Tag: Budi Gunadi Sadikin

  • Fakta-fakta Menkes Berikan Penghargaan ke dr Aulia, Korban Perundungan PPDS Undip

    Fakta-fakta Menkes Berikan Penghargaan ke dr Aulia, Korban Perundungan PPDS Undip

    Jakarta: Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin memberikan penghargaan “Ksatria Bakti Husada Arutala” kepada almarhumah dr Aulia, peserta Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Universitas Diponegoro (Undip) program studi anestesi, yang menjadi korban perundungan. Penghargaan ini merupakan bentuk apresiasi atas perjuangan dr Aulia yang telah melalui berbagai tekanan selama masa pendidikan spesialis. 

    Budi menekankan pentingnya momen ini sebagai titik balik untuk memperbaiki sistem pendidikan dokter spesialis di Indonesia. Ia juga menegaskan bahwa pendidikan dokter spesialis harus menciptakan lulusan dengan kondisi mental yang baik, sehingga mampu melayani pasien secara maksimal.

    “Kemenkes ingin mengucapkan terima kasih beliau sudah berkorban untuk bertahan selama ini dari berbagai macam tekanan untuk bisa memperbaiki sistem pendidikan dokter spesialis yang ada di RS pendidikan kita,” ujar Menkes Budi, Kamis 9 Januari 2025.

    Baca juga: Depresi Berat Zhao Lusi, Sebenarnya Bagaimana Dampak Luka Bullying?

    Penghargaan ini sekaligus menjadi refleksi atas perlunya perbaikan budaya pendidikan dokter spesialis di Indonesia. Budi berharap ke depannya sistem pendidikan dokter dapat lebih berempati dan bebas dari tekanan yang tidak manusiawi.
    Fakta-Fakta Penyerahan Penghargaan
    1. Penghargaan Diberikan kepada Keluarga
    Penghargaan ini diterima oleh Nuzmatun Malinah, ibunda dr Aulia, Kamis 9 Januari 2025. Dalam kesempatan itu, Nuzmatun menyampaikan rasa terima kasihnya kepada pemerintah dan masyarakat yang telah memberikan dukungan.

    2. Harapan untuk Perbaikan Sistem
    Budi menegaskan bahwa sistem pendidikan dokter spesialis harus dibangun dengan empati dan jauh dari tekanan yang tidak sehat.

    “Saya percaya pengalaman yang dihadapi oleh keluarga, karena ini kehilangan putri tercinta dan juga ayahandanya, itu saya harapkan kejadian terakhir, dan bisa menjadi momentum perubahan yang lebih positif lagi,” ujar Budi.

    3. Permintaan dari Keluarga Korban
    Nuzmatun berharap kejadian yang menimpa anaknya menjadi yang terakhir. Ia menyampaikan harapan dengan penuh emosi.

    “Semoga apa yang mereka lakukan mereka akan membalasnya. Kami tidak bisa memberikan apa-apa, hanya doa setulusnya untuk perbaikan pendidikan PPDS di Indonesia supaya tidak ada lagi kejadian yang menimpa anak saya.”

    Kasus ini menjadi titik penting dalam perjalanan pembenahan sistem pendidikan dokter di Indonesia. Kementerian Kesehatan berkomitmen untuk menjadikan pengalaman pahit keluarga dr ARL sebagai pelajaran berharga agar tidak ada lagi korban dari budaya pendidikan yang tidak sehat.

    Jakarta: Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin memberikan penghargaan “Ksatria Bakti Husada Arutala” kepada almarhumah dr Aulia, peserta Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Universitas Diponegoro (Undip) program studi anestesi, yang menjadi korban perundungan. Penghargaan ini merupakan bentuk apresiasi atas perjuangan dr Aulia yang telah melalui berbagai tekanan selama masa pendidikan spesialis. 
     
    Budi menekankan pentingnya momen ini sebagai titik balik untuk memperbaiki sistem pendidikan dokter spesialis di Indonesia. Ia juga menegaskan bahwa pendidikan dokter spesialis harus menciptakan lulusan dengan kondisi mental yang baik, sehingga mampu melayani pasien secara maksimal.
     
    “Kemenkes ingin mengucapkan terima kasih beliau sudah berkorban untuk bertahan selama ini dari berbagai macam tekanan untuk bisa memperbaiki sistem pendidikan dokter spesialis yang ada di RS pendidikan kita,” ujar Menkes Budi, Kamis 9 Januari 2025.

