Tag: Budi Sartono

  • Penyebab Tewasnya Mahasiswi UPI Bandung antara Terjatuh atau Menjatuhkan Diri, Tak ada Unsur Pidana – Halaman all

    Penyebab Tewasnya Mahasiswi UPI Bandung antara Terjatuh atau Menjatuhkan Diri, Tak ada Unsur Pidana – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Kasus kematian tragis mahasiswi Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), Bandung, berinisial AM (21), resmi dihentikan oleh pihak kepolisian.

    Kapolrestabes Bandung, Kombes Pol Budi Sartono, menyatakan penyelidikan tak menemukan unsur pidana dalam peristiwa yang terjadi di Gedung Gymnasium UPI pada Kamis (26/12/2024).

    “Kesimpulan sementara, korban diduga terjatuh atau menjatuhkan diri. Tidak ada indikasi keterlibatan pihak lain,” ujar Budi, Jumat (27/12/2024).

    Berdasarkan rekaman CCTV, korban meninggalkan kamar kosnya pada pukul 11.33 WIB dan tiba di Gedung Gymnasium pukul 11.39 WIB. Korban terlihat memasuki gedung seorang diri.

    Pada pukul 12.28 WIB, korban naik ke lantai dua dan kemudian ditemukan tewas di lantai dasar.

    “Jatuhnya korban terlihat di CCTV, tetapi aktivitas di lantai dua tidak terekam,” jelas Budi.

    Pemeriksaan terhadap petugas keamanan kampus berinisial N mengungkap bahwa gedung dalam kondisi sepi saat kejadian.

    Keluarga korban menolak proses autopsi sehingga dokter forensik hanya melakukan pemeriksaan luar terhadap jenazah.

    Dokter forensik RS Bhayangkara Sartika Asih, Nurul Laidah, menyebutkan terdapat luka lebam, lecet, serta patah tulang pada tubuh korban, terutama di sisi kanan.

    “Distribusi lukanya ada di sisi kanan, termasuk luka robek di tungkai bawah kanan dan patah tulang tertutup di tungkai atas serta bawah kanan,” paparnya.

    Kepala Humas UPI, Prof. Suhendra, mengungkapkan korban dikenal sebagai mahasiswi berprestasi dengan IPK 3,9 dan tidak memiliki masalah akademik.

    “UPI turut berduka cita atas berpulangnya AM, sosok yang baik dan berprestasi. Semoga mendiang mendapat tempat terbaik di sisi-Nya,” ujar Suhendra.

    Jenazah AM dimakamkan di Desa Cikalong, Kecamatan Cikalong Wetan, Kabupaten Bandung Barat, pada Jumat pagi. Kepala Desa Cikalong, Agun Gumilar, menyebut korban dikenal aktif di masyarakat sebagai duta agen Generasi Berencana (Genre).

    “Almarhumah sosok yang mudah bergaul, aktif di organisasi, dan sangat dirindukan oleh warga,” tutupnya.

    Sebagian artikel telah tayang di TribunJabar.id dengan judul Kaki Ajeng Mahasiswi UPI yang Tewas di Gymnasium Patah, Hidung Keluarkan Banyak Darah

    (Tribunnews.com/Mohay) (TribunJabar.id/Nandri Priatama) (Kompas.com/Agie Permadi)

  • Mahasiswi yang Tewas di Gymnasium UPI Bukan Dibunuh, Polisi: Diduga Terjatuh atau Jatuhkan Diri – Halaman all

    Mahasiswi yang Tewas di Gymnasium UPI Bukan Dibunuh, Polisi: Diduga Terjatuh atau Jatuhkan Diri – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – AM (21), mahasiswi Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) yang ditemukan tewas di Gedung Gymnasium UPI, Kota Bandung, Jawa Barat pada Kamis (26/12/2024) bukanlah korban pembunuhan.

    Kapolrestabes Bandung, Kombes Pol Budi Sartono, menegaskan hal itu diketahui berdasarkan hasil pemeriksaan terhadap saksi dan rekaman CCTV.

    Menurut rekaman CCTV yang diperoleh, Budi menuturkan tergambar jelas detik-detik AM berkegiatan sebelum ditemukan tewas di Gedung Gymnasium UPI.

    Budi mengatakan, AM awalnya terekam keluar dari sebuah gang Jalan Alfari, Sukasari pada Kamis siang sekira 11.33 WIB.

    Lalu, enam menit kemudian, korban tampak memasuki Gedung Gymnasium UPI.

    “Pada pukul 11.40 WIB, korban juga terlihat di CCTV dalam gedung Gymnasium Kampus UPI,” kata Budi, Sabtu (28/12/2024), dikutip dari Tribun Jabar.

    AM, kata Budi, sendirian di gedung tersebut ketika merujuk pada rekaman CCTV yang diperoleh.

    Selanjutnya, pada pukul 12.28 WIB, barulah AM terlihat terjatuh dari lantai dua gedung Gymnasium langsung ke lapangan basket.

    Namun, Budi menuturkan, pihaknya tidak dapat melihat kegiatan yang dilakukan korban saat berada di lantai dua gedung tersebut.

    “Jadi terlihat di CCTV-nya lagi jatuhnya seperti apa tergambar, tapi di lantai dua-nya tidak terlihat, tapi jatuhnya terlihat,” katanya.

    Di sisi lain, sejumlah saksi telah diperiksa seperti mantan kekasih korban, AV; ibu kos korban, N; hingga saksi yang menemukan korban pertama kali saat tergeletak, MF dan DN.

    Menurut AV, kata Budi, dia memang sempat bertemu korban dan terlibat cekcok sebelumnya.

    Namun, setelah itu, AV langsung pulang ke kosnya setelah bertemu dengan AM di kos korban.

