Tag: Dante Saksono

  • CKG Ungkap Banyak Warga +62 Obesitas Sentral, Bisa Berujung Stroke-Sakit Jantung

    CKG Ungkap Banyak Warga +62 Obesitas Sentral, Bisa Berujung Stroke-Sakit Jantung

    Jakarta

    Wakil Menteri Kesehatan dr Dante Saksono Harbuwono mengungkapkan hasil sementara dari program cek kesehata gratis (CKG) yang sudah menjangkau 41 juta penduduk di seluruh Indonesia.

    Salah satu temuan paling mencolok, kata Dante, adalah tingginya angka obesitas pada usia dewasa, yang kini dialami sekitar sepertiga populasi orang dewasa di Indonesia. Angka tersebut bisa jadi lebih banyak dari yang terlaporkan, mengingat belum seluruh usia dewasa mengikuti CKG.

    “Untuk usia dewasa, ternyata yang paling tinggi, sepertiga kasus dari populasi orang dewasa itu obesitas. Ini diukur dari berat badan maupun lingkar perut. Kalau lingkar perut laki-laki lebih dari 90 cm atau perempuan lebih dari 80 cm, itu sudah berisiko tinggi terkena penyakit jantung,” ujar Dante dalam pemaparan di Temu Media Kemenkes RI, Jumat (17/10/2025).

    Temuan di Setiap Kelompok Usia

    Cek kesehatan gratis menyasar berbagai kelompok umur, mulai dari bayi baru lahir, anak prasekolah, siswa sekolah dasar dan menengah, orang dewasa, hingga lansia.

    “Sekarang ini, satu hari bisa sampai 600 ribu orang ikut pemeriksaan,” jelasnya.

    Hasilnya menunjukkan perbedaan masalah kesehatan di tiap kelompok usia:

    Bayi baru lahir: banyak ditemukan berat badan lahir rendah.Anak prasekolah: gangguan kesehatan gigi dan kekurangan gizi masih dominan.Usia sekolah: banyak anak mengalami masalah gigi serta kurang aktivitas fisik, yang mulai memicu risiko obesitas sejak dini.

    “Aktivitas fisik yang kurang ini akan memicu obesitas. Jadi di satu sisi ada anak-anak yang stunting, tapi di sisi lain banyak juga anak-anak yang obesitas, terutama di kota-kota besar,” sebut Dante.

    Kemenkes mengingatkan obesitas menjadi pintu masuk berbagai penyakit kronis, seperti diabetes, hipertensi, stroke, dan penyakit jantung. Pengukuran sederhana seperti memeriksa lingkar perut secara berkala, dinilai penting dilakukan untuk deteksi dini risiko penyakit tidak menular.

    “Kalau lingkar perut laki-laki lebih dari 90 atau perempuan lebih dari 80, itu sudah tanda bahaya. Karena obesitas ini penyumbang besar risiko jantung dan penyakit metabolik lain,” katanya.

    Banyak Kasus Tak Disadari

    Dante mengungkapkan banyak masyarakat belum mengetahui kondisi kesehatannya sebelum mengikuti program cek kesehatan gratis.

    “Untuk diabetes, angkanya sekarang 10,1 persen, artinya satu dari sepuluh orang Indonesia mengidap diabetes. Tapi dari angka itu, hanya 30 persen yang tahu sebelumnya. Sisanya 70 persen baru tahu setelah pemeriksaan,” ungkapnya.

    Hal serupa juga ditemukan pada kondisi hipertensi, saat sebagian besar dari mereka tidak menyadari mengalami tekanan darah tinggi.

    “Kasus hipertensi tiga kali lipat lebih banyak dari yang diketahui sebelumnya. Dan ini baru bisa terdeteksi lewat pemeriksaan kesehatan,” kata Dante.

    Pentingnya pemeriksaan kesehatan dilakukan sebelum seseorang mengeluhkan gejala. Menurutnya, banyak kasus berat seperti stroke, gagal jantung, dan gagal ginjal bisa dicegah jika faktor risikonya diketahui lebih awal.

    “Pemeriksaan kesehatan ini penting dilakukan sebelum orang itu sakit, sebelum ada keluhan. Supaya bisa terdeteksi lebih awal, sebelum kena stroke, sebelum cuci darah, dan sebagainya,” tegasnya.

