Tag: Bob Tyasika Ananta

  • BSI Tegaskan Komitmen Keuangan Syariah Berkelanjutan Lewat 3 Inisiatif Strategis Ini – Page 3

    BSI Tegaskan Komitmen Keuangan Syariah Berkelanjutan Lewat 3 Inisiatif Strategis Ini – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) kembali menunjukkan komitmennya terhadap praktik keuangan berkelanjutan dengan meluncurkan inisiatif BSI Sustainable Movement. Langkah ini menjadi bagian dari rangkaian BSI International Expo 2025 dan menandai peran aktif BSI dalam mendorong transformasi keuangan yang ramah lingkungan, sosial, dan beretika.

    Tiga inisiatif strategis perseroan diperkenalkan dalam momen ini yaitu peluncuran kartu pembiayaan syariah ramah lingkungan (Eco Friendly BSI Hasanah Card), beasiswa pendidikan (BSI Scholarship) dan bergabungnya perseroan ke dalam United Nations Environment Programme Finance Initiative (UNEP FI).

    Wakil Direktur Utama BSI, Bob Tyasika Ananta mengatakan gebrakan ini merupakan bagian dari upaya dan komitmen BSI untuk mengintegrasikan prinsip Environmental, Social, and Governance (ESG) dalam praktik bisnis dan operasionalnya. Selain itu, ketiga inisiatif ini sekaligus mendukung tercapainya Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) nomor 12 (konsumsi dan produksi yang bertanggung jawab), nomor 4 (pendidikan berkualitas), serta nomor 17 (kemitraan untuk tujuan).

    “BSI terus berkomitmen untuk menjalankan bisnis dan operasional bank yang mengacu pada prinsip-prinsip ESG. Pada kesempatan kali ini, kita luncurkan BSI Sustainable Movement sebagai umbrella campaign pelaksanaan ESG perseroan yang selaras dengan nilai-nilai maqashid syariah,” ujarnya.

    Pada aspek Environmental, BSI meluncurkan Eco Friendly BSI Hasanah Card, kartu pembiayaan syariah ramah lingkungan yang terbuat dari bahan daur ulang PVC (recycled PVC atau r-PVC) bersertifikat ramah lingkungan. Dengan komposisi 85% r-PVC, BSI Hasanah Card menjadi kartu pembiayaan syariah ramah lingkungan pertama di Indonesia. Untuk tahap pertama, BSI menerbitkan 5.000 Eco Friendly BSI Hasanah Card.

    Bob optimistis inisiatif ini dapat mendukung pengurangan emisi karbon, mengurangi limbah plastik, serta berkontribusi pada target net zero emission Indonesia pada tahun 2060. Selain itu, penggunaan Hasanah Card diharapkan mendorong terciptanya ekonomi sirkular di sektor keuangan syariah nasional.

    “Langkah ini sebagai wujud nyata komitmen BSI dalam mendukung transisi menuju ekonomi rendah karbon. BSI berharap segala upaya yang kami lakukan menjadi kebaikan tidak hanya bagi umat tetapi juga bagi bumi yang menjadi tempat kita tinggal,” ujarnya.

    Pada aspek Sosial, BSI meluncurkan program BSI Scholarship 2025. BSI setiap tahunnya mengadakan program BSI Scholarship sebagai bagian komitmen perseroan dalam mendukung penguatan kualitas sumber daya manusia, dan mendorong pendidikan di Indonesia.

    “Alhamdulillah, tahun ini BSI kembali menyalurkan program untuk 3.258 mahasiswa baru di 100 Universitas Terbaik Indonesia meningkat sebesar 35,7% dibandingkan tahun 2024. Melalui kesempatan ini, kami ingin memberikan kesempatan yang sama bagi seluruh anak bangsa untuk mendapatkan akses pendidikan yang berkualitas,” ujar Bob.

    Sementara itu, dari aspek Governance, BSI mengumumkan keikutsertaan dalam jaringan global United Nations Environment Programme Finance Initiative (UNEP FI), sebuah kemitraan antara Program Lingkungan Hidup PBB (UNEP) dan sektor keuangan internasional yang bertujuan mengarahkan pembiayaan swasta untuk mendukung agenda pembangunan berkelanjutan.

    Keikutsertaan ini ditandai dengan penandatanganan Principles for Responsible Banking, sebuah kerangka kerja global yang mengarahkan strategi bisnis perbankan agar sejalan dengan SDGs dan Perjanjian Iklim Paris.

    “Dengan menjadi anggota UNEP FI dan menandatangani Prinsip-Prinsip tersebut, BSI menunjukkan komitmen yang kuat terhadap perbaikan lingkungan hidup, sosial dan tata Kelola, serta mewujudkan visi keberlanjutan untuk menjadi The Best Global Islamic Bank Based on Implementation of Sustainable Finance,” paparnya.

    Gerakan ini sekaligus merepresentasikan peran aktif BSI dalam kolaborasi multipihak — dari nasabah, karyawan, masyarakat hingga investor — dalam mewujudkan masa depan yang berkelanjutan.

