Tag: Danny Buldansyah

  • Vision AI Indosat (ISAT) Sasar Korporasi hingga UMKM, Harga Mulai Rp30 Juta-an

    Vision AI Indosat (ISAT) Sasar Korporasi hingga UMKM, Harga Mulai Rp30 Juta-an

    Bisnis.com, JAKARTA – PT Indosat Tbk. menargetkan dapat menjual 1.000 unit pertama CCTV Vision AI pada tahun ini. Perusahaan berkodesaham ISAT itu mengincar berbagai sektor mulai korporasi besar hingga UMKM. 

    Vision AI menghadirkan sistem kamera pengawas yang mampu merekam, menganalisa situasi secara real-time, mengenali pola-pola tertentu, serta memberikan peringatan dini atas potensi risiko maupun peluang yang muncul.

    Director & Chief Business Officer Indosat Ooredoo Hutchison, M. Danny Buldansyah, mengatakan kehadiran Vision AI mencerminkan pergeseran paradigma dari sistem pengawasan pasif menuju pendekatan yang lebih aktif, cerdas, dan kontekstual.

    Sistem ini bisa membaca perilaku sekitarnya dan memberikan respons alarm jika terjadi anomali. Sebagai contoh, Vision AI berbunyi ketika ada pekerja di pertambangan yang tidak menggunakan alat lengkap, atau gerak-gerik mencurigakan orang yang berjalan di depan rumah.

    “AI bukan lagi masa depan. AI adalah masa kini, dan Vision AI membuktikan bahwa teknologi bisa digunakan untuk menciptakan sistem pengawasan yang lebih responsif, efisien, dan tetap mengedepankan perlindungan privasi,” kata Danny di Jakarta, Rabu (9/7/2025).

    Danny menambahkan untuk sektor pertambangan, Vision AI dapat mendeteksi kandungan mineral di dalam tanah. Vision AI yang merupakan hasil kerja sama dari berbagai raksasa teknologi global, menganalisa data tanah dan dikomparasikan dengan tanah di wilayah lain, sehingga muncul VLM yang bermanfaat. VLM atau Vision Language Model adalah model kecerdasan buatan (AI) yang dapat memproses dan memahami data teks dan visual (gambar dan video) secara bersamaan. 

    Pertambangan menjadi salah satu sektor yang disasar solusi terbaru Indosat, mengingat pasar dan permintaan besar di sektor ini. Selain pertambangan, ada juga sektor logistik dan perkebunan.

    “Ketiga sektor disasar karena secara permintaan besar,” kata Danny. 

    Harga

    Solusi ini tersedia dalam bentuk AI Box, kamera yang sudah siap AI, sensor 3D stereo, serta platform pelatihan AI yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan industri tertentu.

    Fleksibilitas ini bertujuan memudahkan integrasi baik dengan sistem CCTV yang sudah ada maupun yang baru, sehingga dapat digunakan oleh perusahaan dari berbagai skala, mulai dari UMKM hingga korporasi besar.

    Secara operasional, Vision AI dapat bekerja di berbagai skenario di lapangan. Mulai dari pemantauan otomatis di zona berbahaya, penghitungan dan analisis lalu lintas untuk kepentingan publik, pengawasan keamanan area publik secara proaktif, hingga pemahaman perilaku konsumen di sektor ritel dan layanan publik.

    Mengenai harga, setiap paket memiliki tarif yang berbeda. Namun untuk paket terendah dibandrol dengan kisaran Rp30 juta per unit, di mana pengguna telah mendapat pemasangan, perawatan, fitur-fitur AI unggulan dan lain sebagainya. 

    Dengan dukungan sovereign cloud, pusat data lokal, dan ekosistem co-creation bersama para mitra teknologi, Vision AI digadang-gadang menjadi bagian dari strategi holistik Indosat Business dalam memperkuat transformasi digital yang inklusif, aman, dan sesuai dengan regulasi nasional.

    “Inisiatif ini juga mendukung upaya pemerintah dalam membangun ekosistem AI yang mandiri dan berdaya saing global, sekaligus menjawab kebutuhan industri yang kian mendesak terhadap solusi pengawasan berbasis data yang lebih canggih,” kata Danny.

    Danny juga memastikan bahwa akurasi data yang disampaikan oleh solusi Vision AI telah teruji. Dengan sistem yang ada di dalamnya, akurasi akan makin kuat dan dipastikan perangkat tidak berhalusinasi. 

  • Indosat Rilis Solusi Pengawasan Berbasis AI, Ini Kecanggihannya

    Indosat Rilis Solusi Pengawasan Berbasis AI, Ini Kecanggihannya

    Jakarta

    Indosat Ooredoo Hutchison melalui Indosat Business, memperkenalkan Vision AI, sebuah solusi pengawasan berbasis kecerdasan artifisial (AI). Layanan kamera real-time AI ini bahkan merupakan produk pertama yang dirilis industri telekomunikasi.

