Tag: Daniel Hagari

  • Iran Luncurkan 180 Rudal ke Tel Aviv, Israel Klaim Banyak yang Dicegat

    Iran Luncurkan 180 Rudal ke Tel Aviv, Israel Klaim Banyak yang Dicegat

    Tel Aviv

    Iran meluncurkan sedikitnya 180 rudal ke Israel. Militer Israel mengklaim mencegat banyak rudal Iran meski ada yang mengenai beberapa target di Israel.

    Dilansir Associated News, Rabu (2/10/2024), ini merupakan serangan terbaru Iran ke Israel setelah konflik selama bertahun-tahun. Kondisi ini diprediksi mendorong Timur Tengah lebih dekat ke arah perang di seluruh kawasan.

    Cahaya jingga dari rudal yang melesat terlihat di langit malam Israel. Sirene serangan udara juga berbunyi dan membuat penduduk berlarian ke tempat perlindungan bom.

    Juru bicara militer Israel, Laksamana Muda Daniel Hagari, mengatakan pertahanan udara negara itu mencegat banyak rudal Iran. Meskipun, beberapa mendarat di Israel bagian tengah dan selatan.

    Layanan penyelamatan nasional Israel mengatakan dua orang terluka ringan akibat pecahan peluru. Di Tepi Barat, pejabat Palestina mengatakan seorang pria Palestina tewas oleh rudal yang jatuh di dekat kota Jericho, meskipun tidak jelas dari mana serangan itu berasal.

    Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berjanji pada Selasa malam untuk membalas Iran, yang katanya ‘membuat kesalahan besar malam ini dan akan membayarnya’.

    Israel dan Iran telah terlibat dalam perang bayangan selama bertahun-tahun, tetapi jarang sekali mereka terlibat konflik langsung. Israel menganggap Iran sebagai musuh terbesarnya, dengan mengutip seruan Iran yang berulang kali untuk menghancurkan Israel, dukungannya terhadap kelompok militan Arab, dan program nuklirnya.

    Kepala staf gabungan angkatan bersenjata Iran Jenderal Mohammad Bagheri mengatakan Garda Revolusi siap secara defensif dan ofensif untuk mengulangi serangan hari Selasa dengan ‘intensitas yang berlipat ganda’. Beberapa saat sebelum Iran meluncurkan rudalnya, serangan penembakan di Tel Aviv menewaskan sedikitnya enam orang, kata polisi, seraya menambahkan bahwa dua tersangka yang melepaskan tembakan di jalan raya di lingkungan Jaffa juga telah tewas.

    (haf/zap)

  • Diserang Iran, Israel Tegaskan Bakal Serang Terus Timur Tengah

    Diserang Iran, Israel Tegaskan Bakal Serang Terus Timur Tengah

    Jakarta

    Iran melancarkan serangan rudal ke wilayah Israel. Namun, Israel memastikan tidak ada pangkalan angkatan udara miliknya yang rusak atau terkena rudal.

    Dilansir CNN, Rabu (2/10/2024), menurut Pasukan Pertahanan Israel (IDF), Angkatan Udara Israel akan melakukan lebih banyak serangan di Timur Tengah, dan kemampuan operasionalnya tidak terpengaruh oleh serangan rudal Iran. Israel menegaskan bakal terus menyerang Timur Tengah dengan kuat.

    “Angkatan Udara terus beroperasi sepenuhnya, dan malam ini akan terus menyerang Timur Tengah dengan kuat, seperti yang telah terjadi sepanjang tahun lalu,” kata juru bicara IDF Daniel Hagari pada Selasa malam waktu setempat.

    Pernyataan itu muncul setelah rekaman video baru muncul yang menunjukkan rudal Iran menyerang pangkalan udara Nevatim di Israel selatan.

    Hagari menambahkan bahwa Israel akan terus mengejar komandan Hizbullah dan siapa pun yang mengancam warga Israel.

    “Iran melakukan tindakan serius malam ini, mendorong Timur Tengah menuju eskalasi. Kami akan bertindak pada waktu dan tempat yang kami putuskan,” kata Hagari.

    Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu mengatakan serangan rudal besar-besaran Iran merupakan kesalahan besar. Netanyahu berjanji akan membuat Teheran membayarnya.