    Halaman 2 dari 3

    Simak Video “Video: Langkah Lanjutan Jika Ditemukan Anak Sakit di Cek Kesehatan Gratis Sekolah”
    [Gambas:Video 20detik]
    (naf/up)

  • Kenalkan Wamenkes Benjamin, Menkes: Ditelepon Mensesneg Disuruh Pegang MBG
                
                    
                        
                            Nasional
                        
                        17 Oktober 2025

    Kenalkan Wamenkes Benjamin, Menkes: Ditelepon Mensesneg Disuruh Pegang MBG Nasional 17 Oktober 2025

    Kenalkan Wamenkes Benjamin, Menkes: Ditelepon Mensesneg Disuruh Pegang MBG
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengenalkan partner barunya, Wakil Menteri Kesehatan (Wamenkes) Benjamin Octavianus.
    Dalam agenda Temu Media, Budi mengatakan, Wamenkes Dante Saksono dan Wamenkes Benjamin Octavianus memiliki tugas masing-masing sesuai arahan Presiden RI Prabowo Subianto.
    “Jadi, dokter Dante pegang penyakit tidak menular, dokter Benny pegang penyakit menular. Kemudian Bapak Presiden itu kan ada beberapa program utama. Tadi, kita juga baru tahu ya, kita baru tahunya di telepon sama Pak Mensesneg, bahwa dokter Benny (Benjamin) disuruh pegang MBG,” ucap Budi, di Kantor Kemenkes, Jakarta Selatan, Jumat (17/10/2025).
    Budi mengatakan, Benjamin dipercaya oleh Prabowo untuk membantu pelaksanaan makan bergizi gratis (MBG) meski posisinya hanya untuk mendukung.
    “Jadi, makan bergizi gratis, tapi sifat kita men-
    support
    ya. Kita mesti men-
    support
    BGN agar program makan bergizi gratisnya Bapak Presiden berhasil,” kata Budi.
    Budi menyebut, Benjamin diminta mengawal program MBG karena keberhasilan program ini berdampak besar pada status kesehatan di Indonesia.
    Ia mengatakan, MBG bisa menyelesaikan kurang lebih 40 hingga 50 persen masalah kesehatan.
    “Saya sebagai Menkes selalu bilang, kalau itu berhasil, mungkin 40-50 persen masalah kesehatan selesai,” tutur dia.
    Budi mengatakan, masalah gizi juga erat kaitannya dengan TBC, stunting, masalah infeksi, bahkan hubungan kematian ibu dan anak.
    “Itu semuanya bisa berkurang. Jadi untuk program utamanya Bapak Presiden, dokter Benny pegang yang makan bergizi gratis, bantuin BGN,” ucap Budi.
    Dalam kesempatan yang sama, Benjamin memastikan masyarakat tidak lagi khawatir terhadap permasalahan dalam pelaksanaan program MBG.
    Ia memastikan akan mengawasi dan mencegah agar kasus luar biasa (KLB) selama program ini berjalan terus menurun.
    “Jangan khawatir, kami yang nge-
    push
    terus, karena saya ditugaskan oleh Pak Menteri dan Pak Presiden untuk memantau, tugas kita tuh supaya bisa mencegah, bisa supaya kasus-kasus ini makin hari makin turun,” ucap Benjamin.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Menkes Kenalkan Wamen Baru, dr Benny Juga Ditugasi Kawal Keamanan MBG

    Menkes Kenalkan Wamen Baru, dr Benny Juga Ditugasi Kawal Keamanan MBG

    Jakarta

    Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin memperkenalkan wakil menteri kesehatan baru dr Benjamin Paulus Octavianus, spesialis pulmonologi yang kini diberi mandat mengawal tuberkulosis (TBC). Tidak hanya itu, rupanya ia juga ditugasi mengawal keamanan pangan makan bergizi gratis sesuai arahan Presiden RI Prabowo Subianto.

    “Jadi ini ada Pak Wamen Dante, ada Pak Wamen Benny. Ini saya dikelilingi oleh dua dokter, satu dokter spesialis penyakit dalam, satu dokter spesialis penyakit paru. Kita sudah bagi-bagi tugas, sesuai bidangnya,” tuturnya dalam Temu Media di Kemenkes RI, Jumat (17/10/2025).

