Tag: Chairani

  • PLN Enjiniring meneguhkan langkah ke World Class Engineering Champion

    PLN Enjiniring meneguhkan langkah ke World Class Engineering Champion

    World Class Engineering Champion 2030 menjadi komitmen kami dengan menghadirkan standar enjiniring kelas dunia.

    Jakarta (ANTARA) – PT Prima Layanan Nasional Enjiniring (PLN Enjiniring) yang merupakan anak usaha PT PLN (Persero) meneguhkan langkah transformasinya memasuki usia ke-23 dengan mengusung tema “Empowering Future Engineering” sebagai bagian dari komitmen menuju World Class Engineering Champion 2030.

    Direktur Utama PLN Enjiniring Chairani Rachmatullah mengatakan perjalanan perusahaan hingga saat ini menjadi fondasi penting dalam memperkuat peran enjiniring nasional, khususnya dalam mendukung pembangunan infrastruktur ketenagalistrikan.

    “World Class Engineering Champion 2030 menjadi komitmen kami dengan menghadirkan standar enjiniring kelas dunia. Melalui SDM yang sepenuhnya tersertifikasi, dukungan teknologi modern, dan kemitraan global, PLN Enjiniring siap menjawab tantangan ketenagalistrikan masa depan,” ujar Chairani dalam keterangan tertulis di Jakarta, Jumat.

    PLN Enjiniring memperkuat transformasi menuju kelas dunia melalui sejumlah langkah, di antaranya pencapaian 100 persen sertifikasi insinyur profesional, peningkatan kompetensi sumber daya manusia, serta penguatan kerja sama strategis dengan mitra global.

    Penerapan teknologi digital seperti Building Information Modelling (BIM) dan smart asset management juga dilakukan untuk memastikan efisiensi, presisi, dan keandalan di setiap proyek.

    Sejalan dengan Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2025-2034, perusahaan berperan dalam penyusunan dokumen enjiniring untuk proyek strategis nasional, termasuk desain kabel laut 500 kilovolt (kV) dengan teknologi HVDC, pengembangan pusat kendali canggih (advanced control centre) untuk sistem kelistrikan nasional, serta persiapan pengembangan energi nuklir dan end to end smart grid.

    Chairani menegaskan, semangat “Empowering Future Engineering” yang diusung pada peringatan hari jadi ke-23 tahun menjadi penanda keseriusan PLN Enjiniring untuk memperluas kontribusinya, baik di tingkat nasional maupun internasional.

    “Dengan bekal sumber daya yang mumpuni dan teknologi mutakhir, PLN Enjiniring optimistis melangkah menuju 2030 sekaligus memperkokoh ketahanan energi Indonesia,” katanya.

    PLN Enjiniring memastikan transisi penyediaan listrik ramah lingkungan berjalan sesuai standar kelayakan dan berlandaskan aspek lingkungan, sosial, dan tata kelola (ESG).

    Pewarta: Ida Nurcahyani
    Editor: Budisantoso Budiman
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Warga deklarasikan “Kampung Sehat Siaga Obesitas dan Diabetes”

    Warga deklarasikan “Kampung Sehat Siaga Obesitas dan Diabetes”

    Jakarta (ANTARA) – Sejumlah warga dari dua kampung di Jakarta mendeklarasikan “Kampung Sehat Siaga Diabetes dan Obesitas” untuk mendukung penerapan pola hidup bersih dan sehat (PHBS), termasuk tidak mengonsumsi minuman berpemanis dalam kemasan (MBDK).

    Ketua RW 03, Kelurahan Kebon Pala, Jakarta Timur, Agus Hermawan di Jakarta, Rabu, mengatakan kesehatan itu penting dan mahal harganya, maka warga kompak untuk mendeklarasikan “Kampung Sehat Siaga Obesitas dan Diabetes”

    “Deklarasi ini sebagai wujud komitmen mencegah diabetes dan obesitas,” kata Agus usai deklarasi.

    Selain itu, Agus menyampaikan apresiasi kepada Forum Warga Kota (FAKTA) Indonesia yang terus melakukan pendampingan, mulai dari komitmen “Kampung Tanpa Rokok” hingga “Kampung Sehat Siaga Diabetes dan Obesitas”.

    “Dengan edukasi yang dilakukan FAKTA untuk mengajak masyarakat lebih hidup sehat. Kami sangat mendukung segera diterapkannya cukai MBDK,” ujarnya.

