Tag: Bob Azam

  • Apindo Tak Masalah Ormas Minta THR, Asal Tidak Memaksa dan Jadi Aksi Premanisme – Halaman all

    Apindo Tak Masalah Ormas Minta THR, Asal Tidak Memaksa dan Jadi Aksi Premanisme – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO) Bidang Ketenagakerjaan Bob Azam mengaku tak masalah dengan organisasi masyarakat (ormas) yang meminta Tunjangan Hari Raya (THR).

    Asalkan, kata Bob, mereka tidak memaksa dan jangan sampai malah menunjukkan aksi premanisme seperti memblokade akses ke perusahaan.

    “Ya minta boleh saja, tetapi jangan memaksa. Jangan sampai itu menjadi aksi premanisme yang berujung pada pemblokiran. Itu jangan lah,” kata Bob kepada wartawan di Jakarta, dikutip Kamis (20/3/2025).

    Meski demikian, Bob mengatakan keputusan memberi THR ini kembali ke perusahaan masing-masing.

    Terlebih, menurut dia, sejatinya perusahaan sudah memiliki dana Corporate Social Responsibility (CSR) masing-masing untuk urusan membina masyarakat di sekitar lokasi mereka beroperasi.

    “Dikembalikan lagi pada kerelaan pengusaha masing-masing. Ya kan ada dana CSR sebenarnya. Perusahaan juga sering membina masyarakat sekeliling dan sebagainya,” ujar Bob.

    Belakangan ini, menjalang perayaan Lebaran, banyak sejumlah ormas yang seharusnya berfokus pada kegiatan sosial atau keagamaan, justru terlibat dalam praktik meminta THR dari perusahaan, toko, atau individu dengan modus yang cenderung merugikan banyak pihak.

    Salah satu surat permintaan THR yang baru-baru ini beredar adalah surat yang berasal dari Ormas Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) Desa Bitung Jaya, Tangerang.

    “Untuk itu kami meminta kepada perusahaan dan pengusaha yang berada di lingkungan kami untuk sudikiranya memberikan dana THR, besar kecilnya pemberian akan kami terima dengan senang hati,” tulis surat yang diteken Ketua Ormas Desa LPM Bitung Jaya, Jayadi.

    Tak cuma ormas, bahkan pengurus RW pun ikut-ikutan mengeluarkan surat edaran minta THR ke perusahaan.

    Kejadian ini terjadi di RW 02 Jembatan Lima, Tambora, Jakarta Barat.

    Pihak pengurus RW membenarkan kabar tersebut dan menyebutnya hal yang wajar.

    Surat edaran itu diduga dikeluarkan oleh pengurus salah satu RW di Kelurahan Jembatan Lima, Jakarta Barat, dan viral di media sosial.

    Surat tersebut berisi permintaan uang THR. Dalam unggahan @jakbarviral, permintaan THR itu ditujukan untuk para pengusaha yang menggunakan lahan parkir.

    “Dana tersebut akan kami alokasikan untuk anggota Linmas juga kepengurusan RW di wilayah kami,” demikian bunyi surat itu sebagaimana dilihat Kompas.com dalam unggahan Instagram @jakbarviral, Selasa (11/3/2025).

    Surat itu ditandatangani pengurus RW, lengkap dengan kop dan cap pengurus RW.

    Sekretaris RW 02, Jembatan Lima, Jakarta Barat, Febri mengakui pihaknya mengedarkan surat permohonan THR ke 30 sampai 40 perusahaan.

    Permintaan THR itu dikirimkan ke perusahaan yang setiap hari datang ke wilayah Jalan Laksa RW 02, Jembatan Lima, untuk melakukan bongkar muat barang.

    “Benar memang dari pihak pengurus RW yang mengeluarkan (surat edaran). Tapi perlu digarisbawahi itu kita bukan untuk ke warga, tapi ke pengguna jasa parkir dari pemilik perusahaan-perusahaan yang ngirim barang ke sini,” kata Febri, melansir dari Kompas.com.

  • IHSG Anjlok, Gimana Dampaknya ke Industri Otomotif?

