pertama TNI, Dr. Penny Radjendra mengapresiasi dibentuknya Asosiasi Antariksa Indonesia. Dengan hadirnya asosiasi antariksa ini maka akan semakin memperkuat Indonesia dalam memaksimalkan hak kedaulatan (sovereign right) nasional terhadap akses antariksa untuk kepentingan pemerintah, militer, swasta, dan institusi penelitian. “Bagi militer, pemanfaatan teknologi antariksa seperti satelit komunikasi, penginderaan jarak jauh, dan navigasi akan semakin memperkuat keamanan nasional dari ancaman-ancaman asing terhadap kedaulatan nasional,” kata Penny.

    Dalam kesempatan yang sama, Kepala Organisasi Riset Penerbangan dan Antariksa BRIN, Dr. Robertus Heru Triharjanto mengatakan sesuai dengan Perpres 78/2021, badan antariksa Indonesia adalah Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), yang menyelenggarakan fungsi layanan Penginderaan Jauh sesuai PP 11/2018, penguasaan dan otoritas perizinan teknologi antariksa berdasarkan PP 7/2023, dan kelak menjadi otoritas peluncuran satelit dari wilayah Indonesia saat PP mengenai penyelenggaraan Bandar Antariksa, yang saat ini draftnya telah sampai di Sekretariat Negara, diterbitkan.

    BRIN menyambut baik dan siap mendukung Asosiasi Antariksa Indonesia untuk memaksimalkan potensi industri keantariksaan. “BRIN siap bekerja sama dengan Asosiasi Antariksa Nasional terutama dalam program riset, pengembangan SDM dan inovasi teknologi, diplomasi antariksa, hingga fasilitasi industri antariksa. Kami optimistis kolaborasi ini akan memperkuat daya saing Indonesia di industri antariksa internasional,” kata Robertus Heru.

    Asosiasi Antariksa Indonesia akan terus berupaya meningkatkan kesadaran dan edukasi bagi seluruh pemangku kepentingan tentang peran strategis antariksa dalam meningkatkan perekonomian, pertahanan dan keamanan negara, riset serta pengembangan inovasi teknologi sehingga mempertegas posisi dan peran strategis Indonesia di dunia internasional.

    (ayh/ayh)

  • Asosiasi Antariksa Indonesia Resmi Didirikan, Sekjennya Keponakan Prabowo
                
                    
                        
                            Nasional
                        
                        25 Januari 2025

    Asosiasi Antariksa Indonesia Resmi Didirikan, Sekjennya Keponakan Prabowo Nasional 25 Januari 2025

    Asosiasi Antariksa Indonesia Resmi Didirikan, Sekjennya Keponakan Prabowo
    Editor
    JAKARTA, KOMPAS.com –
    Indonesia kini mempunyai lembaga keantariksaan non-pemerintah selain Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), yakni
    Asosiasi Antariksa Indonesia
    .
    Dikutip dari Antara, Sabtu (25/1/2025), Asosiasi Antariksa Indonesia resmi didirikan 21 Januari 2025, di Jakarta dengan pendiri dan Dewan Pengurus Asosiasi Antariksa Indonesia terdiri dari praktisi di industri satelit nasional, Adi Rahman Adiwoso dan pengusaha muda nasional, Aryo PS Djojohadikusumo serta David Fernando Audy.
    Diketahui, Aryo PS Djojohadikusumo adalah anak dari Hashim Djojohadikusumo. Hashim sendiri adalah adik dari Presiden RI Prabowo Subianto.
    Pendirian asosiasi disaksikan Ketua National Air and Space Power Center of Indonesia (NASPCI), Marsekal Pertama TNI Dr. Penny Radjendra, serta Kepala Organisasi Riset Penerbangan dan Antariksa Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Dr. Robertus Heru Triharjanto, B. Eng., M.Sc.
    Menurut Ketua Asosiasi Antariksa Indonesia Adi Rahman Adiwoso, pendirian Asosiasi Antariksa Indonesia dilandasi visi besar untuk mendukung kemajuan industri antariksa nasional sehingga Indonesia menjadi salah satu pemain utama di dunia internasional.
    “Asosiasi Antariksa Indonesia berkomitmen akan terus meningkatkan peran strategis Indonesia, memajukan teknologi, dan industri antariksa nasional bagi pembangunan, kesejahteraan, serta keamanan negara Indonesia,” ujar dia.
    Dengan pesatnya perkembangan inovasi teknologi, Indonesia harus memiliki komitmen kuat untuk meningkatkan kapabilitas serta kapasitas teknologi antariksa agar dapat bersaing di industri antariksa global.
    “Dengan begitu, Indonesia bisa melangkah lebih maju meninggalkan posisi yang dulunya hanya sebagai pengguna ruang angkasa (space), kini mempunyai kemampuan untuk memproduksi hingga meluncurkan teknologi-teknologi antariksa,” lanjut dia.
    Oleh karena itu, lanjutnya Asosiasi Antariksa Indonesia dibentuk untuk menjadi landasan kuat dalam membangun kolaborasi yang berkelanjutan antara pemerintah, sektor swasta, pertahanan, serta institusi penelitian, sehingga Indonesia mempunyai kemampuan untuk mengakses antariksa secara mandiri.
    Sekretaris Jenderal (Sekjen) Asosiasi Antariksa Indonesia Aryo PS Djojohadikusumo menambahkan, antariksa memiliki peranan penting bagi Indonesia dalam aspek geopolitik, ekonomi dan inovasi teknologi.
    Melalui pengelolaan antariksa secara mandiri dan memanfaatkan teknologi antariksa terkini, maka turut serta membantu pemerintahan Presiden Prabowo Subianto merealisasikan Asta Cita yang fokus meningkatkan sistem pertahanan negara, swasembada pangan, energi, air, ekonomi kreatif, ekonomi hijau, dan ekonomi biru.
    Sebab, pemanfaatan antariksa beserta teknologinya akan memudahkan pemerintah dalam memantau dan mengelola Sumber Daya Alam (SDA) hingga menemukan potensi sumber daya energi baru.
    “Kedaulatan akses ke antariksa penting untuk penyediaan jasa yang bisa mendukung produksi pangan dan energi. Seperti satelit penginderaan jarak jauh untuk mendapatkan data aktual tentang kondisi tanah, air, dan unsur hara. Hal ini penting di era Pemerintahan Presiden Prabowo yang mengutamakan kedaulatan pangan, energi, dan air,” kata dia.
    Kepala Organisasi Riset Penerbangan dan Antariksa BRIN, Dr. Robertus Heru Triharjanto mengatakan, BRIN siap mendukung Asosiasi Antariksa Indonesia untuk memaksimalkan potensi industri keantariksaan.
    BRIN siap bekerja sama dengan Asosiasi Antariksa Nasional terutama dalam program riset, pengembangan SDM dan inovasi teknologi, diplomasi antariksa, hingga fasilitasi industri antariksa.
    “Kami optimistis kolaborasi ini akan memperkuat daya saing Indonesia di industri antariksa internasional,” katanya.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Resmi Miliki Asosiasi Antariksa, RI Siap Jadi Pemain Utama