    “Kemudian setelah itu dia (AV), tidak tahu lagi korban seperti apa. Nah, makanya itu kalau dilihat dari timeline nya, dari jam 11 yang bersangkutan keluar dari kos-kosan korban, jam 11.33 WIB korban keluar sendirian menuju kampus UPI Gymnasium tersebut sendirian,” katanya. 

    Sementara, menurut N, satpam kampus, pada saat kejadian, memang tidak ada orang lain selain AM yang berada di Gedung Gymnasium tersebut.

    Dengan deretan hasil penyelidikan ini, maka polisi menyimpulkan tidak ada unsur pidana atas tewasnya AM.

    Namun, Budi menuturkan belum bisa menyimpulkan secara pasti terkait penyebab tewasnya AM.

    “Sehingga kami menyimpulkan bahwa korban pada saat jatuh di lapangan Gymnasium kampus tersebut sedang dalam keadaan sendirian tidak ada orang lain. Itu hasil pemeriksaannya kami. Dugaan sementara memang kalau tidak terjatuh, memang menjatuhkan diri sendiri,” ucapnya.

    Ditemukan Luka Lebam hingga Patah Tulang

    Sementara, menurut keterangan dari dokter spesialis forensik RS Bhayangkara Sartika Asih, Nurul Laidah Fathia, jasad korban mengalami beberapa luka seperti luka lebam, lecet, dan luka terbuka di tungkai bawah kanan.

    Selain itu, adapula patah tulang di tungkai atas kanan.

    “Kemudian ada juga patah tulang tertutup itu di tungkai atas kanan dan juga tungkai bawah kanan. Jadi, distribusi lukanya ada di sisi sebelah kanan,” katanya.

    Fathia mengatakan hasil visum yang telah dilakukan sesuai dengan rekaman CCTV di mana AM terjatuh dengan posisi kepala bagian sebelah kanan terlebih dahulu.

    “Artinya yang mengenai lantai pertama kali, kemudian untuk distribusi luka, di mana lukanya yang dominan adalah ditunggkai kemungkinan itu pola luka jatuh dari ketinggian,” ucapnya.

    Kendati demikian, Fathia menegaskan pihaknya tidak bisa mengetahui penyebab pasti tewasnya AM.

    Pasalnya, apa yang dilakukan dokter forensik hanyalah pemeriksaan luar terhadap jenazah dan tidak dilakukan autopsi.

    Hal itu lantaran pihak keluarga korban menolak untuk melakukan autopsi.

    “Karena kami tidak bisa melihat kondisi di dalam tubuh jenazah, karena tidak dilakukan autopsi, tidak bisa teraba dan tidak bisa juga terlihat,” katanya.

    Awal Mula Penemuan

    Masih dikutip dari Tribun Jabar, awal mula penemuan jasad AM ketika saksi berinisial MF Dan DN, hendak membuat video terkait basket di Gedung Gymnasium UPI pada Kamis sore sekira pukul 15.00 WIB.

    Tak berselang lama, mereka naik ke lnatas atas dan langsung melihat AM yang dalam keadaan tertelungkup dengan kepala bercucuran darah dan kepala tertutup kerudung.

    Lantas, temuan itu langsung dilaporkan saksi ke pengelola Gedung Gymnasium. Selanjutnya, pihak kampus langsugn melaporkan ke Polses Sukasari.

    Sebagai informasi, AM dikenal sebagai mahasiswi berprestasi dan terdaftar di prodi Pendidikan Masyarakat Fakultas Pendidikan UPI angkatan tahun 2021.

    Di sisi lain, pihak keluarga ang diwakili Kepala Desa Cikalong, Agun Gumilar mengaku sangat kehilangan atas meninggalnya AM.

    AM dikenal sebagai wanita yang sangat aktif di lingkungan RW maupun Desa Cikalong.

    “Almarhum itu duta agen Genre (Generasi Berencana), cukup aktif di lingkungan khususnya di RW 03 dan Desa Cikalong,” kata Agun saat ditemui di Pemakaman.

    AM juga dikenal sebagai sosok yang mudah bergaul dan juga aktif di sejumlah organisasi.

    “Intinya orang easy going mudah bergaul. Tentunya kami sangat merasa kehilangan,” pungkasnya.

    Jenazah AM pun telah dimakamkan di TPU dekat kediamannya di Jalan Raya Cikalong, Kampung Daya Mekar, Desa Cikalong, Kecamatan Cikalong Wetan, Kabupaten Bandung Barat (KBB) pada Jumat (27/12/2024) kemarin.

    Sebagian artikel telah tayang di Tribun Jabar dengan judul “Polisi Sebut Mahasiswi UPI Bandung yang Tewas di Gedung Gymnasium Bukan Korban Pembunuhan”

    (Tribunnews.com/Yohanes Liestyo Poerwoto)(Tribun Jabar/Nazmi Abdurrahman/Muhamad Nandri Prilatama)

     

  • Masalah Asmara Diduga Jadi Penyebab Tewasnya Mahasiswi UPI

    Masalah Asmara Diduga Jadi Penyebab Tewasnya Mahasiswi UPI

    JABAR EKSPRES – Kepolisian Resort Besar (Polrestabes) Bandung telah mengungkapkan hasil penyelidikannya terkait tewasnya seorang mahasiswi berinisial AM (21) di Gedung Gymnasium Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), Jalan Dr. Setiabudi, Kecamatan Sukasari, Kota Bandung, pada Kamis sore, 26 Desember 2024.

    Kapolrestabes Bandung, Kombes Pol Budi Sartono, menjelaskan bahwa korban diduga tewas akibat terjatuh dari ketinggian sekitar 6 meter dari lantai 2 Gedung Gymnasium UPI.

    “Jatuhnya dari lantai 2 yang tingginya sekitar 6 meter. Kami belum bisa memastikan apakah korban sengaja menjatuhkan diri atau terjatuh karena tidak ada CCTV yang merekam kejadian secara langsung. CCTV hanya merekam saat korban sudah jatuh,” ungkap Budi di Mapolrestabes Bandung, Sabtu (28/12).