    “BSI ingin menjadi agen perubahan dalam ekosistem keuangan yang inklusif dan berkelanjutan, yang agile dan adaptive, sekaligus memastikan setiap aktivitas bisnis memberi kontribusi positif bagi masyarakat dan lingkungan,” ujar Bob.

    Adapun, hari ini BSI melangsungkan acara BSI International Expo 2025 sebagai upaya aktif perseroan mendorong ekosistem halal di Indonesia. Perseroan berharap acara ini menjadi langkah bersama menyokong seluruh elemen untuk berkolaborasi menjadikan ekosistem halal di Indonesia semakin maju.

    “Alhamdulillah BSI telah membukukan laba bersih periode berjalan sebesar Rp1,87 triliun, naik 10,05% secara tahunan (yoy) pada kuartal I-2025, dari setahun sebelumnya sebesar Rp1,70 triliun. Pertumbuhan bisnis BSI tentunya tidak terlepas dari dukungan seluruh stakeholders serta penerapan aspek ESG sebagai salah satu pilar penopang pertumbuhan BSI yang berkelanjutan,” tutup Bob.

  • BSI Gulirkan Program BSI Scholarship 2025 untuk Cetak Pemimpin Masa Depan yang Unggul – Page 3

    BSI Gulirkan Program BSI Scholarship 2025 untuk Cetak Pemimpin Masa Depan yang Unggul – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) meluncurkan program BSI Scholarship 2025 dalam rangkaian acara BSI International Expo 2025 yang berlangsung di Jakarta International Convention Center (JICC) pada 26 – 29 Juni 2025.

    Peluncuran program berasiswa ini sebagai bagian dari komitmen berkelanjutan perseroan terhadap pembangunan manusia dan mencetak pemimpin masa depan umat yang unggul dan amanah.

    Wakil Direktur Utama BSI, Bob Tyasika Ananta, menyampaikan, BSI Scholarship bukan hanya program bantuan biaya pendidikan, melainkan bentuk nyata kontribusi BSI terhadap pembangunan bangsa melalui sektor pendidikan. BSI percaya bahwa generasi muda, terutama mereka yang berasal dari kalangan prasejahtera, memiliki potensi besar untuk menjadi pemimpin masa depan apabila diberikan akses dan pendampingan yang tepat.

    “Melalui program BSI Scholarship 2025, kami berupaya menghadirkan peluang bagi generasi muda untuk mengenyam pendidikan tinggi yang berkualitas dan memberdayakan mereka menjadi pemimpin umat di masa mendatang,” ujar Bob.

    Di tahun 2025 ini, BSI mengalokasikan total dana sebesar Rp65,5 miliar yang diperuntukkan bagi 3.258 mahasiswa baru. Jumlah tersebut menambah total penerima beasiswa menjadi 8.616 mahasiswa sejak program ini pertama kali digulirkan.

    Bob Tyasika Ananta menyebutkan program BSI Scholarship 2025 menjangkau 100 universitas terbaik di Indonesia, dengan sebaran di seluruh wilayah yang berada dalam cakupan 10 Regional Office (RO) BSI. BSI secara aktif memastikan bahwa bantuan ini menjangkau mahasiswa dhuafa dari berbagai latar belakang dan daerah di seluruh Indonesia.

    “Melalui kesempatan ini, kami ingin meneruskan jejak- jejak prestasi anak bangsa melalui Launching BSI Scholarship 2025,” ucap Bob.

  • BSI Catat Tabungan Emas Tembus 250 Kg Per Bulan

    BSI Catat Tabungan Emas Tembus 250 Kg Per Bulan

    Jakarta

    Bisnis emas PT Bank Syariah Indonesia Tbk atau (BSI) menunjukkan kinerja yang positif sejak mendapat izin menjalankan bullion bank services atau bank emas di Indonesia pada Februari 2025 lalu. Kini BSI mencatat tabungan emas per bulannya mencapai 250 kg.

    Plt Direktur Utama PT Bank Syariah Indonesia (BSI) Bob Tyasika Ananta mengatakan angka tersebut pada awal peluncuran bullion bank tersebut hanya 25 kg per bulan.

    Bob mengatakan, peningkatan kinerja bisnis emas BSI lantaran adanya minat masyarakat yang cukup meningkat terhadap emas, baik untuk investasi maupun untuk tabungan. Hal ini juga sejalan dengan adanya tren harga emas yang terus mengalami kenaikan pada beberapa waktu lalu.

    “Alhamdulillah selama 4 bulan terakhir ini pertumbuhan pembelian emas di BSI ini cukup meningkat sampai bulan April ini. Per bulan kira-kira sekitar 250-an kilo gram. Jadi mungkin nanti sampai akhir tahun bisa terbayang berapa ton,” kata Bob di Kementerian BUMN, Jakarta Pusat, Senin (5/5/2025).

    Bob menjelaskan, BSI juga sudah mengelola beberapa aktivitas terkait dengan emas. Ia mengatakan secara keseluruhan pengelolaan emas saat ini mencapai 17 ton dan akan terus mengalami peningkatan.

    “Tetapi kita harus antisipasi untuk peningkatannya lebih besar lagi,” katanya.

