Tag: Cholil Nafis

  • Cholil Nafis Sindir Natalius Pigai: Baiknya Nikah, Jangan Cuma Pacaran

    Cholil Nafis Sindir Natalius Pigai: Baiknya Nikah, Jangan Cuma Pacaran

    FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Bidang Ukhuwah dan Dakwah, Muhammad Cholil Nafis, memberikan tanggapan terkait pengakuan Menteri HAM Natalius Pigai yang menyatakan memiliki tiga pacar selama 13 tahun.

    Pernyataan tersebut menuai komentar ringan dari Cholil. Ia memberikan kelakar yang sedikit menohok kepada orang kepercayaan Presiden Prabowo itu.

    “Hehehe ini standar HAM yang polos ya,” ujar Cholil dalam keterangannya di aplikasi X @cholilnafis (2/1/2025).

    Ia mengaku tidak mengetahui detail mengenai “model pacaran” yang dimaksud oleh Pigai, namun menyebut bahwa memiliki tiga pacar dalam 13 tahun sudah cukup banyak.

    “Saya tak tahu model pacarannya seperti apa. Menurut ilmu nahwa, 3 pacar itu sudah banyak,” sentilnya.

    Cholil juga menyarankan agar Pigai mempertimbangkan untuk menikah sesuai dengan nilai-nilai Pancasila, khususnya sila pertama, Ketuhanan Yang Maha Esa.

    “Baiknya nikah aja jangan cuma pacaran, sesuai dengan nilai sila pertama, Ketuhanan Yang Maha Esa,” tandasnya.

    Sebelumnya diberitakan, Menteri Hak Asasi Manusia (HAM) Natalius Pigai memperingatkan jajarannya di kementerian fokus bekerja untuk kemajuan bangsa.

    Secara khusus ia melarang keras bawahannya korupsi, judi online, hingga membangun hubungan terlarang alias selingkuh.

    “Enggak boleh main mata antar pasangan laki-laki perempuan,” tegas Pigai saat melantik 56 pejabat manajerial Kementerian HAM dilansir dari kanal Youtube resmi Kementerian HAM, Kamis (2/1/2025).

    Lebih jauh ia menegaskan tak akan segan-segan memecat pegawai Kementerian HAM yang terlibat hubungan terlarang.

  • Muhammadiyah Sambut Gembira Wacana Libur Sekolah Selama Ramadan

    Muhammadiyah Sambut Gembira Wacana Libur Sekolah Selama Ramadan

    Jakarta, CNN Indonesia

    Ketua PP Muhammadiyah Anwar Abbas mendukung wacana Menteri Agama (Menag) soal penerapan libur sekolah sebulan selama bulan puasa Ramadan. Namun menurutnya, bukan berarti anak-anak tak belajar jika sekolah diliburkan.

    “Adanya rencana dari Kemenag untuk meliburkan anak-anak selama bulan puasa patut disambut gembira agar anak-anak tahu bulan puasa itu adalah bulan suci yang harus dihormati tetapi itu bukan berarti anak-anak tidak belajar dan tidak akan mendapatkan pendidikan,” kata Anwar mengutip detikcom, Kamis (2/1).

    Anwar memandang anak-anak bisa mendapatkan pendidikan di lingkungan masyarakat. Meski begitu, Anwar meminta peran aktif sekolah dalam memberikan arahan dan penilaian kepada anak-anak.

    “Saya setuju sekali dengan gagasan dari Kemenag tersebut asal saja pihak sekolah secara aktif melalui medium digital memberi arahan dan penilaian terhadap anak, orang tua dan masyarakat agar program tersebut benar-benar bisa berjalan dengan baik,” jelasnya.

    Menurutnya, ada banyak jenis kecerdasan dan keterampilan yang bisa diasah selama libur Ramadan, mulai dari spiritual dengan salat 5 waktu dan mengaji di masjid, terlibat dalam kegiatan sosial seperti bersih-bersih masjid dan lingkungan, hingga seni budaya.

    Jika wacana itu jadi diterapkan, Anwar mendorong supaya Kemenag dan sekolah menyiapkan panduan yang jelas untuk dipahami siswa dan orang tua.

