Tag: Buya Hamka

  • Saling Melotot di Lampu Merah, Pengendara Motor ini Malah Ajak Temannya Mengeroyok usai Kalah Postur

    Saling Melotot di Lampu Merah, Pengendara Motor ini Malah Ajak Temannya Mengeroyok usai Kalah Postur

    TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA – Pengendara motor di Surabaya, Jawa Timur menjadi korban pengeroyokan.

    Peristiwa itu terjadi diketahui akibat saling melotot di lampu merah.

    Namun ketika cekcok, pelaku merasa kalah postur dari korban.

    Hingga akhirnya berujung pengeroyokan.

    Anggota Tim Unit Reskrim Polsek Tandes Polrestabes Surabaya menangkap seorang pelaku pengeroyokan pemuda berinisial M warga Menganti, Gresik di Jalan Balongsari Tama, Tandes, Surabaya. 

    Tersangka berinisial AH warga Tandes, Surabaya. Ia tak melakukan pengeroyokan tersebut seorang diri, melainkan dibantu dua orang temannya, pelaku S dan T yang kini telah masuk daftar pencarian orang (DPO). 

    Kanit Reskrim Polsek Tandes Polrestabes Surabaya Iptu Jumeno Warsito mengatakan, kasus pengeroyokan tersebut bermula saat korban M berboncengan motor bersama pacarnya K dari arah Jalan Darmo Indah, Tandes, Surabaya, pada Selasa (4/2/2025).

    Setibanya di persimpangan empat jalan (traffic light) Jalan Raya Balongsari, Tandes, Surabaya, pemotor korban berpapasan dengan pelaku S yang juga sedang bermotoran membonceng pacarnya.

    Nah, ternyata korban dan pelaku saling pandang, sehingga menimbulkan kesalahpahaman sehingga memicu pertengkaran. 

    Tak pelak, pemotor pelaku berhenti di bahu jalan, lalu dihampiri oleh korban.

    Lalu, pecahlah pertengkaran diantara kedua belah pihak yang sempat diawali dengan percekcokan. 

    Merasa kalah telak karena postur tubuhnya lebih kecil ketimbang korban.

    Pelaku S akhirnya meminta bala bantuan dengan menelepon temannya, tersangka A dan Pelaku T yang masih buron itu, untuk mendatangi lokasi. 

    Selain itu, ada juga seorang saksi AN yang tidak terlibat aksi pengeroyokan tersebut, dan datang ke lokasi seorang diri mengendarai motor pribadinya. 

    “Sampai di lokasi tersangka A langsung memukul korban dengan tangan kosong. Karena kondisi tersangka A mabuk sehingga pelaku terjatuh,” ujarnya, pada Kamis (6/3/2025). 

    Seperti merasa tak puas, Jumeno menambahkan, tersangka A mengambil sebuah balok kayu yang teronggok di dekat lokasi dan dipukulkan tepat pada bagian kepala dan badan korban sebanyak dua kali.

    Para pelaku mengeroyok korban secara membabi buta, usai tersangka A memukul korban dengan kayu, kemudian tersangka S menabrakkan motornya kearah korban hingga terjatuh.

    Lalu giliran Pelaku T memukuli korban berkali-kali hingga korban tergeletak di pinggir jalan.

    Saksi AN, salah satu komplotan para pelaku tidak ikut memukul korban, bahkan berusaha melerai kemelut di antara mereka.

    Kemudian, melihat korban tergeletak tak berdaya, para pelaku pengeroyokan kabur dari lokasi. 

    Sedangkan, pihak korban membuat laporan kepolisian dan mengobati luka-luka yang dideritanya. 

    “tersangka A berhasil kami tangkap. Untuk S dan T kita tetapkan DPO,” pungkasnya. 

    Sementara itu, tersangka AH mengungkapkan, insiden tersebut bermula saat dirinya sedang berkendara motor seusai pulang dari tempat hiburan malam. 

    Lalu, ia ditelpon oleh temannya Pelaku S yang terlibat perkelahian dengan Korban M di ruas jalan tersebut. 

    Meskipun, ia tidak memiliki masalah secara langsung dengan korban, lantaran rasa solidaritasnya tinggi, ia tetap berupaya mendatangi lokasi jalan tersebut, untuk membantu temannya berkelahi. 