    IHSG Anjlok, Gimana Dampaknya ke Industri Otomotif?

    Jakarta

    Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) anjlok sampai mencapai level terendah, 6.011,8 pada Selasa (18/3). Hal itu bikin Bursa Efek Indonesia (BEI) sempat membekukan sementara perdagangan (trading halt) sistem perdagangan pada Selasa (18/3) pukul 11:19:31 waktu Jakarta Automated Trading System (JATS). Apakah anjloknya IHSG berpengaruh ke industri otomotif?

    Dijelaskan Wakil Presiden Direktur PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) Bob Azam, pihaknya berharap masalah ini bisa segera diselesaikan sehingga investor nyaman berbisnis di Indonesia.

    “Saya rasa tidak hanya Indonesia. Seluruh dunia juga, beberapa negara mengalami indeks yang merosot. Wall Street aja merosot. Kita berharap ini tidak berlangsung lama, cepat diselesaikan. Kita berharap pemerintah bisa kasih positive sign ke investor, sehingga harapannya mereka masuk lagi,” ungkap Bob di sela-sela acara buka bersama Toyota Indonesia di Jakarta, Selasa (18/3/2025).

    “Karena Indonesia itu potensi marketnya besar. Kemudian penduduknya masih muda. Demand-nya akan meningkat terus. Kemudian kalau kita masuk ke green, kita punya sumber karbon yang bisa menyerap karbon yang luar biasa, ada hutan, geothermal. Jadi nggak ada alasan pesimis untuk Indonesia, yang penting semua stakeholder bisa kompak,” tambah Bob.

    Kabar terbaru hari ini, Kamis (20/3), IHSG dikabarkan menguat 63,85 poin atau 1,01 persen ke posisi 6.375,51. Dikutip dari situs Antara, hal itu terjadi seiring pelaku pasar merespons positif keputusan Bank Indonesia (BI) dan The Fed yang menahan tingkat suku bunga acuannya.

    Kembali ke industri otomotif Indonesia, Bob berharap tahun ini kondisi market kurang lebih sama seperti tahun lalu. Bob juga berharap pemerintah Indonesia bisa memberi insentif ke konsumen otomotif, karena itu bisa meningkatkan pertumbuhan ekonomi.

    “Jadi domestic market itu harus jadi prime mover. Jadi dalam beberapa kesempatan dengan pemerintah, kita minta ‘tolong dong pak dikasih insentif konsumen kita di dalam negeri’. Kalau dia daya belinya kembali, itu akan menciptakan pertumbuhan ekonomi. Tapi dari sisi pemerintah, mereka juga bilang sedang berada dalam fiskal terbatas,” ungkap Bob.

    Bob menambahkan, pemberian insentif kepada industri otomotif terbukti bisa meningkatkan revenue. Dan di sisi lain, peningkatan pajak tak selalu berakhir pada peningkatan revenue. Bisa sebaliknya.

    “Jadi kita berharap pemerintah menempuh yang pertama itu, memberikan relaksasi yang pada akhirnya revenue dari pajak itu akan naik. Itu tak hanya pengalaman kita saat Covid-19 lalu, negara-negara lain juga begitu. Di Jepang ada satu kota, Nagoya misalnya, mereka memberikan insentif dan dalam 3 tahun revenue-nya naik. Itu Jepang yang konsumsinya sudah turun. Indonesia yang konsumsinya bagus, saya yakin akan cepat return-nya ke revenue pemerintah,” tukas Bob

    (lua/dry)

  • Top! Ekspor Mobil Toyota Buatan Indonesia Tahun Ini Tembus 3 Juta Unit

    Top! Ekspor Mobil Toyota Buatan Indonesia Tahun Ini Tembus 3 Juta Unit

    Jakarta

    Toyota tak hanya memproduksi dan menjual mobil di Indonesia. Merek asal Jepang itu juga mengekspor mobil-mobil rakitan Indonesia, ke berbagai penjuru dunia. Nah tahun ini, Toyota Indonesia disebut-sebut akan mencapai milestone baru, di mana jumlah ekspor mobil buatan mereka akan menembus angka 3 juta unit.