    Vision AI dirancang untuk mentransformasi industri dalam menjaga keamanan, meningkatkan efisiensi operasional, serta mengoptimalkan pengambilan keputusan berbasis data.

    Peluncuran Vision AI menjadi tonggak penting dalam perjalanan Indosat sebagai mitra transformasi digital bagi berbagai sektor industri di Indonesia. Dengan teknologi AI dan deep learning, Vision AI menghadirkan sistem kamera pengawas yang tidak hanya merekam, tetapi mampu menganalisis situasi secara real-time, mengenali pola-pola tertentu, serta memberikan peringatan dini atas potensi risiko maupun peluang yang muncul.

    Hal itu memungkinkan pelaku usaha untuk merespons kondisi lapangan secara cepat, tepat, dan berbasis data, sembari tetap menjaga aspek privasi dan keamanan data pengguna.

    Muhammad Danny Buldansyah, Director & Chief Business Officer Indosat Ooredoo Hutchison, menegaskan bahwa kehadiran Vision AI mencerminkan pergeseran paradigma dari sistem pengawasan pasif menuju pendekatan yang lebih aktif, cerdas, dan kontekstual.

    “AI bukan lagi masa depan. AI adalah masa kini, dan Vision AI membuktikan bahwa teknologi bisa digunakan untuk menciptakan sistem pengawasan yang lebih responsif, efisien, dan tetap mengedepankan perlindungan privasi,” ungkap Danny di Jakarta, Rabu (9/7/2025).

    Vision AI hadir dalam format modular dan fleksibel untuk menjawab beragam kebutuhan bisnis. Solusi ini tersedia dalam bentuk AI Box, kamera yang sudah siap AI, sensor 3D stereo, serta platform pelatihan AI yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan industri tertentu.

    Adapun, fleksibilitas ini memudahkan integrasi baik dengan sistem CCTV yang sudah ada maupun yang baru, sehingga dapat digunakan oleh perusahaan dari berbagai skala, mulai dari UMKM hingga korporasi besar.

    Vision AI dapat beroperasi dengan berbagai skenario di lapangan, mulai dari pemantauan otomatis di zona berbahaya, penghitungan dan analisis lalu lintas untuk kepentingan publik, pengawasan keamanan area publik secara proaktif, hingga pemahaman perilaku konsumen di sektor ritel dan layanan publik.

    “Semua proses analisis dilakukan secara lokal dan real-time, memanfaatkan kekuatan infrastruktur AI yang aman dan berdaulat,” kata Danny.

    Dengan dukungan sovereign cloud, pusat data lokal, dan ekosistem co-creation bersama para mitra teknologi, Vision AI menjadi bagian dari strategi holistik Indosat Business dalam memperkuat transformasi digital yang inklusif, aman, dan sesuai dengan regulasi nasional.

    Inisiatif ini juga mendukung upaya pemerintah dalam membangun ekosistem AI yang mandiri dan berdaya saing global, sekaligus menjawab kebutuhan industri yang kian mendesak terhadap solusi pengawasan berbasis data yang lebih canggih.

    “Kenapa Vision AI menjadi sangat penting? karena kita tahu bahwa semakin kompleksnya, besarnya kebutuhan baik itu keamanan, management, traffic, cloud, control bagaimana aset-aset kita untuk jadi keselamatan, kesehatan, dan lain-lain itu Vision AI menjadi penting,” pungkasnya.

    (agt/fay)

  • Indosat Ekspansi Bisnis Pertahanan, Pastikan Data Pengguna Aman

    Indosat Ekspansi Bisnis Pertahanan, Pastikan Data Pengguna Aman

    Jakarta, CNBC Indonesia – Indosat memastikan menjaga data pengguna terkait usaha baru terkait pertahanan dan keamanan. Usaha tersebut masuk dalam Klasifikasi Baku Lapangan Usaha (KBLI) yang diumumkan Indosat lewat keterbukaan informasi.

    Director & Chief Business Officer Indosat Ooredoo Hutchison Muhammad Danny Buldansyah mengatakan pihaknya memastikan melaksanakan amana aturan terkait proteksi data.

    “Semua delivered harus sesuai dengan personal data protection,” kata Danny, Rabu (28/5/2025).

    Dia mengatakan Indosat sudah memiliki kemampuan di bidang keamanan. Salah satunya terkait mining dan beberapa gedung yang memang menggunakan kemampuan tersebut.

    Hal itulah yang mendasari Indosat menambahkan kemampuan keamanan dalam usaha barunya. Karena kemampuan layanan tersebut bisa menambah nilai perusahaan.

