Tag: Daniel Hagari

  • Media Israel: Hasil Menarik Terungkap dari Autopsi Yahya Sinwar, Berperang Pakai Doping Captagon? – Halaman all

    Media Israel: Hasil Menarik Terungkap dari Autopsi Yahya Sinwar, Berperang Pakai Doping Captagon? – Halaman all

    Media Israel: Hasil Menarik Terungkap dari Otopsi Yahya Sinwar, Benarkah Pakai Captagon? 

     
    TRIBUNNEWS.COM – Lembaga Penyiaran Israel, KAN, Jumat (21/2/2025) melaporkan hasil menarik yang ditemukan dari autopsi yang dilakukan Tentara Israel (IDF) terhadap jenazah mendiang pemimpin Hamas Yahya Sinwar.

    Laporan itu menyebut kalau tes yang dilakukan oleh IDF terhadap jenazah Sinwar menunjukkan bahwa darahnya bebas dari jejak zat narkotika.

    Sebagai informasi, laporan yang diterbitkan media tersebut, menyematkan frase “hasil menarik” terkait laporan akhir otopsi jenazah Sinwar, yang disiapkan oleh tentara Israel tersebut.

    Kata “menarik” ditonjolkan karena selama ini IDF menuduh kalau para petempur Hamas menggunakan doping, berupa narkotika sehingga kuat berperang di tengah situasi kesulitan bahan makanan di Gaza.

    Menurut Otoritas Penyiaran Israel, IDF telah menyiapkan laporan akhir dalam beberapa hari terakhir mengenai otopsi yang dilakukan terhadap jenazah Sinwar. 

    “Pengujian yang dilakukan oleh militer mencakup berbagai macam zat narkotika, dan semua hasilnya negatif,” kata laporan itu.

    Laporan menambahkan,  di antara hasil paling menonjol yang terungkap dari hasil pemeriksaan itu adalah bahwa satu-satunya zat yang muncul dalam konsentrasi tinggi dalam darah Sinwar adalah kafein.

    Kafein ditemukan dalam berbagai makanan dan minuman, dan secara alami terdapat dalam biji kopi.

    Pada Oktober 2024, sekitar setahun setelah dimulainya Operasi Banjir Al-Aqsa dan perang genosida oleh Israel yang menghancurkan Jalur Gaza, Sinwar dibunuh di kota Rafah di Jalur Gaza selatan oleh peluru tentara Israel saat dia sedang berperang.

    Media Israel mengedarkan foto-foto barang milik Sinwar yang didokumentasikan oleh IDF saat pemimpin Hamas tersebut dibunuh.

    Foto-foto itu menunjukkan kalau dia memiliki sebuah tasbih, sebotol kecil parfum, sebatang permen, buku-buku doa, selain itu juga sebuah lampu kecil, dan senjata tajam.

    Dalam gambar arsip yang diambil pada tanggal 14 Desember 2022, Yahya Sinwar, yang saat itu menjabat sebagai kepala gerakan Hamas Palestina di Jalur Gaza, melambaikan tangan kepada para pendukungnya selama rapat umum yang menandai ulang tahun ke-35 berdirinya kelompok tersebut, di Kota Gaza. – Menteri luar negeri Israel telah menyerukan untuk “segera menyingkirkan” Yahya Sinwar, yang ditunjuk oleh Hamas pada tanggal 6 Agustus 2024 sebagai pemimpin politik baru kelompok militan tersebut menggantikan Ismail Haniyeh yang tewas di Teheran minggu lalu. (Photo by MOHAMMED ABED / AFP) (AFP/MOHAMMED ABED)

    Tuduhan Palsu

    Laporan mengenai hasil analisis dan pemeriksaan jenazah Yahya Sinwar ini membantah segala tuduhan dan klaim Israel yang berusaha memberikan stigma negatif terhadap pejuang Hamas

    “Sebagaimana laporan KAN bahwa tidak adanya jejak Captagon merupakan kejutan bagi tentara Israel,” tulis ulasan Khaberni, Jumat.

    Israel mengklaim bahwa Captagon adalah obat yang sebelumnya diduga digunakan oleh pejuang elite Hamas.

    Otoritas Penyiaran Israel menilai kalau laporan – yang diselesaikan beberapa hari terakhir oleh IDF mengenai analisis darah Sinwar – membawa implikasi penting di aspek strategis dan intelijen.

    Laporan KAN menambahkan kalau para pemimpin tinggi militer Israel saat ini sedang mempelajari laporan tersebut dalam semua dimensi intelijen dan strategis.

    “Semua rincian hasil autopsi Sinwar belum diungkapkan,” kata laporan tersebut.

    “Tetapi jelas bahwa dokumen tersebut mungkin berdampak pada pergerakan militer dan politik di masa mendatang,” tambah KAN dalam laporannya.

    Hal yang dimaksud soal ‘dampak keputusan militer’ IDF terkait jenazah Sinwar tersebut merujuk pada situasi yang terjadi pekan lalu.

    Saat itu, gencatan senjata terancam bubar karena sejumlah hal.

    “Perkiraan Israel menunjukkan kalau salah satu alasannya (terancam berhentinya gencatan snejata) adalah ancaman dari Mohammed Sinwar (adik Yahya) untuk menggagalkan negosiasi, atau bahkan benar-benar melaksanakan ancamannya, apabila tuntutannya untuk mengambil kembali jenazah saudaranya tidak dipenuhi Israel,” kata laporan tersebut.

    Israel sejauh ini menolak menyerahkan jenazah Yahya Sinwar ke Hamas.

    Israel menahan jenazah mendiang pemimpin Hamas tersebut di lokasi yang tidak ditentukan.

    Dalam konteks yang sama, Otoritas Israel melaporkan bahwa tentara memutuskan untuk tidak mengekstraksi peluru yang ditemukan di kepala Sinwar yang menyebabkan kematiannya.

    “Tindakan ini  membuat identifikasi tentara yang menembaknya akan sulit dilakukan,” menurut laporan KAN.

    Seorang pria menunjukkan jeruk palsu berisi pil Captagon (obat terlarang) dan disimulasikan dalam kotak berisi buah asli, setelah pengiriman dicegat oleh bea cukai dan brigade anti-narkoba di pelabuhan Beirut, di ibukota Lebanon, pada 29 Desember. 2021. Agen bea cukai Lebanon menyita hari ini, sembilan juta pil Captagon disembunyikan dalam pengiriman jeruk di pelabuhan Beirut, yang ditujukan ke salah satu negara Teluk, Menteri Dalam Negeri Lebanon Bassan al-Mawlawi mengumumkan. (ANWAR AMRO / AFP)

    Apa Itu Captagon

    Seperti diberitakan The Week, paada November 2023, para pejabat dari IDF dan pemerintah Amerika Serikat mengklaim laporan kalau para militan Hamas mengonsumsi stimulan palsu yang dikenal sebagai Captagon.

    Konsumsi itu dilakukan ketika mereka melakukan serangan pada tanggal 7 Oktober di Israel.

    Captagon yang juga dikenal sebagai “obat jihad”, “Captain Courage”, dan “kokain orang miskin”, dilaporkan turut memicu serangan yang masif pada hari itu. 

    Captagon adalah nama merek obat fenethylline hydrochloride , yang awalnya dibuat pada tahun 1960-an di Jerman Barat untuk mengobati kondisi seperti gangguan pemusatan perhatian, depresi, dan narkolepsi, menurut laporan Insider .

    Obat tersebut akhirnya dilarang pada tahun 1980-an karena “sifatnya yang sangat adiktif,” tambah outlet tersebut, tetapi “perdagangan gelap” Captagon palsu telah berkembang pesat di Timur Tengah sejak saat itu.

    Obat tersebut tetap sangat umum di wilayah tersebut dan “sangat berkembang pesat” di negara-negara Teluk seperti Arab Saudi, Qatar, dan Uni Emirat Arab. 

    Versi obat terlarang tersebut merupakan campuran “amfetamin dan teofilin,” dan terkadang dicampur dengan zat lain seperti kafein dan parasetamol, pereda nyeri, menurut laporan Reuters .

    Seperti stimulan lainnya, Captagon membantu mencegah tidur dan rasa lapar sekaligus membuat pengguna lebih fokus. Obat tersebut tetap populer di kalangan pejuang dalam Perang Saudara Suriah dan militan dari ISIS. 

    Sejak setidaknya tahun 2014, Suriah telah dianggap sebagai produsen dan konsumen obat yang signifikan.

    Damaskus membantah kalau mereka terlibat dalam perdagangan Captagon.

    “Namun, narasumber mengatakan produksi dan distribusi obat tersebut “telah menghasilkan miliaran dolar” bagi Bashar al-Assad dan sekutunya kala berkuasa “saat mereka mencari jalur ekonomi,” menurut laporan Al Jazeera. 

    Meskipun obat tersebut tidak memiliki pengakuan nama di luar Timur Tengah, baik Inggris maupun Amerika Serikat telah menyatakan kekhawatiran atas produksinya yang terus berlanjut di Suriah . 

    Mendiang pemimpin Hamas Yahya Sinwar selama pertempuran di Gaza pada waktu yang tidak diketahui. (Tangkapan layar: rekaman Hamas/Al-Jazeera)

    Kemartiran Sinwar

    Oktober lalu, tentara Israel mengumumkan bahwa terbunuhnya pimpinan gerakan Hamas di Jalur Gaza adalah suatu kebetulan.

    “Kami tidak tahu Sinwar ada di sana,” kata juru bicara militer Daniel Hagari saat itu.

    “Awalnya kami mengidentifikasi dia sebagai pria bersenjata di dalam gedung. Dia terlihat mengenakan topeng dan melemparkan papan kayu ke arah pesawat tanpa awak, beberapa detik sebelum dia terbunuh.”

    Pada tanggal 18 Oktober, Hamas menyatakan berduka atas kematian pemimpinnya, Yahya Sinwar, dan mengonfirmasi bahwa ia tewas dalam konfrontasi dengan tentara Israel.

    Hal ini terjadi sehari setelah tentara Israel dan Shin Bet menerbitkan pernyataan bersama yang mengumumkan tewasnya tiga orang dalam operasi yang dilakukan oleh IDF di Jalur Gaza, termasuk Sinwar.