    “Iran membuat kesalahan besar malam ini dan akan membayarnya,” kata Netanyahu beberapa jam setelah serangan itu, dan memperingatkan: “Siapa pun yang menyerang kami, kami serang mereka.”

    Dalam pernyataan terpisah, Menteri Pertahanan Yoav Gallant, yang berada di pusat komando dan kendali yang memantau intersepsi rudal Iran, juga berjanji akan menghukum Iran atas serangan itu.

    “Iran belum belajar dari pelajaran sederhana — mereka yang menyerang negara Israel, akan membayar harga yang mahal,” katanya dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan oleh kantornya.

    (aik/yld)

  • Israel Peringatkan Iran soal Serangan Rudal di Tel Aviv

    Israel Peringatkan Iran soal Serangan Rudal di Tel Aviv

    Tel Aviv

    Israel memperingatkan Iran soal rudal yang dikirim ke langit Tel Aviv. Israel menyebut memiliki rencana untuk membalasnya.

    Dilansir CNN, Rabu (2/10/2024), peringatan tersebut menggemakan pesan dari juru bicara Pasukan Pertahanan Israel Laksamana Muda Daniel Hagari, yang mengatakan dalam pesan yang disiarkan televisi pada hari Selasa bahwa “serangan ini akan memiliki konsekuensi.”

    “Kami memiliki rencana, dan kami akan beroperasi di tempat dan waktu yang kami putuskan,” kata Hagari.

    Serangan rudal yang ditembakkan ke Israel pada Selasa malam menyebabkan warga bergegas untuk berlindung. Militer Israel mengatakan bahwa tidak ada serangan baru yang teridentifikasi dan aman bagi orang-orang untuk meninggalkan tempat perlindungan mereka.

    Sebelumnya, Iran meluncurkan puluhan rudal ke wilayah Tel Aviv, Israel. Iran menargetkan Israel sebagai respons atas tewasnya pemimpin Hizbullah.

    Dilansir CNN, Iran mengatakan pihaknya menargetkan Israel pada hari Selasa sebagai respons atas tewasnya pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah dan lainnya.

    “Sebagai respons atas tewasnya Martir Haniyeh, Seyed Hassan Nasrallah, dan Martir Nilfroshan, kami menargetkan jantung wilayah pendudukan,” kata kantor berita semi-resmi Iran Tasnim yang mengutip Korps Garda Revolusi Islam (IRGC).

    (aik/aik)

  • Komandan Hizbullah yang Tewas Dituduh Rencanakan Serangan ke Israel

    Komandan Hizbullah yang Tewas Dituduh Rencanakan Serangan ke Israel

    Beirut

    Israel menegaskan tidak bermaksud memicu eskalasi konflik di kawasan setelah melancarkan serangan udara mematikan terhadap wilayah pinggiran Beirut di Lebanon, yang menewaskan 14 orang, termasuk seorang komandan top Hizbullah.

    Tel Aviv menuduh komandan top Hizbullah yang tewas dalam serangannya itu sedang merencanakan serangan ke wilayahnya, yang mirip dengan serangan mematikan Hamas pada Oktober tahun lalu.

    Kelompok Hizbullah telah mengonfirmasi salah satu komandan seniornya yang bernama Ibrahim Aqil terbunuh di area Dahiyeh, pinggiran selatan Beirut, dalam apa yang disebut sebagai “pembunuhan yang berbahaya oleh Israel”.

    Selain Aqil, beberapa komandan senior Hizbullah lainnya tewas dalam serangan pada Jumat (20/9) waktu setempat itu. Kementerian Kesehatan Lebanon melaporkan serangan udara itu melukai 66 orang lainnya, dengan sembilan korban luka di antaranya dalam kondisi kritis.

    Militer Israel, dalam pernyataannya seperti dilansir AFP, Sabtu (21/9/2024), menegaskan pihaknya “tidak bertujuan” untuk semakin meningkatkan ketegangan di kawasan setelah melancarkan serangan udara yang menewaskan komandan penting Hizbullah di pinggiran Beirut.

    “Kami tidak bertujuan untuk memicu eskalasi secara luas di kawasan ini. Kami beroperasi sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan (dalam perang) dan akan terus melakukannya,” tegas juru bicara militer Israel, Laksamana Muda Daniel Hagari, dalam konferensi pers.