    “Oleh karena itu menambah KBLI. Mempunyai kemampuan deliver service menambah nilai perusahaan dalam surveillance terutama keselamatan kerja dan environment,” kata Danny.

    Dalam keterbukaan informasi, keputusan tersebut masuk dalam rencana perseroan untuk mengubah kegiatan usaha. Indosat menjelaskan memiliki 8 usaha baru yang mencakup dalam KBLI. Berikut daftarnya:

    1. Kegiatan Telekomunikasi Khusus untuk Keperluan Pertahanan dan Keamanan;

    2. Periklanan;

    3. Penelitian Pasar;

    4. Jasa Jual Kembali Jasa Telekomunikasi;

    5. Layanan Konten SMS Premium;

    6. Aktivitas Pemrograman Berbasis Kecerdasan Artifisial;

    7. Kegiatan Konsultasi dan Desain Internet of Things (IoT); dan

    8. Penyelenggara Penunjang Sistem Pembayaran

    (fab/fab)

  • Indosat Eksplorasi Pasar Pertambangan Lewat AI Day for Mining, Pacu Segmen B2B

    Indosat Eksplorasi Pasar Pertambangan Lewat AI Day for Mining, Pacu Segmen B2B

    Bisnis.com, JAKARTA — PT Indosat Tbk. (ISAT) berencana mengeksplorasi pasar pertambangan dengan memperkenalkan serangkaian kasus pemanfaatan teknologi AI, 5G, Internet of Things (IoT), dan otomatisasi pada acara AI Day for Mining. 

    Director & Chief Business Officer Indosat Ooredoo Hutchison Muhammad Danny Buldansyah mengatakan AI Day for Mining Industry merupakan kelanjutan dari Indonesia AI Day. 

    Acara  yang digelar pada Kamis (24/4/2025) itu akan melibatkan 500 peserta yang berkecimpung di sektor pertambangan.

    Diketahui, pertambangan merupakan salah satu sektor potensial. Berdasarkan catatan Indosat, 33,3% pasar korporasi ICT pada 2025 disumbangkan dari sektor pertambangan. Adapun total pasar ICT pada tahun in diperkirakan mencapai Rp4,2 triliun. 

    “Jadi nanti ada juga Indonesia AI Day untuk education, waktu dekat ini setelah mining itu adalah di education,” kata Danny di kantornya, Rabu (23/4/2025).

    Indosat, kata Danny berambisi menjadi perusahaan telekomunikasi pertama di Indonesia yang sepenuhnya berbasis AI yaitu AI Native Techco dan AI Nation Shaper.

    Adapun, untuk merealisasikan tujuan tersebut Indosat tidak berjalan sendirian. Indosat menggandeng berbagai mitra strategis seperti Lintasarta, Huawei, dan Accenture.

    “Tentunya ini di support juga oleh pemerintahan baik Komdigi sebagai pembina telekomunikasi dan juga di support oleh Kadin maupun Kementerian ESDM,” ujarnya.

    Lebih lanjut, Danny menuturkan saat ini industri di Tanah Air memiliki banyak tantangan. Seperti keterbatasan tenaga kerja, masalah keselamatan, hingga isu keberlanjutan.

    Tantangan tersebut, kata Danny, dapat teratasi dengan bantuan AI dan teknologi yang meningkatkan efisiensi proses bisnis, mitigasi risiko, hingga optimasi hasil produksi.

    Maka dari itu, Indosat menawarkan ekosistem teknologi terintegrasi mulai dari pengumpulan data melalui kamera dan drone, pengelolaan kendaraan (fleet management).

    Selain itu, Indosat juga menawarkan sensor pintar, wearable devices untuk keselamatan kerja (seperti helm pintar dan gelang), hingga penyimpanan data dan keamanan siber pada sektor pertambangan.

    “Nah ini dengan teknologi ini bisa menolong banyak hal gitu untuk menjadikan lebih efisiensi,” ujar Danny.

    Adapun, Indosat bakal menggelar Indonesia AI Day for Mining Industry 2025, pada Kamis (24/4/2025) di Kempinski Grand Ballroom, Jakarta. 

    Adanya Indonesia AI Day for Mining Industry 2025 sebagi wadah untuk mewujudkan kolaborasi antara pemangku kepentingan, mulai dari pelaku industri pertambangan, penyedia teknologi, hingga pemerintah, perlu diperkuat guna mempercepat adopsi solusi digital. 

    Dalam ekosistem ini, Indosat hadir sebagai penggerak yang menyediakan solusi digital berbasis AI dan platform konektivitas, menuju industri pertambangan yang lebih cerdas dan berkelanjutan.

