Tag: Busrul Iman

  • Bank Jatim bagikan dividen Rp821,4 miliar

    Bank Jatim bagikan dividen Rp821,4 miliar

    Surabaya, Jawa Timur (ANTARA) – PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk (Bank Jatim) membagikan dividen Rp54,71 per lembar saham kepada pemegang saham atau total Rp821,49 miliar dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Tahunan Tahun Buku 2024.

    “Ini 64,12 persen dari laba bersih tahun buku 2024,” kata Direktur Utama Bank Jatim Busrul Iman di Surabaya, Jawa Timur, Kamis.

    Busrul mengatakan kinerja keuangan Bank Jatim menunjukkan laba bersih (audited) tahun 2024 yakni tercatat sebesar Rp1,28 triliun.

    Kemudian, total aset Bank Jatim pada 2024 meningkat 13,76 persen menjadi Rp118,1 triliun yang menandakan ekspansi usaha perseroan masih berjalan baik dan bank tetap dipercaya oleh nasabah serta investor.

    Dari sisi dana pihak ketiga (DPK) juga tumbuh menjadi Rp90,016 triliun yang menandakan tingkat kepercayaan masyarakat yang tinggi.

    Sementara, kredit yang disalurkan juga meningkat signifikan menjadi Rp75,35 triliun sehingga menunjukkan keberpihakan Bank Jatim terhadap sektor riil dan produktif.

    Tak hanya itu, Busrul menjelaskan tahun lalu pihaknya berhasil melaksanakan aksi korporasi Kelompok Usaha Bank (KUB) dengan Bank NTB Syariah sebagai amanah dari keputusan RUPS Tahunan Tahun Buku 2022.

    Bank Jatim selanjutnya akan terus melanjutkan proses KUB dengan beberapa BPD lain seperti Bank Lampung, Bank NTT, Bank Sultra dan Bank Banten.

    Bank Jatim sepanjang 2024 juga mengalokasikan anggaran untuk meningkatkan performance layanan digital sebesar Rp118,47 miliar yang digunakan untuk belanja modal dan belanja operasional teknologi informasi.

    Pada RUPS Tahunan Tahun Buku 2024 juga terdapat agenda perubahan susunan pengurus perseroan yang salah satunya adalah pemberhentian dengan hormat Direktur Utama Busrul Iman karena masa periode jabatannya telah berakhir.

    Selain itu, Bank Jatim juga memberhentikan dengan hormat Edi Masrianto, Eko Susetyono, dan Zulhelfi Abidin.

    Berdasarkan hasil RUPS Tahunan Tahun Buku 2024, beberapa susunan Dewan Komisaris dan Direksi Bank Jatim setelah pelaksanaan RUPS Tahunan Tahun Buku 2024 sebagai berikut:

    Calon Komisaris Utama Independen: Adi Sulistyowati
    Komisaris: Adhy Karyono
    Komisaris Independen: Muhammad Mas’ud
    Komisaris Independen: Dadang Setiabudi
    Calon Komisaris Independen: Asri Agung Putra
    Calon Komisaris Independen: Nurul Ghufron
    Calon Direktur Utama: WinardiLegowo
    Calon Wakil Direktur Utama: R. Arief Wicaksono

    Pewarta: Astrid Faidlatul Habibah
    Editor: Kelik Dewanto
    Copyright © ANTARA 2025

  • Dorong Tata Kelola Daerah yang Transparan, BPD Diminta Aktif Transformasi Digital – Page 3

    Dorong Tata Kelola Daerah yang Transparan, BPD Diminta Aktif Transformasi Digital – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – Asosiasi Bank Pembangunan Daerah (Asbanda) bersama Bank Papua menyelenggarakan Seminar Nasional bertema “Implementasi Elektronifikasi Transaksi Melalui Aplikasi Sistem Pembayaran dalam Mendukung Program Pemerintah Daerah: Kerja Sama BPD Melalui SIPD-RI dan Siskeudes-Link”. 

    Kegiatan ini berlangsung di Aula Kantor Gubernur Papua dan menjadi bagian dari rangkaian Undian Tabungan Simpeda Nasional Periode ke-2 Tahun XXXV-2025. Seminar ini turut dihadiri oleh jajaran direksi Bank Pembangunan Daerah Seluruh Indonesia (BPDSI).

    Direktur Utama Bank Papua, Yuliana D. Yembise, menyampaikan di era serba digital seperti saat ini, proses elektronifikasi transaksi pemerintah daerah sudah menjadi kebutuhan mendesak. 

    Transformasi keuangan daerah secara digital diharapkan mampu menciptakan tata kelola yang transparan, akuntabel, efisien, serta responsif terhadap kebutuhan masyarakat.

    “Di sini peran BPD sangat strategis. Tak hanya penyedia layanan keuangan, tapi jadi mitra aktif pemerintah daerah dalam mendukung transformasi digital. Melalui kolaborasi yang solid antara seluruh stakeholders, diyakini dapat mendorong transformasi digital di sektor publik lebih merata dan berkelanjutan,” jelasnya dalam keterangan resmi, dikutip Jumat (25/4/2025).

    BPD Sebagai Mitra Pemerintah Daerah

    Pelaksana Tugas (Plt) Ketua Umum Asbanda, Busrul Iman, turut menegaskan bahwa seluruh BPD di Indonesia berkomitmen untuk menjadi mitra utama pemerintah daerah, khususnya dalam proses elektronifikasi pengelolaan keuangan daerah. 

    Baru-baru ini, Asbanda juga telah menandatangani kerja sama dengan Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri), yang meliputi peluncuran Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D) Online melalui aplikasi Sistem Informasi Pemerintahan Daerah Republik Indonesia (SIPD-RI) serta integrasi dengan program Siskeudes-Link untuk pengelolaan keuangan desa.

    Dari sisi Kemendagri, Agus Fatoni selaku Direktur Jenderal Bina Keuangan Daerah, menyampaikan pentingnya memperkuat kerja sama yang telah terjalin dengan BPD. 

     

  • BPD se-Indonesia pererat kolaborasi dalam Undian Nasional Simpeda XXXV

    BPD se-Indonesia pererat kolaborasi dalam Undian Nasional Simpeda XXXV

    Jayapura (ANTARA) – Seluruh bank pembangunan daerah (BPD) di Indonesia mempererat sinergi dan kolaborasi melalui kegiatan Penarikan Undian Nasional Simpeda XXXV Tahun 2025 di Papua.

    PT Bank Pembangunan Daerah Papua (Bank Papua) mengadakan acara penyambutan bagi direksi BPD dari seluruh Indonesia di Gedung Negara, Kota Jayapura, Papua, Rabu malam (23/4).