    “Adapun mengenai tujuan, materi, metode, proses belajar mengajar dan cara mengevaluasi program ini haruslah dipersiapkan panduannya oleh Kemenag dan pihak sekolah dengan baik agar program libur puasa tersebut benar-benar berarti dan bermakna tidak hanya bagi sang anak tapi juga bagi orang tua dan masyarakat serta sekolahnya,” ucapnya.

    Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar sebelumnya bicara soal wacana sekolah libur sebulan selama Ramadan. Nasaruddin mengatakan pondok pesantren sudah menerapkan libur selama Ramadan, tapi untuk sekolah-sekolah negeri maupun swasta masih menunggu pengumuman.

    “Ya, sebetulnya sudah warga Kementerian Agama, khususnya di pondok pesantren, itu libur. Tetapi sekolah-sekolah yang lain juga masih sedang kita wacanakan, tetapi ya nanti tunggulah penyampaian-penyampaian,” kata Nasaruddin kepada wartawan, di Monas, Senin (30/12) malam.

    Dia menerangkan yang terpenting selama Ramadan adalah kualitas ibadahnya, bukan soal sekolah diliburkan atau tidak. Dia menekankan lagi, wacana libur sebulan di sekolah masih menunggu perkembangan.

    Sebelumnya, Ketua Komisi X DPR RI Hetifah Sjaifudian mengatakan wacana libur selama Ramadan perlu dikaji matang-matang mengingat berbagai dampak yang berpotensi muncul.

    “Wacana meliburkan anak sekolah selama satu bulan saat bulan puasa memiliki potensi dampak positif dan negatif yang perlu dipertimbangkan secara matang,” kata Hetifah kepada wartawan, Selasa (31/12).

    Hetifah menjelaskan dampak positif dari libur selama sebulan penuh, di antaranya memberikan ruang bagi siswa Muslim untuk fokus beribadah.

    “Mereka juga bisa memanfaatkan waktu untuk belajar agama lebih mendalam, mengikuti kegiatan sosial keagamaan di komunitas, atau mempererat hubungan keluarga,” ucapnya.

    Sementara itu, Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Bidang Dakwah dan Ukhuwah, Cholil Nafis, juga menilai wacana itu perlu dikaji lebih dalam lantaran tak semua siswa Muslim dan karenanya harus mempertimbangkan produktivitas siswa.

    “Mungkin bisa untuk pesantren (libur sebulan saat Ramadan) karena kurikulum dan masa belajarnya mungkin berbeda. Kalau sebagian pesantren sudah melaksanakan libur panjang bahkan seminggu sebelum Ramadan dan masuk seminggu setelah Ramadan. Hampir ya, 45 hari malah liburnya,” kata Cholil kepada wartawan, Rabu (1/12).

    “Tapi kalau untuk umum saya pikir perlu menyesuaikan dengan kurikulum, ya kurikulumnya, di samping juga yang kedua tidak semuanya muslim. Tapi menurut saya itu tergantung kajian mana yang lebih bermanfaat tetapi bukan liburnya, tetapi soal produktivitasnya,” ucapnya.

    Baca berita lengkapnya di sini.

    (tim/DAL)

    [Gambas:Video CNN]

  • Apresiasi Lukisan Yos Supratpro yang Dibredel, Cholil Nafis: Karya Seni Itu Cermin Realita Sosial

    Apresiasi Lukisan Yos Supratpro yang Dibredel, Cholil Nafis: Karya Seni Itu Cermin Realita Sosial

    FAJAR.CO.ID,JAKARTA — Ketuq Majelis Ulama Indonesia, Cholil Nafis mengapresiasi lukisan Yos Supratpro. Setelah dibredel, menurutnya lukisan itu makin viral.

    “Lukisan itu idenya sudah sampai ke mana-mana meskipun tak sempat tayang dan terbeli,” kata Cholil dikutip dari unggahannya di X, Jumat (29/12/2024).

    Karena viralnya lukisan tersebut, ia menduga Yos lebih puas. Karena lebih viral.

    “Mungkin Pak Yos Suprapto lebih puas pesan lukisannya yang viral itu,” ucapnya.

    Di sisi lain, ia menyebut karya seni adalah cermin. Cholil khawatir Indonesia tanpa cermin jika karya seni dibredel.