    “Kalau dokter Benny itu TBC dan semua penyakit-penyakit yang dulu paling mematikan. Tapi sekarang karena udah reda COVID-nya, TBC naik lagi, COVID-19 yang paling tinggi, sekarang COVID-19 sudah turun. Kalau Pak Benny ini ada yang rutin, tapi biasanya kalau loncat tinggi sekali,” sebutnya, sembari menekankan sementara Wamenkes Dante Saksono Harbuwono ditugasi menangani penyakit tidak menular.

    Terkait arahan MBG, Menkes Budi menyebut dr Benny mengawal dalam mendukung program MBG. Hal ini dikarenakan keberhasilan MBG berdampak besar pada status kesehatan di Indonesia.

    Bahkan, Menkes Budi menyebut bisa menyelesaikan kurang lebih 40 hingga 50 persen masalah kesehatan.

    “Dokter Benny disuruh pegang MBG. Jadi makan bergizi gratis, tapi sifat kita men-support ya. Kita mesti men-support BGN agar program makan bergizi gratis-nya Bapak Presiden berhasil. Dan saya sebagai Menkes selalu bilang, kalau itu berhasil, mungkin 40-50 persen masalah kesehatan selesai,” sambungnya.

    Menkes Budi menekankan masalah gizi juga erat kaitannya dengan TBC, stunting, masalah infeksi, juga hubungan kematian ibu anak.

    “Itu semuanya bisa berkurang. Jadi untuk program utamanya Bapak Presiden, dokter Benny pegang yang makan bergizi gratis, bantuin BGN,” pungkasnya.

    (naf/naf)

  • Wamenkes soal Nutri-level Penanda Makanan Sehat Vs Tak Sehat: Ada Lampu Hijau-Merah

    Wamenkes soal Nutri-level Penanda Makanan Sehat Vs Tak Sehat: Ada Lampu Hijau-Merah

    Jakarta

    Pemerintah tengah menyiapkan kebijakan baru Nutri-level sebagai penanda makanan sehat vs tidak sehat. Menurut Wakil Menteri Kesehatan Prof Dante Saksono Harbuwono, bentuknya akan seperti gambaran ‘lampu lalu lintas’.

    Nutri-level nantinya tidak hanya berlaku pada makanan olahan, tetapi juga pangan siap saji. Bentuk label tersebut dipilih demi memberikan informasi yang mudah dipahami masyarakat mengenai kandungan kalori, gula, garam, dan lemak dalam setiap produk yang dikonsumsi.

    Sistem label ini akan menggunakan warna merah, kuning, dan hijau sebagai penanda kadar gizi dalam makanan kemasan.

    “Nanti Nutri-level akan kita buatkan untuk memberikan kesadaran ke masyarakat bahwa makanan yang dikonsumsi itu mengandung kalori, lemak, gula, dan garam dengan jumlah yang spesifik. Seperti ada lampu merah, ada kuning, ada hijau,” ujar Prof Dante saat ditemui di Mall of Indonesia (MOI), Jakarta Utara, Rabu (15/10/2025).

    Dengan sistem ini, masyarakat dapat lebih cepat menilai apakah suatu produk tergolong tinggi GGL (merah), sedang (kuning), atau dinyatakan sehat (hijau) dalam kandungan zat gizi tertentu.

    Kementerian Kesehatan menilai, label sederhana dan visual akan jauh lebih efektif dibandingkan tabel angka kandungan gizi yang selama ini sulit dipahami konsumen.

    Ia menambahkan Nutri-level masih dalam tahap pembahasan bersama kementerian terkait, termasuk aspek pendanaan dan mekanisme penerapannya di industri pangan.

    “Rencana itu sedang kita bahas, terutama soal implementasinya,” ujarnya singkat.

    (naf/naf)

  • Wamenkes Bagikan Kabar Terbaru Cukai Minuman Berpemanis dalam Kemasan

    Wamenkes Bagikan Kabar Terbaru Cukai Minuman Berpemanis dalam Kemasan

    Jakarta

    Sudah lebih dari satu dekade berlalu, wacana penerapan cukai minuman berpemanis dalam kemasan belum juga terlaksana. Wakil Menteri Kesehatan Kementerian Kesehatan RI Prof Dante Saksono Harbuwono menyebut rencana tersebut masih dalam pembahasan.