    “Semoga semangat silaturahmi dan saling memaafkan ini menjadi landasan yang kuat bagi kita untuk terus melangkah maju bersama,” kata Direktur Utama Bank Papua Yuliana D Yembise dalam acara penyambutan itu.

    Acara penyambutan itu juga menjadi momentum untuk memperkenalkan budaya di Papua kepada masyarakat.

    “Tanah Papua kaya akan budaya serta penuh juga pesona dan keramahan,” katanya.

    Pada kesempatan yang sama, Penjabat Gubernur Papua Ramses Limbong mengapresiasi BPD seluruh Indonesia yang telah mempercayakan Bank Papua menjadi tuan rumah dalam penarikan undian nasional Simpeda XXXV Tahun 2025.

    Kegiatan penarikan undian itu akan dilakukan pada Kamis pukul 18.00 Waktu Indonesia Timur (WIT) di Istora Papua Bangkit, Kampung Harapan, Kabupaten Jayapura, Papua, dan diikuti oleh seluruh jajaran bank pembangunan daerah se-Indonesia.

    “Mari saling mempererat silaturahmi dan terus melakukan kolaborasi sesama bank daerah di seluruh Indonesia, tentunya segmennya lokal dan tidak boleh bersaing tapi saling mendukung mana yang maju ditiru, mana yang kurang dilengkapi dan saling membantu karena ini BPD,” tuturnya.

    Ramses berharap acara itu dapat menjadi momentum dalam membangun sinergi untuk semakin memajukan BPD di seluruh Indonesia.

    Pelaksana Tugas Ketua Umum Asosiasi Bank Pembangunan Daerah (Asbanda) Busrul Iman menuturkan acara tersebut dapat mempererat tali persaudaraan dan silaturahmi seluruh BPD di Indonesia.

    “Pilihan Kota Jayapura sebagai tempat rangkaian acara ini dan Bank Papua selaku tuan rumah merupakan suatu kepercayaan yang diberikan BPD seluruh Indonesia,” ujarnya.

    Kegiatan tersebut dihadiri Penjabat Gubernur Papua Ramses Limbong, Pelaksana Tugas Ketua Umum Asbanda Busrul Iman, Komisaris Bank Papua, jajaran Direksi Bank Papua, tamu undangan Bank Pembangunan Daerah Seluruh Indonesia serta para kepala daerah di Papua.

    Acara tersebut juga dimeriahkan dengan berbagai penampilan, termasuk pertunjukan tarian dari tujuh wilayah adat, tarian api Papua, dan penampilan dari beberapa penyanyi lokal seperti Shine Of Black (SOF), Trio Papua dan Musik Anak Comen (MAC).

    Bank Papua sebelumnya menjadi tuan rumah penarikan undian nasional tabungan Simpeda pada 2004 dan 2014.

    Pewarta: Qadri Pratiwi
    Editor: Martha Herlinawati Simanjuntak
    Copyright © ANTARA 2025

  • Mantap! BJTM Berhasil Jadi BPD Terbesar dalam KUB

    Mantap! BJTM Berhasil Jadi BPD Terbesar dalam KUB

    Jakarta, CNBC Indonesia – Di penutupan 2024 dan mengawali tahun yang baru, PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk (BJTM) atau bankjatim sukses mencatatkan tonggak sejarah baru dengan berhasil menjadi Bank Pembangunan Daerah (BPD) terbesar di Indonesia dalam Kelompok Usaha Bank (KUB).

    Prestasi ini tidak hanya menjadi cerminan dari kerja keras dan komitmen seluruh insan BJTM, tetapi juga merupakan bukti nyata atas kepercayaan yang terus diberikan oleh nasabah, investor, dan masyarakat Jawa Timur.

    Sebagai bagian dari langkah strategis, BJTM kini telah menjadi perusahaan induk terhadap 5 BPD melalui KUB. Yaitu Bank NTB Syariah, Bank Lampung, Bank NTT, Bank Banten, dan Bank Sultra.

    Direktur Utama bankjatim Busrul Iman menuturkan, melalui KUB, BJTM mengajak 5 BPD tersebut untuk bersama-sama bersinergi, berkolaborasi dan tumbuh bersama membangun Indonesia. Secara spesifik, sinergitas KUB BJTM ini meliputi aspek permodalan, aspek bisnis & keuangan, aspek pendukung lainnya.

    “Dari aspek permodalan, kami telah mengalokasikan penyertaan modal lebih dari Rp 300 miliar kepada lima BPD tersebut. Sedangkan dari aspek bisnis & keuangan, BJTM akan mensinergikan potensi bisnis. Baik dari sisi produk dan jasa perbankan yang sesuai dengan kebutuhan masing – masing bank dan juga konsolidasi laporan keuangan. Untuk aspek pendukung, bersama dengan 5 BPD, BJTM akan menghadirkan value creation beyond business yang sesuai dengan karakteristik BPD baik dari penguatan GCG, Corporate Culture, maupun Information Technology,” papar Busrul dalam keterangan resminya, Jumat (3/1/2025).

    Menurutnya, aksi korporasi KUB ini selain sebagai bentuk pengembangan bisnis bankjatim sekaligus juga sebagai bentuk respon aktif BJTM terhadap roadmap penguatan BPD 2024-2027 yang diluncurkan oleh OJK beberapa waktu lalu.

    Busrul menambahkan, dari aspek internal, seiring dengan pelaksanaan aksi korporasi KUB, BJTM juga telah mempersiapkan diri melalui transformasi terhadap 5 pilar yang menjadi fundamental bisnis perseroan. Peningkatan keunggulan di bidang human capital, penguatan struktur organisasi untuk beradaptasi dengan perkembangan zaman yang diikuti dengan sinkronisasi prosedur yang lebih adaptif dengan tetap berasaskan pada kehati-hatian, dan peningkatan utilitas di aspek teknologi informasi.

    Selanjutnya pilar terakhir adalah implementasi aksi korporasi penyertaan modal untuk kebutuhan pembentukan KUB.

    “Dipercayanya bankjatim untuk bekerjasama dengan 5 BPD ini semakin memperkuat positioning bahwa BJTM memiliki kapasitas dan kapabilitas yang mumpuni dari sisi fundamental. Bersama-sama, BJTM dan 5 BPD akan membangun pondasi keuangan yang kokoh untuk mendukung pertumbuhan ekonomi daerah dan nasional demi menuju visi bankjatim sebagai BPD No 1 di Indonesia,” ungkap Busrul.