    “Jadi kedepannya mudah-mudahan kita semakin maju, semakin safe dan semakin dilihat sebagai negara yang berkontribusi terhadap pertumbuhan masyarakat di Indonesia ini dari mining industry,” tutur Danny.

  • Pemerintah Siapkan Internet Murah 100 Mbps Hanya Rp 100 Ribu

    Pemerintah Siapkan Internet Murah 100 Mbps Hanya Rp 100 Ribu

    Jakarta, CNBC Indonesia – Dalam beberapa waktu terakhir, pemerintah diketahui menyiapkan cara membuat harga internet lebih murah. Yakni dengan kecepatan 100 Mbps yang dibanderol antara Rp 100-150 ribu.

    Harga itu jauh lebih murah dibandingkan yang ditawarkan sekarang misalnya 30 Mbps bisa mencapai Rp 250 ribuan.

    “Nah kita memastikan, mengupayakan, fixed broadband tersedia lebih murah kepada masyarakat,” kata Koordinator Kebijakan Penyelenggaraan Infrastruktur Digital Kementerian Komunikasi dan Digital, Benny Elian, dalam acara diskusi Morning Tech ‘Lelang Frekuensi untuk Siapa?’ beberapa waktu lalu.

    Untuk mewujudkannya, mereka menyiapkan frekuensi baru 1,4 Ghz untuk Broadband Wireless Access atau BWA. Benny mengatakan penyediaannya itu sebagai cara peningkatan penetrasi fixed broadband bukan hanya fiber optic.

    Dengan begitu bisa memenuhi kualitas layanan fixed broadband dengan baik dan terjangkau. Termasuk menyasar masyarakat dengan ekonomi yang terbatas.

    Frekuensi 1,4 Ghz itu akan diperuntukkan untuk penyelenggara Fixed Broadband. Contohnya seperti modem atau router, yang tidak memiliki nomor HP seperti layanan seluler.

    Kemungkinan pemerintah akan menggelar seleksi untuk jaringan 1,4 Ghz. Setidaknya 7 dari 10 penyelenggaraan jaringan menyatakan minatnya untuk jaringan tersebut.

    Benny tak menjelaskan siapa saja penyelenggara tersebut. Namun hanya mengatakan terdiri dari perusahaan layanan seluler dan fiber optic.

    Rencananya lelang akan diselenggarakan Semester I tahun 2025. Berikutnya akan menyusul seleksi untuk penyelenggaraan jaringan 700 Mhz, 26 Ghz, dan 2,6 Ghz.

    “Untuk tujuh itu, saya tidak ingat jelas, tapi cuma yang pasti beberapa seluler ada dan sisanya itu penyelenggara FO itu yang saya hafal,” tuturnya.

    Kabel FO sampai kecamatan

    Sebelumnya, Direktur Strategi dan Kebijakan Infrastruktur Digital Komdigi Denny Setiawan menyatakan lelang frekuensi 1,4 GHz untuk meningkatkan kecepatan internet RI.

    “Konsepnya adalah belajar dari pengalaman lalu, adalah kita ingin fiberized tower [menara yang dilengkapi kabel fiber optik]. Tower itu harus fiberized,” jelasnya dalam acara Tech and Telco Summit 2024, Jumat (21/2/2025).

    Dia menjelaskan dalam implementasi layanan BWA yang terdahulu, pemerintah tidak mewajibkan penyelenggara membangun kabel fiber optik. Kini, perusahaan yang mau menyediakan layanan BWA harus memiliki infrastruktur kabel fiber optik.

    Kemudian, Komdigi juga mewajibkan frekuensi digunakan bersama-sama dalam konsep open access. Konsep tersebut juga berlaku untuk infrastruktur kabel fiber optik.

    Model ini, menurut Denny, memastikan pembangunan infrastruktur internet dengan kapasitas sebesar-besarnya sebagai “pembuka jalan.”

    “Jadi, ini adalah, kalau istilah kemacetan itu voorijder [mobil polisi pengawal di jalan raya]. Setelah ini sudah dapat, sampai dalam kecamatan. Nah itu pun teman-teman mobile juga bisa memanfaatkan. Jadi, tadi 5G enggak rasa 2G lagi,” katanya.

    Lelang frekuensi sekaligus

    Director & Chief Business Officer Indosat Ooredoo Hutchison, Danny Buldansyah mengatakan lelang frekuensi dengan jumlah yang kecil tidak akan bisa menurunkan harga. Pemberian spektrum jadi hal paling signifikan menurunkan regulatory cost yang harus dikeluarkan oleh operator.

    “Biar enggak tinggi ya makanya bagaimana cara pemberian spektrum. Itu penting karena kalau dibikin lelang terus kecil-kecil menurut saya enggak bisa menurunkan harga frekuensi,” kata dia ditemui Kamis malam (14/3/2025).

