Update Cek Kesehatan Gratis: Target 50 Juta Orang, yang Sudah Diperiksa 47 Juta
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com –
Wakil Menteri Kesehatan (Wamenkes) Dante Saksono Harbuwono mengeklaim capaian nasional program cek kesehatan gratis (CKG) menunjukkan tren positif.
Dante menjelaskan, pada tahun 2025 ini, pemerintah membidik 50 juta orang untuk mengikuti cek kesehatan gratis.
Sejauh ini, 47 juta orang telah mengecek kesehatan mereka.
“Hingga kemarin itu sudah 51 juta orang yang terdaftar, dan 47 juta yang diperiksa. Targetnya yang diperiksa tahun ini 50 juta. Karena kita itu capaiannya bisa sampai 600 ribu setiap hari. Insya Allah nanti pada akhir tahun bisa melebihi target tersebut,” ujar Dante dalam keterangan Setwapres, Jumat (31/10/2025).
Dante menjelaskan, selain di fasilitas kesehatan, pelaksanaan program CKG juga mulai diperluas ke lingkungan sekolah dan komunitas.
Menurutnya, CKG bakal hadir di kantor hingga tempat ibadah mulai tahun 2026.
“Nanti pemeriksaan ini akan berkembang, mudah-mudahan di awal tahun depan. Itu berdasarkan berbasis komunitas,” ucapnya.
“Jadi misalnya di kantor-kantor, di tempat-tempat organisasi keagamaan, bahkan nanti di tempat-tempat ibadah, misalnya sesudah shalat Jumat, sesudah kebaktian di gereja, dan sebagainya,” sambung Dante.
Dante menyampaikan, dengan perluasan ini, pemerintah menargetkan agar seluruh masyarakat Indonesia dapat memperoleh layanan pemeriksaan kesehatan dasar dengan lebih mudah dan merata.
“Nanti kita lakukan juga cek kesehatan gratis seperti ini, sehingga jangkauannya menjadi lebih luas. Masyarakat lebih banyak terakses. Dan nanti target kita dalam waktu lima tahun seluruh penduduk Indonesia sudah bisa diperiksa cek kesehatan gratis,” imbuhnya.
Sebagaimana diketahui, CKG merupakan salah satu program unggulan Presiden Prabowo Subianto dalam meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat melalui pemeriksaan kesehatan dasar yang mudah diakses dan gratis.
Program ini juga menjadi bagian dari arahan Presiden kepada seluruh jajaran pemerintah agar terus mendorong masyarakat menjaga pola hidup sehat dan melakukan deteksi dini penyakit.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
Tag: Dante Saksono Harbuwono
-
/data/photo/2025/10/29/69019942a8d3c.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Update Cek Kesehatan Gratis: Target 50 Juta Orang, yang Sudah Diperiksa 47 Juta
-
/data/photo/2025/09/17/68ca3d5f45912.jpeg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Wamenkes Ungkap 2 Juta Anak Alami Gangguan Kesehatan Mental
Wamenkes Ungkap 2 Juta Anak Alami Gangguan Kesehatan Mental
Editor
JAKARTA, KOMPAS.com-
Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono Harbuwono mengungkapkan, ada sekitar dua juta anak yang mengalami gangguan kesehatan mental dari data pemeriksaan kesehatan jiwa gratis yang dilakukan.
“Dari laporan yang kami terima dalam pemeriksaan kesehatan jiwa gratis dan telah menjangkau sekitar 20 juta jiwa, terdapat lebih dari dua juta anak yang mengalami gangguan kesehatan mental,” kata Dante dalam acara Hari Kesehatan Jiwa Sedunia di Puspemkot Tangerang, Kamis (30/10/2025), dikutip dari
Antara
.
Dante menyebutkan, Kementerian Kesehatan telah menyediakan layanan konseling daring yang bisa diakses kapan saja melalui healing 119.id bagi warga yang mengalami stres, depresi atau memiliki keinginan bunuh diri.
Ia menuturkan, platform ini bisa menjadi tempat untuk berbagi keluh kesah secara anonim, difasilitasi oleh psikolog sosial dan klinis yang siap mendengarkan 24 jam.