    Sebagai bank yang terus menjadi inovatif dan terpercaya, bankjatim telah membuktikan bahwa BPD dapat bersaing di kancah nasional. Maka dari itu, BJTM berkomitmen untuk terus memberikan nilai tambah bagi para pemegang saham dan memperkuat pertumbuhan bisnisnya. Adapun kinerja yang solid yang ditunjukkan pada periode November 2024, yakni aset bankjatim mencapai Rp 109,09 triliun, penyaluran kredit Rp 63,90 triliun, penghimpunan dana pihak ketiga berada di angka Rp 87,96 triliun, dan laba sebesar Rp 1,02 triliun.

    Kemudian, inovasi layanan keuangan berkelanjutan dari Jconnect sukses mencatatkan angka pengguna sebanyak 811.575 user pada November 2024. “Hal tersebut memperlihatkan peran BJTM yang terus bergerak bersama masyarakat dan pelaku usaha untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan,” ucap Busrul.

    Di sisi lain, bankjatim juga menjadi salah satu perusahaan publik yang konsisten membagikan dividen tinggi selama lebih dari 10 tahun, bankjatim optimis dapat mempertahankan tradisi ini melalui kinerja keuangan berkelanjutan.

    “Menutup tahun dengan pencapaian tersebut, kami optimis untuk melanjutkan tren positif pada tahun mendatang, Hal ini sejalan dengan semangat membangun ekonomi nasional yang lebih kuat dan berdaya saing, sekaligus memberikan hasil maksimal bagi para pemangku kepentingan di 2025 mendatang,” pungkas Busrul.

    (adv/adv)

    Next Article

    Pembayaran Digital Berpotensi Besar, Ini Kesuksesan FEKDI X KKI 2024

  • Tutup Tahun 2024, BJTM Sukses Jadi BPD Terbesar dalam KUB

    Tutup Tahun 2024, BJTM Sukses Jadi BPD Terbesar dalam KUB

    Surabaya, Beritasatu.com – Menjelang penutupan tahun 2024, PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk (bankjatim) sukses mencatatkan tonggak sejarah baru dengan berhasil menjadi Bank Pembangunan Daerah (BPD) terbesar di Indonesia dalam Kelompok Usaha Bank (KUB). Prestasi ini tidak hanya menjadi cerminan dari kerja keras dan komitmen seluruh insan BJTM, tetapi juga merupakan bukti nyata atas kepercayaan yang terus diberikan oleh nasabah, investor, dan masyarakat Jawa Timur.

    Sebagai bagian dari langkah strategis, BJTM kini telah menjadi perusahaan induk terhadap 5 BPD melalui KUB yaitu Bank NTB Syariah, Bank Lampung, Bank NTT, Bank Banten, dan Bank Sultra.

    Direktur Utama bankjatim Busrul Iman menuturkan, melalui KUB, BJTM mengajak 5 BPD tersebut untuk bersama-sama bersinergi, berkolaborasi dan tumbuh bersama membangun Indonesia. Secara spesifik, sinergitas KUB BJTM ini meliputi aspek permodalan, aspek bisnis & keuangan, aspek pendukung lainnya.

    ”Dari aspek permodalan, kami telah mengalokasikan penyertaan modal lebih dari Rp 300 miliar kepada lima BPD tersebut. Sedangkan dari aspek bisnis & keuangan, BJTM akan mensinergikan potensi bisnis, baik dari sisi produk dan jasa perbankan yang sesuai dengan kebutuhan masing – masing bank dan juga konsolidasi laporan keuangan. Untuk aspek pendukung, bersama dengan 5 BPD, BJTM akan menghadirkan value creation beyond business yang sesuai dengan karakteristik BPD baik dari penguatan GCG, Corporate Culture, maupun Information Technology,” papar Busrul.

    Menurutnya, aksi korporasi KUB ini selain sebagai bentuk pengembangan bisnis bankjatim sekaligus juga sebagai bentuk respon aktif BJTM terhadap road map penguatan BPD 2024-2027 yang diluncurkan oleh OJK beberapa waktu lalu. Busrul menambahkan, dari aspek internal, seiring dengan pelaksanaan aksi korporasi KUB, BJTM juga telah mempersiapkan diri melalui transformasi terhadap 5 pilar yang menjadi fundamental bisnis perseroan. Yaitu peningkatan keunggulan dibidang human capital, penguatan struktur organisasi untuk beradaptasi dengan perkembangan jaman yang diikuti dengan sinkronisasi prosedur yang lebih adaptif dengan tetap berasaskan pada kehati-hatian, dan peningkatan utilitas di aspek teknologi informasi. Selanjutnya pilar terakhir adalah implementasi aksi korporasi penyertaan modal untuk kebutuhan pembentukan KUB.

    ”Dipercayanya bankjatim untuk bekerja sama dengan 5 BPD ini semakin memperkuat positioning bahwa BJTM memiliki kapasitas dan kapabilitas yang mumpuni dari sisi fundamental. Bersama-sama, BJTM dan 5 BPD akan membangun pondasi keuangan yang kokoh untuk mendukung pertumbuhan ekonomi daerah dan nasional demi menuju visi bankjatim sebagai BPD No 1 di Indonesia,” ungkap Busrul.

    Sebagai bank yang terus menjadi inovatif dan terpercaya, bankjatim telah membuktikan bahwa BPD dapat bersaing di kancah nasional. Maka dari itu, BJTM berkomitmen untuk terus memberikan nilai tambah bagi para pemegang saham dan memperkuat pertumbuhan bisnisnya. Adapun kinerja yang solid yang di tunjukkan pada periode November 2024. Yakni aset bankjatim mencapai Rp 109,09 triliun, penyaluran kredit Rp 63,90 triliun, penghimpunan dana pihak ketiga berada di angka Rp 87,96 triliun, dan laba sebesar Rp 1,02 triliun.

    Kemudian, inovasi layanan keuangan berkelanjutan dari Jconnect sukses mencatatkan angka pengguna sebanyak 811.575 user pada November 2024.

    ”Hal tersebut memperlihatkan peran BJTM yang terus bergerak bersama masyarakat dan pelaku usaha untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan,” ucap Busrul.

    Di sisi lain, bankjatim juga menjadi salah satu perusahaan publik yang konsisten membagikan dividen tinggi selama lebih dari 10 tahun, bankjatim optimis dapat mempertahankan tradisi ini melalui kinerja keuangan berkelanjutan. 

    “Menutup tahun dengan pencapaian tersebut, kami optimis untuk melanjutkan tren positif pada tahun mendatang. Hal ini sejalan dengan semangat membangun ekonomi nasional yang lebih kuat dan berdaya saing, sekaligus memberikan hasil maksimal bagi para pemangku kepentingan di tahun 2025 mendatang,” pungkas Busrul.

