Tag: Budi Setiawan

  • Dua Mahasiswa Unissula Semarang Tewas Tenggelam di Waduk Kampus, Berawal Dari Sayembara Rp 50 Ribu – Halaman all

    Dua Mahasiswa Unissula Semarang Tewas Tenggelam di Waduk Kampus, Berawal Dari Sayembara Rp 50 Ribu – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, SEMARANG – Dua mahasiswa Universitas Islam Sultan Agung (Unissula) Semarang, Jawa Tengah tewas tenggelam di  sebuah waduk yang berada di kompleks kampus, Selasa (11/2/2025).

    Dua mahasiswa tersebut masing-masing bernama Andre Budi Setiawan (23) warga Kabupaten Jepara dan Syarif Hidayatullah (21) warga Kabupaten Gresik, Jawa Timur.

    Koordinator lapangan Basarnas Semarang, Nurman menjelaskan, pihaknya mendapatkan informasi adanya kejadian sekira pukul 17.00 WIB.

    Saat itu rekan korban memberikan informasi kejadian memilukan tersebut.

    Peristiwa dua mahasiswa tewas tenggelam tersebut berawal saat korban mengisi waktu luang berenang di waduk tersebut.

    “Sekira jarak 10 meter korban mengalami kelelahan. Kemudian satu orang rekannya memberikan pertolongan,” kata Nurman di lokasi.

    Namun nahas, kata dia, kedua orang itu sama-sama tenggelam di waduk berkedalaman sekira 3,5 meter.

    “Proses pencarian pun agak rumit karena malam hari. Airnya keruh dan ada lumpur di dasar waduk,” kata dia.

    Keduanya ditemukan di tengah waduk dalam waktu hampir bersamaan.

    Korban pertama ditemukan pada pukul 19.38 dan korban kedua pukul 19.45.

    “Keduanya saat ini sudah berada di kamar jenazah RSI Sultan Agung Semarang,” ujarnya.

    Terpisah Kapolsek Genuk, Kompol Rismanto menyebut, tenggelamnya kedua mahasiswa itu karena kelalaian. 

    Kejadian bermula adanya sayembara para mahasiswa, ada tantangan berenang di waduk tersebut.

    “Ada enam orang nongkrong. Kemudian membuat sayembara, jika bisa berenang akan diberi Rp 50 ribu,” jelasnya.

    Pihaknya mengatakan, kedua korban itu masing-masing adalah mahasiswa FKIP dan Teknik Industri.

    Saat ini pihaknya sedang melakukan penyelidikan atas perkara tersebut.

     

    Penulis: rahdyan trijoko 

  • Deretan Menteri Prabowo yang Berulah di 100 Hari Pertama, Satunya Sampai Kena Semprot Warga

    Deretan Menteri Prabowo yang Berulah di 100 Hari Pertama, Satunya Sampai Kena Semprot Warga

    TRIBUNJAKARTA.COM – Sekiranya ada lima menteri Prabowo yang berulah pada 100 hari pertama.

    Deretan ini dirangkum Tribun Jakarta usai Presiden Prabowo memberikan sinyal bakal mengatur ulang komposisi kabinetnya atau reshuffle.

    1. Kop Surat Menteri Yandri

    Di hari pertama kerja, Menteri Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal, Yandri Susanto sudah membuat gaduh dengan kop surat resmi kementeriannya.

    Yandri membuat surat dengan nomor 19/UMM.02.03/X/2024,bersifat penting dan berperihal undangan haul, hari santri dan tasyakuran.

    Surat tersebut ditujukan kepada para Kepala Desa, para sekretariat desa, para staf desa, para Ketua RW, Para Ketua RT, Para Kader PKK dan Posyandu se-Kecamatan Keramat Watu.

    Keramat Watu sendiri merupakan kecamatan di Kabupaten Serang.

    Isi surat adalah undangan untuk menghadiri haul kedua ibunda Yandri Susanto di Pondok Pesantren BAI Mahdi Sholeh Ma’mun, Serang.

    lihat foto
    KLIK SELENGKAPNYA: Rocky Gerung Mengaku Kebanjiran Pesan WA Setelah Pidato Presiden RI Prabowo Subianto Bilang ada yang Kritik dirinya Bajingan Tolol.

    Surat tersebut tertera tanda tangan Yandri sebagai menteri.

    Acara haul itupun terlaksana sekira pukul 09.00-12.00 WIB.

    Yandri dan istrinya yang calon Bupati Serang, Ratu Zakiyah hadir pada acara tersebut

    Calon Wakil Gubernur Banten, Dimyati Natakusumah juga hadir.

    Berdasarkan pemantauan TribunBanten.com, alat peraga kampanye (APK) calon Bupati dan Wakil Bupati Serang, Ratu Rachmatu Zakiyah-Najib Hamas terpampang di dalam area ponpes. 

    Terlihat juga stiker Paslon nomor urut 2, Zakiyah-Najib di aula ponpes yang menjadi tempat utama acara tersebut. 

    Surat Yandri diduga sebagai penggalangan terkait pencalonan istrinya. Aksi Yandri juga dikritik lantaran menggunakan kop kementerian untuk urusan pribadi.

    Yandri akhirnya minta maaf setelah ditegur Sekretaris Kabinet, Teddy Wijaya.

    2. Menteri Pigai Minta Anggaran Rp 20 T

    Menteri Hak Asasi Manusia (HAM) Natalius Pigai meminta anggaran kementeriannya dinaikkan menjadi di atas Rp 20 triliun. 

    Kata dia, anggaran Kementerian HAM yang saat ini hanya Rp 64 miliar tidak cukup untuk mewujudkan visi Presiden Prabowo Subianto di bidang HAM.

    “Maka, tim transisi rombak itu anggaran dari cuma Rp 64 miliar jadi Rp 20 triliun, enggak bisa. Tidak tercapai dengan visi Presiden RI Prabowo Subianto,” kata Pigai di kantornya, Jakarta, dikutip Selasa, (22/10/2024).

    Pigai menuturkan, jika dirinya memiliki banyak rencana program untuk dikembangkan, termasuk mendirikan Universitas Hak Asasi Manusia (Unham) di Indonesia, yang akan menjadi yang pertama dan satu-satunya di dunia.

    Menurut Pigai, Kementerian HAM akan terlibat langsung dalam pelaksanaan program-program pemerintah. 

    Anggaran besar yang diminta Pigai pun memancing amarah publik hingga ramai dikritik di media sosial.

    3. Utusan Khusus Presiden Raffi Ahmad Bikin Gaduh

    Utusan Khusus Presiden Bidang Pembinaan Generasi Muda dan Pekerja Seni, Raffi Ahmad berulah terkait penggunaan patroli dan pengawalan atau patwal.

    Diketahui, video mobil dinas RI 36 sempat viral di media sosial usai menerobos jalan Ibu Kota sambil dikawal petugas patwal.

    Aksi tersebut mendapat sorotan karena petugas patwal tidak hanya memaksa mobil lain untuk berhenti, tapi juga menunjuk-nunjuk sopir taksi. 