    Meski begitu, pemerintah disebutnya tidak tinggal diam dalam upaya pemberian edukasi kepada masyarakat terkait bahaya konsumsi tinggi gula, yang juga tersebar di pangan olahan maupun pangan siap saji.

    Menurut Prof Dante, penerapan cukai MBDK juga tak akan berjalan efektif bila tidak dibarengi dengan edukasi masif di masyarakat.

    “Nah nanti urusan cukai masih kita dalam proses pembahasan. Tetapi kita terus melakukan edukasi kepada masyarakat untuk mengurangi potensi obesitas dan diabetes, tinggal mengurangi makanan bergula, tinggi kalori, dan sebagainya,” tutur Prof Dante saat ditemui di Mall of Indonesia (MOI), Jakarta Utara, Rabu (15/10/2025).

    “Yang paling penting adalah sekarang adalah edukasi. Cukainya kita naikin kalau edukasinya tidak masif juga tidak akan berhasil,” lanjutnya.

    Ia juga menekankan sejumlah fasilitas kesehatan perlu lebih banyak meningkatkan layanan promotif dan preventif. Bukan tanpa sebab, hal ini dinilai bisa menekan angka kematian lebih banyak saat identifikasi atau diagnosis penyakit diketahui dan ditangani lebih awal.

    Salah satunya melalui skrining faktor risiko yang kerap memicu penyakit tidak menular dengan bebas kasus tertinggi di Indonesia seperti jantung, masalah ginjal, hingga stroke.

    “Jadi edukasi menjadi sangat penting. Seperti rumah sakit primaya sekarang melakukan terapi kuratif, mereka juga melakukan terapi promotif dan preventif untuk melakukan dan mengedukasi masyarakat,” pungkasnya.

    Halaman 2 dari 2

    (naf/up)

  • Wamenkes Ungkap 4,6 Persen Puskesmas di RI Tak Punya Dokter

    Wamenkes Ungkap 4,6 Persen Puskesmas di RI Tak Punya Dokter

    Jakarta

    Wakil Menteri Kesehatan (Wamenkes) Dante Saksono Harbuwono mengatakan Indonesia kini masih kekurangan dokter. Setidaknya, 4,6 persen Puskesmas di RI tidak memiliki tenaga medis.

    “4,6 persen puskesmas tidak ada dokternya, 38,8 persen puskesmas belum lengkap tenaga medisnya, dan sepertiganya dari rumah sakit itu tidak punya 7 spesialis dasar yang harusnya bisa melayani pasien dengan baik,” kata Dante, di Jakarta Selatan, Senin (13/10/2025).

    Menurut Dante, ini adalah permasalahan yang harus segera diatasi. Pasalnya, Puskesmas dan rumah sakit termasuk garda terdepan dalam membantu pasien.

    “Kita masih menghadapi persoalan kesehatan secara menyeluruh di Indonesia. Baik itu prevalensi stunting, kematian ibu, kematian bayi, dan angka penyakit-penyakit penting seperti tuberculosis, hipertensi, diabetes, penyakit jantung, stroke, dan sebagainya,” ujar Dante.

    “Karena itulah maka kita harus melakukan akselerasi secepat-cepatnya karena masalahnya ada dua. Satu, masalah jumlahnya yang kurang. Dan dua, adalah masalah distribusinya yang tidak merata,” sambungnya.

    Dante menegaskan, Kemenkes bersama Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemendikti Saintek) memiliki tanggung jawab untuk memastikan ketersediaan dokter dan tenaga medis di seluruh Indonesia, serta distribusinya yang merata.

    “Karena itu kami sebagai organisasi pemerintah yang bertanggung jawab untuk melahirkan dokter, dalam hal ini Kemendikti Saintek dan Kementerian Kesehatan mempunyai tanggung jawab untuk melahirkan dokter-dokter ini, sehingga cukup di seluruh Tanah Air,” tutur dia.

    Meluncurkan SOP Uji Kompetensi

    Kemenkes bersama Kemendikti Ristek resmi menetapkan Standar Prosedur Operasional (SPO) Uji Kompetensi Tenaga Medis dan Tenaga Kesehatan Nasional.