    “Karya seni itu cermin dari realita sosial maka biarkan tumbuh secara alami. Jangan sampai hidup bangsa ini tanpa cermin,” ujarnya.

    Sebelumnya, pameran Yos yang sedianya digelar di Galeri Nasional batal. Belakangan, Menteri Kebudayaan RI, Fadli Zon, akhirnya angkat bicara.

    Dari 30 karya yang dipamerkan, lima di antaranya dinilai Fadly Zon vulgar dan berpotensi menyinggung pihak tertentu.

    “Bahkan agak vulgar. Misalnya, ada satu lukisan yang memperlihatkan orang telanjang, bersenggama, dan memakai topi yang memiliki ciri budaya tertentu,” ujar Fadli Zon, Jumat (20/12/2024).

    Ia menjelaskan bahwa topi tersebut menyerupai atribut budaya, seperti yang dikenakan raja Mataram atau Jawa. “Itu kan bisa menyinggung orang lain,” tambahnya.
    (Arya/Fajar)

  • Ketua Komisi Dakwah MUI Ingatkan Dai Jaga Lisan pada Era Digital

    Ketua Komisi Dakwah MUI Ingatkan Dai Jaga Lisan pada Era Digital

    Jakarta, Beritasatu.com – Ketua Komisi Dakwah Majelis Ulama Indonesia (MUI), KH Ahmad Zubaidi, mengingatkan para pendakwah atau dai untuk lebih berhati-hati dalam bertutur kata, terutama di era digital seperti saat ini. 

    Menurutnya, jika ulama atau tokoh agama tidak memberikan teladan yang baik dan kurang berhati-hati dalam menyampaikan pesan dakwah, hal tersebut dapat mengurangi esensi nilai-nilai keislaman yang disampaikan sekaligus menurunkan kredibilitas mereka di mata masyarakat.

    “Tujuannya agar dakwah dapat terus berjalan dengan baik dan supaya dai di Indonesia tetap dihormati serta diapresiasi oleh masyarakat,” ujar KH Ahmad Zubaidi di Jakarta, dalam rilis Sabtu (14/12/2024).

    Kiai yang juga merupakan akademisi di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta ini menegaskan bahwa dalam berdakwah, penting untuk menggunakan bahasa yang santun, mendidik, dan penuh hikmah. Dengan demikian, para dai dapat menjadi panutan yang baik bagi umat.

    Ia juga menekankan pentingnya etika, adab, dan tata krama sebagai fondasi utama yang harus dimiliki oleh setiap dai, selain penguasaan ilmu. “Jika seseorang hanya mengandalkan ilmu tanpa dilandasi adab, maka besar kemungkinan akan timbul kesombongan dalam menyampaikan dakwah,” jelasnya.

    KH Ahmad Zubaidi mengingatkan agar para dai selalu berhati-hati dalam memilih kata-kata agar tidak menyinggung atau melukai hati para pendengarnya. Sebaliknya, dakwah seharusnya menjadi sarana untuk menyebarkan kasih sayang dan nilai-nilai luhur Islam. “Dengan memiliki tata krama, adab, etika, dan akhlak yang baik, insyaallah ilmu yang dimiliki para dai akan lebih bermanfaat dan bermakna,” tambahnya.

    Ia juga mengingatkan bahwa ketidakhati-hatian dalam bertutur kata dapat dimanfaatkan oleh pihak-pihak tidak bertanggung jawab untuk memprovokasi dan menciptakan konflik antarumat Islam atau organisasi keagamaan.

    Sebagai tambahan, KH Ahmad Zubaidi mendorong para dai untuk belajar keterampilan berbicara di depan umum, retorika, dan menyisipkan humor dalam ceramah agar dakwah terasa lebih menarik dan tidak membosankan. Namun, humor yang digunakan harus tetap sesuai dengan norma dan tidak menyakiti perasaan orang lain.

    “Pelajari bagaimana menyampaikan ceramah yang diselingi humor positif. Dengan latihan yang konsisten, kualitas dakwah akan semakin baik dan para dai akan semakin mumpuni,” tutupnya.

