Tag: Dadang Supriatna

  • Video: Nasib Program Daerah di Tengah Gonjang-Ganjing Ekonomi Global

    Video: Nasib Program Daerah di Tengah Gonjang-Ganjing Ekonomi Global

    Jakarta, CNBC Indonesia – Di tengah gejolak perekonomian dunia, salah satu yang dilakukan sebagai antisipasi adalah efisiensi anggaran. Lantas seperti apa dampak kebijakan ini terhadap program di daerah?

    Selengkapnya saksikan dialog Andi Shalini bersama Bupati Bandung/Waketum APKASI Dadang Supriatna di Program Nation Hub CNBC Indonesia, Kamis (10/04/2025).

  • Sambut Hari Berbahagia Idulfitri 1446 H, Bupati Bandung Sebut Berjabat Hati Lebih Penting

    Sambut Hari Berbahagia Idulfitri 1446 H, Bupati Bandung Sebut Berjabat Hati Lebih Penting

    JABAR EKSPRES – Momentum Hari Raya Idulfitri 1446 Hijriah, disambut cukup meriah oleh masyarakat Kabupaten Bandung, Provinsi Jawa Barat.

    Menyambut hari berbahagia ini, Bupati Bandung, Dadang Supriatna terlihat turut menyalurkan energi positifnya di Masjid Al Fathu Komplek Pemkab Bandung, Soreang.

    “Hari ini kita berada dalam suasana penuh kegembiraan dalam rangka merayakan Hari Raya Idulfitri 1 Syawal 1446 Hijriah,” katanya, Senin (31/3).

    Menurut Dadang, Hari Raya Idul Fitri merupakan puncak dari pelaksanaan ibadah puasa di bulan Ramadan, yang menjadi simbol kesucian dan kemenangan bagi umat Islam.

    “Namun kemudian Ramadan yang telah kita lalui hendaknya tidak hanya menjadi momen sesaat, tepi terus kita jaga dan amalkan dalam kehidupan sehari-hari,” bebernya.

    BACA JUGA:Antisipasi Lonjakan Sampah Libur Lebaran, DLH Bandung Barat Siagakan Ratusan Personel Kebersihan

    Dengan menjaga kualitas ibadah, ujar Dadang atau akrab disapa Kang DS, baik ibadah mahdhah maupun ibadah sosial. Sehingga nilai-nilai ketaqwaan dan kebersamaan tetap terpelihara di bulan-bulan berikutnya.

    “Pada 20 Februari 2025, kami telah resmi dilantik oleh Presiden Republik Indonesia,” ujarnya.

    Kang DS menilai, pelantikan tersebut menandai awal dari babak baru dalam perjalanan pembangunan Kabupaten Bandung.

    “Di mana kami berkomitmen untuk bekerja lebih keras dalam menghadirkan perubahan yang lebih baik bagi masyarakat,” ucapnya.

    BACA JUGA:Perdana Lebaran di Bandung Barat, Jeje dan Asep Kompak Salat Id Bareng Warga

    Orang nomor satu di Kabupaten Bandung itu memaparkan, tidak ada perpisahan yang lebih mengharukan dari pada perpisahan kita dengan bulan suci Ramadan.

    Menurut Kang DS, di dalam bulan Ramadan kita semua diantarkan secara perlahan menuju titik fitrah, titik penciptaan kita yang lebih bersih dan suci.

    “Untuk itu atas nama pribadi dan keluarga, saya menghaturkan permohonan maaf, apabila selama empat tahun terkahir kepemimpinannya selaku Bupati Bandung menemukan hal-hal yang kurang berkenan,” paparnya.

    Kang DS melanjutkan, berjabat tangan merupakan hal yang penting, namun jauh lebih penting adalah berjabat hati, itulah tuntutan fitrah seperti Nabiyulloh Muhammad SAW ajarkan.

    “Sekali lagi, di momentum yang Fitri ini, atas nama pribadi, keluarga, serta segenap jajaran Pemkab Bandung, saya menyampaikan taqabbalallahu minna wa minum, shiyamana wa shiyamakum minal aidin wal faizin, mohon maaf lahir dan batin,” imbuhnya.