    “Tahun ini Insya Allah kita akan mencapai 3 juta ekspor. 1 juta ekspor ceremony-nya di pelabuhan Tanjung Priok, 2 juta ekspor dilakukan di Karawang di tengah-tengah badai Covid-19. Dan untuk 3 juta ekspor kita juga berharap bisa ada ceremony-nya lagi,” kata Wakil Presiden Direktur PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) Bob Azam di sela-sela acara buka bersama Toyota Indonesia di Jakarta, Selasa (18/3/2025).

    Wakil Presiden Direktur PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) Bob Azam (kanan) Foto: Luthfi Anshori/detikOto

    Sebagai informasi, Toyota Indonesia telah mengekspor mobil CBU (utuh) sejak tahun 1987. Hingga kini, mobil-mobil rakitan Toyota Indonesia telah diekspor ke 100 negara di seluruh dunia, dari kawasan Asia Tenggara, Timur Tengah, bahkan hingga ke negara-negara di kawasan Amerika Latin.

    Saat ini, secara kumulatif Toyota Indonesia telah mengapalkan sebanyak 2,8 juta unit mobil. Tentunya mengejar angka ekspor 200 ribu unit bukan hal sulit buat Toyota, sebab tahun lalu saja Toyota mengekspor sebanyak 276 ribu unit mobil.

    Tercatat ada beberapa model Toyota Indonesia yang diminati konsumen luar negeri, seperti Fortuner, Rush, Raize, Innova, Innova Zenix, Avanza, Town Ace/Lite Ace, lalu Veloz, Yaris, hingga Agya. Tak hanya itu, model-model hybrid Toyota Indonesia seperti Innova Zenix Hybrid dan Yaris Cross Hybrid juga mulai diminati pasar luar.

    “Sekarang permintaan di negara tujuan ekspor, kendaraan-kendaraan yang efisien bahan bakar. Itu sudah natural. Dan tidak pusing sama infrastrukturnya. Jadi, memang tren market di luar itu memang ke arah sana. Dan kita sudah baca itu. Apalagi hybrid itu kan biasanya dipasang di mobil-mobil mewah. Nah, sekarang kita sudah mulai ke mobil-mobil yang kelas menengah,” ungkap Bob.

    Tercatat, ekspor Innova Zenix Hybrid dan Yaris Cross Hybrid mengalami peningkatan. Tahun 2023 lalu angka ekspor keduanya kurang lebih 8.700 unit. Kemudian di tahun 2024 mengalami kenaikan hampir 111% menjadi 18.700 unit.

    (lua/din)

  • Duh! Apindo Blak-blakan 40.000 Pekerja Kena PHK pada Januari-Februari 2025

    Duh! Apindo Blak-blakan 40.000 Pekerja Kena PHK pada Januari-Februari 2025

    Bisnis.com, JAKARTA – Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) mencatat sebanyak kurang lebih 40.000 orang tenaga kerja terdampak pemutusan hubungan kerja (PHK) pada Januari-Februari 2025. Wilayah dengan PHK terbanyak yaitu Jakarta, Tangerang, dan Jawa Barat. 

    Ketua Bidang Ketenagkerjaan Apindo Bob Azam mengatakan, pihaknya mendapatkan angka PHK tersebut berdasarkan laporan dari BPJS Ketenagakerjaan yang mencatat pencairan uang jaminan hari tua (JHT) dan jaminan kehilangan pekerjaan (JKP). 

    “Tahun lalu 250.000 orang [kena PHK]. Di Januari-Februari ini sekitar 40.000 orang, data yang kita peroleh dari BPJS. PHK ada di Jawa Barat, DKI, Tangerang,” kata Bob saat ditemui di Jakarta, Rabu (19/3/2025). 

    Dia mengatakan bahwa jumlah PHK pada Januari-Februari 2025 ini didominasi pekerja dari industri padat karya. Namun, dia belum dapat memastikan apakah angka PHK tersebut termasuk eks buruh Sritex Group yang baru ditutup operasional pabriknya. 

