Tag: Christopher Cavoli

  • Perang Rusia-Ukraina Hari ke-1.136: Jenderal AS Ungkap Ketergantungan Kyiv pada Intelijen Barat – Halaman all

    Perang Rusia-Ukraina Hari ke-1.136: Jenderal AS Ungkap Ketergantungan Kyiv pada Intelijen Barat – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Berikut update perang Rusia vs Ukraina hari ke-1.136.

    Jenderal tertinggi AS di Eropa, Christopher Cavoli, baru-baru ini menyatakan bahwa Ukraina sampai saat ini masih bergantung dengan intelijen dan senjata barat.

    Tidak hanya itu, Ukraina terus berupaya mengatasi kekurangan pasukan dengan memperluas jumlah rekrutan yang memenuhi syarat.

    Sementara itu, Moskow dikabarkan telah kehilangan sekitar 4.000 tank saat berperang melawan Ukraina.

    Selengkapnya, berikut update perang Rusia vs Ukraina hari ke-1.136 dikutip dari TheGuardian:

    Ukraina Memperkuat Pasukan dan Rekrutmen Baru

    Jenderal Christopher Cavoli, komandan komando AS Eropa dan panglima tertinggi NATO di Eropa pada hari Kamis (3/4/2025) menyatakan bahwa Ukraina telah mengatasi sebagian dari kekurangan pasukannya yang sebelumnya menjadi tantangan besar dalam perang melawan Rusia.

    Salah satu langkah yang diambil adalah memperluas jumlah rekrutan yang memenuhi syarat untuk bergabung dengan pasukan Ukraina.

    Namun, meskipun ada perbaikan dalam jumlah personel, ketergantungan Ukraina pada dukungan senjata dan intelijen dari negara-negara Barat tetap menjadi kunci utama dalam mempertahankan perjuangannya.

    Ketergantungan Ukraina pada Intelijen dan Sistem Pertahanan AS

    Dalam sebuah pernyataan kepada para senator di Washington, Cavoli menggarisbawahi betapa pentingnya bantuan dari AS bagi keberhasilan operasi militer Ukraina.

    Ukraina sangat bergantung pada sistem pertahanan rudal dan antipesawat yang disediakan oleh AS. 

    Ia mengklaim tanpa intelijen yang diberikan oleh AS, pasukan Ukraina akan kesulitan menargetkan posisi-posisi Rusia yang kritikal, seperti pos komando dan area logistik.

    “Jika Ukraina tidak dapat menerima intelijen dari kami, mereka akan kesulitan untuk menargetkan, terutama target tingkat operasional yang mendalam,” ujar Cavoli.

    Ukraina Klaim Berhasil Kuasai Kursk, Rusia Kehilangan Armada Besar

    Cavoli juga melaporkan bahwa pasukan Ukraina telah berhasil menguasai sebagian wilayah Kursk milik Rusia.

    Dalam pertempuran tersebut, Rusia kehilangan sekitar 4.000 tank, sebuah jumlah yang hampir setara dengan seluruh armada tank milik AS. 

    Bantuan Amunisi dari Negara Eropa

    Negara-negara Eropa terus memberikan bantuan signifikan dalam bentuk amunisi dan perlengkapan militer untuk Ukraina.

    Kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa, Kaja Kallas, mengungkapkan bahwa negara-negara Eropa telah menyuplai lebih dari separuh kebutuhan amunisi Ukraina, yang jumlahnya mencapai 2 juta butir. 

    Bantuan ini diklaim penting untuk menjaga kemampuan tempur pasukan Ukraina di medan perang. 

     Selain itu, upaya yang dipimpin Ceko untuk memasok amunisi artileri ke Ukraina juga mendapatkan dana tambahan dari Kanada, Norwegia, Denmark, dan Belanda, yang memastikan pengiriman terus berlanjut hingga September.

    Pertempuran Sengit di Kursk

    Pada hari Kamis, pertempuran sengit dilaporkan terjadi di wilayah Kursk, di mana pasukan Ukraina terus menguasai beberapa area.

    Ratusan tentara Ukraina dilaporkan berlindung di sebuah biara di daerah tersebut.

    Kunjungan Zelenskyy ke Sumy

    Pada hari yang sama, presiden Volodymyr Zelenskyy mengunjungi wilayah Sumy yang berbatasan langsung dengan Kursk.

    Zelenskyy menegaskan komitmennya untuk melindungi negara, rakyat, dan kemerdekaan Ukraina, meskipun ancaman serangan besar dari pasukan Rusia terus meningkat di sepanjang perbatasan timur laut.

    “Apa pun yang terjadi, kami akan melindungi negara kami, kemerdekaan kami, rakyat kami,” katanya.

    Serangan Drone Rusia Hantam Kharkiv dan Dnipro

    Selain serangan darat, pasukan Rusia juga melancarkan serangan drone yang menghantam sejumlah kota Ukraina.

