Tag: bjorka

  • M-banking Byond BSI Eror,Terkena Serangan Siber?

    M-banking Byond BSI Eror,Terkena Serangan Siber?

    Jakarta, FORTUNE – Aplikasi mobile banking (m-banking) milik PT Bank Syariah Indonesia (Persero) Tbk. (BSI) yakni Byond tidak bisa diakses atau mengalami gangguan eror sejak Minggu 9 Februari 2025 hingga saat ini Selasa11 Februari 2025. 

    Berdasarkan pantauan Fortune Indonesia, aplikasi Byond tidak dapat dibuka dan muncul tulisan “Sedang terjadi kendala saat ini”. Kondisi ini sempat membuat sejumlah pengguna bingung dan menaruh curiga. 

    BSI diduga terkena ramsomware

    ilustrasi hacker (pixabay.com/B_A)

    Sebelumnya, hacker yang mengaku sebagai Bjorka juga sempat memberikan peringatan kepada BSI terkait potensi kebocoran data, melalui cuitannya di media sosial X pada Rabu, 5 Februari 2025. Tak hanya BSI, BCA juga disebut bakal menjadi sasaran Serangan Siber. 

    “Bank BSI dan BCA menjadi sasaran kelompok ramsomware dan mungkin mereka akan menyasar semua bank di Indonesia,” tulis Bjorka yang dikutip di Jakarta (11/2). 

    Seperti diketahui, BSI juga sempat mengalami kebocoran data pada 2023 silam hingga memberhentikan Achmad Syafii dari jabatannya Direktur IT. 

    Selain memperingatkan industri perbankan, Bjorka juga menyoroti potensi serangan ransomware yang bisa menargetkan kementerian dan lembaga pemerintah di Tanah Air. 

    BSI sebut sedang upgrade sistem

    ilustrasi hacker (pexels.com/Mikhail Nilov)

    Menanggapi hal tersebut, Corporate Secretary BSI Wisnu Sunandar menepis isu kebocoran data. Ia menyebut saat ini pihaknya tengah melakukan proses pembaruan sistem. 

    “Untuk aplikasi Byond, proses upgrade masih berjalan. Kami mengapresiasi kesabaran dan pengertian Anda,” kata Wisnu. 

    Ia menyatakan, layanan e-channel seperti BSI Mobile, BSInet, ATM, EDC, QRIS, Merchant App, dan Kartu Debit GPN & Visa kini telah kembali normal.

  • Heboh Kabar Data Nasabah Bocor, BCA Jamin Tetap Aman

    Heboh Kabar Data Nasabah Bocor, BCA Jamin Tetap Aman

    Jakarta

    PT Bank Central Asia Tbk (BCA) membantah isu yang beredar mengenai data nasabah bocor. Bantahan itu disampaikan melalui surat kepada PT Bursa Efek Indonesia (BEI).

    “Sehubungan dengan informasi yang beredar di media sosial yang mengklaim adanya data nasabah BCA yang tersebar, dengan ini kami sampaikan bahwa informasi tersebut Tidak Benar,” kata Corporate Secretary BCA Raymon Yonarto dikutip dari keterbukaan informaasi BEI, Senin (10/2/2025).

    Raymon memastikan data nasabah BCA dalam posisi aman. Pihaknya senantiasa melakukan pengamanan data dengan menerapkan strategi dan standar keamanan berlapis serta mitigasi risiko yang diperlukan untuk menjaga keamanan data dan transaksi digital nasabah.

    “Dapat kami sampaikan, informasi atau fakta di atas tidak memiliki dampak material terhadap kelangsungan usaha BCA,” terangnya.

    BCA mengimbau nasabah untuk selalu berhati-hati terhadap oknum yang mengatasnamakan BCA dan berbagai modus penipuan yang bertujuan untuk mengetahui data nasabah.

    “Nasabah juga terus diingatkan untuk tidak pernah membagikan data pribadi perbankan yang bersifat rahasia seperti BCA ID, password, One Time Password (OTP), dan Personal Identification Number (PIN), kepada siapa pun. Nasabah juga diharapkan mengubah PIN dan password secara berkala,” pungkasnya.

    Sebelumnya, Bank BCA sempat dikabarkan menjadi target kelompok ransomware. Informasi tersebut diungkap hacker Bjorka melalui akun @bjorkanesiaaa.

