Tag: Budi Gunadi Sadikin

  • Virus HMPV Masuk Indonesia, Ini 6 Hal yang Perlu Diketahui: Penularan sampai Pencegahan

    Virus HMPV Masuk Indonesia, Ini 6 Hal yang Perlu Diketahui: Penularan sampai Pencegahan

    Jakarta: Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, mengatakan, virus Human Metapneumovirus (HMPV), yang tengah merebak di China, dilaporkan telah ditemukan di Indonesia. Semua kasus yang ditemukan melibatkan anak-anak. 

    Meski begitu Menkes meminta masyarakat untuk tidak panik, karena HMPV bukanlah virus baru dan sudah dikenal dalam dunia medis.

    “HMPV sudah lama ditemukan di Indonesia, kalau dicek apakah ada, itu ada. Saya sendiri kemarin melihat data di beberapa lab, ternyata beberapa anak ada yang terkena HMPV,” kata Menkes di Jakarta, Senin, 6 Januari 2025.
    1. Bukan Virus Baru

    Menkes menyebutkan bahwa HMPV adalah virus lama yang sifatnya mirip dengan flu. Virus ini sudah ada sejak 2001. Sistem imunitas manusia sudah mengenal virus ini sejak lama dan mampu meresponsnya dengan baik.
    2. Berbeda dengan Covid-19

    HMPV ini juga menjadi perhatian karena masyarakat mengira sama dengan Covid-19. Namun, HMPV ini berbeda dengan covid-19 yang merupakan virus baru.

    “Berbeda dengan covid-19 yang baru muncul beberapa tahun lalu, HMPV adalah virus lama yang sudah ada sejak 2001 dan telah beredar ke seluruh dunia sejak 2001. Selama ini juga tidak terjadi apa-apa juga,” ujar Menkes.
    3. Menyerang Saluran Pernapasan

    Human Metapneumovirus (HMPV) adalah virus RNA untai tunggal negatif yang termasuk dalam keluarga Pneumoviridae, dengan genus Metapneumovirus yang menyerang saluran pernapasan dan kerap menimbulkan gejala serupa dengan flu biasa.

    “Jadi virus ini bukan virus baru ya karena sudah ditemukan artinya bukan-bukan virus baru dan berbeda dengan covid-19 kemarin,” ungkap Epidemiolog Universitas Airlangga Surabaya Windhu Purnomo di Metro TV.
    4. Menyebar Melalui Droplet

    Penularan virus HMPV serupa dengan virus flu lainnya, yaitu melalui percikan air liur atau droplet dari individu yang terinfeksi. Meskipun umumnya tidak berbahaya, kelompok rentan seperti anak-anak, orang lanjut usia, dan individu dengan kondisi kesehatan tertentu tetap perlu waspada.
     

     

    5. Gejala HMPV

    Menkes Budi juga menegaskan bahwa HMPV bukanlah virus yang mematikan. Virus ini memiliki karakteristik mirip dengan flu biasa, dengan gejala seperti batuk, demam, pilek, dan sesak napas. Sebagian besar orang yang terinfeksi akan pulih dengan sendirinya tanpa memerlukan perawatan khusus.
    6. Langkah Pencegahan

    Berikut beberapa langkah pencegahan yang dapat dilakukan untuk mengurangi penyebaran virus HPMV seperti dikutip dari laman Biofarma:

    Mencuci tangan secara teratur dengan sabun dan air mengalir.
    Menghindari menyentuh daerah wajah, terutama mata, hidung, dan mulut.
    Menggunakan masker saat berada di tempat umum atau di sekitar orang sakit.
    Menutup mulut dan hidung dengan tisu atau siku bagian dalam saat batuk atau bersin.
    Memastikan rumah memiliki ventilasi udara yang baik.
    Menerapkan pola hidup sehat, termasuk makan makanan bergizi, olahraga teratur, dan istirahat cukup.

    Jakarta: Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, mengatakan, virus Human Metapneumovirus (HMPV), yang tengah merebak di China, dilaporkan telah ditemukan di Indonesia. Semua kasus yang ditemukan melibatkan anak-anak. 
     
    Meski begitu Menkes meminta masyarakat untuk tidak panik, karena HMPV bukanlah virus baru dan sudah dikenal dalam dunia medis.
     