    Baca juga: Depresi Berat Zhao Lusi, Sebenarnya Bagaimana Dampak Luka Bullying?
     
    Penghargaan ini sekaligus menjadi refleksi atas perlunya perbaikan budaya pendidikan dokter spesialis di Indonesia. Budi berharap ke depannya sistem pendidikan dokter dapat lebih berempati dan bebas dari tekanan yang tidak manusiawi.

    Fakta-Fakta Penyerahan Penghargaan

    1. Penghargaan Diberikan kepada Keluarga
    Penghargaan ini diterima oleh Nuzmatun Malinah, ibunda dr Aulia, Kamis 9 Januari 2025. Dalam kesempatan itu, Nuzmatun menyampaikan rasa terima kasihnya kepada pemerintah dan masyarakat yang telah memberikan dukungan.
     
    2. Harapan untuk Perbaikan Sistem
    Budi menegaskan bahwa sistem pendidikan dokter spesialis harus dibangun dengan empati dan jauh dari tekanan yang tidak sehat.
     
    “Saya percaya pengalaman yang dihadapi oleh keluarga, karena ini kehilangan putri tercinta dan juga ayahandanya, itu saya harapkan kejadian terakhir, dan bisa menjadi momentum perubahan yang lebih positif lagi,” ujar Budi.
     
    3. Permintaan dari Keluarga Korban
    Nuzmatun berharap kejadian yang menimpa anaknya menjadi yang terakhir. Ia menyampaikan harapan dengan penuh emosi.
     
    “Semoga apa yang mereka lakukan mereka akan membalasnya. Kami tidak bisa memberikan apa-apa, hanya doa setulusnya untuk perbaikan pendidikan PPDS di Indonesia supaya tidak ada lagi kejadian yang menimpa anak saya.”
     
    Kasus ini menjadi titik penting dalam perjalanan pembenahan sistem pendidikan dokter di Indonesia. Kementerian Kesehatan berkomitmen untuk menjadikan pengalaman pahit keluarga dr ARL sebagai pelajaran berharga agar tidak ada lagi korban dari budaya pendidikan yang tidak sehat.
     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
    dan follow Channel WhatsApp Medcom.id

    (DHI)

  • Menteri Kesehatan: Skrining Kesehatan Gratis Direncanakan Mulai Februari 2025 – Halaman all

    Menteri Kesehatan: Skrining Kesehatan Gratis Direncanakan Mulai Februari 2025 – Halaman all

    Menkes: Skrining Kesehatan Gratis Direncanakan Mulai Februari 2025

    Laporan wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu

    TRIBUNNEWS.COM,JAKARTA — Selain Program Makan Bergizi Gratis (MGB), skrining kesehatan saat hari ulang tahun bakal dimulai.

    Menteri Kesehatan (Menkes RI) Budi Gunadi Sadikin menuturkan, program unggulan Presiden Prabowo itu direncanakan mulai pada bulan Februari 2025 dengan jangkauan target 280 juta masyarakat Indonesia.

    Sejumlah persiapan juga sudah dilakukan salah satunya sosialisasi.

    “Skrining gratis, memang kami sudah laporkan ke Pak Presiden. Rencananya di bulan Februari, jelasnya akan ditentukan (waktunya) oleh Pak Presiden. Sosialisasi akan mulai lakukan di bulan ini,” ujar Menkes Budi yang ditemui di kantor Kemenkes Jakarta, Kamis (9/1/2025).

    Ia mewanti-wanti, skrining kesehatan di hari ulang tahun ini bukan seperti medical check up untuk golongan masyarakat menengah ke atas.

    “Tidak se-sophisticated atau se-canggih yang dibayangkan untuk elit golongan menengah. Ini bener-bener skrining untuk 280 juta rakyat Indonesia yang selama ini nggak pernah di-skrining,” tutur dia. 

    Diharapkan melalui skrining ini bisa mencegah penyakit penyebab kematian tertinggi seperti stroke dan jantung.

    Pemeriksaan tekanan darah, gula darah, sama lemak darah atau kolesterol menjadi kunci pencegahan kedua penyakit tersebut. 

    Skrining ini nanti akan dilakukan di 10 ribu puskesmas dan kemungkinan juga nanti akan dilakukan di klinik-klinik swasta.