    Bob menambahkan terobosan baru melalui konsep bank emas BSI yang mengedepankan pendekatan peer-to-peer (P2P) menjadi pendorong adanya peningkatan tersebut. Hal ini lantaran masyarakat kini dapat dengan mudah menabung, berinvestasi, bahkan memperdagangkan emas secara digital langsung melalui super app BSI, yaitu Byond.

    “Karena kita ketahui bahwa emas yang beredar di masyarakat ini yang belum kemudian bisa dimonetisasi itu sekitar 1.800 ton. Nah ini bisa di leverage untuk memberikan kemudahan ke masyarakat dan memberikan putaran ekonomi yang lebih baik,” katanya.

    (kil/kil)

  • BSI Himpun 250 Kg Emas Per Bulan Setelah Resmi Jadi Bank Emas – Halaman all

    BSI Himpun 250 Kg Emas Per Bulan Setelah Resmi Jadi Bank Emas – Halaman all

     

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) mampu menghimpun 250 kilogram emas per bulan setelah resmi mengantongi izin sebagai Bank Emas pada Februari 2024.

    “Per bulan kira-kira sekitar 250an kg emas. Jadi mungkin nanti sampai akhir tahun bisa terbayang berapa ton,” kata Plt Direktur Utama BSI Bob Tyasika Ananta di Kementerian BUMN, Senin (5/5/2025).

    Bob menyatakan, BSI menggunakan pendekatan utama pada masyarakat yang memang membutuhkan tabungan emas atau investasi emas didukung dengan aplikasi Byond. 

    Menurut dia, emas beredar di masyarakat yang belum termonetisasi sebanyak 1.800 ton. 

    Hadirnya Bank Emas BSI dia yakini bisa memudahkan masyarakat menyimpan emasnya sekaligus mendukung perputaran ekonomi.

    “Jadi langsung beli langsung titik di situ juga mungkin langsung trading, kira-kira dijual di situ. Juga bisa jadi memberikan satu kemudahan untuk masyarakat bisa melakukan investasi atau tabungan emas,” ungkap Bob.

    Mengutip Kontan, BSI mencatat lonjakan pertumbuhan bisnis emas sebesar 82 persen secara tahunan (year on year/YoY) mencapai Rp 14,3 triliun. Nilai ini tumbuh dua kali lipat dibandingkan 2024 yang sebesar Rp 7,87 triliun.

    Lini gadai emas jadi penyumbang terbesarnya lantaran angkanya meroket 168,64 persen YoY senilai Rp 7,37 triliun. Tahun lalu, jumlahnya baru sebesar Rp 2,74 triliun. 

    Kemudiam, lini cicil emas yang tumbuh 35,65% YoY senilai Rp 6,96 triliun dari sebesar Rp 5,13 triliun di kuartal l-2024.

    “BSI itu punya story yang unik ke depannya, bukan hanya sebagai bank syariah, tapi juga sebagai bank emas,” ujar Direktur Finance and Strategy BSI Ade Cahyo Nugroho, dalam paparan kinerja BSI, Rabu (30/4/2025).

    Ade bilang, BSI sebagai bank pemegang lisensi bullion bank atau bank emas pertama di Indonesia akan menambah dua produk lagi, yakni lending dan deposit emas.

     

  • Wamen BUMN Sebut RI Bisa Jadi Pemain Kunci Perbankan Syariah Global

    Wamen BUMN Sebut RI Bisa Jadi Pemain Kunci Perbankan Syariah Global

    Jakarta

    Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo bersama Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala BKPM Rosan P. Roeslani membuka ajang BSI Global Islamic Finance Summit (GIFS) 2025 di di The Ritz – Carlton Pacific Place, Jakarta hari ini. Dalam sambutannya, Kartika atau yang akrab disapa Tiko mengatakan Indonesia dengan populasi muslim terbesar dapat menjadi pemain kunci di tataran perbankan syariah global.

    Menurut Tiko, Indonesia juga berpotensi untuk mengendalikan sektor konsumer dengan produk layanan perbankan syariah yang inovatif dan kompetitif.

    “BSI masuk 10 besar Global Islamic Bank memperlihatkan kuatnya preferensi layanan perbankan syariah. Inovasi sangat penting dalam menjembatani kesenjangan antara supply dan demand di industri keuangan dan perbankan syariah. Inovasi juga dapat mem-boosting industri halal di Indonesia,” ujar Tiko, Selasa (29/4/2025).

    Meski demikian, Tiko mengatakan industri halal masih menghadapi banyak tantangan, seperti proses sertifikasi halal, belum tercapainya struktur industri halal yang ideal di Indonesia, hingga terbatasnya pengembangan logistik halal.

    “Perbankan syariah memiliki peran penting dalam mengatasi tantangan industri halal dan menyediakan solusi pada setiap aspek rantai pasok industri halal,” katanya dikutip dari Antara.

    Dalam hal ini, Tiko menyampaikan bank syariah dapat berkontribusi untuk mendorong penawaran melalui pembiayaan pada sektor-sektor strategis nasional, khususnya dengan berfokus pada hilirisasi industri halal.

    Selain itu, bank syariah dapat memprioritaskan sektor halal dalam portofolio pembiayaannya dan ikut mendorong nasabah untuk mengejar sertifikasi halal.