    Menurutnya, pemerintah harus punya roadmap terkait frekuensi. Termasuk mengusulkan untuk lelang bisa dilakukan bersamaan.

    Saat ditanya apakah akan memberatkan operator, itu tidak akan terjadi jika harganya murah. Berbeda dengan sekarang saat satu frekuensi dimiliki oleh beberapa operator sekaligus.

    “Akhirnya 700 Mhz nanti ada tiga operator kecil-kecil dapatkan. Kalau dilelang sekaligus ada yang mau ngambil 700 Mhz, tapi enggak ngambil di 2600,” jelasnya.

    Lelang bersamaan juga bisa membuat penggunaannya menjadi lebih optimal. Perusahaan telekomunikasi dapat membuat strategi yang lebih enak ke depannya, ucap Danny.

    “Kalau saya bangun 700 lagi harus bangun lagi 2600 harus bangun lagi 3500, mahal. Perlu waktu juga,” kata Danny.

    Pemerintah juga telah membuat aturan biaya awal hanya dibayarkan hingga dua kali. Sebelumnya upfront fee itu harus dibayarkan dua kali saat awal.

    Namun menurut Danny, hal itu belum mendukung industri. Karena penurunannya belum terlalu signifikan.

    “Menurut saya belum signifikan, kalau angkanya masih sama. Belum mendukung,” ucap Danny.

    (dem/dem)

  • Beban Bisnis Internet Makin Berat, Insentif Komdigi Tak Jelas Kabarnya

    Beban Bisnis Internet Makin Berat, Insentif Komdigi Tak Jelas Kabarnya

    Jakarta, CNBC Indonesia – Sejak beberapa waktu lalu terdengar wacana pemberian insentif kepada para operator telekomunikasi. Sayang belum ada progress untuk rencana tersebut.

    “Enggak ada progress ya sayangnya itu ya. Kalau itu dilakukan menurut saya akan membantu banyak,” kata Director & Chief Business Officer Indosat Ooredoo, Danny Buldansyah ditemui Kamis malam (14/3/2025).

    Dia mengatakan usulan dari industri operator telekomunikasi terkait insentif sudah lama disuarakan. Namun memang tidak ada kemajuan soal usulan tersebut.

    Padahal insentif tersebut akan sangat positif bagi industri. Mengingat biaya yang dikeluarkan para operator sangat banyak.

    “Inisiatif memberikan insentif buat perusahaan telekomunikasi tentang PNBP itu yang digulirkan tahun lalu, menurut saya harus diteruskan lagi,” ucapnya.

    Danny menjelaskan beberapa cost yang harus dikeluarkan cukup banyak. Dari regulatory fee, USO, pajak, sejumlah izin dan operational cost.

    “Kita kan bangun kabel juga. Kalau bangun kabel itu kan banyak banget izinnya. Retribusi daerah dan lain-lain gitu. Selama ini masih ada yang seperti itu sekarang,” jelas Danny.

    Pemerintah diketahui ingin membuat internet murah seharga Rp 100-150 ribu untuk kecepatan 100 Mbps. Dia mengatakan objektifnya sudah bagus, tinggal bagaimana cara melakukannya agar hal tersebut bisa terjadi.

    Dari industri sendiri, dia mengatakan bisa terjadi jika skala perusahaan yang melakukannya besar dan harga frekuensi bisa lebih murah hal itu bisa diwujudkan.

    “Supaya bagaimana penetrasi jaringan data itu ke masyarakat kan bisa lebih affordable,” tuturnya.

    Sebelumnya saat masih menjadi Kementerian Komunikasi dan Informatika, pihak kementerian pernah mengungkapkan adanya kajian soal mekanisme insentif untuk operator seluler. Terkait apakah harus ada kajian lain mengingat waktu yang sudah lama sejak kajian tersebut dilakukan, Danny mengatakan perlu menanyakan itu ke pihak pemerintah.

    “Barangkali yang mesti ditanyakan ke Komdigi, ke pemerintah. Kalau industri sangat mengharapkan itu,” jelasnya.

    (dem/dem)

  • Beban Bisnis Internet Makin Berat, Insentif Komdigi Tak Jelas Kabarnya

    Trafik Naik, Pengguna Indosat Makin Royal Belanja Pulsa

    Jakarta, CNBC Indonesia – PT Indosat Tbk. (ISAT) atau Indosat Ooredoo Hutchison mencatatkan kenaikan trafik sebesar 12,2% selama 2024, dari 14,417 PB tahun 2023 menjadi 16,170 PB tahun lalu.

    ARPU perusahaan juga naik. Tahun 2024 tercatat ARPU Indosat mencapai Rp 38 ribu.