  • Kang DS Ajak Warga Kabupaten Bandung Pastikan Keamanan Rumah Sebelum Mudik Lebaran 2025

    Kang DS Ajak Warga Kabupaten Bandung Pastikan Keamanan Rumah Sebelum Mudik Lebaran 2025

    JABAR EKSPRES – Bupati Bandung, Dadang Supriatna (Kang DS), mengimbau kepada seluruh masyarakat Kabupaten Bandung yang berencana mudik Lebaran Idulfitri 1446 H untuk memastikan keamanan rumah mereka sebelum berangkat.

    Imbauan ini penting agar warga dapat mudik dengan tenang dan tanpa kekhawatiran.

    Kang DS menekankan pentingnya memastikan tidak ada api yang menyala di rumah, terutama di dapur, serta memeriksa kondisi perangkat listrik.

    “Pastikan tidak ada api yang menyala di dapur atau alat elektronik lainnya, dan periksa semua colokan listrik untuk menghindari korsleting,” ujar Kang DS, Minggu (30/3/2025).

    BACA JUGA: H-1 Lebaran, Arus Lalu Lintas di Jalur Mudik Gentong Tasikmalaya Landai: Polisi Fokus Pengamanan Takbiran dan Arus Balik

    Selain itu, ia mengingatkan warga untuk memeriksa kembali seluruh pintu dan jendela rumah sebelum meninggalkan rumah.

    “Apakah pintu dan jendela itu kira-kira sudah terkunci atau belum. Ini perlu diperhatikan. Pastikan kondisi rumah dalam keadaan aman,” katanya.

    Kang DS juga meminta agar warga yang mudik memberi tahu pengurus RT, RW, dan tetangga yang tidak mudik, agar lingkungan tetap terjaga selama musim mudik.

    Ia juga menyebutkan bahwa aparat keamanan seperti Linmas, Polresta, dan Dandim sudah diinstruksikan untuk menjaga keamanan wilayah dengan ketat.

    Dia pun berharap perjalanan mudik masyarakat berjalan lancar dan aman. Ia mengajak warga untuk menyerahkan perlindungan rumah serta keselamatan perjalanan kepada Allah SWT.

    BACA JUGA: Persiapkan Diri, Ini Daftar Masjid Besar di Bandung untuk Salat Idul Fitri 2025

    “Insya Allah semuanya akan selamat, dan saya yakinkan, semua titipkan kepada Allah SWT karena Allah SWT Maha Segala-Nya,” tutupnya.

  • Bupati Bandung Salurkan Ribuan Paket Sembako Kepada Warga di Enam Desa Bojongsoang

    Bupati Bandung Salurkan Ribuan Paket Sembako Kepada Warga di Enam Desa Bojongsoang

    JABAR EKSPRES – Usai kembali dari ibadah umrah pada Sabtu (29/3) malam, Bupati Bandung Dadang Supriatna menunjukkan komitmennya terhadap kesejahteraan masyarakat.

    Keesokan paginya, Minggu (30/3/2025) ia langsung turun ke lapangan untuk menyalurkan 2.000 paket sembako kepada warga di enam desa di Kecamatan Bojongsoang, Kabupaten Bandung.

    Bantuan tersebut dibagikan di empat titik utama: Kantor Kecamatan Bojongsoang, Dusun 1 MTS Rancalame, Dusun 2 Kantor Desa Tegalluar, dan Dusun 3 Masjid Assyifa Desa Tegalluar.

    Kehadiran Kang DS, sapaan akrabnya, disambut antusias oleh warga yang bahagia menerima bantuan menjelang Hari Raya Idul Fitri.

    BACA JUGA: Arus Mudik H-1 Lebaran 2025 di Kawasan Cileunyi Bandung Terpantau Ramai Lancar

    “Sejak dulu saya selalu ingin berbagi di akhir Ramadhan, terutama untuk anak yatim dan kaum jompo. Ini sudah menjadi kebiasaan saya, bahkan sejak menjabat sebagai Kepala Desa Tegalluar,” ujar Kang DS di sela-sela pembagian sembako.

    Tak hanya memberikan bantuan, Bupati Bandung juga mengajak para aghnia untuk terus berbagi kepada mereka yang membutuhkan.

    Ia mengapresiasi pihak-pihak yang telah menyalurkan zakat, sedekah, dan infaq melalui BAZNAS maupun secara langsung.

    “Tanggung jawab sosial adalah tugas kita bersama. Semoga bantuan ini bisa meringankan beban warga dan membawa kebahagiaan di hari kemenangan,” tuturnya.

