Tag: Budi Santosa

  • Gunung Merapi Muntahkan 44 Kali Guguran Lava Sejauh 2.000 Meter dalam 24 Jam

    Gunung Merapi Muntahkan 44 Kali Guguran Lava Sejauh 2.000 Meter dalam 24 Jam

    Sleman, Beritasatu.com – Aktivitas vulkanik Gunung Merapi kembali meningkat dengan adanya guguran lava dan awan panas guguran yang terpantau pada Minggu (3/11/2024) pukul 00.00 WIB hingga 24.00 WIB. Selama 24 jam, Gunung Merapi memuntahkan 44 kali guguran lava sejauh 2.000 meter.

    Berdasarkan laporan Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG), guguran lava itu mengarah ke sektor barat daya, tepatnya di Kali Bebeng.

    “Teramati 44 kali guguran lava ke arah barat daya (Kali Bebeng) dengan jarak luncur maksimum 2.000 meter, teramati 1 kali awan panas guguran ke arah barat daya (Kali Bebeng) dengan jarak luncur 1.000 meter,” kata Kepala BPPTKG Agus Budi Santosa dalam keterangan resminya pada Senin (4/11/2024).

    Cuaca di sekitar Merapi dalam periode pengamatan terpantau berawan hingga hujan dengan curah hujan mencapai 36 mm per hari. Asap kawah berwarna putih dengan intensitas sedang hingga tebal terpantau naik 50-100 meter di atas puncak kawah, menunjukkan adanya suplai magma yang terus berlangsung.

    “Hal ini menandakan potensi bahaya berupa guguran lava dan awan panas yang bisa mengancam wilayah-wilayah tertentu,” lanjutnya.

    BPPTKG menetapkan status Gunung Merapi pada level III (siaga). Warga diimbau menghindari aktivitas di wilayah potensi bahaya, yang mencakup Sungai Boyong hingga jarak 5 km, Sungai Bedog, Krasak, dan Bebeng hingga 7 km di sektor selatan-barat daya.

    Di sektor tenggara, potensi bahaya mencakup Sungai Woro hingga jarak 3 km dan Sungai Gendol hingga 5 km dari puncak.

    Selain itu, masyarakat di sekitar lereng Merapi juga diminta waspada terhadap bahaya lahar dan awan panas guguran (APG), khususnya saat hujan. Jika aktivitas Merapi mengalami peningkatan signifikan, pihak berwenang akan segera meninjau ulang status aktivitas gunung.

    BPPTKG mengingatkan masyarakat untuk mengantisipasi gangguan akibat abu vulkanik, yang dapat mengganggu kesehatan dan aktivitas sehari-hari.

  • Duel Maut Blitar Bermula dari Tuduhan Dukun Santet

    Duel Maut Blitar Bermula dari Tuduhan Dukun Santet

    Blitar (beritajatim.com) – Duel maut antara kakak adik yang telah berusia lansia di Dusun Salam Desa Kedawung Kecamatan Nglegok Kabupaten Blitar diduga dipicu dari tuduhan dukun santet. Kadir (68) emosi setelah mendengar isu bahwa sang adik Kasiran (63) menyebut dirinya sebagai dukun santet.

    Kadir (68) yang terlanjur emosi disebut dukun santet akhirnya mendatangi rumah Kasiran (63). Disana kakak adik lansia tersebut diduga terlibat cekcok hingga akhirnya berujung pada perkelahian di halaman rumah milik Kasiran.

    “Informasi sekitar korban ini emosi tidak terima disebut dukun santet, kemudian terlibat cekcok hingga berujung kontak fisik, tapi hal itu masih kita dalami lagi,” kata Kapolsek Nglegok, Iptu Nur Budi Santosa, Minggu (29/10/23).

    Keduanya selama ini memang sering terlibat perselisihan. Sang kakak yakni Kadir memang dikenal sebagai orang yang tempramen dan mudah tersulut emosinya. Kadir juga pernah terjerat kasus hukum di luar pulau.

    Diduga kakek berusia 68 tahun tersebut tersulut emosinya usai mendengar isu bahwa sang adik menyebut dirinya sebagai tukang santet. Hal itu diduga menjadi pendorong perselisihan antara keduanya pada Sabtu (28/10/23) malam itu.

    “Mungkin sang adik saat ditanya apa kamu menuduh saya santet mengelak terus kemudian terlibat pertengkaran hingga berujung kematian tersebut,” tegasnya.

    Satreskrim Polres Blitar melakukan olah TKP carok di Nglegok Kabupaten Blitar.

    Dari hasil pemeriksaan sementara yang dilakukan oleh Satreskrim Polres Blitar Kota terungkap bahwa Kadir (68) lah yang justru melakukan pemukulan pertama kali. Kadir memukul sang adik yakni Kasiran dengan menggunakan gagang cangkul.

    Hingga mengakibatkan Kasiran mengalami luka robek di bagian kepala. Sementara Kasiran mengaku hanya memiting dan memukuli sang kakak yakni Kadir dengan tangan kosong.

    “Kalau yang memukul dengan gagang cangkul itu sang kakak, hingga membuat kepala Kasiran robek dan dibagian belakang itu ada sayatan,” ujar Nur Budi.

    Menurut pihak kepolisian korban yakni Kadir tidak mengalami luka yang begitu parah. Luka yang dialami oleh korban hanya bekas-bekas pukulan dan kontak fisik.

    BACA JUGA:

    Duel Berdarah Adik Kakak di Blitar, Kalah Meninggal, Menang Terluka

    Sementara sang pelaku yakni Kasiran justru mengalami luka pukulan dan sayatan di bagian pinggang belakang. Saat ini pihak kepolisian tengah mengumpulkan barang bukti yang digunakan keduanya saat duel berdarah tersebut.

    “Barang bukti masih kita kumpulkan yang sudah ada yaitu gagang cangkul,” tegasnya.

    Jenazah Kadir sendiri sudah dikebumikan di tempat pemakaman umum setempat. Sementara sang Adik yakni Kasiran masih harus menjalani pemeriksaan lanjutan di Polsek Nglegok Kabupaten Blitar. [owi/but]