    “Kami akan pakai sistem satu sehat atau peduli lindungi. Jadi mulai minggu ini kita akan promosikan supaya di-download lagi satu sehat dan dapatkan. Karena lewat satu sehat nanti akan kita kirim pesan-pesannya, nanti ada questionnaire yang harus diisi,” tutur BGS.

  • Heboh Wabah HMPV, Menkes Tegaskan Tak Akan Jadi COVID-19 Part 2

    Heboh Wabah HMPV, Menkes Tegaskan Tak Akan Jadi COVID-19 Part 2

    Jakarta

    Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menegaskan bahwa Human Metapneumovirus (hMPV) bukanlah virus baru. hMPV pertama kali pada tahun 2001 di Belanda dan bukan berasal dari China.

    Ia meminta masyarakat tidak terlalu khawatir terkait keberadaan virus ini lantaran hMPV sebenarnya sudah beredar sejak lama dan efek kesehatan yang ditimbulkan juga cenderung ringan.

    “Jadi sudah beredar di seluruh dunia tuh sudah lama. Termasuk di Indonesia juga sudah beredar. Apakah hMPV itu mematikan? Nggak mematikan. hMPV itu fatality ratenya sangat-sangat rendah,” kata Menkes Budi ketika ditemui awak media di Jakarta Selatan, Kamis (9/1/2025).

    “Ini kan yang terkena hMPV sebenarnya sudah lama selalu ada yang kena. Saya lihat ada yang terkena hMPV di Jakarta, di tempat lain. Gimana statusnya? Udah sembuh semua. Ini sama seperti flu biasa. Jadi buat teman-teman nggak usah khawatir,” sambungnya.

    Berkaitan dengan potensi pandemi hMPV yang dikhawatirkan banyak orang, Menkes Budi menegaskan tidak akan ada yang namanya ‘COVID-19 part 2. Selain efek yang ditimbulkan dari infeksi hMPV cenderung ringan, fatality rate yang ditimbulkan dari virus ini juga jauh di bawah infeksi COVID-19.

    Ia menuturkan pasien hMPV di Indonesia, khususnya pada anak, umumnya sembuh dan bisa beraktivitas seperti biasa.

    “Dan itu terbukti semua yang kena hMPV, data yang saya lihat yang ada di Indonesia, anak-anaknya sudah sembuh semua. Udah pulang dengan selamat. Supaya teman-teman jadi nggak usah terlalu panik juga,” ucap Menkes Budi.

    “Nggak (jadi COVID-19 part 2), jauh sekali itu,” tandasnya.

    (avk/kna)

  • Menkes Minta Pengajar-Senior Putus Mata Rantai Perundungan Dokter di PPDS

    Menkes Minta Pengajar-Senior Putus Mata Rantai Perundungan Dokter di PPDS

    Jakarta

    Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menekankan besarnya peran dokter-dokter senior untuk memutus tradisi perundungan di program pendidikan dokter spesialis (PPDS). Ia tidak ingin kejadian yang seperti menimpa dr ARL di PPDS FK Undip kembali terulang dalam proses pendidikan.

    Hal tersebut diungkapkannya setelah memberikan tanda penghargaan Ksatria Bakti Husada Arutala pada dr ARL yang diwakili oleh sang ibunda, Nuzmatun Malinah.

    “Untuk para senior yuk mari kita putus mata rantainya saat ini juga supaya kita bisa membangun budaya yang lebih baik di pendidikan para dokter spesialis ini, karena mereka nanti akan menghadapi ratusan ribu sampai jutaan pasien,” kata Menkes Budi ketika ditemui awak media di Kantor Kementerian Kesehatan, Jakarta Selatan, Kamis (9/1/2025).

    Menkes Budi menuturkan bahwa budaya pembelajaran di PPDS harus terbentuk dengan baik. Hal ini menurutnya juga sangat berkaitan dengan kualitas pelayanan pasien nantinya, setelah dokter lulus.

    Selain itu, ia juga mengimbau para pengajar di PPDS untuk tidak melepaskan seluruh tanggung jawab pengajaran dokter residen pada senior. Menurutnya, hal ini menjadi salah satu pemicu budaya perundungan yang cukup kuat di dunia pendidikan kedokteran.