    BACA JUGA: Ini Respons Warga Dago Elos atas Kematian Dodi Rustandi Muller

    Budi menambahkan bahwa sebelum kejadian tersebut, korban sempat bertemu dengan mantan kekasihnya, berinisial AV. Berdasarkan keterangan AV, yang juga memberikan pengakuan kepada polisi, terjadi cekcok antara keduanya.

    “Mantan pacarnya mengonfirmasi bahwa mereka bertemu sekitar pukul 11.00 WIB di kos korban pada hari Kamis (26/12). Dalam pertemuan tersebut, terjadi cekcok, dan setelah itu AV meninggalkan kos dan kembali ke kosnya sendiri. Sejak saat itu, dia tidak mengetahui lagi keberadaan korban,” ungkap Budi.

    Kapolrestabes Bandung menduga, peristiwa tewasnya AM berkaitan dengan masalah asmara. Berdasarkan keterangan petugas keamanan kampus berinisial N, tidak ada orang lain yang memasuki Gedung Gymnasium UPI saat kejadian tersebut.

    “Dari keterangan saksi lain, yaitu petugas keamanan, tidak ada orang lain yang memasuki gedung tersebut. Selain itu, hasil rekaman CCTV menunjukkan hanya ada korban di lokasi tersebut. Kami menduga ini ada masalah asmara, dan saat jatuh, korban berada sendirian di lapangan Gymnasium,” jelas Budi.

    Sebelumnya, AM ditemukan meninggal dunia pada sekitar pukul 15.00 WIB dengan kondisi bersimbah darah di bagian kepala. Pihak Humas UPI, Suhendar, membenarkan bahwa mahasiswi tersebut ditemukan tewas setelah terjatuh dari lantai 2 Gedung Gymnasium UPI.

    “Saya baru berkoordinasi dengan Tim UPT K3 UPI, dan Ka UPT K3 menyatakan benar ada seorang mahasiswi UPI yang terjatuh dari lantai 2 Gedung Gymnasium,” ujar Suhendar, Kamis (26/12).

  • Mahasiswi yang Tewas di Gymnasium UPI Bukan Dibunuh, Polisi: Diduga Terjatuh atau Jatuhkan Diri – Halaman all

    Polisi Ungkap Detik-detik Mahasiswi UPI Bandung Tewas di Gedung Gymnasium, Bukan Korban Pembunuhan – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG – AM (21), mahasiswi Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) yang tewas di Gedung Gymnasium UPI, Jalan Setiabudi, Kota Bandung, Jawa Barat bukan korban pembunuhan.

    Kesimpulan tersebut diungkap setelah polisi melakukan pemeriksaan saksi dan rekaman CCTV di lokasi kejadian.

    Kapolrestabes Bandung, Kombes Pol Budi Sartono mengatakan dari pemeriksaan saksi dan CCTV tergambar jelas urutan bagaimana AM ke luar dari kamar indekos hingga ditemukan tergeletak di Gymnasium dalam kondisi meninggal dunia.

    Dari rekaman CCTV, kata dia, pada pukul 11.33 WIB korban terlihat keluar dari gang indekos di jalan Alfarizi, Sukasari.

    Pukul 11.39 WIB, korban terlihat berjalan memasuki gedung Gymnasium kampus UPI. 

    “Pada pukul 11.40 WIB korban juga terlihat di CCTV berjalan di dalam gedung Gymnasium kampus UPI,” ujar Budi, Sabtu (28/12/2024). 

    Dalam rekaman CCTV, kata dia, terlihat korban hanya sendirian.

    Pada pukul 12.28 WIB, terlihat di CCTV korban jatuh dari lantai dua gedung Gymnasium ke lapangan basket di Gymnasium tersebut.

    “Jadi terlihat di CCTV-nya lagi jatuhnya seperti apa tergambar, tapi di lantai dua-nya tidak terlihat, tapi jatuhnya terlihat,” katanya.

    Sejumlah saksi telah diperiksa, terhadap N keamanan di kampus tersebut, AV mantan kekasih korban, N ibu kos korban, SP ayah dari korban, dan MF serta DN saksi yang pertama kali menemukan korban di gedung Gymnasium UPI.

    “Dari hasil pemeriksaan terhadap AV mantan pacarnya, memang benar pada pukul 11.00 WIB pada hari Kamis tersebut yang bersangkutan masih bertemu dengan korban di kos-kosan korban tersebut,” katanya.

    Pada saat itu, kata dia, saksi menjelaskan bahwa sempat terjadi cekcok dengan korban. 

    Akhirnya, saksi AV meninggalkan kos-kosan korban pulang ke rumah kos-kosannya sendiri.

    “Kemudian setelah itu dia (AV), tidak tahu lagi korban seperti apa. Nah, makanya itu kalau dilihat dari timeline nya, dari pukul 11.00 yang bersangkutan keluar dari kos-kosan korban, jam 11.33 WIB korban keluar sendirian menuju kampus UPI Gymnasium tersebut sendirian,” katanya. 

    Penyidik juga melaksanakan pemeriksaan terhadap N, keamanan dan menyatakan memang tidak ada orang lain di Gymnasium tersebut. 

    “Sehingga kami menyimpulkan bahwa korban pada saat jatuh di lapangan Gymnasium kampus tersebut sedang dalam keadaan sendirian tidak ada orang lain. Itu hasil pemeriksaannya kami. Dugaan sementara memang kalau tidak terjatuh, memang menjatuhkan diri sendiri,” ucapnya.

    Budi menambahkan, korban tidak memiliki riwayat penyakit apapun dan aktif di kampus. 

    “Dan juga ikut organisasi juga satu grup dengan mantan kekasihnya,” ujar Budi. 

    Dalam kasus ini, kata dia, tidak ada tersangka dan proses hukumnya pun dihentikan.