    “Dan tidak lupa pula bahwa ternyata data traffic kita meningkat juga 12,2% yaitu jadi kebutuhan masyarakat akan data itu juga meningkat cukup signifikan di tahun 2024 ini,” kata Director & Chief Regulatory Officer Indosat Ooredoo Hutchison (IOH), M. Danny Buldansyah, Senin (10/2/2025).

    “Nah, ini juga bisa kita lihat bahwa ARPU kita meningkat 6,6% dibandingkan tahun 2023 menjadi Rp38 ribu,” jelasnya

    Penurunan ARPU ini disertai oleh penurunan jumlah pengguna sebanyak 4,1%. Tahun lalu, pengguna Indosat Ooredoo Hutchison tercatat 94,7 juta dari sebelumnya 98,8 juta.

    “Sedikit ada penurunan di mobile customer sekitar 4,1 juta turun tapi bukan karena bukan karena suatu hal yang perlu dikhawatirkan ini adalah karena customer-customer kita yang mempunyai value yang terbaik adalah yang yang kita ada di jaringan maupun service-nya Indosat,” kata Danny.

    Danny juga mengungkapkan BTS milik Indosat bertambah 20 ribu BTS. Ini terbagi atas 17 ribu BTS untuk 4G dan 3.500 BTS pada 2G.

    Indosat juga terus memperluas jaringan baik jaringan 4G dan 5G. Danny mengatakan ini menjadi program untuk ekspansi ke sejumlah daerah di tanah air.

    Dalam kesempatan itu, aplikasi Indosat juga mengalami lonjakan pengguna. Dalam setahun periode 2023-2024 kenaikan terjadi sebanyak 21,2%.

    “Kemudian juga bisa dilihat bahwa ada aplikasi monthly avtive user kita, active user kita yang juga meningkat sangat signifikan dari tahun 2023 ke 2024 meningkat 21,2%,” jelasnya.

    Artificial Intelligence juga masih menjadi salah satu inisiatif Indosat. Yakni dengan melakukan mendefinisikan ulang para konsumen.

    (dem/dem)

  • Indosat Incar Pelanggan Berkualitas, ARPU Naik Total Pelanggan Capai 94,7 Juta

    Indosat Incar Pelanggan Berkualitas, ARPU Naik Total Pelanggan Capai 94,7 Juta

    Bisnis.com, JAKARTA — PT Indosat Tbk. mengejar pertumbuhan berkelanjutan dengan menyasar pelanggan berkualitas sepanjang 2024. Perusahaan telekomunikasi berkode saham ISAT itu tercatat melayani 94,7 juta pada 2024.

    Sejalan dengan upaya tersebut, rerata pendapatan per pelanggan (ARPU) yang dibukukan Indosat tercatat sebesar Rp38.000 atau tumbuh 6,6% dibandingkan dengan 2023 yang sebesar Rp35.600. 

    “Kita lihat bahwa ARPU kita meningkat 6,6% dibandingkan tahun 2023 menjadi Rp38.000,” kata Director & Chief Business Officer Muhammad Danny Buldansyah dalam konferensi virtual, Senin (10/2/2025). 

    Danny menambah pertumbuhan berkualitas juga tercermin dari pengguna aktif aplikasi Indosat yang meningkat 21,1% secara tahunan pada 2024. Selain itu, lalu lintas data Indosat juga naik 12,2% year on year/YoY. 

    “Jadi kebutuhan masyarakat akan data itu juga meningkat cukup signifikan pada 2024 ini,” kata Danny. 

    Diketahui, Indosat mencetak laba bersih Rp4,91 triliun sepanjang tahun 2024.  Jumlah laba bersih Indosat sepanjang 2024 tercatat naik 8,97% menjadi Rp4,91 triliun dibandingkan tahun 2023 yang sebesar Rp4,5 triliun. 

    Dalam info memonya, manajemen ISAT menjelaskan profitabilitas ini menegaskan kesehatan keuangan ISAT yang solid dan kapasitasnya untuk menghasilkan pengembalian yang substansial bagi pemangku kepentingan.

    Peningkatan laba bersih ini salah satunya didorong dari peningkatan pendapatan ISAT sepanjang 2024 sebesar 9,09%. Pendapatan ISAT naik dari Rp51,2 triliun pada 2023 menjadi Rp55,88 triliun pada 2024. 

    Pendapatan ini didorong oleh pendapatan seluler sebesar Rp47,03 triliun, pendapatan MIDI sebesar Rp7,98 triliun, dan pendapatan telekomunikasi tetap senilai Rp864,3 miliar. 

    Adapun jumlah beban ISAT sepanjang tahun 2024 adalah sebesar Rp45,04 triliun, naik 8,97% dari tahun 2023 yang sebesar Rp40,8 triliun.