  • Tanda Tangani SHA, Bank Sultra Resmi Jadi Bank Kelima yang Ber-KUB dengan Bank Jatim

    Tanda Tangani SHA, Bank Sultra Resmi Jadi Bank Kelima yang Ber-KUB dengan Bank Jatim

    Jakarta, Beritasatu.com – Menjelang akhir tahun 2024, PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk resmi menjalin Kelompok Usaha Bank (KUB) dengan Bank Sultra. Itu artinya Bank Sultra saat ini telah menjadi bank kelima yang ber-KUB dengan BJTM. Hal tersebut ditandai dengan Penandatanganan Shareholder Agreement (SHA) di Ballroom Hotel Sheraton Grand Jakarta. Penandatanganan dilakukan oleh Direktur Utama bank jatim Busrul Iman dan Sekretaris Daerah Provinsi Sulawesi Tenggara Arsun Lio pada Selasa (24/12/2024).

    Selain penandatanganan SHA, dalam kesempatan tersebut juga berlangsung penandatanganan akta kepatuhan yang dilakukan oleh Direktur Utama bankjatim Busrul Iman dan Direktur Utama Bank Sultra Abdul Latif. Turut hadir juga menyaksikan penandatanganan tersebut Kepala OJK Provinsi Sultra Bismi Maulana Nugraha, Kepala Biro Perekonomian Provinsi Jawa Timur Muhammad Aftabuddin Rijaluzzaman, jajaran Komisaris serta Direksi bankjatim dan Bank Sultra.

    Dalam sambutannya, Busrul menyampaikan bahwa pihaknya bersyukur karena hari ini dapat melanjutkan silaturahmi pasca pertemuan terakhir dalam rangkaian acara pembentukan Kelompok Usaha Bank (KUB) antara bankjatim dengan Bank Sultra. Adapun aksi korporasi penyertaan modal bankjatim kepada Bank Sultra tersebut telah mendapatkan persetujuan dalam RUPS Luar Biasa yang telah terselenggara pada 11 Desember 2024 lalu.

    “KUB adalah bagian dari aksi korporasi penyertaan modal yang menjadi salah satu pilar transformasi bankjatim. Tentunya selain aspek permodalan, KUB memiliki aspek penting lain yaitu business to business sehingga dapat lebih bersinergi melalui program-program yang dilakukan secara bersama-sama, tidak terbatas pada produk dana, produk pembiayaan maupun jasa layanan bank lainnya,” terang Busrul.

    Busrul juga mengatakan, KUB antara bankjatim dengan Bank Sultra ini merupakan suatu upaya penguatan struktur, ketahanan, dan daya saing industri perbankan yang nantinya dapat mencapai level yang lebih efisien menuju skala ekonomi yang lebih tinggi. Sehingga ke depannya kedua belah pihak bisa menjadi Bank Pembangunan Daerah (BPD) yang kompetitif di lingkup regional dan mampu memajukan pembangunan serta perekonomian di daerah masing-masing maupun skala nasional.

    Sebagai bank yang inovatif dan terpercaya, BJTM telah membuktikan bahwa BPD dapat bersaing di kancah nasional. bankjatim berkomitmen untuk terus memberikan nilai tambah bagi para pemegang saham dan memperkuat pertumbuhan bisnisnya.

    “Kinerja yang solid telah kami tunjukkan pada periode November 2024. Aset bankjatim telah mencapai Rp 109,09 Triliun, lalu penyaluran kredit kami berada di angka Rp 63,90 Triliun, Penghimpunan Dana Pihak Ketiga sebesar Rp 87,96 Triliun, dan laba telah mencapai Rp 1,02 triliun. Maka dari itu, dengan semangat kolaborasi, mari kita maju bersama lewat KUB sehingga BPD bisa memiliki nilai tambah dan mampu bersaing di tengah ketatnya industri perbankan nasional,” ungkapnya.

    Muhammad Aftabuddin Rijaluzzaman menambahkan, pihaknya mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada pemerintah Sulawesi Tenggara, khususnya Bank Sultra, yang telah percaya penuh kepada bankjatim untuk melakukan KUB yang memang sudah menjadi bagian dari regulasi yang harus kita hadapi bersama-sama.

    “Kami merasa terhormat menjadi bank yang dipilih oleh Sultra. Mudah-mudahan dengan bergabungnya Bank Sultra di KUB ini dapat memberikan sinergi yang luar biasa bagi kita semua,” tegasnya.

    Menurut Afta, bankjatim adalah salah satu ujung tombak Pemprov dalam mengembangkan ekonomi di Jawa Timur dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

    “Kami yakin begitu juga dengan kiprah Bank Sultra, rekam jejaknya pasti luar biasa. Oleh karena itu, sinergi dua bank ini bukan hanya sekedar sebuah regulasi, tetapi upaya kita semua untuk bisa maju bersama, bangkit bersama, dan besar bersama,” tambahnya.

    Afta melanjutkan, visi misi dan mimpi bankjatim ingin menjadi BPD terbesar di Indonesia. Oleh karena itu harapannya dengan adanya KUB bersama lima bank, mimpi tersebut ke depannya. bukan lagi menjadi mimpi bankjatim saja. Namun menjadi mimpi kita semua.

    “Semoga KUB membawa manfaat yang besar bagi kita semua dan apa yang kita semua cita-citakan bisa tercapai,” tuturnya.

    Sementara itu, Arsun Lio meyakini bahwa bankjatim dan Bank Sultra akan saling melengkapi dan memperkuat dalam berbagai aspek. Termasuk pengembangan produk kredit dan simpanan serta modernisasi sistem teknologi informasi.

    Sinergi ini diharapkan dapat meningkatkan efisiensi, produktivitas, dan profitabilitas Bank Sultra yang pada akhirnya akan memberikan manfaat optimal bagi masyarakat Sulawesi Tenggara dan pertumbuhan ekonomi di daerah.

    Pemprov Sultra juga memberikan apresiasi yang tinggi atas. proses negosiasi yg telah berjalan dengan baik. Menurut Arsun, proses ini telah melahirkan komitmen bersama untuk masa depan Bank Sulawesi Tenggara dimana salah satu poin pentingnya adalah mendukung Bank Sultra agar mampu berdiri sendiri dan kuat.

    “Kami optimis bahwa dengan dukungan dan bimbingan dari bankjatim sebagai perusahaan induk dan kerja keras insan Bank Sultra, maka target pemenuhan modal inti minimum itu bisa dicapai,” tuturnya.