    Hal ini lantas menimbulkan kritik dari masyarakat yang menilai penggunaan patwal secara sembarangan dapat mengganggu pengguna jalan lain.

    Video yang viral ini kadung membuat masyarakat menghujat penggunaan patwal karena pejabat jadi diistimewakan dibandingkan masyarakat umum.

    Setelah peristiwa pada Rabu (8/1/2025), masyarakat kesulitan mencari pengguna mobil dinas itu.

    Sebab, sejumlah pejabat kompak membantah menggunakannya.

    Saat kritik masyarakat atas RI 36 dan penggunaan patwal semakin ramai, utamanya di media sosial, Raffi Ahmad muncul.

    Raffi menyatakan, RI 36 adalah mobil dinas yang ia gunakan. Namun saat kejadian ia mengaku tidak ada di dalam mobil.

    “Bahwa benar adanya mobil tersebut kendaraan yang saya gunakan, namun pada saat kejadian, saya sedang tidak berada di dalam mobil karena pada saat itu mobil berplat RI 36 sedang dalam posisi menjemput saya untuk menuju agenda rapat selanjutnya,” ujar Raffi dalam keterangannya, Sabtu (11/1/2025).

    Raffi mengaku baru mengetahui kronologi kejadian yang sebenarnya setelah melakukan klarifikasi kepada seluruh jajaran tim patwal yang mengawal dirinya.

    Dijelaskan Raffi, kronologi kejadian bermula saat tim patwal melihat adanya taksi Alphard berwarna hitam. 

    Menurutnya, di depan taksi tersebut ada truk berhenti, sehingga taksi mengambil jalur sebelah kanan dan hampir menyerempet mobil di jalur tersebut.

    “Pengemudi taksi dan mobil tersebut kemudian membuka jendela dan saling adu argumen,” jelasnya.

    Lebih lanjut, Raffi menambahkan petugas patwal yang melihat hal tersebut, khawatir akan menimbulkan kemacetan karena lalu lintas yang sedang lumayan padat, langsung menegur pengemudi taksi.

    “(Petugas patwal) mengatakan ‘sudah, maju pak’ dengan gestur yang terlihat di video,” pungkasnya.

    Atas peristiwa tersebut, Raffi mendapat teguran dari Sekretaris Kabinet, Teddy Indra Wijaya. Petugas patwal yang menunjuk-nunjuk sopir taksipun disanksi oleh Direktorat Lantas Polda Metro Jaya.

    4. Menteri Trenggono dan Pagar Laut

    Menteri Kelautan dan Perikanan, Sakti Wahyu Trenggono disorot gegara pernyataannya soal pagar laut.

    Setelah pasukan TNI AL telah melakukan pembongkaran pagar laut di perairan Tangerang, Trenggono justru bersikap beda.

    Dia menyayangkan pembongkaran tersebut. Menurutnya pagar laut tersebut sedang dalam penyelidikan.

    Setelah ramai jadi perbincangan publik, Trenggono kembali angkat bicara, menyamakan sikapnya dengan TNI AL.

    “Jadi sudah akhirnya tadi sepakat, jadi bukan silang pendapat,” kata Trenggono usai bertemu dengan Presiden Prabowo di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Senin (20/1/2025).

    “Jadi saya sampaikan kepada KSAL, saya harus ada bukti dulu, Pak, sabar ya. Kita kasih batas waktu sampai dengan hari Rabu. (Dia bilang), Oke setuju, maka nanti secara bersama-sama hari Rabu dengan berbagai macam (kita melakukan pembongkaran),” ucap Trenggono.

    5. Menteri Bahlil Bikin Gaduh Gas 3 Kg

    Terkini, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia, membuat gaduh Indonesia dengan kebijakannya soal pelarangan penjualan gas elpiji 3 kg di pengecer atau warung kelontong.

    Sudah sejak Sabtu (1/2/2025), gas mulai langka di pengecer, dan masyarakat mulai kebingungan memenuhi kebutuhan energi untuk memasak itu.

    Pasalnya, pengguna gas subsidi itu bukan hanya untuk dapur memenuhi kebutuhan makanan sehari-hari, tapi juga untuk para pelaku UMKM berjualan sehari-hari.

    Kebijakan Bahlil yang tanpa sosialisasi itu membuat antrean panjang di pangkalan gas elpiji.

    Bahkan, syarat harus membawa KTP setiap pembelian juga tak kalah merepotkan.

    Tak hanya itu, Bahlil juga disemprot oleh warga Tangerang bernama Effendi.

    Di depan warga, ia meluapkan keresahan yang sudah bercampur dengan emosi.

    Saat itu, dirinya diketahui tengah sibuk mengantre membeli gas elpiji 3 kg di Pangkalan Gas LPG 3 kg Budi Setiawan di Jalan Palem Raya, Kecamatan Cibodas, Kota Tangerang, Banten.

    Dari pengakuannya, Effendi mengatakan tengah memasak namun ditinggal untuk mengantre gas 3 kg di sana.

    “Bapak punya alat untuk bertindak, bukan rakyat yang dikorbankan,” ucap Effendi dikutip TribunJakarta dari tayangan video yang beredar.

    “Iya,” kata Bahlil sambil tersenyum.

    “Enggak ada persyaratan,” jawab Bahlil.

    “Satu KTP, KTP itu privasi,” kata Effendi.

    “Saya pikir bapak sekarang ambil dulu, bapak antre, penjelasan negera begitu, kita pengen bapak dapat harga yang baik, tidak ada kelangkaan,” respon Bahlil.

    “Saya sekarang lagi masak pak, saya tinggal demi antre gas doang,” ujar Effendi di hadapan Bahlil.

    “Bukan masalah ambil gasnya, anak kami lapar pak, butuh makan, butuh kehidupan pak, loginya berjalan dong pak,” imbuhnya.

    Emosinya yang kadung meledak, membuat Effendi sampai ditenangkan para pengawal Bahlil.

    “Iya iya, udah sabar pak sabar, tenang,” ucap sejumlah pengawal Bahlil berpakaian safari.

    Sebelum menjawab luapan emosi masyarakat itu, Bahlil pun meminta pria tersebut untuk diam dan mendengarkan dirinya berbicara.

    “Iya, iya udah ya pak, oke, kita mengurusi banyak orang dan bapak juga,” kata Bahlil.

    Setelah itu Bahlil pun tersenyum dan berbalik badan untuk menemui sejumlah awak media yang telah menunggu sejak pagi tadi.

    Selanjutnya, Presiden Prabowo pun bersikap cepat dan meminta Bahlil membatalkan kebijakannya.

    “Jadi mulai hari ini, pengecer-pengecer seluruh Indonesia Kembali aktif dengan nama sub-pangkalan.”

    “Nanti PERTAMINA dengan ESDM akan membekali mereka system aplikasi dan proses mereka menjadi sub-pangkalan tidak dikenakan biaya apapun.”

    “Bahkan kami akan proaktif untuk mendaftarkan mereka menjadi bagan yang formal, agar mereka juga bisa menjadi UMKM,” kata Bahlil saat wawancara dengan awak media di Jalan Palem Raya, Kecamatan Cibodas, Kota Tangerang, Selasa (4/2/2025).

