Tag: Darmawan Prasodjo

  • Bos PLN Curhat SPKLU di Rest Area Hanya Laku saat Lebaran

    Bos PLN Curhat SPKLU di Rest Area Hanya Laku saat Lebaran

    Bisnis.com, JAKARTA – PT PLN (Persero) menjelaskan kondisi stasiun pengisian kendaraan listrik umum (SPKLU) di rest area hanya ramai pada momentum Lebaran. Padahal, jumlah SPKLU disebut telah meningkat seiring dengan masifnya mobil listrik asal China di dalam negeri. 

    Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, meskipun sepi, pihaknya tidak serta merta mencabut fasilitas pengisi daya untuk EV tersebut. Terlebih, telah terjadi peningkatan transaksi SPKLU 5 kali lipat saat periode mudik Lebaran dalam setahun terakhir dan diproyeksi terus meningkat. 

    “Saat ini di rest area, stasiun charging kami, stasiun pengisian kendaraan listrik umum [SPKLU] kami tidak laku, hari ini tidak laku, hanya laku pada saat Lebaran,” kata Darmawan dalam RDP di Komisi VI DPR RI, Selasa (3/12/2024). 

    Dia memastikan pihaknya tidak akan mengurangi fasilitas SPKLU di rest area guna mengantisipasi lonjakan penggunaan kendaraan listrik ketika momentum mudik pada Lebaran tahun depan. 

    Adapun, PLN mencatat peningkatan transaksi di SPKLU yang dikelolanya terhitung sejak Lebaran tahun 2023 yang mencapai 2.500 transaksi. Sementara itu, tahun ini meningkat 5 kali lipat hingga 12.600 transaksi. Tahun depan, PLN memproyeksi peningkatan SPKLU naik menjadi 64.600 transaksi. 

    “Kami tidak mungkin membiarkan nanti pada saat Lebaran, mobil mudiknya 5 kali lipat, tahu-tahu ada 100-200 kehabisan listrk di tengah jalan,” tuturnya. 

    Bahkan, Darmawan menuturkan bahwa PLN berencana untuk melakukan penyesuaian jumlah dan penambahan SPKLU di sejumlah rest area. PLN disebut juga akan memodifikasi jenis charging station agar lebih efisien. 

    Umumnya, kendaraan listrik yang melakukan pengisian baterai di SPKLU bisa memakan waktu hingga 3 jam. PLN akan membangun SPKLU mid-charging sehingga waktu pengisian hanya membutuhkan waktu 2 jam. 

    “Kalau fast charging masih sekitar 15-20 menit, beda dengan mengisi bensin satu menit rampung. Jadi kalau antreannya 10, 10 kali 20 menit, 200 menit, itu artinya 3,5 jam. Nah, maka selama Lebaran, direksi PLN itu sekarang ini menjadi sibuk karena ada mobil listrik yang makin meningkat,” terangnya. 

    Sebelumnya, Darmawan menyebut pertumbuhan SPKLU yang makin masif seiring dengan kehadiran berbagai jenis mobil listrik asal China di pasar Indonesia.

    “Di tahun 2025 ini kami sudah agak gemeteran ini, kalau meningkat 5 kali lipat, kami sudah siap-siap memasang SPKLU di rest area dan di sekitarnya,” jelasnya. 

  • Mobil Listrik China Bikin Transaksi SPKLU Naik Drastis, PLN Gemetaran

    Mobil Listrik China Bikin Transaksi SPKLU Naik Drastis, PLN Gemetaran

    Jakarta

    PT PLN (Persero) mengungkap, transaksi Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) meningkat lima kali lipat dalam setahun terakhir. Salah satu pemicunya adalah kemunculan mobil-mobil listrik asal China. Kondisi tersebut membuat mereka agak gemetaran!