    Lebih dari itu, pihaknya juga memiliki visi jangka panjang untuk menjadi bank yang mampu memiliki kontribusi optimal bagi pembangunan daerah.

    “KUB dengan bankjatim merupakan langkah strategis untuk mewujudkan apa yg menjadi cita-cita kita bersama. Dengan semangat sinergitas, KUB ini diinisiasi untuk memperkuat Bank Sultra dan bisa sangat menguntungkan bagi kedua belah pihak,” pungkas Arsun.

  • Sah Ber-KUB, Bank Jatim dan Bank NTT Resmi Teken SHA

    Sah Ber-KUB, Bank Jatim dan Bank NTT Resmi Teken SHA

    Surabaya, Beritasatu.com – Menjelang akhir 2024, PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk (Bank Jatim) terus memperkuat Kelompok Usaha Bank (KUB). Pada Senin (16/12/2024), Bank NTT resmi menjadi bank keempat yang berproses KUB dengan Bank Jatim. Hal tersebut ditandai dengan dilakukannya penandatanganan perjanjian antara pemegang saham pengendali (Shareholder Agreement / SHA) di Kantor Pusat Bank Jatim. Penandatanganan dilakukan oleh Direktur Utama bankjatim Busrul Iman dan Pj. Gubernur NTT Andriko Noto Susanto.

    Selain penandatanganan Shareholder Agreement, dalam kesempatan tersebut juga berlangsung penandatanganan akta kepatuhan yang dilakukan oleh Direktur Utama Bank Jatim Busrul Iman dan Plt. Direktur Utama Bank NTT Yohanis Landu Praing. Turut hadir juga menyaksikan penandatanganan tersebut Pj Sekda Provinsi Jawa Timur Bobby Soemiarsono, jajaran Komisaris serta Direksi bankjatim dan Bank NTT.

    Bobby Soemiarsono menyampaikan, Pemprov Jatim terus berkomitmen memberikan dukungan penuh kepada KUB. Pihaknya siap bekerja sama dengan seluruh pemangku kepentingan untuk menciptakan iklim usaha yang lebih baik, memberikan insentif bagi sektor – sektor yang membutuhkan, serta terus mendorong penciptaan lapangan pekerjaan yang lebih luas.

    “Penandatanganan Shareholders Agreement pada hari ini menandai langkah penting dalam sejarah kedua bank. Pasca penandatanganan SHA, induk KUB dalam hal ini Bank Jatim bersama dengan Pemerintah Provinsi NTT dan Bank NTT telah memiliki visi yang sama untuk bersama-sama membangun, memperkuat, dan meningkatkan peran BPD, khususnya untuk mendukung jalannya transaksi keuangan daerah sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi daerah,” paparnya.

    Menurut Bobby, KUB dapat menjadi mitra strategis dalam mendukung berbagai program pembangunan pemerintah. Baik itu dalam pembiayaan proyek infrastruktur, pemberdayaan ekonomi daerah, hingga meningkatkan akses layanan keuangan kepada masyarakat.

    “Perjanjian SHA yang kita tandatangani hari ini dengan Bank NTT merupakan bukti kesepakatan kita bersama untuk bersinergi dalam menghadapi tantangan dan meraih peluang. Lewat perjanjian ini, kita berharap bisa bersama-sama meningkatkan kualitas layanan perbankan dan berkontribusi lebih besar lagi terhadap pembangunan ekonomi daerah,” ungkapnya.

    Busrul Iman juga mengatakan, KUB adalah momentum yang bagus bagi kedua belah pihak untuk saling menguatkan. Penguatan-penguatan itu tidak hanya dari sisi kelembagaan atau struktur saja, tetapi juga penguatan business model. Lewat penandatanganan SHA ini, pihaknya berharap kedua belah pihak mempunyai komitmen kuat untuk membangun dan mengembangkan potensi ekonomi daerah masing-masing.

    “Kolaborasi ini penting bagi BPD untuk berinovasi dan bertransformasi agar mampu bersaing di tengah ketatnya industri perbankan. Bank Jatim akan terus melakukan inisiatif strategis dan berbagi pengalaman dengan seluruh anggota KUB demi kemajuan bersama. Karena sekarang bisnis itu tidak cukup hanya tumbuh secara linier, tetapi juga harus tumbuh secara eksponensial. Sama halnya dengan bank. Melalui KUB ini, kami juga ingin tumbuh tidak hanya organik, tetapi juga unorganik,” terangnya.

    Busrul menegaskan, penandatanganan SHA dengan Bank NTT ini adalah sebuah tahap untuk memenuhi POJK Nomor 12/POJK.03/2020 tentang Konsolidasi Bank Umum.

    “Setelah SHA ini, kami akan melakukan due diligence mulai dari sisi legalitas, perpajakan, dll. Kemudian dalam hal penyertaan modal, kami juga akan setorkan Rp 50 miliar sampai dengan Rp 100 miliar kepada Bank NTT,” terangnya.

    Dengan pengalaman yang dimiliki oleh bankjatim, Busrul berharap kerja sama ini memberi manfaat signifikan bagi kedua bank, meningkatkan nilai bagi pemegang saham, dan memberikan layanan yang lebih baik bagi masyarakat. Sebab, masih banyak bidang dalam layanan perbankan, digitalisasi, hingga remitansi yang bisa disinergikan.

    “Semangat KUB adalah semangat kolaborasi. Kami berharap dapat berbagi infrastruktur dan pengalaman agar pelaksanaan kerja sama lebih efisien. Sinergi antara bankjatim dan Bank NTT ini menjadi harapan kita bersama untuk membangkitkan semangat yang baru memasuki tahun 2025 dengan lebih optimis sehingga mampu memajukan pembangunan dan perekonomian di daerah masing-masing,” tutur Busrul.

    Dalam kesempatan tersebut, Pj Gubernur NTT Andriko Noto Susanto menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Pemprov Jawa Timur dan Bank Jatim karena telah diberi kesempatan untuk bersinergi dan berkolaborasi dalam bentuk KUB.

    “Ini merupakan momen berharga buat kami dan Bank NTT. Kami akan belajar banyak ke bankjatim. Dalam sinergitas ini, kami tidak ingin hanya berkolaborasi dalam hal pemenuhan modal inti yang dipersyaratkan oleh OJK saja. Tetapi kami juga ingin sharing knowledge, sharing SDM, dan sharing best practice. Sebab, bankjatim adalah sebuah BPD yang cukup kuat dengan modal inti yang cukup besar. Di dalamnya banyak tenaga tenaga professional. Sehingga Kami yakin itu akan memberikan kontribusi yang baik bagi perkembangan Bank NTT,” tegasnya.