    Deklarasi juga dilakukan oleh warga Kelurahan Cipedak. Mereka menyatakan bahwa siap menjadikan kampungnya bebas dari konsumsi MBDK.

    Tenaga kesehatan Puskesmas Cipedak, Jagakarsa, Jakarta Selatan, Nurul Chairani mengungkapkan, prevalensi kasus diabetes dan obesitas di wilayahnya cenderung mengalami peningkatan setiap tahunnya.

    Dia sangat senang hari ini warga di RW 03 dan 06, Kelurahan Cipedak, bisa mendeklarasikan “Kampung Sehat Siaga Diabetes dan Obesitas”. “Sebagai pembina tentu saya akan terus memberikan pendampingan dan edukasi kepada masyarakat,” katanya.

    Ketua FAKTA Indonesia Ari Subagyo menjelaskan, selain di Jakarta, “Kampung Sehat Siaga Diabetes dan Obesitas” juga sudah dideklarasikan di Bekasi, Bogor, Yogya dan Solo.

    FAKTA Indonesia berkolaborasi dengan Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta dan Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) setempat agar gerakan “Kampung Sehat Siaga Diabetes dan Obesitas” ini bisa semakin masif.

    “PKK juga merupakan garda terdepan yang bisa melakukan sosialisasi dan edukasi pentingnya warga menjaga kesehatan. Sebab, kader PKK ada hingga di tingkat RT,” katanya.

    Ia menambahkan, pemerintah perlu segera menerapkan cukai MBDK sebagai langkah preventif memberikan perlindungan kepada warga, khususnya anak-anak dari mengonsumsi MBDK.

    “Penerapan cukai MBDK ini penting sebagai salah satu aksi nyata melindungi generasi emas Indonesia 2045 dengan sumber daya manusia yang sehat,” ujar Ari.

    Pewarta: Khaerul Izan
    Editor: Sri Muryono
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Siswa Tulis Surat Soal MBG: Maaf Lancang, Udang dan Nasinya Bau

    Siswa Tulis Surat Soal MBG: Maaf Lancang, Udang dan Nasinya Bau

    Liputan6.com, Jakarta Siswa di Kabupaten Bireun, Aceh, menulis surat berisi keluhan mengenai menu tidak layak konsumsi dalam makan bergizi gratis (MBG). Dalam surat tersebut, makanan yang disajikan sudah berbau tidak sedap.

    “Pak Buk maaf lancang nasinya bau sama udang,” tulis siswa dalam secarik kertas. Dikutip dari video Liputan6 SCTV, Minggu (21/09/2025).

    Selain keluhan, siswa tersebut juga memberikan semangat kepada pihak pengelola MBG. Dan juga request menu makan yang diinginkan.

    “Semangat Pak Buk. mau riquest nasi kuning+ayam+Cimory. Makasih Buk ya Pak udah kirimin nasi ke Azkiya,” tuturnya.

    Tidak hanya bau, beberapa lauk udang dan buah salak menu makanan MBG di sekolah tersebut juga mengeluarkan belatung.

    Pihak Kejaksaan Negeri Bireun yang mengecek pelaksanaan MBG di sana juga menyimpulkan makanan untuk para siswa itu tidak layak konsumsi

    “Anak-anak SD menemukan belatung yang keluar dari dalam udang dan ada juga beberapa menemukan salak yang busuk,” kata kepala sekolah SMP IT Azkiya, Ratna Chairani.

  • Termasuk Naturalisasi-Pendidikan, Ini Ruang Lingkup Komisi X DPR RI

    Termasuk Naturalisasi-Pendidikan, Ini Ruang Lingkup Komisi X DPR RI

    Jakarta, Beritasatu.com – Komisi X DPR RI adalah salah satu dari 13 komisi di Dewan Perwakilan Rakyat yang memegang peranan penting dalam bidang pendidikan, olahraga, kebudayaan, riset, dan teknologi.

    Komisi ini juga terlibat dalam isu-isu nasional strategis seperti naturalisasi pemain sepak bola untuk memperkuat Timnas Indonesia, hingga polemik kebijakan Dedi Mulyadi soal masuk sekolah pukul 06.00 pagi yang menimbulkan pro dan kontra di masyarakat.