    Bob yang juga merupakan wakil presiden direktur PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) itu juga menyebut jumlah pekerja yang terkena PHK baru berdasarkan pencairan ke BPJS, belum laporan terperinci dari pelaku industri. 

    “Tapi gini, PHK juga enggak gampang karena kita butuh cashflow, apa kita nunggu cashflow habis baru PHK? Jangan-jangan orang nanti enggak ada pesangonnya. Jadi enggak gampang PHK itu, banyak pengusaha yang memilih melakukan PHK selagi mereka punya cashflow,” ujar Bob. 

    Jika merujuk data BPJS Ketenagakerjaan sepanjang tahun lalu, jumlah tenaga kerja yang mencairkan JHT sebanyak 3,11 juta orang senilai Rp47,87 triliun dan JKP sebanyak 250.594 orang dengan nilai Rp38 miliar. 

    Sementara itu, merujuk data terbaru yang terverifikasi dari situs resmi Satu Data Kemnaker, sebanyak 3.325 pekerja menjadi korban PHK pada Januari 2025. Namun, belum ada laporan data terbaru Februari-Maret 2025.  

    Pada periode Januari-Maret 2024, jumah tenaga kerja yang ter-PHK mencapai 12.395 pekerja. Kondisi ini paling banyak terjadi di DKI Jakarta, kala itu, sebanyak 5.225 orang kehilangan pekerjaan pada periode tersebut.  

    Kendati demikian, laporan dari berbagai serikat buruh menyebut setidaknya puluhan ribu buruh terimbas PHK massal akibat penutupan pabrik, efisiensi karyawan hingga relokasi pabrik ke wilayah atau negara lain. 

    Data dari Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) sebanyak 49.843 buruh yang ter-PHK pada Januari-Februari 2025 dari 40 perusahaan. Adapun, 40 perusahaan tersebut ada yang menutup pabriknya, pailit, dalam penundaan kewajiban pembayaran utang (PKPU), efisiensi, dan relokasi.  

  • Pemerintah Harus Bisa Kasih Sinyal yang Bangun Optimisme

    Pemerintah Harus Bisa Kasih Sinyal yang Bangun Optimisme

    JAKARTA – Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) buka suara terkait anjloknya Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang mengalami penurunan lebih dari 6 persen pada sesi pertama perdagangan saham.

    Ketua Bidang Ketenagakerjaan Apindo Bob Azam meminta, pemerintah berupaya untuk menjaga sentimen positif demi mengembalikan iklim investasi di RI, tecermin dari IHSG yang sempat terpuruk tajam.

    Bob bilang, sentimen positif tersebut diharapkan mampu membangun kembali optimisme investor untuk berinvestasi di Indonesia, yang pada akhirnya mendongkrak daya beli masyarakat.

    “Jadi, harapannya pemerintah bisa terus-menerus memberikan sinyal-sinyal yang membangun optimisme, terutama cara mengembalikan daya beli. Itu harus dikasih sinyal,” kata Bob kepada wartawan di kawasan Tebet, Jakarta Selatan, Rabu, 19 Maret.

    Menurut Bob, kejatuhan IHSG kemarin yang juga sempat membuat otoritas Bursa Efek Indonesia (BEI) menghentikan sementara perdagangan saham (trading halt) merupakan hal lumrah.

    Dia pun tak menampik penurunan tajam tersebut disebabkan oleh keterpurukan daya beli masyarakat yang kini juga dialami dalam perekonomian dalam negeri.

    Di sisi lain, Bob juga membantah jika penurunan tersebut salah satunya disebabkan oleh gejolak isu politik dalam negeri, termasuk rencana pemerintah dalam merevisi Undang-Undang TNI.

    “Tapi, intinya (pemerintah) harus beri sentimen positif kepada ekonomi kami ke depan. Bagaimana upaya pemerintah untuk membangun daya beli masyarakat lagi,” ucapnya.

    Menurut Bob, para investor enggan menanamkan modalnya apabila situasi pasar di Tanah Air tidak kondusif seperti saat ini.