    Plt. Direktur Utama NTT Yohanis Landu Praing menuturkan, kolaborasi dan sinergitas ini sangat baik dan luar biasa untuk Bank NTT. Karena bukan saja dalam penguatan SDM, tetapi juga dalam tata Kelola, mitigasi resiko, serta pengembangan- pengembangan IT.

    “Sudah kita ketahui bersama bahwa bankjatim sangat berpengalaman di bidang IT dan UMKM. Itu nanti yang akan kita sinergikan. Selain itu, saat ini Bank NTT sudah menjadi Bank Devisa sehingga nanti bisa kolaborasi dengan Bank Jatim dalam hal remittance dengan harapan remitansi kami ke depannya bisa memiliki nilai tambah. Kami akan mengikuti langkah-langkah strategis yang dilakukan oleh bankjatim,” ucapnya.

  • Gencarkan Program UMKM BISA Ekspor, Kemendag Gelar Pekan Pengembangan Ekspor

    Gencarkan Program UMKM BISA Ekspor, Kemendag Gelar Pekan Pengembangan Ekspor

    Surabaya, Beritasatu.com – Menteri Perdagangan Budi Santoso membuka Pekan Pengembangan Ekspor pada Selasa, (3/12/2024) di Surabaya, Jawa Timur. Pekan Pengembangan Ekspor yang akan berlangsung dari 3-6 Desember 2024 ini merupakan bagian dari implementasi salah satu program prioritas Kementerian Perdagangan, yaitu Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah Berani Inovasi, Siap Adaptasi Ekspor (UMKM BISA Ekspor).

    “Pekan Pengembangan Ekspor merupakan bentuk komitmen pemerintah untuk terus memperkuat daya saing UMKM agar lebih mudah merambah dan memperluas jangkauan ke pasar global. Selain itu, acara ini merupakan upaya aktif Kemendag dalam mendukung dan mendorong pelaku usaha, khususnya UMKM, untuk menjadi eksportir tangguh yang siap menghadapi tantangan global,” ungkapnya.

    Mendag Budi berharap kegiatan ini menjadi langkah awal yang efektif dalam menghadirkan lebih banyak produk Indonesia di pasar internasional.

    Menurut Mendag Budi, Pekan Pengembangan Ekspor juga bermanfaat membuka akses informasi terkait pasar ekspor. Manfaat ini perlu dimaksimalkan para pelaku usaha, termasuk UMKM, sebagai bagian dari upaya mendorong implementasi Program UMKM BISA Ekspor.

    “Kemendag melalui Program UMKM BISA Ekspor mendorong transformasi UMKM menjadi pelaku ekspor yang andal. Program ini dirancang untuk membantu UMKM mengatasi hambatan ekspor, memahami pasar global, dan memanfaatkan peluang perdagangan internasional. Kemendag siap menjadi mitra strategis UMKM untuk berkolaborasi mendukung ekosistem bisnis dengan menciptakan lingkungan usaha yang mendukung usaha UMKM,” ujarnya.

    Pekan Pengembangan Ekspor diisi serangkaian kegiatan. Beberapa di antaranya, yaitu forum dialog yang mengusung transformasi UMKM melalui kolaborasi dan inovasi dengan pemerintah; penandatanganan kerja sama pembinaan pelaku usaha berorientasi ekspor dengan Bank Jatim; seminar peluang ekspor produk fesyen, aksesori, pertanian, dan hortikultura; konsultasi dan adaptasi produk UMKM yang difasilitasi Export Center Surabaya; pelepasan ekspor; serta penjajakan bisnis (business matching) antara pelaku usaha Indonesia dan perwakilan perdagangan di Jepang serta Uni Emirat Arab (UEA).

    Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kemendag Mardyana Listyowati melihat Pekan Pengembangan Ekspor sebagai upaya peningkatan kapasitas pelaku UMKM, daya saing produk, sekaligus penyediaan sarana bagi UMKM.

    “Pekan Pengembangan Ekspor ini kami harap tidak hanya mendukung pertumbuhan bisnis UMKM melalui peningkatan kapasitas pelaku UMKM dan peningkatan daya saing produk, namun sekaligus penyediaan sarana bagi UMKM dalam mengakses pasar yang lebih luas,” kata Mardyana.

    Mardyana mengajak semua pelaku usaha, khususnya UMKM, untuk menjadikan Pekan Pengembangan Ekspor sebagai momentum bagi UMKM Indonesia untuk bertransformasi menjadi pelaku ekspor yang andal.

    “Melalui berbagai kegiatan yang diselenggarakan, seperti business matching dan konsultasi produk, saya optimistis UMKM kita akan semakin siap memenuhi tuntutan pasar global. Bersama, mari kita wujudkan produk-produk Indonesia yang mampu menjadi kebanggaan di dunia,” tuturnya.

    Turut hadir Pj. Gubernur Jawa Timur Adhy Karyono, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Timur Iwan, Direktur Utama Bank Jatim Busrul Iman. Turut mendampingi Mendag Budi antara lain Dirjen PEN Mardyana, Inspektur Jenderal Kementerian Perdagangan Putu Jayan Danuputra.

    Kolaborasi Strategis Kemendag dan Bank Jatim Mendorong Ekspor

    Dalam sesi pembukaan Pekan Pengembangan Ekspor, juga dilakukan penandatanganan kerja sama antara Direktorat Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kemendag dan PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk. (Bank Jatim). Kerja sama ini merupakan langkah strategis untuk mendukung pelaku usaha, termasuk UMKM, meningkatkan kapasitas di bidang ekspor, pengembangan produk, serta kurasi pelaku usaha binaan kedua pihak pada keikutsertaan pameran dagang atau promosi dagang untuk perluasan pasar ekspor.

    Kemendag dan Bank Jatim menyinergikan dan memanfaatkan kemampuan sumber daya dalam melaksanakan pembinaan pelaku UMKM berorientasi ekspor. Dalam implementasinya, kesepakatan kerja sama ini akan mencakup berbagai kegiatan, termasuk pendampingan pelaku usaha, sertifikasi produk, dan promosi ekspor.

    Mardyana menyambut baik pelaksanaan kerja sama baru yang telah terjalin itu. Kerja sama antara pemerintah dan perbankan dilakukan agar UMKM siap bersaing serta mampu memperluas akses di pasar global. 

    “Kerja sama ini selaras dengan upaya Kemendag untuk berkolaborasi dengan berbagai pihak, termasuk perbankan, untuk memperkuat ekosistem mendukung UMKM BISA Ekspor,” tutup Mardyana.

