Tag: Budi Arie Setiadi

  • Budi Arie OTW ke Gerindra, Preciosa Kanti: Sejak Awal Bukan Loyalitas, Cuma Transaksi

    Budi Arie OTW ke Gerindra, Preciosa Kanti: Sejak Awal Bukan Loyalitas, Cuma Transaksi

    FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Pegiat media sosial, Preciosa Kanti, merespons langkah politik Ketua Umum Projo, Budi Arie Setiadi, yang secara terbuka menyatakan keinginannya untuk bergabung dengan Partai Gerindra.

    Bukan hanya itu, ia juga mengganti logo Projo agar tidak lagi menampilkan wajah Presiden ke-7 Indonesia, Jokowi.

    Menanggapi hal tersebut, Kanti memberikan sindiran menohok mengenai hubungan Jokowi dengan Projo yang kini tampak renggang.

    “Jokowi meninggalkan Projo atau Projo meninggalkan Jokowi?,” ujar Kanti di X @PreciosaKanti (2/11/2025).

    Ia menyebut situasi ini bak teka-teki tanpa jawaban penting.

    “Serumit telur dan ayam, siapa yang ada duluan, namun bodo amat menjawab,” lanjutnya.

    Kanti bilang, perubahan simbol Projo dari wajah Jokowi menjadi gambar lebah menunjukkan pergeseran arah dukungan politik yang besar.

    “Yang pasti, lambang Projo berubah, dari wajah Jokowi menjadi lebah,” terangnya.

    Ia mengatakan, langkah Budi Arie yang kini terang-terangan menyatakan siap masuk ke Gerindra sebagai upaya menyelamatkan diri setelah tak lagi berada di lingkar kekuasaan Jokowi.

    “Budi Arie terang-terangan deklarasi akan masuk partai Gerindra. Well no choice, upaya cari selamat,” Kanti menuturkan.

    “Akh sejak awal memang bukan urusan loyalitas. Semua hanyalah sebatas transaksi!,” kuncinya.

    Sebelumnya, Pengamat Politik dan Ekonomi, Heru Subagia, menyebut ketidakhadiran Jokowi dalam agenda tersebut sebagai tanda berkurangnya legitimasi organisasi yang dipimpin Budi Arie Setiadi itu.

    “Dengan tidak ada respon kehadiran Jokowi kata Kompul Syarif bahwa dokter pribadi yang tidak memberikan restu karena alasan kesehatan,” Heru menuturkan.

  • Budi Arie Otw Gerindra, Jhon Sitorus: Selamat Tinggal Jok, Projol Mau Nyandar ke Bowo Dulu

    Budi Arie Otw Gerindra, Jhon Sitorus: Selamat Tinggal Jok, Projol Mau Nyandar ke Bowo Dulu

    FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Pegiat media sosial, Jhon Sitorus, ikut merespons langkah Ketua Umum Projo, Budi Arie Setiadi, yang menyatakan keinginannya bergabung dengan Partai Gerindra.

    Bukan hanya itu, Budi Arie juga menyinggung soal pergantian logo Projo tanpa lagi menampilkan wajah Presiden ke-7, Jokowi.

    Dikatakan Jhon, langkah Budi Arie tersebut sebagai bentuk manuver mencari perlindungan politik baru setelah kekuatan Jokowi disebut semakin melemah.

    “Budi Arie sedang cari perlindungan, karena Jokowi tak lagi sekuat dulu,” ujar Jhon di X @jhonsitorus_19 (2/11/2025).

    Ia juga menyindir relawan Jokowi yang masih loyal hingga saat ini seperti Alor Fritz Bou hingga Dian Sandi Utama.

    “Pada akhirnya tidak akan ada yang bersama Mulyono, kecuali Silfester, Alor Fritz Boy dan Dian Sandi, dan termul-termul yang kesurupan,” cetusnya.

    Tidak lupa, Jhon menyebut bahwa langkah Projo mendekat ke Prabowo Subianto hanyalah upaya bertahan di pusaran kekuasaan.