    “Karena nggak mungkin ada investasi masuk dalam situasi market yang turun terus,” tuturnya.

    Untuk diketahui, perdagangan saham pada sesi I di BEI pada Selasa, 18 Maret, sempat berhenti sementara di tengah jalan karena anjlok 5 persen. Oleh karena itu, BEI langsung melakukan trading halt.

    Trading halt sendiri merupakan penghentian atau pembekuan sementara perdagangan saham karena IHSG mengalami penurunan hingga batas tertentu.

    IHSG pada perdagangan Selasa, 18 Maret, pukul 11.19.31 waktu Jakarta Automated Trading System (JATS) anjlok 325,03 atau 5,02 persen ke 6.146,91. Penurunan itu cukup tajam bila dibandingkan penutupan sebelumnya di level 6.471,95.

  • Mungkinkah Mobil Listrik Murah Toyota bZ3X Diproduksi di Indonesia?

    Mungkinkah Mobil Listrik Murah Toyota bZ3X Diproduksi di Indonesia?

    Jakarta

    Mobil listrik murah Toyota bZ3X baru saja meluncur di China. Mobil listrik hasil pengembangan bersama Toyota dan GAC AION ini dipasarkan dengan harga terjangkau, mulai 109.800 yuan (Rp 246,9 juta). Mobil ini juga laris manis di China dengan angka pemesanan sekitar 10 ribu unit satu jam setelah peluncuran. Bisakah Toyota Indonesia ikutan memproduksi mobil listrik harga terjangkau itu?

    Wakil Presiden Direktur PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) Bob Azam menjelaskan, bZ3X adalah mobil listrik hasil kolaborasi Toyota dengan produsen lokal di China. Artinya, mobil tersebut memang didesain khusus buat konsumen China. Dan belum tentu mobil itu juga sukses jika diproduksi dan dipasarkan di Indonesia.

    “(Toyota bZ3X) Itu kan supply chain di China. Jadi jangan sampai masuk ke kita 100% impor. Kita juga harus pikirin itu. Tapi intinya, kita bisa membaca kebutuhan konsumen di China,” buka Bob di sela-sela acara buka bersama Toyota Indonesia di Jakarta, Selasa (18/3/2025).

    “Kita juga harus pelajari konsumen kita, belum tentu yang di China sukses juga di kita juga sukses, karena infrastrukturnya berbeda. Contoh di China itu jalannya besar-besar, lurus. Sehingga dia fokus ke jalan lurus. Begitu ada putaran, putarannya jauh. Nah di kita, jalannya kecil-kecil. Kita butuh putaran yang kecil. Dari sini aja beda kan. Ini yang harus kita pikirkan,” terang Bob.

    “Tapi satu yang perlu kita apresiasi, di sana (China) mereka berhasil membaca apa yang dibutuhkan oleh konsumen. Nah kita juga berharap di sini juga kita bisa membaca apa yang dibutuhkan konsumen,” ujarnya lagi.

    Di sisi lain, saat ini Toyota Indonesia masih fokus mengembangkan dan memproduksi kendaraan elektrifikasi bermesin hybrid. Saat ini Toyota memiliki dua jagoan hybrid, Yaris Cross Hybrid dan Innova Zenix Hybrid. Dua produk tersebut sudah dirakit secara lokal di Indonesia dengan nilai TKDN (Tingkat Komponen Dalam Negeri) mencapai 80%.

    Diketahui sejak empat tahun lalu Toyota Indonesia telah menambah investasinya di Indonesia sebesar Rp 28 triliun secara bertahap dalam lima tahun. Investasi baru tersebut dimanfaatkan untuk pengembangan kendaraan ramah lingkungan, mencakup mobil listrik hybrid (HEV) dan full battery (BEV).

    (lua/din)

  • Ekspor Innova Zenix dan Yaris Cross Hybrid Buatan Toyota Indonesia Meroket, Naik 111%!

    Ekspor Innova Zenix dan Yaris Cross Hybrid Buatan Toyota Indonesia Meroket, Naik 111%!