    Penetapan ini merupakan amanat dari Pasal 591 ayat (5) Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2023 tentang Kesehatan dan Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2024.

    Sebagai tindak lanjut dari penetapan SPO, pemerintah akan membentuk Tim Ad Hoc Nasional paling lambat November tahun ini.

    Halaman 2 dari 2

    Simak Video “Video: Kata Dokter IQ Anak Bisa Dioptimalkan dengan Stimulasi dari Bayi”
    [Gambas:Video 20detik]
    (dpy/naf)

  • Siasat Kemenkes RI Jamin Kompetensi Lulusan University-Hospital Based Setara

    Siasat Kemenkes RI Jamin Kompetensi Lulusan University-Hospital Based Setara

    Jakarta

    Kementerian Kesehatan (Kemenkes) meluncurkan Standar Prosedur Operasional (SPO) Uji Kompetensi. Hal ini untuk memastikan kompetensi tenaga medis dan kesehatan lulusan university dan hospital based.

    SPO ini diluncurkan Kemenkes sesuai dengan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2023 tentang Kesehatan dan Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2024.

    Wakil Menteri Kesehatan (Wamenkes) Prof Dante Saksono Harbuwono mengatakan saat ini Indonesia sedang dihadapkan dengan banyaknya masalah kesehatan, seperti stunting, kematian ibu, kematian bayi, dan angka penyakit-penyakit penting seperti tuberculosis (TB), hipertensi, diabetes, jantung, dan stroke.

    “Yang berada di garda depan untuk menangani permasalahan tersebut adalah para tenaga medis dan tenaga kesehatan. Paradoksnya adalah, tenaga medis dan kesehatan itu masih kurang di Indonesia,” kata Dante dalam sambutannya di Jakarta Selatan, Senin (13/10/2025).

    “4,6 persen puskesmas tidak ada dokternya, 38,8 persen puskesmas belum meningkat tenaga medisnya, dan sepertiganya dari rumah sakit tidak punya 7 spesialis dasar yang harusnya bisa melayani pasien dengan baik,” sambungnya.

    Dante menambahkan ada masalah lain terkait jumlah tenaga medis dan kesehatan yang masih kurang, serta distribusi mereka yang belum merata.

    Oleh karena itu, melalui SPO Uji Kompetensi ini, Kemenkes dan Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemendiktisaintek) berharap tenaga medis dan tenaga kesehatan lulusan hospital dan university based bisa mendapatkan sertifikasi, sehingga kualitasnya terjamin untuk terjun melayani masyarakat.

    “Jadi uji kompetensi ini dilakukan secara nasional dan berstandar nasional. Nanti ada untuk vokasi dan profesi, dan ada spesialis dan sub-spesialis,” kata Dante.

    “Yang lulus nanti akan mendapat sertifikat dan sertifikat itu akan berlaku secara nasional. Yang tidak lulus juga boleh mengulang lagi berdasarkan waktu tertentu yang disepakati Undang-Undang,” lanjutnya.

    Pembinaan, pengampuan, dan pengawasan dari ‘uji kompetensi’ ini dilakukan oleh Kemenkes, Kemendiktisaintek, dan Konsil Kesehatan Indonesia (KKI). Hal ini untuk menjamin bahwa lulusannya memiliki kualitas yang sama.

    Halaman 2 dari 2

    Simak Video “Video: AIPKI Menampik Ada ‘Permainan’ di Uji Kompetensi Dokter”
    [Gambas:Video 20detik]
    (dpy/naf)

  • 6
                    
                        Terungkap, Alasan Prabowo Tambah Wamenkes dan Wamendagri
                        Nasional

