Tag: Camilla

  • Raja Charles Bertemu Paus Fransiskus di Vatikan

    Raja Charles Bertemu Paus Fransiskus di Vatikan

    Jakarta

    Raja Charles III dan Ratu Camilla melakukan kunjungan mendadak kepada Paus Fransiskus di Vatikan. Pertemuan ini sempat ditunda karena kesehatan Paus.

    Dilansir AFP, pertemuan ini dikonfirmasi oleh Vatikan dan Istana Buckingham. Ini adalah pertama kalinya Charles yang berusia bertemu dengan pemimpin Katolik tersebut sejak menjadi raja dan juga kepala Gereja Inggris pada tahun 2022.

    Paus Fransiskus yang berusia 88 tahun, sedang memulihkan diri di rumah di Vatikan setelah meninggalkan rumah sakit pada tanggal 23 Maret. Dia sempat dirawat selama lima minggu karena pneumonia.

    Ia seharusnya menghindari aktivitas berat tetapi muncul secara mengejutkan pada hari Minggu di Lapangan Santo Petrus di akhir misa.

    “Yang Mulia sangat senang Paus cukup sehat untuk menjamu mereka, dan memiliki kesempatan untuk menyampaikan harapan terbaik mereka secara langsung,” demikian bunyi pernyataan dari Istana Buckingham.

    Vatikan mengatakan Paus telah “menyampaikan harapan terbaiknya kepada Yang Mulia pada kesempatan ulang tahun pernikahan mereka”, sembari juga mendoakan agar raja “segera pulih kesehatannya”.

    Perjalanan empat hari pasangan kerajaan tersebut ke Italia sendiri sempat diragukan karena masalah kesehatan sang raja sendiri.

    Gereja Inggris didirikan pada abad ke-16 oleh Henry VIII, raja yang memutuskan hubungan dengan Vatikan karena penolakannya untuk memberikan pembatalan pernikahannya dengan Catherine dari Aragon.

    Perpecahan tersebut memicu konflik selama berabad-abad, tetapi di zaman modern hubungan antara gereja Katolik dan Gereja Inggris, yang sering disebut sebagai Gereja Anglikan, telah bersahabat.

    Charles sebelumnya telah mengunjungi Vatikan sebanyak lima kali sebagai Pangeran Wales, dan telah bertemu dengan tiga paus.

    Ia diterima oleh Paus Fransiskus selama kunjungannya ke Vatikan pada tahun 2017 dan 2019, dan oleh Benediktus XVI pada tahun 2009. Ia bertemu dengan Yohanes Paulus II selama kunjungan Paus ke Inggris pada tahun 1982 dan menghadiri pemakaman Paus asal Polandia di Vatikan pada tahun 2005.

    Selain peran keagamaan mereka, Charles dan Paus Fransiskus memiliki hasrat yang sama untuk melindungi lingkungan.

    Selama beberapa dekade, Charles telah menggunakan posisinya untuk menyoroti bahaya yang ditimbulkan oleh perubahan iklim dan mempromosikan keanekaragaman hayati dan keberlanjutan.

    Paus Fransiskus juga telah menjadikan isu tersebut sebagai prioritas dalam 12 tahun masa kepausannya.

    Ia dianggap telah mempengaruhi perjanjian iklim Paris 2015 yang bersejarah dengan ensikliknya ‘Laudato Si’, sebuah seruan untuk tindakan yang didasarkan pada sains.

    Tidak seperti Gereja Katolik Roma, gereja Anglikan mengizinkan pendeta untuk menikah dan cabangnya di Inggris telah membuka imamat bagi wanita sejak tahun 1990-an.

    (lir/lir)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Raja Charles Bertemu Paus Fransiskus di Vatikan

    Kondisi Raja Charles III Dikabarkan Sempat Memburuk Imbas Pengobatan Kanker

    Jakarta

    Kondisi kesehatan Raja Charles III dikabarkan sempat memburuk pasca pengobatan kanker yang dijalaninya. Tetapi, kini ia dan istrinya, Camilla, telah tiba di Roma, Italia, untuk kunjungan negara dan menghabiskan waktu untuk merayakan ulang tahun pernikahan ke-20 mereka.