    Israel menganggap Sinwar sebagai arsitek Operasi Banjir Al-Aqsa yang dilancarkan oleh faksi-faksi Palestina di Gaza terhadap pemukiman Israel dan pangkalan-pangkalan militer yang berdekatan dengan Jalur Palestina pada 7 Oktober 2023, yang mengakibatkan kerugian besar bagi manusia dan militer Israel, serta berdampak negatif pada reputasi badan keamanan dan intelijen Israel di mata internasional. 

     

    (oln/khbrn/theweek/*)

     
     

  • Demi Redam Amarah Netanyahu, Hamas Selidiki Kesalahan Penyerahan Jenazah Sandera Israel – Halaman all

    Demi Redam Amarah Netanyahu, Hamas Selidiki Kesalahan Penyerahan Jenazah Sandera Israel – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu marah setelah Hamas salah menyerahkan jenazah para sandera.

    Hamas seharusnya menyerahkan empat jenazah, yakni Shiri Bibas beserta kedua anaknya, Kfir dan Ariel, serta Oded Lifshitz.

    Namun, ternyata jenazah Shiri Bibas tak ada di dalam peti mati yang diserahkan oleh Hamas kepada Israel.

    Akibatnya, Benjamin Netanyahu mengancam akan melakukan pembalasan karena gagal melepaskan jenazah sandera Shiri Bibas.

    Basem Naim, anggota biro politik Hamas, mengatakan “kesalahan yang tidak diharapkan” bisa saja terjadi, terutama karena pemboman Israel telah mencampurkan jasad sandera Israel dan warga Palestina, yang ribuan di antaranya masih terkubur di reruntuhan.

    “Kami menegaskan bahwa tidak sesuai dengan nilai-nilai atau kepentingan kami untuk menahan badan mana pun atau tidak mematuhi perjanjian dan kesepakatan yang kami tandatangani,” kata Basem Naim, dikutip dari Reuters.

    Hamsas mengatakan secara terpisah bahwa pihaknya akan menyelidiki pernyataan Israel dan mengumumkan hasilnya.

    Kegagalan menyerahkan jenazah keempat peti mati pada hari Kamis, memicu kemarahan di Israel dan memicu ancaman pembalasan dari Netanyahu.

    “Kami akan bertindak dengan tekad untuk membawa pulang Shiri beserta seluruh sandera kami – baik yang hidup maupun yang sudah meninggal – dan memastikan Hamas membayar harga penuh atas pelanggaran perjanjian yang kejam dan jahat ini,” kata Netanyahu.

    Ia menuduh Hamas bertindak “dengan cara yang sangat sinis” dengan menempatkan jasad seorang wanita Gaza di dalam peti jenazah, bukan Bibas.

    Hamas mengatakan pada November 2023 bahwa anak-anak dan ibu mereka telah tewas dalam serangan udara Israel.

    Kedua belah pihak telah berulang kali menuduh pihak lain melakukan pelanggaran gencatan senjata, dengan Hamas mengancam akan menunda pembebasan sandera atas apa yang disebutnya penolakan Israel untuk mengizinkan bahan perumahan dan bantuan lainnya masuk ke Gaza.

    Palang Merah mengatakan kepada Reuters bahwa pihaknya “prihatin dan tidak puas” dengan fakta bahwa penyerahan jenazah tidak dilakukan secara pribadi dan bermartabat.

    Salah satu kelompok utama yang mewakili keluarga sandera mengatakan mereka “ngeri dan hancur” mendengar berita bahwa jenazah Shiri Bibas belum dikembalikan, tetapi menyerukan gencatan senjata untuk terus membawa kembali seluruh 70 sandera yang masih berada di Gaza.

    “Selamatkan mereka dari mimpi buruk ini,” kata Forum Sandera dan Keluarga Hilang dalam sebuah pernyataan.

    Meskipun ada kemarahan atas Shiri Bibas, tidak ada indikasi bahwa Israel tidak akan mengambil bagian dalam pembicaraan mengenai fase kedua kesepakatan gencatan senjata.

    Militer Sebut Anak-Anak Bibas Dibunuh secara Keji

    Militer Israel menuduh Hamas telah membunuh dua anak laki-laki Bibas dengan “darah dingin” dan dengan “tangan kosong”.

    “Ariel dan Kfir Bibas dibunuh oleh teroris dengan darah dingin.”

    “Mereka tidak menembak dua anak laki-laki itu – mereka membunuh mereka dengan tangan kosong.”

    “Setelah itu, mereka melakukan tindakan mengerikan untuk menutupi kekejaman ini,” kata juru bicara militer Israel, Laksamana Muda Daniel Hagari, dikutip dari AFP.

    Secara terpisah, keluarga Bibas menuduh Benjamin Netanyahu gagal melindungi orang-orang yang mereka cintai selama serangan Hamas pada tahun 2023 dan gagal membawa mereka pulang.

    Komentar keluarga tersebut merupakan yang pertama sejak Israel mengumumkan bahwa jenazah yang diterima dari Hamas pada hari Kamis bukanlah jenazah Shiri Bibas seperti yang diklaim oleh kelompok militan Palestina tersebut.

    Halaman tersebut mengonfirmasi bahwa tiga jenazah lainnya yang diserahkan adalah jenazah aktivis perdamaian veteran Oded Lifshitz dan dua putra Shiri, Kfir dan Ariel.

    Kakak ipar Shiri, Ofri Bibas, menuduh bahwa otoritas Israel, khususnya Netanyahu, telah gagal melindungi para sandera dan telah menelantarkan mereka.

    “Adalah tanggung jawab dan kewajiban Israel untuk membawa mereka kembali hidup-hidup,” katanya dalam sebuah pernyataan yang dirilis atas nama keluarga melalui kelompok kampanye Israel, Forum Sandera dan Keluarga Hilang.

    “Tidak ada pengampunan bagi mereka yang menelantarkan mereka pada tanggal 7 Oktober, dan tidak ada pengampunan bagi mereka yang menelantarkan mereka dalam penahanan.”

    “Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, kami tidak menerima permintaan maaf dari Anda di saat yang menyakitkan ini,” katanya.

    Ofri Bibas pun memohon kepada Presiden AS Donald Trump untuk membantu Israel dan keluarganya menyelesaikan misi penting ini. (*)

  • Letkol IDF Brigade Givati Israel Tewas Tertimpa Derek yang Ambruk Tertiup Angin di Gaza Utara – Halaman all

    Letkol IDF Brigade Givati Israel Tewas Tertimpa Derek yang Ambruk Tertiup Angin di Gaza Utara – Halaman all

    Letkol IDF dan Tentara Israel Brigade Givati Tewas Tertimpa Derek yang Ambruk Tertiup Angin di Gaza Utara

    TRIBUNNEWS.COM – Militer Israel (IDF) mengonfirmasi pada Kamis (6/2/2025) kalau seorang perwira berpangkat letnan kolonel dan seorang prajurit tewas, tertimpa derek (crane) yang ambruk di Gaza Utara.

    Peristiwa itu juga mengakibatkan delapan tentara Israel terluka.

    “Militer Israel menyatakan bahwa salah satu korban adalah seorang letnan kolonel yang bertugas di pasukan cadangan pada Batalyon 51 di Brigade Golani,” kata laporan RNTV, dikutip Kamis.

    Lembaga penyiaran publik Israel, KAN melaporkan kalau derek tersebut ambruk akibat angin kencang dan menghantam tenda tempat para tentara Israel berada di dalamnya.

    Otoritas penyiaran mencatat bahwa IDF sedang menyelidiki insiden tersebut, dengan momfokuskan pada kurangnya persiapan terhadap kondisi cuaca buruk.

    Peristiwa ini terjadi saat Jalur Gaza dan daerah sekitarnya mengalami sistem tekanan rendah disertai hujan lebat dan angin kencang.

    BRIGADE GIVATI – Personel Brigade Givati dari Batalyon Shaked Tentara Israel (IDF) saat bermanuver di Gaza Utara. Brigade pasukan Israel ini sebagian besar sudah ditarik mundur dari Gaza Utara seiring terjadinya gencatan senjata dengan Hamas. (anews/tangkap layar)

    Brigade Givati Remuk

    Pada Januari silam, IDF juga mengungkapkan kerugian yang diderita Brigade Givati, pasukan infanteri Israel yang sebagian besar sudah ditarik mundur dari Jalur Gaza.

    Dikutip Khaberni, Brigade Givati diakui IDF kehilangan 86 prajurit dan perwira tingginya, termasuk sejumlah komandan di pasukan tersebut.

    Kematian personel Brigade Givati terjadi selama pertempuran di Jalur Gaza dan dalam serangan Banjir Al-Aqsa Hamas pada 7 Oktober 2023.

    Tentara IDF menambahkan dalam sebuah pernyataan yang diterbitkan pada Rabu (22/1/2025), “Pasukan Brigade Givati ​​​​di bawah komando Divisi 162 sedang mempersiapkan misi yang akan datang setelah berminggu-minggu pertempuran di wilayah Jabalia di Jalur Gaza utara”.

    Brigade Givati ​​​​adalah salah satu dari lima brigade infanteri di ketentaraan Israel.

    Mereka mundur dari Jalur Gaza utara dengan berlakunya perjanjian gencatan senjata antara Gerakan Perlawanan Palestina Hamas dan Israel pada Minggu lalu.

    Sebelumnya, media Israel memberitakan Brigade Givati ​​​​mundur dari Gaza, tanpa mendapat perintah untuk bersiap kembali lagi.

    Faksi-faksi milisi perlawanan Palestina menimbulkan kerugian besar pada tentara pendudukan Israel selama serangan dahsyat yang dilancarkan di Jalur Gaza utara selama lebih dari 100 hari.

    Sejak awal perang pada Oktober 2023, jumlah perwira dan tentara yang tewas di tentara Israel – yang namanya boleh dipublikasikan – telah mencapai 841 orang tewas, dan 5.656 orang terluka, namun laporan Palestina dan Israel menunjukkan bahwa jumlah korban sebenarnya adalah lebih tinggi dari itu.