    “Ya, kalau memang tidak ada tindak pidana yang terjadi pada kasus ini, tidak ada proses lebih lanjut,” katanya.

    Hasil Visum 

    Dokter spesialis forensik, Rumah Sakit (RS) Bhayangkara Sartika Asih, Dr Nurul Laidah Fathia pun menguraikan hasil visum terhadap korban.

    Dikatakan Nurul Laidah, jasad korban tiba di RS sekitar pukul 19.30 WIB dan baru dilakukan visum pada pukul 22.00 WIB. 

    “Menunggu surat permintaan dari penyidik, surat permintaan untuk dilakukan visum. Kebetulan keluarganya menolak untuk dilakukan otopsi, sehingga permintaan untuk visumnya adalah permintaan pemeriksaan luar jenazah,” ujar Nurul Laidah, Sabtu (28/12/2024). 

    Dari hasil pemeriksaan, kata dia, ditemukan ada beberapa luka di daerah wajah sebelah kanan, yakni luka lebam, lecet, luka robek atau luka terbuka di tungkai bawah kanan.

    “Kemudian ada juga patah tulang tertutup itu di tungkai atas kanan dan juga tungkai bawah kanan. Jadi, distribusi lukanya ada di sisi sebelah kanan,” katanya.

    Hasil visum itu, kata dia, menunjukkan kondisi korban terjatuh dengan posisi kepala bagian sebelah kanan, sesuai dengan rekaman CCTV.

    “Berdasarkan luka yang kami temukan, distribusinya sisi sebelah kanan, berarti itulah yang mengenai pertama. Artinya yang mengenai lantai pertama kali, kemudian untuk distribusi luka, di mana lukanya yang dominan adalah ditunggkai kemungkinan itu pola luka jatuh dari ketinggian,” ucapnya.

    Menurutnya, karena yang dilakukannya hanya pemeriksaan luar jenazah, sebab pasti meninggalnya korban tidak dapat ditentukan. 

    “Karena kami tidak bisa melihat kondisi di dalam tubuh jenazah, karena tidak dilakukan otopsi, tidak bisa teraba dan tidak bisa juga terlihat,” katanya.

    Penyebab pasti meninggalnya AM, kata, hanya bisa dipastikan dengan melakukan autopsi. 

    Hanya saja itu tidak dilakukan karena keluarga menolak untuk dilakukan autopsi.

    Jenazah korban pun sudah dimakamkan di pemakaman warga tak jauh dari rumah duka di Jalan Raya Cikalong, Kampung Daya Mekar, Desa Cikalong, Kecamatan Cikalong Wetan, Kabupaten Bandung Barat (KBB).

    Puluhan warga maupun rekan mahasiswa mengikuti prosesi pemakaman AM . 

    Pemakaman berlangsung khidmat dan haru pada Jumat (27/12/2024) pagi.

    Pihak keluarga yang diwakili Kepala Desa Cikalong, Agun Gumilar mengaku sangat kehilangan atas meninggalnya AM.

    AM dikenal sebagai wanita yang sangat aktif di lingkungan RW maupun Desa Cikalong.

    “Almarhum itu duta agen Genre (Generasi Berencana), cukup aktif di lingkungan khususnya di RW 03 dan Desa Cikalong,” kata Agun saat ditemui di Pemakaman.

    AM juga dikenal sebagai sosok yang mudah bergaul dan juga aktif di sejumlah organisasi.

    “Intinya orang easy going mudah bergaul. Tentunya kami sangat merasa kehilangan,” pungkasnya.

    Seperti diketahui AM ditemukan meninggal dunia di Gymnasium UPI pada Kamis (26/12/2024).

    (Tribunjabar.id/ Nazmi Abdurrahman)

  • Polisi Tak Temukan Tindak Pidana dalam Kasus Mahasiswi UPI Tewas Terjatuh di Gimnasium
                
                    
                        
                            Bandung
                        
                        28 Desember 2024

    Polisi Tak Temukan Tindak Pidana dalam Kasus Mahasiswi UPI Tewas Terjatuh di Gimnasium Bandung 28 Desember 2024

    Polisi Tak Temukan Tindak Pidana dalam Kasus Mahasiswi UPI Tewas Terjatuh di Gimnasium
    Tim Redaksi
    BANDUNG,KOMPAS.com
    – Polisi tak menemukan adanya tindak pidana dalam kasus tewasnya wanita berinisial AM (21) yang terjatuh di lantai dua Gimnasium Universitas Pendidikan Indonesia (UPI).
    “Tidak ada tindak pidana yang terjadi pada kasus ini, dan kasus ini tidak ada prosesnya, ditutup,” kata Kapolrestabes Bandung, Kombes Pol Budi Sartono, saat rilis di Mapolrestabes Bandung, Sabtu (28/12/2024).
    Polisi tak bisa menyimpulkan penyebab kematian AM lantaran pihak keluarga tak mengizinkan proses otopsi terhadap jenazah AM.
    “Karena dugaan sementara memang kalau tidak terjatuh, memang menjatuhkan diri sendiri,” ucap Budi.
    Meski begitu, Budi juga menyebut bahwa penyidik telah mengecek sejumlah kamera pengawas atau closed circuit television (CCTV) yang ada sekitar kosan AM hingga Gimnasium.
    Dari time line yang terlihat dari CCTV, sekitar pukul 11.33 WIB korban keluar dari gang kosannya, pukul 11.39 WIB korban berjalan memasuki gedung Gimnasium Kampus UPI, pukul 11.40 WIB – 11.41 WIB korban juga terlihat di CCTV berjalan di dalam gedung Gimnasium kampus UPI.
    “Di sini terlihat sendirian, tidak ada yang lain. Kemudian pada pukul 12.28 WIB terlihat di CCTV korban jatuh dari lantai 2 gedung gimnasium ke lapangan basket di gimnasium tersebut,” ucap Budi.
    Budi juga menyebut penyidik telah meminta keterangan terhadap sejumlah saksi mulai dari ibu kosan, keamanan kampus, teman terdekat hingga keluarga AM.
    Hasilnya, setelah AM bertemu dengan teman dekatnya, AM memang sempat cekcok, kemudian pulang ke kosannya sendiri.
    Sekitar pukul 11.33 WIB, AM keluar sendirian menuju gimnasium kampus.
    Budi memastikan bahwa pada saat di gimnasium, AM dalam kondisi sendirian, hal ini diperkuat dengan keterangan keamanan kampus hingga pengecekan CCTV.