    Aqil yang tewas di tangan Israel itu disebut menjabat sebagai komandan unit elite Radwan, dan merupakan anggota badan militer tertinggi Hizbullah, Dewan Jihad. Dia menjadi anggota kedua Dewan Jihad yang terbunuh dalam serangan Israel, setelah Fuad Shukr yang tewas dalam serangan Tel Aviv pada Juli lalu.

    Sumber yang dekat dengan Hizbullah menyebut Aqil sedang menghadiri “rapat dengan para komandan” senior Hizbullah ketika dia terbunuh. Hizbullah memujinya sebagai “salah satu pemimpin besar mereka”.

    Militer Israel, seperti dilansir Reuters, menyebut Aqil telah menjadi kepala operasional Hizbullah sejak tahun 2004, dan menuduhnya sedang merencanakan serangan penyerbuan ke wilayah Israel bagian utara, yang terletak dekat dengan perbatasan Lebanon.

    Rencana serangan itu, menurut militer Tel Aviv, serupa dengan serangan yang dilancarkan kelompok Hamas, sekutu Hizbullah, terhadap wilayah Israel bagian selatan pada 7 Oktober 2023, yang memicu perang tanpa henti di Jalur Gaza.

    “Komandan Hizbullah yang kita singkirkan hari ini telah merencanakan (serangan) ‘7 Oktober’ di perbatasan utara selama bertahun-tahun,” ucap panglima militer Israel, Jenderal Herzi Halevi, dalam pernyataannya.

    “Kita telah menjangkau mereka, dan kita akan menjangkau siapa pun yang mengancam keamanan warga Israel,” tegasnya.

    Serangan Hamas terhadap Israel pada Oktober tahun lalu menewaskan sekitar 1.200 orang dan membuat lebih dari 250 orang lainnya disandera. Sedangkan rentetan serangan militer Tel Aviv terhadap Jalur Gaza dilaporkan telah menewaskan lebih dari 41.000 orang.

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/dhn)

  • Militer Israel Selamatkan 1 Sandera dari Terowongan Gaza

    Militer Israel Selamatkan 1 Sandera dari Terowongan Gaza

    Gaza City

    Militer Israel mengumumkan pasukannya berhasil menyelamatkan seorang sandera dari terowongan bawah tanah di Jalur Gaza bagian selatan. Penyelamatan sandera ini disebut Tel Aviv sebagai “operasi penyelamatan yang rumit”.

    Seperti dilansir AFP dan Al Arabiya, Rabu (28/8/2024), Kaid Alkadi yang berusia 52 tahun diculik oleh militan Palestina saat serangan Hamas melanda Israel pada 7 Oktober tahun lalu. Militer Israel menyebut Alkadi berhasil diselamatkan oleh pasukannya di Jalur Gaza bagian selatan.

    Disebutkan bahwa Alkadi merupakan warga komunitas Bedouin Israel. Dia merupakan warga Rahat, sebuah kota di Israel yang mayoritas penduduknya keturunan Arab.

    Saat serangan Hamas terjadi tahun lalu, Alkadi sedang bekerja sebagai penjaga keamanan di sebuah gudang yang ada di salah satu kibbutz di Israel bagian selatan, dekat perbatasan Gaza.

    “Kaid Alkadi telah diselamatkan… dalam operasi rumit di Jalur Gaza bagian selatan,” sebut militer Israel dalam pernyataannya

    “Dia dalam kondisi medis yang stabil dan sedang dipindahkan untuk pemeriksaan medis ke sebuah rumah sakit,” imbuh pernyataan tersebut.

    Juru bicara militer Israel Laksamana Muda Daniel Hagari, seperti dilansir Reuters, menyebut Alkadi diselamatkan oleh pasukan Israel dari dalam terowongan bawah tanah di Jalur Gaza bagian selatan. Namun dia tidak menjelaskan lebih detail soal operasi penyelamatan itu, dengan alasan bisa membahayakan keamanan sandera yang masih ditahan dan pasukan Israel di Jalur Gaza.

    “Kami berkomitmen untuk memanfaatkan setiap kesempatan untuk membawa para sandera kembali ke rumah mereka,” tegas Menteri Pertahanan (Menhan) Israel, Yoav Gallant, dalam pernyataan terpisah via media sosial X.