    Banyak Kaki Tentara Brigade Givati Diamputasi

    Pada Februari 2024 silam, seorang perwira militer IDF, mengakui situasi sulit yang dialami pasukannya dalam pertempuran melawan kelompok perlawanan Palestina.

    Dilansir PT, dia mengakui kalau pasukan Israel, setiap hari masuk perangkap Hamas.

    Perwira tersebut adalah Kapten Avihai Sorshan, perwira militer Israel, dari Brigade Givati, pasukan infanteri Israel.

    Pada Selasa (6/2/2024) Sorshan mengatakan kalau dalam pertempuran, Brigade Al Qassam, sayap militer Hamas dan Brigade Al Quds, sayap militer PIJ, menghujani mereka dengan tembakan roket yang mematikan.

    “Roket-roket layaknya hujan deras menimpa kepala kami, oleh karena itu banyak tentara kami yang terbunuh, dan terluka,” katanya.

    Selain banyak yang terbunuh, tentara IDF juga banyak yang mengalami cacat seumur hidup karena serangan tersebut.

    “Banyak tentara di Brigade Givati, kehilangan kakinya, dan harus diamputasi, dan tidak ada yang bisa menghalangi neraka jahanam ini. Mereka kehilangan nyawanya demi para tawanan, dan kami setiap hari masuk perangkap Hamas.”

    Gadi Eisenkot, seorang anggota Knesset dan Kabinet Perang Israel mengumumkan, Israel, dalam proses pertukaran tawanan dengan Hamas, akan membayar biaya yang sangat besar, dan mengerikan.

    Tentara Israel membawa peti jenazah tentara IDF yang tewas di wilayah Al Quds, Palestina, pada 9 November 2023. (tangkap layar AP/Al-Mayadeen)

    Sementara itu, Juru bicara Angkatan Bersenjata Rezim Zionis, Daniel Hagari, mengatakan, baru-baru ini 31 tawanan Israel, terbunuh di Jalur Gaza per Februari 2024.

    Terkait hal ini, Hamas berulangkali mengumumkan, puluhan tawanan Israel, di Gaza, terbunuh karena serangan, dan pemboman pasukan IDF sendiri.

    Di sisi lain, Militer Israel, mengabarkan, Mayor David Shakori, Wakil Komandan Batalyon ke-601, Angkatan Bersenjata Israel, terbunuh dalam pertempuran di utara Jalur Gaza.

    Kepala Staf Pasukan Pertahanan Israel (IDF), Herzi Halevi, menghadiri upacara peletakan karangan bunga untuk memperingati Hari Peringatan Holocaust bagi enam juta orang Yahudi yang tewas dalam Perang Dunia II, di Monumen Holocaust Yad Vashem di Yerusalem pada 6 Mei 2024. (AMIR COHEN / POOL / AFP)

    Israel Gagal Capai Target Perang

    Pengumuman IDF tentang kerugian yang dialami Brigade Givati datang setelah pengakuan Kepala IDF saat itu, Letnan Jenderal Herzi Halevi atas kegagalan lainnya militer Israel di Perang Gaza.

    Halevi yang sudah mengundurkan diri, mengatakan mereka belum mencapai semua tujuan militernya di Gaza.

    “Tujuan perang belum semuanya tercapai. Militer akan terus berjuang untuk lebih menghancurkan Hamas dan kemampuan pemerintahannya, memastikan kembalinya para sandera dan memungkinkan warga Israel yang mengungsi untuk kembali ke rumah,” katanya dalam surat pengunduran dirinya.

    Dalam surat pengunduran dirinya yang dirilis oleh militer, Halevi mengatakan kalau dia mengundurkan diri, “Karena pengakuan saya atas tanggung jawab atas kegagalan (militer) pada tanggal 7 Oktober.”

    Pemimpin oposisi “Israel” Yair Lapid memuji Halevi karena mengundurkan diri dan meminta Perdana Menteri Benjamin Netanyahu untuk melakukan hal yang sama.

    “Sekarang, saatnya bagi mereka untuk bertanggung jawab dan mengundurkan diri — perdana menteri dan seluruh pemerintahannya yang membawa bencana,” katanya.

    Mayor Jenderal Yaron Finkelman, kepala komando militer selatan Israel, yang bertanggung jawab atas Gaza, juga mengundurkan diri.

    Herzi Halevi meminta untuk meninggalkan jabatannya pada tanggal 6 Maret, dengan mengatakan, “Sampai saat itu, saya akan menyelesaikan penyelidikan atas peristiwa tanggal 7 Oktober dan memperkuat kesiapan (militer)”.

     

    (oln/khbrn/pt/*)

     

  • Media Israel: Hasil Menarik Terungkap dari Autopsi Yahya Sinwar, Berperang Pakai Doping Captagon? – Halaman all

    Apa yang Dipegang Mendiang Yahya Sinwar di Tangannya Dalam Pertempuran di Gaza? – Halaman all

    Apa yang Dipegang Mendiang Yahya Sinwar di Tangannya Dalam Pertempuran di Gaza?

    TRIBUNNEWS.COM – Pada 24 Januari 2025, Al Jazeera menyiarkan rekaman Yahya Sinwar yang belum pernah dipublikasikan sebelumnya.

    Video itu memberikan pandangan sekilas tentang kegiatan militer sang mantan pemimpin Hamas saat masih hidup selama agresi Israel baru-baru ini di Gaza.

    Sinwar, yang tewas pada Oktober 2024 selama pertempuran dengan pasukan Israel di Rafah, digambarkan dalam berbagai frame.

    Sinwar terlihat bergerak di antara puing-puing bangunan yang hancur di Gaza, melihat rencana pertempuran, dan bahkan melakukan kontak dekat dengan tank Israel yang lewat di dekat gedung tempat dia berada.

    Dalam satu segmen, Sinwar terlihat berjalan melalui puing-puing Gaza, dibalut sebuah selimut lebar untuk mengaburkan identitasnya.

    Berpakaian rompi gaya militer, dia memberi isyarat dengan tegas ke arah kamera.

    Pemimpin Hamas di Gaza, Yahya Sinwar dalam pertempuran di Gaza sebelum meninggal dibunuh Israel. (rntv/tangkap layar AJA)

    Dalam klip ini, Yahya Sinwar memegang sepotong benda hitam seperti tabung, membuat banyak pengguna media sosial bertanya-tanya apa itu.

    Rekaman itu memang tidak secara jelas menunjukkan apa yang dipegang SIwar.

    Hanya, potongan itu terlihat menyerupai ““crossfire spotting scope”, periskop atau teropong dalam pertempuran dan adu tembak.

    Periskop ini lazim disebut sebagai “angled spotting scope” – yang biasa digunakan dalam pertempuran dengan jenis perang perkotaan.

    Menggunakan alat optik ini, para petempur dapat melihat apa yang ada di balik dinding tanpa harus menjulurkan kepala mereka dan terjebak dalam baku tembak.

    Jenis periskop atau teropong tempur yang diduga dipegang Yahya Sinwar dalam pertempuran terakhirnya di Gaza. (rntv/tangkap layar AJA)

    Pengguna lain media sosial berspekulasi kalau benda yang dipegang mendiang Yahya Sinwar adalah ‘kekeran’ biasa atau dengan jenis night vision, baik untuk ditempelkan pada senjata atau digunakan secara terpisah.

    Dalam klip lain, yang diberikan oleh sayap militer Hamas kepada Al-Jazeera, Yahya Sinwar berjalan dengan latar belakang tembok dengan coretan di dinding bertulisan berbahasa Ibrani yang bermakna “utara”.

    “Ini menunjukkan bahwa tentara Israel sebelumnya telah menduduki dan membersihkan bangunan yang sama pada waktu sebelumnya (lokasi Sinwar berjalan),” tulis ulasan RNTV, dikutip Senin (27/1/2025).

    Klip lain menunjukkan Sinwar duduk di lantai sebuah ruangan utuh, memeriksa peta dengan sesama komandan. Kedua pria itu melacak rute dan menunjuk ke lokasi tertentu.

    Rekaman tambahan menangkap Sinwar berjalan di antara para pejuang, memegang tongkat, dan melontarkan kata-kata motivasi. 

    Dia berbicara kepada rekan-rekannya dan para pendukungnya dengan pesan: “Pintu menuju kebebasan diketuk oleh setiap tangan berlumuran darah”.

    Al Jazeera rilis video Yahya Sinwar sebelum kematiannya (Al Jazeera/Tangkap layar YouTube MEE)

    Rekaman Eksklusif

    Seperti diberitakan Jaringan berita Al Jazeera merilis video eksklusif yang belum pernah dipublikasikan sebelumnya, menampilkan pemimpin Hamas, Yahya Sinwar, yang telah tewas dalam serangan Israel pada Oktober lalu.

    Dalam video yang dirilis pada hari Jumat (24/1/2025), tampak Yahya Sinwar sedang berjalan di antara reruntuhan dan berpindah dari satu lokasi ke lokasi lain di Gaza.

    Video tersebut kemudian diunggah kembali oleh sejumlah media, termasuk media berbasis di London, Middle East Eye (MEE).

    Dalam video, bangunan di sekitar Sinwar rusak dan runtuh, mencerminkan kehancuran akibat konflik.

    Sinwar terlihat berjalan menyusuri berbagai tempat dengan mengenakan rompi militer, serta menggunakan tongkat kayu untuk membantunya berjalan.

    Bagian kepala dan tubuhnya tertutup kain.

    “Dan pintu merah kebebasan diketuk dengan setiap tangan yang berlumuran darah,” ucap Sinwar dalam video tersebut.

    Al Jazeera rilis video Yahya Sinwar sebelum kematiannya (Al Jazeera/Tangkap layar YouTube MEE)

    Momen lain dalam video memperlihatkan Sinwar duduk di lantai bersama seorang pria lainnya, sambil menunjuk ke arah peta yang terbentang di hadapan mereka.

    Narasi dalam video tersebut menyebutkan bahwa pria yang duduk di samping Sinwar adalah Mahmoud Hamdan, komandan batalion Tel Al-Sultan di Rafah.

    Mereka sedang merencanakan sebuah operasi di Rafah.