  • Gara-gara Hina Pedagang Es Teh, Gus Miftah Ditegur Prabowo dan Dikecam Publik
                
                    
                        
                            Nasional
                        
                        5 Desember 2024

    Gara-gara Hina Pedagang Es Teh, Gus Miftah Ditegur Prabowo dan Dikecam Publik Nasional 5 Desember 2024

    Gara-gara Hina Pedagang Es Teh, Gus Miftah Ditegur Prabowo dan Dikecam Publik
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com –
    Utusan Khusus Presiden Bidang Kerukunan Beragama dan Pembinaan Sarana Keagamaan
    Miftah Maulana Habiburrahman
    dikecam dari sana-sini usai menghina tukang es teh bernama
    Sunhaji
    saat sedang berdakwah di Magelang.
    Perbuatan tidak patut Miftah Maulana itu terekam dalam video yang viral di media sosial. Dari atas panggung, pria yang dikenal sebagai pendakwah itu melontarkan ucapan tak pantas kepada Sunhaji yang berjualan di tengah-tengah hadirin.
    “Es tehmu
    sih akeh
    (masih banyak)? Ya, sana jual goblok. Jual dulu, nanti kalau belum laku, ya sudah, takdir,” ujar Miftah.
    Ucapan Miftah itu membuat orang-orang yang ada di sekeliling Miftah tertawa terbahak-bahak, sedangkan Sunhaji hanya berdiri terdiam.
    Setelah video itu viral di media sosial, warganet ramai-ramai mengecam dan ujungnya Miftah membuat video klarifikasi guna menyampaikan permintaan maaf.
    “Saya Miftah Maulana Habiburrahman, dengan kerendahan hati, saya meminta maaf atas kekhilafan saya, saya memang sering bercanda dengan siapa pun,” kata Miftah.
    “Maka untuk itu, atas candaan kepada yang bersangkutan, saya akan meminta maaf secara langsung. Dan mudah-mudahan dibukakan pintu maaf untuk saya,” ujar dia.
    Usut punya usut, Miftah baru meminta maaf setelah ditegur Presiden
    Prabowo Subianto
    melalui Sekretaris Kabinet (Seskab) Mayor Teddy Indra Wijaya.
    “Saya juga sudah ditegur oleh Bapak Seskab yang hari ini berada di Kupang untuk lebih berhati-hati menyampaikan pendapat dan pidato di depan masyarakat umum,” ujar Miftah
    Prabowo tegur Miftah
    Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan
    Hasan Nasbi
    mengungkapkan, Prabowo telah mengetahui perbuatan anak buahnya itu dan menyampaikan teguran lewat Mayor Teddy.
    “Presiden sudah memberikan teguran kepada yang bersangkutan melalui Sekretaris Kabinet untuk segera meminta maaf kepada Bapak Sunhaji, yang mungkin saja, dan sangat mungkin terluka perasaannya karena kejadian kemarin,” ujar Hasan dalam keterangan videonya, Rabu (4/12/2024).
    Hasan mengatakan, Prabowo dan para pejabat di Istana sudah mendapatkan informasi mengenai Miftah yang mendatangi Sunhaji secara langsung.
    Dia memastikan Miftah sudah meminta maaf langsung kepada Sunhaji di Desa Banyusari, Kecamatan Grabak, Kabupaten Megelang.
    “Dan kami berharap silaturahmi bisa kembali terjalin dengan baik, keadaan bisa kembali menjadi baik, dan hubungan kekeluargaan bisa tumbuh di antara mereka berdua,” ujar Hasan.
    Pihak Istana Kepresidenan turut menyayangkan kejadian olok-olok yang melibatkan Miftah kepada Sunhaji.
    Hasan mengingatkan bahwa Prabowo sangat menghormati dan menjunjung tinggi adab terhadap siapapun.
    “Beliau pernah berpidato yang menyatakan bahwa beliau sangat menghormati para pedagang kaki lima, para petani, para nelayan, semua orang yang bekerja keras keluar dari rumah mereka, memeras keringat, yang mencari rezeki yang halal untuk kebutuhan keluarga mereka,” ucap Hasan.
    Pelajaran untuk penceramah
    Perbuatan Miftah yang menimbulkan kecaman dinilai menjadi pelajaran bagi semua pihak untuk berhati-hati dalam berbicara.
    Ketua Bidang Dakwah dan Ukhuwah
    Majelis Ulama Indonesia
    (MUI) Cholil Nafis mengatakan, seorang pendakwah semestinya tidak mudah menyampaikan kata-kata yang buruk.
    “Menjadi pelajaran kepada dia dan kita semua agar tak mudah menyampaikan kata-kata yang buruk apalagi di depan publik, (untuk) pejabat publik dan penceramah,” ujar Cholil saat dihubungi, Rabu.
    Wakil Ketua Dewan Pertimbangan MUI Zainut Tauhid Saadi menambahkan, para pendakwah dan tokoh agama semestinya menjadikan mimbar ceramah sebagai ruang edukasi yang mencerahkan.
     