  • Bank Jatim dan Bank Sultra Teken MoU soal Rencana Kerja Sama Bisnis-KUB

    Bank Jatim dan Bank Sultra Teken MoU soal Rencana Kerja Sama Bisnis-KUB

    Jakarta

    Bank Pembangunan Daerah Sulawesi Tenggara (Bank Sultra) resmi menjadi bank kelima yang menjalin komitmen KUB dengan PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk (bankjatim). Hal tersebut ditandai dengan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) / Nota Kesepahaman antara bankjatim dengan Bank Sultra terkait Rencana Kerja Sama Bisnis dan Pembentukan Kelompok Usaha Bank sebagai pemenuhan peraturan OJK nomor 12/POJK.03/2020.

    Bertempat di Ruang Bromo Kantor Pusat bankjatim, MoU diteken oleh Direktur Utama bankjatim Busrul Iman dan Direktur Utama Bank Sultra Abdul Latif pada hari Jumat (15/11). Dalam kesempatan tersebut juga berlangsung penandatanganan Non Disclosure Agreement (NDA) atau perjanjian kerahasiaan antara bankjatim dan Bank Sultra. Turut hadir menyaksikan penandatanganan Biro Ekonomi Jawa Timur Kombong Pasulu dan Sekretaris Daerah Provinsi Sulawesi Tenggara Asrun Lio.

    Busrul menjelaskan kerja sama ini sebagai tindak lanjut dari POJK No. 12/POJK.03/2020 terkait KUB. bankjatim sebagai salah satu BPD tentu memiliki sebuah kewajiban untuk saling bersinergi dan bahu membahu dengan sesama BPD guna meningkatkan perekonomian daerah di wilayah masing-masing.

    “Di dalam dunia bisnis perbankan, pesaing kita tidak hanya sesama BPD saja. Tetapi juga antar bank swasta maupun Himbara. Oleh karena itu, mau tidak mau BPD ini harus solid agar kita bisa menjadi pemenang di wilayah regional masing-masing. Sebab, kalau kita berjuang sendiri tentu akan lambat. Sehingga perlu sekali untuk berkolaborasi, salah satunya lewat KUB ini,” paparnya, dalam keterangan tertulis, Minggu (17/11/2024).

    Busrul meyakini bahwa KUB antara bankjatim dan Bank Sultra nantinya dapat memberikan nilai tambah untuk masing – masing BPD yang pada akhirnya akan bermuara ke peningkatan ekonomi daerah dan sekaligus memberikan kemanfaatan bagi pemegang saham serta stakeholders.

    “Nah, kerja sama yang bisa kita lakukan dalam KUB nanti tidak sekedar dalam hal penyertaan modal ataupun likuiditas saja. Tetapi sebenarnya masih banyak potensi bisnis yang bisa dikerjasamakan. Terlebih lagi, di Jawa Timur ataupun Surabaya ini merupakan hub dari Indonesia Tengah maupun Indonesia Timur di dalam perekonomian nasional. Sehingga potensi sinergitas yang bisa digali sangatlah besar,” tegasnya.

    Di samping itu, Busrul juga bersyukur regulator, dalam hal ini OJK, sudah memberikan ruang kolaborasi melalui KUB. Menurutnya, KUB merupakan salah satu jembatan untuk meningkatkan kerja sama yang saling menguntungkan bagi kedua belah pihak.

    “Mudah-mudahan KUB antara bankjatim dan Bank Sultra ini bisa menjadi kemanfaatan bersama, tidak hanya penguatan struktur saja, tetapi juga peningkatan skala ekonomi, efisiensi, maupun kerja sama untuk yang lainnya,” pungkasnya.

    Sementara itu, Sekda Provinsi Sulawesi Tenggara Asrun Lio menyampaikan kolaborasi antara bankjatim dan Bank Sultra ini diharapkan bisa membawa kesejahteraan bagi seluruh masyarakat di wilayah masing-masing.

    “Kami sampaikan apresiasi dan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Pemprov Jawa Timur dan bankjatim atas kesediaannya menerima Bank Sultra untuk bergabung dalam KUB. Kami percaya bahwa langkah strategis ini akan memberikan dampak positif bagi penguatan permodalan, peningkatan daya saing, dan perluasan jangkauan layanan perbankan baik bagi bankjatim maupun Bank Sultra,” ungkapnya.

    Selain itu, Pemprov Sulawesi Tenggara mendukung penuh langkah-langkah yang sudah dimulai, yang sedang dilaksanakan, dan akan dilaksanakan dalam kerja sama yang akan dibangun bersama ini.

    “Sebagaimana diketahui bersama, penandatanganan MoU dan NDA tersebut merupakan langkah awal dari proses pembentukan KUB. Tentunya hal-hal yang terkait pengendalian KUB oleh bankjatim dan Bank Sultra akan diatur lebih lanjut dalam Shareholder Agreement. Kami berharap semoga dengan sinergi KUB, bankjatim dan Bank Sultra dapat maju bersama,” tutupnya.

    Sebagai informasi, bankjatim sendiri telah memiliki berbagai pengalaman dan pemahaman yang mendalam terkait KUB karena saat ini sudah ada 4 bank yang telah melakukan ber-KUB dengan BJTM. Seperti Bank NTB Syariah, Bank Lampung, Bank Banten, dan Bank NTT. Selain itu, bankjatim juga telah memahami bagaimana bertransformasi dari bisnis model BPD yang konvensional menjadi lebih advanced sesuai perkembangan terkini.

    Sehingga, pengalaman dan pengetahuan tersebut dapat dibagikan kepada seluruh anggota KUB melalui sinergi dan kolaborasi. Dengan begitu, seluruh bank mitra KUB dapat meningkatkan daya saing untuk peningkatan pelayanan kepada masyarakat dan dapat mendorong pembangunan ekonomi daerah, terutama pada pemberdayaan sektor UMKM serta pembiayaan proyek-proyek pembangunan infrastruktur yang berkelanjutan.

    (ega/ega)

  • Teken MoU, Bank NTT Optimistis Bentuk KUB Bersama Bank Jatim

    Teken MoU, Bank NTT Optimistis Bentuk KUB Bersama Bank Jatim

    Kupang: PT Bank Pembangunan Daerah (BPD) Nusa Tenggara Timur (NTT) resmi melaksanakan penandatanganan MoU untuk pembentukan Kelompok Usaha Bank (KUB) bersama Bank Jatim. Pelaksanaan penandatanganan MoU antara Bank NTT dan Bank Jatim berlangsung di Kantor Pusat Bank NTT, Selasa, 5 Oktober 2024.