    Mahmoud Hamdan juga telah tewas dalam serangan Israel pada September lalu, menurut laporan jpost.com.

    Momen Terakhir Yahya Sinwar Berhadapan dengan Drone Israel

    Militer Israel pertama kali mengumumkan bahwa pasukannya membunuh pemimpin Hamas, Yahya Sinwar, dalam sebuah operasi di Gaza Selatan pada Rabu (16/10/2024).

    Sebagai bukti, militer Israel merilis sebuah video yang diklaim menunjukkan saat-saat terakhir Sinwar.

    Ditemukannya Sinwar mengejutkan berbagai pihak.

    Karena selama bulan-bulan terakhir hidupnya, Sinwar diyakini berhenti menggunakan telepon dan peralatan komunikasi lainnya yang mungkin memungkinkan intelijen Israel melacaknya.

    Sinwar diyakini bersembunyi di jaringan terowongan luas yang digali Hamas di bawah Gaza selama dua dekade terakhir.

    Tetapi berdasarkan laporan Sky News pada Oktober lalu, kematian Yahya Sinwar tampaknya dikarenakan pertemuannya yang tidak sengaja dengan pasukan Israel, bukan operasi yang direncanakan.

    Pejabat militer Israel menyatakan bahwa Yahya Sinwar terbunuh setelah ia keluar dari sistem terowongan bawah tanah saat mencoba berpindah ke lokasi yang lebih aman.

    Mereka mengatakan Yahya Sinwar ditemukan oleh prajurit infanteri yang sedang berpatroli di area Tal El Sultan, Gaza bagian selatan.

    Militer Israel meyakini bahwa anggota senior Hamas berada di wilayah tersebut.

    Tentara Israel melihat tiga orang yang diduga anggota Hamas bergerak di dalam sebuah gedung dan melepaskan tembakan.

    Aksi tersebut menyebabkan baku tembak.

    Israel merilis video detik-detik Yahya Sinwar sebelum diklaim militer Israel terbunuh (Tangkapan Layar Video X/Twitter)

    Sinwar kemudian diyakini berlari ke gedung yang hancur.

    Menurut sejumlah media Israel, tank dan misil ditembakkan ke gedung tersebut.

    Juru bicara militer Israel, Laksamana Muda Daniel Hagari, mengatakan pada titik itu, bahwa Sinwar hanya diidentifikasi sebagai seorang pejuang, bukan pemimpin Hamas.

    Pasukan Israel lantas memasuki bangunan yang hancur dan menemukannya dengan senjata, jaket antipeluru, serta sejumlah uang.

    “Ia mencoba menyelamatkan diri, dan pasukan kami menghabisinya,” klaim Laksamana Muda Hagari dalam konferensi pers yang disiarkan televisi.

     

     

    (oln/rntv/*)

  • Video Reaksi Marah Israel saat Hamas Akrab dengan Sandera, Sebut Aksi Propaganda dan Diberi ‘Obat’ – Halaman all

    Video Reaksi Marah Israel saat Hamas Akrab dengan Sandera, Sebut Aksi Propaganda dan Diberi ‘Obat’ – Halaman all

    Hamas telah membebaskan 4 tentara wanita Israel yang menjadi sandera di Gaza pada Sabtu (25/1/2025).

    Tayang: Senin, 27 Januari 2025 14:23 WIB

    TRIBUNNEWS.COM – Hamas telah membebaskan empat tentara wanita Israel yang menjadi sandera di Gaza pada Sabtu (25/1/2025). 

    Dalam pembebasan itu, Hamas menerbitkan video yang memperlihatkan kondisi keempat tentara wanita Israel. 

    Terlihat keempat sandera menggunakan seragam semi militer saat hendak dipulangkan. 

    Militan Palestina ini juga memberi sertifikat berbingkai dan gantungan kunci bergambar bendera Palestina. 

    Bahkan keempat sandera mengucapkan terima kasih kepada Hamas dalam Bahasa Arab. 

    Namun perlakuan Hamas mendapat kecaman dari Juru Bicara Militer Israel, Daniel Hagari. 

    (*)

    Berita selengkapnya simak video di atas.

    “);
    $(“#latestul”).append(“”);
    $(“.loading”).show();
    var newlast = getLast;
    $.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest_section/?callback=?”, {start: newlast,section:’15’,img:’thumb2′}, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    if(val.title){
    newlast = newlast + 1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;
    if(val.c_url) cat = “”+val.c_title+””;
    else cat=””;

    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    }
    else{
    $(“#latestul”).append(‘Tampilkan lainnya’);
    $(“#test3”).val(“Done”);
    return false;
    }
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    else if (getLast > 150) {
    if ($(“#ltldmr”).length == 0){
    $(“#latestul”).append(‘Tampilkan lainnya’);
    }
    }
    }
    });
    });

    function loadmore(){
    if ($(“#ltldmr”).length > 0) $(“#ltldmr”).remove();
    var getLast = parseInt($(“#latestul > li:last-child”).attr(“data-sort”));
    $(“#latestul”).append(“”);
    $(“.loading”).show();
    var newlast = getLast ;
    if($(“#test3”).val() == ‘Done’){
    newlast=0;
    $.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest”, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    if(val.title){
    newlast = newlast + 1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;
    if(val.c_url) cat = “”+val.c_title+””;
    else cat=””;
    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    }else{
    return false;
    }
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    else{
    $.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest_section/?callback=?”, {start: newlast,section:sectionid,img:’thumb2′,total:’40’}, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    if(val.title){
    newlast = newlast+1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;

    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    }else{
    return false;
    }
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    }

    Berita Terkini

  • Hamas Tunda Bebaskan Tahanan Israel Erbil Yehud hingga Sabtu Depan, Mengapa? – Halaman all

    Hamas Tunda Bebaskan Tahanan Israel Erbil Yehud hingga Sabtu Depan, Mengapa? – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Gerakan Perlawanan Islam Palestina (Hamas) menunda pembebasan Erbil Yehud, seorang tahanan Israel, hingga pertukaran tahanan selanjutnya pada Sabtu (1/2/2025).

    Sebelumnya, Hamas membebaskan empat tentara wanita Israel dalam pertukaran tahanan kedua, dengan imbalan pembebasan 200 tahanan Palestina pada Sabtu (25/1/2025) kemarin.

    Kasus Erbil Yehud menjadi perhatian di Israel setelah ia tidak dibebaskan pada Sabtu kemarin sebagai bagian dari pembebasan kedua dan memasuki tahap penyerahan tentara wanita Israel yang ditahan Hamas.

    Hamas menunda membebaskan Erbil Yehud karena Hamas mengklasifikasikan dia sebagai tentara wanita Israel yang dilatih di bidang astronomi.

    Sedangkan Israel mengatakan Erbil Yehud adalah warga sipil dan menuduh Hamas melanggar perjanjian gencatan senjata untuk membebaskan warga sipil terlebih dahulu.

    Erbil Yehud ditahan oleh Brigade Al-Quds, salah satu sayap militer faksi Palestina yang berafiliasi dengan Hamas dalam Operasi Banjir Al-Aqsa pada 7 Oktober 2023.

    “Erbil adalah seorang wanita militer Yahudi yang dilatih dalam program luar angkasa tentara Israel, dan merupakan tahanan Brigade Al-Quds (sayap militer Gerakan Jihad Islam), dalam kapasitasnya sebagai seorang prajurit,” kata sumber resmi di Gerakan Jihad Islam (PIJ), Sabtu.

    “Erbil Yehud akan dibebaskan sesuai ketentuan kesepakatan pertukaran yang disepakati, dan mediator memberi tahu kami bahwa dia masih hidup dan akan dibebaskan Sabtu depan,” menurut apa yang dilaporkan oleh Al Jazeera.

    Sementara itu sumber Hamas juga membenarkan bahwa Erbil Yehud masih hidup.

    “Para mediator memberi tahu kami bahwa Erbil Yehud masih hidup dan akan dibebaskan Sabtu depan,” kata sumber Hamas.

    Sebelumnya, kantor Perdana Menteri pendudukan Israel, Benjamin Netanyahu, menegaskan warga Palestina di Jalur Gaza tidak boleh memasuki wilayah Jalur Gaza utara hingga Erbil Yehud dibebaskan.

    “Berdasarkan perjanjian (gencatan senjata Israel-Hamas), Israel tidak akan mengizinkan penduduk Gaza masuk ke Jalur Gaza utara, sampai ada pengaturan untuk pembebasan Erbil Yehud, yang seharusnya akan dirilis hari ini,” kata kantor Netanyahu, Sabtu.

    Juru bicara tentara pendudukan Israel (IDF), Daniel Hagari, menuduh Hamas tidak mematuhi perjanjian yang disepakati kedua pihak.

    “Hamas tidak mematuhi perjanjian yang disepakati antara mereka untuk menukar tahanan dan sandera dari Jalur Gaza, dan kami akan berupaya mengembalikan mereka yang diculik, dan kami berkomitmen untuk itu,” katanya.

    Erbil Yehud (29) adalah wanita yang tinggal di pemukiman Nir Oz (pemukiman dekat timur Kegubernuran Khan Yunis, selatan Jalur Gaza).

    Menurut media Israel, Erbil Yehud ditangkap dari rumahnya bersama temannya, Ariel Kunio, yang juga tinggal di pemukiman tersebut.

    Erbil Yehud ditampilkan di berbagai media Israel sebagai orang yang sangat tertarik dengan astronomi dan tidak ditahan oleh Brigade Al-Qassam (sayap militer Hamas), melainkan oleh faksi lain yaitu Gerakan Jihad Islam.

    Saat menelusuri data pertama yang dipublikasikan oleh media Israel dan halaman media sosial yang dibuat untuk tahanan Israel setelah 7 Oktober 2023, tampaknya Erbil Yehud mendapat pelatihan eksplorasi ruang angkasa dan astronomi di militer Israel.

    Jumlah Korban di Jalur Gaza

    Jumlah kematian warga Palestina meningkat menjadi lebih dari 47.283 jiwa dan 111.472 lainnya terluka sejak Sabtu (7/10/2023) hingga Kamis (23/1/2025) menurut Kementerian Kesehatan Gaza, dan 1.147 kematian di wilayah Israel, dikutip dari Anadolu Agency.