“Dalam waktu hanya tiga bulan,
platform
ini telah dikunjungi lebih dari 45 ribu pengguna. Ini adalah langkah kecil, tetapi berarti besar bagi upaya penyembuhan jiwa bangsa,” kata Dante.
Ia menyebutkan, stres dan tantangan kesehatan jiwa adalah hal yang tidak dapat dihindari setiap hari.
Oleh sebab itu, Kemenkes mengajak masyarakat untuk saling mendukung dan memperkuat dukungan psikososial bagi siapa pun yang tengah berjuang dengan kesehatan jiwanya.
Dante juga mengajak masyarakat yang sehat jiwa untuk peduli dengan warga di sekitarnya, sesederhana dengan menyapa dan mengucapkan apa kabar.
“Sebab, kita tidak pernah tahu, sapaan kecil seperti itu mungkin menjadi sumber energi positif yang mampu menyelamatkan seseorang dari keputusasaan. Agar mereka tidak hanya pulih dari pikiran yang semrawut atau
overthinking
, tetapi juga dapat kembali merasakan kebahagiaan, kedamaian, dan kebersamaan dengan sesama,” kata dia.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -

Teknologi Satelit Jadi Andalan Percepatan Telehealth di RI
Jakarta –
PT Telkom Satelit Indonesia (Telkomsat) menjalin kerja sama strategis dengan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) untuk memperkuat layanan kesehatan berbasis teknologi di Indonesia.
Melalui penandatanganan Perjanjian Kerja Sama (PKS), kedua pihak sepakat mengimplementasikan AI Telehealth Gateway, solusi yang menggabungkan konektivitas satelit berkeandalan tinggi, layanan telehealth, dan kecerdasan buatan (AI).
Penandatanganan dilakukan oleh Direktur Utama Telkomsat Lukman Hakim Abd Rauf dan Kepala Pusat Data dan Informasi (Pusdatin) Kemenkes Eko Sulistijo, disaksikan oleh Wakil Menteri Kesehatan Prof. dr. Dante Saksono Harbuwono di Kantor Kemenkes, Jakarta.
Kolaborasi ini bertujuan mempercepat akses konsultasi jarak jauh, memperkuat sistem rujukan berbasis data, serta menghadirkan analitik kesehatan yang lebih akurat, khususnya di wilayah yang belum terjangkau jaringan terestrial.
“Teknologi berperan penting dalam mentransformasi layanan kesehatan, dan hal ini sejalan dengan program Kementerian Kesehatan. Teknologi bukan hanya milik kota besar, tapi untuk semuanya. Kolaborasi ini agar dikawal bersama dan selanjutnya bisa dievaluasi serta dikembangkan,” ujar Prof. Dante Saksono, di Jakarta, dikutip Jumat (24/10/2025).
Telkomsat akan berkolaborasi dengan Teleport Access Service (TAS) dalam tahapan implementasi, instalasi, dan uji konsep (Proof of Concept/PoC). Setelah PoC berjalan, kedua pihak akan memperkuat model operasional, menyiapkan pelatihan, serta menjamin mutu layanan agar sistem dapat beroperasi secara berkelanjutan.
Langkah ini melanjutkan sinergi Telkomsat dengan sejumlah pemerintah provinsi yang sebelumnya telah menandatangani nota kesepahaman terkait penerapan layanan satelit dan telehealth.
“Kami menyampaikan apresiasi kepada seluruh tim Pusdatin Kemenkes. Telkomsat hadir full team untuk memberikan dukungan terbaik agar kerja sama ini berdampak nyata pada peningkatan layanan kesehatan. Selanjutnya, manfaat layanan ini akan kami perluas ke puskesmas dan fasilitas kesehatan di seluruh Indonesia, dengan target mulai bergulir pada 2025,” kata Lukman Hakim Abd Rauf, Direktur Utama Telkomsat.
Ke depan, Telkomsat dan Kemenkes menargetkan perluasan implementasi ke jaringan puskesmas dan fasilitas kesehatan di seluruh Indonesia, dengan fokus pada keandalan konektivitas, ketersediaan perangkat, integrasi sistem data, dan tata kelola layanan.
Melalui kolaborasi ini, Telkomsat menegaskan komitmennya mendukung Kemenkes dalam mewujudkan transformasi layanan kesehatan yang inklusif, efektif, dan berkeadilan bagi seluruh masyarakat Indonesia.