    “HMPV sudah lama ditemukan di Indonesia, kalau dicek apakah ada, itu ada. Saya sendiri kemarin melihat data di beberapa lab, ternyata beberapa anak ada yang terkena HMPV,” kata Menkes di Jakarta, Senin, 6 Januari 2025.
    1. Bukan Virus Baru

    Menkes menyebutkan bahwa HMPV adalah virus lama yang sifatnya mirip dengan flu. Virus ini sudah ada sejak 2001. Sistem imunitas manusia sudah mengenal virus ini sejak lama dan mampu meresponsnya dengan baik.
    2. Berbeda dengan Covid-19

    HMPV ini juga menjadi perhatian karena masyarakat mengira sama dengan Covid-19. Namun, HMPV ini berbeda dengan covid-19 yang merupakan virus baru.
    “Berbeda dengan covid-19 yang baru muncul beberapa tahun lalu, HMPV adalah virus lama yang sudah ada sejak 2001 dan telah beredar ke seluruh dunia sejak 2001. Selama ini juga tidak terjadi apa-apa juga,” ujar Menkes.
    3. Menyerang Saluran Pernapasan

    Human Metapneumovirus (HMPV) adalah virus RNA untai tunggal negatif yang termasuk dalam keluarga Pneumoviridae, dengan genus Metapneumovirus yang menyerang saluran pernapasan dan kerap menimbulkan gejala serupa dengan flu biasa.
     
    “Jadi virus ini bukan virus baru ya karena sudah ditemukan artinya bukan-bukan virus baru dan berbeda dengan covid-19 kemarin,” ungkap Epidemiolog Universitas Airlangga Surabaya Windhu Purnomo di Metro TV.
    4. Menyebar Melalui Droplet

    Penularan virus HMPV serupa dengan virus flu lainnya, yaitu melalui percikan air liur atau droplet dari individu yang terinfeksi. Meskipun umumnya tidak berbahaya, kelompok rentan seperti anak-anak, orang lanjut usia, dan individu dengan kondisi kesehatan tertentu tetap perlu waspada.
     

     

    5. Gejala HMPV

    Menkes Budi juga menegaskan bahwa HMPV bukanlah virus yang mematikan. Virus ini memiliki karakteristik mirip dengan flu biasa, dengan gejala seperti batuk, demam, pilek, dan sesak napas. Sebagian besar orang yang terinfeksi akan pulih dengan sendirinya tanpa memerlukan perawatan khusus.
    6. Langkah Pencegahan

    Berikut beberapa langkah pencegahan yang dapat dilakukan untuk mengurangi penyebaran virus HPMV seperti dikutip dari laman Biofarma:

    Mencuci tangan secara teratur dengan sabun dan air mengalir.
    Menghindari menyentuh daerah wajah, terutama mata, hidung, dan mulut.
    Menggunakan masker saat berada di tempat umum atau di sekitar orang sakit.
    Menutup mulut dan hidung dengan tisu atau siku bagian dalam saat batuk atau bersin.
    Memastikan rumah memiliki ventilasi udara yang baik.
    Menerapkan pola hidup sehat, termasuk makan makanan bergizi, olahraga teratur, dan istirahat cukup.

     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
    dan follow Channel WhatsApp Medcom.id

    (RUL)

  • Apa itu Virus HMPV? Kenali Gejala dan Penyebarannya

    Apa itu Virus HMPV? Kenali Gejala dan Penyebarannya

    Adanya kasus HMPV menimbulkan kekhawatiran apakah virus HMPV sama seperti Covid-19. Menteri Kesehatan (Menkes), Budi Gunadi Sadikin mengungkapkan bahwa virus ini berbeda dengan Covid-19 dan menegaskan bahwa HMPV bukan virus mematikan.

    HMPV biasanya memiliki gejala yang mirip dengan penyakit flu biasa, mulai dari batuk, demam, hidung berair atau tersumbat, dan disertai sakit tenggorokan.

    Umumnya, gejalanya berlangsung sekitar 2-5 hari dan hilang dengan sendirinya alias sembuh tanpa memerlukan perawatan khusus.

    Namun, beberapa orang bisa mengalami gejala HMPV yang lebih parah dan memburuk. Pada sejumlah kasus, pasien bisa mengalami sesak napas hingga serangan asma dan harus segera ditangani oleh dokter.

    Virus satu ini menyebar dari kontak langsung dengan orang yang telah terjangkit. Penularannya bisa melalui droplet, udara, kontak langsung, atau menyentuh permukaan atau benda yang terkontaminasi virus.

  • Fakta-fakta Virus HMPV yang Ramai di China Sudah Terdeteksi Masuk RI

    Fakta-fakta Virus HMPV yang Ramai di China Sudah Terdeteksi Masuk RI

    Daftar Isi

    Jakarta, CNN Indonesia

    Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengungkapkan virus Human Metapneumovirus (HMPV) sudah terdeteksi di Indonesia. Budi menegaskan virus HMPV sudah ada sejak lama dan bukan penyakit mematikan.

    “Apakah HMPV ini ada di Indonesia? HMPV ini sudah ada di Indonesia sudah lama. Kalau dicek, apakah sekarang ada? Ada. Mungkin teman-teman juga yang ada di depan saya ini kalau dicek, ada juga yang kena kalau batuk-batuk,” kata Budi di Jakarta, Senin (6/1).