    Sebelumnya, Israel mulai menyerang Jalur Gaza setelah gerakan perlawanan Palestina, Hamas, meluncurkan Operasi Banjir Al-Aqsa pada Sabtu (7/10/2023), untuk melawan pendudukan Israel dan kekerasan di Al-Aqsa sejak pendirian Israel di Palestina pada 1948.

    Israel mengklaim ada 101 tahanan yang hidup atau tewas dan masih ditahan Hamas di Jalur Gaza, setelah pertukaran 105 tahanan dengan 240 tahanan Palestina pada akhir November 2023.

    Pada Minggu (19/1/2025), Israel-Hamas melakukan pertukaran 3 wanita Israel dengan 90 warga Palestina sebagai bagian dari tahap 1 dalam perjanjian gencatan senjata.

    Israel dan Hamas melakukan pertukaran tahanan kedua pada 25 Januari 2025, dengan menukar 4 tahanan tentara wanita Israel dengan 200 tahanan Palestina.

    (Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)

    Berita lain terkait Konflik Palestina vs Israel

  • Brigade Givati IDF Hancur-hancuran Saat Ditarik Mundur dari Gaza, Israel Gagal Capai Target Perang – Halaman all

    Brigade Givati IDF Hancur-hancuran Saat Ditarik Mundur dari Gaza, Israel Gagal Capai Target Perang – Halaman all

    Brigade Givati IDF Hancur-hancuran Ditarik Mundur dari Gaza Saat Israel Gagal Capai Target Perang

     
    TRIBUNNEWS.COM – Militer Israel (IDF) mengungkapkan kerugian yang diderita Brigade Givati, pasukan infanteri Israel yang menarik diri dari Jalur Gaza selama beberapa hari terakhir.

    Dikutip Khaberni, Brigade Givati diakui IDF kehilangan 86 prajurit dan perwira tingginya, termasuk sejumlah komandan di pasukan tersebut.

    Kematian personel Brigade Givati terjadi selama pertempuran di Jalur Gaza dan dalam serangan Banjir Al-Aqsa Hamas pada 7 Oktober 2023.

    Tentara IDF menambahkan dalam sebuah pernyataan yang diterbitkan pada Rabu (22/1/2025), “Pasukan Brigade Givati ​​​​di bawah komando Divisi 162 sedang mempersiapkan misi yang akan datang setelah berminggu-minggu pertempuran di wilayah Jabalia di Jalur Gaza utara”.

    Brigade Givati ​​​​adalah salah satu dari lima brigade infanteri di ketentaraan Israel.

    Mereka mundur dari Jalur Gaza utara dengan berlakunya perjanjian gencatan senjata antara Gerakan Perlawanan Palestina Hamas dan Israel pada Minggu lalu.

    Sebelumnya, media Israel memberitakan Brigade Givati ​​​​mundur dari Gaza, tanpa mendapat perintah untuk bersiap kembali lagi.

    Faksi-faksi milisi perlawanan Palestina menimbulkan kerugian besar pada tentara pendudukan Israel selama serangan dahsyat yang dilancarkan di Jalur Gaza utara selama lebih dari 100 hari.

    Sejak awal perang pada Oktober 2023, jumlah perwira dan tentara yang tewas di tentara Israel – yang namanya boleh dipublikasikan – telah mencapai 841 orang tewas, dan 5.656 orang terluka, namun laporan Palestina dan Israel menunjukkan bahwa jumlah korban sebenarnya adalah lebih tinggi dari itu.

    Banyak Kaki Tentara Brigade Givati Diamputasi

    Pada Februari 2024 silam, seorang perwira militer IDF, mengakui situasi sulit yang dialami pasukannya dalam pertempuran melawan kelompok perlawanan Palestina.

    Dilansir PT, dia mengakui kalau pasukan Israel, setiap hari masuk perangkap Hamas.

    Perwira tersebut adalah Kapten Avihai Sorshan, perwira militer Israel, dari Brigade Givati, pasukan infanteri Israel.

    Pada Selasa (6/2/2024) Sorshan mengatakan kalau dalam pertempuran, Brigade Al Qassam, sayap militer Hamas dan Brigade Al Quds, sayap militer PIJ, menghujani mereka dengan tembakan roket yang mematikan.

    “Roket-roket layaknya hujan deras menimpa kepala kami, oleh karena itu banyak tentara kami yang terbunuh, dan terluka,” katanya.

    Selain banyak yang terbunuh, tentara IDF juga banyak yang mengalami cacat seumur hidup karena serangan tersebut.

    “Banyak tentara di Brigade Givati, kehilangan kakinya, dan harus diamputasi, dan tidak ada yang bisa menghalangi neraka jahanam ini. Mereka kehilangan nyawanya demi para tawanan, dan kami setiap hari masuk perangkap Hamas.”

    Gadi Eisenkot, seorang anggota Knesset dan Kabinet Perang Israel mengumumkan, Israel, dalam proses pertukaran tawanan dengan Hamas, akan membayar biaya yang sangat besar, dan mengerikan.

    Tentara Israel membawa peti jenazah tentara IDF yang tewas di wilayah Al Quds, Palestina, pada 9 November 2023. (tangkap layar AP/Al-Mayadeen)

    Sementara itu, Juru bicara Angkatan Bersenjata Rezim Zionis, Daniel Hagari, mengatakan, baru-baru ini 31 tawanan Israel, terbunuh di Jalur Gaza per Februari 2024.

    Terkait hal ini, Hamas berulangkali mengumumkan, puluhan tawanan Israel, di Gaza, terbunuh karena serangan, dan pemboman pasukan IDF sendiri.

    Di sisi lain, Militer Israel, mengabarkan, Mayor David Shakori, Wakil Komandan Batalyon ke-601, Angkatan Bersenjata Israel, terbunuh dalam pertempuran di utara Jalur Gaza.

    Kepala Staf Pasukan Pertahanan Israel (IDF), Herzi Halevi, menghadiri upacara peletakan karangan bunga untuk memperingati Hari Peringatan Holocaust bagi enam juta orang Yahudi yang tewas dalam Perang Dunia II, di Monumen Holocaust Yad Vashem di Yerusalem pada 6 Mei 2024. (AMIR COHEN / POOL / AFP)

    Israel Gagal Capai Target Perang

    Pengumuman IDF tentang kerugian yang dialami Brigade Givati datang setelah pengakuan Kepala IDF Letnan Jenderal Herzi Halevi atas kegagalan lainnya militer Israel di Perang Gaza.

    Halevi yang mengundurkan diri pada Selasa, mengatakan mereka belum mencapai semua tujuan militernya di Gaza.

    “Tujuan perang belum semuanya tercapai. Militer akan terus berjuang untuk lebih menghancurkan Hamas dan kemampuan pemerintahannya, memastikan kembalinya para sandera dan memungkinkan warga Israel yang mengungsi untuk kembali ke rumah,” katanya dalam surat pengunduran dirinya.

    Dalam surat pengunduran dirinya yang dirilis oleh militer, Halevi mengatakan kalau dia mengundurkan diri, “Karena pengakuan saya atas tanggung jawab atas kegagalan (militer) pada tanggal 7 Oktober.”

    Pemimpin oposisi “Israel” Yair Lapid memuji Halevi karena mengundurkan diri dan meminta Perdana Menteri Benjamin Netanyahu untuk melakukan hal yang sama.

    “Sekarang, saatnya bagi mereka untuk bertanggung jawab dan mengundurkan diri — perdana menteri dan seluruh pemerintahannya yang membawa bencana,” katanya.

    Mayor Jenderal Yaron Finkelman, kepala komando militer selatan Israel, yang bertanggung jawab atas Gaza, juga mengundurkan diri.

    Herzi Halevi meminta untuk meninggalkan jabatannya pada tanggal 6 Maret, dengan mengatakan, “Sampai saat itu, saya akan menyelesaikan penyelidikan atas peristiwa tanggal 7 Oktober dan memperkuat kesiapan (militer)”.

     

    (oln/khbrn/pt/*)

     
     

  • 2 Kandidat Pengganti Herzi Halevi, Eyal Zamir si Favorit Netanyahu dan Wakil Kepala IDF Amir Baram – Halaman all

    2 Kandidat Pengganti Herzi Halevi, Eyal Zamir si Favorit Netanyahu dan Wakil Kepala IDF Amir Baram – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Posisi Kepala Staf IDF (Angkatan Pertahanan Israel) yang bakal segera kosong setelah pengunduran diri Letnan Jenderal Herzi Halevi, kini menjadi sorotan.

    Ada dua kandidat utama yang diperkirakan akan menggantikannya.

    Kedua kandidat tersebut adalah Eyal Zamir, yang saat ini menjabat sebagai Direktur Jenderal Kementerian Pertahanan.

    Kandidat kuat kedua yaitu Mayor Jenderal Amir Baram, Wakil Kepala Staf IDF.

    Dikutip dari Jerusalem Post, berikut ini profil mereka.

    Eyal Zamir: Favorit Netanyahu

    Eyal Zamir merupakan mantan Wakil Kepala Staf IDF.

    Eyal Zamir dianggap sebagai kandidat utama yang paling disukai oleh Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu.

    Meskipun saat pemilihan terakhir, Yair Lapid menjabat sebagai Perdana Menteri dan Benny Gantz sebagai Menteri Pertahanan, Zamir saat itu adalah kandidat favorit Netanyahu untuk posisi Kepala Staf IDF.

    Dalam pemilihan terakhir, ia menduduki posisi kedua, menjadikannya salah satu kandidat terkuat untuk menggantikan Halevi.

    Zamir dikenal sebagai sosok yang berpengalaman dalam dunia militer dan memiliki hubungan baik dengan Netanyahu.

    Keterlibatannya dalam berbagai operasi militer serta pengalamannya di Kementerian Pertahanan memperkuat posisinya sebagai calon yang layak untuk mengisi posisi tersebut.

    Eyal Zamir, mantan Wakil Kepala Staf IDF, dianggap sebagai kandidat utama yang paling disukai oleh Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu.