    Pembentukan KUB ini harus dilakukan mengingat modal inti Bank NTT belum capai Rp3 triliun. Sesuai amanat POJK, jika modal inti belum mencapai Rp3 Triliun, maka BPD di Indonesia wajib membentuk KUB dengan BPD yang modal intinya sudah di atas Rp3 triliun.

    “Dengan kolaborasi yang kita bangun akan memberikan dampak postif bagi perkembangan Bank NTT. Kami berharap bisa diberikan kesempatan untuk berkolabolasi dan bersinergi dengan Bank Jatim,” kata Plt Dirut Bank NTT Yohanis Landu Praing di Kupang, Selasa, 5 November 2024.

    Ia menegaskan, proses pembentukan KUB Bank NTT dan Bank Jatim telah melalui persetujuan para pemegang saham Bank NTT. “Pada saat pertemuan itu, Bapak Gubernur bersama para Bupati, Wali Kota Kupang dan DPRD Provinsi NTT sangat menyetujui Bank NTT ber-KUB dengan Bank Jatim,” kata Yohanis Landu Praing. 

    Ia berharap agar, KUB antara Bank NTT dan Bank Jatim bisa segera terwujud, karena waktu yang diberikan OJK tinggal 2 bulan. 

    “Sekali lagi terima kasih ada kesempatan yang luar biasa ini. Harapan kami, waktu kita tinggal 2 bulan. Kiranya pemenuhan segala persyaratan terkait KUB dapat terlaksana dengan dukungan penuh dari teman-teman tim KUB dan komisaris serta direksi Bank Jatim maupun Bank NTT,” tandasnya. 

    Hal senada disampaikan Direktur Utama Bank Jatim Busrul Iman. Menurut Dirut Bank Jatim, waktu untuk pembentukan KUB tidak lama lagi. Karena itu, ia berharap semua tim bekerja keras agar KUB bisa terlaksana sebelum tanggal 31 Desember 2024.

    “Jangan lupa tetap berkoordinasi dengan OJK sebagai regulator dan pemerintah provinsi sebagai pemegang saham, agar KUB ini berjalan sesuai analisis bisnis dan kelayakan-kelayakan yang lain. Karena KUB ini kebijakan yang sifatnya jangka panjang. KUB ini salah satu dari transformasi yang dilajukan oleh Bank Jatim,” kata Busral Iman.

    Ia berharap KUB bisa memberikan manfaat untuk Bank NTT dan Bank Jatim. “Saya yakin dengan sinergi ini, akan memberikan manfaat yang banyak bagi Bank NTT dan Bank Jatim,” pungkasnya.

    Untuk diketahui, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) telah menerbitkan Peraturan OJK Nomor 12/POJK.03/2020. Dalam aturan tentang konsolidasi bank umum tersebut, BPD wajib memenuhi modal inti Rp3 triliun sampai tanggal 31 Desember 2024. Jika belum memenuhi modal inti Rp3 Triliun, maka salah satu skema yang disiapkan oleh OJK adalah lewat pembentukan KUB. 

    Kupang: PT Bank Pembangunan Daerah (BPD) Nusa Tenggara Timur (NTT) resmi melaksanakan penandatanganan MoU untuk pembentukan Kelompok Usaha Bank (KUB) bersama Bank Jatim. Pelaksanaan penandatanganan MoU antara Bank NTT dan Bank Jatim berlangsung di Kantor Pusat Bank NTT, Selasa, 5 Oktober 2024.
     
    Pembentukan KUB ini harus dilakukan mengingat modal inti Bank NTT belum capai Rp3 triliun. Sesuai amanat POJK, jika modal inti belum mencapai Rp3 Triliun, maka BPD di Indonesia wajib membentuk KUB dengan BPD yang modal intinya sudah di atas Rp3 triliun.
     
    “Dengan kolaborasi yang kita bangun akan memberikan dampak postif bagi perkembangan Bank NTT. Kami berharap bisa diberikan kesempatan untuk berkolabolasi dan bersinergi dengan Bank Jatim,” kata Plt Dirut Bank NTT Yohanis Landu Praing di Kupang, Selasa, 5 November 2024.
    Ia menegaskan, proses pembentukan KUB Bank NTT dan Bank Jatim telah melalui persetujuan para pemegang saham Bank NTT. “Pada saat pertemuan itu, Bapak Gubernur bersama para Bupati, Wali Kota Kupang dan DPRD Provinsi NTT sangat menyetujui Bank NTT ber-KUB dengan Bank Jatim,” kata Yohanis Landu Praing. 
     
    Ia berharap agar, KUB antara Bank NTT dan Bank Jatim bisa segera terwujud, karena waktu yang diberikan OJK tinggal 2 bulan. 
     
    “Sekali lagi terima kasih ada kesempatan yang luar biasa ini. Harapan kami, waktu kita tinggal 2 bulan. Kiranya pemenuhan segala persyaratan terkait KUB dapat terlaksana dengan dukungan penuh dari teman-teman tim KUB dan komisaris serta direksi Bank Jatim maupun Bank NTT,” tandasnya. 
     
    Hal senada disampaikan Direktur Utama Bank Jatim Busrul Iman. Menurut Dirut Bank Jatim, waktu untuk pembentukan KUB tidak lama lagi. Karena itu, ia berharap semua tim bekerja keras agar KUB bisa terlaksana sebelum tanggal 31 Desember 2024.
     
    “Jangan lupa tetap berkoordinasi dengan OJK sebagai regulator dan pemerintah provinsi sebagai pemegang saham, agar KUB ini berjalan sesuai analisis bisnis dan kelayakan-kelayakan yang lain. Karena KUB ini kebijakan yang sifatnya jangka panjang. KUB ini salah satu dari transformasi yang dilajukan oleh Bank Jatim,” kata Busral Iman.
     
    Ia berharap KUB bisa memberikan manfaat untuk Bank NTT dan Bank Jatim. “Saya yakin dengan sinergi ini, akan memberikan manfaat yang banyak bagi Bank NTT dan Bank Jatim,” pungkasnya.
     
    Untuk diketahui, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) telah menerbitkan Peraturan OJK Nomor 12/POJK.03/2020. Dalam aturan tentang konsolidasi bank umum tersebut, BPD wajib memenuhi modal inti Rp3 triliun sampai tanggal 31 Desember 2024. Jika belum memenuhi modal inti Rp3 Triliun, maka salah satu skema yang disiapkan oleh OJK adalah lewat pembentukan KUB. 
     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
    dan follow Channel WhatsApp Medcom.id

    (WHS)