    Kasus penyebaran HMPV sebelumnya menjadi sorotan lantaran dilaporkan meledak penyebarannya di China dalam beberapa bulan terakhir.

    Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) China sempat mencatat ada tren peningkatan kasus HMPV di negara tersebut. Kasus ini meningkat di kalangan anak-anak di bawah usia 14 tahun.

    Berikut fakta-fakta terkait virus HMPV yang sudah terdeteksi masuk Indonesia baru-baru ini:

    Ada yang terpapar, tapi sudah sembuh

    Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kemenkes RI Aji Muhawarman mengatakan sejauh ini kelompok anak menjadi usia yang banyak terpapar virus tersebut.

    Aji mengatakan pasien yang terinfeksi virus ini sudah sembuh dan pulang dari perawatan.

    “Tapi informasi yang saya dapat dari Pak Menteri langsung itu, para yang penderita ini kemarin itu sudah sembuh dan sudah pulang, sebagian lagi saya kurang tahu persis,” kata Aji kepada CNNIndonesia.com, Selasa (6/1).

    Namun Aji belum bisa memastikan lebih rinci berapa banyak kasus anak yang terkena HMPV, maupun keseluruhan pasien yang terjangkit virus tersebut dalam beberapa waktu terakhir.

    Gejala ringan seperti flu biasa

    Aji mengatakan gejala virus HMPV relatif ringan lantaran jika terinfeksi diikuti demam dan batuk.

    “Ini masuk kelompok namanya istilahnya dia memang ya relatif mild, ringan gitu ya gejalanya.

    Aji menjelaskan virus AMPV merupakan virus lama yang sudah menjadi endemi sejak 2001. Karena itu, ia meyakini sudah terbangun antibodi atau imunitas di dalam tubuh untuk merespons virus tersebut. Namun, kelompok-kelompok rentan yang memiliki imunitas lemah seperti anak-anak dan lansia tetap perlu waspada.

    “Tapi kalau yang manusia normal itu self-limiting disease. Jadi memang dia flu biasa gitu, jadi flu biasa,” ujar dia.

    Ragam gejala HMPV

    Dikutip dari laman Cleveland Clinic, berikut merupakan gejala khas yang ditimbulkan jika terinfeksi virus HMPV.

    Pertama gejala batuk. Sama seperti virus yang menyerang organ pernapasan lainnya, HMPV juga memicu batuk. Batuk menjadi tanda tubuh yang tengah berusaha mengeluarkan virus yang mengganggu.

    Kedua demam. Infeksi HMPV bisa memicu peradangan. Hal ini ditandai dengan demam yang melebihi 38 derajat Celcius. Ketiga radang tenggorokan. Paparan HMPV juga bisa memicu radang tenggorokan. Tenggorokan jadi terasa sakit saat menelan dan gatal.

    Kemudian bersin-bersin dan napas pendek. Dalam kondisi parah, infeksi HMPV bisa membuat penderitanya kesulitan bernapas. Napas jadi lebih pendek. Terakhir muncul ruam merah pada permukaan kulit.

    Belum ada larangan perjalanan luar negeri

    Juru bicara Kemenkes Widyawati memastikan pemerintah belum membatasi atau melarang perjalanan ke atau dari luar negeri menyusul temuan virus Human Metapneumovirus (HMPV).

    “Sejauh ini belum ada pembatasan bagi atau larangan perjalanan bagi pelaku perjalanan luar negeri,” kata Widyawati kepada CNNIndonesia.com.

    Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kementerian Kesehatan Aji Muhawarman mengatakan pihaknya telah meningkatkan kewaspadaan kekarantinaan kesehatan di bandara. Namun, status ini bukan membatasi atau melarang perjalanan luar negeri.

    “Peningkatan kewaspadaan kekarantinaan kesehatan. Jadi mungkin sudah kita ada cek gejala, cek suhu itu sudah dilakukan teman-teman malai karantina kesehatan di beberapa pintu masuk. khususnya internasional,” kata Aji.

    (rzr/DAL)

    [Gambas:Video CNN]

  • HMPV Terdeteksi di Indonesia, Surabaya Perketat Pintu Masuk dari LN

    HMPV Terdeteksi di Indonesia, Surabaya Perketat Pintu Masuk dari LN

    Surabaya, CNN Indonesia

    Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi menegaskan belum ditemukan gejala Virus Human Metapneumovirus (HMPV) di Surabaya saat ini. Hal itu disampaikan setelah virus yang merebak di China disebut telah terdeteksi di Indonesia.

    Namun, ia menegaskan Pemkot Surabaya berkoordinasi dengan imigrasi, pelabuhan dan bandara, untuk memperketat pemeriksaan kesehatan di setiap jalur kedatangan warga dari luar negeri, terutama turis dari China.