    Dalam hal ini, Komisi X turut mengawasi dan memberikan masukan kepada Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi agar kebijakan pendidikan tetap berpihak pada kepentingan peserta didik dan memperhatikan aspek psikologis, kesehatan, serta efektivitas proses belajar mengajar.

    Apa Saja Tugas dan Lingkup Kerja Komisi X DPR RI?

    Komisi X DPR RI bertugas di empat sektor utama:

    1. Pendidikan

    Bertanggung jawab atas pengawasan dan perumusan kebijakan pendidikan nasional dari tingkat dasar hingga tinggi, termasuk mendorong pemerataan akses pendidikan dan kualitas pembelajaran.

    2. Olahraga

    Mengembangkan kebijakan olahraga nasional, termasuk dukungan terhadap prestasi atlet dan pembinaan olahraga di semua level.

    3. Sains dan Teknologi

    Mendorong inovasi dan penguatan kapasitas riset nasional melalui kemitraan dengan lembaga-lembaga seperti BRIN.

    Siapa Saja Mitra Strategis Komisi X?

    Dalam menjalankan tugasnya, Komisi X bermitra dengan berbagai kementerian dan lembaga negara:

    Kementerian Pendidikan Dasar dan MenengahKementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan TeknologiKementerian KebudayaanKementerian Pemuda dan OlahragaPerpustakaan Nasional (Perpusnas)Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN)Badan Pusat Statistik (BPS)Inilah Jajaran Pimpinan dan Anggota Komisi X DPR RI (2024-2029)

    Komisi X terdiri dari para anggota legislatif dari berbagai fraksi:

    Pimpinan Komisi X

    Ketua: Hetifah Sjaifudian (Fraksi Golkar)Wakil ketua: Maria Yohana Esti Wijayati (Fraksi PDIP)Wakil ketua: Himmatul Aliyah (Fraksi Gerindra)Wakil ketua: Lalu Hadrian Irfani (Fraksi PKB)

    Daftar Anggota Komisi X DPR RI

    Fraksi PDIPSofyan Tan (Sumatera Utara I)Nyoman Parta (Bali)Puti Guntur Soekarno (Jawa Timur I)Mercy Chriesty Barends (Maluku)Bonnie Triyana (Banten I)Once Mekel (DKI Jakarta II)Denny ‘Cagur’ Wahyudi (Jawa Barat II)Fraksi GolkarMuhamad Nur Purnamasidi (Jawa Timur IV)Ferdiansyah (Jawa Barat XI)Karmila Sari (Riau I)Adde Rosi Khoerunnisa (Banten I)Agung Widyantoro (Jawa Tengah IX)Juliyatmono (Jawa Tengah IV)Fraksi Partai GerindraAli Zamroni (Banten I)La Tinro La Tunrung (Sulawesi Selatan III)Ruby Chairani Syiffadia (Lampung I)Melliana Cessy Goeslaw (Jawa Barat I)Ahmad Dhani Prasetyo (Jawa Timur I)Muhammad Kadafi (Lampung I)Andi Muawiyah Ramly (Sulawesi Selatan II)Syarief Muhammad (Jawa Barat I)Dedi Wahidi (Jawa Barat VIII)Fraksi Partai NasDemRatih Megasari Singkarru (Sulawesi Barat)Lestari Moerdijat (Jawa Tengah II)Eva Stevany Rataba (Sulawesi Selatan III)Furtasan Ali Yusuf (Banten II)Lita Machfud Arifin (Jawa Timur I)Nilam Sari Lawira (Sulawesi Tengah)Fraksi PKSLedia Hanifa (Jawa Barat I)Gamal Albinsaid (Jawa Timur V)Mohd Iqbal Romzi (Sumatera Selatan I)Fraksi PANDewi Coryati (Bengkulu)Muslimin Bando (Sulawesi Selatan III)Verrell Bramasta (Jawa Barat VII)Hoerudin Amin (Jawa Barat XI)Fraksi Partai DemokratAnita Jacoba Gah (Nusa Tenggara Timur II)Bramantyo Suwondo (Jawa Tengah VI)Sabam Sinaga (Sumatera Utara II)

    Keberagaman latar belakang para anggota Komisi X menunjukkan representasi masyarakat dari berbagai profesi dan daerah pemilihan di Indonesia.

    Apa Saja yang Diperjuangkan Komisi X?