    Dalam unggahannya, Bjorka memuat tangkapan layar akses dan database BCA Mobile. Ia juga menyebut, Bank BCA dalam ancaman kelompok ransomware. Tak hanya itu, ia juga mengatakan perbankan Indonesia lainnya juga akan menjadi target kelompok ransomware.

    “@BankBCA sebuah kejutan bagi perbankan di Indonesia, jika mereka tidak segera merespon hal ini maka Bank BCA akan mengalami pelanggaran besar. Bank bsi dan bcia menjadi target kelompok ransomware, dan mungkin mereka akan menargetkan semua bank di Indonesia,” tulis @bjorkanesiaaa dikutip Kamis (6/2).

    Menanggapi hal tersebut, EVP Corporate Communication & Social Responsibility, Hera F Haryn, menegaskan tidak ada data nasabah BCA yang tersebar. Ia juga memastikan data para nasabah BCA tetap dalam kondisi aman.

    “Sehubungan dengan informasi di media sosial yang mengklaim adanya data nasabah BCA yang tersebar, kami sampaikan bahwa informasi tersebut tidak benar. Saat ini, kami memastikan bahwa data nasabah tetap aman,” kata Hera dalam keterangannya yang diterima detikcom.

    (acd/acd)

  • Hacker Bjorka Klaim 4,9 Juta Database Nasabah Bank BCA Bocor, Benarkah?

    Hacker Bjorka Klaim 4,9 Juta Database Nasabah Bank BCA Bocor, Benarkah?

    JABAR EKSPRES – Dunia maya kembali diguncang dengan kabar mengejutkan terkait dugaan kebocoran data nasabah Bank Central Asia (BCA). Kali ini, hacker terkenal Bjorka mengklaim bahwa jutaan database nasabah BCA telah menjadi target serangan ransomware. Klaim tersebut disampaikan melalui akun X (sebelumnya Twitter) miliknya, @bjorkanesiaaa, yang bahkan menandai akun resmi Bank BCA @BankBCA.

    Dalam unggahannya, Bjorka memberikan peringatan keras kepada bank-bank di Indonesia. Ia menyebut bahwa jika tidak ada respons dari pihak terkait, maka Bank BCA bisa mengalami pelanggaran data berskala besar.

    “Sebuah kejutan bagi bank-bank di Indonesia. Jika hal ini tidak direspons, maka Bank BCA akan mengalami pelanggaran besar-besaran,” tulisnya pada Kamis, 6 Februari 2024.

    Tak hanya itu, ia juga menyebutkan bahwa kelompok ransomware yang terlibat kemungkinan tidak hanya menargetkan BCA, tetapi juga seluruh bank di Indonesia. Namun, ia menyampaikan hal tersebut dengan nada bercanda, yang semakin menambah teka-teki di balik klaimnya.

    Baca artikel lainnya: Pinjaman BCA Online Langsung Cair Tanpa Jaminan!

    “BCA diincar oleh kelompok ransomware, dan mungkin akan menyasar seluruh bank yang ada di Indonesia. Tapi entahlah, coba tebak saja. Hahahaha,” lanjutnya dalam unggahan tersebut.

    Dalam Dark Forum, sebuah situs yang sering digunakan oleh peretas untuk menjual data ilegal, Bjorka menyebut bahwa sekitar 4,9 juta database milik BCA diduga telah disiapkan untuk diperjualbelikan. Harga yang dipatok untuk database tersebut mencapai US$10.000 atau sekitar Rp160 juta.

    Lebih lanjut, dalam forum tersebut terdapat keterangan bahwa mereka menjual database beserta aksesnya, dengan harga akses yang ditentukan berdasarkan saldo rekening.

    “We sell databases and access, access prices are based on balance (Kami menjual database dan akses, harga akses berdasarkan saldo),” demikian bunyi keterangan dalam situs tersebut.

    Menanggapi isu ini, Bank BCA akhirnya buka suara dan membantah klaim yang disampaikan oleh Bjorka. Melalui pernyataan resmi yang dirilis pada Rabu, 6 Februari 2025, BCA menegaskan bahwa informasi mengenai bocornya data nasabah tidaklah benar.