    Akses TribunJakarta.com di Google News atau WhatsApp Channel TribunJakarta.com. Pastikan Tribunners sudah install aplikasi WhatsApp ya

  • Tabung LPG 3 Kg Masih Seret, Waspada Muncul Penjarahan – Page 3

    Tabung LPG 3 Kg Masih Seret, Waspada Muncul Penjarahan – Page 3

    Adapun pada Selasa (4/2/2025), kunjungan Menteri ESDM Bahlil Lahadalia ke dua pangkalan LPG 3 kg di Kota Tangerang turut diwarnai aksi protes dari warga.

    Sembari menenteng tabung gas LPG 3 kg kosong, seorang pria paruh baya bernama Effendi datang mendekati Bahlil dan rombongan, saat berada di Pangkalan Budi Setiawan, Kota Tangerang, Banten.

    Meskipun sempat dihadang petugas keamanan, Effendi mengamuk di depan Bahlil lantaran kesulitan mencari tabung gas LPG 3 kg selama dua pekan. Ia juga protes akibat harga jualnya yang melonjak di atas harga eceran tertinggi (HET).

    “Kami tidak membela siapa yang mengambil keuntungan. Kami butuh dapur kami harus ngebul. Kami jualan harus jalan, dan jangan dimiskinkan kami,” seru Effendi tepat di hadapan Bahlil.

    Mendengar keluhan tersebut, Bahlil menceritakan bahwa dirinya juga sudah mendapat instruksi dari Presiden Prabowo Subianto, untuk menaikan status pengecer LPG 3 kg menjadi sub pangkalan. Ia berjanji penyaluran tabung gas melon bakal lebih terkontrol, sehingga tidak terjadi lagi kekosongan atau kelangkaan stok.

    Tak puas dengan jawaban itu, Effendi meminta tanggung jawab pemerintah guna menindaki oknum pemain LPG 3 kg. Menurutnya, pemerintah seharusnya punya kuasa penuh untuk membela kepentingan rakyat.

    “Saya pakai akal sehat, kalau memang ada yang nakal menimbun atau mengurangi si gas, bapak punya senjata. Bapak punya alat untuk bertindak. Bukan rakyat yang dikorbankan,” ucap dia.

  • Beraninya Bapak-bapak Ini Semprot Bahlil di Depan Warga,Kini Sang Menteri Mendadak Dipanggil Prabowo

    Beraninya Bapak-bapak Ini Semprot Bahlil di Depan Warga,Kini Sang Menteri Mendadak Dipanggil Prabowo

    TRIBUNJAKARTA.COM – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mendadak jadi perbincangan usai disemprot bapak-bapak saat meninjau pangkalan gas elpiji 3 kg di wilayah Tangerang, pada Selasa (4/2/2025).

    Bapak-bapak pemberani itu menyampaikan unek-uneknya kepada Menteri Bahlil di depan orang banyak.

    Diketahui, bapak bernama Effendi itu menyampaikan keresahannya karena kesulitan mendapatkan gas elpiji 3 kilogram.

    Peristiwa tersebut terjadi saat Effendi tengah sibuk mengantre membeli gas elpiji 3 Kg di Pangkalan Gas LPG 3 kg Budi Setiawan di Jalan Palem Raya, Kecamatan Cibodas, Kota Tangerang, Banten.

    Effendi langsung menghampiri Bahlil dan kemudian menyampaikan keluhannya sulit mendapatkan gas elpiji 3 kg.

    “Bapak punya alat untuk bertindak, bukan rakyat yang dikorbankan,” ucap Effendi dikutip TribunJakarta dari tayangan video yang beredar.

    “Iya,” kata Bahlil sambil tersenyum.

    “Itu yang pertama yang kedua kalau kami disuruh antre di subpangkalan, persyaratannya apa?,” tanya Effendi.

    PESTA GAY DI JAKSEL – Polisi menemukan fakta baru dari pengungkapan kasus pesta seks Gay di Jaksel. Di lokasi ada temuan barang tak terduga yang dipakai 56 peserta. Ada juga yang berperan laki-laki dan pura-pura wanita.

    “Enggak ada persyaratan,” jawab Bahlil.

    “Satu KTP, KTP itu privasi,” kata Effendi.

    “Saya pikir bapak sekarang ambil dulu, bapak antre, penjelasan negera begitu, kita pengen bapak dapat harga yang baik, tidak ada kelangkaan,” respon Bahlil.

    Dengan nada sedikit emosi, pria tersebut menilai kebijakan yang diterapkan pemerintah sangat menyengsarakan warga menengah ke bawah.

    PRIA PROTES KE MENTERI BAHLIL – Bapak-bapak pemberani bernama Effendi menyampaikan unek-uneknya kepada Menteri Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) RI, Bahlil Lahadalia di Jalan Palem Raya, Kecamatan Cibodas, Kota Tangerang, Provinsi Banten, pada Selasa (4/2/2025). (TribunTangerang/Gilbert Sem Sandro)

    “Saya sekarang lagi masak pak, saya tinggal demi antre gas doang,” ujar Effendi di hadapan Bahlil.

    “Bukan masalah ambil gasnya, anak kami lapar pak, butuh makan, butuh kehidupan pak, loginya berjalan dong pak,” imbuhnya.

    Amarah warga tersebutcoba diredakan oleh sejumlah pengawal Bahlil agar tidak kembali lagi membentak Ketua Umum Partai Golkar tersebut.

    “Iya iya, udah sabar pak sabar, tenang,” ucap sejumlah pengawal Bahlil berpakaian safari.

    Sebelum menjawab luapan emosi masyarakat itu, Bahlil pun meminta pria tersebut untuk diam dan mendengarkan dirinya berbicara.

    “Iya, iya udah ya pak, oke, kita mengurusi banyak orang dan bapak juga,” kata Bahlil.

    Setelah itu Bahlil pun tersenyum dan berbalik badan untuk menemui sejumlah awak media yang telah menunggu sejak pagi tadi.

    Menteri Bahlil Dipanggil ke Istana

    Menteri Bahlil Lahadalia. (Dennis Destriyawan/Tribunnews.com)

    Setelah geger peristiwa tersebut, kabar terbaru menyebutkan kini Bahlil Lahadalia dipanggil oleh Presiden Prabowo Subianto ke Istana Kepresidenan Jakarta pada Selasa (4/2/2025) siang.

    Pemanggilan Bahlil tersebut terjadi di tengah polemik gas elpiji 3 kilogram (kg).

    Saat ditanya apakah pemanggilan itu terkait dengan masalah elpiji 3 kg, Bahlil memilih untuk tidak memberikan jawaban.

    Bahlil menyebut kedatangannya ke Istana untuk melaporkan masalah pekerjaan yang tengah ditangani.

    Bahlil mengatakan dirinya akan melaporkan hasil sidak ke pengecer LPG 3 kg pagi tadi.

    “Saya baru mau rapat dengan bapak presiden,” ujar Bahlil kepada wartawan di Istana, Selasa (4/2/2025).