    “Sehingga kita menyimpulkan bahwa korban pada saat jatuh di lapangan gymnasium Kampus tersebut sedang dalam keadaan sendirian tidak ada orang lain. Itu hasil pemeriksaannya kami,” kata Budi.
    Namun, Budi tak mengetahui penyebab jatuhnya korban seperti apa, dari keterangan keluarga, AM juga tidak menderita penyakit secara fisik, dan masih aktif dalam organisasi bersama mantan pacarnya.
    “Tapi saya bilang tadi memang kalau untuk sebabnya jatuhnya seperti apa, apakah menjatuhkan diri sendiri atau terjatuh, ini karena tidak ada CCTV yang melihat langsung, CCTV-nya melihat pada saat jatuhnya,” ucapnya.
    Seperti diketahui, AM terjatuh dari lantai 2 yang diperkirakan setinggi 6 meter, jasad AM ditemukan dua mahasiswa yang hendak membuat konten sekitar pukul 15.05 WIB.
    “Saksi mendatangi gymnasium tersebut melihat ada sesosok jenazah sudah tergeletak di gymnasium dan telah dilihat ternyata jenazah wanita,” kata Budi.
    Temuan itu kemudian dilaporkan kepada pihak Polsek Sukasari dan Polrestabes Bandung. Tim Inafis lantas menggelar olah tempat kejadian perkara (TKP) dan penyidik meminta keterangan terhadap para saksi dan mengamankan sejumlah kamera pengawas.
    Dokter spesialis forensik Rumah Sakit Bayangkara Sartika Asih Nurul Aida Fathya menambahkan bahwa jenazah AM dibawa ke RS sartika asih sekitar pukul 19.30 WIB, dan menunggu surat permintaan visum.
    “Kebetulan keluarganya menolak untuk dilakukan otopsi, sehingga permintaan untuk visumnya adalah permintaan pemeriksaan luar jenazah,” ucapnya.
    Hasil pemeriksaaan luar jenazah yang dilakukan pukul 22.00 WIB, pihaknya menemukan ada beberapa luka yakni memar didaerah wajah, luka lecet di wajah sisi kanan, luka robek atau luka terbuka ditungkai bawah kanan, serta patah tulang tertutup ditungkai atas kanan dan tungkai bawah kanan.
    “Jadi distribusi lukanya ada di sisi sebelah kanan. Jadi mungkin sesuai dengan tadi yang ditunjukkan oleh Pak kapolres, kondisi korbannya terjatuhnya memang ke sisi kanan dari sisi CCTV tadi,” kata Nurul.
    Dikatakan, lantaran pemeriksaan yang dilakukan hanya dibagian luar jenazah, maka pihaknya tak dapat menentukan sebab kematiannya.
    “Karena ini hanya pemeriksaan luar jenazah, tentu sebab pasti mati tidak dapat ditentukan. Karena kami tidak bisa melihat kondisi di dalam tubuh jenazah,” ucapnya.
    Berdasarkan luka luar jenazah AM, Nurul menemukan luka tersebut karena luka jatuh dari ketinggian.
    “Berdasarkan luka yang kami temukan tentu distribusinya sisi sebelah kanan berarti itulah yang mengenai pertama artinya yang mengenai lantai pertama kali kemudian untuk distribusi luka dimana lukanya yang dominan adalah yang ditungkai,” ucapnya.
    “Kemungkinan itu pola luka jatuh dari ketinggian tentu sesuai akan tetapi apakah itu bisa mematikan? Tentu bagian lain yang lebih vital yaitu daerah kepala dibandingkan dengan tungkai bawah atau tungkai atas. Tapi itu tidak bisa kita tentukan karena tidak dilakukan otopsi,” tambahnya.
    Nurul juga menjelaskan perihal soal darah yang banyak dari hidung dan telinga. Ia menduga kemungkinan adanya patah tulang didaerah tengkorak.
    “Akan tetapi tidak ditemukannya luka terbuka tentu itu baru prediksi. Karena tidak bisa teraba dan tidak bisa juga terlihat. Dan itu hanya bisa dipastikan dengan dilakukan otopsi. Yang di sini tidak kami lakukan karena keluarga menolak untuk dilakukan otopsi. Mungkin itu dari saya. Terima kasih,” terangnya.
    Copyright 2008 – 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • 5 Objek Wisata Kota Bandung Ini Diprediksi Banjir Pengunjung pada Libur Nataru, Mana Saja?

    5 Objek Wisata Kota Bandung Ini Diprediksi Banjir Pengunjung pada Libur Nataru, Mana Saja?

    Sementara itu, Polrestabes Bandung telah menggelar Rapat Koordinasi Lintas Sektoral (Rakor Linsek) Operasi Lilin Lodaya 2024 sebagai langkah persiapan pengamanan Natal 2024 dan Tahun Baru 2025, Kamis 19 Desember 2024. 

    Kapolrestabes Bandung, Kombes Pol Budi Sartono menyampaikan, Operasi Lilin Lodaya tahun ini melibatkan 1.221 personel gabungan. 

    “Kami akan mendirikan 21 pos strategis, terdiri dari 15 pos pengamanan, 5 pos pelayanan, dan 1 pos terpadu. Fokus pengamanan meliputi gereja, tempat wisata, stasiun, hingga pusat perbelanjaan,” ujarnya dikutip lewat keterangan tertulis.  