    “Pulang dari RHU ditelpon sama teman, katanya dia berantem. Namanya teman, (langsung ke membantu). Saya gak bawa apa-apa. (Korban) saya pukul pakai (kayu) pentungan satu kali di kepala,” ujarnya saat diinterogasi petugas kepolisian. 

    tersangka AH mengungkapkan, sejatinya dirinya saat itu tidak ada masalah dengan korban. Mengenal juga tidak. 

    Namun, ia tak menampik bahwa pengaruh minuman keras membuatnya gelap mata hingga menghajar korban sampai tak berdaya.

    “Karena alkohol,” pungkasnya. 

    Sementara itu, aksi pengeroyokan lainnya juga pernah terjadi di Jombang.

    Aksi gangster kembali terjadi di Jalan Raya Tembelang, Dusun Ngrawan, Desa Pesantren, Kecamatan Tembelang, Kabupaten Jombang, Jawa Timur pada Sabtu (15/2/2025) pukul 03.15 WIB. 

    Gangster yang diduga gerombolan pemuda menggunakan sepeda motor ini menghajar pengendara lain tanpa alasan sampai tersungkur lalu dikeroyok. 

    Kapolsek Tembelang AKP Fadhilah saat dikonfirmasi pun membenarkan hal tersebut.

    Ia menyebut korban langsung melaporkan kejadian itu setelah dihajar oleh gerombolan pemotor tersebut. 

    “Korban sekaligus pelapor bernama Didik Abdul Aziz (18) warga Dusun Troyok, Desa Glagahan, Kecamatan Perak, Kabupaten Jombang yang dilaporkan adalah terlapor Farel (18) warga Dusun Klegen, Desa Darurejo, Kecamatan Plandaan, Kabupaten Jombang,” ucapnya. 

    Kapolsek menjabarkan jika pada saat kejadian, korban ini sedang bersama dua rekannya yakni Yulian Yoga Pratama (21) warga Dusun Krapak, Desa Mojokrapak, Kecamatan Tembelang, Kabupaten Jombang dan Muhammad Burhan Saputra (17) mahasiswa yang tinggal di Desa Pucangsimo, Kecamatan Bandarkedungmulyo, Kabupaten Jombang. 

    Ketika itu, korban berboncengan tiga hendak mengantar satu rekannya bernama Yoga pulang ke rumahnya di Desa Mojokrapak. 

    “Pada Hari Sabtu (15/2/2025) sekitar jam 03.15 WIB korban melakukan perjalanan pulang dari bekerja menjaga salah satu angkringan di Jalan Buya Hamka di Kecamatan Jombang. Korban saat itu bersama dengan Burhan bermaksud mengantar Yoga pulang ke rumahnya,” ucapnya. 

    Pada saat perjalanan pulang itu, korban berboncengan 3 dengan rekannya menggunakan sepeda motor. Kemudian pada saat perjalanan pulang, korban bersama 2 rekannya berpapasan dengan 8 orang dengan menggunakan 3 unit sepeda motor. 

    “Kemudian korban ini dikejar sampai di daerah Jalan Raya Tembelang Dusun Ngrawan, Desa Pesantren, Kecamatan Tembelang, Kabupaten Jombang. Korban di pepet dan di tendang oleh sekitar 8 orang dengan menggunakan 3 sepeda motor,” ungkap Kapolsek. 

    Setelah korban terjatuh, kemudian korban dan dua rekannya itu dikeroyok oleh 8 orang tersebut hingga mengalami luka-luka. Atas kejadian tersebut kemudian pelapor melaporkan ke Polsek tembelang untuk di tindak lanjuti. 

    “Berkas kami limpahkan ke Unit PPA Satreskrim Polres Jombang,” pungkasnya. 

  • Sabar Adalah Karakter si Shoim

    Sabar Adalah Karakter si Shoim

    “Banyak yang puasa tetapi marah-marah, banyak yang puasa tetapi suka mencela, banyak yang puasa tetapi masih suka berbuat kemungkaran,” dan ungkapan-ungkapan lain yang masih menggambarkan bagaimana ketimpangan yang terjadi bagi orang yang berpuasa. 

