Tag: Boni Hargens

  • Isu Politik-Hukum Terkini: Biaya PSU hingga Rumah Kang Emil Digeledah

    Isu Politik-Hukum Terkini: Biaya PSU hingga Rumah Kang Emil Digeledah

    Jakarta, Beritasatu.com –  Isu politik dan hukum terkini Beritasatu.com diisi dengan berita soal anggaran pemungutan suara ulang (PSU) pilkada yang menelan anggaran Rp 719 miliar hingga rumah mantan gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil digeledah KPK terkait kasus Bank BJB.

    Tidak ketinggalan juga soal survei LPI yang mendukung Jokowi menjabat ketua Dewan Pertimbangan Presiden dan penegasan Panglima TNI Agus Subiyanto mengenai prajurit aktif yang menduduki posisi di kementerian dan lembaga

    Berikut 5 isu politik dan hukum terkini:

    1. Mendagri Tito Karnavian Ungkap Total Anggaran PSU Capai Rp 719 M!

    Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian mengungkapkan total keseluruhan anggaran penyelenggaraan pemungutan suara ulang (PSU) di 24 daerah dan pilkada ulang di dua daerah sebesar Rp 719 miliar. Total tersebut diperuntukkan bagi Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) KPUD, Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) daerah, serta TNI/Polri.

    Dari jumlah tersebut, sebanyak 59,75% atau sekitar Rp 429,7 miliar di antaranya adalah untuk KPUD. Kemudian, disusul oleh anggaran untuk Bawaslu Rp 158,9 miliar atau sekitar 22,10%.

    2. Survei LPI: 80,5 Persen Responden Setuju Jokowi Ketua Wantimpres

    Hasil survei terbaru Lembaga Pemilih Indonesia (LPI) menunjukkan mayoritas publik menilai Presiden ke-7 Joko Widodo (Jokowi) merupakan figur yang tepat untuk menjabat sebagai ketua Dewan Pertimbangan Presiden atau Wantimpres. 

    Dari hasil survei tersebut, sebanyak 80,05% responden setuju Jokowi menjadi ketua Wantimpres.

    Direktur LPI, Boni Hargens menyebutkan penilaian responden terhadap Jokowi tersebut relevan dengan peran Wantimpres sebagai institusi yang strategis untuk menopang agenda pemerintahan sekaligus dalam rangka merespons tantangan yang teramat kompleks. 

  • LPI: Kinerja Wapres Gibran mendukung maksimalkan kinerja pemerintah

    LPI: Kinerja Wapres Gibran mendukung maksimalkan kinerja pemerintah

    Jakarta (ANTARA) – Hasil survei teranyar dari Lembaga Pemilih Indonesia (LPI) menunjukkan bahwa mayoritas publik menilai kinerja Wakil Presiden RI Gibran Rakabuming Raka mendukung dalam membantu Presiden RI Prabowo Subianto memaksimalkan kinerja pemerintah.

    “Bila dilihat dari temuan survei LPI, didapati bahwa mayoritas responden, menilai yakin dan optimistis bahwa Wakil Presiden, Mas Gibran Rakabuming Raka memberikan kontribusi signifikan dalam menjalani mandat dan tugasnya. Dari angka survei rerata nilainya, 70-an persen,” kata Direktur LPI Boni Hargens dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Jumat.

    Hal itu disampaikannya saat acara diskusi dan pemaparan rilis hasil survei LPI bertajuk “Pandangan Publik terhadap Soliditas Pemerintahan Prabowo-Gibran” di Jakarta, Kamis (27/2).

    Hasil survei mencatat bahwa mayoritas responden, yakni sebanyak 38,45 persen menilai kinerja Gibran sebagai Wapres mendukung dalam membantu Presiden Prabowo memaksimalkan kinerja pemerintah, dan yang menjawab sangat mendukung sebanyak 41,15 persen.

