Tag: Cantika

  • Aplikasi Kencan Online Jadi Inspirasi Melinda Pranata Rancang Desain Busana Pixel Perfect

    Aplikasi Kencan Online Jadi Inspirasi Melinda Pranata Rancang Desain Busana Pixel Perfect

    Laporan Wartawan Tribunjatim.com, Nurika Anisa

    TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA – Melinda Pranata merancang koleksi busana yang terinspirasi dari rasa cemas yang dirasakan oleh pengguna kencan online.

    Koleksi busananya bertajuk Pixel Perfect, termasuk dalam subtema Technochic tentang menggabungkan konsep dunia virtual dan dunia nyata.

    Mahasiswi Fakultas Industri Kreatif Program Desain Fashion dan Produk Lifestyle Universitas Surabaya (Ubaya) menjelaskan, koleksinya tersebut.

    “Saya wawancara pengguna aplikasi kencan online kemudian dibuat moodboard kemudian jadi bahan printing, shape and style busananya,” ungkap Melinda kepada Tribunjatim.com, Senin (25/11/2024).

    Busana yang lebih menekankan penggunaan warna hitam ini terdiri dari lima tampilan. Keseluruhan untuk busana perempuan.

    Keunikan Pixel Perfect juga ditampilkan dalam pemilihan bahan. Bahan sifon dibuat hologram dengan printing kata-kata dengan teknik moodboard.

    Model baju kasual melalui potongan outer hologram, bustier, celana, dan rok. Melinda memberikan lebih banyak sentuhan digital melalui hologram.

    Selain itu, Melinda menambahkan aksesoris seperti masker. “Untuk menggambarkan rasa cemas dan takut yang dirasakan oleh pelaku kencan online,” jelasnya.

    Ia mengaku membutuhkan satu tahun untuk riset dan produksi koleksinya. 

    “Kesulitannya harus revisi di beberapa bagian sebelum ditampilkan (fashion show),” ujarnya.

    Koleksi ini sempat ditampilkan pada peragaan busana bertema “Meliorism”, sebuah pergelaran tahunan Fakultas Industri Kreatif Ubaya dengan konsep internasional yang digelar di Tunjungan Plaza, Sabtu (16/11/2024).

    Meizarda Bunga Cantika selaku ketua panitia menyebut, nuansa Graduation Show FIK Ubaya 2024 dibuat berbeda dari tahun sebelumnya.

    “Tahun ini spesial, karena untuk pertama kalinya, kami mengadaptasi konsep seperti stage internasional. Konsepnya minimalis dan stage berwarna putih. Harapannya, fokus sorotan hanya pada koleksi busana tanpa distraksi lain,” ungkapnya.

    Graduation Show kali ini berjumlah 26 desainer tugas akhir dengan dengan lima look per desainer.

    Selain itu, ada pula karya dari 30 Desainer Draping Project, dan 29 Desainer Local Content Design Project.

    Sehingga total ada 250 look baju dengan empat subtema, yaitu Planet Keeper, Community Couture, Technochic, dan Beautiful Serenity.

    “Graduation Showkali ini ingin memberikan kesan percaya diri pada perubahan dunia, sesuai konsep meliorisme atau The World Will be Better,” pungkas Bunga.

  • Masjid Istiqlal Jadi Persinggahan Pertama Paus Fransiskus di Indonesia

    Masjid Istiqlal Jadi Persinggahan Pertama Paus Fransiskus di Indonesia

    Jakarta

    Meski menderita ragam masalah kesehatan dan semakin bergantung pada kursi roda, jadwal Paus Fransiskus begitu padat selama kunjungannya ke empat negara: Indonesia, Timor Leste, Papua Nugini dan Singapura.

    Ia akan memulai perjalanannya di Jakarta pada tanggal 3 September. Tanggal 4 September ia dijadwalkan bertemu dengan Presiden Indonesia Joko Widodo.