    Naturalisasi Pemain Timnas: Fokus Baru Komisi X

    Komisi X turut andil dalam proses naturalisasi pemain keturunan untuk memperkuat Timnas Indonesia. Baru-baru ini, mereka menyetujui naturalisasi tiga pemain baru, yakni: Joey Pelupessy, Emil Audero, dan Dean James.

    Ketua Komisi X, Lalu Hadrian Irfani, menyatakan ketiganya memiliki pengalaman bermain di level Eropa. Namun, anggota Fraksi Gerindra, Ahmad Dhani, mengingatkan agar naturalisasi dilakukan secara selektif dan mempertimbangkan potensi dari wilayah Asia atau Afrika.

    Isu Pendidikan Terkini: Jam Masuk Sekolah dan Pendidikan Gratis

    Komisi X menanggapi wacana masuk sekolah pukul 06.00 WIB yang diusulkan oleh Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi. Wakil Ketua Komisi X, Lalu Hadrian Irfani, menilai kebijakan itu berpotensi menimbulkan tekanan psikologis pada siswa dan harus dikaji secara akademik.

    Komisi ini juga mendorong implementasi putusan Mahkamah Konstitusi yang menegaskan hak pendidikan gratis bagi siswa di sekolah negeri dan swasta, demi pemerataan akses pendidikan.

    Komisi X DPR RI memegang peran strategis dalam pembangunan bangsa melalui sektor pendidikan, olahraga, riset, dan kebudayaan. Keterlibatannya dalam isu-isu seperti naturalisasi pemain timnas dan kebijakan pendidikan menunjukkan komitmen mereka dalam menjawab kebutuhan masyarakat.

  • Ongkos Mahal Kurangi Emisi Karbon di PLTU

    Ongkos Mahal Kurangi Emisi Karbon di PLTU

    Bisnis.com, JAKARTA – Masalah keekonomian masih menjadi kendala bagi PLN untuk menerapkan teknologi carbon capture and storage (CCS) di pembangkit listriknya, terutama pembangkit listrik tenaga uap (PLTU). Mahalnya biaya CCS dapat mengerek biaya produksi listrik.

    Penggunaan CCS merupakan upaya PLN untuk menekan emisi karbon, selain melakukan phase out atau pemberhentian bertahap pengoperasian PLTU.

    Presiden Direktur PT PLN Enjiniring Chairani Rachmatullah menyebut, tarif untuk menangkap dan menyimpan karbon dengan teknologi CCS di PLTU masih cukup mahal yakni sebesar US$40 per ton karbon yang disimpan.

    “Kalau ditanya sampai mana CCS dan CCUS di PLN, kita studi, biayanya masih US$40 per ton. Sementara kalau di gas itu mungkin bisa di US$12, US$15, US$20, jadi bisa masuk 2-3 kali lipatnya,” kata Chairani dalam agenda Understanding Carbon Capture and Storage (CCS), dikutip Minggu (19/1/2025).

    Dia menerangkan, dengan tarif simpan karbon US$40 per ton tersebut, maka ongkos produksi listrik yang harus dikeluarkan PLN mencapai US$12 sen per kWh. Sementara itu, biaya produksi ideal dari PLN maksimal US$8 sen per kWh untuk dapat mencapai tarif listrik Rp1.467 per kWh yang diterapkan saat ini.

    “Jadi US$4 sen itu kelebihan itu yang harus ditanggung oleh subsidi, kita sayang kenapa negara harus menyubsidi PLN, sementara uang itu kita butuhkan untuk bangun sekolah, bangun jembatan, rumah sakit, kenapa nggak uangnya lari ke situ,” ujarnya.

    Untuk itu, dalam menerapkan CCS, PLN tetap perlu memperhitungkan agar biaya pokok penyediaan listrik murah sehingga tarif listrik tetap terjangkau. Kendati demikian, PLN tetap berencana untuk memulai pemasangan CCS pada sejumlah pembangkitnya mulai 2040.

    Adapun, pembangkit yang direncanakan untuk dipasang CCS yaitu  PLTU Suralaya (batu bara) Unit 1-7, PLTU Indramayu (batu bara) Unit 1-3, PLTGU Tambak Lorok (gas) Block 1-2, PLTU Tanjung Jati B (batu bara) Unit 1-4.