    Mayor Jenderal Amir Baram: Kandidat Kedua yang Kuat

    Selain Zamir, Mayor Jenderal Amir Baram, yang saat ini menjabat sebagai Wakil Kepala Staf IDF, juga diperkirakan sebagai salah satu kandidat pengganti Halevi.

    Berbeda dengan Zamir, Baram memiliki hubungan yang kurang harmonis dengan Halevi dan lebih dekat dengan pendahulu Halevi, Aviv Kohavi.

    Hal ini membuatnya menjadi pilihan yang lebih berbeda, namun tetap kuat, di kalangan beberapa anggota IDF.

    Baram dikenal karena pendekatannya yang tegas dan berani dalam menghadapi tantangan militer, serta pengalamannya yang panjang di IDF.

    Meskipun ia tidak memiliki kedekatan langsung dengan Netanyahu, Baram tetap dianggap sebagai kandidat yang layak dan kompeten.

    Proses Seleksi Cepat

    Menteri Pertahanan Israel, Yoav Katz, telah menyampaikan bahwa proses seleksi untuk posisi Kepala Staf IDF akan segera dimulai.

    Biasanya, pemilihan Kepala Staf membutuhkan waktu yang cukup lama.

    Katz diperkirakan akan memilih pengganti Halevi lebih cepat, dengan kemungkinan keputusan dibuat dalam waktu beberapa hari ke depan.

    Katz berkomitmen untuk memulai proses wawancara dan seleksi kandidat segera.

    Ada kemungkinan besar dia memilih Eyal Zamir sebagai Kepala Staf IDF yang baru.

    Pemilihan yang cepat ini mencerminkan urgensi situasi keamanan Israel pasca pengunduran diri Halevi.

    Komandan Kepala Staf Angkatan Darat Israel (IDF), Letnan Jenderal Herzi Halevi, mengumumkan pengunduran dirinya pada Selasa (21/1/2025), Al Monitor melaporkan.

    Alasan pengunduran dirinya adalah kegagalan militer dalam mencegah serangan Hamas pada 7 Oktober 2023.

    Dalam sebuah pernyataan resmi, Halevi mengungkapkan bahwa ia akan mengundurkan diri pada 6 Maret 2025.

    Itu artinya sekitar 10 bulan lebih cepat dari masa jabatan standar yang biasanya dijalani oleh Kepala Staf IDF, yaitu tiga tahun, Anadolu Ajansi melaporkan.

    Halevi mengatakan bahwa ia merasa bertanggung jawab atas kegagalan militer tersebut.

    Dia pun sudah memberi tahu Perdana Menteri Benjamin Netanyahu serta Menteri Pertahanan Israel Yoav Katz mengenai niatnya tersebut.

    “Saya akan mengundurkan diri sesuai dengan janji saya pada Oktober 2023 untuk bertanggung jawab atas kegagalan 7 Oktober,” ungkap Halevi dalam pidatonya.

    Dikutip dari Jerusalem Post, Halevi menambahkan walaupun kegagalan 7 Oktober menjadi momen penting, IDF telah berhasil menekan situasi di Tepi Barat, yang memungkinkan militer untuk memfokuskan sebagian besar upayanya pada dua front utama: Hamas di Gaza dan Hizbullah di Lebanon.

    Halevi menegaskan bahwa tujuan perang Israel masih terbuka.

    Tujuan tersebut meliputi mengakhiri kendali politik Hamas atas Gaza dan memulangkan 94 sandera yang masih tertahan.

    Keputusan Halevi untuk mengundurkan diri juga memunculkan spekulasi tentang masa depan sejumlah pejabat tinggi IDF lainnya.

    Salah satunya adalah Juru Bicara IDF, Laksamana Muda Daniel Hagari, yang memiliki hubungan dekat dengan Halevi.

    Hagari telah mengindikasikan bahwa ia siap untuk tetap menjabat jika diminta oleh Kepala Staf IDF yang baru.

    Sementara itu, sejumlah pejabat intelijen senior, termasuk Direktur Shin Bet, Ronen Bar, serta Kepala Angkatan Udara Tomer Bar dan Kepala Angkatan Laut David Saar Salama, diperkirakan akan menghadapi perubahan posisi setelah pengunduran diri Halevi.

    Meskipun demikian, David Barnea, Direktur Mossad, diperkirakan tidak akan mengundurkan diri dalam waktu dekat karena hubungan baiknya dengan Netanyahu dan peran Mossad yang tidak terkait langsung dengan kejadian 7 Oktober.

    (Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)

  • Israel Bebaskan 90 Tahanan Palestina, Hamas Lepaskan 3 Sandera

    Israel Bebaskan 90 Tahanan Palestina, Hamas Lepaskan 3 Sandera

    Jakarta

    Pemerintah Israel mengaku sudah membebaskan 90 orang tahanan Palestina.

    Pembebasan ini sebagai bagian dari tahap pertama kesepakatan gencatan senjata, kata pejabat Israel.

    Sebelumnya, pada hari Minggu (19/01), tiga orang sandera warga negara Israel telah dibebaskan oleh kelompok Hamas ke Palang Merah di Kota Gaza.

    Tiga orang ini kemudian diserahkan kepada militer Israel.

    Peristiwa ini terjadi beberapa jam setelah gencatan senjata dimulai.

    Para perempuan yang dibebaskan oleh Hamas itu adalah Doron Steinbrecher (31 tahun), Emily Damari (28 tahun, warga negara Inggris-Israel), serta Romi Gonen (24 tahun)

    Getty ImagesDetik-detik ketika seorang sandera dibebaskan oleh kelompok Hamas untuk diserahkan ke Palang Merah Internasional.

    Emilymengenakan perban di atas dua jarinya yang hilangmemeluk ibunya, dalam panggilan video yang dibagikan kepada BBC.

    Kelompok Hamas mengatakan, bagi setiap sandera warga Israel yang dibebaskan, Israel akan membebaskan 30 tahanan dari penjara Israel.

    Gencatan senjata di Gaza mulai berlaku setelah sempat ditunda pada menit-menit terakhir.

    Seperti apa suasana di Gaza saat gencatan senjata dimulai?

    AFPWarga Palestina merayakan gencatan senjata, pada Minggu (19/01).

    Gencatan senjata antara Israel dan Hamas di Gaza, akhirnya dimulai pada Minggu (19/01) pukul 11:15 waktu setempat (16:15 WIB), setelah mengalami penundaan selama tiga jam.

    Pemerintah Israel merilis 33 nama sandera yang akan dibebaskan Hamas sebagai bagian dari tahap pertama kesepakatan gencatan senjata.

    Sebagaimana dipaparkan melalui akun resmi pemerintah Israel di media sosial X, daftar tersebut mencakup nama sandera termuda dan tertua. Sandera termuda adalah Kfir Bibas yang berusia sembilan bulan ketika ditawan, sedangkan sandera tertua adalah Shlomo Mantzur yang berusia 86 tahun.

    Beberapa saat sebelumnya, Hamas melalui aplikasi obrolan Telegram merilis nama tiga sandera yang akan mereka bebaskan.

    Warga Palestina sontak merayakan gencatan senjata di Gaza. Mereka mengibarkan bendera Palestina seraya bersorak-sorai.

    Ratusan truk bantuan kini menunggu untuk memasuki Gaza. Masuknya rombongan truk itu adalah salah satu syarat bagi terwujudnya kesepakatan gencatan senjata.

    Getty ImagesWarga Palestina menyambut kesepakatan gencatan senjata di Deir Al Balah, Gaza, pada Minggu (19/01).

    Di sisi lain, sesaat setelah gencatan senjata berlangsung, Partai Kekuatan Yahudi yang berhaluan ekstrem kanan mengumumkan bahwa mereka akan meninggalkan pemerintahan Israel sebagai protes atas kesepakatan gencatan senjata. Akibatnya, jumlah kursi yang dikuasai partai-partai pendukung Perdana Menteri Benjamin Netanyahu di parlemen masih mayoritas tapi tipis.

    Menteri Keamanan Nasional, Itamar Ben-Gvir, bersama dengan Yitzhak Wasserlauf dan Amichai Eliyahu, menyerahkan surat pengunduran diri mereka.

    Ben-Gvir telah lama menentang kesepakatan gencatan senjata. Dia justru mendorong Israel melanjutkan operasi militernya terhadap Hamas di Gaza.

    Dalam surat pengunduran diri kepada Netanyahu, Ben-Gvir mengatakan bahwa dia tidak akan berusaha menggulingkan pemerintah, tetapi menyebut perjanjian gencatan senjata sebagai “kemenangan penuh bagi terorisme”.

    AFPWarga Palestina menyambut kesepakatan gencatan senjata di Gaza, pada Minggu (19/01).

    Gencatan senjata seharusnya mulai berlaku pukul 08:30 waktu setempat (13:30 WIB). Namun, kesepakatan itu ditunda selama tiga jam karena Israel membuat klaim bahwa Hamas belum memenuhi kewajiban merilis nama tiga sandera Israel.

    Dalam pernyataan singkatnya, Daniel Hagari selaku juru bicara Angkatan Bersenjata Israel (IDF) mengatakan gencatan senjata Gaza tidak akan dimulai jika Hamas gagal memenuhi “kewajibannya”.

    Berdasarkan perjanjian gencatan senjata, Hamas harus memberi nama-nama sandera setidaknya 24 jam sebelum pertukaran yang direncanakan. Hamas mengatakan alasan penundaannya adalah karena masalah “teknis”.

    Perwakilan Israel, kelompok Hamas, Amerika Serikat, dan Qatar telah resmi menandatangani kesepakatan tersebut di Doha, demikian laporan media-media Israel.

    Kesepakatan gencatan senjata pertama kali diumumkan pada Rabu (15/01) oleh mediator AS dan Qatar.

    Perdana Menteri (PM) Qatar Sheikh Mohammed bin Abdul Rahman Al Thani mengatakan kesepakatan tersebut mulai berlaku pada hari Minggu (19/01), sambil menunggu persetujuan kabinet Israel.

    BBC

    BBC News Indonesia hadir di WhatsApp.

    Jadilah yang pertama mendapatkan berita, investigasi dan liputan mendalam dari BBC News Indonesia, langsung di WhatsApp Anda.