    Resmi Miliki Asosiasi Antariksa, RI Siap Jadi Pemain Utama

    Bisnis.com, JAKARTA – Praktisi di industri satelit nasional hingga pengusaha resmi mendirikan Asosiasi Antariksa Indonesia (AAI) untuk memperkuat posisi dan peran strategis di industri antariksa internasional.

    Ketua AAI, Adi Rahman Adiwoso mengatakan, Indonesia perlu meningkatkan kapabilitas serta kapasitas teknologi antariksa di tengah perkembangan inovasi teknologi agar dapat bersaing di industri antariksa global.

    Menurutnya, Tanah Air sudah waktunya beralih dari yang sebelumnya hanya pengguna ruang angkasa menjadi bisa memproduksi hingga meluncurkan teknologi-teknologi antariksa.

    “AAI dibentuk untuk menjadi landasan kuat dalam membangun kolaborasi yang berkelanjutan antara pemerintah, sektor swasta, pertahanan, serta institusi penelitian, sehingga Indonesia mempunyai kemampuan untuk mengakses antariksa secara mandiri,” kata Adi dalam keterangannya, Sabtu (25/1/2025).

    Dia menjelaskan Pendiri dan Dewan Pengurus AAI terdiri dari praktisi di industri satelit nasional, Adi Rahman Adiwoso dan pengusaha, Aryo Djojohadikusumo serta David Fernando Audy.

    Sekjen AAI, Aryo Djojohadikusumo menambahkan antariksa memiliki peranan penting bagi Indonesia dalam aspek geopolitik, ekonomi dan inovasi teknologi.

    Melalui pengelolaan antariksa secara mandiri dan memanfaatkan teknologi antariksa terkini, maka turut serta membantu Pemerintahan Presiden Prabowo Subianto merealisasikan Asta Cita yang fokus meningkatkan sistem pertahanan negara, swasembada pangan, energi, air, ekonomi kreatif, ekonomi hijau, dan ekonomi biru.

    “Sebab, pemanfaatan antariksa beserta teknologinya akan memudahkan pemerintah dalam memantau dan mengelola sumber daya alam hingga menemukan potensi sumber daya energi baru,” katanya.

    Ketua National Air and Space Power Center of Indonesia (NASPCI), Marsekal Pertama TNI Penny Radjendra menilai dengan hadirnya asosiasi antariksa ini maka akan memperkuat Indonesia dalam memaksimalkan hak kedaulatan nasional terhadap akses antariksa untuk kepentingan pemerintah, militer, swasta, dan institusi penelitian.

    “Bagi militer, pemanfaatan teknologi antariksa seperti satelit komunikasi, penginderaan jarak jauh, dan navigasi akan semakin memperkuat keamanan nasional dari ancaman-ancaman asing terhadap kedaulatan nasional,” kata Penny.

    Dalam kesempatan yang sama, Kepala Organisasi Riset Penerbangan dan Antariksa Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Robertus Heru Triharjanto siap mendukung Asosiasi Antariksa Indonesia untuk memaksimalkan potensi industri keantariksaan.