    Menkes Budi meminta para pengajar untuk meluangkan lebih banyak waktu untuk peserta PPDS. Menurutnya, di lapangan pengajar bisa sangat jarang bertemu dengan junior karena ada kegiatan lain.

    “Kepada para pengajar-pengajarnya, tolong pastikan pada saat mendidik ajarilah junior-juniornya, jangan lepaskan pengajarannya ini ke para senior karena yang terjadi di sistem yang sekarang adalah banyak para pengajar yang kemudian melepaskan tanggung jawab pengajarannya ke para senior sehingga ini yang terjadi, senior yang mengajari juniornya, sehingga bullying ini terjadi,” tandas Menkes.

    (avk/kna)

  • Menkes Beri Penghargaan Kstaria Bakti Husada Arutala kepada Dokter Aulia Risma – Halaman all

    Menkes Beri Penghargaan Kstaria Bakti Husada Arutala kepada Dokter Aulia Risma – Halaman all

    Laporan wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu

    TRIBUNNEWS.COM,JAKARTA -Menteri Kesehatan (Menkes RI) Budi Gunadi Sadikin memberikan penghargaan Ksatria Bakti Husada Arutala kepada dr Aulia Risma Lestari.

    Penghargaan itu diberikan sebagai bentuk penghormatan dan pengakuan atas keberanian dan perjuangan almarhumah dr Risma saat menjadi peserta Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Anestesi Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro (FK Undip).

    Penghargaan itu diterima langsung oleh ibunda Risma, Nuzmatun Malinah di kantor Kemenkes RI, Jakarta, Kamis (9/11/2024).

     

    “Saya berharap dengan adanya momentum ini kita bisa memperbaiki sistem pendidikan dokter spesialis agar bisa membangun sistem pendidikan dan budaya berempati, tidak menekan para serta didiknya sehingga mereka nanti pada saat lulus memiliki kondisi mental yang baik pada saat nanti menghadapi pasienn,” kata Menkes Budi.

    Kedepan, menjalin dengan pihak terkait seperti Kemdikbudristek, Kemenkes berupaya terus mencegah budaya atau perilaku bullying di pendidikan dokter spesialis dan rumah sakit.

    “Ini seharusnya kita kembalikan lagi kepada metode-metode yang sesuai dengan pendidikan dokter,” harap mantan dirut Bank Mandiri ini.

    Dikesempatan yang sama, Nuzmatun mengucapkan terima kasih atas penghargaan yang diberikan.

    Pasca penetapan tiga tersangka pemerasan, ia berharap pelaku bisa diberikan hukuman yang setimpal.

    “Mohon untuk bisa diberikan kekuatan sehingga penegak hukum bisa memberikan keadilan sebagaimana yang telah mereka lakukan terhadap almarhumah Risma,” ungkap dia.

    Tiga Tersangka Pemerasan

    Pemakaman ayah dokter Aulia Risma Lestari di TPU Panggung Kota Tegal, Jawa Tengah, Selasa (27/8/2024) (kiri) (Kolase tribunpantura.com/ Fajar Bahruddin Achmad)

    Polisi telah menetapkan tiga tersangka dalam kasus pemerasan terhadap korban dokter Aulia.

    Ketiganya adalah TEN (pria) Ketua Program Studi (Prodi) Anestesiologi Fakultas Kedokteran Undip, SM (perempuan) kepala staf medis kependidikan prodi Anestesiologi Undip, dan ZYA (perempuan) yang merupakan senior dari dr Aulia.

    Kabid Humas Polda Jateng Kombes Pol Artanto menjelaskan pada Selasa (24/12/2024) bahwa peran para tersangka dalam kasus ini yakni TEN memanfaatkan senioritasnya di kalangan PPDS untuk meminta uang Biaya Operasional Pendidikan (BOP) yang tidak diatur dalam akademik.

    Sementara tersangka SM turut serta meminta uang BOP yang tidak diatur akademi dengan meminta langsung ke bendahara PPDS.

    Tersangka ZYA dikenal sebagai senior korban yang paling aktif membuat aturan, melakukan bullying dan makian. 

  • Video Menkes Budi Sebut Pasien Anak yang Kena HMPV Sudah Sembuh Semua

    Video Menkes Budi Sebut Pasien Anak yang Kena HMPV Sudah Sembuh Semua

    Jakarta – Virus Human Metapneumovirus (HMPV) sudah masuk ke Indonesia dan sempat dikhawatirkan akan seperti Covid-19. Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin meminta masyarakat tak perlu panik karena HMPV layaknya flu biasa dan tak berbahaya.