    “Belum ada [laporan terkait HMPV] di Surabaya, belum ada. Ya semoga mohon doanya agar Kota Surabaya tetap aman,” kata Eri.

    “Kami sudah berkoordinasi dengan pemerintah provinsi, untuk menguatkan di setiap pintu masuk agar ada pemeriksaan kesehatan. Terutama bagi warga yang datang dari China,” tambah Eri.

    Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Surabaya Nanik Sukristina mengatakan, HMPV bukan kategori virus yang mematikan. Namun, paparannya mudah menyasar kelompok rentan imunitas rendah, seperti anak-anak dan lansia.

    “Gejala HMPV ini, seperti demam, batuk, pilek, atau kesulitan bernapas. Jika mengalami gejala tersebut, harap segera memeriksakan diri ke Fasilitas Pelayanan Kesehatan (Fasyankes) terdekat,” tutur Nanik.

    “Deteksi dini sangat penting untuk mencegah penyebaran lebih lanjut,” ia menegaskan.

    Selain itu, Nanik mengungkapkan telah berkolaborasi dengan Dinas Pendidikan Surabaya dalam upaya sosialisasi dan deteksi penyakit menular sejak dini, seperti memberikan edukasi Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).

    “Dinas Kesehatan terus bekerja sama dengan OPD terkait termasuk Dinas Pendidikan untuk sosialisai langkah-langkah pencegahan penyakit menular di sekolah-sekolah. Edukasi ini diberikan kepada guru, siswa, dan orang tua melalui kegiatan sosialisasi dan penyuluhan,” ucapnya.

    Dinkes Surabaya mengimbau agar orang tua dan anak menerapkan sering mencuci tangan secara rutin menggunakan sabun dan air mengalir Memakai masker jika sedang sakit, dan saat berada di kerumunan.

    “Menjaga jarak dari seseorang yang sedang mengalami gejala flu atau batuk. Istirahat yang cukup, mengonsumsi makan-makanan bergizi seperti buah dan sayur untuk meningkatkan daya tahan tubuh,” ucapnya.

    Menjaga hidrasi tubuh, selain menjaga tubuh dari dehidrasi, cairan dalam tubuh berfungsi mengantarkan nutrisi dan oksigen ke seluruh tubuh.

    “Tidak panik dan tetap waspada, serta menghindari berita hoax dengan memantau perkembangan kasus melalui kanal-kanal resmi Kementerian Kesehatan RI,” pungkasnya.

    Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) China pada Kamis (26/12/2024) mencatat ada tren peningkatan kasus HMPV selama sepekan pada 16 Desember hingga 22 Desember 2024.

    Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin turut mengatakan HMPV sudah terdeteksi di Indonesia. Publik diimbau melakukan langkah-langkah pencegahan. Budi menegaskan virus HMPV sudah ada sejak lama dan bukan penyakit mematikan.

    (frd/chri)

  • HMPV Penyakit Apa? Ketahui Gejala dan Cara Penularannya

    HMPV Penyakit Apa? Ketahui Gejala dan Cara Penularannya

    TRIBUNJAKARTA.COM – HMPV penyakit apa? ketahui gejala dan cara penularannya.

    Penyakit infeksi Human Metapneumovirus atau virus HMPV ditemukan di Indonesia.

    Virus ini sebelumnya dikabarkan tengah merebak di China dan jadi perhatian internasional.

    Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI menyebut, virus HMPV sudah ditemukan di Indonesia dan melibatkan anak-anak.

    “HMPV sudah lama ditemukan di Indonesia, kalau dicek apakah ada, itu ada. Saya sendiri kemarin melihat data di beberapa lab, ternyata beberapa anak ada yang terkena HMPV,” kata Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin dihimpun dari keterangan resmi Kemenkes, Senin (6/1/2025). 

    Berbeda dengan Covid-19, HMPV bukanlah jenis varian virus yang baru.

    Di Indonesia, kata Budi virus ini sudah pernah ditemukan sebelumnya.

    “HMPV adalah virus lama yang sudah ada sejak 2001 dan telah beredar ke seluruh dunia sejak 2001. Selama ini juga tidak terjadi apa-apa juga,” kata dia. 

    Lantas, seperti apa gejala infeksi HMPV?

    Gejala HMPV

    Human Metapneumovirus alias HMPV merupakan virus yang bisa menyebabkan seseorang mengalami infeksi saluran pernafasan.

    Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan, virus ini memiliki karakteristik mirip seperti flu dan tidak mematikan.

    Sebagian besar, orang yang terinfeksi HMPV bisa sembuh dengan sendirinya.

    Namun beberapa kelompok rentan tetap perlu waspada terhadap infeksi tersebut.

