Tag: Carlo Pernat

  • ‘Gara-gara Marquez, Ducati Bongkar Proyek’

    ‘Gara-gara Marquez, Ducati Bongkar Proyek’

    Jakarta

    Perekrutan Marc Marquez jelas memberikan hasil instan yang diinginkan Ducati. Namun di mata pengamat MotoGP, Carlo Pernat, langkah ini ibarat membongkar proyek yang telah lama digarap oleh pabrikan Italia tersebut.

    “Ducati, dengan mengontrak Marc Márquez, membongkar proyek yang sudah lama digarap. Itu keputusan yang tepat, perlu diperjelas, karena pemenang selalu benar, dan Márquez tidak menang; dia benar-benar ‘menghancurkan’ kejuaraan,” kata Pernat dikutip dari Mowmag, Rabu (22/10/2025).

    Pernat mulai menimbang konsekuensi jangka panjang dari keputusan tersebut. Kekhawatiran Pernat berpusat pada talenta-talenta muda yang dilepas atau tergeser akibat kedatangan sang juara dunia tersebut.

    “Jadi, meskipun saya tegaskan kembali bahwa itu adalah keputusan yang tepat untuk saat ini, hari ini saya bertanya-tanya berapa harga yang harus dibayar untuk masa depan,” ujar dia.

    “Jorge Martín telah pindah ke tim lain, Marco Bezzecchi telah pindah ke tim lain, Enea Bastianini telah pindah ke tim lain, dan Pecco Bagnaia bisa pindah ke tim lain jika situasinya tidak segera diselesaikan,” tambahnya lagi.

    Dia menambahkan langkah Ducati yang membawa pembalap sekaliber Márquez merupakan cara pragmatis untuk memastikan kemenangan di tengah persaingan sengit dari pabrikan lain.

    Ducati sebelumnya dikenal dengan filosofi mengembangkan pebalap muda.

    Mengenai opsi pengganti yang tersedia, seperti Fermín Aldeguer, dia mengisyaratkan bahwa ia mungkin bukan game-changer instan seperti Márquez.

    “Ini semua konsekuensi dari keputusan (merekrut) Márquez. Oke, ada Fermín Aldeguer, tetapi betapapun berbakatnya dia, dia tetap pilihan yang aman. Álex Márquez? Luar biasa, tetapi saya tidak sepenuhnya yakin,” tambah dia.

    (riar/rgr)

  • Ada 1 Pebalap yang Ditakuti Marquez di MotoGP 2025, Bukan Alex atau Pecco

    Ada 1 Pebalap yang Ditakuti Marquez di MotoGP 2025, Bukan Alex atau Pecco

    Jakarta

    Rider Ducati asal Spanyol, Marc Marquez tampil dominan di MotoGP 2025. Namun, menurut informasi yang beredar, ada satu pebalap yang paling ditakuti The Baby Alien musim ini. Lantas, siapa gerangan?

    Musim ini, Marc Marquez punya dua penantang utama di kompetisi, yakni Alex Marquez dan Francesco ‘Pecco’ Bagnaia. Namun, menurut pengamat senior MotoGP, Carlo Pernat, bukan kedua rider itu yang paling ditakuti Marquez.

    Pebalap tersebut, kata Pernat, merupakan Marco Bezzecchi. Menurut dia, Bezzecchi dan Aprilia merupakan kombinasi yang mengerikan. Bahkan, pebalap asal Italia tersebut sudah meraih empat podium dan menghuni posisi keempat klasemen MotoGP 2025.

    “Marco membuat lompatan maju secara mental, yakni mulai dari ketidakberuntungan karena tidak memiliki rekan setim juara dunia, kemudian ditinggal sendirian. Dia tampak terpuruk di sini dan dia berkembang secara mental dengan cara yang luar biasa,” ujar Pernat, dikutip dari MotoGP News, Kamis (14/8).

    “Faktanya, saya pikir Marquez hanya takut kepada Marco, karena dia menunjukkannya di balapan terakhir. Karena dia terpaut satu setengah detik, satu detik tiga per sepuluh, dia terus menekan Marquez,” tambahnya.

    Marc Marquez vs Marco Bezzecchi. Foto: REUTERS/Yves Herman

    Meski masih menghuni posisi keempat klasemen sementara, namun Pernat yakin, Bezzecchi akan gaspol di putaran kedua. Bahkan, bukan mustahil, di penghujung musim, justru Bezzecchi yang menjadi penantang tunggal Marquez di MotoGP 2025.

    “Jadi saya yakin di paruh kedua (musim ini), Marco akan melakukan hal-hal hebat, dia akan meraih podium (di sisa kompetisi),” kata Pernat.