    BACA JUGA: Hilal Tak Tampak di Bandung, Keputusan 1 Syawal Menunggu Sidang Isbat

    Selain aksi sosial, Kang DS juga mengajak masyarakat untuk menyambut Idul Fitri dengan penuh rasa syukur.

    “Insya Allah kita sambut dengan kebahagiaan, menyambut Hari Raya Idul Fitri 1446 Hijriah yang disepakati tanggal 31 Maret 2025. Semoga ibadah puasa kita, ibadah shalat sunat tarawih kita dan ibadah-ibadah lainnya diterima oleh Allah SWT, Aamiin yra. Nanti malam ada lomba bedug Jabar istimewa. Hatur nuhun,” tuturnya.

  • Perda PBG Disahkan, Bupati Bandung: Jangan Ada Rumah Membelakangi Sungai

    Perda PBG Disahkan, Bupati Bandung: Jangan Ada Rumah Membelakangi Sungai

    Liputan6.com, Bandung – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bandung akan menertibkan gedung dan bangunan yang berdiri membelakangi sungai. Penertiban itu pun berkaitan dengan penanggulangan bencana banjir.

    Hal tersebut akan dilakukan usai Peraturan Daerah (Perda) tentang Persetujuan Bangunan Gedung (PBG) Kabupaten Bandung resmi disahkan dalam sidang paripurna DPRD Kabupaten Bandung di Gedung Paripurna, Soreang pada Senin, 17 Maret 2025.

    “Perda PBG ini dalam rangka tertib bangunan dan gedung. Salah satunya diatur mengenai rumah warga itu jangan sampai membelakang sungai lagi, tapi harus menghadap ke sungai,” ucap Bupati Bandung, Dadang Supriatna pada Senin, 17 Maret 2025.

    Dadang mengatakan, pihaknya pun akan menindak tegas bangunan maupun gedung yang menolak untuk ditertibkan.

    “Bangunan maupun gedung yang ada di sempadan sungai ini nantinya Insya Allah akan diterbitkan oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) bersama Pemprov Jawa Barat,” tandasnya.

    Dadang menjelaskan, Perda PBG berkaitan dengan penanggulangan bencana banjir. Menurutnya, selama ini marak pembangunan bangunan yang tidak sesuai dengan aturan dan peruntukannya.

    “Artinya, dengan adanya Perda PBG ini pemerintah sudah memberikan perlindungan atau proteksi agar terhindar dari bencana maupun hal lain yang tidak diinginkan. Kalau masyarakat terus memaksa, ya jangan salahkan pemerintah kalau ada risiko apa-apa,” ucapnya.

    Selain itu, Dadang menyebut Pemkab Bandung bersama Pemerintah Provinsi Jawa Barat juga terus melakukan penanganan lahan kritis dan pembanguan danau retensi di Desa Tegalluar, Kecamatan Bojongsoang.

    “Untuk perbaikan lahan kritis di Kecamatan Kertasari, Pangalengan, dan Kecamatan Pacet, insya Allah jadi Gubernur Jawa Barat siap memperbaiki seluas 200 hektare. Dari Pemkab Bandung sendiri melalui dana CSR rencananya akan diperbaiki seluas 2.700 Ha,” kata Dadang.

     

    Penulis: Arby Salim

  • Pemkab Bandung Hadirkan Teknologi Pengolahan Sampah Hasilkan Oksigen “Jaleuleu Bedas”

    Pemkab Bandung Hadirkan Teknologi Pengolahan Sampah Hasilkan Oksigen “Jaleuleu Bedas”

    JABAR EKSPRES – Untuk mengatasi permasalahan lingkungan, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bandung menghadirkan inovasi dengan memperkenalkan Jaleuleu Bedas.

    Jaleuleu Bedas ini merupakan teknologi revolusioner yang tidak hanya menghilangkan sampah tanpa residu, tetapi juga menghasilkan oksigen dalam prosesnya.

    Bila umumnya proses pembakaran sampah akan menghasilkan karbon yang malah berkontribusi terhadap efek rumah kaca, penemuan teknologi Bandung Bedas Green Techno ini justru mampu menghasilkan udara segar atau oksigen hampir 20,9 persen atau setara dengan oksigen di kawasan pegunungan.

    Teknologi yang merupakan bagian dari Bandung Bedas Green Techno ini merupakan sebuah inovasi teknologi terbaru dalam pengolahan sampah, hasil karya pemuda Kabupaten Bandung yang disupport penuh dan dibiayai langsung oleh Bupati Bandung Dadang Supriatna.