    Karakter shoim (orang yang berpuasa) yang sepatutnya menggambarkan tingkah laku terpuji tak pula menjadi suatu jaminan secara pasti. Agaknya fenomena seperti ini bukanlah sesuatu yang asing untuk ditemukan di sekitar kita umat muslim. 

    Puasa yang biasa dipahami dengan makna “menahan dari segala sesuatu dan meninggalkannya”, (Manzur, t.t), baik menahan dari rasa lapar, dahaga, amarah dan perasaan negatif lainnya yang dapat membatalkan atau mengurangi pahala berpuasa, nyatanya tidak serta merta dengan mudah dapat direalisasikan dalam kehidupan.

    Realita yang sering tidak sesuai dengan keinginan diri terkadang membuat seseorang terlepas untuk melakukan atau bersikap buruk. Walaupun ia juga menyadari bahwa hal itu adalah sesuatu yang tidak baik. Sebagaimana orang-orang yang berpuasa yang seharusnya menahan diri agar puasanya mendapatkan keabsahan ataupun pahala yang besar, namun masih saja terus mendapat cobaan hingga dirasa mengurangi pahala berpuasanya. 

    Oleh karena itu seseorang yang berpuasa dianjurkan untuk belajar bersabar. Karena dengan kesabaran seseorang secara tidak langsung belajar menahan dirinya dari segala sesuatu yang tidak sesuai dengan ekspektasi diri. Dengan kesabaran seseorang akan merasa bahwa apa yang ia lakukan memiliki sesuatu kebaikan dan keindahan. 

    Selain itu juga memiliki keyakinan, bahwa apa yang ia lakukan nantinya akan membuahkan hasil yang manis ataupun
    hikmah yang akan ia dapatkan meskipun berat untuk mempraktikannya. 

    Sebagaimana firman Allah Swt dalam QS. Az-Zumar [39]: 10:

    قُلْ يٰعِبَادِ الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اتَّقُوْا رَبَّكُمْۗ لِلَّذِيْنَ اَحْسَنُوْا فِيْ هٰذِهِ الدُّنْيَا حَسَنَةٌۗ وَاَرْضُ اللّٰهِ وَاسِعَةٌۗ اِنَّمَا يُوَفَّى الصّٰبِرُوْنَ اَجْرَهُمْ بِغَيْرِ حِسَابٍ

    Artinya: “Katakanlah: ‘Wahai hamba-hamba-Ku yang beriman, bertakwalah kepada Tuhanmu. Bagi orang-orang yang berbuat baik di dunia ini ada pahala yang baik. Dan di bumi Allah ini ada tempat yang luas. Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabar akan disempurnakan pahala mereka tanpa batas.”

    Mufassir lokal terkemuka, Buya Hamka dalam tafsirnya Al Azhar menjelaskan, bahwa di ujung ayat ini sudah diisyaratkan pula bahwasanya beriman, mengisi hidup dengan takwa dan berbuat kebajikan tidaklah semudah apa yang kita kira. 

    Lantaran itulah maka Tuhan pun membayangkan bahwa bumi Allah ini luas. Kalau perlu pindah dari satu negeri yang di sana beramal terlalu sempit ke tempat lain yang mendapat alam lebih lapang untuk beramal. Dan di dalam perjuangan menegakkan kebenaran itu banyaklah percobaan yang akan diderita, sebab iman itu selalu diuji. Kalau kuat akan bertambah naik, kalau lemah akan jatuh. 

    Maka alat utama untuk menangkis percobaan ialah sabar, tahan hati, tabah. Hanya orang-orang yang sabarlah yang akan sampai kepada apa yang dia tuju, yaitu pahala yang berganda-lipat di sisi Allah. (Hamka, 1982)

    Dari pendapat di atas, dapat kita ketahui bahwasanya kesabaran akan membawa seseorang untuk mendapatkan apa yang ia tuju dan pahala yang berlipat. Dengan kesabaran pula seseorang bisa memiliki sikap-sikap terpuji walaupun untuk bisa memiliki sifat sabar, seseorang harus berlatih. 

    Hamka mengungkapkan lebih lanjut dengan mengutip tafsiran dari al-lmam al-‘Auza’i bahwa orang-orang yang sabar dan tahan menderita itu di akhirat kelak tidaklah ditimbang berat atau ringan amalnya melainkan sudah disediakan saja buat mereka bilik-bilik istirahat yang mulia di surga. 