    Ia menyebutkan, setiap tokoh agama, ulama, dan penceramah agama mengemban tugas mulia sebagai pewaris para nabi untuk melaksanakan tugas mengajak kebaikan dan mencegah kemungkaran melalui jalan dakwah
    Meskipun maksudnya menyampaikan candaan, guyonan atau intermeso, bahkan kritikan sekali pun, Zainut tegaskan, hendaknya tetap dilakukan dengan cara yang santun, bijak dan menghormati etika.
    “Tidak dengan cara yang sarkastik merendahkan martabat dan melanggar norma susila,” ujar Zainut.
    Copyright 2008 – 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Polemik Miftah Maulana, Pendakwah Diminta Jaga Sensitivitas
                
                    
                        
                            Nasional
                        
                        4 Desember 2024

    Polemik Miftah Maulana, Pendakwah Diminta Jaga Sensitivitas Nasional 4 Desember 2024

    Polemik Miftah Maulana, Pendakwah Diminta Jaga Sensitivitas
    Penulis
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Majelis Ulama Indonesia (MUI) meminta pendakwah dan pejabat publik lebih sensitif dalam bergurau.
    Pernyataan ini disampaikan menanggapi polemik ucapan
    Miftah Maulana Habiburrahman
    yang menghina pedagang es teh dalam sebuah kegiatan, sehingga memicu reaksi keras dari masyarakat.
    Ketua MUI Bidang Dakwah dan Ukhuwah, Cholil Nafis, berharap para pendakwah dan tokoh masyarakat lebih berhati-hati dalam berkomunikasi agar tidak menimbulkan keresahan.
    Menurut Cholil, dakwah seharusnya menjadi media untuk mendekatkan, bukan menciptakan jarak.
    “Kalau bercanda pun perlu menjaga sensitivitas publik. Karena sopan atau tidaknya kata-kata itu dirasakan oleh umat,” kata Cholil saat dihubungi di Jakarta, Rabu (4/12/2024), seperti dikutip dari
    Antara
    .

    “Penting menjaga lisan, apalagi sebagai pejabat publik tentunya lebih menjadi perhatian masyarakat,” sambung Cholil.
    Ucapan Miftah, yang viral di media sosial, dianggap menyinggung pedagang es dan mencederai sensitivitas publik.
    Meski Utusan Khusus Presiden Bidang Kerukunan Beragama dan Pembinaan Sarana Keagamaan itu telah menyampaikan permintaan maaf, insiden ini tetap menjadi sorotan luas.
    Cholil menilai permintaan maaf itu langkah baik, tetapi peristiwa ini harus menjadi pelajaran penting bagi semua pihak.
    Cholil menekankan pentingnya memilih kata-kata yang tepat saat menyampaikan materi dakwah, termasuk dalam situasi santai. Ia mengingatkan candaan yang tidak sensitif dapat melukai perasaan masyarakat.
    Sebelumnya diberitakan, Miftah tengah menjadi sorotan warganet karena mengolok-olok pedagang es teh saat sedang mengisi sebuah acara di Magelang, Jawa Tengah.
    Dalam video yang beredar, Miftah melontarkan kata-kata tak pantas kepada seorang pedagang es teh yang berjualan di hadapan para hadirin acara.
    “Es tehmu
    sih akeh
    (masih banyak)? Ya, sana jual goblok. Jual dulu, nanti kalau belum laku, ya sudah, takdir,” ujar Miftah.
    Belakangan, Miftah meminta maaf dan mengaku khilaf mengeluarkan kalimat tidak pantas kepada pedagang es teh karena ia merupakan orang yang sering bercanda.
    Miftah juga mengaku sudah ditegur oleh Sekretaris Kabinet Teddy Indra Wijaya agar lebih berhati-hati saat berbicara di depan masyarakat umum.
    Copyright 2008 – 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Ketua MUI Sentil Gus Miftah Olok-Olok Pedagang Es saat Ceramah: Jangan Ditiru Ya Deek