    Direktur Utama (Dirut) PLN, Darmawan Prasodjo mengatakan, pengguna SPKLU makin ‘menggila’ tahun depan. Itulah mengapa, pihaknya saat ini berupaya menambah fasilitas tersebut untuk mencukupi kebutuhan masyarakat yang terus meningkat.

    “Kami melihat bahwa jumlah transaksi di SPKLU, stasiun pengisian kendaraan listrik umum kami itu meningkat lima kali lipat per tahun,” ujar Darmawan Prasodjo dalam agenda rapat dengar pendapat (RDP) bersama Komisi XII DPR RI di Jakarta, dikutip dari Antara, Selasa (3/12).

    “Maka di tahun 2025 ini, kami sudah agak gemetaran ini. Kalau meningkat lima kali lipat, kami sudah siap-siap memasang SPKLU di rest area dan di sekitarnya,” tambahnya.

    Pemilik kendaraan listrik melakukan pengisian daya di salah satu SPKLU di Bali beberapa waktu lalu. (Dok. PT PLN UID Bali) Foto: Pemilik kendaraan listrik melakukan pengisian daya di salah satu SPKLU di Bali beberapa waktu lalu. (Dok. PT PLN UID Bali)

    Menurut Darmawan, peningkatan transaksi SPKLU milik PLN tersebut disebabkan populasi mobil listrik China yang terus membludak. Bahkan, dia menyoroti salah satu merek yang keberadaannya cukup masif di Indonesia.

    “Penjualan listrik SPKLU juga meningkat lima kali lipat, dan kami melihat ada satu merek dari China, mobil listrik. Penjualannya kencang sekali selama beberapa bulan ini, sehingga jumlah mobil listrik meningkatnya drastis sekali, sehingga kami untuk antisipasi Lebaran ini sudah kami siapkan dari sekarang,” ungkapnya.

    Berkaca dari kondisi tersebut, Darmawan menegaskan, pihaknya mau tak mau harus mendirikan lebih banyak lagi SPKLU di Indonesia. Hal tersebut untuk menghindari antrean panjang masyarakat yang hendak melakukan pengisian daya.

    “Karena kalau tidak, nanti akan terjadi antrean luar biasa dan kami untuk itu sudah melakukan antisipasi,” kata dia.

    Berdasarkan data PLN, peningkatan transaksi di SPKLU PLN terhitung sejak momen Lebaran tahun 2023 yang tercatat sebesar 2.500 transaksi. Sedangkan pada Lebaran tahun 2024 jumlah transaksi di SPKLU meningkat 5 kali lipat menjadi 12.600 transaksi.

    Dengan begitu, perseroan memproyeksikan pada lebaran tahun 2025 mendatang, transaksi di SPKLU akan mencapai 64.600 transaksi.

    (sfn/rgr)

  • PLN Targetkan Penjualan Listrik 327,7 TWh Tahun Depan, Tumbuh 6,7%

    PLN Targetkan Penjualan Listrik 327,7 TWh Tahun Depan, Tumbuh 6,7%

    Jakarta

    PT PLN (Persero) menargetkan penjualan listrik perseroan pada 2025 dapat mencapai 327,7 Tera Watt hour (TWh). Angka itu tumbuh 20,47 TWh atau 6,7% terhadap prognosa penjualan tahun 2024.

    Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan penjualan listrik oleh perseroan pada 2024 diperkirakan akan mencapai 307,23 TWh. Nah pada tahun depan targetnya naik lagi menjadi 327,7 TWh.

    “Kami sedang berjuang ini masih ada waktu sebulan bagaimana dari 300 TWh kami bisa mencapai target 307,2 TWh, kemudian di 2025 nanti kami bisa meningkat sekitar 6,7% menjadi 327,7 TWh,” kata Darmawan dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi VI DPR RI, Selasa (3/12/2024).

    Darmawan mengakui target tersebut agak sedikit agresif. Jika melihat ke belakang, pertumbuhan permintaan selama 2015-2019 hanya 4,5% per tahun.