    BBC

    Kabinet Israel sempat menunda menggelar pemungutan suara untuk menyetujui kesepakatan gencatan senjata di Gaza.

    Netanyahu menuduh Hamas berupaya mengubah kesepakatan tersebut pada menit-menit terakhir.

    Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengatakan ada “jalan buntu” yang tengah dicarikan jalan keluarnya.

    Blinken meyakini gencatan senjata akan tetap dimulai pada hari Minggu (19/01) sesuai rencana.

    Walaupun tim juru runding Israel menyetujui kesepakatan itu setelah berbulan-bulan berunding, kesepakatan itu tak dapat dilaksanakan hingga disetujui Kabinet Netanyahu.

    Kelompok Hamas mengatakan mereka tetap berkomitmen pada kesepakatan tersebut.

    Apa isi kesepakatan gencatan senjata antara Israel dan Hamas?

    Kesepakatan gencatan senjata akan menghentikan serangan di Gaza. Dalam periode itu, Israel dan Hamas dan bertukar sandera dan tahanan.

    Kelompok Hamas menangkap 251 sandera ketika menyerang Israel pada Oktober 2023.

    Hamas masih menyandera 94 orang, meskipun Israel yakin hanya 60 orang yang masih hidup.

    Israel diperkirakan akan membebaskan sekitar 1.000 tahanan Palestina, beberapa di antaranya dipenjara selama bertahun-tahun, sebagai imbalan atas pengembalian para sandera.

    Gencatan senjata ini diharapkan terjadi dalam tiga tahap.

    Perdana Menteri (PM) Qatar Sheikh Mohammed bin Abdul Rahman Al Thani mengatakan kesepakatan ini akan mulai berlaku pada hari Minggu, 19 Januari 2025, jika disetujui.

    Berikut ini adalah hal-hal yang kemungkinan diatur dalam kesepakatan tersebut:

    Tahap pertama

    Tahap pertama akan berlangsung selama enam minggu dan digelar “gencatan senjata secara penuh dan menyeluruh”, kata Presiden AS Joe Biden saat dia mengonfirmasi kesepakatan yang dicapai pada Rabu.

    “Sejumlah sandera” yang ditahan oleh Hamas, termasuk kaum perempuan, para orang tua dan orang-orang sakit, akan dibebaskan dengan imbalan ratusan tahanan Palestina, kata Biden.

    Dia tidak menyebutkan berapa banyak sandera yang akan dibebaskan selama tahap pertama initetapi Al Thani dari Qatar mengatakan pada konferensi pers sebelumnya bahwa jumlahnya adalah 33 orang.

    Juru bicara pemerintah Israel, David Mencer sebelumnya mengatakan sebagian besar, tetapi tidak semua, dari 33 sandera yang diharapkan akan dibebaskan, termasuk anak-anak, diperkirakan masih hidup.

    Tiga sandera akan segera dibebaskan, kata seorang pejabat Palestina sebelumnya kepada BBC, dengan sisanya akan dibebaskan selama enam minggu ke depan.

    Selama tahap ini, pasukan Israel akan ditarik keluar dari “semua” wilayah berpenduduk di Gaza, kata Biden, sementara “warga Palestina [dapat] juga kembali ke lingkungan mereka di semua wilayah Gaza”.

    Hampir semua dari 2,3 juta penduduk Gaza harus meninggalkan rumahnya.

    Ini terjadi setelah ada perintah evakuasi dari Israel, akibat serangan Israel, serta pertempuran di lapangan.

    Setelah kesepekatan ini, akan ada lonjakan pengiriman bantuan kemanusiaan ke Gaza, dengan ratusan truk diizinkan masuk setiap hari.

    Pejabat Palestina sebelumnya mengatakan negosiasi terperinci untuk tahap kedua dan ketiga akan dimulai pada hari ke-16 gencatan senjata.

    Biden mengatakan gencatan senjata akan terus berlanjut “selama negosiasi berlanjut”.

    Tahap kedua

    Tahap kedua akan menjadi “berakhirnya perang secara,” menurut Biden.

    Sandera yang masih hidup, termasuk kaum pria, akan dibebaskan sebagai imbalan atas lebih banyak tahanan Palestina.

    Dari 1.000 tahanan Palestina yang diperkirakan telah disetujui Israel untuk dibebaskan secara keseluruhan, sekitar 190 orang menjalani hukuman 15 tahun atau lebih.

    Seorang pejabat Israel sebelumnya mengatakan kepada BBC bahwa mereka yang dihukum karena pembunuhan tidak akan dibebaskan ke Tepi Barat yang diduduki.

    Penarikan secara penuh pasukan Israel dari Gaza juga akan dilakukan.

    Tahap ketiga

    Tahap ketiga dan terakhir akan melibatkan pembangunan kembali Gazasesuatu yang dapat memakan waktu bertahun-tahundan pengembalian jenazah para sandera yang tersisa.

    Warga Gaza dan Israel rayakan kesepakatan gencatan senjata

    Sebelumnya, Israel dan Hamas mencapai kesepakatan gencatan senjata untuk mengakhiri perang yang sudah berlangsung 15 bulan. Warga Gaza dan Israel menyambut baik peristiwa ini dengan merayakannya di jalan-jalan.

    Di Gaza, sebagian warga turun ke jalan-jalan di Deir al-Balah.

    Pemandangan serupa juga terlihat di sudut Ibu Kota Israel, Tel Aviv.

    Di Gaza, seorang pria mengaku “syok lantaran senang”.

    Adapun seorang perempuan di Tel Aviv, Israel, berharap setiap warga Israel yang sandera Hamas dapat kembali ke rumahnya.

    Pada tahap awal gencatan senjata, seperti disepakati Israel dan Hamas, baru 33 orang sandera yang akan dibebaskan.

    Getty ImagesDi Gaza, seorang pria mengaku “syok lantaran senang” setelah ada kesepakatan gencatan senjata.

    Sebelumnya, Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden mengonfirmasi kesepakatan gencatan senjata antara Israel dan Hamas.

    Biden mengatakan kesepakatan itu akan “menghentikan pertempuran di Gaza, memberikan bantuan kemanusiaan yang sangat dibutuhkan bagi warga sipil Palestina, dan menyatukan kembali para sandera dengan keluarga mereka”.

    Perdana Menteri (PM) Qatar Sheikh Mohammed bin Abdul Rahman Al Thani, selaku mediator, mengatakan kesepakatan itu akan mulai berlaku pada hari Minggu (19/01) asalkan disetujui oleh Kabinet Israel.

    BBCPresiden AS Joe Biden mengumumkan kesepakatan gencatan senjata Israel dan Hamas itu di Gedung Putih.

    Di tempat terpisah, Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu mengatakan rincian akhir kesepakatan itu masih dikerjakan.

    Namun dia berterima kasih kepada Biden karena “mempromosikannya”.

    Pemimpin Hamas Khalil al-Hayya mengatakan itu adalah hasil dari “ketangguhan” bangsa Palestina.

    Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres mengatakan kesepakatan gencatan senjata, yang disebutnya meringankan “penderitaan luar biasa yang disebabkan oleh konflik”, adalah prioritas pertama.

    Guterres mengatakan PBB siap untuk meningkatkan pengiriman bantuan kepada Palestina.

    Walaupun kesepakatan itu sudah dicapai, dan mulai berlaku Minggu, 19 Januari 2025, badan Pertahanan Sipil yang dikelola Hamas melaporkan bahwa serangan udara Israel menewaskan lebih dari 20 orang pada Rabu (15/01).

    Tedros Ghebreyesus, Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), menyambut positif kesepakatan gencatan senjata.

    Melalui media sosial X (dulu Twitter), dia mengatakan organisasinya siap untuk “meningkatkan dukungannya”.

    “Terlalu banyak nyawa yang hilang dan terlalu banyak keluarga yang menderita. Kami berharap semua pihak akan menghormati kesepakatan itu dan bekerja menuju perdamaian abadi,” kata Ghebreyesus.

    “Perdamaian adalah obat terbaik!” Tegasnya.

    Israel meluncurkan kampanye untuk menghancurkan Hamasyang dicap sebagai organisasi teroris oleh Israel, AS, dan negara-negara lainsebagai tanggapan atas serangan lintas batas oleh Hamas yang belum pernah terjadi sebelumnya pada 7 Oktober 2023.

    Serangan Hamas itu mengakibatkan sekitar 1.200 orang tewas dan 251 orang disandera.

    Serangan militer Israel ke Gaza mengakibatkan lebih dari 46.700 orang telah tewas, menurut kementerian kesehatan yang dikelola Hamas di wilayah tersebut.

    Sebagian besar dari 2,3 juta penduduk Gaza juga telah mengungsi.

    Di Gaza juga terjadi kerusakan yang meluas, kekurangan makanan, bahan bakar, serta obat-obatan.

    Israel mengatakan 94 sandera masih ditahan oleh Hamas, 34 di antaranya diduga tewas.

    Selain itu, ada empat warga Israel yang diculik sebelum perang, dua di antaranya tewas.

    ‘Saya sedih sekaligus gembira’

    Kepada BBC Arab, sejumlah warga Palestina di Gaza berbicara tentang perasaannya setelah Israel dan Hamas sepakat melakukan gencatan senjata.

    Seorang perempuan, yang salah-satu anaknya, Nabil Muhammad Zaydan Nasser, tewas selama perang, berujar dia merasakan campuran antara kegembiraan dan kesedihan atas berita tersebut.

    “Alhamdulillah, semoga kedamaian dan berkah Allah senantiasa tercurah kepada Nabi kita Muhammad SAW, saya ucapkan selamat kepada rakyat kami; rakyat Gaza yang terkepung dan berjuang atas gencatan senjata ini, dan Insya Allah gencatan senjata ini akan terlaksana sepenuhnya,” ujarnya.

    Seorang pria lain yang berbicara kepada BBC Arab berterima kasih kepada negara-negara Arab atas upayanya dalam membantu mencapai kesepakatan.

    “Kami takut bahwa giliran kami yang akan mati dalam perang ini, belum lagi penderitaan kami karena kekurangan makanan dan minuman, serta tidak adanya air.