    Ketua MUI Sentil Gus Miftah Olok-Olok Pedagang Es saat Ceramah: Jangan Ditiru Ya Deek

    GELORA.CO – Ketua MUI Bidang Dakwah dan Ukhuwah KH Cholil Nafis mengkritik penceramah kondang KH Miftah Maulana Habiburahman (Gus Miftah) yang mengolok-olok pedagang es teh saat mengisi pengajian. 

    Video Gus Miftah tersebut kemudian viral di media sosial hingga menuai reaksi netizen.

    Menurut Kiai Cholil, ucapan yang dilontarkan penceramah yang kini menjadi pejabat publik itu tidak etis.

    “Ya, meskipun sambil ketawa mungkin bercanda, ucapan itu tak baik dikatan apalagi di depan publik oleh penceramah dan pejabat publik. Perlu kematangan diri sang penceramah dlm menanggapi sesuatu sehingga tdk kontra produktif,” tulis Kiai Cholils dalam akun Instagramnya @cholilnafis dikutip iNews.id, Selasa (3/12/2024).

    “Orang2 berharap kpd penceramah apalagi merangkap penjabat utk mendapat keteladanan. Itu tukang jual sdg berkasab mencari rezeki yg halal sesuai kemampuannya. Yg seperti itu jangan ditiru ya Deekk.. astaghfirullah,” tulis Kiai Cholil.

    Diketahui, peristiwa itu terjadi saat Gus Miftah yang kini menjadi Utusan Khusus Presiden (UKP) Bidang Kerukunan Beragama dan Pembinaan Sarana Keagamaan mengisi pengajian Magelang Bersholawat, 20 November 2024 lalu. 

    Hadir dalam acara tersebut pengasuh Pondok Pesantren UPI, KH Yusuf CHudlori, dan Habib Zaidan Bin Yahya.

    Dalam video yang beredar di media social X (Twitter), tampak seorang pedagang es the dan air mineral kemasan hadir di acara pengajian sambil membawa dagangan di atas kepalanya. Sebagian hadirin di acara itu berteriak meminta Gus Miftah memborong dagangan pedagang tersebut yang tampak antusias mendengarkan ceramah sambil berdiri.

    Namun, bukannya merespons permintaan hadir dengan memborong dagangan penjual es tersebut. Gus Miftah malah bernada mengolok-olok pedagang tersebut. “Es tehmu masih banyak tidak? Kalau masih y asana jual, go…k,” kata Gus Miftah disambut gelak tawa para tamu di atas panggung.

    Tampak raut muka pedagang es teh tersebut otomatis berubah tersenyum kecut mendengar ucapan Gus Miftah tersebut.

    Pantauan iNews.id hingga pukul 18.30 WIB, Selasa (3/12/2024), Gus Miftah trending topic di media social X. Netizen pun sontak mengkritik ucapan Gus Miftah yang dinilai melecehkan pedagang es tersebut.

    Sejumlah netizen juga mendoakan bapak penjual es yang diolok-olok Gus Miftah.

    “Dear Bapak penjual es, semoga abis ini bapak makin deres berkah melimpah. Sehat dan bahagia sekeluarga, diangkat derajatnya lebih baik sama Allah. Sakit banget lihatnya,” tulis akun @heyitsokeyy.

    “Ittaqu dawatal madlum fainnahu la bainahu wabainallahu hijabun. Seimpan dan adukan sakit hatimu pada pemilik langit dan bumi, gak ada hijab pasti diijabah. Sakit lihatnya seorang yang mencari nafkah dipermalukan di khalayak bgni,” tulis @SyakiraVersion.