    Jakarta

    Dua model mobil hybrid Innova Zenix dan Yaris Cross jadi jagoan baru Toyota untuk menggempur pasar ekspor. Toyota Indonesia mengklaim, ekspor Innova Zenix Hybrid dan Yaris Cross Hybrid melonjak hingga 111% pada tahun 2024.

    “Yang perlu dicatat ekspor kendaraan elektrifikasi, kita punya dua model, yaitu Innova Zenix dan Yaris Cross. Tahun 2023 lalu ekspornya kurang lebih 8.700 unit. Kemudian di tahun 2024 itu mengalami kenaikan hampir 111% menjadi 18.700 unit,” ungkap Wakil Presiden Direktur PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) Bob Azam di sela-sela acara buka bersama Toyota Indonesia di Jakarta, Selasa (18/3/2025).

    Wakil Presiden Direktur PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) Bob Azam (kanan) Foto: Luthfi Anshori/detikOto

    Di sisi lain, Bob juga senang, sebab pemerintah Indonesia telah mendukung perkembangan mobil hybrid di Indonesia, dengan cara memberikan insentif Pajak Penjualan atas Barang Mewah Ditanggung Pemerintah (PPnBM DTP) dengan besaran 3% dari harga jual. Pemberian insentif itu mulai berlaku sejak Februari 2025.

    “Jadi nggak sia-sia, pemerintah kasih tambahan insentif buat (mobil) hybrid di domestik, karena rupanya (mobil hybrid ini) bisa mendorong (pertumbuhan) ekspor juga,” ujar Bob lagi.

    Sebagai informasi, Toyota Kijang Innova Zenix kali pertama meluncur di Indonesia pada akhir 2022 lalu. Innova generasi ketiga ini mendapatkan sentuhan mesin hybrid yang lebih efisien dan ramah lingkungan. Yang bikin bangga lagi, Toyota Kijang Innova Zenix merupakan mobil produksi lokal yang dirakit di pabrik TMMIN Karawang Plant I dengan nilai TKDN (Tingkat Komponen Dalam Negeri) lebih dari 80%.

    Toyota Yaris Cross Hybrid Foto: detikOto

    Innova Zenix pun menjadi salah satu tulang punggung penjualan Toyota Indonesia, di mana pada 2023, Innova Zenix varian mesin hybrid terjual sebanyak 27.705 unit dan di tahun 2024 laku sebanyak 26.470 unit.

    Menyusul kesuksesan Innova Zenix Hybrid di pasar domestik, pada Mei 2023 Toyota Indonesia giliran memperkenalkan Yaris Cross Hybrid. Sama seperti Innova Zenix Hybrid, Yaris Cross Hybrid juga memiliki TKDN hingga 80%. Innova Zenix Hybrid dan Yaris Cross Hybrid pun menjadi dua model yang diandalkan Toyota untuk pasar ekspor.

    “Sekarang permintaan di negara tujuan ekspor, kendaraan-kendaraan yang efisien bahan bakar. Itu udah natural. Dan tidak pusing sama infrastrukturnya. Jadi memang tren market di luar itu memang ke arah sana. Dan kita sudah baca itu. Apalagi hybrid itu kan biasanya dipasang di mobil-mobil mewah. Nah, sekarang kita sudah mulai ke mobil-mobil yang kelas menengah,” ungkap Bob.

    (lua/din)

  • Video: Aturan Pemerintah Mudah Berubah, Investor Ogah Masuk Manufaktur

    Video: Aturan Pemerintah Mudah Berubah, Investor Ogah Masuk Manufaktur

    Jakarta, CNBC Indonesia- Gejolak ekonomi global yang berlanjut turut berdampak ke manufaktur utamanya yang terkait perdagangan internasional. Industri padat karya seperti tekstil dan alas kaki merasakan tekanan pasar ekspor yang berimbas pada tutup pabrik dan PHK massal.

    Ketua Bidang Ketenagakerjaan APINDO, Bob Azam menyebutkan persoalan industri manufaktur termasuk padat karya yang banyak menyerap tenaga kerja namun saat ini daya saingannya makin tergerus.