    “Sehubungan dengan informasi di media sosial yang mengklaim adanya data nasabah BCA yang tersebar, kami sampaikan bahwa informasi tersebut TIDAK BENAR,” tegas perwakilan BCA dalam rilis resminya.

  • Bjorka Sebut BCA kena Serangan Ransomware, Ini Penjelasan Pakar Keamanan Siber – Page 3

    Bjorka Sebut BCA kena Serangan Ransomware, Ini Penjelasan Pakar Keamanan Siber – Page 3

    Bank Central Asia Tbk (BBCA) memastikan data nasabah saat ini aman. Pernyatan tersebut menanggapi kabar yang beredar mengenai data nasabah BCA yang menjadi target kelompok ransomware.

    “Sehubungan dengan informasi di media sosial yang mengklaim adanya data nasabah BCA yang tersebar, kami sampaikan bahwa informasi tersebut TIDAK BENAR. Saat ini, kami memastikan bahwa data nasabah tetap aman,” tulis manajemen BCA dalam keterangan tertulis, Kamis (6/5/2025).

    BCA mengimbau nasabah setia untuk selalu berhati-hati terhadap oknum yang mengatasnamakan BCA dan berbagai modus penipuan yang bertujuan untuk mengetahui data nasabah. Jangan pernah bagikan data pribadi perbankan yang bersifat rahasia seperti BCA ID, password, One Time Password (OTP), dan Personal Identification Number (PIN), kepada siapapun. Nasabah juga diharapkan mengubah PIN dan password secara berkala.

    “Di samping itu, BCA senantiasa melakukan pengamanan data dengan menerapkan strategi dan standar keamanan berlapis serta mitigasi risiko yang diperlukan untuk menjaga keamanan data dan transaksi digital nasabah,”ujar manajemen.

    Untuk informasi lebih lanjut, dapat menghubungi contact center HaloBCA melalui 1500888 dan aplikasi Halo BCA, WA Bank BCA 0811 1500 998, twitter @HaloBCA, webchat www.bca.co.id, atau e-mail melalui halobca@bca.co.id.

  • Bjorka Ancam BCA Usai Bantahan Kebocoran Data: Tunggu Saja!

    Bjorka Ancam BCA Usai Bantahan Kebocoran Data: Tunggu Saja!

    Jakarta: Peretas Bjorka kembali membuat kegaduhan di dunia maya setelah PT Bank Central Asia Tbk (BCA) membantah adanya kebocoran data nasabah.
     
    Melalui akun X (Twitter) @bjorkanesiaaa, Bjorka merespons bantahan tersebut dengan cuitan menantang.
    Bjorka sindir bantahan BCA
    Dalam cuitannya, Bjorka menulis:
     
    “U say not true? Okay well wait for the reality to happen! We told them that security should be tightened, but they said we were just giving facts or fake news. LoL.”
     
    Pernyataan ini muncul setelah BCA memastikan bahwa informasi terkait kebocoran data nasabah yang beredar di media sosial adalah hoaks. 
     

    BCA Pastikan Data Nasabah Aman 
    EVP Corporate Communication & Social Responsibility BCA, Hera F. Haryn, menegaskan bahwa tidak ada kebocoran data yang terjadi.
     
    “Sehubungan dengan informasi di media sosial yang mengklaim adanya data nasabah BCA yang tersebar, kami sampaikan bahwa informasi tersebut tidak benar,” ujar Hera kepada Medcom.id, Kamis, 6 Februari 2025.
     
    BCA juga mengimbau nasabah untuk selalu berhati-hati terhadap modus penipuan dan tidak membagikan data perbankan pribadi seperti BCA ID, password, OTP, dan PIN kepada siapapun. Selain itu, nasabah disarankan untuk rutin mengubah PIN dan password demi keamanan.

    Ancaman serangan besar ke perbankan Indonesia
    Sebelumnya, Bjorka mengklaim telah membobol data nasabah BCA dan mengancam akan terjadi pelanggaran keamanan besar-besaran. Dalam cuitannya, ia menyebut bank-bank di Indonesia sedang menjadi target kelompok ransomware.
     
    “A surprise for banks in Indonesia, if they do not respond to this then, bank BCA will experience a major breach.
     
    Bank BSI and BCIA are targeted by ransomware groups, and maybe they will target all banks in Indonesia, but I don’t know just trying to guess, hahahaha. lol,” tulis Bjorka.
     