    “Saya tadi sidak kan ya turun ke lapangan untuk mengecek tentang kondisi terakhir Alhamdulillah semua sudah mulai melakukan perbaikan yang cukup bagus dan kondisinya tidak seperti kemarin,” tambahnya.

    Bahlil tidak menjawab saat ditanya apakah pemanggilan tersebut terkait masalah gas elpiji 3 kg atau bukan. 

    Ia hanya mengatakan bahwa kedatangannya ke Istana untuk melaporkan masalah pekerjaan.

    “Pekerjaan lah,” katanya.

    Bahlil lalu menceritakan apa tindakan yang dilakukan pemerintah terkait masalah kelangkaan elpiji 3 kg. 

    Ia mengklaim berdasarkan hasil sidak di sejumlah tempat, masalah kelangkaan elpiji 3 Kg sudah membaik.

    Sebelumnya pemerintah mengeluarkan kebijakan per 1 Februari 2025, gas elpiji 3 kg tidak lagi dijual di pengecer.

    ATURAN BARU PENJUALAN GAS – Pekerja agen gas elpiji 3 kg di Jalan Warakas Raya, Tanjung Priok, Jakarta Utara memindahkan tabung gas elpiji 3 kilogram ke truk bak terbuka, Senin (3/2/2025). Kebijakan terbaru pemerintah yang melarang gas elpiji 3 kilogram dijual pengecer menuai keluhan dari masyarakat. (Gerald Leonardo Agustino/TribunJakarta.com)

    Di sisi lain, Istana melalui Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan Hasan Nasbi mengatakan pemerintah telah memutuskan pengecer bisa kembali menjual gas elpiji 3 Kg pada hari ini, Selasa, (4/2/2025).

    Masyarakat bisa membeli elpiji 3 kg di pangkalan resmi Pertamina. Para pengecer yang ingin menjual elpiji subsidi wajib mendaftar sebagai sub pangkalan.

    “Hari ini para pengecer bisa kembali berjualan agar tidak terjadi kesulitan akses elpiji di masyarakat,” kata Hasan.

    Menurut Hasan, sejalan dengan kembali dibolehkannya menjual elpiji 3 Kg, para pengecer diminta untuk mendaftar sebagai sub-Pangkalan ke Pangkalan resmi Pertamina. 

    Tujuannya agar distribusi dapat terkontrol dan memastikan penyaluran elpiji 3 Kg yang merupakan gas subsidi tepat sasaran.

    “Bersamaan dengan itu,  para pengecer diminta mendaftarkan di aplikasi MAP agar terdaftar sebagai sub pangkalan resmi. Pertamina akan mendorong para pengecer mendaftar sebagai sub pangkalan resmi guna melindungi rakyat sebagai konsumen terakhir,” katanya.

    Menurutnya dengan terdaftar resmi di aplikasi Merchant Apps Pangkalan (MAP), maka harga di tingkat konsumen akan terjaga. Tidak ada lagi pengecer yang menjual gas subsidi di atas harga eceran tertinggi.

    “Dengan terdaftar resmi di aplikasi MAP sebagai sub pangkalan, maka harga di tingkat konsumen bisa terjaga. Begitu pula distribusi gas elpiji 3kg bisa disalurkan ke tangan rakyat yang benar-benar berhak mendapatkannya,” pungkasnya.

    (TribunJakarta)

    Akses TribunJakarta.com di Google News atau WhatsApp Channel https://whatsapp.com/channel/0029VaS7FULG8l5BWvKXDa0f.

    Pastikan Tribunners sudah install aplikasi WhatsApp ya

  • ‘Anak Kami Lapar Pak!’ Ucap Bapak-bapak di Tangerang kepada Bahlil saat Antre Beli Gas 3 Kg

    ‘Anak Kami Lapar Pak!’ Ucap Bapak-bapak di Tangerang kepada Bahlil saat Antre Beli Gas 3 Kg

    TRIBUNJAKARTA.COM – Seorang bapak-bapak pemberani bernama Effendi menyampaikan unek-uneknya kepada Menteri Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) RI, Bahlil Lahadalia.

    Peristiwa tersebut terjadi saat Effendi tengah sibuk mengantre untuk membeli gas melon atau gas LPG 3 Kg di Pangkalan Gas LPG 3 kg Budi Setiawan di Jalan Palem Raya, Kecamatan Cibodas, Kota Tangerang, Provinsi Banten.

    Di kesempatan yang sama, Bahlil tengah meninjau pangkalan gas tersebut.

    Berdasarkan pantauan TribunTangerang.com pada Selasa (4/2/2025), saat melakukan peninjauan Bahlil didampingi oleh Wali Kota Tangerang terpilih, Sachrudin dan jajaran Pemerintah Kota Tangerang.

    Setibanya di lokasi, Bahlil langsung masuk ke dalam pangkalan untuk berinteraksi dengan pemilik dan menanyakan stok ketersediaan gas yang disubsidi oleh pemerintah tersebut.

    Selanjutnya ia keluar untuk menemui ratusan masyarakat yang telah mengantre sejak pagi hari dan mendengar keluhan yang disampaikan saat berjuang mendapatkan gas untuk memasak itu.

    Momen tersebut juga dimanfaatkan oleh Effendi guna menyampaikan pendapatnya. 

    “Bapak punya alat untuk bertindak, bukan rakyat yang dikorbankan,” ucap Effendi.

    “Iya,” kata Bahlil sambil tersenyum.

    “Itu yang pertama yang kedua kalau kami disuruh antre di subpangkalan, persyaratannya apa?,” tanya Effendi.

    “Enggak ada persyaratan,” jawab Bahlil.

    “Satu KTP, KTP itu privasi,” kata Effendi.

    “Saya pikir bapak sekarang ambil dulu, bapak antre, penjelasan negera begitu, kita pengen bapak dapat harga yang baik, tidak ada kelangkaan,” respon Bahlil.

    Dengan nada sedikit emosi, pria tersebut menilai kebijakan yang diterapkan pemerintah sangat menyengsarakan warga menengah ke bawah.

    “Saya sekarang lagi masak pak, saya tinggal demi antre gas doang,” ujar Effendi di hadapan Bahlil.

    “Bukan masalah ambil gasnya, anak kami lapar pak, butuh makan, butuh kehidupan pak, loginya berjalan dong pak,” imbuhnya.

    Amarah warga tersebutcoba diredakan oleh sejumlah pengawal Bahlil agar tidak kembali lagi membentak Ketua Umum Partai Golkar tersebut.

    “Iya iya, udah sabar pak sabar, tenang,” ucap sejumlah pengawal Bahlil berpakaian safari.

    Sebelum menjawab luapan emosi masyarakat itu, Bahlil pun meminta pria tersebut untuk diam dan mendengarkan dirinya berbicara.

    “Iya, iya udah ya pak, oke, kita mengurusi banyak orang dan bapak juga,” kata Bahlil.

    Setelah itu Bahlil pun tersenyum dan berbalik badan untuk menemui sejumlah awak media yang telah menunggu sejak pagi tadi.

    Sebut Kebijakan Dibuat Sejak 2023

    Bahlil Lahadalia tengah mempertimbangkan agar setiap RW di Indonesia memiliki satu subpangkalan yang menjual elpiji 3 kilogram (kg). 