    Beberapa sumber kerajaan mengungkapkan bahwa Raja Charles sudah dalam kondisi yang prima dan mampu melakukan perjalanan ke Italia. Sebagaimana diketahui, sebelumnya ia sempat masuk rumah sakit akibat efek samping dari perawatan kanker yang sedang dijalaninya.

    Pria 76 tahun itu telah menjalani perawatan mingguan di unit kanker London, Inggris, sejak diagnosis awalnya pada Februari lalu. Tetapi, ia tetap terus mengaturnya di sela-sela jadwalnya yang padat.

    Meski begitu, pihak istana tidak pernah menjelaskan secara rinci perawatan medis seperti apa yang dijalani Raja Charles tersebut.

    “Semua orang telah melihat dalam beberapa hari terakhir bahwa ia (Raja Charles) dalam kondisi yang sangat baik dan sama sekali tidak terpengaruh oleh kemundurannya baru-baru ini. Jika ada, Yang Mulia dan Ratu bahkan lebih bersemangat untuk kembali beraktivitas,” kata pihak istana, dikutip dari Mirror UK.

    Raja Charles menjalani masa observasi di rumah sakit, tetapi ia tidak sampai menginap atau dirawat di sana. Pada Selasa (2/4), ia kembali bekerja melakukan upacara penobatan yang panjang.

    Diketahui, Raja Charles mengidap kanker selama lebih dari setahun. Banyak orang yang percaya kondisi itu mengharuskannya untuk lebih banyak beristirahat dari tugas-tugasnya yang sulit itu.

    Meski membuatnya drop selama beberapa hari, pihak istana meyakinkan bahwa kondisi Raja Charles tidak akan mengganggu tugasnya secara keseluruhan.

    Ia sempat beristirahat selama akhir pekan di Highgrove, tempat peristirahatannya di pedesaan di Cotswolds, Inggris. Bahkan, Ratu Camilla berhasil meminta Charles untuk mengurangi aktivitasnya untuk sementara waktu.

    “Dia (Camilla) dapat menghiburnya dengan penuh kasih sayang, dan di sisi lain, dia adalah satu-satunya orang di alam semesta yang dapat mencoba mengendalikannya ketika dia (Raja Charles) melakukan terlalu banyak hal karena nafsunya yang tak terpuaskan untuk bekerja,” tutur seorang ajudan, dikutip dari Newsweek.

    (sao/kna)

  • Ini 3 Orang Sakti di Dunia, Bisa ke Luar Negeri Tanpa Paspor

    Ini 3 Orang Sakti di Dunia, Bisa ke Luar Negeri Tanpa Paspor

    Jakarta, CNBC Indonesia – Di dunia, rupanya ada tiga orang yang dianggap ‘sakti’. Mereka disebut dapat melakukan perjalanan ke luar negeri tanpa dokumen paspor. Kok bisa?

    Tiga orang ini tidak membutuhkan paspor karena memiliki gelar istimewa. Ketiga orang itu adalah Raja Charles III dari Inggris, Kaisar Naruhito serta istrinya Permaisuri Masako dari Jepang. Sebelum Raja Charles III, hak istimewa ini juga dimiliki Ratu Elizabeth II.

    Aturan ini juga berlaku bagi raja atau ratu Inggris Raya pendahulu Raja Charles III. Demikian pula dengan Kaisar Naruhito dan Permaisuri Masako, para pendahulu kaisar dan permaisuri Jepang tidak perlu paspor jika ke luar negeri.

    Mengutip News18, alih-alih membawa paspor, Raja/Ratu Kerajaan Inggris hanya membawa dokumen yang dikeluarkan di atas nama mereka.

    Dokumen itu menyatakan bahwa “Sekretaris Kerajaan Inggris meminta atas nama Yang Mulia agar semua orang yang berkepentingan untuk mengizinkan pembawa dokumen ini melewati wilayah mereka dengan bebas tanpa hambatan atau halangan dan untuk memberi bantuan dan perlindungan yang mungkin diperlukan.”