    “Kami berterima kasih kepada negara-negara Arab karena telah melakukan upaya yang luar biasa dan menekan Israel untuk menghentikan perang terhadap kami.”

    Bagaimana perjalanan negosiasi gencatan senjata Israel-Hamas?

    Getty ImagesMenteri Luar Negeri AS Anthony Blinken dan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu ketika berjumpa di Yerusalem.

    Pada Agustus 2024 lalu, Menteri Luar Negeri AS, Anthony Blinken, mengungkap kemungkinan akan ada gencatan senjata dalam perang antara Israel dan Hamas di Gaza dalam beberapa hari ke depan, setelah Israel menerima proposal perdamaiannya pada Senin (19/08) silam.

    Usulan kesepakatan gencatan senjata itu akan mencakup diakhirinya pertikaian di Gaza dan pembebasan sandera yang ditangkap Hamas dan sekutunya dalam serangan mereka ke Israel pada Oktober 2023.

    AS telah berupaya untuk “menjembatani proposal” perdamaian antara Israel dan Hamas, untuk mengatasi hambatan yang menghalangi keduanya menyetujui kesepakatan.

    Apa saja poin-poin penting dalam rencana perdamaian dan bagaimana respons Israel dan Hamas?

    Apa poin utama dari rencana perdamaian AS?

    Blinken saat ini berada di Israel untuk mempromosikan perjanjian perdamaian berdasarkan rencana yang ditetapkan oleh Presiden AS Joe Biden pada Mei tahun ini.

    Kesepakatan perdamaian itu akan berlangsung dalam tiga fase.

    Yang pertama mencakup “gencatan senjata penuh dan menyeluruh” yang berlangsung selama enam pekan, penarikan pasukan Israel dari seluruh wilayah berpenduduk di Gaza, dan pertukaran beberapa sandera termasuk perempuan, orang tua, serta warga yang sakit dan terluka.

    Mereka akan ditukar dengan tahanan Palestina yang ditahan di penjara-penjara Israel.

    Getty ImagesPada November 2023, 105 sandera dikembalikan ke Israel dan lebih dari 100 masih berada di Gaza.

    Israel mengatakan lebih dari 100 sandera masih ditahan dan meyakini 71 orang masih hidup. Empat sandera lainnya sudah berada di Gaza sebelum tanggal 7 Oktober, dua di antaranya diyakini tewas.

    Sebuah kesepakatan yang disepakati pada November 2023 menunjukkan bahwa Hamas membebaskan 105 sandera selama gencatan senjata yang berlangsung selama sepekan dengan imbalan sekitar 240 tahanan Palestina di penjara-penjara Israel.

    Kesepakatan damai itu akan mencakup rencana untuk membangun kembali Gaza.

    Getty Images

    Tahap ketiga dari perjanjian damai ini akan menjadi awal dari rencana rekonstruksi besar-besaran yang disusun untuk Gaza, dan pengembalian jenazah sandera.

    Sebuah pernyataan dari pemerintah Israel pada 19 Agustus mengatakan: “Perdana Menteri menegaskan kembali komitmen Israel terhadap proposal Amerika saat ini mengenai pembebasan sandera kami, yang mempertimbangkan kebutuhan keamanan Israel.”

    Baca juga:Apa saja poin-poin penting dalam rencana perdamaian?

    Diperkirakan masih ada perbedaan besar antara Israel dan Hamas.

    Salah satu masalahnya adalah berlanjutnya kehadiran militer Israel di Gaza.

    Israel mengatakan mereka ingin pasukan tetap tinggal untuk menghentikan gerak Hamas dan menghentikan penyelundupan lebih banyak senjata.

    Namun, Hamas menentang pasukan Israel yang tetap berada di Gaza setelah gencatan senjata.

    Hamas juga mempunyai perbedaan dengan Israel mengenai jumlah dan identitas tahanan Palestina yang akan dikembalikan ke Gaza dengan imbalan sandera Israel.

    Getty ImagesHamas tidak ingin pasukan Israel menduduki Gaza setelah gencatan senjata.

    Seberapa besar peluang tercapainya kesepakatan damai?

    Blinken mengatakan gencatan senjata harus segera dicapai.

    “Ini adalah momen yang menentukan, mungkin yang terbaik, mungkin kesempatan terakhir untuk memulangkan para sandera, untuk melakukan gencatan senjata dan menempatkan semua orang pada jalur yang lebih baik menuju perdamaian dan keamanan abadi,” kata Blinken pada 19 Agustus, saat berada di Israel.

    Setelah mendapat persetujuan luas dari pemerintah Israel, Blinken berkunjung ke Kairo untuk berbicara dengan Mesir dan Qatar mediator dalam negosiasi damai Hamas dan Israel.

    Kedua negara memiliki saluran komunikasi dengan Hamas.

    Getty ImagesBanyak orang di Israel mendesak tercapainya kesepakatan perdamaian dan pengembalian semua sandera yang tersisa.

    Namun Hamas menyatakan tidak akan mengirimkan perwakilannya ke sana.

    Seorang anggota biro politik organisasi yang berbasis di Qatar, Basem Naim, mengatakan: “Kami menyetujui kesepakatan [melalui mediator] pada tanggal 2 Juli… dan oleh karena itu kami tidak memerlukan putaran perundingan baru atau membahas tuntutan baru Benyamin Netanyahu.”

    Dia mengatakan bahwa Hamas “masih tertarik” pada perjanjian perdamaian, namun menegaskan: “Kami telah menunjukkan fleksibilitas maksimum dan sikap positif, dan pihak lain telah memahami ini sebagai kelemahan dan menghadapinya dengan kekuatan yang lebih besar.”

    Pemerintah Israel menjawab bahwa Hamas “sangat keras kepala” dan mengatakan “tekanan perlu diarahkan” pada kelompok tersebut.

    Getty ImagesSeorang tentara Israel berdiri di samping pintu masuk terowongan yang digunakan oleh Hamas di Gaza.

    Militer Israel melancarkan serangan di Gaza untuk menghancurkan Hamas sebagai tanggapan atas serangan kelompok milisi Palestina tersebut terhadap Israel pada tanggal 7 Oktober, yang menewaskan sekitar 1.200 orang dan 251 orang disandera.

    Sejak itu, lebih dari 40.130 warga Palestina tewas di Gaza, menurut kementerian kesehatan yang dikelola Hamas di wilayah tersebut.

    Pertempuran terus berlanjut, dengan Israel mengatakan bahwa dalam beberapa hari terakhir mereka mengatakan telah menghancurkan beberapa kompleks Hamas dan jaringan terowongan tempat ditemukannya roket dan rudal , dan telah “membasmi puluhan teroris”.

    Media Palestina melaporkan bahwa pada Senin (19/08) enam orang tewas dalam serangan udara Israel di Khan Younis, di selatan Gaza, dan empat lainnya tewas dalam serangan terhadap sebuah mobil di Kota Gaza, di utara.

    Meskipun Blinken mengatakan menurutnya kesepakatan perdamaian dapat segera dicapai, baik sumber Israel maupun Hamas yang berbicara kepada BBC tidak memberikan harapan yang sama.

    Berita ini akan terus diperbarui.

    (ita/ita)

  • Ternyata, Pasukan Israel Sudah Berbulan-bulan Beroperasi di Lebanon

    Ternyata, Pasukan Israel Sudah Berbulan-bulan Beroperasi di Lebanon

    Tel Aviv

    Pasukan khusus Israel ternyata sudah berbulan-bulan melancarkan operasi militer di dalam wilayah Lebanon bagian selatan. Dalam operasinya, pasukan khusus Israel telah menemukan dan menghancurkan terowongan bawah tanah, serta menghancurkan gudang senjata milik kelompok Hizbullah.

    Hal tersebut diungkapkan oleh juru bicara militer Israel Daniel Hagari dalam pernyataannya, seperti dilansir Al Arabiya, Rabu (2/10/2024). Dia mengatakan bahwa rincian soal operasi tersebut sedang dideklasifikasi, beberapa jam setelah Tel Aviv mengumumkan operasi darat menargetkan Hizbullah di wilayah Lebanon bagian selatan.

    Lusinan operasi semacam itu, menurut Hagari, juga berhasil mengungkap rencana detail Hizbullah untuk menginvasi atau memasuki wilayah Israel dan melancarkan serangan yang mirip dengan serangan mematikan Hamas terhadap Israel pada 7 Oktober 2023.

    “Pasukan kami telah memasuki infrastruktur bawah tanah Hizbullah; menemukan gudang senjata tersembunyi milik Hizbullah dan menyita serta menghancurkan senjata-senjata tersebut, termasuk senjata canggih buatan Iran,” ujar Hagari dalam pernyataannya.

    Hagari menyatakan bahwa temuan dan bukti yang didapat dalam operasi di desa-desa yang ada di wilayah Lebanon bagian selatan itu akan disampaikan kepada komunitas internasional.

    Dia juga menunjukkan beberapa video yang direkam dengan body-camera, atau kamera yang menempel pada tubuh tentara Israel, yang disebutnya menunjukkan terowongan Hizbullah di bawah tiga desa di Lebanon bagian selatan, yang berseberangan dengan tiga kota di perbatasan Israel.

    Disebutkan oleh Hagari bahwa pasukan Israel dalam operasinya juga menemukan peta-peta yang menandai komunitas dan pos militer Israel.

    “Operasi-operasi yang kami deklasifikasi malam ini hanyalah sebagian kecil dari puluhan operasi yang akan kami ungkap ke depan, termasuk penghancuran aset dan kemampuan strategis Hizbullah,” ujarnya.

    Lebih lanjut, Hagari menegaskan bahwa operasi darat Israel akan terus berlanjut hingga puluhan ribu warganya yang tinggal di dekat perbatasan Lebanon bisa kembali dengan selamat dan aman ke rumah-rumah mereka usai mengungsi beberapa bulan terakhir akibat serangan Hizbullah.

    Namun, imbuh Hagari, tujuan militer Israel adalah mencapai target tersebut secepat mungkin.

    “Kami tidak akan mendatangi Beirut. Kami tidak akan mendatangi kota-kota di Lebanon bagian selatan. Kami fokus pada wilayah desa-desa di sekitar perbatasan kami,” ucapnya.

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/ita)