    (/)

  • Infografis Waspada Penyebaran Virus HMPV di Tanah Air, Gejala hingga Pencegahannya – Page 3

    Infografis Waspada Penyebaran Virus HMPV di Tanah Air, Gejala hingga Pencegahannya – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – Perhatian global saat ini tertuju pada Human Metapneumovirus atau HMPV. Virus HMVP sedang meningkat di China belakangan ini, terutama di bagian utara.

    Selain itu, virus HMVP juga menjadi perhatian khusus karena mayoritas kasus ditemukan pada anak-anak di bawah umur 14 tahun. Para ahli menduga peningkatan ini juga dipengaruhi oleh infeksi virus Influenza A.

    Lalu, apakah itu virus HMVP? Epidemiolog dari Griffith University Australia, Dicky Budiman, menjelaskan Human Metapneumovirus bukanlah virus baru.

    Dicky menyebutkan virus ini pertama kali diidentifikasi pada 2001. HMVP memiliki kemiripan dengan Respiratory Syncytial Virus (RSV).

    “Influenza A itu memang jadi salah satu penyebab utama flu musiman. Virus ini bukan virus baru dan sudah lama bersirkulasi. Hal ini mengacu pada dua virus yang menyebabkan banyak kasus di China, yaitu Influenza A dan HMPV,” ujar Dicky kepada Liputan6.com, Rabu 1 Januari 2025.

    Menurut Dicky, virus HMPV di China terutama menyerang individu dengan imunitas tubuh yang lemah. Kelompok yang paling rentan, yakni anak-anak, orang tua, dan individu muda yang memiliki masalah kesehatan terkait daya tahan tubuh.

    Penularan Human Metapneumovirus atau HMPV lewat droplet seperti saat batuk atau bersin. Selain itu, kontak fisik seperti bersalaman, berpelukan dan menyentuh permukaan terkontaminasi virus yang teridentifikasi pada 2001 itu juga bisa menular.

    Mengingat cara penularan HMPV sama seperti flu dan COVID-19, maka upaya pencegahan masih dengan cara 5M. Apa saja 5M? Mencuci tangan dengan sabun, memakai masker, menjauhi kerumunan, mengurangi mobilitas, dan menjaga jarak.

    Adapun Malaysia mulai mencatatkan 327 kasus infeksi HMPV pada 2024. Meningkat 45 persen ketimbang 225 kasus pada 2023.

    Kementerian Kesehatan Malaysia pada Sabtu 4 Januari 2025 menyatakan, HMPV, infeksi saluran pernapasan yang disebabkan virus dari keluarga Pneumoviridae, bukanlah penyakit baru.

    Kasus virus HMVP pun terdeteksi di Indonesia. Semua kasus di Tanah Air melibatkan anak-anak. Meski demikian, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin memastikan masyarakat tidak perlu khawatir, karena virus HMPV ini bukanlah ancaman baru.

    “HMPV sudah lama ditemukan di Indonesia. Kalau dicek apakah ada, itu ada. Saya sendiri kemarin melihat data di beberapa lab, ternyata beberapa anak ada yang terkena HMPV,” ucap Menkes Budi.

    Menkes Budi menjelaskan, HMPV yang kini kasus di China jadi sorotan itu tidak mematikan. Dia juga mengatakan, HMPV bukanlah virus baru. HMPV teridentifikasi pada 2001, sedangkan virus SARS-CoV-2 penyebab COVID-19 baru ditemukan pada 2019.

    Apa itu sebenarnya virus HMVP? Bagaimana gejala dan cara mencegahnya? Lantas, bagaimana saat ini kasus virus HMVP di Indonesia? Simak selengkapnya dalam rangkaian Infografis berikut ini:

  • Apakah Gejala HMPV Sama dengan Covid-19? Ini Faktanya

    Apakah Gejala HMPV Sama dengan Covid-19? Ini Faktanya

    Jakarta, Beritasatu.com – Human Metapneumovirus (HMPV) kini menjadi perhatian global karena penyebarannya yang meluas, termasuk di Indonesia. Meski HMPV bukan virus baru dan sering dianggap sebagai penyebab infeksi saluran pernapasan ringan, penyakit ini tetap perlu diwaspadai. Namun, banyak yang bertanya apakah gejala HMPV sama dengan Covid-19?