    “Selamat tinggal Jok, Projol mau nyandar ke Bowo dulu, itupun kalau diterima,” tandasnya.

    Sebelumnya, dalam Kongres III Projo di Hotel Sahid Jakarta, Budi Arie menyampaikan niatnya untuk meminta izin kepada para relawan agar bisa bergabung dengan Partai Gerindra.

    Ia juga menegaskan bahwa logo baru Projo tidak lagi menampilkan wajah Jokowi, melainkan akan disesuaikan dengan arah organisasi yang disebutnya lebih nasionalis terbuka.

    Pengamat Politik dan Ekonomi, Heru Subagia, menyebut ketidakhadiran Jokowi dalam agenda tersebut sebagai tanda berkurangnya legitimasi organisasi yang dipimpin Budi Arie Setiadi itu.

  • Budi Arie Sampai Minta Izin ke Relawan Projo untuk Gabung Gerindra, Denny Siregar: Kukira Gabung PSI, Terlalu Kecil Ya?

    Budi Arie Sampai Minta Izin ke Relawan Projo untuk Gabung Gerindra, Denny Siregar: Kukira Gabung PSI, Terlalu Kecil Ya?

    FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Sutradara dan pegiat media sosial, Denny Siregar, ikut menanggapi langkah Ketua Umum Projo, Budi Arie Setiadi, yang dikabarkan ingin bergabung ke Partai Gerindra.

    Dikatakan Denny, sebagai pendukung setia Jokowi, mestinya Budi Arie bergabung dengan PSI.

    “(Minta izin ke relawan Projo untuk gabung Gerindra) Kukira gabung ke PSI, terlalu kecil ya?,” ujar Denny di Facebook pribadinya, Minggu (2/11/2025).

    Ia juga menyinggung pernyataan Budi Arie yang menyebut nama Projo bukan berarti Pro Jokowi, melainkan berasal dari bahasa Sanskerta.

    “(Soal singkatan Projo bukan Pro Jokowi tapi bahasa Sanskerta) Wkwkwkw, doi takut gak diakuin ma Gerindra,” tandas Denny.

    Denny melihat sikap tersebut sebagai bentuk kegamangan politik setelah junjungannya tidak lagi berkuasa.

    Ia menyebut, langkah Budi Arie yang berusaha menjaga jarak dari nama Jokowi justru menimbulkan tanda tanya publik soal arah Projo ke depan.

    Seperti diketahui, Budi Arie menyampaikan bahwa dalam Kongres III Projo di Hotel Grand Sahid Jakarta, dirinya meminta izin kepada para relawan untuk bergabung dengan Partai Gerindra.

    Dalam kesempatan itu, Budi juga menegaskan bahwa logo Projo akan diganti dan tidak lagi menampilkan wajah Jokowi.

    Sebelumnya, Rizal Fadillah, berbicara mengenai langkah organisasi relawan Projo (Pro Jokowi) yang akan mengganti logo dan tidak lagi menampilkan wajah Presiden ke-7 RI, Jokowi.

    Ketua Umum Projo Budi Arie Setiadi sebelumnya menyebut perubahan logo itu sebagai upaya pembaruan organisasi, bukan lagi bermakna “Pro Jokowi”, tetapi memiliki makna tersendiri.