    BACA JUGA: Alih Fungsi Lahan di Kawasan Bandung Utara Biang Kerok Banjir Bandang di KBB?

    Bupati Bandung Dadang Supriatna mengatakan jika inovasi ini bisa menjadi solusi bagi permasalahan sampah dan emisi karbon, tidak hanya di Kabupaten Bandung tetapi juga di tingkat Nasional dan Global.

    “Iya kami ini sebuah penemuan luar biasa yakni Bandung Bedas Green Teknologi, yakni sebuah mesin pembakaran sampah yang menghasilkan oksigen. Sampahnya habis dan tidak ada residu, namun hasil pembakarannya malah menghasilkan oksigen,” ujar Dadang, Rabu (19/3/2025).

    Dadang menjelaskan jika Jaleuleu Bedas bukan sekadar mesin pemusnah sampah biasa. Namun teknologi ini membawa terobosan besar dalam pengelolaan sampah global dengan tanpa menghasilkan emisi berbahaya dan bahkan menghasilkan oksigen dalam proses pembakarannya.

    “Jadi ini menjadikan sebagai solusi visioner yang ditawarkan untuk dapat mengubah paradigma dunia dalam mengatasi krisis sampah dan emisi karbon,” katanya.

    Menurutnya, Inovasi terbesar dari Jaleuleu Bedas adalah kemampuannya menghasilkan oksigen murni 20,8% dalam proses pembakarannya. Sesuatu yang belum pernah ada dalam teknologi pengelolaan sampah lainnya.

    “Ini bukan hanya netral karbon, tetapi berkontribusi pada keseimbangan atmosfer dan meningkatkan kualitas udara global,” jelasnya.

    BACA JUGA: 3 Lokasi Penukaran Uang Baru di Bandung yang Bisa Kamu Datangi

    Orang nomor satu di Kabupaten Bandung itu menjelaskan diperlukan waktu selama tiga tahun untuk menyempurnakan teknologi Bandung Bedas Green Techno ini sampai akhirnya mesin Jaleuleu Bedas ini mampu mengolah sampah menjadi oksigen.

  • Bupati Bandung Punya Mesin Pengolah Sampah Jadi Oksigen, Solusi Cerdas Atasi Masalah Sampah

    Bupati Bandung Punya Mesin Pengolah Sampah Jadi Oksigen, Solusi Cerdas Atasi Masalah Sampah

    PIKIRAN RAKYAT – Masalah sampah seakan tak pernah selesai dan menjadi teror bagi kepala daerah. Namun tidak untuk Kabupaten Bandung karena kini memiliki teknologi pengolah sampah menjadi oksigen. Artinya pengolahan sampah tidak lagi menjadi sesuatu yang membahayakan bagi masyarakat sekitar.

    Bupati Bandung, Dadang Supriatna bangga wilayahnya memiliki mesin teknologi revolusioner dalam pengolahan sampah dan pengurangan emisi karbon bernama Bandung Bedas Green Techno atau mesin “Jaleuleu” Bedas.

    Bandung Bedas Green Techno ini merupakan sebuah inovasi teknologi terbaru dalam pengolahan sampah, hasil karya pemuda Kabupaten Bandung yang didukung penuh dan dibiayai langsung oleh Bupati Bandung Dadang Supriatna.

    Bila umumnya proses pembakaran sampah akan menghasilkan karbon yang malah berkontribusi terhadap efek rumah kaca, penemuan teknologi Bandung Bedas Green Techno ini justru mampu menghasilkan udara segar atau oksigen hampir 20,9 persen atau setara dengan oksigen di kawasan pegunungan.

    “Pada hari ini kami persembahkan sebuah penemuan luar biasa yakni Bandung Bedas Green Teknologi, yakni sebuah mesin pembakaran sampah yang menghasilkan oksigen. Sampahnya habis dan tidak ada residu, namun hasil pembakarannya malah menghasilkan oksigen,” ujar Bupati Dadang Supriatna saat soft launching Bandung Bedas Green Techno di Gedung BLK Manggahang, Baleendah, Selasa (18/3/2025).

    Jaleuleu Bedas bukan sekadar mesin pemusnah sampah biasa. Teknologi ini membawa terobosan besar dalam pengelolaan sampah global dengan
    tanpa menghasilkan emisi berbahaya dan bahkan menghasilkan oksigen dalam proses pembakarannya.