    Sembari mengkaji keekonomian dari pemasangan CCS, PLN juga terus mengembangkan pembangkit listrik energi baru terbarukan (EBT) mulai dari air, solar panel, geotermal, dan lainnya. 

    “Jadi ini challenge buat para engineer, bukan masalah, wong teknologinya ada, mau dipasang, pasang aja tapi kan biaya jadi naik, akhirnya subsidi listriknya jadi bertambah karena itu kita harus pilih betul beberapa lokasi yang kita mau pakai CCS,” terangnya.  

    Saat ini, PLN tengah mengkaji model perhitungan keekoomian yang lebih baik sehingga dapat mendapatkan harga yang paling rendah. Dia berharap harga pemasangan dan penyimpanan karbon dari PLTU dengan CCS bisa lebih murah. 

    “Usulan kami dari para engineer seperti itu, dengan begitu kita harapkan biaya sen per kWh kalau PLTU ditambahin sama kenaikan sen per kWh PLTU kalau ditambahin CCS itu masih bisa ditanggung secara sistem kelistrikan,” jelasnya. 

    Pensiun Dini PLTU

    Sementara itu, opsi pensiun dini PLTU tak serta-merta bisa dilakukan oleh PLN. Chairani mengatakan, pensiun dini PLTU dapat dilakukan pada pembangkit yang sudah dapat digantikan dengan potensi energi baru terbarukan (EBT) dan tidak menimbulkan gangguan layanan kelistrikan. 

    “Tapi kalau dia akan menimbulkan gangguan dari keandalan listrik di sana maka PLN mengusulkan tidak early retirement, tidak disuntik mati, tapi di ikuti aja sesuai umurnya, walaupun dia ngikutin sesuai umurnya pun bebannya terus diturunkan, sambil kita nambah pembangkit EBT di sekitar sana,” kata Chairani.

    PLN belakangan memang memilih mengambil skema pengurangan capacity factor (CF) PLTU atau coal phase down ketimbang pensiun dini pembangkit untuk mengejar target nol emisi karbon.

    Sebelumnya, Direktur Utama PT PLN (Persero) Darmawan Prasodjo mengatakan bahwa skema pensiun dini PLTU batu bara relatif sulit dilakukan atau tidak feasible untuk dieksekusi. 

    Darmawan beralasan skema phase out tanpa dukungan pendanaan murah dari lembaga keuangan internasional cenderung berisiko tinggi untuk keberlanjutan keuangan perusahaan setrum pelat merah tersebut. 

    PLN telah membuat simulasi ihwal skema pensiun dini PLTU lewat skenario Ultra Accelerated Renewable with Coal Phase Out (ULTRA RE Coal Phase Out). 

    Dalam skenario itu, PLN bakal memasukkan kapasitas pembangkit EBT secara intensif bersamaan dengan melakukan pensiun dini PLTU dalam kurun 2031 sampai dengan 2040. 

    “Ternyata memang kalau kita melihat dari sudut pandang keandalan dari operasi sistem, skenario empat dan lima ternyata tidak feasible secara operasi sistem,” kata Darmawan saat rapat dengar pendapat (RDP) dengan Komisi VII, Jakarta, Kamis (30/5/2024). 

    Dalam skenario ini, pembangkit listrik tenaga hidro dan panas bumi ditargetkan terpasang mencapai 61GW disusul gas sekitar 15 GW. Adapun, variabel dari pembangkit bayu dan surya dipatok 103 GW. Sementara itu, energi baru diproyeksikan mencapai 23 GW. 

    Di sisi lain, kata Darmawan, PLN cenderung memilih skenario moderat, yakni lewat pengurangan capacity factor PLTU batu bara atau coal phase down ketimbang pensiun dini pembangkit untuk mengejar target nol emisi karbon. 

    Skema itu dijabarkan PLN lewat skenario Accelerated Renewable Energy with Coal Phase Down (ACCEL RE Coal Phase Down), dengan proyeksi tambahan pembangkit energi baru terbarukan (EBT) mencapai 62 GW atau 75% dari kapasitas terpasang pembangkit sampai dengan 2040 mendatang.  

    Sementara itu, pembangkit gas bakal mengambil bagian 25% dari kapasitas pembangkit nasional dalam revisi rencana usaha penyediaan tenaga listrik (RUPTL) hingga 2040 nanti. 