    Seorang pejabat militer Israel, yang enggan disebut namanya, mengatakan kepada Reuters bahwa pasukan Tel Aviv beroperasi di area yang menjadi tempat Alkadi ditemukan. Pasukan Israel melakukan navigasi sistem bawah tanah di mana para sandera diduga ditahan bersama militan Gaza dan bahan-bahan peledak.

    Menurut pejabat militer Israel tersebut, Alkadi ditemukan oleh pasukan Tel Aviv saat dia sendirian, dan langsung dievakuasi keluar dari terowongan bawah tanah.

    Laporan media lokal Israel menyebut Alkadi menuturkan dirinya tidak melihat matahari selama hampir delapan bulan, dan seorang sandera lainnya yang bersama dirinya selama dua bulan telah “meninggal di sebelah saya”.

    Nyaris 1.200 orang tewas di Israel akibat serangan Hamas pada 7 Oktober 2023 lalu, yang memicu perang di Jalur Gaza. Lebih dari 250 orang lainnya disandera di Jalur Gaza, dengan saat ini diyakini sekitar 104 orang masih ditahan di daerah kantong Palestina itu usai puluhan dibebaskan dalam kesepakatan gencatan senjata singkat pada November tahun lalu.

    Rentetan serangan Israel terhadap Jalur Gaza untuk membalas Hamas, menurut otoritas kesehatan Gaza, telah menewaskan sedikitnya 40.476 orang sejauh ini. Menurut kantor hak asasi manusia (HAM) Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), sebagian besar korban tewas di Jalur Gaza adalah perempuan dan anak-anak.

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/ita)

  • Israel Umumkan 3 Tentaranya Tewas di Gaza

    Israel Umumkan 3 Tentaranya Tewas di Gaza

    Gaza

    Militer Israel mengumumkan perkembangan terkini seputar pertempuran dengan Hamas di Gaza. Israel melaporkan tiga tentaranya tewas.

    Dilansir AFP, Minggu (25/8/2024), tiga tentara yang tewas yakni 2 tentara sersan kelas satu dan seorang tentara berpangkat sersan mayor. Mereka tewas di Gaza tengah.

    Dua orang tewas dalam ledakan bom, sementara seorang tentara lainnya tewas dalam baku tembak dengan Hamas, kata juru bicara militer Israel Daniel Hagari dalam penjelasannya yang disiarkan televisi.

    Dalam beberapa pekan terakhir, pasukan Israel terlibat dalam pertempuran sengit dengan militan Palestina di Gaza tengah, khususnya di wilayah Deir el-Balah.

    Dengan begitu, pasukan Israel yang tewas dalam pertempuran mencapai 338 tentara. Perang Israel dan Hamas meletus pada 7 Oktober 2023.

    Diketahui, serangan Israel telah menewaskan sedikitnya 40.334 orang di Gaza, menurut Kementerian Kesehatan wilayah yang dikelola Hamas. Sebagian besar korban tewas adalah perempuan dan anak-anak, menurut kantor hak asasi manusia PBB.

    (isa/isa)

  • Warga Sipil Israel Bersiap Hadapi Serangan Balasan Iran

    Warga Sipil Israel Bersiap Hadapi Serangan Balasan Iran

    Jakarta

    Sekilas, kehidupan sehari-hari di Israel terlihat normal, setidaknya bagi warga sipil.

    Di jalan-jalan kota, seakan tidak seorangpun menghiraukan kegentingan yang menggelayut sejak pembunuhan Ismail Haniyeh, kepala biro politik Hamas, di Teheran belum lama ini. Pemerintah Israel sedang mewaspadai serangan balasan Iran dan proksinya.

    “Sheket Matu’ach,” kata penduduk setempat dalam Bahasa Ibrani untuk menggambarkan situasi di penjuru negeri, “tenang tapi menegangkan.”

    Daniel Hagari, juru bicara Pasukan Pertahanan Israel, IDF, mengatakan pihaknya tidak mengubah instruksi bagi warga sipil dalam upaya meredakan kekhawatiran publik.

    “Kami menanggapi pernyataan dan deklarasi musuh dengan serius. Oleh karena itu, kami siap pada tingkat kesiagaan tertinggi dalam menyerang dan bertahan,” kata Hagari.

    Eskalasi di perbatasan Lebanon

    Ancaman serangan balasan oleh Iran mencuatkan kecemasan di penjuru negeri. Hal ini terutama berlaku bagi penduduk di utara yang berbatasan dengan Lebanon dan wilayah kekuasaan Hezbollah.