(rrd/rir)
-

Teknologi Satelit Jadi Andalan Percepatan Telehealth di RI
Jakarta –
PT Telkom Satelit Indonesia (Telkomsat) menjalin kerja sama strategis dengan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) untuk memperkuat layanan kesehatan berbasis teknologi di Indonesia.
Melalui penandatanganan Perjanjian Kerja Sama (PKS), kedua pihak sepakat mengimplementasikan AI Telehealth Gateway, solusi yang menggabungkan konektivitas satelit berkeandalan tinggi, layanan telehealth, dan kecerdasan buatan (AI).
Penandatanganan dilakukan oleh Direktur Utama Telkomsat Lukman Hakim Abd Rauf dan Kepala Pusat Data dan Informasi (Pusdatin) Kemenkes Eko Sulistijo, disaksikan oleh Wakil Menteri Kesehatan Prof. dr. Dante Saksono Harbuwono di Kantor Kemenkes, Jakarta.
Kolaborasi ini bertujuan mempercepat akses konsultasi jarak jauh, memperkuat sistem rujukan berbasis data, serta menghadirkan analitik kesehatan yang lebih akurat, khususnya di wilayah yang belum terjangkau jaringan terestrial.
“Teknologi berperan penting dalam mentransformasi layanan kesehatan, dan hal ini sejalan dengan program Kementerian Kesehatan. Teknologi bukan hanya milik kota besar, tapi untuk semuanya. Kolaborasi ini agar dikawal bersama dan selanjutnya bisa dievaluasi serta dikembangkan,” ujar Prof. Dante Saksono, di Jakarta, dikutip Jumat (24/10/2025).
Telkomsat akan berkolaborasi dengan Teleport Access Service (TAS) dalam tahapan implementasi, instalasi, dan uji konsep (Proof of Concept/PoC). Setelah PoC berjalan, kedua pihak akan memperkuat model operasional, menyiapkan pelatihan, serta menjamin mutu layanan agar sistem dapat beroperasi secara berkelanjutan.
Langkah ini melanjutkan sinergi Telkomsat dengan sejumlah pemerintah provinsi yang sebelumnya telah menandatangani nota kesepahaman terkait penerapan layanan satelit dan telehealth.
“Kami menyampaikan apresiasi kepada seluruh tim Pusdatin Kemenkes. Telkomsat hadir full team untuk memberikan dukungan terbaik agar kerja sama ini berdampak nyata pada peningkatan layanan kesehatan. Selanjutnya, manfaat layanan ini akan kami perluas ke puskesmas dan fasilitas kesehatan di seluruh Indonesia, dengan target mulai bergulir pada 2025,” kata Lukman Hakim Abd Rauf, Direktur Utama Telkomsat.
Ke depan, Telkomsat dan Kemenkes menargetkan perluasan implementasi ke jaringan puskesmas dan fasilitas kesehatan di seluruh Indonesia, dengan fokus pada keandalan konektivitas, ketersediaan perangkat, integrasi sistem data, dan tata kelola layanan.
Melalui kolaborasi ini, Telkomsat menegaskan komitmennya mendukung Kemenkes dalam mewujudkan transformasi layanan kesehatan yang inklusif, efektif, dan berkeadilan bagi seluruh masyarakat Indonesia.
(rrd/rir)
-

CKG Ungkap Banyak Warga +62 Obesitas Sentral, Bisa Berujung Stroke-Sakit Jantung
Jakarta –
Wakil Menteri Kesehatan dr Dante Saksono Harbuwono mengungkapkan hasil sementara dari program cek kesehata gratis (CKG) yang sudah menjangkau 41 juta penduduk di seluruh Indonesia.
Salah satu temuan paling mencolok, kata Dante, adalah tingginya angka obesitas pada usia dewasa, yang kini dialami sekitar sepertiga populasi orang dewasa di Indonesia. Angka tersebut bisa jadi lebih banyak dari yang terlaporkan, mengingat belum seluruh usia dewasa mengikuti CKG.
“Untuk usia dewasa, ternyata yang paling tinggi, sepertiga kasus dari populasi orang dewasa itu obesitas. Ini diukur dari berat badan maupun lingkar perut. Kalau lingkar perut laki-laki lebih dari 90 cm atau perempuan lebih dari 80 cm, itu sudah berisiko tinggi terkena penyakit jantung,” ujar Dante dalam pemaparan di Temu Media Kemenkes RI, Jumat (17/10/2025).