  • Cholil Nafis Minta 780 Dai Lulus Standardisasi MUI Berantas Judol Lewat Dakwah

    Cholil Nafis Minta 780 Dai Lulus Standardisasi MUI Berantas Judol Lewat Dakwah

    GELORA.CO – Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH Cholil Nafis meminta para dai yang telah mengikuti standardisasi MUI ikut serta dalam pemberantasan judi online (judol). Peran dai dalam pemberantasan penyakit masyarakat itu bisa dilakukan melalui dakwah.

    Menurut Cholil dakwah itu mengajak pada kebaikan dan memberantas kemungkaran. Judol merupakan kemungkaran yang meresahkan di Indonesia. Sudah banyak masyarakat yang terjangkit judi.

     Maka itu masyarakat perlu disadarkan, jika tidak, upaya pemerintah memblokir ribuan situs judi akan percuma.

    Maka itu Cholil meminta dalam dakwah disampaikan pesan moral supaya masyarakat menjauhi judi. Sebab selain melanggar hukum di Indonesia, judi juga merupakan kegiatan yang bertentangan dengan nilai-nilai agama, termasuk Islam.

    “Itulah pentingnya peran Dai Standardisasi MUI dalam memberantas judol. Hal ini penting menjadi perhatian para dai yang terstandar MUI karena Judol telah menggurita,” kata Cholil dalam acara Wisuda Akbar Standardisasi Dai MUI di Jakarta, Sabtu (30/11), dikutip dari keterangannya.

    MUI mewisuda sebanyak 780 dai yang telah lulus standardisasi MUI. Wisuda dilakukan secara offline dan online.

    Dalam kesempatan yang sama Ketua Umum MUI Anwar Iskandar menekankan untuk para dai yang membawa misi kenabian mampu menjadi penggerak kebaikan dengan untaian kata di tengah-tengah masyarakat.

    Dai standardisasi MUI, lanjut Anwar, juga harus menjadi dai yang mengajak umat pada kebajikan. Selain itu juga mampu mengubah hal buruk menjadi baik di jalan Allah dengan cara hikmah, nasihat yang bijak dan dialog yang konstruktif. 

    Acara wisuda tersebut juga dihadiri Menteri Komdigi Meutya Hafid. Ia mengungkapkan kementeriannya sudah menutup lebih dari 5,3 juta situs judi.

     Namun menurutnya hal itu masih belum cukup untuk menyadarkan masyarakat agar tidak bermain judol.

    “Karenanya perlu dakwah untuk menyadarkan masyarakat agar menjauhi judi. Dan ternyata 5 dari 6 penjudi online itu adalah kaum laki-laki.

     Karenanya ke depan para dai muda atau tua harus melek digital karena kehidupan ini tak mungkin menghindar dari perangkat digital,” ujarnya.

    “Mari kita isi ruang-ruang digital dengan kebaikan agar kita punya kesadaran bahwa ruang maya itu sangat penting mengubah perilaku masyarakat,” pungkasnya.

  • Jaksa Agung Sebut Ribuan Anggotanya yang Bermain Judol Hanya Iseng, Ketua MUI: Masa Isengnya Langgar Hukum dan Norma Agama

    Jaksa Agung Sebut Ribuan Anggotanya yang Bermain Judol Hanya Iseng, Ketua MUI: Masa Isengnya Langgar Hukum dan Norma Agama

    FAJAR.CO.ID,JAKARTA — Jaksa Agung ST Burhanuddin menyebut ribuan anggotanya yang bermain judi online (judol) hanya iseng. Hal itu menuai kritik.

    Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Cholil Nafis mempersoalkan hal tersebut. Meski iseng, ia menyebut judol melanggar hukum dan norma agama.

    “Aduhhh, masa isengnya melanggar hukum dan norma agama,” kata Cholil dikutip dari unggahannya di X, Jumat (15/11/2024).

    Cholil meminta agar para jaksa tersebut ditindak tegas. Sehingga tidak ada lagi judol dengan dalih iseng.

    “Tolog ditindak tegas Pak jangan biarkan iseng itu bikin pusing negeri ini,” terangnya.

    Adapun data adanya ribuan jaksa yang bermain judol berdasarkan data Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK). Data itu dikonfirmasi Komisi III DPR RI pada Burhanuddin saat rapat kerja di DPR.

    Burhanuddin mengonfirmasi hal tersebut. Namun ia menyebut hanya iseng.