    Sepanjang 2024, Manajemen ISAT menuturkan basis pelanggan perusahaan turun sebesar 4,1 juta mencapai 94,7 juta pada tahun 2024 dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun 2023 sebesar 98,8 juta. Penurunan ini disebabkan oleh konsolidasi SIM di pasar.

    Sementara itu, ARPU untuk pelanggan seluler meningkat menjadi Rp38.000 pada tahun 2024, atau naik 6,6% menjadi Rp2.400 lebih tinggi daripada pada tahun 2023.

    Hingga akhir 2024, ISAT mencatatkan jumlah aset sebesar Rp114,38 triliun, turun tipis dibandingkan tahun 2023 yang sebesar Rp114,72 triliun.

    Sementara itu, liabilitas ISAT turun menjadi Rp77,73 triliun pada 2024, dari sebelumnya sebesar Rp81,01 triliun pada 2023. Adapun ekuitas ISAT meningkat menjadi Rp36,6 triliun sepanjang 2024, dari Rp33,7 triliun sepanjang 2023.

  • Lintasarta (Indosat) Fokus Ciptakan Use Case AI pada 2025, Gandeng 10 Pemain Global

    Lintasarta (Indosat) Fokus Ciptakan Use Case AI pada 2025, Gandeng 10 Pemain Global

    Bisnis.com, JAKARTA – PT Aplikasinusa Lintasarta, anak usaha PT Indosat Tbk. (ISAT) di sektor penyimpanan data, bakal merangkul 10 perusahaan teknologi dengan level tinggi guna menciptakan kasus pemanfaatan atau use case kecerdasan buatan (AI) yang relevan bagi industri. 

    Langkah ini juga diharapkan dapat meningkatkan utilisasi GPU AI Nvidia di perusahaan, yang diharapkan terisi penuh pada awal 2025.

    Chief Cloud Officer Lintasarta Gidion Suranta Barus mengatakan permintaan terhadap GPU Nvidia cukup pesat seiring dengan demam kecerdasan buatan di Tanah Air. 

    Lintasarta akan terus meningkatkan permintaan tersebut dengan menyajikan kasus pemanfaatan baru yang lahir lewat kolaborasi, yang terjalin bersama perusahaan teknologi global kelas atas. 

    Lintasarta menargetkan pada 2025, ada 6-10 perusahaan teknologi baru yang bekerja sama dengan mereka. 

    “6-10 perusahaan teknologi dengan level black belt pada 2025. Jadi seperti di karate, black belt itu level tertinggi,” kata Gidion kepada Bisnis, dikutip Jumat (27/12/2024).  

    Sekadar informasi, Lintasarta saat ini juga memiliki program Semesta. Dalam program tersebut, Lintasarta tidak hanya berperan sebagai perusahaan penyedia data center atau tempat penyimpanan, juga sebagai penghubung antara perusahaan teknologi global yang andal dengan pasar enteprise di Tanah Air. 

    Lintararta terus memperkuat posisinya sebagai AI Factory, pendorong utama inovasi dan pengembangan teknologi di Indonesia. Adapun  salah satu sektor potensial untuk pemanfaatan AI, kata Gidion, adalah sektor jasa keuangan atau perbankan. 

    Ilustrasi teller bank menghitung uangPerbesar

    Dia mengatakan Kecerdasan buatan dapat membantu perbankan untuk beroperasi dengan lebih efisien. AI dapat menggantikan proses persetujuan atau approval terhadap sejumlah persyaratan, sehingga perbankan tidak perlu merekrut banyak orang. 

    Tidak hanya itu, lanjutnya, AI juga membantu perbankan dalam menekan risiko atau fraud, karena seluruh sistem dijalankan oleh mesin. Kesalahan yang dilakukan oleh manusia dapat dikurangi. 

    “Ketika bank bangun cabang di suatu kota, awalnya minimal mereka harus memiliki satu analis. Jadi selain tambahan biaya tempat, juga orang. Artinya makin banyak kota yang dijangkau, ongkos makin besar. Dengan AI itu tidak perlu, semua terpusat,” kata Gidion. 

    Sebelumnya, Director & Chief Business Officer Indosat Ooredoo Hutchison Danny Buldansyah mengatakan utilisasi GPU Nvidia yang dikelola Indosat sangat pesat dengan posisi per 22 Oktober 2024 telah mencapai 40% dari total kapasitas 1.000 GPU.

    Artinya ada 400 GPU yang telah tersewa dan digunakan oleh klien Indosat. 

    “Kami memasang sekitar 1.000 GPU, kemungkinan besar pada kuartal I/2025 sudah habis terpakai semua. Sekarang saja sudah ada yang memesan 200 GPU sekali memesan,” kata Danny .  