    Menurut Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, virus HMPV telah terdeteksi di beberapa wilayah Indonesia, dengan kasus yang ditemukan umumnya terjadi pada anak-anak. Dia menegaskan HMPV berbeda dari Covid-19.

    Jika Covid-19 adalah virus baru yang berpotensi menyebabkan penyakit serius, HMPV sudah ada sejak lama, tepatnya sejak pertama kali diidentifikasi pada 2001.

    “HMPV adalah virus lama yang sudah ada sejak 2001 dan telah beredar di seluruh dunia,” ujar Budi seperti dilansir dari situs resmi Kemenkes.

    Namun, apakah gejala HMPV sama dengan Covid-19? Berikut ini penjelasannya.

    Gejala HMPV
    HMPV biasanya menunjukkan gejala mirip flu biasa, tetapi pada beberapa kasus, terutama pada individu rentan seperti anak-anak, lansia, atau mereka dengan sistem imun lemah, infeksi ini bisa berkembang menjadi lebih serius.

    Gejala umum HMPV meliputi batuk, demam ringan hingga sedang, sesak napas atau napas berat, pilek dan hidung tersumbat, sakit tenggorokan, dan kelelahan.

    Pada kasus yang lebih parah, komplikasi seperti bronkitis dan pneumonia dapat terjadi, terutama pada kelompok berisiko.

    Gejala Covid-19
    Covid-19, yang disebabkan oleh virus SARS-CoV-2, memiliki gejala yang lebih bervariasi dan sering kali lebih parah. Beberapa gejala umum Covid-19 meliputi demam atau kedinginan, batuk, kesulitan bernapas atau sesak napas, kehilangan indera penciuman dan perasa (anosmia), sakit tenggorokan, kelelahan, nyeri otot atau tubuh, serta pilek atau hidung tersumbat.

    Selain itu, Covid-19 dapat menyebabkan gejala asimtomatik, di mana seseorang tidak menunjukkan tanda-tanda penyakit tetapi tetap dapat menularkan virus.

    Menjawab pertanyaan apakah gejala HMPV sama dengan Covid-19, perbedaannya terletak pada karakteristik virus, potensi komplikasi, dan gejala spesifik seperti anosmia yang hanya ditemukan pada Covid-19.

  • Cara Dapat Medical Check Up Gratis 2025 bagi Warga yang Sedang Ulang Tahun

    Cara Dapat Medical Check Up Gratis 2025 bagi Warga yang Sedang Ulang Tahun

    JABAR EKSPRES – Simak cara dapat medical check up gratis di tahun 2025 bagi warga yang sedang ulang tahun.

    Pemerintah Indonesia memberikan kabar gembira bagi masyarakat yang sedang merayakan ulang tahun pada tahun 2025 ini.

    Melalui program pemeriksaan kesehatan gratis, Anda dapat memanfaatkan fasilitas medical check up untuk memeriksa kondisi kesehatan secara menyeluruh.

    Program ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat dalam menjaga kesehatan dan mencegah berbagai penyakit serius sejak dini.

    BACA JUGA: Medical Check Up Gratis di Hari Ulang Tahun Mulai Februari 2025, Begini Tata Cara dapatnya

    BACA JUGA: Daftarkan NIK KTP dan KK Dapat Saldo Dana Bantuan PKH 2025, Ini Langkah Daftarnya Lewat HP

    Berikut ini adalah informasi lengkap tentang cara mendapatkan medical check up gratis di Puskesmas dan daftar pemeriksaan yang akan dilakukan.

    Medical check up gratis adalah pemeriksaan kesehatan yang diberikan secara cuma-cuma kepada WNI yang sedang berulang tahun.

    Pemeriksaan ini tidak hanya sebatas cek tensi darah, melainkan meliputi 14 jenis pemeriksaan untuk mendeteksi berbagai penyakit.

    Program ini bertujuan untuk mencegah penyakit-penyakit berbahaya sejak dini, mengurangi risiko kecacatan, dan menurunkan angka kematian akibat penyakit yang dapat dicegah.

    Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin, menjelaskan bahwa pemeriksaan kesehatan ini sangat penting untuk mendeteksi kondisi kesehatan yang menurun sejak dini.