    Keunggulan ini menjadikannya sebagai solusi visioner yang ditawarkan Bupati Bandung Dadang Supriatna untuk dapat mengubah paradigma dunia dalam mengatasi krisis sampah dan emisi karbon.

    Solusi untuk Atasi Krisis Iklim

    Mesin pengolah sampah menjadi oksigen kini hadir di Kabupaten Bandung.

    Inovasi terbesar dari Jaleuleu Bedas
    adalah kemampuannya menghasilkan
    oksigen murni 20,8% dalam proses
    pembakarannya. Angka tersebut jelas belum pernah ada dalam teknologi
    pengelolaan sampah lainnya.

    “Ini bukan hanya netral karbon, tetapi
    berkontribusi pada keseimbangan
    atmosfer dan meningkatkan kualitas
    udara global,” jelas Bupati Bedas.

    Kang DS menjelaskan diperlukan waktu selama tiga tahun untuk menyempurnakan teknologi Bandung Bedas Green Techno ini sampai akhirnya mesin Jaleuleu Bedas mampu mengolah sampah menjadi oksigen.

    “Teknologi Bandung Bedas Green Techno ini akan menjadi penemuan besar yang dapat berkontribusi dan menjadi solusi perubahan iklim. Tidak ada asap, tidak ada karbon,” tutur Dadang Supriatna.

    Setelah soft launching ini, Bupati yang akrab disapa Kang DS itu mengatakan, pihaknya saat ini tengah memproses pengusulan hak cipta atau hak paten mesin yang menggunakan teknologi revolusioner yakni graphene tersebut.

    “Setelah hak paten keluar, kami akan persembahkan penemuan teknologi ini kepada Pak Presiden. Saya optimistis teknologi ini akan menjadi solusi masalah sampah, bukan hanya di Kabupaten Bandung tapi juga di Indonesia,” ungkap Kang DS.

    Keunggulan Jaleuleu Bedas

    Pemerintah Kabupaten Bandung menghasilkan alat pengolah sampah penghasil oksigen untuk mengurangi emisi karbon.

    Selain mampu menghasilkan oksigen dari proses pembakaran, Bandung Bedas Green Techno atau Jaleuleu Bedas ini juga memiliki beberapa keunggulan yang tidak dimiliki teknologi lainnya.

    Pertama, dibandingkan metode lain seperti incinerator dan pirolisis yang masih berpotensi menghasilkan dioksin, furan, dan polutan lainnya, Jaleuleu Bedas tidak menghasilkan emisi berbahaya berkat suhu pembakaran ultra-tinggi (1.200-1.500°C).

    “Hasil pembakaran ini tidak menghasilkan emisi berbahaya. Tidak ada sisa gas beracun atau partikulat mikro yang bisa mencemari udara dan merusak kesehatan masyarakat,” ungkap Kang DS.

    Keunggulan lain mesin revolusioner berteknologi graphene ini adalah memiliki efisiensi hampir sempurna. 99 persen sampah hilang dan terurai menjadi energi, dengan residu hanya 0,5-1% yang bisa dimanfaatkan untuk berbagai keperluan seperti bahan konstruksi dan lainnya.

    Ketiga, Jaleuleu Bedas ini bisa mengolah semua jenis sampah, termasuk organik, anorganik, plastik, bahkan limbah medis tanpa perlu pemilahan rumit.

    “Insya Allah ini akan sangat bermanfaat untuk bangsa dan negara kita. (TPA) Bantargebang akan selesai. Sarimukti akan selesai. Sampah di Indonesia akan selesai dengan teknologi ini,” tandas Kang DS sambil tersenyum lebar.***

    Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News

  • Diterjang Longsor, TPT Pemakaman Umum di Cileunyi Kulon Kabupaten Bandung Ambruk

    Diterjang Longsor, TPT Pemakaman Umum di Cileunyi Kulon Kabupaten Bandung Ambruk

    Liputan6.com, Bandung – Tembok penahan tanah (TPT) pemakaman umum di Desa Cileunyi Kulon, Kacamatan Cileunyi, Kabupaten Bandung ambruk pada Kamis, 6 Maret 2025.

    Ambruknya TPT pemakaman umum yang berlokasi tak jauh dari Kantor Kecamatan Cileunyi tersebut disebabkan longsor yang terjadi sekira pukul 17.30 WIB.