    Milisi Syiah, yang seperti Hamas didukung oleh Iran, itu telah berulangkali menargetkan wilayah utara Israel dengan menggunakan roket dan pesawat nirawak sejak meletusnya perang di Jalur Gaza.

    “Kami telah mempersiapkan diri cukup lama,” katanya kepada DW. “Setiap suara yang menyerupai ledakan, setiap pintu yang dibanting, Anda berpikir, ‘Ini dia…’”

    Di sisi lain, katanya, penduduk berusaha menjalani kehidupan sehari-hari semaksimal mungkin.

    “Menurut saya, tidak masuk akal jika kami hanya akan duduk di ruang perlindungan dan menunggu sesuatu terjadi.” Lebih dari 60.000 warga Israel telah dievakuasi dari rumah mereka di wilayah utara sejak perang di Gaza dimulai 10 bulan lalu.

    Keraguan terhadap militer

    Warga Israel yang tinggal di selatan juga mengikuti perkembangan situasi dengan Iran dengan saksama. Oshra Lerer-Shaib dari Ashdod, sebuah kota di pesisir Israel, 35 kilometer di utara Gaza, mengatakan keluarganya telah bersiap sejak serangan Hamas tahun lalu.

    “Sejak 7 Oktober, ruang aman kami telah dilengkapi dengan cadangan makanan dan air untuk berjaga-jaga jika kami harus berlindung selama tiga atau empat hari,” tuturnya.

    Menurut Lerer-Shaib, yang lebih mengkhawatirkan bukan prospek serangan Iran, tetapi kekecewaan terhadap pemerintahan sendiri.

    “Saya pernah merasa bahwa hanya jika saya diculik, negara akan melakukan segalanya untuk memulangkan saya kembali,” katanya.

    Kegagalan militer menangkal serangan Hamas pada 7 Oktober lalu menyisakan kesangsian yang menetap hingga kini.

    “Ketakutan kami bukan dari Iran, tetapi dari pemerintah Israel dan infrastruktur negara yang tidak berfungsi dengan baik,” kata Lerer-Shaib.

    Hizbullah pernah mengancam akan menargetkan infrastruktur Israel di masa lalu, termasuk pelabuhan di Haifa di utara dan kompleks industri kimia di kota itu.

    Berbicara kepada DW tentang suasana di jalan-jalan Ashdod, Lerer-Shaib mengatakan terlihat jelas bahwa ada sesuatu yang berbeda.

    “Orang-orang hampir tidak keluar rumah. Jalanan kosong. Sungguh menyedihkan.”

    Kewaspadaan tinggi di wilayah pendudukan

    Selain menyiapkan generator dan makanan serta air untuk berjaga-jaga jika terjadi serangan, Rozner mengatakan keluarganya juga bersiap menghadapi kemungkinan harus meninggalkan rumah mereka di Dataran Tinggi Golan dalam waktu singkat.

    Namun, persiapan seperti itu tidak terbatas pada situasi saat ini.

    “Jika saya harus membuat persiapan khusus setiap kali ada ancaman nyata, saya pasti bangkrut,” kata Rozner dengan nada sarkastis.

    rzn/hp

    (ita/ita)

  • Israel Tak Ingin Perang dengan Hizbullah, Tapi Siap untuk Skenario Apapun

    Israel Tak Ingin Perang dengan Hizbullah, Tapi Siap untuk Skenario Apapun

    Jakarta

    Konflik antara kelompok Hizbullah dan Israel kian memanas. Militer Israel mengatakan bahwa mereka ingin menghindari perang yang lebih luas dengan kelompok bersenjata Lebanon tersebut, tetapi pasukannya siap untuk “skenario apapun”.

    “Agresi dan serangan brutal Hizbullah yang sedang berlangsung menyeret rakyat Lebanon dan seluruh Timur Tengah ke dalam eskalasi yang lebih luas,” kata juru bicara militer Israel Laksamana Muda Daniel Hagari dalam sebuah pernyataan, dilansir kantor berita AFP, Rabu (31/7/2024).

    “Meskipun kami lebih suka menyelesaikan permusuhan tanpa perang yang lebih luas, IDF sepenuhnya siap untuk skenario apapun,” katanya, mengacu pada Pasukan Pertahanan Israel.