    Kelompok rentan tersebut meliputi lansia, anak-anak, hingga orang dengan sistem imun yang lemah.

    Adapun gejala umum infeksi virus tersebut meliputi demam, batuk, hidung tersumbat, dan sesak nafas.

    Beberapa sumber menyebut, kasus yang parah gejala ini bisa memicu komplikasi dan berkembang menjadi bronkitis atau pneumonia.

    Virus ini bisa ditularkan dengan cepat melalui percikan air liur atau droplet orang yang terinfeksi. 

    Untuk mencegahnya, Menkes Budi Gunadi mengimbau masyarakat untuk menjalankan pola hidup bersih dan sehat.

    Pakailah masker saat merasa tidak enak badan, dan seger berkonsultasi dengan tenaga medis jika muncul gejala yang mencurigakan. 

    Beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mencegah menyebaran virus tersebut yakni:

    Rajin cuci tangan dengan sabun dan air
    Hindari menyentuh mata, hidung, atau mulut dengan tangan yang belum dicuci atau setelah menyentuh benda-benda di luar rumah.
    Mengindari kontak dekat dengan orang yang sedang sakit.
    Hindari penggunaan gelas atau alat makan dan minum bersama dengan orang lain.
    Tetap jaga kebersihan
    Tidak bepergian ke luar rumah ketika dalam kondisi sakit.

    Akses TribunJakarta.com di Google News atau WhatsApp Channel TribunJakarta.com. Pastikan Tribunners sudah install aplikasi WhatsApp ya.

  • Kemenkes Pastikan HMPV Sudah Masuk Indonesia, Apakah HMPV Ada Obatnya? – Halaman all

    Kemenkes Pastikan HMPV Sudah Masuk Indonesia, Apakah HMPV Ada Obatnya? – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Human Metapneumovirus atau HMPV dilaporkan telah ditemukan di Indonesia.

    Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin meminta masyarakat untuk tidak panik, karena HMPV bukanlah virus baru dan sudah dikenal dalam dunia medis.

    “HMPV sudah lama ditemukan di Indonesia, kalau dicek apakah ada, itu ada.”

    “Saya sendiri kemarin melihat data di beberapa lab, ternyata beberapa anak ada yang terkena HMPV,” kata Menkes, dikutip dari laman resmi Kemenkes.

    Menurut Budi, HMPV adalah virus yang berbeda dengan Covid-19.

    Covid-19, lanjut Budi, merupakan virus baru, sedangkan HMPV adalah virus lama yang sifatnya mirip dengan flu.

    Budi mengatakan, sistem imunitas manusia sudah mengenal virus ini sejak lama dan mampu meresponsnya dengan baik.

    “Berbeda dengan COVID-19 yang baru muncul beberapa tahun lalu, HMPV adalah virus lama yang sudah ada sejak 2001 dan telah beredar ke seluruh dunia sejak 2001.”

    “Selama ini juga tidak terjadi apa-apa juga,” ucap mantan Dirut Bank Mandiri itu.

    Lantas, apakah ada obat untuk HMPV?

    Mengutip Mayo Clinic, hingga saat ini tidak ada obat untuk mengobati pasien penderita HMPV.

    Kebanyakan orang dapat mengatasi gejalanya di rumah hingga merasa lebih baik.

    Namun, ada beberapa tindakan tertentu bila seorang pasien mengalami gejala HMPV yang parah.

    Berikut beberapa tindakan yang dapat diterima ketika mengalami gejala yang parah:

    1. Terapi Oksigen

    Jika Anda mengalami kesulitan bernapas, penyedia layanan kesehatan dapat memberikan oksigen tambahan melalui selang di hidung atau masker di wajah Anda.

    2. Cairan Infus

    Cairan yang diberikan langsung ke pembuluh darah vena (IV) dapat menjaga Anda tetap terhidrasi.

    3. Kortikosteroid

    Steroid dapat mengurangi peradangan dan dapat meringankan beberapa gejala Anda.

    Untuk mengobati HMPV, Anda tidak perlu menggunakan antibiotik.

    Perlu diketahui, antibiotik hanya untuk mengobati bakteri, sedangkan HMPV adalah virus.

    Namun, terkadang antibiotik dapat digunakan untuk orang yang mengalami pneumonia akibat HMPV, karena infeksi bakteri pada saat yang sama atau infeksi sekunder.

    Maka dari itu, jika dokter meresepkan antibiotik, berarti hal tersebut digunakan untuk mengobati infeksi sekunder.