    “Melalui langkah ini, bank syariah dapat memberikan solusi konkret di seluruh rantai nilai industri halal, membantu memperkuat ketahanan dan pertumbuhan ekonomi halal secara keseluruhan,” ujar Tiko.

    Sementara itu Plt. Direktur Utama PT Bank Syariah Indonesia Tbk. (BSI) Bob T. Ananta mengatakan BSI GIFS saat ini menjadi salah satu agenda konferensi ekonomi akbar berskala internasional yang diselenggarakan perseroan.

    Mengusung tema ‘Transformative Islamic Finance as Catalyst for Growth’, BSI GIFS 2025 menjadi upaya BSI dalam menegaskan kembali relevansi peran ekonomi syariah terhadap pembangunan ekonomi nasional berstandar global.

    “Selain agenda literasi, BSI GIFS tidak sekadar menjadi forum yang hanya berbicara tentang bagaimana mengembangkan ekonomi keuangan itu sendiri. Namun selalu difokuskan untuk menjadi forum yang menunjukkan relevansi ekonomi syariah dengan isu dan tujuan ekonomi nasional dan global. Bagaimana ekonomi syariah berkontribusi pada ekonomi dan target pembangunan secara luas,” kata Bob.

    (prf/ega)

  • BSI Tekankan Relevansi Ekonomi Syariah Terhadap Pembangunan Ekonomi Indonesia melalui GIFS 2025

    BSI Tekankan Relevansi Ekonomi Syariah Terhadap Pembangunan Ekonomi Indonesia melalui GIFS 2025


    PIKIRAN RAKYAT
    – PT Bank Syariah Indonesia Tbk. (BSI) menegaskan kembali relevansi peran ekonomi syariah terhadap pembangunan ekonomi nasional berstandar global melalui ajang BSI Global Islamic Finance Summit (GIFS) 2025.

    Dalam acara yang dilaksanakan pada Selasa (29/4) di The Ritz – Carlton Pacific Place, Jakarta tersebut, Plt. Direktur Utama BSI Bob T. Ananta mengatakan BSI GIFS saat ini telah menjadi salah satu agenda konferensi ekonomi akbar berskala internasional yang diselenggarakan perseroan. BSI GIFS 2025 mengusung tema besar “Transformative Islamic Finance as Catalyst for Growth”. Sebelumnya, signature event dari BSI tersebut sukses digelar pada 2023 lalu.

    “Selain agenda literasi, BSI GIFS tidak sekadar menjadi forum yang hanya berbicara tentang bagaimana mengembangkan ekonomi keuangan itu sendiri. Namun selalu difokuskan untuk menjadi forum yang menunjukkan relevansi ekonomi syariah dengan isu dan tujuan ekonomi nasional dan global. Bagaimana ekonomi syariah berkontribusi pada ekonomi dan target pembangunan secara luas,” kata Bob menegaskan.

    BSI GIFS 2025 dibuka secara langsung oleh Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala BKPM sekaligus CEO Danantara, Rosan P. Roeslani, dan Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo.

    Dalam sambutan pembukaan acara tersebut, Rosan sangat mengapresiasi BSI yang konsisten menyelenggarakan GIFS, sehingga memberikan dampak sangat positif untuk perkembangan ekonomi syariah di Indonesia.

    Menurutnya, peran BSI sangat besar dan signifikan terhadap ekonomi syariah nasional. Dia mengungkapkan kontribusi BSI sebesar 50% dari total bisnis perbankan syariah Tanah Air. Di sisi lain, saat ini pangsa pasar perbankan syariah baru hampir 9% dari total industri perbankan, sehingga potensi pertumbuhannya masih sangat besar.

    “Kalau kita lihat memang itu sangat-sangat kecil, jika dibandingkan dengan penduduk Indonesia yang 87%-nya itu orang muslim. Jadi tentunya harapan kita ke depan seluruh perbankan syariah dan terutama BSI, bisa terus meningkatkan pangsa pasarnya. Di saat bersamaan bisa membantu financial inclusion yang saat ini baru 12,7%,” katanya.

    Dia mengatakan, saat ini struktur GDP Indonesia masih didominasi oleh konsumsi domestik dalam negeri dengan persentase sekitar 53%-54%. Dengan kolaborasi semua sektor, termasuk peran ekonomi syariah, harapannya menjadi semakin besar.

    “Jadi kalau kita lihat strukturnya, kita ingin mencoba mendalami peran dari ekonomi syariah di Indonesia ini sebetulnya terutama di domestic consumption hal ini yang justru akan meningkatkan peran dari ekonomi syariah di Indonesia. Sehingga mendukung target pertumbuhan ekonomi pada 2029 untuk mencapai 8%,” ujarnya.

    Senada dengan Rosan, Kartika Wirjoatmodjo atau akrab disapa Tiko mengatakan, Indonesia dengan populasi muslim terbesar dapat menjadi pemain kunci di tataran perbankan syariah global. Indonesia sangat potensial untuk mengendalikan sektor konsumer dengan produk layanan perbankan syariah yang inovatif dan kompetitif.