  • Budi Arie Pilih Gerindra Ketimbang PSI, Pengamat: Jokowi Tak Lagi Menarik

    Budi Arie Pilih Gerindra Ketimbang PSI, Pengamat: Jokowi Tak Lagi Menarik

    Budi Arie Pilih Gerindra Ketimbang PSI, Pengamat: Jokowi Tak Lagi Menarik
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO), Dedi Kurnia Syah menilai sosok Presiden ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi) bagi Ketua Umum relawan Projo, Budi Arie Setiadi tak lagi dianggap menarik.
    Hal inilah yang dinilai Dedi sebagai alasan Budi Arie lebih memilih Partai Gerindra ketimbang masuk Partai Solidaritas Indonesia (PSI).
    Daya tarik Jokowi yang menurun serta lemahnya posisi politik PSI, nilai Dedi, menjadi salah satu faktor Budi memilih Gerindra.
    “Jokowi sendiri tidak lagi menarik karena bukan penguasa, posisi Gibran (Gibran Rakabuming Raka) juga tidak berpengaruh, ini juga yang membuat PSI tidak cukup menarik bagi politisi pragmatis seperti Budi Arie, loyalitasnya bukan faktor Jokowi, melainkan soal untung rugi,” kata Dedi kepada Kompas.com, Minggu (2/11/2025).
    Menurut Dedi, hal itulah yang membuat PSI kehilangan magnet bagi politisi seperti Budi Arie.
    Dedi menilai keputusan Budi Arie merapat ke Gerindra merupakan langkah yang bersifat pragmatis, bukan ideologis.
    Ia menilai, loyalitas Budi Arie bukan lagi pada sosok Jokowi, melainkan pada kalkulasi untung rugi dalam menjaga karier politiknya.
    Tambahnya, Budi Arie tampak mempertimbangkan faktor perlindungan hukum dan politik yang hanya bisa diberikan oleh partai penguasa seperti Gerindra.
    Dedi membeberkan sejumlah kasus hukum yang membayangi Budi Arie yang membuatnya membutuhkan perlindungan politik.
    “Dengan bergabung ke PSI, Budi Arie tidak miliki perlindungan, tetapi Gerindra tentu berbeda, karena partai penguasa, sehingga alasan memilih Gerindra lebih pada soal suaka hukum,” jelas Dedi.
    Lebih jauh, Dedi menilai PSI belum dapat menawarkan jaminan politik bagi para tokoh yang ingin mempertahankan eksistensi mereka di pemerintahan.
    “Dari sisi politik, terhitung tepat bergabung ke Gerindra, selain partai penguasa, juga ada jaminan Gerindra menjaga karir kekuasaan Budi Arie. Sementara PSI, masih belum ada jaminan apapun,” kata Dedi.
    Sebelumnya, Budi Arie secara terbuka menyatakan keinginannya bergabung dengan Partai Gerindra dalam Kongres III Projo di Jakarta, Sabtu (1/11/2025).
    “Ya secepatnya (gabung Gerindra),” kata Budi Arie di sela-sela Kongres III Projo di Grand Sahid Jaya, Sudirman, Jakarta Pusat, Sabtu (1/11/2025).
    Budi bertekad untuk memperkuat partai yang dipimpin Presiden Prabowo Subianto. Ia secara gamblang menyebut nama Partai Gerindra sebagai partai tujuannya.
    “Betul. Iya lah, pasti Gerindra. Nanti kita tunggu dinamika di Kongres ketiga ini. Yang pasti begini, satu, kita akan memperkuat dan mendukung agenda-agenda politik Presiden Prabowo,” tutur Budi.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • 8
                    
                        Projo, Dulu Wacanakan Jadi Parpol, Kini Mau Ganti Logo Muka Jokowi
                        Nasional