    Cara Mencegah HMPV

    Berikut beberapa cara untuk mencegah tertular dari HMPV:

    Sering-seringlah mencuci tangan dengan sabun dan air. Jika Anda tidak dapat menggunakan sabun dan air, gunakan hand sanitizer.
    Tutupi hidung dan mulut — dengan siku, bukan tangan kosong — saat bersin atau batuk.
    Hindari berada di sekitar orang lain saat Anda atau mereka sedang sakit pilek atau penyakit menular lainnya.
    Pertimbangkan untuk mengenakan masker jika Anda sakit dan tidak dapat menghindari berada di sekitar orang lain.
    Hindari menyentuh wajah, mata, hidung, dan mulut Anda.
    Jangan berbagi makanan atau peralatan makan (garpu, sendok, cangkir) dengan orang lain.

    Kasus human metapneumovirus yang ringan biasanya berlangsung beberapa hari hingga seminggu.

    Jika memiliki gejala yang parah, mungkin butuh waktu lebih lama untuk merasa lebih baik.

    Anda mungkin juga mengalami gejala yang menetap, seperti batuk, yang butuh waktu lebih lama untuk hilang.

    (Tribunnews.com/Whiesa)

  • Pj Gubernur Bey Machmudin Pastikan Belum Ada Kasus HMPV di Jabar

    Pj Gubernur Bey Machmudin Pastikan Belum Ada Kasus HMPV di Jabar

    JABAR EKSPRES – Penjabat (Pj) Gubernur Jabar memastikan belum ada laporan masuk terkait kasus virus Human Metapneumovirus (HMPV) di Jabar. Itu diungkapkan saat ditemui, Selasa (7/1).

    Bey menuturkan, sejauh koordinasi yang dilakukan, penularan virus itu belum ada di Jabar. “Belum ada, mudah – mudahan janganlah,” ujarnya.

    Bey melanjutkan, pihaknya mengimbau agar masyarakat tidak terlalu panik terkait virus tersebut. Yang penting tetap melakukan pola hidup sehat sebagai langkah pencegahan. “Imbauan kami hidup sehat saja. Seperti cuci tangan, pakai masker kalau flu,” tuturnya.

    Namun demikian, pemprov juga tetap ancang – ancang untuk langkah pencegahan. Tujuannya agar tidak sampai berdampak signifikan jika ada penularan.

    BACA JUGA: Tingkatkan Kepemilikan Hunian Bagi Warga, Perkim Jabar Dukung Program 3 Juta Rumah

    Sementara jika memang masyarakat mengalami gejala kesehatan, maka bisa melakukan pemeriksaan ke fasilitas kesehatan terdekat. Misalnya periksa ke Puskesmas terdekat.

    Di sisi lain, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin sempat menyampaikan bahwa HMPV itu sudah lama ditemukan di Indonesia. Karena HMPV itu merupakan virus lama yang sifatnya mirip flu. Beda dengan karakter Covid – 19.

    Fenomena itu cukup membuat resah masyarakat. Karena mengingatkan peristiwa Pandemi Covid-19.

    Di Jabar, Covid-19 juga berdampak signifikan. Berdasarkan data Pusat Informasi dan Koordinasi Provinsi Jabar (Pikobar) yang diakses Selasa (7/1), total ada 1.134.189 warga yang terkonfirmasi Covid-19. Kemudian 1.119.093 dinyatakan sembuh. Dan 13.863 dinyatakan meninggal dunia. (son)

  • Cegah Virus HMPV, Anggota Komisi IX DPR Minta Pemerintah Gencar Sosialisasikan Hidup Sehat

    Cegah Virus HMPV, Anggota Komisi IX DPR Minta Pemerintah Gencar Sosialisasikan Hidup Sehat

    Cegah Virus HMPV, Anggota Komisi IX DPR Minta Pemerintah Gencar Sosialisasikan Hidup Sehat
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Anggota Komisi IX
    DPR
    RI
    Irma Suryani Chaniago
    meminta pemerintah untuk melakukan upaya pencegahan wabah virus Human Metapneumovirus (
    HMPV
    ) secara maksimal.
    Irma menilai, upaya pencegahan yang baik dari pemerintah dengan memastikan masyarakat tetap hidup sehat sehingga dapat meminimalisir anggaran yang dikeluarkan untuk pengobatan masyarakat.
    “Untuk pemerintah, promotif atau preventivenya harus lebih disosialisasikan agar dapat meminimize kuratif yang selain menghabiskan anggaran masyarakat juga tidak sehat,” kata Irma kepada Kompas.com, Selasa (7/1/2025).
    Namun, Irma menekankan bahwa virus
    HMPV
    bukanlah jenis virus yang berbahaya.
     