    Kharkiv, yang terletak di timur laut Ukraina, menjadi target serangan yang menewaskan dua orang dan melukai 32 orang lainnya.

    Di Dnipro, tiga orang terluka akibat rentetan serangan drone Rusia.

    Kota-kota di wilayah selatan Ukraina, seperti Zaporizhzhia, juga mengalami serangan serupa yang menyebabkan sejumlah korban luka.

    Tindakan Rusia Terhadap Lembaga Internasional dan Hak Asasi Manusia 

    Sementara pertempuran terus berlangsung, Rusia mengambil langkah kontroversial dengan melarang Yayasan AIDS Elton John (EJAF) beroperasi di negara tersebut. 

    Ini merupakan bagian dari tindakan keras yang dilakukan oleh Moskow terhadap organisasi-organisasi hak asasi manusia dan LSM yang dianggap bertentangan dengan kebijakan negara tersebut.

    Organisasi-organisasi seperti World Wildlife Fund, Greenpeace, Transparency International, dan Radio Free Europe/Radio Liberty telah dicap sebagai “organisasi yang tidak diinginkan” di Rusia.

    Peningkatan Pengeluaran Pertahanan NATO 

    Di sisi lain, Menteri Luar Negeri AS, Marco Rubio, memberi tahu negara-negara NATO bahwa mereka harus meningkatkan target pengeluaran pertahanan mereka secara signifikan. 

    Menjelang pertemuan puncak NATO yang dijadwalkan pada bulan Juni di Den Haag, beberapa anggota NATO seperti Polandia sudah menyatakan komitmen untuk meningkatkan anggaran pertahanan mereka. 

    (Tribunnews.com/Farrah)

    Artikel Lain Terkait Perang Rusia vs Ukraina

  • Kecelakaan Maut Pesawat Jatuh di Moskow, 2 Orang Tewas

    Kecelakaan Maut Pesawat Jatuh di Moskow, 2 Orang Tewas

    Jakarta, CNBC Indonesia – Sebuah pesawat kecil jatuh di dekat lapangan terbang Myachkovo di Ibu Kota Rusia, Moskow, Kamis (6/2/2025) waktu setempat. Dalam insiden itu, 2 orang instruktur penerbang dilaporkan tewas.

    Kantor Berita resmi Rusia, TASS, melaporkan bahwa pesawat itu jatuh ke sebuah ladang saat kecelakaan. Satu regu tim penyelamat yang terdiri dari 26 orang bekerja sebagai tanggapan di lokasi kecelakaan, dan mereka dengan cepat memadamkan api pada pecahan-pecahan yang tertinggal dari pesawat.

    TASS juga melaporkan bahwa salah satu instruktur penerbangan yang tewas adalah seorang mantan pilot militer bernama Vitaly Kiyashko. Kantor berita itu mengatakan seorang sumber yang bersama dengan responden pertama di tempat kejadian mengidentifikasi orang lain di dalam pesawat sebagai instruktur penerbangan lainnya.

    “Mantan pilot militer Vitaly Kiyashko, yang merupakan instruktur penerbangan, termasuk di antara dua orang yang tewas dalam kecelakaan itu. Orang lain di dalam pesawat, yang juga tewas dalam kecelakaan itu, juga merupakan instruktur penerbangan,” tulis media itu melaporkan informasi dari tim penyelamat.

    “Penyelidik Rusia telah meluncurkan penyelidikan awal terhadap kecelakaan pesawat itu.”

    Kecelakaan fatal itu kemungkinan akan menimbulkan kekhawatiran tentang keselamatan di industri penerbangan Rusia. Pada bulan Juli 2024, sebuah Sukhoi Superjet (SSJ 100) milik Gazpromavia, maskapai penerbangan milik raksasa gas Gazprom, jatuh di distrik Kolomensky di wilayah Moskow, menewaskan ketiga orang di dalamnya.

    United Aircraft Corporation (UAC) milik negara mengatakan Sukhoi, yang tidak membawa penumpang, telah melakukan uji terbang setelah perbaikan. Salah satu sumber kementerian situasi darurat mengatakan pesawat itu meledak setelah mendarat darurat di hutan.

    Kecelakaan pesawat kecil pada hari Kamis terjadi pada hari yang sama ketika muncul laporan tentang seorang tentara Rusia yang dilaporkan menabrakkan truk ke jet tempur Su-25, sehingga tidak dapat digunakan.

    Insiden Su-25 menambah jumlah jet militer Rusia yang hilang selama perang di Ukraina. Angkatan udara Rusia telah menderita banyak korban, baik dalam kasus tembakan kawan sendiri maupun akibat pasukan Ukraina yang menembak jatuh jet militer Putin.

    Pada April 2024, Jenderal Christopher Cavoli, kepala Komando Eropa AS, memberitahu anggota parlemen Amerika bahwa Rusia telah kehilangan sekitar 10 persen armada pesawatnya sejak Putin melancarkan invasi besar-besaran ke Ukraina pada Februari 2022.

    (luc/luc)