    Dalam kasus Jepang, dokumen kementerian bertanggal 10 Mei 1971 menginformasikan bahwa akan sangat tidak pantas mengeluarkan paspor untuk Kaisar atau Permaisuri. Dokumen tersebut juga menambahkan bahwa sangat tidak pantas bagi Kaisar untuk menjalani prosedur imigrasi atau visa menggunakan paspor sebagai warga negara biasa.

    Sementara itu menurut laporan, istri Raja Inggris Permaisuri Camilla tidak memiliki hak yang sama dan tetap diharuskan memiliki paspor diplomatik. Dalam kasus Jepang, paspor diplomatik dikeluarkan untuk anggota keluarga Kekaisaran lainnya, termasuk putra mahkota dan putri.

    Dalam kasus Jepang, Kaisar dan Permaisuri hanya diminta untuk menyimpan dokumen kementerian untuk diri mereka sendiri. Sama seperti Inggris, kementerian luar negeri di Jepang memberi tahu negara yang dituju sebelum Kaisar dan Permaisuri tiba.

    Dalam kasus Raja Charles III, sekretaris pribadinya, Sir Clive Alderton, telah dipercayakan dengan tanggung jawab ini. Menurut sebuah laporan, Sir Clive Alderton telah menjadi salah satu penasihat terpercaya dan paling dicintai Raja dan Ratu Camilla sejak 2006, setahun setelah pernikahan mereka pada 2005.

    (hoi/hoi)

  • Tim Medis Bicara Momen Kritis Paus Fransiskus di Ambang Kematian

    Tim Medis Bicara Momen Kritis Paus Fransiskus di Ambang Kematian

    Jakarta

    Sebelum akhirnya berangsur pulih dan bisa meninggalkan rumah sakit, Paus Fransiskus sempat mengalami kritis. Staf medis yang merawat Paus bahkan saat itu mempertimbangkan untuk menghentikan bantuan ventilator, sebagai satu-satunya alat yang menopang Paus bertahan, agar bisa meninggal dengan tenang.

    Paus yang berusia 88 tahun itu dirawat di rumah sakit karena penyakit pernapasan yang sudah berlangsung lama.

    Profesor Sergio Alfieri berbicara dalam surat kabar Italia Corriere della Sera, momen paling kritis Paus terjadi pada 28 Februari ketika ia terkena krisis pernapasan dan menghirup muntahannya sendiri.

    “Kami harus memilih apakah akan menghentikan dan membiarkannya pergi atau memaksanya dan mencoba dengan semua obat dan terapi yang mungkin, dengan risiko yang sangat tinggi merusak organ lain. Dan pada akhirnya, kami mengambil jalan ini,” kata Alfieri, dikutip dari Reuters.

    Alfieri, yang memimpin tim di rumah sakit Gemelli di Roma, mengatakan keputusan untuk melanjutkan perawatan dibuat oleh perawat Fransiskus.

    “Bapa Suci selalu memutuskan. Ia mendelegasikan semua jenis pilihan perawatan kesehatan kepada Massimiliano Strappetti, asisten perawatan kesehatan pribadinya yang sangat memahami keinginan Paus.”

    Ia dilaporkan mengatakan kepada Alfieri: “Coba saja semuanya, kami tidak akan menyerah. Itulah yang kami semua pikirkan juga. Dan tidak ada yang menyerah.”

    Fransiskus meninggalkan rumah sakit pada 23 Maret setelah 38 hari dirawat di rumah sakit, hari terlama dari empat hari perawatannya sejak terpilih sebagai paus 12 tahun lalu. Paus mengalami sejumlah krisis pernapasan selama dirawat di rumah sakit, dengan Alfieri sebelumnya mengatakan dua di antaranya membahayakan nyawa Paus.

    Selama dirawat, Vatikan memberikan informasi terperinci yang belum pernah ada sebelumnya tentang kondisi Fransiskus.