    Meskipun demikian, dia mengimbau agar masyarakat harus cepat berobat jika merasakan gejala seperti batuk, pilek, demam, sakit tenggorokan, sesak nafas, dan diare.
    “Intinya jika terjadi gejala di atas segera ke dokter, jika batuk tidak membaik dalam waktu tujug hari,” kata Politikus Partai Nasdem itu.
    “Virus ini tidak berbahaya jika segera diobati, tidak perlu antisipasi berlebihan, yang penting masyarakat jaga kesehatan dan kebersihan,” ujarnya lagi.
    Berdasarkan data dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), penyebaran
    virus HMPV
    dan influenza tipe A saat ini masih terbatas di wilayah China.
    Kementerian Kesehatan (Kemenkes) terus melakukan pemantauan melalui surveilans dan pelaporan terhadap penyakit infeksi emerging atau penyakit menular jenis baru.
    Saat ini, Kemenkes belum menerapkan kebijakan pembatasan atau larangan perjalanan dari dan ke China.
    Meski demikian, masyarakat diimbau untuk tetap menjaga kesehatan dengan menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).
    Virus HMPV
    sendiri adalah virus yang menyebabkan infeksi pada saluran pernapasan, dengan gejala yang mirip dengan gejala flu pada umumnya.
    “HMPV bukanlah virus yang mematikan. Virus ini memiliki karakteristik mirip dengan flu biasa, dengan gejala seperti batuk, demam, pilek, dan sesak napas,” kata Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin.
    Dia juga mengatakan bahwa sistem imunitas manusia sudah mengenali virus ini sejak lama, sehingga mampu meresponsnya dengan baik.
    Menurut Budi, sebagian besar orang yang terinfeksi virus HMPV akan pulih dengan sendirinya tanpa memerlukan perawatan khusus.
    Dia juga menegaskan bahwa virus HMPV tidak sama dengan Covid-19. Sebab, Covid-19 adalah virus baru, sedangkan HMPV adalah virus lama yang sifatnya mirip dengan flu.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Cara Penularan Virus HMPV, Waspadai karena Sudah Terdeteksi di Indonesia – Halaman all

    Cara Penularan Virus HMPV, Waspadai karena Sudah Terdeteksi di Indonesia – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Berikut inilah cara penularan virus Human Metapneumovirus (HMPV).

    Virus HMPV dilaporkan sudah terdeteksi di Indonesia dan semua kasus yang ditemukan melibatkan anak-anak.

    Untuk menanggapi hal ini, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin meminta masyarakat untuk tidak panik, karena HMPV bukanlah virus baru dan sudah dikenal dalam dunia medis.

    HMPV ini merupakan virus lama yang sifatnya mirip dengan flu.

    Sistem imunitas manusia sudah mengenal virus ini sejak lama dan mampu meresponsnya dengan baik.

    “HMPV sudah lama ditemukan di Indonesia, kalau dicek apakah ada, itu ada. Saya sendiri kemarin melihat data di beberapa lab, ternyata beberapa anak ada yang terkena HMPV,” kata Menkes, dikutip dari kemkes.go.id, Selasa (7/1/2025).

    Penularan virus HMPV serupa dengan virus flu lainnya, yaitu melalui percikan air liur atau droplet dari individu yang terinfeksi.

    Meskipun umumnya virus ini tidak membahayakan, kelompok rentan seperti anak-anak, orang lanjut usia, dan individu dengan kondisi kesehatan tertentu tetap perlu waspada.

    Cara Penularan Virus HMPV

    Melansir laman Kemenkes RS Radjiman Wediodiningrat, HMPV ditularkan melalui:

    Kontak langsung dengan orang yang terinfeksi, misalnya melalui bersin atau batuk.
    Kontak dengan permukaan yang terkontaminasi, seperti pegangan pintu, mainan, atau benda lain yang tersentuh oleh penderita.
    Melalui udara, ketika droplet yang mengandung virus dihirup oleh individu sehat.
    Virus ini dapat bertahan di permukaan benda selama beberapa jam, sehingga kebersihan menjadi faktor penting dalam mencegah penyebarannya.

    HMPV Bukan Virus yang Mematikan

    Menkes Budi menegaskan bahwa HMPV bukanlah virus yang mematikan.

    Virus ini memiliki karakteristik mirip dengan flu biasa, dengan gejala seperti batuk, demam, pilek, dan sesak napas.

    Sebagian besar orang yang terinfeksi akan pulih dengan sendirinya tanpa memerlukan perawatan khusus.

    Selain itu, Menkes menjelaskan virus HMPV berbeda dengan virus penyebab COVID-19.

    Menurutnya, penyebab Covid-19 merupakan virus baru, sedangkan HMPV adalah virus lama yang sifatnya mirip dengan flu.

    “Berbeda dengan Covid-19 yang baru muncul beberapa tahun lalu, HMPV adalah virus lama yang sudah ada sejak 2001 dan telah beredar ke seluruh dunia sejak 2001. Selama ini juga tidak terjadi apa-apa juga,” ujar Menkes.