    Pernat menjelaskan, selain tampil konsisten dan jarang membuat kesalahan, motor yang dikendarai Bezzecchi juga terus berkembang dari waktu ke waktu. Tunggangan bernama Aprilia RS-GP25 itu beberapa kali mengimbangi dan melampaui Ducati Desmosedichi GP25 di lintasan.

    (sfn/dry)

  • Sudahlah Aprilia! Tak Ada Gunanya Pertahankan Jorge Martin

    Sudahlah Aprilia! Tak Ada Gunanya Pertahankan Jorge Martin

    Jakarta

    Pengamat MotoGP Carlo Pernat menyarankan Aprilia supaya tidak bersikeras menahan Jorge Martin yang mau hengkang di akhir musim 2025. Kata Pernat, tak ada gunanya menahan pebalap yang sudah tidak mau bekerja untuk mereka.

    Hubungan Aprilia dan Martin memang sedang memanas akhir-akhir ini. Martin bersikeras ingin keluar dari Aprilia di akhir musim 2025. Martin memanfaatkan klausul kontrak yang membolehkan dia pergi dari Aprilia di tahun kedua kontraknya (2026), jika dia tak berada di posisi tiga besar klasemen MotoGP 2025 setelah enam seri.

    Di sisi lain, Aprilia sebagai pabrikan tak menerima keputusan Martin itu. Menurut pihak Aprilia, klausul tersebut seharusnya tidak bisa berlaku lantaran Martin absen balapan sejak seri awal MotoGP 2025. Aprilia pun ngotot mempertahankan Martin sampai kontraknya habis akhir musim 2026 nanti.

    Jorge Martin saat menjalani sesi practice pada Hari Pertama MotoGP Qatar 2025 di Sirkuit Lusail, Jumat (11/4). (MotoGP) Foto: Arsip MotoGP

    Drama yang terjadi antara Aprilia dan Jorge Martin pun menyita perhatian pengamat MotoGP Carlo Pernat. Kata Pernat, Aprilia harus melepaskan Martin yang sudah tak mau membalap untuk mereka.

    “Tidak ada gunanya menahan secara paksa pebalap yang tidak ingin bersama Anda,” tegas Pernat dikutip dari Crash.

    Sejauh ini Martin mulai pulih dari cederanya. Bahkan rider asal Spanyol itu dijadwalkan melakoni tes privat di Sirkuit Misano, Italia, besok Rabu (9/7). Meski sudah kembali ke lintasan, Martin masih diragukan turun di balap MotoGP Jerman 2025 akhir pekan ini. Kemungkinan besar Martin baru bisa comeback di MotoGP Ceko 2025, pekan depan.

    “Jika Martin bisa kembali di Brno (MotoGP Ceko 2025) dan mungkin dia langsung merasa baik dan menemukan kehidupan sebagai pebalap yang dirindukannya, tidak apa-apa jika dia melupakan semuanya dan menerima pelukan yang terus ditawarkan Aprilia kepadanya terlepas dari segala hal,” ungkap Pernat.

    “Tapi jika tidak demikian, kemungkinan besar dia harus ‘memberi kompensasi’ kepada Aprilia. Namun kita lihat saja nanti, karena menurut saya belum ada yang benar-benar dikatakan,” tukas Pernat.

    (lua/din)

  • ‘Krisis Kecil di Ducati Mulai Terjadi’

    ‘Krisis Kecil di Ducati Mulai Terjadi’

    Jakarta

    Manajer pebalap sekaligus pengamat MotoGP Carlo Pernat menilai motor pabrikan Ducati tidak berjalan dengan baik.

    Buktinya Ducati gagal menang dalam dua seri terakhir MotoGP. Johann Zarco (Honda) menang di Prancis, dan Marco Bezzecchi (Aprilia) keluar sebagai juara di Inggris.

    Meski faktanya Ducati selalu mengisi podium, tapi motor Desmosedici GP25 tidak bisa konsisten. Para pebalap yang menggeber motor tersebut antara lain Marc Marquez, Francesco Bagnaia, dan Fabio Di Giannantonio, dinilai harus lebih banyak berjuang.

    “Harus dikatakan dan dicatat bahwa krisis kecil sedang dimulai untuk Ducati,” kata Pernat dikutip dari Motosan.

    “Terutama untuk tim pabrikan Ducati, katakanlah bahwa balapan ini telah menunjukkan bahwa motor 2025 tidak tepat.”

    “Mereka yang memakainya adalah Márquez, Bagnaia dan Di Giannantonio, banyak berjuang.”