    Alfieri mengatakan ini adalah keputusan Paus dan buletin Vatikan disiapkan oleh tim medis dengan beberapa tambahan dari sekretaris pribadi Fransiskus.

    “Sejak hari pertama, ia meminta kami untuk mengatakan yang sebenarnya dan ia ingin kami mengatakan yang sebenarnya tentang kondisinya. Tidak ada yang pernah diubah atau dihilangkan.”

    Fransiskus telah kembali ke kediamannya di Casa Santa Marta, di mana ia akan menerima perawatan termasuk fisioterapi terkait mobilitas dan pernapasan, terutama untuk pemulihan suara, dan terlibat dalam doa pribadi, menurut Vatikan.

    Dokter juga menyarankan Paus untuk mendapatkan bantuan medis 24 jam, termasuk terapi oksigen, jika terjadi keadaan darurat.

    Paus akan kembali bekerja secara bertahap. Ia telah menunjukkan tekad untuk melanjutkan jabatannya, dengan melanjutkan beberapa tugas dan menandatangani dokumen.

    Ia dijadwalkan untuk menyambut Raja Charles dan Ratu Camilla dari Inggris untuk kunjungan kenegaraan ke Tahta Suci bulan depan, namun Istana Buckingham mengumumkan pada hari Selasa bahwa perjalanan tersebut telah ditunda.

    (naf/kna)

  • Pria Australia Mengaku sebagai Anak Rahasia King Charles III dan Ratu Camilla, Tuntut Tes DNA

    Pria Australia Mengaku sebagai Anak Rahasia King Charles III dan Ratu Camilla, Tuntut Tes DNA

    GELORA.CO – Seorang pria asal Inggris yang kini tinggal di Australia, Simon Dorante-Day, membuat heboh publik dengan klaim bahwa dirinya adalah anak rahasia dari Raja Charles III dan Ratu Camilla . Ia menuntut tes DNA untuk membuktikan asal-usulnya.

    Dengan mengandalkan kemiripan wajah antara dirinya, Raja Charles III , dan kedua putra kerajaan, yakni Pangeran William dan Pangeran Harry, sebagai salah satu bukti visual, Dorante-Day, yang diadopsi sejak kecil, mengungkap bahwa nenek angkatnya yang pernah bekerja di lingkungan istana pernah mengungkap asal usulnya.

    “Perbandingan antara William, saya, Charles, dan Harry ini menunjukkan sesuatu yang sangat jelas, tidak ada konsistensi. Fakta bahwa sisi kiri wajah saya identik dengan Charles sementara William maupun Harry tidak, menimbulkan pertanyaan yang jelas, siapakah putra Charles yang sebenarnya?” kata Dorante-Day.

    “Saya percaya bahwa tes paternitas empat arah adalah satu-satunya cara untuk menyelesaikan masalah ini sekali dan untuk selamanya,” sambungnya.

    Dilansir dari The Royal Observer, Kamis (27/3/2025), Dorante-Day mengklaim bahwa sang nenek mengatakan bahwa ia adalah anak hasil hubungan rahasia antara Charles dan Camilla.

    Selain itu, ia sengaja diserahkan kepada staf kerajaan untuk dirawat secara diam-diam. Namun, banyak yang meragukan klaimnya karena dianggap tidak sesuai secara kronologis lantaran ia lahir pada 1966, sedangkan Charles dan Camilla diyakini baru bertemu pada 1970.

    Dorante-Day bersikeras bahwa tanggal-tanggal resmi yang diketahui publik telah dimanipulasi dan tidak mencerminkan kenyataan. Dalam perjalanannya mencari kebenaran, ia mengaku mengalami berbagai tekanan dan tindakan intimidatif terhadap dirinya serta keluarganya.

    “Bukan hanya apa yang terjadi pada saya sebagai seorang anak, dan apa yang saya ingat dari masa kecil saya di Inggris, tetapi juga apa yang terjadi sejak saat itu pada diri saya, istri saya, dan anak-anak saya di Australia yang mendukung argumen kami,” jelasnya.