    Keesokan harinya, Paus Fransiskus, yang dikenal karena sangat mempromosikan dialog agama, berkunjung ke Masjid Istiqlal dan akan bertemu dengan delegasi dari Islam, Buddha, Konghucu, Hindu, Katolik, dan Protestan.

    Masjid Istiqlal, yang berarti kemerdekaan dalam bahasa Arab, adalah yang terbesar di Asia Tenggara, dengan luas lebih dari 9 hektare. Namanya selalu mengingatkan akan perjuangan melawan penjajah Belanda yang memerintah selama hampir 350 tahun.

    Ayo berlangganan gratis newsletter mingguan Wednesday Bite. Recharge pengetahuanmu di tengah minggu, biar topik obrolan makin seru!

    Susuri Terowongan Silaturahmi

    Di seberang masjid tersebut terdapat Gereja Katedral Santa Maria Diangkat ke Surga bergaya neogotik Katolik Roma di Jakarta. Kedekatan kedua rumah ibadah tersebut merupakan simbol bagaimana agama dapat hidup berdampingan secara damai,

    Masjid dan katedral terhubung oleh jalan bawah tanah yang dikenal sebagai “Terowongan Silaturahmi,” sepanjang sekitar 28 meter dan dibentuk seperti gerakan jabat tangan untuk melambangkan toleransi beragama. Paus diperkirakan akan berjalan melalui terowongan tersebut.

    Umar mengakui bahwa “masyarakat yang semakin plural” seperti Indonesia dapat menghadapi lebih banyak tantangan, “tetapi kita perlu tahu bahwa kita hidup bersama di bawah Tuhan.”

    Dikutip dari Associated Press, meskipun konstitusi Indonesia menjamin kebebasan beragama, selama beberapa tahun terakhir persepsinya sebagai negara muslim moderat telah dirusak oleh intoleransi yang meluas, mulai dari tuduhan penistaan agama, hingga diskriminasi terhadap LGBTQ. Ada juga laporan tentang kekerasan terhadap minoritas agama, dan beberapa kelompok agama tidak dapat memperoleh izin pembangunan tempat ibadah.

    Cantika Syamsinur, seorang mahasiswa berusia 23 tahun yang baru saja selesai salat di Masjid Istiqlal dan sedang dalam perjalanan menuju katedral, mengatakan ke kantor berita AP, bahwa ia menyambut baik kunjungan Paus dan pertemuan lintas agama tersebut. “Ada banyak agama di Indonesia dan saya harap kita saling menghormati,” ujarnya.

    Penantian panjang

    Paus Fransiskus akan menjadi pemimpin Gereja Katolik ketiga yang mengunjungi Indonesia. Perjalanan tersebut awalnya direncanakan untuk tahun 2020 tetapi dibatalkan karena pandemi COVID-19. “Empat tahun penantian itu cukup lama,” kata Susyana Suwadie yang mengepalai Museum Katedral, seraya menambahkan bahwa ia diliputi perasaan emosional saat menunggu kunjungan Paus Fransiskus. “Momen bersejarah yang penting ini akhirnya terjadi.”

    Beberapa kalangan berharap pertemuan lintas agama Paus akan mendorong perubahan di tingkat akar rumput. Thomas Ulun Ismoyo, seorang imam Katolik yang juga juru bicara Komite Kunjungan Paus Fransiskus di Indonesia, mengatakan bahwa para pemimpin agama di Indonesia memegang peranan yang sangat penting karena massa mendengarkan mereka.

    Ia berharap kunjungan Paus “akan menghasilkan sesuatu yang baik” dan mengadvokasi dunia yang lebih baik, di mana kemanusiaan dan keadilan sosial dijunjung tinggi. Andi Zahra Alifia Masdar, seorang mahasiswa berusia 19 tahun di Jakarta, sependapat: “Kita bisa lebih menerima satu sama lain, lebih toleran, dan mampu hidup berdampingan, tidak selalu berselisih,” pungkasnya.

    ap/hp (AP, AFP)

    (ita/ita)