    “BSI masuk 10 besar Global Islamic Bank memperlihatkan kuatnya preferensi layanan perbankan syariah. Inovasi sangat penting dalam menjembatani kesenjangan antara supply dan demand di industri keuangan dan perbankan syariah. Inovasi juga dapat mem-boosting industri halal di Indonesia,” ujar Tiko.

    Di sisi lain, Bob mengungkapkan peran ekonomi dan keuangan syariah telah tertuang dalam Rancangan Akhir Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2025-2045. Di mana Visi Indonesia Emas 2045 salah satunya dapat dicapai melalui transformasi juga optimalisasi ekonomi dan keuangan syariah.

    Dalam RPJPN, ekonomi syariah diposisikan sebagai salah satu pilar utama dalam mencapai ekonomi inklusif dan berkelanjutan. Selain itu dalam Asta Cita, pengembangan ekonomi syariah menjadi salah satu strategi dalam mendorong kemandirian bangsa dan ekonomi yang lebih adil dan makmur.

    “BSI GIFS bukan agenda yang berlangsung dan selesai dalam satu hari. BSI GIFS adalah salah satu platform dari berbagai upaya advokasi BSI sebagai market leader perbankan syariah Indonesia,” ujar Bob.

    Pada ajang ini, BSI menghadirkan beberapa pembicara internasional di antaranya Ian Goldin, Professor of Globalisation and Development at University of Oxford, Mehmet Asutay, Professor of Political Economy of Middle Eastern and Islamic Political Economy & Finance at Durham University, dan Habib Ahmed, Professor and Sharjah Chair in Islamic Law & Finance at Durham University.

    Ian Godin memaparkan bagaimana ekonomi dan keuangan dapat berperan dalam mendorong pertumbuhan ekonomi. Sementara Habib Ahmed akan mengulas inovasi-inovasi kunci di dalam ekonomi syariah termasuk dalam dunia digital agar bisa mendorong percepatan pertumbuhan.

    Adapun Mehmet Asutay akan menghubungkan antara dampak dari kehadiran dan inovasi ekonomi dan keuangan syariah dalam konteks sosio economic, yakni pada kesejahteraan umat agar sejalan dengan tujuan maqasid syariah.

    Dalam kesempatan yang sama, Chief Economist BSI Banjaran Surya Indrastomo mengatakan, BSI GIFS 2025 juga mendorong harmonisasi kebijakan. Hal ini diharapkan dapat menghasilkan dampak nyata bagi pembangunan ekonomi.

    Harmonisasi kebijakan yang di maksud di antaranya antar sektor, di mana policy pengembangan ekonomi syariah harus dibuat in line dengan kebutuhan dan target-target pembangunan nasional baik secara jangka pendek, mengengah, dan panjang. Harmonisasi juga dilaksanakan dengan agenda nasional agar ekonomi syariah tidak dianggap sebagai ‘entitas’ berbeda dengan ekonomi secara umum.

    Target GIFS 2025

    Di sisi lain, kendati BSI GIFS memiliki tujuan utama sebagai advokasi dan literasi, BSI juga menyasar nilai bisnis melalui aktivasi-aktivasi produk BSI yang dihadirkan. Mulai dari BSI Bank Emas, BYOND by BSI, BEWIZE by BSI, dan BSI Prioritas.

    Pada acara GIFS 2025, BSI juga meluncurkan Muslim Consumption Index (MCI) yang akan mengcapture tren belanja Muslim Indonesia dan platform digital terpadu BEWIZE by BSI untuk memperkuat layanan bagi nasabah segmen wholesale dan memacu inklusi keuangan di Indonesia.

    Dengan beragam aktivitas, event BSI GIFS 2025 diharapkan meningkatkan perolehan bisnis sebesar 20% dibandingkan penyelenggaraan serupa pada 2023. Adapun dalam penyelenggaraan BSI GIFS 2023, perseroan berhasil memperoleh tambahan bisnis senilai Rp227,11 miliar dari aktivasi yang ada. Jumlah tersebut belum termasuk dari kerja sama bisnis yang tercipta melalui networking yang dibangun.

    Banjaran menambahkan, BSI GIFS 2025 juga menargetkan untuk menjadi forum pemikiran bagi para aktivis ekonomi syariah nasional dan global. Berkaca pada penyelenggaraan GIFS 2023, ajang tersebut telah berhasil menghadirkan sekitar 1.500-an peserta offline yang hadir dari kalangan regulator dan pemerintah, nasabah korporasi dan institusi, nasabah high-net worth, juga akademisi.

    Penyelenggaraan BSI GIFS 2025 disiarkan pula melalui kanal online bagi publik via Live Youtube. Untuk tahun ini, BSI GIFS 2025 mengundang berbagai pembicara lainnya antara lain Salman Subakat, Co-Founder Paragon Corp, Rista Zwestika, Financial Planner, dr. Reisa Broto Asmoro, Doctor, Model & Health Activist, serta Habib Jafar, Ustadz/Ulama. ***

     

    Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News

  • BSI catat penjualan sukuk ST014 capai 153,75 persen dari target

    BSI catat penjualan sukuk ST014 capai 153,75 persen dari target

    Artinya, kehadiran Sukuk Ritel ST014 ini memperoleh antusiasme tinggi dari masyarakat, khususnya nasabah BSI

    Jakarta (ANTARA) – PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) mencatat bahwa penjualan Sukuk Tabungan Ritel Seri ST014 melalui BSI telah melampaui target awal penjualan atau oversubscribe sebesar 153,75 persen dari target.