    Dia pun optimistis peran Gibran sebagai Wapres sangat strategis dalam mengoptimalkan tercapainya visi besar Astacita pemerintahan, hingga membantu mewujudkan Indonesia Emas 2045.

    “Perannya sangat strategis dan dari temuan survei pula, menilai bahwa Mas Gibran mempunyai potensi yang lebih dari cukup, selain mempunyai kemampuan untuk berakselerasi dengan jajaran Kabinet Merah Putih sebagai pelaksana teknis agenda besar Astacita yang otomatis akan mengoptimalkan tercapainya seluruh agenda besar sebagaimana yang telah dicanangkan oleh Presiden Prabowo Subianto,” tuturnya.

    Menurut dia, pandangan publik dalam survei LPI tersebut sangat rasional dan selaras pula dengan kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto yang tegas.

    “Dibersamai oleh Mas Gibran dengan semangat mudanya, dan dalam model presidensial yang realitasnya memang dwitunggal (tak terpisahkan antara presiden dan wakilnya) akan saling melengkapi dan saling menguatkan,” katanya.

    Sementara itu, Wakil Direktur LPI Ali Ramadhan membeberkan temuan hasil survei LPI yang menunjukkan bahwa mayoritas responden menilai peran Gibran sebagai Wapres mendukung dalam menyukseskan visi Astacita.

    “Sebanyak 38,15 persen responden menyatakan kinerja Gibran mendukung Prabowo dan yang menjawab sangat mendukung sebanyak 40,28 persen, sehingga totalnya 79,33 persen atau hampir 80 persen responden menilai kinerja Gibran mendukung Prabowo untuk memaksimalkan kinerja pemerintahan,” paparnya.

    Dia menyebut mayoritas publik juga optimistis terhadap potensi Wapres Gibran dalam membantu Presiden Prabowo untuk memaksimalkan kinerja pemerintahan.

    “Sebanyak 47,78 persen responden optimis dan 38,72 persen responden sangat optimis bahwa Mas Gibran mempunyai kontribusi dan potensi signifikan dalam mengoptimalkan kinerja pemerintahan,” tuturnya.

    Survei yang dilakukan pada 20 hingga 25 Februari 2025 itu dilakukan terhadap 1.700 responden yang tersebar di 29 provinsi. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan metode multistage random sampling atau kombinasi dari simple random sampling dan cluster sampling.

    Survei LPI itu dilakukan dengan wawancara melalui kuesioner oleh pewawancara terlatih. Adapun margin of error survei sekitar kurang lebih 2,38 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.

    Pewarta: Melalusa Susthira Khalida
    Editor: Rangga Pandu Asmara Jingga
    Copyright © ANTARA 2025

  • Survei LPI: Budi Gunawan, Wahyu Sakti Trenggono, dan Sri Mulyani Jadi 3 Menteri Terbaik Prabowo-Gibran

    Survei LPI: Budi Gunawan, Wahyu Sakti Trenggono, dan Sri Mulyani Jadi 3 Menteri Terbaik Prabowo-Gibran

    Jakarta, Beritasatu.com – Lembaga Pemilih Indonesia (LPI) merilis hasil survei terbaru yang mengungkap tiga menteri dengan kinerja terbaik dalam 100 hari pemerintahan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka. Ketiga menteri tersebut adalah Menteri Koordinator Politik dan Keamanan (Menko Polkam) Budi Gunawan, Menteri Kelautan dan Perikanan Wahyu Sakti Trenggono, serta Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati.

    Direktur LPI, Ali Ramadhan, mengungkapkan hasil ini dalam diskusi publik bertajuk Pandangan Publik terhadap Soliditas Pemerintahan Prabowo-Gibran di Hotel Aryaduta, Semanggi, Jakarta, Kamis (27/2/2025).

    “Dari hasil kuesioner, sebanyak 91,07% responden menilai Budi Gunawan sebagai menteri dengan kinerja terbaik. Di posisi kedua, Menteri Kelautan dan Perikanan Wahyu Sakti Trenggono mendapat 90,35% suara. Sementara itu, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menempati posisi ketiga dengan 89,44%,” ujar Ali.