    Bob mengatakan penting bagi pemerintah untuk mengatasi persoalan ini terkait penyelesaian Undang-undang Ketenagakerjaan, kebijakan konsisten soal pengupahan hingga iklim investasi yang harus diperbaiki termasuk soal peningkatan daya beli masyarakat.

    Seperti apa perbaikan yang dibutuhkan sektor padat karya? Selengkapnya simak dialog Shinta Zahara dengan Ketua Bidang Ketenagakerjaan APINDO, Bob Azam dalam Squawk Box, CNBC Indonesia (Rabu, 05/02/2025)

  • Mobil Toyota ‘Made in Indonesia’ yang Paling Laris di Luar Negeri

    Mobil Toyota ‘Made in Indonesia’ yang Paling Laris di Luar Negeri

    Jakarta

    Ada 10 model mobil Toyota ‘made in Indonesia’ yang dikirim ke mancanegara mulai dari Fortuner hingga Avanza. Ini model yang paling laris.

    Toyota masih menjadi penyumbang terbesar ekspor mobil buatan Indonesia. Meski banyak tantangan yang dialami industri otomotif dalam negeri, nyatanya jenama asal Negeri Sakura itu masih mampu memberikan kontribusi signifikan terhadap ekspor. Sepanjang tahun 2024, Toyota tercatat menyumbang sekitar 61 persen dari total ekspor CBU mobil Indonesia.

    Mobil-mobil Toyota itu dikirim ke mancanegara, yakni lebih dari 80 negara tujuan ekspor di berbagai belahan dunia. Selain melakukan ekspor kendaraan utuh, Toyota Indonesia juga melakukan ekspor kendaraan dalam bentuk terurai (CKD), ekspor mesin, komponen dan alat pendukung produksi (dies dan jigs).

    “Konsistensi kinerja ekspor bukan sesuatu yang mudah diraih, mengingat peran penting anak bangsa yang berkarya di ribuan rantai pasok bahkan Industri Kecil dan Menengah (IKM). Dihadapkan pada kondisi dinamika ekonomi global, Toyota Indonesia akan terus bekerja sama dengan seluruh rantai pasok dari hulu hingga hilir melalui performa ekspor kendaraan T-brand sebanyak 10 varian, baik kendaraan berteknologi ICE dan elektrifikasi, untuk mempertahankan posisi Indonesia sebagai basis produksi dan ekspor global. Kami memastikan bahwa produk otomotif buatan SDM Tanah Air dapat menjawab kebutuhan pasar global yang semakin kompetitif,” ujar Presiden Direktur PT TMMIN Nandi Julyanto dalam siaran persnya.

    Mobil Toyota Buatan Indonesia Paling Laris di Luar Negeri

    Lalu model mobil apa yang permintaannya paling tinggi dari negara luar? Berdasarkan data ekspor yang dirilis Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia, sepanjang 2024 model Avanza/Veloz banyak dicari. Angka ekspornya mencapai 66.434 unit. Avanza/Veloz itu diikuti oleh Toyota Raize yang mencatatkan angka ekspor 58.259 unit. Baru kemudian di posisi ketiga terlaris ada Toyota Fortuner dengan 44.280 unit. Lengkapnya sebagai berikut.

    1. Toyota Avanza/Veloz: 66.434 unit
    2. Toyota Raize: 58.259 unit
    3. Toyota Fortuner: 44.280 unit
    4. Toyota Yaris Cross bensin: 27.409 unit
    5. Toyota Agya/Wigo: 25.627 unit
    6. Toyota Town Ace/Lite Ace: 13.392 unit
    7. Toyota Rush: 12.280 unit
    8. Toyota Kijang Innova Zenix Hybrid: 11.790 unit
    9. Toyota Kijang Innova Zenix bensin: 9.855 unit
    10. Toyota Yaris Cross Hybrid: 6.763 unit

    Untuk tahun 2025, Toyota menargetkan bisa mengekspor dalam jumlah yang sama. Hal itu dilakukan dengan terus mengkaji peluang untuk memperluas kegiatan ekspor serta mempertimbangkan permintaan dan tren pasar, termasuk negara tujuan ekspor non-tradisional untuk mengoptimalkan demografi strategis Indonesia.