    Sebelumnya, militer Israel mengklaim bahwa jet-jet tempurnya “menghabisi” komandan militer Hizbullah, Fuad Shukr di wilayah Beirut, ibu kota Lebanon pada hari Selasa (30/7) waktu setempat. Israel menuduhnya bertanggung jawab atas serangan roket di Dataran Tinggi Golan yang dianeksasi, yang menewaskan 12 anak-anak dan remaja.

    “Jet-jet tempur angkatan udara Israel menghabisi komandan militer paling senior organisasi Hizbullah dan kepala unit strategisnya, Fuad Shukr, di wilayah Beirut,” kata militer Israel dalam sebuah pernyataan, dilansir kantor berita AFP, Rabu (31/7/2024).

    “Fuad Shukr adalah komandan yang bertanggung jawab atas pembantaian Majdal Shams, di mana 12 anak tewas setelah Hizbullah menembakkan roket Falaq-1 Iran langsung ke lapangan sepak bola di Israel utara pada Sabtu malam,” kata juru bicara militer Israel, Laksamana Muda Daniel Hagari dalam pernyataan video terpisah.

    “Fuad Shukr adalah tangan kanan Hassan Nasrallah, pemimpin Hizbullah dan penasihatnya dalam merencanakan dan mengarahkan serangan dan operasi.,” imbuhnya.

    Namun, seorang sumber yang dekat dengan Hizbullah, mengatakan Shukr adalah target serangan Israel tersebut, tetapi dia “selamat dari serangan Israel”. AFP tidak dapat segera mengonfirmasi laporan tersebut.

    Menurut militer Israel, sejak dimulainya perang Gaza, Shukr mengatur serangan-serangan Hizbullah terhadap Israel.

    Dia bertanggung jawab atas sebagian besar persenjataan Hizbullah yang paling canggih, termasuk rudal berpemandu presisi, rudal jelajah, rudal antikapal, roket jarak jauh, dan UAV, kata militer Israel.

    Halaman 2 dari 2

    (ita/ita)

  • Memanas! Serangan Israel di Lebanon Tewaskan Komandan Militer Hizbullah

    Memanas! Serangan Israel di Lebanon Tewaskan Komandan Militer Hizbullah

    Jakarta

    Makin panas! Militer Israel mengklaim bahwa jet-jet tempurnya “menghabisi” komandan militer Hizbullah, Fuad Shukr di wilayah Beirut, ibu kota Lebanon pada hari Selasa (30/7) waktu setempat. Israel menuduhnya bertanggung jawab atas serangan roket di Dataran Tinggi Golan yang dianeksasi, yang menewaskan 12 anak-anak dan remaja.

    “Jet-jet tempur angkatan udara Israel menghabisi komandan militer paling senior organisasi Hizbullah dan kepala unit strategisnya, Fuad Shukr, di wilayah Beirut,” kata militer Israel dalam sebuah pernyataan, dilansir kantor berita AFP, Rabu (31/7/2024).

    “Fuad Shukr adalah komandan yang bertanggung jawab atas pembantaian Majdal Shams, di mana 12 anak tewas setelah Hizbullah menembakkan roket Falaq-1 Iran langsung ke lapangan sepak bola di Israel utara pada Sabtu malam,” kata juru bicara militer Israel, Laksamana Muda Daniel Hagari dalam pernyataan video terpisah.

    “Fuad Shukr adalah tangan kanan Hassan Nasrallah, pemimpin Hizbullah dan penasihatnya dalam merencanakan dan mengarahkan serangan dan operasi.,” imbuhnya.

    Hagari mengatakan Shukr adalah “teroris senior yang tangannya berlumuran darah orang Israel dan banyak orang lainnya”.

    Seorang sumber yang dekat dengan Hizbullah, mengatakan Shukr adalah target serangan Israel tersebut, tetapi dia “selamat dari serangan Israel”. AFP tidak dapat segera mengonfirmasi laporan tersebut.

    Menurut militer Israel, sejak dimulainya perang Gaza, Shukr mengatur serangan-serangan Hizbullah terhadap Israel.

    Dia bertanggung jawab atas sebagian besar persenjataan Hizbullah yang paling canggih, termasuk rudal berpemandu presisi, rudal jelajah, rudal antikapal, roket jarak jauh, dan UAV, kata militer Israel.