    Ancaman ini menjadi sorotan, terutama karena Bjorka dikenal pernah membocorkan data-data penting milik instansi pemerintah dan swasta di Indonesia.
     
     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
    dan follow Channel WhatsApp Medcom.id

    (ANN)

  • Heboh Bjorka Bilang Data Nasabah BCA Bocor, Manajemen Langsung Jawab

    Heboh Bjorka Bilang Data Nasabah BCA Bocor, Manajemen Langsung Jawab

    Jakarta, CNBC Indonesia – PT Bank Central Asia Tbk (BCA) diklaim diretas oleh hacker Bjorka. Informasi tersebut diungkap Bjorka melalui akun X (dulunya Twitter) @bjorkanesiaaa.

    Dalam unggahannya, Bjorka memuat tangkapan layar akses dan database BCA Mobile. Database tersebut berisi nama nasabah, nomor rekening, riwayat transaksi dan jumlah uang yang disimpan di rekening.

    “Kami telah berhasil meretas rekening bank BCA Anda, Anda harus terus memperbarui sistem Anda, Ini hanya sebagai pengingat agar Anda tetap aman dan penting untuk privasi pengguna di negara Anda!,” tulis dia melalui X, dikutip Kamis (6/2/2025).

    Dalam pernyataannya, BCA memastikan bahwa informasi terkait kebocoran data nasabah yang beredar di media sosial tidak benar.

    “Sehubungan dengan informasi di media sosial yang mengklaim adanya data nasabah BCA yang tersebar, kami sampaikan bahwa informasi tersebut tidak benar,” tulis EVP Corporate Communication & Social Responsibility BCA Hera F. Haryn.

    Saat ini, pihak BCA memastikan bahwa data nasabah tetap aman.

    BCA mengimbau nasabah setia untuk selalu berhati-hati terhadap oknum yang mengatasnamakan BCA dan berbagai modus penipuan yang bertujuan untuk mengetahui data nasabah.

    Nasabah diimbau jangan pernah bagikan data pribadi perbankan yang bersifat rahasia seperti BCA ID, password, One Time Password (OTP), dan Personal Identification Number (PIN), kepada siapapun.

    Nasabah juga diharapkan mengubah PIN dan password secara berkala.

    (int/dem)

  • 4,9 Juta Data Nasabah BCA dan BSI Bocor! BCA Tegas Bantah Klaim Bjorka

    4,9 Juta Data Nasabah BCA dan BSI Bocor! BCA Tegas Bantah Klaim Bjorka

    PIKIRAN RAKYAT – Hacker Bjorka kembali membongkar adanya dugaan kebocoran data dua bank di Indonesia, yakni BCA dan BSI. Dalam unggahan pada Rabu 5 Februari 2025, akun @bjorkanesiaaa menyertakan tangkapan layar foto kebocoran data BCA dan BSI di situs Dark Forum.

    Dalam tangkapan layarnya, Bjorka memperlihatkan adanya 4,9 juta data nasabah BCA dan 5 juta data pegawai BSI bocor di situs Dark Forum.

    “@BankBCA a surprise for banks in indonesia, if they do not respond to this then, bank bca will experience a major breach. Bank BSI and BCA are targeted by ransomware groups, and maybe they will target all banks in indonesia, but i don’t know just trying to guess, hahahaha. lol (Kejutan bagi bank-bank di Indonesia, jika tidak menanggapi hal ini, Bank BCA akan mengalami pelanggaran besar. Bank BSI dan BCA menjadi sasaran kelompok ransomware, dan mungkin mereka akan menargetkan semua bank di Indonesia, tapi saya tidak tahu hanya mencoba menebak, hahahaha. Wakakak),” tuturnya.

    “We Bjorka will always inform you if your country is being monitored by Ransomware Group, and they prioritize banking. So please stay alert and stick to security privacy. (Kami Bjorka akan selalu memberi tahu Anda jika negara Anda dipantau oleh Ransomware Group, dan mereka memprioritaskan perbankan. Jadi harap tetap waspada dan tetap berpegang pada privasi keamanan),” ujar Bjorka menambahkan.

    Tangkapan layar dugaan kebocoran data BCA dan BSI yang diungkap Bjorka.