    8 Projo, Dulu Wacanakan Jadi Parpol, Kini Mau Ganti Logo Muka Jokowi Nasional

    Projo, Dulu Wacanakan Jadi Parpol, Kini Mau Ganti Logo Muka Jokowi
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Ketika Presiden ke-7 Joko Widodo (Jokowi) resmi lengser dari jabatannya pada Oktober 2024 silam, salah satu kelompok relawan garis kerasnya, Projo, langsung berkeinginan untuk menjadi partai politik (parpol).
    Menurut Projo, jika Jokowi sudah tidak menjabat Presiden, maka sebaiknya ayah Gibran Rakabuming Raka itu memimpin sebuah parpol.
    Keinginan tersebut turut tidak lepas dari popularitas Jokowi di kalangan masyarakat. Projo mengklaim Jokowi begitu dicintai masyarakat.
    Akan tetapi, setahun berselang, Projo menyatakan tidak akan membentuk parpolnya sendiri. Bahkan, Projo mau mengubah logo mereka, dari yang tadinya ada siluet wajah Jokowi.
    Bendahara Umum relawan Projo, Panel Barus mengatakan, organisasinya bakal bertransformasi menjadi partai politik jika ada keinginan dari rakyat.
    Hal itu ia sampaikan merespons sikap Presiden ketujuh RI Joko Widodo yang mempersilakan jika Projo ingin menjadi partai politik.
    “Projo sikapnya nanti bagaimana rakyat saja inginnya seperti apa. Jadi kita akan ikut apa yang menjadi keinginan rakyat, kalau rakyat menginginkan Projo jadi partai, ya kita harus siap,” ujar Panel saat dihubungi Kompas.com, Senin (28/10/2024).
    Panel mengeklaim, keputusan para pengurus Projo soal masa depan organisasi tersebut bakal ditentukan oleh keinginan-keinginan rakyat.
    “Jadi kalau rakyat ingin Projo berubah bentuk dari ormas menjadi partai, ya itu terserah rakyat saja karena kita ikut apa kata rakyat,” kata dia.
    Panel menyebutkan, wacana mengubah Projo menjadi partai politik bisa saja dibahas dalam kongres ketiga.
    Pasalnya, Projo harus memikirkan strategi ke depan untuk menghadapi berbagai tantangan dan situasi.
    “Karena, satu, tantangan, situasi, dan kondisi yang dihadapi oleh bangsa hari ini berubah. Sehingga Projo sebagai salah satu alat perjuangan harus menyesuaikan dengan alat perjuangan juga harus menyesuaikan atas perubahan-perubahan itu, harus adaptif,” tutur Panel.
    Panel pun tidak menutup kemungkinan bahwa Jokowi bisa saja menjadi ketua umum apabila Projo bertransformasi menjadi partai politik.
    Menurut dia, hal itu sesuai dengan keinginan agar Jokowi memimpin sebuah partai politik setelah tidak lagi menjabat sebagai presiden.
    “Ya kalau Projo kan berulang kali sempat menyampaikan tentang imajinasi Projo. Imajinasi Projo kan ke depan kalau sudah tidak menjadi Presiden, Pak Jokowi sebaiknya memimpin partai politik. Itu imajinasi yang sudah jauh-jauh hari disampaikan,” kata Panel.
    KOMPAS.com/FIKA NURUL ULYA Ketua Harian Partai Gerindra Sufmi Dasco Ahmad dalam konferensi pers usai berbincang dengan Ketua Umum (Ketum) Projo Budi Arie Setiadi di sela-sela Kongres III Projo di Grand Sahid Jaya, Sudirman, Jakarta Pusat, Sabtu (1/11/2025).
    Ketua Umum (Ketum) relawan Projo, Budi Arie Setiadi menyatakan Projo tidak akan berubah menjadi partai. Sebaliknya, relawan yang tergabung dalam Projo justru akan bergabung dengan partai lain.
    “Projo tidak akan menjadi partai. (Tapi akan) bergabung,” kata Budi Arie di sela-sela Kongres III Projo yang digelar di Grand Sahid Jaya, Sudirman, Jakarta Pusat, Sabtu (1/11/2025).
    Ia sendiri mengaku ingin bergabung dengan Partai Gerindra yang dipimpin Presiden Prabowo Subianto secepatnya.
    Intinya, ia berkomitmen memperkuat dan mendukung agenda-agenda politik Presiden Prabowo.
    “Ya secepatnya (gabung Gerindra),” kata dia singkat.
    Sementara kader lainnya akan melihat dinamika dalam Kongres yang akan berlangsung sampai Minggu (2/11/2025). Ia pun tidak memaksa kader untuk bergabung ke partai tertentu.
    “Ya nanti kita lihat dinamika, belum diputuskan. Saya sekarang sudah mengusulkan ke forum,” ucap Budi.
    Lalu, Budi Arie mengaku akan mengubah logo persatuan relawan Projo. Alasannya agar tidak terkesan mengkultuskan seseorang.
    “Logo Projo akan kita ubah, supaya tidak terkesan kultus individu,” kata Budi Arie.
    Adapun logo Projo saat ini berwarna hitam dan merah. Siluet wajah Presiden ke-7 RI Joko Widodo juga tergambar jelas menjadi inti logo, yang dilingkari lingkaran berwarna putih.
    Di bawah lingkaran, terdapat nama Projo.
    Menurut Budi Arie, pengubahan logo merupakan bagian dari transformasi organisasi.
    “Dalam rangka itu Projo akan melakukan transformasi organisasi. Yang salah satunya adalah kemungkinan mengubah logo Projo, yang nanti akan kita putuskan di Kongres ketiga ini,” tutur Budi.
    Ia pun membuka peluang bahwa logo Projo yang baru nanti bukan lagi bergambar wajah Jokowi.
    Sementara namanya, tetap Projo sembari menunggu dinamika lebih lanjut.
    “Iya, kemungkinan (bukan logo Jokowi). (Namanya) Nggak, sementara itu. Nanti kita lihat mekanisme persetujuan dari teman-teman Kongres,” beber Budi.
    Dalam kesempatan tersebut, Budi Arie belum mengungkap lebih detail apa logo baru Projo yang akan menggantikan siluet wajah Jokowi.
    Lebih lanjut Budi menjelaskan arti nama Projo. Ia menyatakan bahwa Projo berasal dari bahasa Sansekerta yang berarti rakyat.
    “Projo itu artinya negeri dan rakyat. Jadi Projo itu sendiri artinya adalah negeri dalam bahasa Sansekerta, dan dalam bahasa Jawa Kawi itu artinya rakyat,” tandas Budi.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Projo Ganti Logo Tak Lagi Bergambar Jokowi, Rizal Fadillah: Lompatan Kodok Politik Pragmatis dan Busuk Ala Budi Arie