    Plt. Direktur Utama BSI Bob T. Ananta mengatakan, capaian ini menunjukkan tingginya minat masyarakat untuk berpartisipasi dalam pembiayaan negara melalui instrumen investasi yang aman, syariah, dan menguntungkan melalui BSI.

    “Artinya, kehadiran Sukuk Ritel ST014 ini memperoleh antusiasme tinggi dari masyarakat, khususnya nasabah BSI,” kata Bob dalam keterangan resminya di Jakarta, Kamis.

    Dengan masa penawaran yang dibuka pada 7 Maret dan ditutup pada 16 April 2025 pukul 10.00 WIB, Bob mencatat bahwa peminat Sukuk ST014 ini meningkat dibandingkan seri sukuk tabungan sebelumnya yakni seri ST013.

    Sebagai mitra distribusi sukuk negara untuk penjualan ST014, Bob mengatakan bahwa BSI terus berkomitmen menghadirkan layanan keuangan dan investasi syariah yang inklusif dan mudah bagi seluruh nasabah.

    Sukuk Tabungan Ritel Seri ST014 terdiri atas dua seri antara lain ST014-T2 yang memiliki tenor 2 tahun serta ST014-T4 dengan tenor 4 tahun.

    Di BSI, penjualan sukuk ritel ST014-T2 lebih tinggi baik dari segi investor maupun nominal apabila dibandingkan ST014-T4. Hal ini menunjukkan bahwa nasabah di BSI lebih menyukai untuk berinvestasi pada instrumen investasi dengan tenor yang lebih pendek.

    Sukuk ritel ST014 merupakan produk investasi syariah yang diterbitkan oleh pemerintah. Produk ini menawarkan imbal hasil yang menarik bagi masyarakat yang ingin melakukan investasi sesuai dengan prinsip syariah.

    Seri ST014-T2 menawarkan kupon imbal hasil 6,5 persen. Sementara seri ST014-T4 memberikan kupon imbal hasil sebesar 6,6 persen.

    Selain menawarkan imbal hasil kompetitif, sukuk ritel juga memberikan kesempatan bagi masyarakat untuk turut serta membangun negeri.

    Sukuk Ritel ST014 menjadi salah satu bagian dari strategi pembiayaan APBN yang inklusif dan berkelanjutan, serta memperkuat partisipasi investor domestik dalam mendukung pembangunan nasional.

    “Selain berinvestasi untuk diri sendiri, dengan membeli sukuk ritel ini kita juga turut berpartisipasi dalam pembangunan negeri,” tutup Bob.

    Pewarta: Rizka Khaerunnisa
    Editor: Faisal Yunianto
    Copyright © ANTARA 2025

  • Masih Kemurahan, Begini Peluang Harga Saham BSI ke Depan

    Masih Kemurahan, Begini Peluang Harga Saham BSI ke Depan

    Jakarta

    Harga saham PT Bank Syariah Indonesia Tbk atau BSI dengan kode saham BRIS dinilai masih berpeluang menguat. Harganya yang berada di level Rp 2.720 per lembar saham pada perdagangan hari ini, Selasa (22/4) dinilai masih kemurahan.

    Hal itu dikatakan Pengamat Perbankan Moch Amin Nurdin. Harga saham BRIS diproyeksikan bisa menembus level harga Rp 3.000 sampai Rp 4.000 per lembar saham.

    “Saya setuju, iya (harga saat ini masih kemurahan). Bisa tembus di angka Rp 3.000 sampai Rp 4.000,” kata Amin kepada detikcom, Selasa (22/4/2025).

    Amin menyebut salah satu potensi pendorong kenaikan saham BRIS adalah karena melihat prospek yang bagus, terlebih dengan adanya pengembangan bisnis perseroan yang kini menjalankan layanan bank emas atau bullion bank.

    “Bank emas ini kan sedang lagi heboh dan harga emas juga cenderung naik akhir-akhir ini dan ini juga berpengaruh karena gejolak global. Ini pasti akan membawa dampak yang positif buat harga saham BSI,” ucap Amin.

    Sebagai informasi, harga saham BRIS sepanjang 2025 atau year to date (ytd) terkoreksi sekitar 3,66%. Angka itu cenderung lebih kecil dibandingkan penurunan saham-saham yang tergabung dalam Himpunan Bank Milik Negara (Himbara).

    Sampai 31 Maret 2025, angka pembelian emas BSI sudah tumbuh hingga 357% atau naik 174,84 kg secara tahunan. Sebagai gambaran pada semester I-2024 total penjualan emas BSI masih berkisar 48,92 kg, sedangkan pada semester I-2025 sudah mencapai 223,76 kg.

    Kondisi ini juga berlaku untuk saldo emas BSI, di mana per 31 Maret 2025 naik hingga 118% atau bertambah 335.97 kg jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya. Jika secara nominal rupiah, jumlah saldo emas BSI ini tercatat naik hingga 237%.