    Komentar Kompak Pasang Tagar #RansomwareBCA

    Di kolom komentar, warganet memberikan tanggapan dengan kompak memasang tagar #RansomwareBCA. Bak gerakan yang dikerahkan serempak, mereka memberikan komentar bernada serupa terkait kebocoran data tersebut.

    “kirain BCA udh paling aman, ternyata data bocor. Kok bisa sih #RansomwareBCA,” ucap akun @skyo***.

    “Waduu bahaya sih takut bgt data pribadi bocor #RansomwareBCA,” ujar akun @julienm****.

    “Bank besar jadi incaran hacker itu ngeri banget. #RansomwareBCA,” tutur akun @Slawww2***.

    “Udah masuk radar peretasan, gabisa ga khawatir mikirin ini #RansomwareBCA,” ujar akun @rania****.

    “Dulu gangguan transaksi, sekarang ancaman ransomware? Kalo beneran kejadian, bakal jadi peretasan terbesar di Indonesia! #RansomwareBCA,” kata akun @bagin152***.

    “Bahkan bank besar sekali pun tidak punya keamanan yang ketat, sampai data nasabah bisa bocor #RansomwareBCA,” tutur akun @Fitriya****.

    Bantahan Bank BCA

    Menanggapi pernyataan Bjorka, BCA secara tegas membantah adanya kebocoran data tersebut. Mereka menyatakan bahwa sampai saat ini, tidak ada kebocoran data nasabah seperti yang diklaim peretas tersebut.

    “Sehubungan dengan informasi di media sosial yang mengklaim adanya data nasabah BCA yang tersebar, kami sampaikan bahwa informasi tersebut tidak benar,” kata EVP Corporate Communication & Social Responsibility BCA, Hera F. Haryn dalam keterangan resmi yang diterima Pikiran-Rakyat.com pada Kamis 6 Februari 2025.

    Dia mengatakan perusahaan memastikan bahwa data nasabah tetap aman. BCA mengimbau nasabah untuk selalu berhati-hati terhadap oknum yang mengatasnamakan BCA dan berbagai modus penipuan yang bertujuan untuk mengetahui data nasabah.

    “Di samping itu, BCA senantiasa melakukan pengamanan data dengan menerapkan strategi dan standar keamanan berlapis serta mitigasi risiko yang diperlukan untuk menjaga keamanan data dan transaksi digital nasabah,” tutur Hera F. Haryn menambahkan.***

    Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News

  • Darurat Judi Online hingga PDNS Lumpuh

    Darurat Judi Online hingga PDNS Lumpuh

    Jakarta

    Tahun segera berganti dalam hitungan jam. Di 2024, Indonesia mengalami beberapa kejadian terkait keamanan siber.

    Berikut adalah rangkaian serangan siber sepanjang 2024 yang dirangkum lembaga riset keamanan siber Communication and Information System Security Research Center (CISSReC).

    Januari 2024: KAI Diserang Stormous

    PT. KAI mengalami serangan siber yang dilakukan oleh aktor peretas Stormous dan membocorkan 82 kredensial karyawan PT. KAI dan hampir 22 ribu kredensial pelanggan, serta 50 kredensial data karyawan perusahaan lain yang bermitra dengan KAI.

    Data kredensial yang berhasil didapatkan peretas berasal dari sekitar 3.300 URL yang menjadi permukaan serangan external situs PT KAI. Peretas itu mendapatkan akses masuk ke sistem PT KAI melalui akses VPN menggunakan beberapa kredensial dari beberapa karyawan.

    Setelah berhasil masuk mereka berhasil mengakses dashboard dari beberapa sistem PT KAI dan mengunduh data yang ada di dalam dashboard tersebut. Peretas menuntut tebusan sebesar 11,69 BTC atau hampir setara dengan Rp 7,9 miliar dan mengancam akan mempublikasikan semua data yang mereka dapatkan jika tebusan tidak dibayarkan.

    Februari 2024: Gaduh Pilpres Gegara Sirekap

    Terjadi kegaduhan pada proses Pilpres dan Pilleg 2024 karena sistem Sirekap yang dipergunakan oleh KPU membuat perbedaan antara suara yang dihitung di tingkat TPS dengan hasil yang ditampilkan oleh Sirekap.