    Ia mengatakan, di Kota Bandung terdapat 149 gereja, termasuk 16 gereja besar, yang menjadi prioritas pengamanan. 

    “Kami memastikan semua gereja, termasuk gereja kecil, mendapatkan pengamanan. Pada malam Natal, tidak boleh ada gereja yang tanpa penjagaan,” tegasnya.  

    Selain gereja, pengamanan akan dilakukan di lima lokasi wisata, empat stasiun kereta api, dan 13 pusat perbelanjaan.

  • 5 Fakta Penculikan Wanita di Bandung, Korban Disekap 8 Jam Diduga karena Sakit Hati
                
                    
                        
                            Bandung
                        
                        11 Desember 2024

    5 Fakta Penculikan Wanita di Bandung, Korban Disekap 8 Jam Diduga karena Sakit Hati Bandung 11 Desember 2024

    5 Fakta Penculikan Wanita di Bandung, Korban Disekap 8 Jam Diduga karena Sakit Hati
    Editor
    KOMPAS.com
    – Seorang wanita bernama Santi (49) menjadi
    korban penculikan
    di kawasan Jalan Sakanagara Asri, Antapani, Kota
    Bandung
    , Minggu (8/12/2024).
    Kasus ini viral di media sosial setelah video berdurasi 43 detik detik-detik penculikan yang dilakukan sekelompok pria dengan senjata api.
    Korban berhasil selamat namun mengalami trauma usai kejadian tersebut.
    Berikut sederet fakta kasus penculikan wanita di Bandung:
    Penculikan ini bermula saat Santi baru pulang dari arisan tiba-tiba dihampiri sebuah mobil merah tanpa pelat nomor polisi.
    Lalu ada dua pria keluar dari mobil, salah satunya menodongkan benda yang diduga senjata. Santi kemudian dipaksa masuk ke dalam kendaraan tersebut.
    Berdasarkan keterangan awal, korban dibawa berkeliling di sekitar Kota Bandung selama sekitar delapan jam.
    Kepala Satuan Reserse Kriminal Polrestabes Bandung Ajun Komisaris Besar Polisi (AKBP) Abdul Rahman menduga bahwa orang yang memesan ojek untuk memulangkan korban ini adalah salah satu pelaku.
    “Tiba-tiba si tukang ojek ini diberhentikan oleh seseorang. Kami duga (seseorang) ini merupakan salah satu pelaku. (Tukang ojek) diberhentikan, bahwasanya ada yang butuh tumpangan,” kata Abdul.
    Menurut Abdul, terduga pelaku ini memarkirkan kendaraannya di sekitar PD Kantor Kebersihan, sehingga tukang ojek dan pelaku berboncengan menuju ke lokasi tersebut.
    “Mereka berboncengan antara tukang ojek dengan satu diduga pelaku, ke parkiran PD Kantor Kebersihan. Dari situ turunlah salah satu laki-laki dan perempuan yang diduga korban ini, yang (terduga pelaku) mengaku bahwasannya ini istri dia, dan minta diantarkan ke rumah yang bersangkutan,” ucap Abdul.
    Sekitar pukul 20.30 WIB, korban pun akhirnya tiba di kediamannya di wilayah Antapani, Kota Bandung.
    Tukang ojek bernama Gian (58) menceritakan saat dirinya mengantar pulang Santi.
    “Saat itu saya sedang di depan Bukit Pajajaran, tiba-tiba ada bapak-bapak yang menghentikan saya. Dia bilang, ‘Hayo ke atas,’ dan saya pun berhenti,” ujar Gian saat ditemui di Jalan Pasir Impun, Kota Bandung, Senin (9/12/2024).
    Meski tidak mengenal orang tersebut, Gian mengikuti permintaannya karena membutuhkan jasa ojek.
    Keduanya lalu berboncengan menuju lokasi yang dituju, yakni kantor PD Kebersihan Bandung Timur.
    “Saya enggak hafal (tidak tahu) siapa, karena saat itu juga gelap. Saya dibawa ke depan PD Kebersihan,” katanya.
    Setibanya di kantor PD Kebersihan Bandung Timur, orang tak dikenal itu meminta Gian berhenti. Gian menghentikan motornya tepat di depan sebuah mobil.
    “Saya berhentikan motor di depan mobilnya, lalu keluarlah si ibu sama bapaknya,” ujar Gian.
    Ia menambahkan, saat itu kondisi korban terlihat menangis. Setelah itu, orang tak dikenal tersebut meminta Gian untuk mengantarkan korban ke rumahnya.
    Sat di jalan, korban masih terlihat menangis dan mengatakan bahwa dirinya diculik.
    Gian mencoba menenangkan korban hingga sampai di depan rumah, kemudian dibayar ongkos Rp 67.000.
    “Sesampai di rumah ibunya, saya sama petugas kembali ke PD. Udah gitu saja,” tutupnya.
    Polisi berhasil menangkap empat pelaku berinisial AS AS (35), TA (51), AT (51), dan DAS (48) di sebuah kontrakan di Kawasan Arcamanik, Kota Bandung.
    Otak penculikan ini adalah DAS yang mengajak tiga rekannya untuk melakukan aksinya itu.
    Kapolrestabes Bandung, Kombes Pol Budi Sartono mengatakan, antara pelaku dan korban ternyata saling mengenal.
    “Untuk masing-masing dari pelaku tersebut, otak dari pelaku adalah DA yang mengajak ketiga orang tersangka lainnya,” ucapnya.
    Korban mengaku disekap dan dilakban selama di dalam mobil penculikan tersebut.
    “Dari keterangan korban, seharusnya diperiksa memang tidak ada kekerasan fisik. Hanya saja, korban disekap di dalam mobil dengan posisi duduk di tengah, mulutnya dilakban, dan tercium bau minuman keras,” ujar Budi di Mapolrestabes Bandung, Selasa (10/12/2024).
    Budi menambahkan bahwa kasus penculikan ini memiliki unsur pribadi yang dilatarbelakangi sakit hati.
    “Saya melihat untuk kasus ini memang ada unsur pribadi. Penculikan ini, berdasarkan keterangan sementara, terjadi karena korban dikenal oleh pelaku, yang merasa sakit hati terhadapnya,” jelas Budi.
    Namun, pihak kepolisian belum dapat merinci bentuk sakit hati tersebut dan masih melakukan pendalaman.
    “Ini masih kita dalami. Kita akan menjelaskan setelah para tersangka memberikan keterangan lebih lanjut,” tambahnya.
    Budi menyebut, DAS sebagai otak penculikan ternyata berprofesi sebagai pengusaha dan karyawan swasta.
    DAS mengajak tiga rekannya untuk menagih utang kepada korban dengan iming-iming uang. DAS ditangkap di sebuah kontrakan di Jalan Arcamanik, Bandung.
    “DAS membawa senjata api (diduga mainan), menodongkan ke korban, lalu memaksa korban masuk ke kendaraan,” ujar Budi di Mapolrestabes Bandung, Selasa (10/12/2024).
    AS membantu menarik korban ke dalam kendaraan, merental mobil, dan ikut dalam kendaraan dengan posisi duduk di belakang.
    AS ditangkap di rumahnya pukul 04.00 WIB. TA, yang duduk di kursi depan kendaraan, juga diajak DAS dengan janji uang.
    Pelaku diamankan di kontrakan sekitar pukul 04.30 WIB.
    Sementara itu, AT berperan mengemudikan kendaraan dan menghentikan ojek pangkalan untuk mengantar korban pulang.
    AT ditangkap di rumah saudaranya di Cibiru, Bandung.
    Polisi menyita barang bukti berupa senjata api yang diduga mainan dan mobil Daihatsu Xenia dengan nomor polisi Z-1227-VA warna abu-abu.
    Para pelaku dijerat Pasal 328 KUHP dan Pasal 333 KUHP tentang penculikan dengan ancaman hukuman hingga 12 tahun penjara.
    Sumber: Kompas.com (Agie Permadi, Teuku Muhammad Valdy Arief)
    Copyright 2008 – 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • 4 Pelaku Penculikan Wanita di Bandung Terancam 12 Tahun Penjara, Pistol Mainan Jadi Barang Bukti – Halaman all