    Menurut Bahlil, hal ini perlu dilakukan untuk memudahkan proses penjualan “gas melon” 3 kilogram agar tepat sasaran. 

    “Nah ini lagi kita mempertimbangkan juga agar RW ini bisa menjadi subpangkalan, karena yang tahu masyarakat di sekitarnya itu kan RW, ini lagi kami mempertimbangkan,” kata Bahlil di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Selasa (4/2/2025). 

    Bahlil kemudian menjelaskan, Presiden Prabowo Subianto juga memerintahkan agar masyarakat dimudahkan dalam mengakses elpiji 3 kg. 

    Selain itu, Presiden Prabowo menginstruksikan agar distribusi gas bersubsidi itu semakin tepat sasaran. 

    “Perintah bapak presiden kepada kami baik tadi malam maupun tadi pagi adalah memastikan agar subsidi tepat sasaran tetap jalan, namun masyarakat harus mendapat juga dengan cara mudah,” katanya. 

    Oleh karenanya, pemerintah kini menaikkan pengecer “gas melon” menjadi subpangkalan resmi Pertamina agar memudahkan akses penjualan ke masyarakat. 

    “Maka solusi yang kita bangun atas perintah bapak presiden, pengecer semua kita naik kelaskan menjadi subpangkalan,” kata Bahlil. 

    “Dengan harapan agar mereka juga dapat fasilitas IP supaya negara Pertamina bisa mengontrol harga jual di tingkat subpangkalan dan siapa saja,” imbuhnya. 

    Diketahui, awalnya pemerintah melarang pengecer “gas melon” untuk menjual elpiji kepada masyarakat mulai 1 Februari 2025. 

    Dengan kebijakan ini, masyarakat tidak lagi bisa membeli elpiji 3 kilogram yang biasa dilakukan melalui pengecer. 

    Per tadi malam, pemerintah akhirnya memutuskan untuk memperbaiki aturan tata kelola penjualan elpiji 3 kilogram. 

    Wakil Ketua DPR Sufmi Dasco Ahmad pun mengatakan Presiden Prabowo Subianto sudah menginstruksikan agar pengecer boleh berjualan elpiji 3 kg seperti biasa. 

    Sambil berjualan, para pengecer akan diproses menjadi subpangkalan. 

    “Ya, DPR RI sudah berkomunikasi dengan Presiden sejak semalam. Dan bahwa kemudian ada keinginan dari Kementerian ESDM untuk menertibkan harga di pengecer supaya tidak mahal di masyarakat,” ujar Dasco di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Selasa (4/2/2025). 

    “Namun setelah komunikasi dengan Presiden, Presiden kemudian telah menginstruksikan kepada ESDM untuk per hari ini mengaktifkan kembali pengecer-pengecer yang ada untuk berjualan seperti biasa, sambil kemudian pengecer-pengecer itu akan dijadikan sub daripada pangkalan,” sambungnya. 

    Menurut Dasco, aturan-aturan yang ada nanti akan menertibkan harga elpiji subsidi supaya tidak mahal di masyarakat. 

    Dengan demikian, para pengecer akan diatur mengenai harga jual elpiji 3 kg supaya harganya tidak melonjak. 

    “Tetapi sambil itu parsial dilakukan, para pengecer akan diminta, Presiden tadi menginstruksikan kepada ESDM agar per hari ini pengecer itu bisa berjualan kembali, sambil kemudian secara parsial aturannya diselaraskan,” imbuh Dasco.

    Akses TribunJakarta.com di Google News atau WhatsApp Channel TribunJakarta.com. Pastikan Tribunners sudah install aplikasi WhatsApp ya

     

  • Beli Gas LPG 3 Kg Dijamin Tak Antre Lagi Besok – Page 3

    Beli Gas LPG 3 Kg Dijamin Tak Antre Lagi Besok – Page 3

    Adapun Menteri ESDM Bahlil Lahadalia memastikan bakal menaikan status pengecer LPG 3 kg menjadi sub pangkalan. Kebijakan itu dilakukan sembari pemerintah melakukan penataan terhadap distribusi tabung gas melon subsidi.

    “Pengecer dinaikan statusnya menjadi sub pangkalan. Dan mereka menjalankan otoritasnya seperti biasa. (Berarti otomatis?) Otomatis, otomatis,” ujar Bahlil saat melakukan sidak di Pangkalan Budi Setiawan, Kota Tangerang, Banten, Selasa (4/2/2025).

    Instruksi itu diberikan agar tidak lagi terjadi kelangkaan stok LPG 3 kg di tengah masyarakat, plus adanya antrean mengular guna mengisi gas subsidi.

    “Nanti kita perlahan-lahan akan melakukan aturan yang baik. Dan lihat, LPG kan semuanya lengkap. Kita sudah perintahkan semua, jadi tidak ada kelangkaan,” kata Bahlil.

    Bahlil menargetkan, seluruh proses penataan skema baru penyaluran LPG 3 kg bisa rampung dalam pekan-pekan ini. “Ini sudah mulai (tertata). Kalau kita lihat kan trennya sudah turun. Antara kemarin dengan hari ini kan trennya turun,” imbuhnya.

    “Insya Allah (antrean sudah mulai berkurang, Insya Allah. Makanya saya hari ini berkantor di lapangan, ngecek langsung. Biar saya tidak hanya dengar dari staf, saya mengimbau,” sambung Bahlil.

     

  • Bahlil Janjikan Pengecer Gas Elpiji 3 Kg Jadi Sub Pangkalan Secara Gratis, Bisa Jualan Lagi – Halaman all

    Bahlil Janjikan Pengecer Gas Elpiji 3 Kg Jadi Sub Pangkalan Secara Gratis, Bisa Jualan Lagi – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Menteri ESDM Bahlil Lahadalia menegaskan mulai hari ini, para pengecer bisa kembali menjual gas elpiji 3 kilogram kepada masyarakat.

    Tak hanya itu, Bahlil menyebut bahwa para pengecer ini nantinya akan diubah statusnya menjadi sub pangkalan.

    “Jadi mulai hari ini pengecer seluruh Indonesia kembali aktif dengan nama sub pangkalan,” kata Bahlil dilansir Kompas TV, Selasa (4/2/2025).

    Lebih lanjut, Bahlil menuturkan, nantinya Pertamina akan bekerjasama dengan Kementerian ESDM untuk membekali para pengecer ini dengan sistem aplikasi untuk penjualan elpiji 3 kg.

    Sistem aplikasi ini dibuat agar pemerintah bisa melacak siapa yang membeli elpiji, berapa jumlahnya, hingga harga jualnya.

    Bahlil juga berjanji, proses perubahan status pengecer menjadi sub pangkalan tidak akan dikenai biaya apapun atau gratis.

    “Nanti Pertamina dengan Kementerian ESDM akan membekali mereka sistem aplikasi.”

    “Dan nanti proses mereka menjadi sub pangkalan tidak dikenakan biaya apapun,” tegas Bahlil.