    Direktur LPI, Boni Hargens, menilai hasil survei ini rasional dan mencerminkan kinerja nyata para menteri. Ia menilai Budi Gunawan sebagai menteri dengan performa terbaik didukung oleh peran besarnya dalam menjaga stabilitas politik dan keamanan nasional.

    “Pak BG layak menjadi yang terbaik. Beliau memberikan kontribusi besar dalam menjaga stabilitas politik dan keamanan, yang berdampak langsung pada kepentingan nasional. Terobosannya konkret dan dirasakan masyarakat,” ujar Boni.

    Survei LPI dilakukan pada 20-25 Februari 2025 terhadap 1.700 responden yang tersebar di 29 provinsi. Pengambilan sampel menggunakan metode multistage sampling, yang menggabungkan teknik simple random sampling dan cluster sampling.

    Wawancara dilakukan menggunakan kuesioner oleh pewawancara terlatih. Survei ini memiliki margin of error ±2,38% dengan tingkat kepercayaan 95%.

    Daftar 10 besar menteri dengan performa terbaik versi survei LPI:

    Menko Polkam Budi Gunawan – 91,07%
    Menteri Kelautan dan Perikanan Wahyu Sakti Trenggono – 90,35%
    Menkeu Sri Mulyani Indrawati – 89,44%
    Menlu Sugiono – 88,71%
    Menteri BUMn Erick Thohir – 87,66%
    Mendagri Tito Karnavian – 86,47%
    Menteri Agama Nasaruddin Umar – 85,55%
    Mendikdasmen Abdul Mu’ti – 84,25%
    Menhan Syafrie Syamsuddin – 83,72%
    Menteri ATR/BPN Nusron Wahid – 82,33%

  • Survei LPI: Mayoritas Publik Optimistis Wapres Gibran Punya Peran Strategis Wujudkan Visi Asta Cita

    Survei LPI: Mayoritas Publik Optimistis Wapres Gibran Punya Peran Strategis Wujudkan Visi Asta Cita

    Jakarta, Beritasatu.com – Direktur Lembaga Pemilih Indonesia (LPI), Boni Hargens, menegaskan peran Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka sangat strategis dalam menopang visi Presiden Prabowo Subianto. Hasil survei terbaru LPI menunjukkan mayoritas publik optimistis bahwa Gibran mampu memberikan kontribusi signifikan bagi pemerintahan Prabowo-Gibran dalam lima tahun ke depan.

    “Berdasarkan temuan survei LPI, mayoritas responden yakin dan optimistis bahwa Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka akan memberikan kontribusi signifikan dalam menjalankan tugasnya. Hasil survei menunjukkan angka rata-rata mencapai 70-an persen,” ujar Boni dalam diskusi dan rilis hasil survei LPI bertajuk Pandangan Publik terhadap Soliditas Pemerintahan Prabowo-Gibran di Hotel Aryaduta, Semanggi, Jakarta, Kamis (27/2/2025).

    Boni menambahkan, peran Gibran sangat penting dalam mendukung tercapainya visi besar Asta Cita yang dicanangkan pemerintahan Prabowo-Gibran. Ia yakin Gibran bisa membantu Presiden Prabowo menjalankan agenda strategis menuju Indonesia Emas 2045.

    “Survei juga menunjukkan bahwa Gibran memiliki potensi besar dan kemampuan berakselerasi dengan jajaran Kabinet Merah Putih. Hal ini akan mengoptimalkan pencapaian seluruh agenda besar yang telah dirancang oleh Presiden Prabowo,” tambahnya.

    Lebih lanjut, Boni menilai pandangan publik dalam survei ini sangat rasional dan sejalan dengan kepemimpinan Prabowo yang tegas dan tanpa kompromi.