    Menurut sebuah Hadis yang didengar oleh Anas bin Malik dari Rasulullah SAW, bahwa semua amal akan ditimbang kelak dengan teliti, namun ahlul-balaa’ yang tahan menderita tidak ditimbang-timbang lagi.

    حَتَّى يَتَمَنَّى أَهْل ُ الْعَافِيَة ِ فِي الدُّنْيَا أَن َّ أَجْسَادَهُم ْ تُعْرَض ُ بِالْمَقَارِيض ِ مَا يَذْهَب ُ بِه ِ أَهْل ُ الْ ِب ََلَء ِ مِن َ الْفَضْل

    Artinya: “Sehingga berkeinginanlah orang-orang yang sihat-sihot saja di dunia kalau kiranya dahulu badannya digergaji dipotong-potong, setelah mereka lihat bagaimana kelebihan dan keistimemewaan yang akan diterima oleh orang-orang yang sabar menderita itu. Itulah maksudnya pahala yang akan diberikan dengan tidak ada perhitungan lagi.”

    Hadis di atas memperkuat bahwa kesabaran tidak hanya akan membawa seseorang itu beruntung saat hidup di dunia namun juga di akhirat kelak. Bukan hanya sekedar membantu menyampaikan seseorang pada apa yang ia tuju, tetapi juga mengantarkan pada keabadian di akhirat nantinya. Hal itu akan menjadi penyesalan bagi orang-orang yang dahulunya ketika hidup di dunia tidak berusaha untuk menahan dirinya dalam rasa kesabaran.

    Pada akhirnya, dapat kita sadari bahwa antara ‘puasa’ dan ‘sabar’ memiliki ciri yang sama dan saling berkaitan. Puasa yang dimaknai dengan menahan, juga sejalan dengan sifat sabar yang dimaknai dengan menahan. (M. Quraisy Syihab, 2007). Sehingga, ketika menjalani ibadah puasa sudah sepatutnya juga kita belajar untuk bersabar. 

    Dengan kesabaran yang dilatih, puasa yang kita jalani tidak hanya akan membentuk diri kita untuk menjadi sosok yang lebih baik, tetapi juga pahala yang melimpah, karena seperti itulah yang Allah Swt janjikan. Kesabaran akan membawamu pada maqam kemuliaan dunia dan keabadian di akhirat kelak. Hingga pada titik kesimpulan ‘Orang yang berpuasa adalah orang yang sabar’. Wallahu a’lam bi ash shawab.

    *Penulis adalah mahasiswi Pendidikan Kader Ulama Masjid Istiqlal (PKUMI)

  • Begini Penyebab Mahasiswa Uhamka di Temukan Meninggal di Gunung Joglo

    Begini Penyebab Mahasiswa Uhamka di Temukan Meninggal di Gunung Joglo

    JABAR EKSPRES – Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Prof, Buya Hamka ( UHAMKA ) Mohamad Rohadi, 21 tahun yang dinyatakan hilang di Gunung Joglo Kabupaten Bogor telah ditemukan dalam keadaan tidak bernyawa.

    Sebelum meninggal Rohadi sedang mengikuti kegiatan Pecinta Alam Diklatsar yang diadakan oleh IMAPALA UHAMKA.

    BACA JUGA: Kisruh Dana PIP Universitas Bandung yang Berujung Penyelewengan!

    Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bogor Adam Hamdani mengatakan, korban dinyatakan hilang selama 4 hari sejak dilaporkan hilang pada 29 Januari 2024 di kawasan Gunung Joglo, Desa Cibeureum, Kecamatan Cisarua.

    ‘’Jadi korban ini sempat hilang selama 4 hari,’’ ujar Adam dalam keterangannya kepada wartawan, (1/02/2025).

    Menurutnya, penyebab korban mininggal masih dalam pendalaman, namun diduga kuat korban jatuh kejurang saat jalut pendakian tertutup kabut tebal.

    BACA JUGA: Tega, Dana Bansos Milik Mak Inong Berusia 90 Tahun Diembat!

    ‘’Di jalur pendakian terdapat jurang, ditambah waktu itu cuca sedang tidak bersahabat,’’ ujatr Adam.