Temuan di Setiap Kelompok Usia
Cek kesehatan gratis menyasar berbagai kelompok umur, mulai dari bayi baru lahir, anak prasekolah, siswa sekolah dasar dan menengah, orang dewasa, hingga lansia.
“Sekarang ini, satu hari bisa sampai 600 ribu orang ikut pemeriksaan,” jelasnya.
Hasilnya menunjukkan perbedaan masalah kesehatan di tiap kelompok usia:
Bayi baru lahir: banyak ditemukan berat badan lahir rendah.Anak prasekolah: gangguan kesehatan gigi dan kekurangan gizi masih dominan.Usia sekolah: banyak anak mengalami masalah gigi serta kurang aktivitas fisik, yang mulai memicu risiko obesitas sejak dini.
“Aktivitas fisik yang kurang ini akan memicu obesitas. Jadi di satu sisi ada anak-anak yang stunting, tapi di sisi lain banyak juga anak-anak yang obesitas, terutama di kota-kota besar,” sebut Dante.
Kemenkes mengingatkan obesitas menjadi pintu masuk berbagai penyakit kronis, seperti diabetes, hipertensi, stroke, dan penyakit jantung. Pengukuran sederhana seperti memeriksa lingkar perut secara berkala, dinilai penting dilakukan untuk deteksi dini risiko penyakit tidak menular.
“Kalau lingkar perut laki-laki lebih dari 90 atau perempuan lebih dari 80, itu sudah tanda bahaya. Karena obesitas ini penyumbang besar risiko jantung dan penyakit metabolik lain,” katanya.
Banyak Kasus Tak Disadari
Dante mengungkapkan banyak masyarakat belum mengetahui kondisi kesehatannya sebelum mengikuti program cek kesehatan gratis.
“Untuk diabetes, angkanya sekarang 10,1 persen, artinya satu dari sepuluh orang Indonesia mengidap diabetes. Tapi dari angka itu, hanya 30 persen yang tahu sebelumnya. Sisanya 70 persen baru tahu setelah pemeriksaan,” ungkapnya.
Hal serupa juga ditemukan pada kondisi hipertensi, saat sebagian besar dari mereka tidak menyadari mengalami tekanan darah tinggi.
“Kasus hipertensi tiga kali lipat lebih banyak dari yang diketahui sebelumnya. Dan ini baru bisa terdeteksi lewat pemeriksaan kesehatan,” kata Dante.
Pentingnya pemeriksaan kesehatan dilakukan sebelum seseorang mengeluhkan gejala. Menurutnya, banyak kasus berat seperti stroke, gagal jantung, dan gagal ginjal bisa dicegah jika faktor risikonya diketahui lebih awal.
“Pemeriksaan kesehatan ini penting dilakukan sebelum orang itu sakit, sebelum ada keluhan. Supaya bisa terdeteksi lebih awal, sebelum kena stroke, sebelum cuci darah, dan sebagainya,” tegasnya.
Halaman 2 dari 3
Simak Video “Video: Langkah Lanjutan Jika Ditemukan Anak Sakit di Cek Kesehatan Gratis Sekolah”
[Gambas:Video 20detik]
(naf/up) -

Menkes Kenalkan Wamen Baru, dr Benny Juga Ditugasi Kawal Keamanan MBG
Jakarta –
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin memperkenalkan wakil menteri kesehatan baru dr Benjamin Paulus Octavianus, spesialis pulmonologi yang kini diberi mandat mengawal tuberkulosis (TBC). Tidak hanya itu, rupanya ia juga ditugasi mengawal keamanan pangan makan bergizi gratis sesuai arahan Presiden RI Prabowo Subianto.
“Jadi ini ada Pak Wamen Dante, ada Pak Wamen Benny. Ini saya dikelilingi oleh dua dokter, satu dokter spesialis penyakit dalam, satu dokter spesialis penyakit paru. Kita sudah bagi-bagi tugas, sesuai bidangnya,” tuturnya dalam Temu Media di Kemenkes RI, Jumat (17/10/2025).