    “Dengan semangat mudanya, Wapres Gibran akan menjadi pendamping yang solid bagi Presiden Prabowo dalam sistem presidensial yang dwitunggal. Keduanya akan saling melengkapi dan memperkuat kinerja pemerintahan,” jelas Boni.

    Wakil Direktur LPI, Ali Ramadhan, memaparkan mayoritas responden dalam survei LPI menilai kinerja Gibran mendukung pemerintahan Prabowo.

    “Sebanyak 38,15% responden menyatakan kinerja Gibran mendukung Prabowo, sementara 40,28% lainnya menyebut kinerjanya sangat mendukung. Dengan demikian, totalnya mencapai 79,33% atau hampir 80% responden yang menilai Gibran berperan besar dalam memaksimalkan kinerja pemerintahan,” ungkap Ali.

    Selain itu, mayoritas publik juga optimistis bahwa Gibran mampu membantu Prabowo dalam mewujudkan visi Asta Cita.

    “Sebanyak 47,78% responden optimistis dan 38,72% lainnya sangat optimistis Gibran memiliki kontribusi serta potensi signifikan dalam mengoptimalkan kinerja pemerintahan,” tambahnya.

    Survei LPI dilakukan pada 20-25 Februari 2025 dengan melibatkan 1.700 responden dari 29 provinsi di Indonesia. Pengambilan sampel menggunakan metode multistage sampling, yang mengombinasikan simple random sampling dan cluster sampling.

    Survei LPI terhadap kinerja Wapres Gibran dilakukan melalui wawancara dengan kuesioner oleh pewawancara terlatih. Margin of error dalam survei ini sebesar ±2,38% dengan tingkat kepercayaan 95%.

  • Survei Terbaru LPI Mengenai Soliditas Pemerintahan Prabowo-Gibran – Halaman all

    Survei Terbaru LPI Mengenai Soliditas Pemerintahan Prabowo-Gibran – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Lembaga Pemilih Indonesia (LPI) merilis survei nasional mengenai pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka.

    Survei dengan tema, “Pandangan publik terhadap solidaritas pemerintahan Prabowo-Gibran” itu dipublikasikan di Jakarta pada Kamis, 27 Februari 2025.

    Wakil Direktur Ali Ramadhan menjelaskan bahwa latar survei ini dibuat untuk mengukur persepsi publik terhadap isu fundamental yaitu insoliditas yang sempat muncul mewarnai ruang publik. 

    Ia mengulas bahwa konstruksi survei ini mengukur tiga aspek fundamental yaitu pertama, seberapa besar soliditas kepemimpinan politik pemerintahan saat ini, kedua, dukungan dan peran wakil presiden dalam mengoptimalkan kinerja kabinet dan pencapaian misi Astacita.

    Terakhir, peran kabinet sebagai pelaksana dari seluruh agenda program pemerintahan. 

    “Dari hasil yang didapat, mayoritas publik menilai yakin bahwa pemerintahan ini solid dan relatif puas dengan kinerja kabinet. 

    Dari pertanyaan yang diajukan melalui survei pun terlihat bahwa wapres mempunyai peran strategis dan mempunyai kemampuan untuk berakselerasi dengan presiden dan jajaran menteri KMP,” ujarnya.

    Ia menambahkan bahwa mayoritas responden meyakini pemerintahan tetap berjalan solid. 

    Sebanyak 47.34 persen responden menyatakan bahwa pemerintahan yakin akan tetap solid, dan 15.27 persen responden menilai sangat yakin. 

    Dalam arti lain, mereka tidak terpengaruh oleh ragam isu yang berhembus di ruang publik. 

    “Begitu pula, saat diajukan pertanyaan terkait independensi dan determinasi Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Rakabuming Raka, mayoritas responden yang menyatakan yakin sebanyak 48.15 persen dan 16.5 persen responden menilai sangat yakin. Bisa jadi, persepsi ini juga menepis isu “shadow” presiden.