    Korban terlepas dari rombongan dan tersesat dan kemungkinan terjatuh, hal ini dipertegas dengan kondisi korban ketika ditemukan dalam kondisi terlungkup dan barang bawaan ada di dekat kjenazah korban.

    Korban ditemukan dalam keadaan meninggal di dekat aliran Curug Pariuk, pada Sabtu, pukul 14.30 WIB (1/2/25).

    “Ditemukan dalam keadaan meninggal dunia di aliran Curug Pariuk dalam keadaan telungkup,” ujarnya.

    BACA JUGA: Lagi Diklatsar Pecinta Alam di Gunung Joglo Bogor, Mahasiswa Uhamka Hilang!

    Saat ini korban telah di evakuasi oleh Tim Gabungan anggota Basarnas, BPBD, Damkar dan sejumlah relawan ke rumah duka.

    Sementara itu berdasarkan informasi yang dihimpun dari kalangan IMAPALA UHAMKA, waktu itu, Rohadi berada di barisan paling belakang, berdua dengan seorang senior yang bertugas sebagai swipper.

    Pada pukul 13.00 WIB , senior ingin melakukan make sure akhir dengan mengecek ke belakang sekali lagi dan Rohadi diminta untuk menunggu sebentar.

    BACA JUGA: Rahasia di Balik Air Mata

    Namun ketika senior kembali ke titik berpisah, Rohadi sudah tidak ada di jam 13.00 WIB. Senior berpikir Rohadi sudah turun duluan.

  • Banyak Mudharat dan Zalimi Rakyat

    Banyak Mudharat dan Zalimi Rakyat

    loading…

    MUI meminta Proyek Strategis Nasional (PSN) di Pantai Indah Kapuk (PIK) 2 dicabut karena banyak mudharat dan zalimi rakyat. Foto/SindoNews

    JAKARTA – Majelis Ulama Indonesia (MUI) menggalang soliditas untuk membangun kekuatan melawan kezaliman dari Proyek Strategis Nasional (PSN) di Pantai Indah Kapuk (PIK) 2.

    Ketua Tim Tabayyun dan Advokasi MUI KH Masduki Baidlowi, menegaskan proyek PSN di PIK 2 harus dicabut. Sebab, proyek tersebut dinilai banyak mudharatnya dan menzalimi rakyat.

    “Banyak mudharatnya, bahasa rakyatnya menzalimi rakyat. Kami merekomendasikan untuk mencabut PSN itu kalau hanya menyengsarakan rakyat dan menyenangkan konglomerat, maka jangan dilakukan,” kata Kiai Masduki di Aula Buya Hamka, Kantor MUI, Jakarta Pusat, Jumat (24/1/2025).

    Kiai Masduki menambahkan itulah substansi singkat dari hasil Musyawarah Kerja Nasional (Mukernas) IV MUI beberapa waktu lalu yang meminta secara tegas proyek PSN di PIK 2 harus dicabut. MUI juga menyatakan secara tegas tidak takut untuk meminta Proyek Strategis Nasional (PSN) di PIK 2 untuk dicabut.

    Kiai Masduki menyampaikan ini adalah kebenaran yang harus ditegakkan. Kiai Masduki menceritakan, awal mula rekomendasi agar PSN di PIK 2 karena MUI mendapatkan banyak masukan terkait mudharatnya dari proyek tersebut yang menyebabkan kerepotan di masyarakat.

    “MUI mengaku turut concern pada persoalan tersebut karena ini adalah permasalahan umat dan strategis nasional yang pelaksanaannya banyak mudharatnya dan merugikan masyarakat,” ujarnya.

    “Ini satu-satunya rekomendasi dalam rapat pimpinan MUI setelah Mukernas akhirnya ditindaklanjuti dengan dibuat tim agar rekomendasi bisa berjalan dan diperjuangkan oleh MUI,” tambahnya.

    Kiai Masduki juga akan berkoordinasi dengan MUI Banten dan MUI Tangerang untuk membuktikan PSN di PIK 2 telah menyalahi aturan. Sebagai Ketua Tim, Kiai Masduki kemudiaan berkoordinasi dengan pemerintah, MUI Banten, dan MUI Tangerang beberapa waktu lalu.