    Salah satu kendala Sirekap adalah tidak adanya error checking yang seharusnya sistem langsung bisa mengetahui adanya kesalahan jika jumlah suara dalam satu TPS lebih dari jumlah surat suara yang dimiliki oleh TPS tersebut.
    Proses rekapitulasi suara berjenjang juga sempat dihentikan pada tanggal 19 dan 20 Februari yang bahkan menimbulkan pertanyaan lebih lanjut tentang keabsahan hasil pemilu.

    Sistem Sirekap juga menuai polemik karena diduga server yang dipergunakan untuk Sirekap berada di luar negeri. Kerjasama KPU dengan Alibaba Cloud untuk layanan Sirekap merupakan langkah yang buruk, karena dengan menggunakan server yang dimiliki oleh pihak lain apalagi asing memiliki risiko lebih besar terutama terhadap data hasil pemilu.

    KPU juga dituntuk melakukan audit publik dari source code yang dipergunakan untuk Sirekap sehingga dapat dipastikan bahwa aplikasi berjalan dengan kaidah umum dan tidak ada baris-baris program yang disusupkan untuk melakukan suatu hal yang dapat menguntungkan pasangan calon presiden tertentu.

    Maret 2023: Biznet Diserang

    Salah satu Internet Service Provider (ISP) di Indonesia menjadi korban serangan siber yang diindikasikan sebagai insider threat atau serangan dari dalam pada tanggal 10 Maret 2024.

    Peretas juga dengan percaya diri memberikan beberapa petunjuk tentang jati dirinya dan mengancam akan membagikan data Biznet Gio jika Biznet tidak menghapus kebijakan FUP sampai dengan 25 Maret 2024.

    Berdasarkan investigasi pada laman darkweb milik peretas yang menggunakan nama anonim Blucifer tersebut terdapat 5 table yang sudah dibagikan antara lain table Customers, Addresses , ContractAccounts , Contract serta tabel Products.

    Saat CISSReC mengakses laman darkweb, peretas sudah menghapus petunjuk terkait jati dirinya. Beberapa data pribadi yang ada di beberapa tabel tersebut antara lain nama depan, nama belakang, jenis kelamin, tanggal lahir, jenis kartu identitas (NPWP, KTP, KITAS), nomor kartu identitas (NPWP, KTP, KITAS), email, nomor HP, nomor telepon, nomor fax, akun media sosial, alamat lengkap bahkan Mac address dari perangkat yang digunakan pelanggan.

    April 2024: Indonesia Darurat Judi Online

    Pengamat keamanan siber dari CISSReC Pratama Persadha, mengatakan pemerintah dan aparat terkesan tak serius menangani persoalan judi online, karena jika hanya memblokir situsnya, tak akan berpengaruh apa-apa.

    “Para agen judi slot bisa bikin lebih banyak lagi. Bahkan mereka nekat meretas situs milik kampus atau pemerintah yang tak dikelola dan mengubahnya jadi judi slot,” ujarnya.

    Ada ribuan website milik pemda yang disusupi judi online dan tidak diblokir, karena kalau diblokir seluruh pelayanan di dalam website akan mati.

    Selain itu, membuat situs judi juga sangat mudah karena mereka sudah punya template, tinggal beli domain, dan pasang template itu. Domain yang murah banyak tersedia, bahkan yang gratisan juga ada.

    Mei 2024: Polemik Starlink di Indonesia

    Resmi beroperasinya Starlink di Indonesia menimbulkan polemik. Meskipun Starlink memiliki manfaat melayani daerah 3T yang sulit dijangkau teknologi fiber optik atau radio, masuknya Starlink membawa sisi lain yang kurang menyenangkan, misalnya kesan diberi ‘karpet merah’ saat masuk ke Indonesia, termasuk terkait perizinan yang begitu cepat.

    Selain itu juga ada masalah Network Operating Center (NOC) yang seharusnya berada di Indonesia. Diharapkan Starlink selalu menaati regulasi sampai kapanpun, bukan hanya saat ini saja ketika baru beroperasi di Indonesia. Salah satu contohnya dengan memastikan bahwa arus internet di Indonesia melalui Starlink hanya melalui NAP lokal dan tidak menggunakan Laser Link sebagai backbone layanannya.