    “Kegiatan-kegiatan terselubung dan tidak sah yang terus-menerus ditujukan kepada kami adalah upaya untuk menghentikan kami dalam perjalanan ini, tidak lebih. Mereka tidak akan berhasil,” lanjutnya.

    Meski demikian, ia tetap bertekad memperjuangkan haknya demi mengungkap dugaan kebohongan dan penyembunyian yang dilakukan oleh kerajaan dan pemerintah Inggris selama puluhan tahun.

    Di sisi lain, ia kaligus menegaskan bahwa niatnya bukanlah untuk mencari ketenaran atau keuntungan materi, melainkan untuk mendapatkan jawaban pasti atas identitas sejatinya sebagai anak angkat yang selama ini merasa disisihkan.

    “Kebenaran dari permainan yang telah dimainkan oleh monarki, pemerintah, dan lembaga selama 58 tahun perlu diungkap. Kebohongan dan korupsi harus diungkap apa adanya, yaitu kegiatan kriminal,” tandasnya.

  • Raja Charles III Tunda Jenguk Paus Fransiskus, Harap Segera Pulih

    Raja Charles III Tunda Jenguk Paus Fransiskus, Harap Segera Pulih

    Roma

    Raja Charles III dan Ratu Camilla batal menjenguk Paus Fransiskus di Vatikan pada awal April nanti. Penundakan itu berdasarkan kesepakatan bersama menyusul saran medis dari dokter yang merawat Paus Fransiskus.

    “Saran medis kini menunjukkan bahwa Paus Fransiskus akan mendapat manfaat dari periode istirahat dan pemulihan yang lebih lama. Yang Mulia menyampaikan harapan terbaik mereka kepada Paus untuk pemulihannya dan berharap dapat mengunjunginya di Tahta Suci, setelah ia pulih,” kata sebuah pernyataan Istana Inggris seperti dilansir AFP, Rabu (26/3/2025).

    Paus Fransiskus yang kini berusia 88 tahun masuk ke rumah sakit pada 14 Februari karena infeksi pernapasan parah. Kondisi ini menjadi krisis kesehatan paling serius selama 12 tahun masa kepausannya.

    Setelah dirawat selama 5 minggu, Paus Fransiskus diperbolehkan meninggalkan Rumah Sakit Gemelli Roma. Pihak dokter mengatakan Paus Fransiskus masih butuh banyak waktu untuk sembuh sepenuhnya.

    Dokter juga sudah memberikan Paus waktu istirahat selama dua bulan di Vatikan. Setelah keluar dari RS, Paus langsung mendesak Israel agar berhenti menyerang jalur Gaza.

    (isa/isa)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Ramadan di Inggris, Jalanan Dihias hingga Raja Charles III Ikut Donasi Kurma

    Ramadan di Inggris, Jalanan Dihias hingga Raja Charles III Ikut Donasi Kurma

    London

    Bulan Ramadan disambut dengan penuh sukacita. Di Inggris, misalnya, bulan Ramadan disambut dengan hiasan yang memenuhi salah satu ruas jalan di London hingga Raja Charles III dan Ratu Camilla mengikuti kegiatan donasi kurma.

    Dilansir BBC, Minggu (2/3/2025), Ramadan di Inggris dimulai pada Sabtu (1/3). Salah satu yang menarik perhatian menjelang Ramadan ialah keberadaan Piccadilly Circus yang dinyalakan sebagai bagian dari perayaan Ramadan tahun ini.

    Ini merupakan tahun ketiga berturut-turut Ramadan Lights telah dipasang di pusat kota London. Hiasan lampu itu yang dibuat oleh Aziz Foundation itu mulai dinyalakan oleh Wali Kota London, Sir Sadiq Khan, pada Rabu (27/2) malam.

    Jalanan di London dihias ornamen Ramadan (dok. Instagram Wali Kota London Sadiq Khan)

    Sementara, Raja Charles III dan Ratu Camilla ikut memeriahkan penyambutan bulan suci umat Islam dengan membantu mengemas kotak-kotak sumbangan makanan di sebuah restoran di Soho. Salah satu yang dikemas ialah kurma untuk berbuka puasa.