“Kalau dokter Benny itu TBC dan semua penyakit-penyakit yang dulu paling mematikan. Tapi sekarang karena udah reda COVID-nya, TBC naik lagi, COVID-19 yang paling tinggi, sekarang COVID-19 sudah turun. Kalau Pak Benny ini ada yang rutin, tapi biasanya kalau loncat tinggi sekali,” sebutnya, sembari menekankan sementara Wamenkes Dante Saksono Harbuwono ditugasi menangani penyakit tidak menular.
Terkait arahan MBG, Menkes Budi menyebut dr Benny mengawal dalam mendukung program MBG. Hal ini dikarenakan keberhasilan MBG berdampak besar pada status kesehatan di Indonesia.
Bahkan, Menkes Budi menyebut bisa menyelesaikan kurang lebih 40 hingga 50 persen masalah kesehatan.
“Dokter Benny disuruh pegang MBG. Jadi makan bergizi gratis, tapi sifat kita men-support ya. Kita mesti men-support BGN agar program makan bergizi gratis-nya Bapak Presiden berhasil. Dan saya sebagai Menkes selalu bilang, kalau itu berhasil, mungkin 40-50 persen masalah kesehatan selesai,” sambungnya.
Menkes Budi menekankan masalah gizi juga erat kaitannya dengan TBC, stunting, masalah infeksi, juga hubungan kematian ibu anak.
“Itu semuanya bisa berkurang. Jadi untuk program utamanya Bapak Presiden, dokter Benny pegang yang makan bergizi gratis, bantuin BGN,” pungkasnya.
(naf/naf)
-

Wamenkes soal Nutri-level Penanda Makanan Sehat Vs Tak Sehat: Ada Lampu Hijau-Merah
Jakarta –
Pemerintah tengah menyiapkan kebijakan baru Nutri-level sebagai penanda makanan sehat vs tidak sehat. Menurut Wakil Menteri Kesehatan Prof Dante Saksono Harbuwono, bentuknya akan seperti gambaran ‘lampu lalu lintas’.
Nutri-level nantinya tidak hanya berlaku pada makanan olahan, tetapi juga pangan siap saji. Bentuk label tersebut dipilih demi memberikan informasi yang mudah dipahami masyarakat mengenai kandungan kalori, gula, garam, dan lemak dalam setiap produk yang dikonsumsi.
Sistem label ini akan menggunakan warna merah, kuning, dan hijau sebagai penanda kadar gizi dalam makanan kemasan.
“Nanti Nutri-level akan kita buatkan untuk memberikan kesadaran ke masyarakat bahwa makanan yang dikonsumsi itu mengandung kalori, lemak, gula, dan garam dengan jumlah yang spesifik. Seperti ada lampu merah, ada kuning, ada hijau,” ujar Prof Dante saat ditemui di Mall of Indonesia (MOI), Jakarta Utara, Rabu (15/10/2025).
Dengan sistem ini, masyarakat dapat lebih cepat menilai apakah suatu produk tergolong tinggi GGL (merah), sedang (kuning), atau dinyatakan sehat (hijau) dalam kandungan zat gizi tertentu.
Kementerian Kesehatan menilai, label sederhana dan visual akan jauh lebih efektif dibandingkan tabel angka kandungan gizi yang selama ini sulit dipahami konsumen.
Ia menambahkan Nutri-level masih dalam tahap pembahasan bersama kementerian terkait, termasuk aspek pendanaan dan mekanisme penerapannya di industri pangan.
“Rencana itu sedang kita bahas, terutama soal implementasinya,” ujarnya singkat.
(naf/naf)
-

Wamenkes Bagikan Kabar Terbaru Cukai Minuman Berpemanis dalam Kemasan
Jakarta –
Sudah lebih dari satu dekade berlalu, wacana penerapan cukai minuman berpemanis dalam kemasan belum juga terlaksana. Wakil Menteri Kesehatan Kementerian Kesehatan RI Prof Dante Saksono Harbuwono menyebut rencana tersebut masih dalam pembahasan.
Meski begitu, pemerintah disebutnya tidak tinggal diam dalam upaya pemberian edukasi kepada masyarakat terkait bahaya konsumsi tinggi gula, yang juga tersebar di pangan olahan maupun pangan siap saji.