    “Tetapi setiap tahun Ducati mengajarkan kita hal-hal ini, bahwa pada awalnya selalu butuh waktu cukup lama,” tegasnya.

    Marquez mengakui pada balapan kedua di MotoGP Inggris, lebih hati-hati hingga bisa finis ketiga. Soal jatuhnya di balapan pertama, Marquez merasa tak melakukan kesalahan yang signifikan atau ada masalah di motor. Kali ini jatuhnya berbeda dari di MotoGP Amerika Serikat atau Spanyol.

    Pun demikian dengan rekan setimnya, Bagnaia. Dia terjatuh pada lap keempat dan tidak bisa menyelesaikan balapan.

    “Kali ini, mungkin, lebih. Dan tampaknya masalahnya bahkan sedikit lebih sulit daripada tahun-tahun sebelumnya. Jelas bahwa Marquez menyembunyikannya sedikit, dengan bakat fenomenalnya, sebenarnya dia adalah yang terdepan di kejuaraan dunia. Tetapi dia sering jatuh, dia sering mengeluh, dia tidak bisa memberikan apa adanya dalam caranya,” tambah Pernat.

    Marc Marquez masih unggul di klasemen kejuaraan dengan 196 poin, unggul 24 poin dari saudaranya, Alex. Bagnaia tetap berada di urutan ketiga, 72 poin di belakang sang pemimpin klasemen.

    (riar/rgr)

  • Tikung Pedro Acosta dari Valentino Rossi, Honda Siap Tawarkan Gaji Besar

    Tikung Pedro Acosta dari Valentino Rossi, Honda Siap Tawarkan Gaji Besar

    Jakarta

    Pedro Acosta bakal jadi komoditas panas di bursa transfer MotoGP. Pebalap Red Bull KTM itu diketahui jadi incaran utama tim balap Valentino Rossi pada musim depan. Tetapi di sudut lain, Honda juga siap merekrut si bocah ajaib dengan iming-iming gaji besar.

    Seperti dikutip dari Speedweek, Honda bersedia mengajukan tawaran besar sebesar 30 juta euro untuk membajak Acosta dari KTM. Laporan itu tak menjelaskan berapa lama kontraknya, tetapi jika dibagi dalam tiga musim, artinya Acosta akan mendapatkan gaji 10 juta euro per musim atau setara Rp 191,5 miliar.

    Jika kesepakatan itu terwujud, maka pebalap Spanyol itu akan menjadi salah satu pebalap MotoGP berpenghasilan tertinggi. Fabio Quartararo dari Monster Yamaha dikabarkan menjadi penerima gaji tertinggi saat ini di MotoGP, dengan gaji 12 juta euro (Rp 229,8 miliar) per tahun.

    Acosta yang saat ini masih baru berusia 20 tahun tengah mengalami kesulitan bersama KTM yang motornya tidak kompetitif dan memiliki masalah getaran. Selain itu, pabrikan asal Austria itu juga didera isu krisis finansial yang bikin masa depannya di MotoGP menjadi tanda tanya.

    Di tengah berbagai permasalahan yang menimpa KTM, Acosta tetap berkomitmen kepada pabrikan yang memberinya kesempatan besar di MotoGP itu. Dari empat seri MotoGP yang sudah diselenggarakan, saat ini Acosta tertahan di peringkat ke-11 dengan 24 poin.

    Beberapa waktu lalu Acosta memberikan teka-teki soal masa depannya di MotoGP. Acosta mengaku tidak terlalu memikirkan soal gaji. Yang dipikirkan Acosta adalah kendaraan yang kompetitif dan tim yang solid.

    Menurut pengamat MotoGP, Carlo Pernat, pernyataan itu diyakini sebuah pesan buat Ducati agar merekrut dirinya untuk membalap di salah satu tim satelit mereka. “Ya, ketika Pedro Acosta membuat pernyataan ‘saya tidak peduli dengan uang’, dia hanya mengirimkan pesan yang jelas untuk Ducati (supaya merekrutnya). Itu jelas!,” ungkap Pernat.

    (lua/riar)

  • Pedro Acosta Diduga Kirim Pesan Tersembunyi Buat Ducati

    Pedro Acosta Diduga Kirim Pesan Tersembunyi Buat Ducati

    Jakarta

    Pedro Acosta diduga mengirim pesan tersembunyi buat Ducati. Di tengah isu krisis yang menimpa KTM, Acosta sempat melontarkan pernyataan bahwa dia tidak peduli dengan gaji besar di MotoGP. Pernyataan itu pun diduga merupakan sebuah pesan yang jelas buat Ducati agar mereka merekrut Acosta di masa depan.