    4 Pelaku Penculikan Wanita di Bandung Terancam 12 Tahun Penjara, Pistol Mainan Jadi Barang Bukti – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Polisi berhasil menangkap empat pelaku penculikan Santi (49) warga Antapani, Kota Bandung, Jawa Barat.

    Empat pelaku tersebut berinisial DAS (48), AS (35), TA (51), dan AT (51).

    Otak penculikan ini sendiri adalah DAS.

    Kapolrestabes Bandung, Kombes Budi Sartono menuturkan, DAS mengajak tiga pelaku lain yang merupakan rekannya untuk menagih utang ke korban.

    Ketiga rekan DAS diajak dengan iming-iming akan diberikan uang.

    Budi juga menuturkan bahwa DAS beraksi sambil membawa senjata api yang diduga mainan.

    “DAS membawa senjata api (diduga mainan), menodongkan ke korban, lalu memaksa korban masuk ke kendaraan,” ujar Budi, dikutip dari Kompas.com.

    Budi juga menjelaskan peran dari masing-masing teman DAS.

    AS sendiri berperan membantu menarik korban ke dalam mobil.

    Ia juga jadi orang yang menyewa mobil tersebut dan duduk di posisi belang.

    Sementara AT berperan mengemudikan kendaraan dan menghentikan ojek pangkalan yang mengantar korban pulang.

    Sementara tugas TA hanya duduk manis di kursi depan.

    Selain menangkap empat orang pelaku, polisi juga menyita barang bukti senjata api yang diduga mainan dan mobil bernopol Z 1227 VA.

    Keempat pelaku kini dijerat Pasal 328 KUHP dan Pasal 333 KUHP tentang Penculikan dengan hukum hingga 12 tahun penjara.

    Motif Penculikan

    Kombes Budi Sartono menuturkan, motif awal DAS melakukan penculikan adalah karena sakit hati.

    Namun, pihak kepolisian masih melakukan pendalaman terkait motif tersebut.

    “Sakit hatinya seperti apa, nanti kami akan dalami selesai pemeriksaan di Mapolrestabes,”

    “Tapi, memang korban dan tersangka sudah saling mengenal. Nanti, kami dalami motif sakit hatinya seperti apa dan lainnya,” katanya dikutip dari TribunJabar.id.

    Kombes Budi menambahkan, sim card korban juga dilepas dari ponsel Santi.

    Hal tersebut dilakukan tersangka untuk mengecoh dan supaya ponsel tak bisa dilacak.

    “Si korban pun mengatakan tak ada kekerasan fisik yang diterima. Hanya saja disekap, duduk di tengah (mobil) dan mulutnya dilakban dan sempat mencium bau miras,” pungkasnya.

    Diketahui, Santi yang diculik pada Minggu (8/12/2024) siang di depan rumahnya, kini sudah pulang diantarkan oleh tukang ojek.

    Lalu pada malam harinya, korban diantarkan oleh tukang ojek yang dihentikan oleh salah satu tersangka.

    Sebagian artikel ini telah tayang di TribunJabar.id dengan judul Para Penculik Perempuan Antapani Coba Kecoh Polisi agar Tak Terlacak, Ini yang Mereka Lakukan

    (Tribunnews.com, Muhammad Renald Shiftanto)(TribunJabar.id, Muhamad Nandri Prilatama)(Kompas.com, Agie Permadi)

  • Penculik Ibu-Ibu yang Viral di Bandung Ditangkap, Motifnya karena Sakit Hati

    Penculik Ibu-Ibu yang Viral di Bandung Ditangkap, Motifnya karena Sakit Hati

    ERA.id – Polrestabes Bandung, Jawa Barat, menangkap empat penculik berinisial AS, TA, AT, dan DA, yang membawa kabur ibu-ibu berinisial SA yang terjadi di kawasan Sukanegara, Antapani, pada Minggu (8/12).