    “Kalau kita melihat disini pertumbuhan saldo emas digital, dari Maret tahun lalu ke Maret tahun ini itu naiknya 237%, Rp 793 miliar kenaikannya,” kata Plt Direktur Utama BSI, Bob Tyasika Ananta di Kantor Pusat BSI, Jakarta, Selasa (15/4).

    Lebih rinci dijelaskan, total penjualan emas BSI pada Februari 2025 mencapai 63,77 kg dan pada Maret 2025 sebesar 125,98 kg. Padahal jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya, total penjualan emas perseroan pada Februari 2024 di angka 15,24 kg dan Maret 2024 sebesar 17,20 kg.

    Begitu juga dengan posisi saldo emas BSI yang naik sangat pesat sejak menjadi penyelenggara bank emas, di mana per Maret 2025 ini perseroan sudah menyimpan 621,12 kg. Dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya di angka 285,15 kg.

    “Posisi saldo emasnya terus meningkat. Akumulasi dari tahun ke tahun, maka di akhir Maret itu akumulasinya sudah 621 kg. Kemudian totalnya tadi saya sampaikan bahwa dari YoY tumbuhnya Rp 793 miliar,” papar Bob.

    (aid/rrd)

  • BSI Berencana Terbitkan Sukuk hingga Rp 4 T, Tepatkah?

    BSI Berencana Terbitkan Sukuk hingga Rp 4 T, Tepatkah?

    Jakarta

    PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) membeberkan rencana aksi korporasi tahun ini untuk menerbitkan Sustainability Sukuk dengan kisaran nilai Rp 3-4 triliun. Rencana ini merupakan kelanjutan dari Sustainability Sukuk yang diterbitkan tahun lalu.

    “Memang ada rencana untuk menerbitkan Sukuk. Itu berseries, tahun lalu sudah nerbitin, tahun ini nerbitin, tahun depan nerbitin. (Nilainya) nanti lihat market lah ya. Kita by plan bisa antara Rp 3-4 triliun,” kata Plt Direktur Utama BSI, Bob Tyasika Ananta di Kantor Pusat BSI, Jakarta, Selasa (15/4/2025).

    Pada tahun lalu, BSI telah menerbitkan Sustainability Sukuk senilai Rp 3 triliun. Sukuk tersebut terbagi dalam tiga seri dengan imbal hasil berkisar antara 6,40-7,20% untuk tenor 1, 2 dan 3 tahun. Masa penawaran awal sukuk berlangsung sejak 14-30 Mei 2024.

    Pengamat Perbankan Moch Amin Nurdin mengatakan penerbitan sukuk tersebut untuk permodalan sehingga memungkinkan perseroan untuk mendapatkan dana segar tanpa mengurangi ekuitas pemegang saham, serta sesuai dengan prinsip-prinsip syariah. Sukuk diterbitkan sebagai bukti kepemilikan atas suatu aset atau proyek yang dibiayai.

    “Penerbitan sukuk itu tujuannya lebih banyak untuk permodalan. Permodalan itu biasanya untuk ekspansi kredit, jadi gimana caranya bisa mengcover risiko pembiayaan maupun risiko kredit,” kata Amin.

    Amin menyebut secara jangka panjang, dampak penerbitan sukuk akan meningkatkan pendapatan BSI secara umum. Hanya saja kondisi yang tidak stabil seperti saat ini dinilai tidak akan optimal karena daya serapnya diproyeksi tidak terlalu banyak.

    “Negatifnya mungkin karena kondisi sedang tidak stabil seperti sekarang, daya serapnya belum akan terlalu banyak sehingga mungkin tidak optimal,” ucap Amin.

    BSI sendiri berkomitmen untuk terus terlibat aksi mitigasi perubahan iklim dan pembangunan berkelanjutan melalui program dan pembiayaan sustainable financing. Perseroan mendorong transisi menuju green economy melalui implementasi instrumen keuangan syariah yang fokus terhadap ESG (environment, social, governance).

    Penerbitan Sustainability Sukuk BSI atau Sukuk Mudharabah Keberlanjutan merupakan pembiayaan dengan kategori Kegiatan Usaha Berwawasan Lingkungan (KUBL) dan Kegiatan Usaha Berwawasan Sosial (KUBS). Instrumen ini akan memberikan values berbeda bagi investor yakni memberikan manfaat besar dari sisi ekonomi, sosial, maupun lingkungan.

    BSI melihat pasar obligasi hijau global dalam beberapa tahun terakhir berkembang pesat dan membaca peluang untuk turut mengembangkan instrumen baru tersebut untuk membiayai proyek-proyek keberlanjutan melalui penerbitan Sukuk Sustainability. Di dalamnya, BSI juga akan mengatur pengelolaan dan penggunaan dana, evaluasi dan seleksi proyek, serta pengelolaan hasil dan mekanisme pelaporannya.

    Lihat juga video: Bank dengan Pertumbuhan Laba Tertinggi, BSI Sabet penghargaan

    (aid/rrd)

  • BSI jelaskan keuntungan cicil emas sebagai solusi investasi saat ini

    BSI jelaskan keuntungan cicil emas sebagai solusi investasi saat ini

    Sumber foto: Antara/elshinta.com.