    Longsor pun terjadi akibat hujan deras yang melanda kawasan tersebut. Saat dilakukan pembersihan dengan alat berat backhoe, sempat ditemukan dua kerangka jasad yang telah menjadi tulang belulang.

    Di sisi lain, material longsor juga menghalangi jalan yang menjadi akses warga menuju kompleks perumahan warga di Desa Cileunyi Kulon.

    Terkait itu, Bupati Bandung Dadang Supriatna menginstruksikan Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (DPUTR) Kabupaten Bandung untuk segera memperbaikinya.

    “Segera perbaiki TPT makam longsor ini. Malu kalau tidak segera diperbaiki, karena makamnya di samping Kantor Kecamatan Cileunyi,” katanya di Cileunyi pada Jumat, 7 Maret 2025.

    Di sisi lain, Dadang mengatakan perlunya ada anggaran tanggap darurat bencana on call atau biaya tidak terduga (BTT). Anggaran itu, kata Dadang, dapat dicairkan sewaktu-waktu untuk perbaikan infrastruktur yang rusak akibat bencana.

    “Sehingga kalau ada infrastruktur yang rusak akibat bencana seperti TPT makam yang longsor ini, dana untuk memperbaikinya bisa langsung ada tanpa harus menunggu lama proses pencairan dana,” tandasnya.

    Meski demikian, Dadang mengeklaim dana yang dikeluarkan tersebut nantinya tetap memerlukan regulasi seusai peraturan perundang-undangan yang berlaku.

    “Jadi, bisa ada action langsung dikerjakan untuk memperbaikinya, jangan hanya meninjau ke lapangan saja. Coba, bagaimana caranya agar ada regulasinya dana on call seperti ini,” ujarnya.

    Penulis: Arby Salim

     

    Perjuangan Relawan Pemakaman Jenazah Covid-19 di Banjarnegara

  • Banjir Rendam Cidawolong, Bupati Bandung Minta Pembangunan Jalan Lingkar Majalaya Dilanjutkan

    Banjir Rendam Cidawolong, Bupati Bandung Minta Pembangunan Jalan Lingkar Majalaya Dilanjutkan

    Liputan6.com, Bandung – Bupati Bandung, Dadang Supriatna menyebut banjir yang melanda kawasan Jalan Raya Laswi, Kampung Cidawolong, Desa Biru, Kecamatan Majalaya, Kabupaten Bandung disebabkan oleh tumpuan tiga aliran sungai.

    Tiga tumpuan tersebut berasal dari Sungai Cidawolong, Sungai Cibontor, dan Sungai Cipeujeuh. Ketiganya pun merupakan kewenangan Dinas Pengelola Sumber Daya Air (PSDA) Provinsi Jawa Barat.

    “Solusinya adalah pertama kita akan mengajukan pentahelix, kita akan hitung secara keseluruhan. Kalau ada lahan yang nanti terkena pembebasan lahan untuk penanggulangan banjir, mohon ada kesadarannya dari pemilik lahan untuk pelebaran atau normalisasi saluran yang harus segera dilakukan. Karena kalau menunggu lamam kapan selesainya,” katanya pada Selasa, 4 Maret 2025.

    Selain adanya tiga tumpuan aliran sungai, Dadang menilai konstruksi jembatan yang selama ini berdiri di atas tiga aliran sungai itu perlu ditingkatkan. Hal tersebut guna menghindari sedimentasi dan sampah yang menyangkut pada jembatan.

    “Harus ditinggikan kurang lebih 1,5 sampai 2 meter. Kemudian ada urugan jalan, mohon kerja samanya dengan perusahaan yang ada di sekitar. Kami akan melakukan pentahelix lebih awal,” ucapnya.

    Tak hanya itu, Dadang mengatakan perlu juga adanya perbaikan lahan-lahan yang kritis dan gundul di bagian hulu Sungai Citarum, salah satunya di kawasan Gunung Wayang, Situ Cisanti Kertasari.

    “Bahkan ada beberapa ratus hektare lahan yang gundul. Ini mohon kerja samanya warga masyarakat Kertasari, sehingga pola tanam ini harus diarahkan ke tanaman keras, sehingga bisa menyerap dan menyimpan air dengan harapan tidak terjadi erosi,” tuturnya.

    Saat meninjau, Dadang diketahui turut melapor kepada Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi. Dia mengusulkan agar pembangunan Jalan Lingkar Majalaya kembali dilanjutkan pengerjaannya oleh Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat.