    Kapolrestabes Bandung Kombes Pol Budi Sartono menyampaikan bahwa otak dari aksi penculikan ini adalah tersangka DA, yang mengajak tiga tersangka lainnya untuk melakukan tindakan tersebut.

    “Alhamdulillah seluruh pelaku sudah berhasil kita amankan. DA adalah otak penculikan ini, dan ia melibatkan tiga orang lainnya, yaitu AS, TA, dan AT,” kata Budi di Bandung, Selasa (10/12/2024)

    Budi mengungkapkan bahwa motif penculikan ini masih dalam proses pendalaman. Namun, berdasarkan pemeriksaan awal, motif sementara diduga karena rasa sakit hati.

    “Korban dan tersangka saling mengenal. Untuk sakit hatinya seperti apa, nanti akan kami dalami lebih lanjut setelah pemeriksaan selesai,” katanya.

    Dia menyebut Polrestabes Bandung terus mendalami motif dibalik penculikan ini dan melakukan pemeriksaan intensif terhadap keempat pelaku.

    Sebelumnya, Kasatreskrim Polrestabes Bandung AKBP Abdul Rachman menyampaikan bahwa korban telah kembali ke rumahnya pada Minggu malam sekitar pukul 20.30 WIB setelah diantar oleh seorang supir ojek daring dari wilayah Pasir Impun, Kota Bandung.

    “Dari keterangan korban, diperkirakan ada satu sampai enam orang berada di dalam satu mobil. Namun dari suara ada beberapa orang atau mungkin satu orang yang kemungkinan identik yang dikenal dengan si korban,” kata Rachman.

    Rachman menyampaikan bahwa peristiwa ini dilaporkan oleh warga setempat dan berdasarkan video yang beredar, terlihat pelaku menarik tangan korban sambil menodongkan senjata api hingga menyeret SA untuk masuk ke mobil pelaku.

    Menurut dia, pada kejadian penculikan ini tidak ada harta benda yang diambil pelaku, hanya saja kartu SIM ponsel milik korban diambil. Bahkan korban pun tidak mendapatkan kekerasan apapun atau pun pelecehan seksual.

    “Korban dibawa oleh seorang laki-laki yang belum diketahui identitasnya dengan cara menarik tangan korban memasukkan ke dalam mobil,” kata dia.

  • Santi Mengenali Penculiknya: Disekap, Mulut Dilakban, Mereka Bau Miras – Halaman all

    Santi Mengenali Penculiknya: Disekap, Mulut Dilakban, Mereka Bau Miras – Halaman all

     

    TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG – Polisi berhasil mengungkap peristiwa penculikan seorang wanita di Kota Bandung, Jawa Barat, pada Minggu (8/122024).

    Santi (43) warga Antapani diculik oleh segerombolan pria tak dikenal di depan rumahnya, Jalan Sukanagara Asri, Antapani, Kota Bandung.

    Penculikan tersebut terekam oleh CCTV yang kemudian viral di media sosial.

    Tak sampai 24 jam, Santi dilepas dan dinaikkan ojek yang mengantarnya ke rumah.

    Para pelaku belakangan diketahui berjumlah enam orang.

    Polisi telah menangkap para tersangka. Dalang dari peristiwa tersebut juga telah diketahui.

    Kini terungkap siapa dalang penculikan itu.

    Kapolrestabes Bandung, Kombes Budi Sartono menjelaskan pekerjaan para tersangka yang melakukan aksi penculikan di Antapani dengan korban seorang ibu bernama Santi.

    Kombes Budi menyebut, pekerjaan para pelaku atas nama Aris Supriatna, Tatang dan Hariyanto ialah tukang parkir, sedangkan untuk Donny Agusta ialah karyawan swasta yang mengajak ke ketiga pelaku lainnya untuk sama-sama menculik Santi.

    “Pelaku semua kami amankan di kontrakannya di Arcamanik, Bandung. Pelaku utamanya adalah Donny. Itulah yang dikenal oleh korban,” katanya, Selasa (10/12/2024).

    Kapolrestabes pun menegaskan untuk lebih lengkapnya masih dilakukan pendalaman.

    Para pelaku tertangkap Selasa sekitar pukul 10.00 WIB.

    “Kami masih mencoba dalami keterangan mereka (pelaku). Yang pasti, si korban dan pelaku saling kenal. Hubungannya seperti apa dan lainnya nanti kami akan jelaskan setelah lakukan berita acara pemeriksaan,” katanya.

    Korban, lebih lanjut, Kapolrestabes menyebut saat di mobil itu sempat mengenali salah satu suara pelaku. 

    Melalui keterangan tersebut kemudian polisi melakukan pendalaman dan bisa menangkapnya.

    “Pelaku sih sempat tadi kami tanyakan saat perjalanan di mobil menuju Polrestabes motif karena apa, jawabnya sakit hati.”

    “Alhamdulillah kondisi korban sudah baik tak seperti saat awal dimintai keterangan,” katanya.

    Terkait sim card yang para pelaku ambil dari tangan korban, Kapolrestabes menyebut para pelaku ingin mengecoh atau menghentikan supaya ponsel tak menyala atau tak bisa dilacak.

    “Si korban pun mengatakan tak ada kekerasan fisik yang diterima. Hanya saja disekap, duduk di tengah (mobil) dan mulutnya dilakban dan sempat mencium bau miras,” ujarnya.(*)

    Laporan Wartawan Tribun Jabar, Muhamad Nandri Prilatama

    Sumber: Tribun Jabar