    “Agak tinggi ini targetnya sehingga memang kami juga sudah waspada dan kami mengerahkan seluruh kekuatan kita dari atas, kemudian dari Pangdam, Dandim, sampai Danramil ke bawah semuanya agar ini bisa tercapai di 2025 nanti,” ucapnya.

    Dengan adanya pertumbuhan penjualan listrik, maka diharapkan kondisi keuangan perseroan semakin menguat. Adapun hingga Oktober 2024, kinerja penjualan listrik tercatat tumbuh sebesar 16,36 TWh atau 6,88% dibandingkan periode yang sama tahun lalu (year on year/yoy).

    “1 TWh itu gross revenue menambah sekitar Rp 1,65 triliun,” ungkap Darmawan.

    (acd/acd)

  • Bos PLN Pamer Pangkas Utang Rp 55 T di DPR

    Bos PLN Pamer Pangkas Utang Rp 55 T di DPR

    Jakarta

    Direktur Utama PT PLN (Persero) Darmawan Prasodjo membeberkan keberhasilan perusahaan dalam menurunkan utang selama beberapa tahun terakhir. Utang berhasil diturunkan karena kinerja perusahaan terus meningkat.

    Darmawan mengatakan total utang perseroan pada 2023 mencapai Rp 396 triliun. Jumlah itu sudah turun Rp 55 triliun, dari kondisi 2020 yang senilai Rp 451 triliun.

    “Pertumbuhan revenue berjalan sangat sehat, net profit berjalan juga meningkat dengan drastis sehat, kemudian juga kita melihat liabilities utang kami ini juga berhasil kami turunkan,” kata Darmawan dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi VI DPR RI, Selasa (3/12/2024).

    Darmawan menyebut laba bersih PLN terus meningkat hingga mencapai Rp 22,1 triliun pada 2023. Padahal di 2020 laba bersih perusahaan hanya Rp 5,9 triliun, di 2021 Rp 13,2 triliun dan 2022 Rp 14,4 triliun.

    “Selama 3 tahun berturut-turut kondisi keuangan kami adalah kinerja keuangan yang terbaik dalam sejarah PLN,” ucapnya.

    Selain itu, Debt Service Coverage Ratio (DSCR) atau pengukuran arus kas yang tersedia untuk membayar kewajiban utang juga meningkat dari 1,40x di 2020 menjadi 1,72x di 2023. Ini menunjukkan kondisi perseroan yang semakin sehat.

    “Jadi kalau operating revenue kami tinggi dan debt service pembayaran utang tahunan bisa kami turunkan, maka rasionya akan naik dan itu semakin sehat. Kita melihat dari 1,4 di 2023 naik menjadi 1,72, jadi kami melihat kondisi keuangan PLN terutama untuk pengelolaan utangnya bisa diturunkan dan rasio penerimaan operating revenue kami dibanding dengan pembayaran utang kami juga semakin besar,” imbuhnya.

    (acd/acd)

  • Ini Jurus PLN Distribusikan Energi Hijau ke Pusat Permintaan Listrik

    Ini Jurus PLN Distribusikan Energi Hijau ke Pusat Permintaan Listrik

    Jakarta, CNBC Indonesia – Indonesia memiliki sumber energi baru terbarukan (EBT) yang melimpah, mulai dari energi hidro hingga panas bumi. Namun, lokasi dari sumber energi tersebut jauh dari lokasi permintaan listrik untuk masyarakat.

    Direktur Utama PT PLN (Persero), Darmawan Prasodjo mengungkapkan, salah satu kunci agar sumber energi ‘hijau’ yang melimpah di Indonesia bisa dimanfaatkan, adalah dengan membangun jaringan transmisi energi ‘bersih’ atau yang disebut sebagai green enabling super grid agar bisa disalurkan ke pusat permintaan listrik.