    Nantinya Pertamina dan Kementerian ESDM juga akan proaktif dalam mendaftarkan para pengecer elpiji 3 kg ini menjadi sub pangkalan.

    Agar nantinya mereka juga bisa menjadi UMKM.

    “Tidak akan dikenai biaya apapun, bahkan kami akan proaktif untuk mendaftarkan mereka menjadi bagian yang formal.”

    “Agar mereka bisa menjadi UMKM,” imbuh Bahlil.

    Emosi Warga Tangerang Meninggi saat Bahlil Tinjau Pangkalan Gas 3 Kg

    Effendi, seorang warga di Tangerang, Banten, melampiaskan emosi saat bertemu dengan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral atau ESDM RI, Bahlil Lahadalia.

    Bahlil Lahadalia meninjau Pangkalan Gas LPG 3 kg Budi Setiawan di Jalan Palem Raya, Kecamatan Cibodas, Kota Tangerang, Provinsi Banten, pada Selasa (4/2/2025). 

    Effendi menilai kebijakan yang diterapkan pemerintah sangat menyengsarakan warga menengah ke bawah.

    “Saya sekarang lagi masak pak, saya tinggal demi antre gas doang,” ujar Effendi di hadapan Bahlil.

    “Bukan masalah ambil gasnya, anak kami lapar pak, butuh makan, butuh kehidupan pak, loginya berjalan dong pak,” imbuhnya.

    Amarah warga tersebut pun coba diredakan oleh sejumlah pengawal Bahlil agar tidak kembali lagi membentak Ketua Umum Partai Golkar tersebut.

    “Iya iya, udah sabar pak sabar, tenang,” ucap sejumlah pengawal Bahlil berpakaian safari.

    Sebelum menjawab luapan emosi masyarakat itu, Bahlil pun meminta pria tersebut untuk diam dan mendengarkan dirinya berbicara.

    “Iya, iya sudah ya pak, oke, kita mengurusi banyak orang dan bapak juga,” kata Bahlil.

    Setelah itu Bahlil pun tersenyum dan berbalik badan untuk menemui sejumlah awak media yang telah menunggu sejak pagi tadi.

    Kedatangan Bahlil tersebut juga didampingi oleh Wali Kota Tangerang terpilih, Sachrudin dan jajaran Pemerintah Kota Tangerang.

    Setibanya di lokasi, Bahlil langsung masuk ke dalam pangkalan untuk berinteraksi dengan pemilik dan menanyakan stok ketersediaan gas yang disubsidi oleh pemerintah itu.

    Selanjutnya ia keluar untuk menemui ratusan masyarakat yang telah mengantre sejak pagi hari dan mendengar keluhan yang disampaikan saat berjuang mendapatkan gas untuk memasak itu.

    (Tribunnews.com/Faryyanida Putwiliani/Glery Lazuardi)

    Baca berita lainnya terkait Distribusi Elpiji 3 Kg.

  • Beraninya Bapak-bapak Ini Semprot Bahlil di Depan Warga,Kini Sang Menteri Mendadak Dipanggil Prabowo

    Menteri Bahlil Dilabrak Bapak-bapak saat Tinjau Pangkalan Gas, Reaksi Sang Menteri Disorot Warganet

    TRIBUNJAKARTA.COM – Menteri Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) RI, Bahlil Lahadalia dilabrak seorang bapak-bapak.

    Peristiwa tersebut terjadi saat Bahlil meninjau Pangkalan Gas LPG 3 kg Budi Setiawan di Jalan Palem Raya, Kecamatan Cibodas, Kota Tangerang, Provinsi Banten.

    Berdasarkan pantauan TribunTangerang.com pada Selasa (4/2/2025), saat melakukan peninjauan Bahlil didampingi oleh Wali Kota Tangerang terpilih, Sachrudin dan jajaran Pemerintah Kota Tangerang.

    Setibanya di lokasi, Bahlil langsung masuk ke dalam pangkalan untuk berinteraksi dengan pemilik dan menanyakan stok ketersediaan gas yang disubsidi oleh pemerintah tersebut.

    Selanjutnya ia keluar untuk menemui ratusan masyarakat yang telah mengantre sejak pagi hari dan mendengar keluhan yang disampaikan saat berjuang mendapatkan gas untuk memasak itu.

    Momen tersebut juga dimanfaatkan oleh salah seorang pria bernama Effendi guna menyampaikan pendapatnya. 

    “Bapak punya alat untuk bertindak, bukan rakyat yang dikorbankan,” ucap Effendi.

    “Iya,” kata Bahlil sambil tersenyum.

    “Itu yang pertama yang kedua kalau kami disuruh antre di subpangkalan, persyaratannya apa?,” tanya Effendi.

    “Enggak ada persyaratan,” jawab Bahlil.

    “Satu KTP, KTP itu privasi,” kata Effendi.

    “Saya pikir bapak sekarang ambil dulu, bapak antre, penjelasan negera begitu, kita pengen bapak dapat harga yang baik, tidak ada kelangkaan,” respon Bahlil.

    Dengan nada sedikit emosi, pria tersebut menilai kebijakan yang diterapkan pemerintah sangat menyengsarakan warga menengah ke bawah.

    “Saya sekarang lagi masak pak, saya tinggal demi antre gas doang,” ujar Effendi di hadapan Bahlil.

    “Bukan masalah ambil gasnya, anak kami lapar pak, butuh makan, butuh kehidupan pak, loginya berjalan dong pak,” imbuhnya.

    Amarah warga tersebutcoba diredakan oleh sejumlah pengawal Bahlil agar tidak kembali lagi membentak Ketua Umum Partai Golkar tersebut.

    “Iya iya, udah sabar pak sabar, tenang,” ucap sejumlah pengawal Bahlil berpakaian safari.

    Sebelum menjawab luapan emosi masyarakat itu, Bahlil pun meminta pria tersebut untuk diam dan mendengarkan dirinya berbicara.

    “Iya, iya udah ya pak, oke, kita mengurusi banyak orang dan bapak juga,” kata Bahlil.

    Setelah itu Bahlil pun tersenyum dan berbalik badan untuk menemui sejumlah awak media yang telah menunggu sejak pagi tadi.

    Reaksi Bahlil rupanya menjadi sorotan sejumlah netizen.

    “Bisa bisa nya ketawa”

    “Malah nyengir @bahlillahadalia bukanya mikir”

    “Malah ketawa nih menteri, inget pak anda di bayar dengan uang kami rakyat kecil, jangan susahkan kami untuk masalah mencari sesuap nasi”

    Diberitakan sebelumnya, pangkalan gas LPG 3 kg Budi Setiawan merupakan salah satu lokasi yang didatangi oleh ratusan masyarakat sejak, Senin (3/2/2025) kemarin.

    Warga rela mengikuti antrean antrean di pangkalan tersebut bahkan hingga lebih dari lima jam demi menunggu pasokan gas yang diantar oleh Pertamina datang.

    Bahkan panjang antrean pada pangakalan gas yang ada di Jalan Palem Raya, Kecamatan Cibodas, Kota Tangerang itu mencapai lebih dari 100 meter.