    Saat kami memotret peran wapres, mayoritas responden yakin dan merasa optimis, untuk bisa berakselerasi, berkinerja sangat optimal serta menopang terwujudnya visi besar pemerintahan.

    Sebanyak 47.78 persen responden optimis bahwa wapres mempunyai potensi yang lebih dari cukup untuk itu.

    Dan survei kami juga selaras dengan approval rating atau tingkat kepuasan publik. 

    Di mana, sebanyak 37.75 persen responden menilai puas dan 28.75 persen responden menilai sangat puas,” bebernya. 

    Survei itu juga menyajikan performa 100 hari kinerja KMP.

    Sebanyak 35.44 persen menilai bahwa performa 100 hari kabinet ini lebih baik dan sebanyak 27.58 persen responden menilai sangat baik.

     Sedangkan 10.45 persen responden menilai bahwa 100 hari performa kabinet ini buruk dan 24.55 persen responden menyatakan tidak ada perubahan signifikan.

    LPI juga memotret kinerja para menteri KMP yang kemudian tersaring menjadi 10 besar menteri terbaik, terfavorit dan memiliki kontribusi signifikan untuk mengoptimalkan agenda kerja pemerintah. 

    “Sebanyak 91.22 persen responden menilai bahwa Budi Gunawan memberikan kontribusi signifikan dalam mengawal pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka.

    Sebanyak 90.45 persen responden juga mengapresiasi kerja Menteri KKP, Wahyu Sakti Trenggono yang dinilai telah bekerja mengikuti arahan presiden dan wakil presiden.

    Terpaut tipis, sebanyak 90.22 persen responden menilai bahwa Menkeu Sri Mulyani telah berupaya keras untuk menjalani amanat presiden dan wakil presiden,” bebernya. 

    Survei itu dilakukan sejak 20-25 Februari 2025 yang dilakukan di 29 provinsi.

    Metode survei LPI menggunakan tehnik wawancara melalui kuesioner dengan 1700 responden.

    Sementara pengambilan sample yang digunakan yaitu, multistage sampling (kombinasi dari simple random sampling dan cluster sampling), metode ini sangat efisien untuk penelitian dengan populasi yang luas atau sulit dijangkau.

    Sedangkan error sampling dalam survei ini ± 2,38 persen pada interval kepercayaan 95%. 

    Pemerintahan Dwitunggal 

    Di kesempatan yang sama, Direktur LPI Boni Hargens mengapresiasi hasil riset ini.

    Ia menjelaskan bahwa, survei ini sangat rasional oleh sebab komitmen Presiden Prabowo Subianto yang dilengkapi oleh jiwa muda dari Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka. 

    Lebih lanjut Boni menegaskan bahwa dalam model presidensial, hubungan antara presiden dan wakil presiden adalah dwitunggal dan tidak terpisahkan. 

    “Saya mengapresiasi hasil riset ini. Benar adanya, peran Wapres itu sangat strategis untuk mengoptimalkan kinerja Presiden dan jajarannya. Pandangan publik dalam survei ini, saya yakin, amatlah masuk akal karena jiwa muda dan semangat kerja Wapres selaras dengan leadership Presiden Prabowo yang tegas dan tanpa tedeng aling-aling. Dan dalam dalam model presidensial memang dwitunggal, tak terpisahkan antara presiden dan wakilnya,” jelasnya. 

    Ia menambahkan, sudah seharusnya keduanya saling menopang karena dipilih oleh rakyat sebagai satu paket, bukan terpisah-pisah.

    Dan implementasi dari Astacita yang menjadi agenda utama pemerintahan membutuhkan sinergi dan soliditas di puncak hierarki kepemimpinan. 

    “Kalau publik menilai pemerintah saat ini solid, kita layak memiliki keyakinan bahwa seperti apa pun dinamika yang dihadapi saat ini, Indonesia akan, terus terang, terang terus,” sambungnya. 