    Setidaknya, dibutuhkan jaringan transmisi sepanjang kurang lebih 70 ribu kilometer sirkuit (kms) hingga tahun 2040 mendatang. Darmawan menyatakan, jika dibayangkan, panjang transmisi tersebut hampir 2 kali lipat keliling bumi.

    “Sesuai dengan modelling dari Kementerian ESDM (Energi dan Sumber Daya Mineral) dan dari PLN, hari ini sampai 2040 diperlukan sekitar 70.000 kms transmission line. Yang mana sekali lagi keliling bumi 42.500 (km), ini hampir 2 kali lipat dari keliling bumi,” ujarnya dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi XII DPR RI, Jakarta, dikutip Selasa (3/12/2024).

    Darmawan menjabarkan, sumber EBT yang tersebar di Indonesia berada di wilayah Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, dan Nusa Tenggara. Dari lokasi itu, perlu disalurkan pada pusat permintaan listrik, salah satunya ke pusat kawasan perindustrian di Indonesia.

    “Kalau kita lihat ada mismatch antara lokasi resources (EBT) dengan lokasi dari demand. Maka kita ke depan ini perlu membangun green enabling super grid atau green enabling transmission line untuk mengevakuasi sumber daya dari hidro dan geothermal ke pusat-pusat demand tersebut maupun pusat industri,” imbuhnya.

    Menurut perhitungan PLN dan pemerintah, akan ada tambahan kapasitas listrik sebesar 100 GW. Dari jumlah tersebut, sebesar 75 GW diantaranya berasal dari sumber energi baru dan energi terbarukan. Dari besaran jumlah EBT itu, 5% nya adalah new energy salah satunya adalah nuklir.

    Di lain sisi, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) juga pernah mengungkapkan, dibutuhkan setidaknya Rp 1.000 triliun untuk membangun infrastruktur ketenagalistrikan berupa transmisi dan pembangkit listrik dalam kurun waktu 10 tahun ke depan.

    Wakil Menteri ESDM Yuliot Tanjung merinci, investasi sebesar Rp 600 triliun dibutuhkan untuk bisa membangun pembangkit listrik baru, ditambah investasi sebesar Rp 400 triliun untuk bisa membangun jaringannya transmisi.

    “Untuk kebutuhan pembangkit untuk 10 tahun ke depan, kita membutuhkan investasi sekitar Rp 600 triliun. Sementara untuk jaringan, kita membutuhkan investasi sekitar Rp 400 triliun. Jadi nanti untuk setiap tahapan, itu nanti kita akan mencoba untuk mendetailkan,” beber Yuliot dalam Konferensi Pers Electricity Connect 2024, di JCC, Rabu (20/11/2024).

    Pengembangan infrastruktur listrik itu dibutuhkan, seiring dengan meningkatnya permintaan listrik di dalam negeri. Kenaikan dari permintaan listrik dalam negeri didorong oleh meningkatnya produktivitas industri, rumah tangga, hingga kendaraan listrik.

    “Kami melihat misalnya di ekosistem kendaraan listrik, itu justru permintaan ke depan itu akan terjadi peningkatan, kemudian kegiatan rumah tangga juga akan terjadi peningkatan, dan juga di industri akan juga terjadi peningkatan,” tandasnya.

    (pgr/pgr)

  • PLN Catat Laba Naik 25%, Tembus Rp50 Triliun hingga Oktober 2024

    PLN Catat Laba Naik 25%, Tembus Rp50 Triliun hingga Oktober 2024

    Bisnis.com, JAKARTA – PT PLN (Persero) mencatat laba usaha mencapai Rp50,1 triliun hingga Oktober 2024 atau lebih tinggi 25,3% dari RKAP sebesar Rp40 triliun.

    Pendapatan tersebut seiring dengan peningkatan penjualan energi listrik sepanjang tahun ini. 

    Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo mengatakan prognosa realisasi penjualan listrik mencapai 307,23 terrawatt hour (TWh) pada 2024. Angka tersebut lebih tinggi dibandingkan target RKAP yang ditetapkan sebesar 299,99 TWh.

    “Kalau kita melihat bahwa revenue ini meningkat dari tahun ke tahun 12% dan ini penjualan dari listrik kami juga berjalan cukup sehat, net profit meningkat,” kata Darmawan dalam rapat kerja dengan Komisi XII, Senin (2/12/2204). 

    Dia menerangkan, indikator kinerja keuangan Oktober 2024 secara umum menunjukkan pencapaian yang lebuh baik dari target RKAP Oktober tahun ini. 

    Tak hanya laba, operating cash flow PLN juga lebih tinggi 78,7% dari RKAP pada Oktober 2024 sebesar Rp18,1 triliun. Pasalnya, penerimaan dari pelanggan yang lebih baik seiring dengan peningkatan penjualan listrik. 

    “Prognosa kami 307,23 TWh sepanjang tahun ini, kami melakukan ekstra effort untuk penjualan, baik itu meningkatkan revenue maupun melistriki seantero nusantara,” ujarnya. 

    Di sisi lain, EBITDA perseroan itu tercatat Rp94,7 triliun atau lebih tinggi 17% dari RKAP Oktober 2024 Rp80,9 triliun. Total aset PLN hingga Oktober 2024 tercatat sebanyak Rp1.714,7 triliun. 

    Darmawan menerangkan bahwa di tengah volatilitas kurs dan keadaan makro ekonomi yang tidak kondusif, PLN berhasil meningkatkan penjualan, laba bersih dan sekaligus menurunkan utang.

    Kinerja positif tersebut terlihat tak hanya dari pendapatan, namun pihaknya juga melaporkan penurunan liabilitas dalam 3 tahun terakhir. Pada 2023 sebesar Rp396 triliun atau turun 4% dibandingkan Rp451 triliun pada 2020. 

    Sebelumnya, dia menuturkan, pada Desember 2023, realisasi penjualan listrik mencapai 288,44 TWh atau naik 5,32% dibandingkan dengan tahun 2022 yang mencapai 270,82 TWh.

    Menurut Darmawan, proyeksi penjualan tahun ini meningkat lantaran sepanjang semester I-2024, PLN telah mencatat penjualan listrik sebesar 149,11 TWh atau naik 7,54% sekitar 10,45 TWh dibandingkan dengan periode yang sama pada 2023. 

  • Penjualan Listrik 2025 Ditargetkan Naik Jadi 327,7 TWh

    Penjualan Listrik 2025 Ditargetkan Naik Jadi 327,7 TWh

    Jakarta, CNBC Indonesia – PT PLN (Persero) menargetkan penjualan listrik perusahaan pada 2025 dapat naik menjadi 327,7 terawatt hour (TWh). Hal tersebut sebagai upaya perusahaan untuk mendukung target pertumbuhan ekonomi nasional hingga 8%.

    Direktur Utama PT PLN, Darmawan Prasodjo menyampaikan harapannya agar pertumbuhan ekonomi nasional dapat mendekati 8% pada 2029, sebagaimana yang telah dicanangkan oleh Presiden Prabowo. Sehingga hal ini sejalan dengan target penjualan listrik yang akan dipatok perusahaan.

    “Harapannya ada revamping pertumbuhan ekonomi hingga 2029 mendekati 8%, sesuai target Presiden. Untuk itu, PLN siap menjalankan amanah menghadirkan listrik di tanah air sesuai dengan sila kelima Pancasila,” ujar Darmawan dalam Rapat Dengar Pendapat bersama Komisi XII, Senin (2/12/2024).

    Sebelumnya di kesempatan yang berbeda, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menargetkan peningkatan konsumsi listrik nasional hingga mencapai 6.300 kilo Watt hour (kWh) per kapita. Langkah ini diambil sebagai upaya untuk mendukung target pertumbuhan ekonomi nasional hingga 8% di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto.