    Projo Ganti Logo Tak Lagi Bergambar Jokowi, Rizal Fadillah: Lompatan Kodok Politik Pragmatis dan Busuk Ala Budi Arie

    FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Pemerhati politik dan kebangsaan, M Rizal Fadillah, berbicara mengenai langkah organisasi relawan Projo (Pro Jokowi) yang akan mengganti logo dan tidak lagi menampilkan wajah Presiden ke-7 RI, Jokowi.

    Ketua Umum Projo Budi Arie Setiadi sebelumnya menyebut perubahan logo itu sebagai upaya pembaruan organisasi, bukan lagi bermakna “Pro Jokowi”, tetapi memiliki makna tersendiri.

    Namun, Rizal Fadillah menilai pernyataan itu tidak masuk akal.

    “Mulai ngeles bahwa Projo itu bukan kepanjangan Pro Jokowi tapi punya makna sendiri. Sedunia sudah tahu bahwa logonya saja wajah Jokowi,” ujar Rizal kepada fajar.co.id, Minggu (2/11/2025).

    “Mana mungkin bukan Pro Jokowi. Budi Arie sudah ketularan Jokowi soal ngeles mengeles,” tambahnya.

    Rizal juga menyinggung posisi Budi Arie yang disebut-sebut ingin membawa Projo merapat ke Gerindra melalui Kongres Projo.

    “Budi Arie pecatan Menteri Koperasi dan tokoh yang diributkan di belakang permainan haram judi online itu mencoba melalui Kongres Projo membawa Projo menjadi gerbong Gerindra,” katanya.

    Ia mengatakan, langkah itu terlihat dari pujian terhadap Prabowo Subianto yang digaungkan dalam kongres tersebut.

    “Merapat dengan memulai memuji Prabowo dan teriakan peserta Kongres Prabowo di hati rakyat. Budi sendiri berniat bergabung ke Gerindra dan meminta izin kepada Kongres yang dihadiri Sufmi Dasco tersebut,” sebutnya.

    Kata Rizal, publik sebenarnya tidak terlalu peduli dengan arah politik Budi Arie maupun Projo.