    “Saya mengusulkan Jalan Lingkar Majalaya sepanjang 2,1 km yang sempat tersendat dalam pembangunannya dan ada tiga jembatan, insya Allah akan dilanjutkan pembangunannya oleh Pak Gubernur Jabar,” dia menandaskan.

     

    Penulis: Arby Salim

  • Tanggul Sungai Cikapundung Kolot Jebol dan Banjir di Bojongsoang

    Tanggul Sungai Cikapundung Kolot Jebol dan Banjir di Bojongsoang

    Liputan6.com, Bandung – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bandung berjanji segera memperbaiki tanggul penahan atau kirmir di bibir Sungai Cikapundung Kolot, Desa Bojongsoang, Kecamatan Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung yang jebol akibat hujan deras pada Minggu, 2 Maret 2025.

    Bupati Bandung, Dadang Supriatna mengatakan perbaikan tanggul sepanjang 40 meter dan tinggi 2 meter tersebut akan dilakukan dengan melibatkan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Citarum.

    “Untuk perbaikan tanggul maupun pembangunannya dikerjakan oleh BBWS Citarum. Untuk jembatan yang tentunya perlu kita diperbaiki, mungkin nanti kita akan menggunakan APBD Kabupaten Bandung. Kita juga akan usulkan ke BNPB dalam rangka penanggulangan bencana, baik pasca dan juga berkelanjutan. Insya Allah ini kita akan secara cepat kita tanggulangi dan kita tangani,” katanya dalam keterangan tertulis, dikutip pada Senin, 3 Maret 2025.

    Menurutnya, persoalan banjir tidak hanya disebabkan oleh curah hujan yang tinggi, tapi juga lantaran adanya endapan sampah dari wilayah Kota Bandung. Pihaknya pun, klaim Dadang, sempat berkumpul dengan sejumlah kepala daerah untuk membahas terkait aglomerasi.

    “Tentu saja Pak Gubernur bisa menjadikan koordinator antardaerah yang harus dikomunikasikan. Insya Allah kami sudah berbicara dengan Pak Wali Kota Bandung yang tentunya akan dibahas secara detail, tetapi tidak hanya sebatas wacana. Saya tidak mau hanya wacana, saya tidak mau,” ujarnya.

    Sementara itu, Kepala BBWS Citarum, Mochammad Dian Alma’ruf menjelaskan banjir di wilayah Bojongsoang dan Dayeuhkolot terjadi karena kapasitas Sungai Cikapundung Kolot yang tidak lagi mampu menampung aliran air.

    “Debit yang terjadi itu 414 kubik, sementara kapasitas sungai 267 kubik. Belum lagi di ujung ketemu dengan Sungai Cikapundung Kota tidak bisa langsung masuk, backwater dulu. Backwater ini yang menyebabkan banyaknya tekanan sehingga bangunan roboh,” tuturnya.

    Bangunan tanggul tersebut, kata dia, mulanya dirancang sepanjang 2 kilometer. Namun, keterbatasan anggaran pada 2020 menyebabkan pembangunan tanggul belum rampung dikerjakan.

    “Ini rencana kami akan mulai diusulkan lagi. Mudah-mudahan tahun depan tidak seperti tahun ini. Jadi kembali ke postur anggaran di Kementerian PU (Pekerjaan Umum) lebih longgar. Kalau tahun ini terjadi efisiensi anggaran, sehingga berdampak pada pengefisienan kegiatan infrastruktur,” ucapnya.

    Saat ini, pihaknya pun tengah berupaya untuk menangani perbaikan darurat dengan memasang geobag untuk sementara.

    “Nanti geobag dari ujung yang rontok sampai ke sana ujungnya lagi, baru kita setelah ini terpasang geobag sebagai pondasi, kita akan pasang lagi sampai ke atas setinggi tanggul. Jadi memang ini belum selesai sampai ke sana. Kita amankan dulu yang roboh ini,” imbuhnya.

    Adapun untuk langkah ke depannya, Dian mengatakan pihaknya akan mengusulkan pembangunan tanggul sungai sepanjang 2,1 kilometer.

    “Memang sudah dihitung backwater-nya dari ujung pertemuan Citarum dengan Cikapundung Kolot, dan Cikapundung Kolot itu sepanjang 2,1 kilometer. Itu memang harus ditinggikan tanggulnya, kita coba usulkan tahun depan mudah-mudahan longgar,” ucapnya.

     

    Penulis: Arby Salim