    Menteri ESDM, Bahlil Lahadalia menegaskan pentingnya kedaulatan energi sebagai pilar utama dalam mendukung pertumbuhan ekonomi. Adapun, di dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL), pemerintah telah menetapkan strategi untuk meningkatkan konsumsi listrik per kapita.

    Bahlil membeberkan, angka konsumsi listrik nasional tidak akan mencukupi jika hanya dipatok di level 5.000 hingga 5.300 kWh per kapita. Pasalnya, angka tersebut hanya cukup untuk mendukung pertumbuhan ekonomi di bawah 6%.

    “Dalam RUPTL kita sudah dorong, sekarang konsumsi per kapita kita akan kita dorong sampai dengan 6.300. Kalau hanya 5.000 dengan 5.300 itu pertumbuhan ekonominya di bawah 6 persen. Kita akan dorong sampai dengan 6.000 lebih, agar itu ketika terjadi pertumbuhan ekonomi kita tidak mengalami krisis energi,” kata Bahlil dalam Rapat Kerja bersama Komisi XII, Senin (2/12/2024).

    (hsy/hsy)

  • PLN Prediksi Penjualan Listrik di 2024 Tembus 307,2 TWh – Page 3

    PLN Prediksi Penjualan Listrik di 2024 Tembus 307,2 TWh – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – Direktur Utama PT PLN (Persero), Darmawan Prasodjo, menyampaikan hingga Oktober 2024, perusahaan telah mencatatkan kinerja penjualan listrik yang mengesankan dengan pertumbuhan sebesar 16,36 TWh atau 6,88% secara tahunan (YoY). Angka penjualan listrik ini tercatat lebih tinggi 6,9 TWh dibandingkan dengan target yang tercantum dalam Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP).

    Pada akhir tahun, PLN memperkirakan penjualan akan mencapai 307,2 TWh pada 2024. Proyeksi ini merupakan sebuah pencapaian yang jauh melebihi target RKAP 2024 yang sebesar 299 TWh. Jika dibandingkan dengan realisasi penjualan pada periode yang sama tahun 2023, yakni 288,44 TWh, pencapaian ini menunjukkan adanya kenaikan yang signifikan.

    “Prognosa kami, kami melakukan extra effort untuk penjualan baik untuk meningkatkan revenue maupun melistriki seantero nusantara, kami perkirakan jauh diatas target yaitu 307,23 TWh, jadi targetnya adalah 299 TWh, prognosa kami prediksi nanti ada sebulan lagi 307,23 TWh sehingga ini akan jauh diatas target,” kata Darmawan dalam RDP dengan Komisi XII DPR RI, Senin (2/12/2024).

    Darmawan mengatakan bahwa pencapaian kinerja penjualan tersebut merupakan hasil dari upaya ekstra yang dilakukan PLN untuk meningkatkan penjualan, baik dari sisi pendapatan maupun dalam memperluas akses listrik ke seluruh penjuru nusantara.

    Adapun perusahaan listrik negara ini melayani 92 juta pelanggan yang tersebar di seluruh Indonesia. Pelanggan tersebut terbagi menjadi beberapa kategori, yaitu rumah tangga, pemerintah, bisnis, dan industri. Dari jumlah pelanggan tersebut, 83 juta di antaranya merupakan pelanggan rumah tangga, sementara 9 juta lainnya terdiri dari sektor bisnis, pemerintah, dan industri.

  • Bos PLN Darmawan Prasodjo Beberkan Hasil Transformasi selama 5 tahun – Page 3

    Bos PLN Darmawan Prasodjo Beberkan Hasil Transformasi selama 5 tahun – Page 3

    Sebelumnya, Direktur Utama PT PLN (Persero), Darmawan Prasodjo, mengatakan di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto, Indonesia bergerak menuju transformasi besar dalam sektor energi.