    Warga yang mengantre tidak hanya diikuti oleh ibu-ibu, melainkan pria dewasa, hingga kalangan lanjut usia (lansi) juga ikut berjuang demi mendapat pasokan gas elpiji.

    Mereka mengantre sambil menenteng tabung LPG berwarna hijau yang kerap disebut gas melon, serta selembar kertas yang merupakan fotokopi kartu identitas KTP.

    Tidak sedikit warga yang membawa anak-anak mereka dengan penampilan apa adanya lantaran belum sempat berbenah seperti mandi ketika berangkat dari kediamannya masing-masing.

    Bahkan ada warga yang rela mengantre sambil menyuapi makan putrinya dengan bubur hanya karena takut tidak kebagian pembelian gas lantaran telah menunggu lebih dari 5 jam lamanya.

    Salah seorang ibu rumah tangga, Dewi mengaku telah datang untuk ikut dalam antrean sejak pukul 09.00 WIB. 

    Namun hingga pukul 14.00 WIB, ia belum juga kunjung membeli gas berukuran 3 kg itu.

    “Saya udah datang kesini untuk ikut antre dari tadi pagi, sampai siang ini belum juga kebagian gas LPG 3 kg. Mana belum makan sampai sekarang, sampai lemas saya nungguinnya,” ujar Dewi kepada TribunTangerang.com.

    Lamanya proses pembelian gas tersebut disebabkan oleh stok ketersediaan LPG yang hanya sedikit ketika diantarkan oleh kepada pihak pangkalan.

    Sehingga jumlah warga yang mengikuti antrean tidak sebanding dengan pasokan tabung gas yang disetorkan untuk dijual kepada masyarakat.

    “Gimana enggak lama saya nunggunya, orang jumlah gas yang datang saja cuma 80 tabung sedangkan yang antre udah lebih dari 200 orang ini,” kata dia.

    “Mau gak mau harus nunggu pasokan selanjutnya datang lagi, kalau saya tinggalin sayang banget udah antre dari tadi pagi,” ungkapnya.

    Ketika stok ketersediaan gas LPG 3kg ludes terjual dalam sekejap, pemilik pangkalan pun menyampaikan informasi tersebut kepada masyarakat yang mengantre.

    Hal itu dilakukan agar warga kembali sabar menunggu hingga pasokan gas selanjutnya kembali tiba atau diantarkan lagi ke pangkalan.

    Selain itu masyarakat juga diminta untuk mempertimbangkan agar mencari pangkalan gas LPG yang lain demi mengurai antrean panjang yang tak terbendung.

    “Ibu-ibu, bapak-bapak sabar, tabung gasnya sudah habis sama antrean yang paling depan. Kalau mau nyari ke tempat lain silahkan, kalau mau tunggu ya sabar beberapa jam lagi datang stok selanjutnya,” ucap salah seorang pegawai pangkalan gas 3 kg Budi Setiawan Cibodas. 

    Akses TribunJakarta.com di Google News atau WhatsApp Channel TribunJakarta.com. Pastikan Tribunners sudah install aplikasi WhatsApp ya

  • Emosi Warga Tangerang Meninggi saat Bahlil Tinjau Pangkalan Gas 3 Kg: “Anak Kami Lapar, Pak!” – Halaman all

    Emosi Warga Tangerang Meninggi saat Bahlil Tinjau Pangkalan Gas 3 Kg: “Anak Kami Lapar, Pak!” – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, TANGERANG  – Effendi, seorang warga di Tangerang, Banten, melampiaskan emosi saat bertemu dengan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral atau ESDM RI, Bahlil Lahadalia.

    Balil Lahadalia meninjau Pangkalan Gas LPG 3 kg Budi Setiawan di Jalan Palem Raya, Kecamatan Cibodas, Kota Tangerang, Provinsi Banten, pada Selasa (4/2/2025). 

    Effendi menilai kebijakan yang diterapkan pemerintah sangat menyengsarakan warga menengah ke bawah.

    “Saya sekarang lagi masak pak, saya tinggal demi antre gas doang,” ujar Effendi di hadapan Bahlil.

    “Bukan masalah ambil gasnya, anak kami lapar pak, butuh makan, butuh kehidupan pak, loginya berjalan dong pak,” imbuhnya.

    Amarah warga tersebut pun coba diredakan oleh sejumlah pengawal Bahlil agar tidak kembali lagi membentak Ketua Umum Partai Golkar tersebut.

    “Iya iya, udah sabar pak sabar, tenang,” ucap sejumlah pengawal Bahlil berpakaian safari.

     

    Sebelum menjawab luapan emosi masyarakat itu, Bahlil pun meminta pria tersebut untuk diam dan mendengarkan dirinya berbicara.

    “Iya, iya sudah ya pak, oke, kita mengurusi banyak orang dan bapak juga,” kata Bahlil.

    Setelah itu Bahlil pun tersenyum dan berbalik badan untuk menemui sejumlah awak media yang telah menunggu sejak pagi tadi.

    Kedatangan Bahlil tersebut juga didampingi oleh Wali Kota Tangerang terpilih, Sachrudin dan jajaran Pemerintah Kota Tangerang.

    Setibanya di lokasi, Bahlil langsung masuk ke dalam pangkalan untuk berinteraksi dengan pemilik dan menanyakan stok ketersediaan gas yang disubsidi oleh pemerintah itu.

    Selanjutnya ia keluar untuk menemui ratusan masyarakat yang telah mengantre sejak pagi hari dan mendengar keluhan yang disampaikan saat berjuang mendapatkan gas untuk memasak itu.

     

     

     

     

  • Elpiji 3 Kg Langka: Lansia Meninggal Dunia Usai Antre hingga Ibu-ibu Harus Menunggu 5 Jam – Halaman all

    Elpiji 3 Kg Langka: Lansia Meninggal Dunia Usai Antre hingga Ibu-ibu Harus Menunggu 5 Jam – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, TANGERANG – Seorang lanjut usia (lansia) meninggal diduga akibat kelelahan saat mengantre membeli Gas LPG 3 Kg atau gas elpiji di Tangerang, Banten.

    Selain kejadian miris tersebut, para pelanggan juga harus antre dari pagi demi gas elpiji 3 Kg. Sebagian dari mereka bahkan ada yang antre lima jam.

    Antre 5 jam

    Ratusan warga antre membeli gas LPG 3 kilogram (kg) di sejumlah pangkalan yang ada di Kota Tangerang.

    Pasalnya stok ketersediaan gas subsidi tersebut tengah mengalami kelangkaan usai pemerintah menerapkan kebijakan larangan terhadap warung kelontong ataupun pengecer menjualnya kepada masyarakat.

    Berdasarkan pantauan TribunTangerang.com pada Senin (3/2/2025), lebih dari lima pangkalan gas elpiji 3 kg dipadati oleh ratusan pembeli sejak pagi tadi.

    Mereka rela menunggu lama agar bisa membeli gas LPG 3 kg baik untuk keperluan pribadi seperti memasak ataupun yang digunakan untuk berjualan.

    Pada salah satu pangkalan gas LPG 3 kg Budi Setiawan misalnya, antrean panjang telah mengular sejak pukul 08.00 WIB. 