Menurut Prof Dante, penerapan cukai MBDK juga tak akan berjalan efektif bila tidak dibarengi dengan edukasi masif di masyarakat.
“Nah nanti urusan cukai masih kita dalam proses pembahasan. Tetapi kita terus melakukan edukasi kepada masyarakat untuk mengurangi potensi obesitas dan diabetes, tinggal mengurangi makanan bergula, tinggi kalori, dan sebagainya,” tutur Prof Dante saat ditemui di Mall of Indonesia (MOI), Jakarta Utara, Rabu (15/10/2025).
“Yang paling penting adalah sekarang adalah edukasi. Cukainya kita naikin kalau edukasinya tidak masif juga tidak akan berhasil,” lanjutnya.
Ia juga menekankan sejumlah fasilitas kesehatan perlu lebih banyak meningkatkan layanan promotif dan preventif. Bukan tanpa sebab, hal ini dinilai bisa menekan angka kematian lebih banyak saat identifikasi atau diagnosis penyakit diketahui dan ditangani lebih awal.
Salah satunya melalui skrining faktor risiko yang kerap memicu penyakit tidak menular dengan bebas kasus tertinggi di Indonesia seperti jantung, masalah ginjal, hingga stroke.
“Jadi edukasi menjadi sangat penting. Seperti rumah sakit primaya sekarang melakukan terapi kuratif, mereka juga melakukan terapi promotif dan preventif untuk melakukan dan mengedukasi masyarakat,” pungkasnya.
Halaman 2 dari 2
(naf/up)
-

Wamenkes Ungkap 4,6 Persen Puskesmas di RI Tak Punya Dokter
Jakarta –
Wakil Menteri Kesehatan (Wamenkes) Dante Saksono Harbuwono mengatakan Indonesia kini masih kekurangan dokter. Setidaknya, 4,6 persen Puskesmas di RI tidak memiliki tenaga medis.
“4,6 persen puskesmas tidak ada dokternya, 38,8 persen puskesmas belum lengkap tenaga medisnya, dan sepertiganya dari rumah sakit itu tidak punya 7 spesialis dasar yang harusnya bisa melayani pasien dengan baik,” kata Dante, di Jakarta Selatan, Senin (13/10/2025).
Menurut Dante, ini adalah permasalahan yang harus segera diatasi. Pasalnya, Puskesmas dan rumah sakit termasuk garda terdepan dalam membantu pasien.
“Kita masih menghadapi persoalan kesehatan secara menyeluruh di Indonesia. Baik itu prevalensi stunting, kematian ibu, kematian bayi, dan angka penyakit-penyakit penting seperti tuberculosis, hipertensi, diabetes, penyakit jantung, stroke, dan sebagainya,” ujar Dante.
“Karena itulah maka kita harus melakukan akselerasi secepat-cepatnya karena masalahnya ada dua. Satu, masalah jumlahnya yang kurang. Dan dua, adalah masalah distribusinya yang tidak merata,” sambungnya.
Dante menegaskan, Kemenkes bersama Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemendikti Saintek) memiliki tanggung jawab untuk memastikan ketersediaan dokter dan tenaga medis di seluruh Indonesia, serta distribusinya yang merata.
“Karena itu kami sebagai organisasi pemerintah yang bertanggung jawab untuk melahirkan dokter, dalam hal ini Kemendikti Saintek dan Kementerian Kesehatan mempunyai tanggung jawab untuk melahirkan dokter-dokter ini, sehingga cukup di seluruh Tanah Air,” tutur dia.
Meluncurkan SOP Uji Kompetensi
Kemenkes bersama Kemendikti Ristek resmi menetapkan Standar Prosedur Operasional (SPO) Uji Kompetensi Tenaga Medis dan Tenaga Kesehatan Nasional.
Penetapan ini merupakan amanat dari Pasal 591 ayat (5) Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2023 tentang Kesehatan dan Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2024.
Sebagai tindak lanjut dari penetapan SPO, pemerintah akan membentuk Tim Ad Hoc Nasional paling lambat November tahun ini.
Halaman 2 dari 2
Simak Video “Video: Kata Dokter IQ Anak Bisa Dioptimalkan dengan Stimulasi dari Bayi”
[Gambas:Video 20detik]
(dpy/naf)