    Kurma itu akan dimakan untuk berbuka puasa untuk mengikut kebiasaan Nabi Muhammad. Raja dan Ratu juga bertemu dengan sekelompok wanita Muslim, termasuk pemain rugby profesional Zainab Alema dan penulis Hajera Memon, di Darjeeling Express, sebuah restoran di Kingly Court di Soho.

    Ratu menyambut seorang ibu dan dua putrinya yang didukung oleh Doorstep, sebuah badan amal yang membantu keluarga menyediakan barang dan jasa untuk membuat hidup mereka lebih nyaman saat menunggu tempat tinggal permanen. Dia kemudian membantu staf di tim dapur yang semuanya perempuan untuk mengemas kotak biryani untuk disumbangkan ke Doorstep sebelum mengemas kurma ke kantong kecil untuk dikirim ke rumah sakit selama bulan Ramadan.

    Raja Charles kemudian pergi menemui koki Imad Alarnab di restorannya Imad’s Syrian Kitchen. Alarnab merupakan pengungsi asal Suriah yang merupakan pengusaha restoran di Damaskus sebelum hancur akibat dan telah tinggal di London sejak 2015.

    (haf/imk)

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • Lampu Ramadan Kembali Hiasi London, Wali Kota Sadiq Khan: Melawan Segala Bentuk Kebencian

    Lampu Ramadan Kembali Hiasi London, Wali Kota Sadiq Khan: Melawan Segala Bentuk Kebencian

    JAKARTA – Ramadan Lights kembali hadir di London, Inggris guna menyemarakkan Bulan Suci Ramadan 1446 Hijriah atau 2025 di ibu kota Inggris tersebut.

    Penyalaan lampu-lampu tersebut secara simbolis dilakukan oleh Wali Kota London Sadiq Khan pada Hari Rabu, menandai untuk kali ketiga berturut-turut sejak tahun 2023 Ramadan Lights menghiasi kawasan Coventry Street.

    “Lampu Ramadan yang memukau di London telah kembali ke West End!” cuit Wali Kota Sadiq Khan di Twitter, seperti dikutip 27 Februari.

    “Selama satu bulan ke depan, pertunjukan yang memukau ini akan menerangi jantung kota kami yang semarak, merayakan Bulan Suci Ramadan dan memamerkan keragaman London yang kaya,” lanjutnya.

    Total lebih dari 30.000 lampu LED akan menerangi malam-malam di kawasan tersebut selama Bulan Ramadan kali ini, mulai dari pukul 17:00 hingga 05:00 waktu setempat hingga 29 Maret mendatang, dikutip dari Anadolu.

    Ramadan Mubarak, wishing all those celebrating a blessed and joyful Ramadan. This is the third year that central London has been adorned in lights to mark the holy month of Ramadan🌙 See London’s celebratory lights on Coventry Street until 29th March.#LetsDoLondon #VisitLondon pic.twitter.com/fqJdRDzMIZ

    — Visit London (@visitlondon) February 27, 2025

    Peresmian Ramadan Lights yang yang didanai oleh Aziz Foundation dilakukan bersama oleh Wali Kota Sadiq Khan, presenter Adil Ray dan penyiar radio Yasser Ranjha, Independent.

    Penyalaan kembali Ramadan Lights, serta sebelumnya Raja Inggris Charles III dan Permaisuri Camilla membantu mengemasi kurma dan nasi biryani untuk donasi berbuka puasa di sebuah restoran di Soho, berlangsung setelah tahun lalu ada peningkatan kejahatan kebencian Islamofobia dan kerusuhan di Southport.

    “Melawan segala bentuk kebencian, kita bersinar terang sebagai mercusuar harapan. Kami tidak hanya menoleransi perbedaan, kami menghormati, merangkul dan merayakan perbedaan,” kata Wali Kota London saat peresmian.