    6 Terungkap, Alasan Prabowo Tambah Wamenkes dan Wamendagri Nasional

    Terungkap, Alasan Prabowo Tambah Wamenkes dan Wamendagri
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Presiden RI Prabowo Subianto menambah dua posisi wakil menteri (wamen) di Kabinet Merah Putih.
    Dua nama yang baru dilantik yaitu Wakil Menteri Kesehatan (Wamenkes) Benjamin Paulus Octavianus dan Wakil Menteri Dalam Negeri (Wamendagri) Komjen Pol (Purn) Akhmad Wiyagus.
    Pelantikan dilakukan Prabowo di Istana, Jakarta, Rabu (8/10/2025), berdasarkan Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 32/M Tahun 2025 tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Wakil Menteri Kabinet Merah Putih Tahun 2024-2029.
    Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi mengungkapkan, Prabowo memiliki alasan untuk menambah wakil menteri.
    Posisi wamendagri ditambah untuk memastikan agar pembinaan dan pembangunan di setiap daerah berjalan baik, apalagi wilayah Indonesia sangat luas, terdiri dari 514 kabupaten/kota di 38 provinsi.
    “Memastikan pembangunan di setiap daerah baik provinsi-provinsi kabupaten kita dapat berjalan dengan baik dan lancar, maka Bapak Presiden merasa perlu memberikan tambahan kekuatan di Kementerian Dalam Negeri dengan mengangkat satu wakil menteri dalam negeri,” ungkap Prasetyo.
    Sementara penambahan wamenkes, diperlukan mengingat tugas Kemenkes begitu berat.
    Penambahan juga ditujukan untuk menanggulangi berbagai masalah, tidak terkecuali di Badan Gizi Nasional (BGN).
    “Termasuk juga untuk membantu memastikan beberapa masalah yang terjadi di Badan Gizi Nasional, maka Presiden memutuskan mengangkat dan menambah satu Wakil Menteri di Kementerian Kesehatan,” kata Prasetyo.
    Sementara itu, Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia (PPI) Adi Prayitno menyebut penambahan wamen ini adalah wujud penguatan pemerintahan era Prabowo Subianto.
    Menurutnya, strategi pemerintah saat ini mengutamakan kekompakan dan banyaknya jumlah pejabat.
    “Sepertinya sebagai bentuk penguatan pemerintahan dengan memperbanyak wamen dan kepala badan. Rumus pemerintah hari ini itu sepertinya semakin banyak pejabat diyakini bakal berdampak pada kekompakan kinerja,” ucap Adi saat dikonfirmasi, Rabu malam.
    Hanya saja, Adi menekankan implementasi dari strategi ini harus bisa menghasilkan kinerja yang memuaskan.
    “Tinggal level implemensinya seperti apa nantinya. Hal baik semacam ini wajib hukumnya dibayar lunas dengan kinerja yang memuaskan,” lanjutnya.
    Benjamin merupakan dokter spesialis paru yang tercatat berpraktik di Rumah Sakit Royal Trauma di Grogol Petamburan, Jakarta Barat.
    Pria kelahiran 13 September 1963 ini juga diketahui merupakan kader Partai Gerindra.
    Pria yang akrab dipanggil Beni ini pernah tercatat sebagai Asisten Khusus Menteri Pertahanan bidang Kesehatan.
    Benjamin Paulus pernah membuka praktik di Rumah Sakit Pantai Indah Kapuk serta terdaftar sebagai anggota Ikatan Dokter Indonesia dan Perhimpunan Dokter Paru Indonesia.
    Setelah Benjamin dilantik, Menteri Kesehatan (Menkes) pun menyinggung soal atensi Presiden Prabowo yang ingin mempercepat eliminasi tuberkulosis (TBC).
    “Dokter Beni (Benjamin) sudah tahu ya adalah ahli spesialis paru dan salah satu atensinya bapak presiden mengenai percepatan eliminasi tuberkulosis,” ujar Budi usai pelantikan Benjamin di Istana.
    Dengan pelantikan ini, maka ada dua posisi wamenkes yakni Benjamin Paulus dan Dante Saksono.
    Sementara wamendagri baru memiliki latar belakang polisi. Ia adalah lulusan Akademi Kepolisian (Akpol) pada 1989 dan selalu ditempatkan di bagian reserse.
    Akhmad Wiyagus terakhir menjabat sebagai Kabaintelkam Polri.
    Wiyagus juga pernah menjabat sebagai Kapolda Gorontalo, Kapolda Lampung, serta Kapolda Jawa Barat.
    Dengan dilantiknya Akhmad Wiyagus, kini posisi Wamendagri diisi tiga orang, yakni Bima Arya Sugiarto, Ribka Haluk, dan Akhmad Wiyagus.
    Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian mengungkapkan tugasnya kini jauh lebih ringan karena mempunyai tiga orang wakil.
    “Tugas saya jauh lebih ringan, tinggal bagi-bagi tugas semua, evaluasi,” ujar Tito.
    Tito mengaku akan membagi tugas para wakil menterinya sesuai dengan tiga zona waktu yang ada di Indonesia berkaca dari luasnya wilayah Indonesia.
    Setelah membagi tugas, Tito akan menugaskan mereka untuk mendatangi daerah-daerah sesuai wilayahnya.
    “Jadi saya tinggal bagi tugas saja nanti 3 wamen, ada nanti yang koordinator bagian barat, bagian tengah, dan bagian timur,” jelasnya.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Budi Gunadi Sebut Wamenkes Baru Bisa Percepat Eliminasi Tuberkulosis