    “Dengan coal phase down ini suatu skenario yang sangat ideal secara operasi sistem ini masih sangat andal dan juga dampak terhadap keuangan PLN ini secara korporasi masih kuat untuk menanggung ini, financial sustainability-nya bisa terjaga,” kata dia. (Nyoman Ary Wahyudi).

  • PLN Beberkan Tantangan Simpan Karbon PLTU, Tarif Masih Tinggi

    PLN Beberkan Tantangan Simpan Karbon PLTU, Tarif Masih Tinggi

    Bisnis.com, BOGOR – PT PLN Enjiniring menyebutkan tarif untuk menangkap dan menyimpan karbon dengan teknologi carbon capture and storage (CCS) masih cukup mahal yakni sebesar US$40 per ton karbon yang disimpan. Hal ini menjadi tantangan bagi produsen emisi (emitter), termasuk PLN yang menghasilkan karbon dari PLTU.

    Presiden Direktur PLN Enjiniring Chairani Rachmatullah mengatakan, tarif tersebut masih jauh lebih mahal jika dibandingkan dengan penerapan renewable energy atau energi terbarukan seperti pembangkit berbasis gas yang 2-3 kali lipat lebih murah.

    “Kalau ditanya sampai mana CCS dan CCUS di PLN, kita studi, biayanya masih US$40 per ton. Sementara kalau di gas itu mungkin bisa di US$12, US$15, US$20, jadi bisa masuk 2-3 kali lipatnya,” kata Chairani dalam agenda Understanding Carbon Capture and Storage (CCS), dikutip Minggu (19/1/2025). 

    Dia menerangkan, dengan tarif simpan karbon US$40 per ton tersebut, maka ongkos produksi yang harus dikeluarkan PLN mencapai US$12 sen per kWh. Sementara itu, biaya produksi ideal dari PLN maksimal US$8 sen per kWh untuk dapat mencapai tarif listrik Rp1.467 per kWh yang diterapkan saat ini. 

    “Jadi US$4 sen itu kelebihan itu yang harus ditanggung oleh subsidi, kita sayang kenapa negara harus menyubsidi PLN, sementara uang itu kita butuhkan untuk bangun sekolah, bangun jembatan, rumah sakit, kenapa nggak uangnya lari kesitu,” ujarnya. 

    Untuk itu, produksi listrik tetap perlu mempertimbangkan biaya produksi yang murah, terlebih untuk mendukung komitmen net zero emission (NZE) 2060. Kendati demikian, PLN tetap berencana untuk memulai pemasangan CCS pada sejumlah pembangkitnya mulai 2040. 

    Adapun, pembangkit yang direncanakan untuk dipasang CCS yaitu  PLTU Suralaya (batu bara) Unit 1-7, PLTU Indramayu (batu bara) Unit 1-3, PLTGU Tambak Lorok (gas) Block 1-2, PLTU Tanjung Jati B (batu bara) Unit 1-4.

    Sembari mengkaji keekonomian dari pemasangan CCS, PLN juga terus mengembangkan pembangkit listrik energi baru terbarukan (EBT) mulai dari air, solar panel, geotermal, dan lainnya. 

    “Jadi ini challenge buat para engineer, bukan masalah, wong teknologinya ada, mau dipasang, pasang aja tapi kan biaya jadi naik, akhirnya subsidi listriknya jadi bertambah karena itu kita harus pilih betul beberapa lokasi yang kita mau pakai CCS,” terangnya.  

    Saat ini, PLN tengah mengkaji model perhitungan keekoomian yang lebih baik sehingga dapat mendapatkan harga yang paling rendah. Dia berharap harga pemasangan dan penyimpanan karbon dari PLTU dengan CCS bisa lebih murah. 

    “Usulan kami dari para engineer seperti itu, dengan begitu kita harapkan biaya sen per kWh kalau PLTU ditambahin sama kenaikan sen per kWh PLTU kalau ditambahin CCS itu masih bisa ditanggung secara sistem kelistrikan,” jelasnya. 