    BSI jelaskan keuntungan cicil emas sebagai solusi investasi saat ini
    Dalam Negeri   
    Editor: Sigit Kurniawan   
    Selasa, 15 April 2025 – 23:32 WIB

    Elshinta.com – Direktur Sales & Distribution BSI Anton Sukarna menjelaskan keuntungan skema cicil emas sebagai solusi investasi saat ini, yakni harga yang terkunci pada saat akad sehingga nominal cicilan tetap sama meskipun ke depan harga emas terus naik.

    “Apa sebenarnya keuntungan utama dari cicil emas? Keuntungan utama dari cicil emas adalah, Anda membeli emas, yang Anda peroleh suatu saat nanti ketika lunas, tapi dengan harga sekarang,” kata Anton dalam acara halal bi halal PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) bersama media di Jakarta, Selasa.

    Anton mencatat, kenaikan harga emas dalam beberapa tahun terakhir jika dikonversikan ke dalam mata uang rupiah relatif lebih tinggi dibandingkan dengan kenaikan harga emas dalam dolar Amerika Serikat (AS).

    Maka, ujar dia, investasi emas dapat menjadi solusi bagi masyarakat Indonesia sebagai lindung nilai dalam jangka panjang, apalagi inflasi terus meningkat setiap tahun.

    Sementara itu, Plt. Direktur Utama BSI Bob T. Ananta menambahkan bahwa masyarakat bisa menikmati kenaikan harga emas apabila membeli emas dengan cara mencicil. Dengan cicil emas, ibaratnya nasabah membeli emas pada masa depan dengan harga sekarang.

    “Cicil emas ini nuansanya adalah investasi. Orang beli harga sekarang, misalnya 50 gram dengan harga sekarang, tapi kemudian diangsur selama periode enam bulan atau satu tahun. Sehingga pada saat harga emas naik, dia akan mendapatkan return,” kata Bob.

    Saat ini, proses kepemilikan emas juga lebih mudah dan cepat dengan adanya layanan cicil emas secara digital sehingga masyarakat tidak perlu mengantre di toko fisik. Dibandingkan emas fisik yang disimpan secara konvensional di rumah, cicil emas secara digital juga lebih aman karena menghindarkan risiko hilang.

    Bob menjelaskan, proyeksi harga emas yang dalam jangka menengah maupun panjang masih meningkat terutama di tengah kondisi ekonomi global yang masih menantang.

    Adapun dalam jangka menengah, harga emas diproyeksikan naik hingga 3.200 dolar AS per troy ounce, bahkan bisa mencapai 4.500 dolar AS per troy ounce pada penghujung 2025 menurut Goldman Sachs.

    Dari sisi bisnis, Bob mencatat kinerja positif pada bisnis emas bahkan sebelum BSI resmi menjadi bank emas (bullion bank) pada Februari lalu. Pada 2024, total pembiayaan cicil emas tumbuh 177,5 persen year on year (yoy) menjadi Rp6,4 triliun dari sebelumnya hanya Rp2,3 triliun pada 2023.

    Pertumbuhan cicil emas lebih tinggi dibandingkan gadai emas yang tumbuh 31,3 persen pada 2024 menjadi Rp6,4 triliun dari sebelumnya Rp4,9 triliun pada 2023. Bob menjelaskan, pertumbuhan cicil emas yang lebih tinggi tersebut sejalan dengan fenomena pasar di mana masyarakat mulai mencari aset safe haven.

    “Jadi (masyarakat) taruh di emas, harganya naik terus, investasi di situ, aman. Maka kita lihat cicilan emas ini adalah produk investasi yang tampak tumbuhnya 177,5 persen (pada 2024),” kata dia.

    Bob menambahkan, pertumbuhan cicil emas BSI juga didukung dengan akuisisi nasabah yang agresif. Jumlah nasabah untuk cicil emas pada 2024 tumbuh 81,4 persen yoy menjadi 337 ribu orang dari sebelumnya 186 ribu orang pada 2023. Sedangkan nasabah gadai emas hanya tumbuh 11,3 persen yoy pada 2024 menjadi 151 ribu orang dari sebelumnya 135 ribu orang.

    “Jadi ada lompatan penambahan customer dan lompatan penambahan portofolio, eksposur. Dan kembali lagi, ini meng-convince bahwa, yes, masyarakat find to save haven investment, yang itu adalah emas,” kata Bob.

    Sebagai informasi, BSI telah lebih dulu mengembangkan layanan cicil emas dan gadai emas sebelum bank syariah ini resmi mengantongi izin bank emas pada 12 Februari 2025.

    Menurut perseroan, proses cicil emas disiapkan BSI bagi nasabah secara mudah dan cepat dengan tenor 1-5 tahun. Selain itu, emas fisik tersimpan aman dan diasuransikan selama masa pembiayaan. Sehingga, masyarakat mendapat manfaat investasi emas jangka panjang.

    Adapun layanan cicil emas dapat dilakukan masyarakat secara offline di seluruh kantor cabang BSI dan secara online melalui aplikasi BYOND by BSI.

    Sumber : Antara