    Danny mengatakan pertambangan menjadi sektor utama yang menyewa kapasitas GPU pada Oktober 2024. Selanjutnya, sektor finansial khususnya perbankan. 

    Adapun untuk 2025, Indosat bakal membidik klien di sektor pemerintah untuk menggunakan GPU AI Nvidia. 

    “Kalau habis kami akan order lagi, permintaannya sangat besar sekali,” kata Danny. 

    Jajaran direksi Indosat bersama dengan Ericsson usai peluncuran 5GPerbesar

    Sekadar informasi, Indosat menyiapkan capex hingga Rp12,7 triliun pada 2024. Perseroan mulai serius mengembangkan artificial intelligence (AI) bersama dengan Huawei dan Nvidia.

    Perusahaan melakukan berbagai kerja sama strategis dengan berbagai mitra berskala global, mulai dari peluncuran pusat pameran inovasi, Indosat Marvelous Xperience (MX) Center, hingga kerja sama strategis dalam pengelolaan pusat data berteknologi tinggi.

    GPU-as-a-Service (Deka GPU) milik Lintasarta menyediakan akses ke kemampuan AI/Machine Learning yang didesain khusus untuk pekerjaan komputasi berat, termasuk penyediaan infrastruktur, platform, dan layanan bare metal. 

    Layanan Bare Metal adalah layanan cloud publik yang pelanggan menyewa sumber daya perangkat keras khusus dari penyedia layanan jarak jauh. Ini menawarkan sumber daya perangkat keras tanpa sistem operasi yang terinstal atau infrastruktur virtualisasi.

    Kapabilitas ini akan memastikan layanan supercomputing cloud yang andal, serta memanfaatkan AI untuk menciptakan inovasi bagi penggunanya.

  • Telkom Respons Merger XL-Smartfren: Semoga Baik Buat Industri

    Telkom Respons Merger XL-Smartfren: Semoga Baik Buat Industri

    Jakarta, CNN Indonesia

    Direktur Utama Telkom Ririek Adriansyah merespons merger antara XL Axiata dan Smartfren menjadi XLSmart yang baru saja diumumkan pekan lalu.

    “Merger semoga baik untuk industri lah,” ujar Ririek di Graha Merah Putih. Telkom Hub, Jakarta, Senin (16/12).

    Ririek menambahkan akan tetap ada persaingan antara operator selular meski hanya tersisa tiga pemain di Tanah Air.

    Sebelumnya, XL Axiata, Smartfren, dan SmartTel resmi melakukan merger lewat penandatangan persetujuan definitif pada Selasa (10/12). Merger tersebut menghasilkan entitas baru dengan nilai mencapai lebih dari US$6,5 miliar atau sekitar Rp104 triliun.

    Dalam merger tersebut, XL Axiata akan menjadi entitas yang bertahan, sedangkan Smartfren dan SmartTel akan menggabungkan diri menjadi bagian dari XLSmart.

    Axiata Group Berhad (Axiata) dan Sinar Mas akan menjadi pemegang saham pengendali bersama, dengan masing-masing memegang 34,8 persen saham XLSmart dan pengaruh yang sama untuk arah serta keputusan strategis perusahaan.

    Usai transaksi selesai, pemerataan kepemilikan saham akan membuat Axiata menerima hingga senilai US$475 juta.

    Bergabungnya XL Axiata dan Smartfren membuat peta kompetisi operator selular hanya menyisakan tiga pemain.

    Jumlah tiga operator selular yang beroperasi di Tanah Air digadang-gadang baik untuk industri telekomunikasi. Hal ini salah satunya disinggung oleh Director & Chief Business Officer PT Indosat Tbk. Muhammad Danny Buldansyah.

    “Operator telko butuh skala, kita tahu kalau cuma skala Indonesia dibagi empat dibanding dibagi tiga tentu lebih sehat dibagi tiga,” ujarnya, beberapa waktu lalu.

    Menurutnya,merger tersebut di antaranya baik untuk ekspansi teknologi 5G yang bisa berlangsung dengan lebih mudah.

    “Kalau saya rasa pembagian spektrum akan lebih enak buat pemerintah, lebih gampang. Kalau sekarang kan walaupun lelang tetap saja kalau ada operator yang punya spektrum sedikit dibanding yang lain kan dianggapnya enggak adil gitu ya. Ini pemerataan seperti itu mesti dilihat, kalau ada tiga operator pembagian spektrumnya pun jauh lebih gampang,” tutur Danny.

    “Kenapa saya ngomongin masalah spektrum? karena 5G itu dasarnya adalah spektrum yang dimiliki, sehingga dengan tiga operator nantinya roll out 5G untuk indonesia akan jauh lebih baik dibandingkan kalau ada empat,” imbuhnya.

    (lom/dmi)

    [Gambas:Video CNN]