    “Toyota Indonesia tidak hanya berfokus pada ekspor kendaraan utuh, namun juga pada pengembangan kendaraan konversi, aksesoris, dan turunannya sesuai dengan permintaan pasar global, seperti kendaraan konversi cash carrier, well-cab, dan patrol cars agar memenuhi kebutuhan negara terkait. Langkah ini bertujuan untuk menghadirkan produk otomotif kompetitif maupun inovatif. Kami percaya kolaborasi yang kuat antara industri, Pemerintah, dan rantai pasok, mampu mewujudkan visi industri otomotif Indonesia yang berdaya saing tinggi dan berkelanjutan demi memberikan manfaat nyata bagi pertumbuhan ekonomi nasional,” Wakil Presiden Direktur PT TMMIN Bob Azam.

    (dry/din)

  • Mobil Hybrid Toyota Buatan Karawang Laku Keras di Negara Ini

    Mobil Hybrid Toyota Buatan Karawang Laku Keras di Negara Ini

    Jakarta

    Mobil hybrid Toyota yang diproduksi di Karawang banyak diminati mancanegara. Berikut negara-negara yang mengimpor mobil hybrid Toyota buatan Indonesia.

    PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) tidak hanya memproduksi mobil hybrid di dalam negeri untuk memenuhi kebutuhan pasar domestik. Pabrik Toyota di Karawang itu juga memproduksi mobil hybrid untuk kebutuhan ekspor. Permintaannya pun cukup baik, bahkan mengalami peningkatan.

    Secara total, Toyota mencatat kenaikan permintaan ekspor mobil hybrid secara CBU hingga 111 persen dibandingkan tahun lalu. Tahun ini, mobil hybrid Toyota ‘made in Karawang’ itu terkirim sebanyak 18.553 unit atau naik dari sebelumnya 8.792 unit.

    “Kendaraan elektrifikasi yang semakin diminati menunjukkan kepeduliaan konsumen global akan isu perubahan iklim dan lingkungan “Carbon is our Enemy”. Artinya, industri otomotif nasional harus berada di depan perubahan dalam membentuk ekosistem kendaraan elektrifikasi untuk memenuhi kebutuhan pasar internasional akan produk ramah lingkungan, khususnya saat memasuki era transisi energi. Salah satunya, melalui strategi multi-pathway untuk menjawab beragam permintaan teknologi kendaraan namun tetap mendukung pertumbuhan industri otomotif Tanah Air sejak masa lalu, masa kini, dan di masa depan. Sesuai prinsip kami “No One Left Behind” bahwa tidak ada teknologi kendaraan yang ditinggalkan,” jelas Wakil Presiden Direktur PT TMMIN Bob Azam dalam keterangan resminya.

    Saat ini ada dua model mobil hybrid Toyota buatan Karawang yang diekspor yaitu Kijang Innova Zenix Hybrid dan Yaris Cross Hybrid. Kontribusi terbesar datang dari Innova Zenix Hybrid yang membukukan angka ekspor sebanyak 11.790 unit sedangkan Yaris Cross Hybrid 6.763 unit.

    Keduanya memikat banyak konsumen di negara-negara seperti Asia, Afrika, Amerika Latin, dan juga Timur Tengah. Toyota Indonesia berkomitmen mengembangkan kendaraan elektrifikasi untuk mendukung target Pemerintah mencapai NZE (Net Zero Emission) pada tahun 2060.

    Mengusung strategi multi-pathway,Toyota Indonesia menyediakan berbagai pilihan teknologi kendaraan seperti kendaraan konvensional berteknologi Internal Combustion Engine (ICE) yang rendah emisi, Hybrid Electric Vehicle (HEV), Plug-in Hybrid Electric Vehicle (PHEV), Battery Electric Vehicle (BEV), Fuel Cell Electric Vehicle (FCEV) hingga bahan bakar terbarukan Flexy Fuel (Biofuel seperti biodiesel ataupun bioetanol).

    (dry/din)