  • PLN Rampungkan Pembangunan PLTMG Luwuk 40 MW

    PLN Rampungkan Pembangunan PLTMG Luwuk 40 MW

    Jakarta, CNBC Indonesia – PT PLN (Persero) melalui PLN Unit Induk Pembangunan (UIP) Sulawesi dan PLN Enjiniring, menyelesaikan pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Mesin Gas (PLTMG) Luwuk 40 Megawatt (MW) di Batui, Kabupaten Banggai, Sulawesi Tengah. Kehadiran PLTMG ini akan meningkatkan keandalan pasokan listrik PLN dan mampu menyuplai kebutuhan listrik lebih dari 30.000 rumah serta industri sebesar 30 MW di wilayah tersebut.

    Bupati Banggai, Amirudin Tamoreka mengapresiasi upaya PLN yang mewujudkan pembangunan PLMTG Luwuk 40 MW. Menurutnya, kehadiran pembangkit tersebut semakin meningkatkan keandalan sistem kelistrikan Sulawesi Tengah khususnya di Kabupaten Banggai.

    “Saya mewakili masyarakat Kabupaten Banggai mengucapkan terima kasih kepada PLN karena terus berupaya meningkatkan sistem kelistrikan dengan membangun pembangkit berkapasitas 40 MW yang berbahan bakar gas alam. Kini Kabupaten Banggai akan semakin terang,” ucapnya dikutip Jumat (10/1/2025).

    Sementara itu, Direktur Manajemen Proyek dan Energi Baru Terbarukan PLN, Wiluyo Kusdwiharto menyampaikan, penyelesaian proyek PLTMG Luwuk 40 MW merupakan langkah signifikan untuk memastikan pasokan energi andal dan berkelanjutan bagi masyarakat Sulawesi Tengah, khususnya Luwuk-Toili dan sekitarnya.

    “Penyelesaian proyek PLTMG Luwuk ini adalah langkah bagi kami untuk memastikan ketersediaan energi andal bagi masyarakat Sulawesi Tengah. Ini merupakan komitmen kami dalam mendukung pertumbuhan ekonomi dan keberlanjutan energi di Indonesia,” ujar Wiluyo.

    Dalam kesempatan berbeda, Direktur Utama PLN Enjiniring, Chairani Rachmatullah mengungkapkan, rampungnya proyek ini memperkuat peran PLN Group dalam mendukung penyediaan energi yang lebih efisien, ramah lingkungan, dan terjangkau di Indonesia. Beroperasinya pembangkit ini, lanjut Chairani, akan meningkatkan bauran energi gas dan diproyeksikan dapat mengurangi emisi karbon hingga 75.000 ton CO2 per tahun.

    “Kami berharap proyek ini bisa menjadi contoh bagi pengembangan proyek energi ramah lingkungan lainnya di Indonesia. PLN Enjiniring berkomitmen untuk terus mendukung pemerataan akses energi dan berkontribusi pada pembangunan ekonomi nasional melalui solusi energi berkelanjutan,” pungkas Chairani.

    Pelaksana Harian General Manager PLN UIP Sulawesi, Budi Ari Wibowo menjelaskan, penyelesaian proyek PLTMG Luwuk ditandai dengan terbitnya Sertifikat Laik Operasi (SLO) untuk seluruh engine pada 30 Desember 2024 lalu. Dia juga berterima kasih kepada seluruh pihak yang mendukung pembangunan infrastruktur kelistrikan ini, baik pemerintah, aparat, swasta, dan para mitra.

    “Kami bangga dapat menyelesaikan proyek PLTMG Luwuk yang memiliki peran strategis dalam memenuhi kebutuhan energi di Sulawesi Tengah. Pencapaian ini tidak lepas dari dukungan dan kolaborasi seluruh pihak yang terlibat,” ujar Budi.

    Selain PLTMG Luwuk, PLN juga menyelesaikan pembangunan tiga infrastruktur kelistrikan lain di wilayah Sulawesi Tengah. Tiga infrastruktur tersebut, yakni Gardu Induk 150 kilovolt (kV) Luwuk, Gardu Induk 150 kV Batui (PLTMG), dan Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) 150 kV PLTMG Luwuk (Batui)-Luwuk.

    Sementara itu, daya mampu pasok sistem kelistrikan Sulawesi Tengah saat ini mencapai 369 MW dengan beban puncak sebesar 336 MW dan cadangan daya sebesar 33 MW. Dengan beroperasinya empat infrastruktur kelistrikan tersebut, diharapkan pasokan listrik untuk masyarakat Sulawesi Tengah khususnya Luwuk-Toili akan semakin andal.

    (rah/rah)