    Militer Israel mengatakan bahwa pada tahun 1990-an, komandan Hizbullah tersebut “terlibat langsung” dalam penculikan jenazah tiga tentara Israel — Benyamin Avraham, Adi Avitan, dan Omar Sawaid.

    Ketiganya dibunuh oleh Hizbullah saat berpatroli di pagar keamanan yang berdekatan dengan Har Dov, kata militer.

    “Sejak saat itu, ia telah merencanakan dan mengatur banyak serangan teror terhadap warga sipil yang tidak bersalah,” imbuh militer Israel dalam pernyataannya.

    Hagari menegaskan bahwa meski Israel ingin mengakhiri permusuhan tanpa perang yang lebih luas dengan Hizbullah, pasukan Israel siap untuk “skenario apa pun.”

    “Agresi dan serangan brutal Hizbullah yang terus berlanjut menyeret rakyat Lebanon dan seluruh Timur Tengah ke dalam eskalasi yang lebih luas,” kata juru bicara militer Israel tersebut.

    “Sementara kami lebih suka menyelesaikan permusuhan tanpa perang yang lebih luas, IDF (pasukan Israel) sepenuhnya siap untuk skenario apa pun,” tandasnya.

    Halaman 2 dari 2

    (ita/ita)

  • Israel Klaim Serangan ke Sekolah PBB di Gaza Tewaskan 17 Militan

    Israel Klaim Serangan ke Sekolah PBB di Gaza Tewaskan 17 Militan

    Tel Aviv

    Militer Israel mengklaim serangan udara mereka terhadap sebuah sekolah di Jalur Gaza, yang dikelola Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), telah menewaskan sedikitnya 17 militan. Tel Aviv sebelumnya mengklaim serangannya dilakukan secara terarah terhadap target puluhan petempur Hamas yang bersembunyi di sana.

    Seperti dilansir AFP, Sabtu (8/6/2024), pernyataan terbaru militer Israel itu merujuk pada serangan udara terhadap sebuah sekolah yang dikelola oleh badan PBB untuk pengungsi Palestina, UNRWA, di area kamp pengungsi Nuseirat, Jalur Gaza bagian tengah, pada Kamis (6/6) waktu setempat.

    Ribuan orang dilaporkan berlindung di kompleks sekolah yang dialihfungsikan menjadi tempat penampungan pengungsi tersebut. Rumah Sakit Martir Al-Aqsa, yang terletak dekat sekolah itu, melaporkan sedikitnya 37 orang tewas akibat serangan udara pada Kamis (6/6) waktu setempat.

    “Sejak serangan terarah tersebut, (militer Israel) telah mengonfirmasi identitas 17 teroris yang beroperasi dari sekolah tersebut,” sebut militer Israel dalam pernyataannya pada Jumat (7/6) waktu setempat.

    Pernyataan terbaru itu memperbarui komentar juru bicara militer Israel Laksamana Muda Daniel Hagari yang mengatakan pada Kamis (6/6) bahwa sedikitnya sembilan militan tewas ketika jet-jet tempur Tel Aviv menggempur tiga ruang kelas di kompleks sekolah tersebut.

    Hagari mengatakan bahwa sekitar 30 militan dari Hamas dan Jihad Islam diyakini bersembunyi di sana.

    Militer Israel kembali melancarkan serangan udara terhadap sebuah sekolah lainnya, yang juga dikelola UNRWA, di kamp pengungsi al-Shai, Jalur Gaza bagian utara, pada Jumat (7/6) waktu setempat. Kantor media pemerintah Gaza melaporkan sedikitnya tiga orang tewas dan tujuh orang lainnya mengalami luka-luka.

    Secara terpisah, Kepala UNRWA Philippe Lazzarini menyebut serangan Israel terhadap sekolah di Jalur Gaza. itu dilancarkan “tanpa peringatan sebelumnya”.

    Dia menambahkan bahwa UNRWA telah “membagikan koordinat semua fasilitasnya (termasuk sekolah itu) dengan militer Israel dan pihak lainnya yang terlibat konflik”.

    “Menyerang, menargetkan, atau menggunakan gedung-gedung PBB untuk tujuan militer merupakan tindakan yang secara terang-terangan mengabaikan hukum kemanusiaan internasional,” sebut Lazzarini dalam pernyataannya.

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/idh)