    Bahkan panjang antrean pada pangkalan gas yang ada di Jalan Palem Raya, Kecamatan Cibodas, Kota Tangerang itu mencapai lebih dari 100 meter.

    Warga yang mengantre tidak hanya diikuti oleh ibu-ibu, melainkan pria dewasa, hingga kalangan lanjut usia (lansia) juga ikut berjuang demi mendapat pasokan gas elpiji.

    Mereka mengantre sambil menenteng tabung LPG berwarna hijau yang kerap disebut gas melon, serta selembar kertas yang merupakan fotokopi kartu identitas KTP.

    Tidak sedikit warga yang membawa anak-anak mereka dengan penampilan apa adanya lantaran belum sempat berbenah seperti mandi ketika berangkat dari kediamannya masing-masing.

    Bahkan ada warga yang rela mengantre sambil menyuapi makan putrinya dengan bubur hanya karena takut tidak kebagian pembelian gas lantaran telah menunggu lebih dari 5 jam lamanya.

    Dewi, seorang ibu rumah tangga mengaku telah datang antre sejak pukul 09.00 WIB. Namun hingga pukul 14.00 WIB, ia belum juga kunjung membeli Elpiji.

    “Saya udah datang kesini untuk ikut antre dari tadi pagi, sampai siang ini belum juga kebagian gas LPG 3 kg. Mana belum makan sampai sekarang, sampai lemas saya nungguinnya,” ujar Dewi kepada TribunTangerang.com.

    Lamanya proses pembelian gas tersebut disebabkan oleh stok ketersediaan LPG yang hanya sedikit ketika diantarkan oleh kepada pihak pangkalan.

    Sehingga jumlah warga yang mengikuti antrean tidak sebanding dengan pasokan tabung gas yang disetorkan untuk dijual kepada masyarakat.

    “Gimana enggak lama saya nunggunya, orang jumlah gas yang datang saja cuma 80 tabung sedangkan yang antre udah lebih dari 200 orang ini,” kata dia.

    “Mau gak mau harus nunggu pasokan selanjutnya datang lagi, kalau saya tinggalin sayang banget udah antre dari tadi pagi,” ungkapnya.

    Ketika stok ketersediaan gas LPG 3kg ludes terjual dalam sekejap, pemilik pangkalan pun menyampaikan informasi tersebut kepada masyarakat yang mengantre.

    Hal itu dilakukan agar warga kembali sabar menunggu hingga pasokan gas selanjutnya kembali tiba atau diantarkan lagi ke pangkalan.

    Selain itu masyarakat juga diminta mempertimbangkan agar mencari pangkalan gas LPG yang lain demi mengurai antrean panjang yang tak terbendung.

    “Ibu-ibu, bapak-bapak sabar, tabung gasnya sudah habis sama antrean yang paling depan. Kalau mau nyari ke tempat lain silahkan, kalau mau tunggu ya sabar beberapa jam lagi datang stok selanjutnya,” ucap salah seorang pegawai pangkalan gas 3 kg Budi Setiawan Cibodas. 

    Seorang lansia meninggal

    Seorang lansia bernama Yonih (62) warga kawasan jalan Beringin, Pamulang Barat, Kecamatan Pamulang, Kota Tangerang Selatan meninggal dunia usai mengantre gas ukuran 3 kilogram, Senin (3/2/2025).

    Warga bernama Rohaya mengatakan Yonih sempat mengantre gas elpiji sekitar 500 meter dekat rumahnya.

    Kejadian bermula ketika Yonih terlihat membawa dua tabung gas kosong pada pukul 11.00 WIB. 

    “Pagi masih ketemu saya di depan, saya tanya mau kemana, dia bilang mau ngantri gas bawa tabung gas dua masih kosong tapi disuruh pulang lagi suruh pake KTP,” kata Rohaya kerabat Yonih di Pamulang, Tangerang Selatan, Senin (3/2/2025).

    Yonih mengaku mengatakan pembelian gas bersubsidi hanya bisa menggunakan Kartu Tanda Penduduk (KTP).

    Korban kembali ke rumah menyelesaikan urusan, termasuk membayar sayuran yang dibeli.

    Tak lama kemudian, korban berangkat kembali membeli gas dan beristirahat sejenak di laundry dekat pangkalan gas.

    “(Sampai akhirnya) dijemput lah sama menantunya pas sampai di rumah langsung pingsan. Dia sudah bawa tabung gas dapet,” kata Rohaya.

    Yonih langsung dilarikan ke Rumah Sakit Permata. Saat tiba di rumah sakit, korban dinyatakan telah meninggal dunia.

    “Dia ngomong ‘Allahuakbar, Allahuakbar’, terus saya ajak ngomong udah enggak nyaut (menjawab). Saya minumin aja sudah tidak mau. Langsung dibawa ke rumah sakit Permata, sampai di sana sudah tidak ada, sudah meninggal dunia,” pungkasnya. 

    Antrean Ricuh

    Ratusan warga yang mengantre gas LPG 3 Kg di Toko Tri Wijaya, kawasan Pondok Aren, Kota Tangerang Selatan, Senin (3/2/2025).

    Di agen tersebut terlibat kericuhan akibat antrean yang berantakan, sampai akhirnya berwenang mengimbau masyarakat untuk tetap tenang dan menunggu giliran sesuai prosedur yang ada.

    “Ngantre dong, ngantre, kasian yang udah datang dari pagi,” ujar warga sambil berteriak, Pondok Aren, Tangerang Selatan, Senin (3/2/2025).

    Warga nampak menunggu dan mengantre meskipun gas hijau itu belum terlihat datang ke agen tersebut.

    Antrean panjang ini terjadi akibat masyarakat tak bisa lagi membeli gas LPG bersubsidi di warung-warung terdekat.

    Warga mengaku khawatir pasokan gas akan habis, sehingga mereka memilih datang lebih awal untuk mendapatkan jatah.

    Sampai akhirnya tumpukan gas yang dibawa dengan truk berwarna merah. warga pun bersorak riuh seolah lega karena usaha mengantrenya tak sia-sia.

    Warga yang sejak pagi sudah berdatangan, tak ragu untuk berteriak-teriak mengungkapkan kekecewaan mereka terhadap kelangkaan gas LPG yang terjadi belakangan ini.

    Pedagang Gas 3 Kg Eceran Bisa Daftar jadi Pangkalan

    Pemerintah akan menerapkan kebijakan baru terkait penjualan elpiji 3 kilogram (kg) mulai 1 Februari 2025.

    Dalam kebijakan ini, pengecer yang ingin terus menjual elpiji subsidi wajib mendaftar sebagai pangkalan atau subpenyalur resmi Pertamina.

    Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Yuliot Tanjung, menegaskan bahwa pengecer harus memenuhi syarat administrasi agar dapat beroperasi sebagai pangkalan resmi elpiji 3 kg.

    “Jadi, pengecer kita jadikan pangkalan. Mereka harus mendaftarkan nomor induk perusahaan terlebih dulu,” ujar Yuliot di Jakarta, Jumat (31/1/2025). (Tribun Tangerang)