    “Masyarakat hanya tersenyum saja bahwa Gerindra kok menjadi seperti tempat sampah. Budi Arie bukan barang bagus, judi harus dibuang ke tempat sampah meski secara online,” timpalnya.

  • Pesan Jokowi untuk Projo: Terus Berbuat untuk Rakyat

    Pesan Jokowi untuk Projo: Terus Berbuat untuk Rakyat

    Pesan Jokowi untuk Projo: Terus Berbuat untuk Rakyat
    Penulis
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Presiden ke-7 Republik Indonesia Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan pesannya kepada kelompok relawan Projo untuk selalu bekerja sama untuk Indonesia.
    Hal itu disampaikannya lewat video ucapan yang ditayangkan dalam Kongres III Projo di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta, Sabtu (1/11/2025).
    “Mari kita terus bekerja bersama untuk Indonesia yang maju dan berdaulat, terus jaga semangat, jaga persaudaraan dan terus berbuat untuk rakyat,” pesan Jokowi dalam tayangan video.
    Tidak lupa, Jokowi menyampaikan salam hangat kepada seluruh keluarga besar relawan Projo yang dipimpin oleh Budi Arie Setiadi.
    “Saya menyampaikan salam hangat untuk seluruh keluarga besar relawan Projo, terima kasih atas semangat dan dedikasi yang terus dijaga untuk mendukung arah pembangunan bangsa,” ujar Jokowi.
    Diketahui, Jokowi batal menghadiri dan membuka Kongres III Projo secara langsung di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta.
    Faktor kesehatan dan saran dari dokter menjadi alasan Jokowi tidak bisa menghadiri forum terbesar kelompok relawan tersebut.
    Ketua Umum Projo, Budi Arie mengajak para relawan untuk mendoakan kesehatan Jokowi.
    “Marilah kita berdoa bersama semoga Pak Jokowi diberi kesehatan,” kata Budi Arie dalam Kongres III Projo.
    Budi mengatakan, dirinya sempat menyambangi Jokowi di kediamannya pada Minggu lalu. Saat itu, kondisi Jokowi sudah lebih pulih.
    Namun ia memahami adanya anjuran dokter yang membuat Jokowi tidak dapat hadir dalam Kongres III. Lanjutnya, semangat Jokowi tetap ada di ruangan tempat kongres berlangsung.
    “Tapi yang pasti semangat itu ada di ruangan ini, bahwa kesetiaan kita adalah kepada rakyat,” ujar Budi Arie.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Usai Digoda Prabowo, Budi Arie Merapat ke Gerindra?

    Usai Digoda Prabowo, Budi Arie Merapat ke Gerindra?