    Lebih lanjut, Menkes mengimbau masyarakat untuk menjaga pola hidup sehat, seperti cukup istirahat, mencuci tangan secara rutin, memakai masker saat merasa tidak enak badan, dan segera berkonsultasi dengan tenaga medis jika muncul gejala yang mencurigakan.

    “Yang terpenting adalah tetap tenang dan waspada. Dengan mengikuti protokol kesehatan 3M, menjaga jarak, mencuci tangan dan memakai masker, sama Seperti Covid-19, kita dapat mengatasi virus ini dengan baik,” tegasnya.

    Pencegahan Infeksi Virus HMPV

    Meskipun belum ada vaksin khusus untuk HMPV, langkah-langkah berikut dapat membantu mencegah infeksi:

    Cuci tangan secara rutin dengan sabun dan air mengalir, terutama setelah menyentuh wajah atau benda di tempat umum.
    Hindari menyentuh wajah, terutama mata, hidung, dan mulut, dengan tangan yang tidak bersih.
    Gunakan masker, terutama di tempat umum atau saat berinteraksi dengan orang yang menunjukkan gejala sakit.
    Tutup mulut dan hidung saat batuk atau bersin, menggunakan tisu atau siku bagian dalam untuk mencegah penyebaran droplet.
    Jaga kebersihan lingkungan, termasuk membersihkan permukaan benda yang sering disentuh.
    Tingkatkan daya tahan tubuh, dengan pola makan sehat, istirahat cukup, dan olahraga rutin.
    Hindari kontak langsung dengan orang yang sedang sakit.

    (Tribunnews.com/Latifah)

  • HMPV Sudah Ada di RI, Perlu Nggak Sih Nyetok Masker? Gini Kata Dokter Paru

    HMPV Sudah Ada di RI, Perlu Nggak Sih Nyetok Masker? Gini Kata Dokter Paru

    Jakarta

    Kementerian Kesehatan RI (Kemenkes) mengatakan bahwa Virus Human Metapneumovirus (HMPV), yang baru-baru ini merebak di China, dilaporkan telah ditemukan di Indonesia. Namun, Kemenkes meminta kepada masyarakat untuk tidak panik terkait hal tersebut.

    “HMPV sudah lama ditemukan di Indonesia, kalau dicek apakah ada, itu ada. Saya sendiri kemarin melihat data di beberapa lab, ternyata beberapa anak ada yang terkena HMPV,” kata Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin di Jakarta, Senin (6/1/2025).

    Menkes Budi menambahkan bahwa HMPV ini bukanlah virus yang mematikan, serta penularannya serupa dengan virus flu lainnya yakni melalui percikan air liur atau individu yang terinfeksi.

    Lantas, untuk menghadapi situasi ini, apakah masyarakat perlu untuk ‘nyetok’ masker dan menggunakan masker di tempat-tempat umum?

    Menjawab hal ini, spesialis paru Dr dr Fathiyah Isbaniah SpP(K) Divisi Infeksi KSM Paru RS Persahabatan-Departemen Pulmonologi FKUI mengatakan bahwa masyarakat tetap harus waspada terhadap HMPV dengan tetap menggunakan masker saat beraktivitas dan bertemu orang lain.

    “Iya pasti, untuk (mencegah) semua virus itu pasti harus pakai masker,” kata dr Fathiyah saat dihubungi detikcom, Selasa (7/1/2024).

    Meskipun HMPV ini merupakan virus lama yang memang sudah lama ditemukan, dr Fathiyah mengimbau kepada masyarakat untuk tidak menyepelekannya.

    “Jadinya gini, orang-orang sekarang saja vaksin COVID-19, mereka banyak yang nggak mau booster lagi. Tidak takut lagi sama COVID-19, kan harusnya tetap waspada COVID-19, tapi juga waspada HMPV,” tegasnya.

    Menurutnya, ada beberapa kelompok yang paling rentan terserang HMPV ini, sehingga ini perlu menjadi perhatian khusus bagi masyarakat yang dirinya termasuk atau memiliki keluarga kelompok rentan.

    “Ada rentan, kalau yang paling berisiko untuk jadi berat anak di bawah lima tahun, orang lanjut usia, sama dengan orang yang memiliki gangguan kekebalan tubuh,” kata dr Fathiyah.

    Sebagai seorang tenaga medis yang setiap hari bertemu dengan pasien penyakit pernapasan, dr Fathiyah tetap berharap masyarakat jangan panik terkait hebohnya HMPV ini.

    “Jangan panik. Kalau yang sakit diam di rumah, gunakan masker, dan segera ke dokter,” katanya.

    “Tetap harus rutin cuci tangan, terutama yang lagi nggak enak badan, yang sedang flu, harus menggunakan masker atau di rumah saja,” tutupnya.

    (dpy/kna)