    Hasil koordinasi tersebut membuktikan dan menjelaskan PSN di PIK 2 sudah menyalahi aturan pelaksanaannya. Selain itu, dalam kesempatan ini, MUI mengundang LBH Muhamadiyah, Laskar Merah Putih, WALHI dan KIARA.

    “Kami akan memperkuat jejaring dan silaturahim untuk membangun solidaritas perjuangan. Hak-hak rakyat yang terzolimi dapat dipulihkan kembali. Itulah fokus dari perjuangan MUI. Kami akan terus bergerak untuk tujuan tersebut,” tegasnya.

    (cip)

  • Deretan Tokoh Bangsa yang Pernah Dipenjara Era Orde Lama, Mochtar Lubis hingga Buya Hamka

    Deretan Tokoh Bangsa yang Pernah Dipenjara Era Orde Lama, Mochtar Lubis hingga Buya Hamka

    4. Kartosoewirjo

    Kartosoewirjo, sosok yang pernah satu kos dengan Soekarno, memiliki pandangan yang berbeda tentang masa depan Indonesia. Jika Soekarno berjuang untuk mewujudkan negara kesatuan yang berdasarkan Pancasila, Kartosoewirjo justru ingin mendirikan negara Islam yang terpisah.

    Pemberontakan Darul Islam yang dipimpinnya merupakan manifestasi dari perbedaan ideologi ini. Meskipun gerakannya berakhir dengan kegagalan, namun pemikiran Kartosoewirjo tentang Islam dan negara terus menjadi bahan diskusi hingga saat ini.

    Warisannya menjadi simbol perjuangan bagi kelompok-kelompok Islam yang menginginkan penerapan syariat Islam secara murni dan konsekuen. Akan tetapi, juga memicu perdebatan sengit tentang batas-batas toleransi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

    5. Sutan Syahrir

    Sutan Syahrir, sosok yang pernah memimpin Indonesia di masa-masa awal kemerdekaan, harus mengakhiri hidupnya dalam kesunyian di pengasingan. Tuduhan keterlibatan dalam pemberontakan PRRI menjadi alasan penahanan dan pembubaran partainya, PSI.

    Padahal, Syahrir adalah seorang tokoh yang sangat menjunjung tinggi nilai-nilai demokrasi dan keadilan sosial. Pemikirannya tentang pentingnya pemerintahan yang bersih dan transparan masih relevan hingga saat ini.

    Meskipun dihadapkan pada berbagai rintangan, semangat juang Syahrir tidak pernah padam. Ia terus memperjuangkan cita-citanya untuk membangun Indonesia yang lebih baik, meskipun harus mengorbankan kebebasan dan kenyamanan hidupnya.

    6. Buya Hamka

    Persahabatan antara Soekarno dan Buya Hamka pernah begitu erat, namun akhirnya kandas karena perbedaan pandangan politik. Keduanya memiliki visi yang berbeda tentang masa depan Indonesia.

    Soekarno lebih condong pada nasionalisme yang inklusif, sementara Buya Hamka lebih menekankan pada nilai-nilai Islam. Perbedaan inilah yang pada akhirnya memicu konflik dan berujung pada penahanan Buya Hamka.

    Meskipun begitu, warisan pemikiran keduanya tetap relevan hingga saat ini. Baik nasionalisme ala Soekarno maupun Islam ala Buya Hamka, keduanya merupakan bagian tak terpisahkan dari identitas bangsa Indonesia.

    Penulis: Ade Yofi Faidzun

  • Laporkan Transgender Isa Zega ke Polres Jaksel, Hanny Kristianto: Agama Islam Dilecehkan Kami Tidak Terima

    Laporkan Transgender Isa Zega ke Polres Jaksel, Hanny Kristianto: Agama Islam Dilecehkan Kami Tidak Terima

    Jakarta, Beritasatu.com – Selebgram sekaligus transgender Isa Zega dilaporkan ke Polres Jakarta Selatan oleh Hanny Kristianto pada Rabu (20/11/2024). Hanny Kristianto menyebut, pelaporannya ke polisi akibat tidak terima agama Islam dilecehkan oleh Isa Zega.

    “Agama Islam dinistakan, dilecehkan oleh siapa pun termasuk Isa Zega kami tidak terima,” jelas Hanny Kristianto dikutip dari Instagram miliknya, Jumat (22/11/2024).