    Usai Digoda Prabowo, Budi Arie Merapat ke Gerindra?
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Ketua Umum (Ketum) relawan Pro Jokowi (Projo), Budi Arie Setiadi, mengaku ingin segera bergabung dengan Partai Gerindra yang dipimpin Presiden Prabowo Subianto.
    Ia menyatakan komitmennya untuk memperkuat serta mendukung agenda-agenda politik pemerintahan Prabowo-Gibran.
    “Ya secepatnya (gabung Gerindra),” kata Budi Arie di sela-sela Kongres III Projo di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta Pusat, Sabtu (1/11/2025).
    Budi menegaskan, langkah politiknya itu merupakan bentuk kesetiaan terhadap arah kepemimpinan Presiden Prabowo.
    “Kita akan memperkuat dan mendukung agenda-agenda politik Presiden Prabowo,” ujar Budi.
    Dalam pernyataannya, Budi Arie tak menutup-nutupi ke mana arah politiknya berlabuh. Ia secara gamblang menyebut Gerindra sebagai partai tujuannya.
    “Betul. Iya lah, pasti Gerindra. Nanti kita tunggu dinamika di Kongres ketiga ini,” ujarnya.
    Isyarat bergabungnya Budi Arie ke Partai Gerindra sebenarnya sudah muncul beberapa waktu lalu.
    Dalam Kongres Partai Solidaritas Indonesia (PSI) di Solo, Jawa Tengah, Minggu (20/7/2025), Prabowo sempat menggoda Budi Arie yang kala itu masih menjabat Menteri Koperasi.
    “Menteri Koperasi, Saudara Budi Arie Setiadi. Ini masuk PSI kau? Bukan? PSI atau Gerindra kau?” canda Prabowo disambut tawa para peserta kongres.
    Budi Arie sempat merespons candaan Prabowo itu dengan mengaku siap ikut perintah Presiden.
    “Ikut perintah Presiden, ikut presiden,” kata Budi di Kompleks Istana, Jakarta, Rabu (6/8/2025).
    Menanggapi kabar rencana bergabungnya Budi Arie, Ketua Harian Partai Gerindra Sufmi Dasco Ahmad menyambut positif hal itu.
    Ia menegaskan bahwa Gerindra selalu terbuka terhadap siapa pun yang ingin memperkuat perjuangan partai.
    “Kalau Gerindra siap, gelombang besar dari manapun. Ya kita namanya aspirasi, tentu kita akan pertimbangkan untuk diakomodir,” jelas Dasco.
    Dasco juga mengingatkan bahwa Projo sejak awal telah mendukung pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka.
    “Projo ini dari awal mendukung pemerintahan Prabowo-Gibran, sebelum malah. Nah, sehingga kita apresiasi. Untuk itu, makanya kita hadir pada hari ini sebagai sahabat Projo yang diundang pada acara Kongres,” tandas Dasco.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Projo itu Bukan Pro Jokowi, itu Sebutan dari Media aja

    Projo itu Bukan Pro Jokowi, itu Sebutan dari Media aja

    GELORA.CO –  Ketua Umum DPP Projo, Budi Arie Setiadi, menjelaskan soal makna dari nama Projo. Dia membantah bahwa nama Projo memiliki keterkaitan dengan nama Presiden ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi). 

    Dia menjelaskan, kata Projo diambil dari bahasa Sansekerta dan Jawa Kawi, yang memiliki makna negara dan rakyat. 

    Hal tersebut disampaikan Budi Arie kepada awak media, di sela-sela kegiatan Kongres ke-III Projo yang berlangsung di Hotel Sahid, Jakarta, Sabtu (1/11/2025). 

    “Projo itu artinya negeri dan rakyat. Jadi Projo itu sendiri artinya adalah negeri dalam bahasa Sanskerta, dan dalam bahasa Jawa Kawi itu artinya rakyat. Jadi kaum Projo adalah kaum yang mencintai negara dan rakyatnya,” ujar Budi Arie. 

    Meskipun memiliki logo wajah Jokowi, Budi Arie menegaskan bahwa Projo tidak pernah memperkenalkan diri dengan sebutan Pro Jokowi. Dia lantas menuding bahwa sebutan tersebut justru datang dari awak media. 

    “Projo. Memang enggak ada. Cuman teman-teman media kan ya Projo, Pro Jokowi, itu kan karena gampang dilafalkan aja,” ucapnya. 

    Bersamaan dengan itu, Projo juga akan melakukan perubahan logo dan mengganti gambar Jokowi agar organisasi relawan ini tidak terkesan individual. 

    “Logo Projo akan kita ubah, supaya tidak terkesan kultus individu. Iya, kemungkinan (tidak wajah Jokowi lagi),” ungkapnya.

  • Projo nyatakan dukungan perkuat partai politik Prabowo Subianto

    Projo nyatakan dukungan perkuat partai politik Prabowo Subianto

    ANTARA – Ketua Umum Projo Budi Arie Setiadi menyatakan dukungan untuk memperkuat partai politik yang dipimpin oleh Presiden Prabowo Subianto. Seruan serta dukungan mantan Menteri Kominfo dan Menteri Koperasi ini dalam rangka mendukung seluruh agenda politik kepala negara. (Pradanna Putra Tampi/Andi Bagasela/Rijalul Vikry)

    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.