    Selain Ramadan Lights, yang dapat ditemukan di Coventry Street dekat Leicester Square, ada instalasi yang lebih kecil yang dapat dikunjungi oleh wisatawan dan pengunjung di sudut dekat patung Mary Poppins.

    Lampu-lampu ini akan dipajang hingga Idul Fitri, di mana lampu-lampu ini akan berganti untuk menandai perayaan tersebut.

    Selain itu, ada juga Iftar Trail yang telah diselenggarakan, yang menyediakan diskon bagi warga London di beberapa restoran dan gerai kaki lima di sekitar kota.

  • Raja Charles Bertemu Paus Fransiskus di Vatikan

    Raja Charles Mulai Kurangi Makan Daging Merah Pasca Didiagnosis Kanker

    Jakarta

    Raja Charles dikabarkan telah mengubah pola makannya setelah didiagnosis kanker pada awal tahun ini. Disebutkan bahwa pria berusia 76 tahun itu telah mengurangi asupan daging merahnya.

    Kabar ini disampaikan oleh putra dari Ratu Camilla, Parker Bowles, dalam salah satu sesi wawancara dengan Saga Magazine.

    “Ya, saya makan daging, tetapi saya mengurangi daging merah, seperti yang dilakukan ibu saya,” tutur Bowles yang dikutip dari Daily Record.

    “Dan Sang Raja, setelah apa yang baru-baru ini dialaminya, kini kembali memperhatikan apa saja yang dimakannya,” sambungnya.

    Bowles mengatakan Raja Charles dan Ratu Camilla telah mengurangi konsumsi beberapa daging, seperti daging domba, daging sapi, dan daging babi.

    Diketahui, daging merah dan olahannya juga dikaitkan dengan peningkatan risiko kanker usus besar dan prostat. Menurut Cancer Research UK, daging merah digolongkan sebagai kemungkinan penyebab kanker.

    “Ini berarti ada banyak bukti kuat tentang hubungan antara mengkonsumsi daging merah dan beberapa jenis kanker. Tetapi, kita memerlukan beberapa penelitian berkualitas terbaik untuk memastikannya,” tulis mereka.

    Para ahli telah memperkuat hubungan yang mengerikan antara konsumsi daging olahan yang berlebihan dengan peningkatan risiko kanker.

    (sao/kna)

  • Ratu Camilla Bagikan Kondisi Kesehatannya Pasca Tumbang gegara Infeksi Dada

    Ratu Camilla Bagikan Kondisi Kesehatannya Pasca Tumbang gegara Infeksi Dada

    Jakarta

    Ratu Camilla membagikan kabar terbaru mengenai kondisi kesehatannya pasca tumbang akibat infeksi dada. Penyakit itu membuatnya sempat tak bisa menghadiri tugas kerajaan.

    Saat dia melanjutkan pemulihannya, dia juga memilih untuk tidak bergabung dengan keluarga kerajaan untuk acara Remembrance selama akhir pekan untuk memprioritaskan kesehatannya. Saat resepsi di Clarence House untuk The Booker Prize Foundation, dia berbagi kabar terbaru tentang perasaannya.

    “Saya jelas menjadi jauh lebih baik, sedikit batuk,” kata Ratu Camilla dalam sebuah video dikutip dari BBC di The Booker Prize Foundation.

    Infeksi dada Ratu Camilla terjadi kurang dari seminggu setelah kembali dari perjalanan ke Australia dan Samoa bersama Raja. Perjalanan itu termasuk singgah di India dalam perjalanan pulang.

    Dikutip dari laman Better Health, infeksi dada adalah penyakit yang menyerang paru-paru, baik di saluran udara yang lebih besar (bronkitis) atau di kantung udara yang lebih kecil (pneumonia). Kondisi ini terjadi ketika ada penumpukan nanah dan cairan (lendir), serta saluran udara membengkak sehingga membuat sulit bernapas.

    Infeksi dada dapat menyerang orang-orang dari segala usia. Anak-anak kecil dan orang tua adalah kelompok yang paling berisiko, begitu pula orang yang sakit dan perokok.

    (kna/kna)