    Salah satu caranya yakni beralih dari pembangunan berbasis bahan bakar fosil (fossil-based development) ke pengembangan energi terbarukan (renewable-based development). 

    Darmawan menyebut, kebijakan ini mencerminkan tekad untuk menciptakan sistem energi yang lebih bersih, terjangkau, dan berkelanjutan.

    Untuk mewujudkan hal tersebut, Indonesia berencana untuk menambah kapasitas pembangkit listrik hingga 100 gigawatt (GW) pada tahun 2040.

    Dari total tersebut, 75 GW akan berasal dari energi baru terbarukan (EBT), yang mencakup energi matahari, angin, hidro, dan biomassa. Selain itu, 5 GW akan berbasis nuklir, sementara sisanya, sekitar 20 GW, masih akan mengandalkan energi gas.

    “Jadi, ke depan dari hari ini sampai 2040 kita akan membangun tambahan kapasitas pembangkit 100 gigawatt. Dan 75 gigawattnya adalah berbasis pada energi baru terbarukan, 5 gigawattnya itu berbasis pada nuklir, dan hanya 20 gigawattnya itu pun berbasis pada gas,” kata Darmawan dalam Dialog Interaktif seri kedua Program 3 Juta Rumah, di Menara BTN, Jakarta, Jumat (29/11/2024). 

    Kurangi Emisi Karbon

    Menurut dia, langkah besar ini menunjukkan komitmen pemerintah untuk mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil yang selama ini menjadi penyumbang utama emisi karbon.

    Dengan demikian, Indonesia tidak hanya berupaya memenuhi kebutuhan energi dalam negeri, tetapi juga berperan aktif dalam upaya global mengurangi dampak perubahan iklim.

     

  • Di Depan DPR, Bos PLN Pamer Kinerja di Tengah Gonjang-Ganjing Ekonomi Global – Page 3

    Di Depan DPR, Bos PLN Pamer Kinerja di Tengah Gonjang-Ganjing Ekonomi Global – Page 3

    Sebelumnya, Direktur Utama PT PLN (Persero), Darmawan Prasodjo, mengatakan di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto, Indonesia bergerak menuju transformasi besar dalam sektor energi.

    Salah satu caranya yakni beralih dari pembangunan berbasis bahan bakar fosil (fossil-based development) ke pengembangan energi terbarukan (renewable-based development). 

    Darmawan menyebut, kebijakan ini mencerminkan tekad untuk menciptakan sistem energi yang lebih bersih, terjangkau, dan berkelanjutan.

    Untuk mewujudkan hal tersebut, Indonesia berencana untuk menambah kapasitas pembangkit listrik hingga 100 gigawatt (GW) pada tahun 2040.

    Dari total tersebut, 75 GW akan berasal dari energi baru terbarukan (EBT), yang mencakup energi matahari, angin, hidro, dan biomassa. Selain itu, 5 GW akan berbasis nuklir, sementara sisanya, sekitar 20 GW, masih akan mengandalkan energi gas.

    “Jadi, ke depan dari hari ini sampai 2040 kita akan membangun tambahan kapasitas pembangkit 100 gigawatt. Dan 75 gigawattnya adalah berbasis pada energi baru terbarukan, 5 gigawattnya itu berbasis pada nuklir, dan hanya 20 gigawattnya itu pun berbasis pada gas,” kata Darmawan dalam Dialog Interaktif seri kedua Program 3 Juta Rumah, di Menara BTN, Jakarta, Jumat (29/11/2024). 

    Menurutnya, langkah besar ini menunjukkan komitmen pemerintah untuk mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil yang selama ini menjadi penyumbang utama emisi karbon.

    Dengan demikian, Indonesia tidak hanya berupaya memenuhi kebutuhan energi dalam negeri, tetapi juga berperan aktif dalam upaya global mengurangi dampak perubahan iklim.