    Beberapa waktu lalu, Acosta ditanya soal masa depannya di balap MotoGP. Pria yang saat ini membalap buat tim pabrikan KTM itu secara tersirat melontarkan pernyataan bahwa dia tidak peduli dengan uang. Menurut pengamat MotoGP, Carlo Pernat, pernyataan itu diyakini sebuah pesan buat Ducati.

    Pedro Acosta Foto: Icon Sportswire via Getty Images/Icon Sportswire

    “Ketika Pedro Acosta membuat pernyataan ‘saya tidak peduli dengan uang’, dia hanya mengirimkan pesan yang jelas untuk Ducati. Itu jelas!” ungkap Pernat dikutip dari situs Crash.

    Pernat menilai pabrikan Jepang seperti Honda dan Yamaha sudah mengajukan penawaran kerja sama kepada Acosta. Namun kata Pernat, Acosta tidak mengambil kesempatan itu. Acosta menilai dirinya memiliki kepribadian yang sama seperti Marc Marquez dan Francesco Bagnaia, di mana motor terbaik di paddock adalah tujuan utamanya.

    “Marc Marquez telah memberi contoh (pindah dari Honda ke motor terbaik Ducati),” sambung Pernat.

    Di tengah isu krisis yang menimpa KTM, Acosta diyakini bakal segera angkat kaki dari merek Austria tersebut. Salah satu opsi tim baru Acosta adalah, Pertamina Enduro VR46 Racing Team. Rumor beredar, tim yang dimiliki legenda MotoGP Valentino Rossi itu, ngebet merekrut Pedro Acosta.

    Saat ini Pertamina Enduro VR46 Racing Team sebagai tim satelit Ducati mendapatkan satu Ducati Desmosedici kualifikasi pabrikan yang digunakan oleh Fabio Di Giannantonio. Tim Pertamina Enduro VR46 Racing Team juga masih memiliki Franco Morbidelli yang tampil apik belakangan ini.

    Jika ingin merekrut Acosta, maka mau tidak mau mereka harus melepas Diggia atau Morbidelli. Apakah Pertamina Enduro VR46 Racing Team berani?

    (lua/rgr)

  • Muncul Dugaan Dorna yang Mau Marc Marquez Gabung Ducati Merah

    Muncul Dugaan Dorna yang Mau Marc Marquez Gabung Ducati Merah

    Jakarta

    Kepindahan Marc Marquez ke tim Ducati merah dianggap penuh kontroversi. Sebab, performanya musim lalu tak sebaik Jorge Martin yang menjadi kandidat lain di tim pabrikan tersebut.

    Pengamat senior MotoGP sekaligus manager balap, Carlo Pernat mengatakan, Dorna Sport selaku promotor MotoGP memang menginginkan Marquez yang gabung ke Ducati merah, bukan Jorge Martin. Pernat tak mengungkap alasan di balik keinginan Dorna tersebut.

    “Menurut saya, Dorna yang mau Marquez (pindah) ke Ducati merah,” ujar Pernat, dikutip dari Paddock GP, Kamis (27/11).

    Pebalap Ducati Lenovo Marc Marquez melakukan tes resmi MotoGP di Barcelona (19/11) Foto: Instagram @marcmarquez93

    Pernat menegaskan, Ducati kehilangan banyak pebalap muda potensial dengan memilih Marquez sebagai tandem Bagnaia musim depan. Padahal, ada opsi lain seperti Martin atau Bezzecchi yang musim lalu tampil mengesankan.

    “Jelas bahwa setiap orang melakukan apa yang mereka inginkan. Namun dengan memilih Marquez, Ducati telah kehilangan semua pebalap muda yang telah dibesarkannya; si nomor 1 telah pergi ke Aprilia. Mereka juga kehilangan Bastianini dan Bezzecchi,” tuturnya.

    “Memang benar bahwa Marquez memiliki delapan kali juara dunia, tetapi dia sudah berusia 32 tahun dan dia akan menciptakan beberapa masalah di tim tahun depan, saya yakin,” tambahnya.

    Marc Marquez di Ducati merah. Foto: Getty Images/Joan Cros

    Lagi pula, kata Pernat, Marquez yang sekarang tak sama dengan Marquez yang dulu. Pebalap berjuluk The Baby Alien itu tak lagi prima setelah berulang kali masuk ke meja operasi.

    “Dia masih punya masalah fisik, dia bukan lagi pria yang dulu yang ‘menghancurkan’ semua musuhnya. Jelas itu adalah pilihan yang sah, kita lihat siapa yang benar. Martín, Bezzecchi, dan Bastianini akan memperkuat persaingan yang sebelumnya tidak dia miliki,” kata Pernat.

    (sfn/rgr)