    Budi Gunadi Sebut Wamenkes Baru Bisa Percepat Eliminasi Tuberkulosis

    Bisnis.com, JAKARTA – Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin menegaskan komitmen pemerintah untuk mempercepat upaya eliminasi penyakit tuberkulosis (TBC) di Indonesia. 

    “Kita mau langsung ke kantor untuk perkenalan sama teman, nanti kita sekaligus bagi-bagi. Dr. Beni, sudah tahu ya, adalah ahli spesialis paru. Dan salah satu atensinya Bapak Presiden mengenai percepatan eliminasi tuberkulosis,” ujar Budi.

    Menurut Budi, Presiden Prabowo memberikan perhatian besar terhadap pemberantasan TBC karena penyakit ini masih menjadi penyebab kematian utama di Indonesia.

    “Beliau itu passion-nya, hatinya dari dulu ingin, kalau bisa, penyakit yang membunuh 134.000 orang setiap tahun ini bisa cepat kita hilangkan,” ungkapnya.

    Program percepatan eliminasi TBC menjadi salah satu prioritas Kementerian Kesehatan, dengan fokus pada peningkatan deteksi dini, pengobatan tuntas, dan pelibatan lintas sektor untuk menekan angka kematian akibat penyakit tersebut.

    Dia menambahkan, percepatan eliminasi TBC harus dilakukan segera karena tingkat kematian akibat penyakit tersebut masih tinggi.

    “Kita ngobrol gini 5 menit yang meninggal dua. Jadi makanya cepat-cepat beresin gitu ya. Doain ya teman-teman supaya sukses,” kata Budi.

    Dalam kesempatan yang sama, Budi memastikan bahwa Dante Saksono Harbuwono masih menjabat sebagai Wakil Menteri Kesehatan.

    “Masih. Jadi kita punya jagoan-jagoan [di bidang]nya,” tandas Budi.

  • Benjamin Paulus Jadi Wamenkes Dampingi BGS, Ini Tugasnya

    Benjamin Paulus Jadi Wamenkes Dampingi BGS, Ini Tugasnya

    Jakarta

    Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin kini ditemani dua wakil menteri kesehatan. dr Benjamin Paulus Octavianus menjadi wakil menteri kesehatan tambahan setelah Dante Saksono Harbuwono.

    dr Benjamin resmi dilantik pada Rabu (8/10/2025) berdasarkan Keputusan Presiden (Keppres) nomor 32 M tahun 2025 tentang pemberhentian dan pengangkatan wakil menteri kabinet merah putih, masa jabatan 2024-2029.

    Kepala Biro Komunikasi dan Informasi Publik menyebut dr Benjamin bakal banyak bertugas pada bidang berbeda dengan Dante.

    “Akan banyak fokus ke penanggulangan TBC sebagai salah satu program hasil terbaik cepat (PHTC) bidang kesehatan,” sebut Aji saat dihubungi detikcom Rabu (8/10/2025).

    Berkaca pada latar belakang dr Benjamin yang juga sebagai dokter spesialis pulmonologi.

    Sementara Menkes Budi pasca menghadiri pelantikan, memohon doa kelancaran agar pengangkatan wamenkes baru bisa membantu menangani program prioritas lebih cepat dan lebih baik.

    “dr Benny (dr Benjamin) ini adalah dokter spesialis paru dan salah satu concern-nya Bapak Presiden mengenai percepatan eliminasi tuberkulosis,” beber BGS, di Istana, Rabu (8/10).

    Halaman 2 dari 2

    (naf/up)