    Hanny Kristianto tidak merasa takut terhadap siapa saja yang berusaha membentengi transgender Isa Zega yang telah menistakan agama Islam dengan menggunakan baju muslim perempuan saat berada di Tanah Suci. Apalagi, diketahui Isa Zega lahir sebagai seorang laki-laki dan bernama Sahrul Isa.

    “Kita tidak peduli terhadap siapa saja yang membentengi, siapa pun backingan dia yang mencoba membela Sahrul Isa dan SS Travel Umroh yang menistakan Islam akan kita lawan,” tegasnya.

    “Istri Nabi Luth bukan transgender pun diazab Allah karena membela kaum alien,” ujarnya.

    Ia meminta doa kepada semua pihak agar persoalan penistaan agama yang diduga dilakukan Isa Zega bisa diselesaikan secara hukum.

    “Mohon doa ikhwah fillah, mari kita bersama-sama menjaga izzah agama dan bangsa kita,” tambahnya,

    “Jika diam saat agamamu dihina, gantilah bajumu dengan kain kafan. -Buya Hamka-,” kutip Hanny menegaskan keberaniannya untuk menjebloskan transgender Isa Zega ke penjara.

  • Tiga Tertangkap, Tujuh Remaja Pengeroyok Pelajar di Jombang Kabur

    Tiga Tertangkap, Tujuh Remaja Pengeroyok Pelajar di Jombang Kabur

    Jombang (beritajatim.com) – Tiga remaja melakukan pengeroyokan terhadap seorang pelajar di Jalan Prof. Buya Hamka, Desa Kepatihan, Kabupaten Jombang, Minggu (3/11/2024), sekitar pukul 01.30 WIB. ditangkap. Sedangkan tujuh remaja lainnya masih buron.

    Korbannya adalah MIN (17). Usai pengeroyokan, tiga remaja yang diduga sebagai pelaku langsung diringkus oleh petugas Polres Jombang. Mereka adalah KS (17), YS (15) dan GA (15). Ketiganya diperiksa secara intensif di Polres Jombang.

    Kasi Hhumas Polres Jombang Iptu Kasnasin mengatakan, dugaan smentara penganiayaan tersebut dipicu oleh kesalahpahaman. “Ada sekitar 10 orang pelaku yang diduga melakukan tindak pidana penganiayaan terhadap pelajar SMK di Jombang tersebut. Namun, baru tiga yang tertangkap,” katanya.

    Sedangkap tujuh orang pelaku lainnya yang saat ini masih dalam pengejaran polisi, yaitu RA (20), KK (19), DK (17), FA (17), DN (16), FA (15) dan FE (15) warga Kecamatan Jombang, Kabupaten Jombang.

    Penangkapan terhadap para pelaku setelah polisi menerima laporan korban. Dalam laporannya, korban mengalami luka bekas cekikkan di bagian leher dan luka benjol di atas kepala.

    “Kasus tersebut masih didalami unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Satreskrim Polres Jombang. Kami imbau kepada para terduga pelaku yang terlibat pengeroyokan untuk menyerahkan diri ke polisi. Kalau tidak, kami akan melakukan tindakan tegas,” tandas Kasnasin. [suf]

  • Rutan Banjarsari Cerme Gresik Jalin Silaturahmi dengan Pondok Pesantren

    Rutan Banjarsari Cerme Gresik Jalin Silaturahmi dengan Pondok Pesantren

    Gresik (beritajatim.com) – Rumah Tahanan (Rutan) Banjarsari Kelas IIB Cerme, Gresik, terus berupaya meningkatkan pembinaan spiritual bagi warga binaan. Salah satu langkah yang ditempuh adalah menjalin silaturahmi dengan Pondok Pesantren (Ponpes) Al-Munirah Ujungpangkah, Gresik. Kolaborasi ini diharapkan bisa memberikan siraman rohani secara rutin kepada para penghuni rutan.

    Kepala Rutan Banjarsari Cerme, Yuliawan Dwi Nugroho, menyampaikan bahwa kehadiran Ponpes Al-Munirah ini membawa keberkahan bagi warga binaan. “Silaturahmi ini akan dilakukan secara kontinyu untuk memberi siraman rohani,” ujar Yuliawan, Selasa (22/10/2024).