    BACA JUGA: Cara Daftar Bansos PKH Online Via Aplikasi Cek Bansos, Penuhi Kriteria ini Agar Lolos Pendaftaran

    Dengan demikian, masyarakat bisa mendapatkan penanganan lebih cepat sebelum perlu dirawat di rumah sakit.

    Cara Mendapatkan Medical Check Up Gratis

    Jika Anda ingin mendapatkan pemeriksaan kesehatan gratis saat ulang tahun, berikut adalah langkah-langkah yang perlu diikuti:

    1.Kunjungi Puskesmas terdekat pada hari ulang tahun Anda.

    2.Jangan lupa membawa kartu identitas seperti KTP atau Kartu Keluarga (KK) sebagai verifikasi usia dan identitas Anda.

    3.Daftarkan diri Anda ke petugas untuk melakukan medical check up.

    4.Petugas Puskesmas akan memverifikasi data Anda. Jika sudah terverifikasi, Anda dapat melanjutkan pemeriksaan sesuai dengan kategori usia.

    5.Setelah terverifikasi, Anda bisa melakukan pemeriksaan sesuai dengan jenis kelamin dan usia Anda.

  • Cara Dapat Pemeriksaan Kesehatan Gratis 2025 di Puskesmas saat Hari Ulang Tahun

    Cara Dapat Pemeriksaan Kesehatan Gratis 2025 di Puskesmas saat Hari Ulang Tahun

    JABAR EKSPRES – Inilah cara dapat pemeriksaan Kesehatan gratis di Puskesmas saat hari ulang tahun, simak juga daftar penyakit yang akan diperiksa.

    Kabar gembira bagi masyarakat Indonesia yang tengah berulang tahun, karena pemerintah memberikan kado ulang tahun berupa medical check up gratis.

    Program ini bertujuan agar masyarakat dapat menjaga Kesehatan, mencegah berbagai jenis penyakit sejak dini, dan mengurangi risiko kecacatan hingga kematian.

    Sehingga, pemeriksaan ini bukan hanya cek tensi darah saja, melainkan pemeriksaan Kesehatan dasar yang mencakup 14 penyakit.

    “Pemeriksaan Kesehatan ini harus dilakukan agar kitab isa mendeteksi lebih dini kalau ada kondisi Kesehatan yang menurun sehingga masyarakat tidak harus dirawat di rumah sakit,” ujar Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin, sebagaimana mengutip dari ANTARA.

    BACA JUGA: Medical Check Up Gratis di Hari Ulang Tahun Mulai Februari 2025, Begini Tata Cara dapatnya

    BACA JUGA: Cara Daftar Bansos PKH Online Via Aplikasi Cek Bansos, Penuhi Kriteria ini Agar Lolos Pendaftaran

    Fasilitas medical check up gratis ini akan dimulai pada bulan Februari 2025, yang khusus diberikan bagi WNI yang sedang berulang tahun mulai dari balita, remaja, dewasa, hingga lansia.

    Untuk Anda yang ingin mendapatkan cek Kesehatan secara gratis, silakan ikuti langkah berikut ini.

    Cara Mendapatkan Medical Check Up

    1.Datangi Puskesmas terdekat tepat hari ulang tahun, dengan membawa kartu identitas seperti KTP

    2.Daftar ke petugas untuk melakukan pemeriksaan Kesehatan

    3.Petugas akan memverifikasi data Anda

    4.Apabila terverifikasi oleh petugas, masyarakat dapat melakukan pemeriksaan sesuai kategori usia.

    BACA JUGA: Daftarkan NIK KTP dan KK Dapat Saldo Dana Bantuan PKH 2025, Ini Langkah Daftarnya Lewat HP

    Daftar kelompok fasilitas medical check up gratis

    Medical check up untuk Balita

    Hipotiroid kongenital

    Penyakit jantung bawaan kritis

    Hiperplasia adrenal kongenital

    Defisiensi G6PD

    Pertumbuhan

    Perkembangan

    Indra pendengaran

    Indra penglihatan

    Gigi dan mulut

    Talasemia

    Hepar

     

    Medical check up untuk Remaja

    Indra pendengaran

    Indra penglihatan

    Gigi dan mulut

    Talasemia

    Anemia

    Obesitas

    Diabetes melitus

    Hipertensi

    Paru-paru

    Kesehatan jiwa