TRIBUNJAKARTA.COM – Keluarga Sugianto sempat cemas saat terjadinya kebakaran hutan di Korea Selatan.
Padahal saat itu, Nelayan Indonesia itu sedang menyelamatkan puluhan lanjut usia (lansia) dari kebakaran hutan di Kabupaten Yeongdeok, Provinsi Gyeongsang, Korea Selatan.
Sugianto (31) belakangan disebut-sebut di media Korea Selatan dan Indonesia.
Nelayan asal Indonesia tersebut menjadi pahlawan bagi warga Yeongdeok di Utara Gyeongsang.
Pasalnya, dengan penuh nyali tak kenal rasa takut ia menolong warga Yeongdeok dari ganasnya amukan si jago merah yang melanda wilayah tersebut minggu lalu.
Sugianto dengan cekatan berlari dari rumah ke rumah untuk menyelamatkan nyawa warga yang sudah uzur dari kebakaran.
Sugianto mengungkapkan keluarganya di Indonesia berada di Indramayu, Jawa Barat.
Sedangkan, ia telah bekerja sebagai nelayan di Korea Selatan selama delapan tahun.
Saat menyelamatkan para lansia, Sugianto mengingat keluarganya di Indramayu. Sugianto ingat kakek dan nenek di rumahnya di Indonesia.
“Sedangkan saya di sini sudah delapan tahun kerja di desa yang sama. Enggak pernah pindah, jadi masyarakat sini itu bagaikan keluarga saya juga yang di Indonesia gitu aja,” kata Sugianto dikutip TribunJakarta dari Youtube Official iNews, Jumat (4/4/2025).
Ia juga menceritakan keluarganya di Indramayu sempat cemas saat mengetahui kebakaran hutan di Korea Selatan.
KLIK SELENGKAPNYA:Nelayan Indonesia bernama Sugianto Menceritakan Detik-detik Evakuasi Lansia dari Kebakaran di Korea Selatan. Ia Terpaksa Mendobrak Pintu Meski Dianggap Tidak Sopan.
“Awalnya was-was juga cemas. Apakah tidak apa-apa. Saat itu jam 10 malam sudah tidak bisa menelpon,” kata Sugianto.
Sugianto mengungkapkan kebakaran hutan di Korsel memutuskan jaringan dan sinyal internet.
Sehingga, Sugianto tidak bisa mengabarkan keluarganya di Indonesia. Ia pun langsung pergi ke pengungsian pada pagi harinya setelah menyelamatkan para lansia.
Namun, akhirnya Sugianto bisa menghubungi keluarganya di Indonesia.
Kini berkat aksinya tersebut, Pemerintah Korsel melalui Kementerian Kehakiman Korsel sangat mengapresiasi Sugianto. Penjabat Menteri Kehakiman Kim Seok-woo mengatakan, ia menganugerahi Sugianto visa F2.
Pemberian status kependudukan F-2 adalah hak prerogatif Menteri Hukum yang diberikan kepada seseorang yang berkontribusi kepada Korea.
Kini, Kementerian Hukum Korea sedang melakukan review terhadap pemrosesan Sugianto untuk mendapatkan status F-2.
Sebagai informasi, status F-2 bisa didapatkan pekerja asing dengan berbagai cara.
Namun bagi Sugianto (seorang nelayan) hampir mustahil ia dapatkan.
Dengan visa F-2, pekerja asing dapat membawa anak istri, bisa bekerja atau tak bekerja namun masih tinggal di Korea hingga paling mudah, pemilik visa F-2 bisa mempermudah permanent resident.
“Alhamdulillah berkah, mungkin Tuhan Maha Kuasa memberi kesempatan saya untuk berbuat baik dan dapat berkahnya bisa dikasih visa F-2,” katanya.
Mengenai rencana membawa keluarganya dari Indramayu ke Korea Selatan, Sugianto mengaku belum ada rencana.
Pasalnya, usia putranya masih berusia lima tahun.
Momen Lebaran 2025, Sugianto mengungkapkan belum dapat pulang ke kampung halaman. Namun, keluarga Sugianto dapat memakluminya.
“Ya enggak apa-apa, kata ayah dan ibu juga di rumah sebagai orang tua cuma bisa mendoakan semoga anak yang lagi kerja di luar negeri juga sehat enggak ada halangan, enggak ada rintangan, enggak ada masalah. Ya sama-sama berdoa saja demi kebaikan masing-masing,” ucapnya.
Sugianto pun menyampaikan terimakasih kepada keluarganya di Indramayu karena telah mendoakan yang terbaik bagi dirinya.
Sementara itu, Wakil Menteri Pelindungan Pekerja Migran Indonesia, Christina Aryani, mengapresiasi aksi heroik yang dilakukan Sugianto.
Christina menilai, aksi heroik Sugianto menunjukkan bahwa pekerja migran Indonesia sejatinya memiliki empati yang luar biasa, di luar dedikasinya pada pekerjaan.
“Harapan kami, Sugianto menjadi contoh dan panutan bagi pekerja migran Indonesia lain yang juga sedang mencari nafkah di luar negeri,” kata Christina, dalam keterangannya, Kamis (3/4/2025).
Christina mengaku bangga dengan aksi heroik Sugianto di negara tetangga.
“Kami bangga dengan apa yang telah dilakukan Sugianto, kepeduliannya menunjukkan spirit kemanusiaan yang tinggi,” kata dia.
Politikus Partai Golkar ini juga mengapresiasi peninjauan kembali izin tinggal jangka panjang (F-2) dari Kementerian Kehakiman Korea Selatan kepada Sugianto.
“Izin tinggal jangka panjang merupakan penghargaan atas aksi Sugianto yang dianggap berkontribusi bagi kepentingan umum di Korea Selatan,” imbuh dia.
Diketahui, aksi heroik Sugianto menyelamatkan lansia dari kobaran api di Korea Selatan sempat viral di berbagai platform media sosial.
Sugianto merupakan pekerja migran asal Indramayu, Indonesia, yang bekerja sebagai nelayan di Korea Selatan.
Dikutip dari Tribunnews.com, situs Korea Naver melabeli Sugianto sebagai pahlawan tersembunyi setelah orang asing menggendong nenek di Yeongdeok.
Sebab, Sugianto baru saja menyelamatkan para lansia dari kebakaran hutan di Uiseong-gun, Gyeongbuk.
Kebakaran ini bermula dari kawasan hutan di Uiseong-gun, Gyeongbuk.
Kobaran api dibawa angin hingga merembet ke desa-desa pesisir di Chuksan-myeon. Sugianto, yang kala itu tengah bekerja shift malam sebagai nelayan, langsung berteriak berusaha mengevakuasi warga.
Warga asal Indramayu ini juga berlari dari rumah ke rumah memberi tahu penduduk desa agar terhindar dari kebakaran.
Kawasan wilayah itu berada di lereng dengan jalanan curam.
Hal ini pun mempersulit para lansia untuk melakukan evakuasi. Sugianto pun secara sigap langsung menggendong warga lansia dan berjalan sejauh 300 meter.
“Jika tidak ada tuan Sugianto di sana, kami semua pasti sudah mati. Saya sudah tertidur saat menonton TV, tetapi saya terbangun mendengar Sugianto berteriak ada kebakaran di luar. Saya melihat Sugianto di luar. Saya berhasil melarikan diri dari rumah dengan bantuan Sugianto,” terang seorang warga berusia 90 tahun. (TribunJakarta.com/Kompas.com)
Akses TribunJakarta.com di Google News atau WhatsApp Channel TribunJakarta.com. Pastikan Tribunners sudah install aplikasi WhatsApp ya