    Selain menjadi wadah silaturahmi, kegiatan ini juga menjadi bentuk kolaborasi antara Rutan Banjarsari dan Ponpes Al-Munirah. Kepala Sub Seksi Pelayanan Tahanan Rutan Banjarsari, Anggi Fauzi, menyatakan bahwa kegiatan bersama ini merupakan bagian dari upaya pembinaan rohani bagi warga binaan.

    “Kami menggelar beberapa kegiatan kecil yang melibatkan Ponpes Al-Munirah, dan ini membawa berkah bagi kami,” katanya.

    Pengasuh Ponpes Al-Munirah, M. Qurdi, juga memberikan motivasi kepada para warga binaan. Ia menekankan bahwa menjalani hukuman di penjara bukanlah akhir dari segalanya.

    “Banyak tokoh besar yang dulu pernah masuk penjara, seperti Presiden Soekarno dan Buya Hamka. Jangan bersedih, tetap semangat, dan persiapkan diri setelah bebas,” ujarnya.

    M. Qurdi berharap agar warga binaan yang telah menyelesaikan masa hukuman dapat mengambil pelajaran dan tidak mengulangi kesalahan di masa lalu. “Setelah keluar dari sini, saya titip agar tidak mengulangi perbuatan yang salah,” pesannya.

    Kegiatan pembinaan rohani ini diharapkan dapat membantu warga binaan dalam menghadapi masa hukuman dengan lebih baik dan membekali mereka secara mental dan spiritual.

    Melalui kolaborasi dengan pesantren, Rutan Banjarsari Cerme berharap dapat menciptakan suasana yang lebih positif dan mendorong perubahan sikap di kalangan warga binaan. [dny/ian]

  • Pesta Miras di Angkringan Jombang, 17 Orang Digulung Polisi

    Pesta Miras di Angkringan Jombang, 17 Orang Digulung Polisi

    Jombang (beritajatim.com) – Pesta miras (minuman keras) dilakukan di warung angkringan yang ada di Jombang. Sebanyak 17 orang itu kemudian ditangkap polisi yang sedang melakukan patroli KRYD (Kegiatan Rutin Yang Ditingkatkan).

    Kapolres Jombang AKBP Eko Bagus Riyadi melalui Wakapolres Kompol Hari Kurniawan mengatakan, patroli digelar pada Sabtu (13/10/2024) malam. Sasarannya meliputi penertiban kendaraan knalpot brong, kelengkapan surat, dan peredaran miras.

    Patroli malam minggu itu menyasar sejumlah wilayah di Jombang. Mulai angkringan Jalan A yani, Jalan Buya Hamka, angkringan depan Stadion Merdeka, SPBU Jalan Gatot Subroto, angkringan Parimono, angkringan sepanjang Jalan Gus Dur, hingga tempat tongkrongan muda-mudi yang terindikasi menjadi peredaran miras.

    “Kami menjaring 12 orang yang tengah asyik menenggak miras dan disinyalir akan balap liar. Mereka terjaring di angkringan Jalan Gus Dur dan angkringan Parimono. Kita temukan 4 botol miras. Totalnya, 17 orang yang kita amankan lalu kita bawa ke Polres Jombang untuk dilakukan pendataan,” ucapnya.

    Tidak hanya itu, polisi juga berhasil menjaring 20 kendaraan yang melanggar. Diantaranya, 5 kendaraan knalpot brong dan 15 pelanggaran helm dan surat kendaraan.

    Disampaikan Kompol Hari, kegiatan patroli kedepan akan lebih masif. Sesuai arahan Kapolres Jombang AKBP Eko Bagus Riyadi, petugas akan mengambil tindakan tegas guna memberikan efek jera.

    “Kami mengharapkan kesadaran para orangtua agar memperhatikan putra putrinya untuk tidak keluyuran hingga dini hari karena sangat rawan. Sebab temuan petugas di lapangan didominasi anak-anak di bawah umur,” imbaunya.

    Wakapolres Jombang menambahkan kegiatan patroli dilaksanakan tidak hanya jajaran Polres tapi seluruh polsek. dipimpin langsung para Kapolsek yang terbagi menjadi 5 rayon, yakni Rayon Kota, Timur, Barat, Utara dan Selatan. [suf]