    Saat ditanya lebih lanjut tentang realitas demokrasi saat ini, Boni menegaskan bahwa demokrasi Indonesia masih terbilang sehat dan harus tetap optimis. 

    “Demokrasi kita masih sehat kok. Tidak perlu takut. Tidak perlu berpikir gelap. Itu sebabnya, dukungan masyarakat sangat diperlukan untuk menjamin itu. Bentuknya bisa berupa apresiasi atau pun kritisisme. Kita rakyat harus optimis dan jangan absen memberikan masukan kepada pemerintah,” tegasnya. 

    Terkait rekam kerja kabinet KMP dalam survei ini yang menempatkan Menkopolkam Budi Gunawan di tempat pertama, Boni menilai bahwa, apa yang telah dilakukannya memang sudah terbukti nyata dan berdampak terhadap kepentingan umum, terutama di sektor politik dan keamanan. 

  • Soal Tagar Kabur Aja Dulu, Analis: Harus Direspons secara Bijak dan Rasional

    Soal Tagar Kabur Aja Dulu, Analis: Harus Direspons secara Bijak dan Rasional

    Jakarta, Beritasatu.com – Maraknya tagar “kabur aja dulu” dinilai menunjukkan ekspresi individual rights yang mengandung kritikan dan masukan. Analis politik Boni Hargens mengatakan tagar tersebut perlu direspons secara bijak dan rasional oleh menteri kabinet Prabowo-Gibran.

    “Saya yakin Pak Prabowo dan Mas Wapres Gibran sangat menghargai masukan dan kritik dari masyarakat. Pembantu-pembantu presiden harus lebih bijak dan rasional dalam merespons kritik. Jangan jadi domba yang tidak menaati gombalannya,” ujar Boni di acara diskusi Sinergi Indonesia bertajuk “Klarifikasi atau #Kaburajadulu” di Jakarta Pusat, Selasa (25/2/2025).

    Menurut Boni, narasi “kabur aja dulu” sebagai ekspresi individual rights dan tidak ada masalah. Pasalnya, orang boleh tinggal di mana saja, termasuk di luar negeri. Hanya saja, kata dia, kalau tagar tersebut memantulkan realitas adanya masalah kepercayaan dalam relasi masyarakat dan negara, maka perlu ditanggap secara responsif dan inovatif.

    Termasuk, kata Boni, melakukan pembenahan di lingkungan internal pemerintahan, memastikan warga negara yang bekerja di luar negeri mengikuti prosedur yang berlaku atau menggalang gerakan atau dukungan untuk produktif di dalam negeri.

    “Karena itu, pemerintah perlu menjadikan gerakan itu sebagai masukan atau input untuk membenahi apa yang penting dalam lingkungan internal pemerintahan,” imbuh dia.

    Lebih lanjut, Boni mendukung langkah Presiden Prabowo Subianto melakukan evaluasi dan bahkan reshuffle terhadap para menteri atau wakil menteri yang tidak sejalan atau bekerja sama mewujudkan Asta Cita Prabowo-Gibran. Termasuk, kata dia, mereka yang tidak bijak merespons kritikan, saran dan masukan dari publik.

    “Menteri-menteri atau wakil menteri yang tidak sejalan atau tidak bisa bekerja bersama Presiden Prabowo dan Wapres Gibran mesti dievaluasi, bila perlu dievakuasi dari kabinet,” tandas Boni.

    Lebih lanjut, Boni menegaskan pembangunan hanya bisa berjalan kalau ada stabilitas. Menurut dia, stabilitas terbangun kalau hubungan masyarakat dan negara harmonis berlandaskan adanya rasa saling percaya. 

    “Pemerintahan Prabowo-Gibran baik-baik saja. Yang bermasalah adalah para pembantu ada yang tidak mampu menterjemahkan Asta Cita dalam tindakan politik dan dalam kinerja mereka,” pungkas Boni mengenai maraknya tagar “kabur aja dulu”.