    Juni 2024: Pusat Data Nasional Lumpuh

    Server Pusat Data Nasional (PDN) mengalami kelumpuhan dan berimbas pada terganggunya aktivitas layanan pengecekan imigrasi di bandara dikarenakan serangan ransomware oleh group Brain Cipher.

    Total terdapat 282 instansi pemerintah yang datanya tersimpan di PDNS Surabaya terdampak serangan ransomware, mencakup data kementerian dan lembaga, serta pemerintah provinsi, kabupaten, dan kota.

    Brain Cipher adalah kelompok peretas yang beraksi menggunakan varian ransomware LockBit 3.0 dan pelaku serangan ransomware ke PDNS Surabaya memang meminta uang tebusan USD8 juta atau sekitar Rp131,8 miliar untuk membuka gembok pada data-data di fasilitas itu.

    Di bulan yang sama, pemerintah membentuk satgas judi online yang tertuang dalam Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 21 Tahun 2024 tentang Satuan Tugas Pemberantasan Perjudian Daring yang terbit di Jakarta, Jumat (14/6), Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Hadi Tjahjanto ditunjuk sebagai ketua satgas.

    Dalam Pasal 4 Keppres Nomor 21 Tahun 2024, Satgas Judi Online bertugas:

    Mengoptimalkan pencegahan dan penegakan hukum perjudian online secara efektif dan efisienMeningkatkan koordinasi antar kementerian/lembaga dan kerja sama luar negeri dalam upaya pencegahan dan penegakan hukum perjudian onlineMenyelaraskan dan menetapkan pelaksanaan kebijakan strategis serta merumuskan rekomendasi dalam mengoptimalkan pencegahan dan penegakan hukum perjudian online.

    Pembentukan Satgas Judi Online dilakukan karena kegiatan perjudian online melanggar hukum dan menimbulkan kerugian finansial, gangguan sosial, serta dampak psikologis dengan efek kriminal yang berkelanjutan. Oleh karena itu, perjudian online perlu ditindak tegas.

    Juli 2024: Dirjen Aptika Mundur Imbas PDNS Diserang

    Direktur Jenderal Aplikasi Informatika (Dirjen Aptika) Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Semuel Pangerapan mengumumkan pengunduran dirinya setelah insiden ransomware yang menyerang Pusat Data Nasional Sementara (PDNS).

    Ia menyebut pengunduran dirinya merupakan bentuk tanggung jawab moral karena secara teknis, masalah PDN seharusnya bisa ditangani dengan baik.

    Sementara itu, Brain Cipher yang berada di balik serangan ini menegaskan tidak ada motif politis di balik serangannya dan meminta maaf kepada publik Indonesia dan mereka akan memberikan kunci ramsomwarenya secara cuma-cuma serta berharap serangan mereka membuat masyarakat paham betapa pentingnya membiayai industri keamanan siber dan merekrut spesialis yang berkualifikasi.

    Brain Cipher juga meminta ada pernyataan terbuka kepada publik yang menunjukkan rasa terima kasih kepada mereka dan mengonfirmasi bahwa mereka ‘secara sadar dan independen telah mengambil keputusan ini’.

    Agustus 2024: Kebocoran Data BKN

    Kali ini insiden kebocoran data terjadi di Badan Kepegawaian Negara (BKN). Temuan ini bermula dari sebuah unggahan dari akun peretas bernama TopiAx di Breachforums pada Sabtu (10/8).

    Peretas berhasil mendapatkan data dari BKN sebanyak 4.759.218 baris yang mencakup informasi seputar Pegawai Negeri Sipil (PNS) seperti nama, tempat dan tanggal lahir, gelar, tanggal CPNS, tanggal PNS, Nomor Induk Pegawai (NIP), Nomor SK CPNS, Nomor SK PNS, golongan, jabatan, instansi, alamat, nomor identitas, nomor HP, email, pendidikan, jurusan, hingga tahun lulus.

    Di unggahan itu, peretas menawarkan seluruh data yang berhasil didapatkannya dengan nominal USD 10 ribu atau sekitar Rp 160 juta. Hacker juga membagikan sampel data berisi 128 ASN yang berasal dari berbagai instansi di Aceh.

    CISSReC sudah melakukan verifikasi secara random pada 13 ASN yang namanya tercantum dalam sampel data tersebut melalui WhatsApp, dan menurut mereka data tersebut valid, meskipun beberapa ada yang menginformasikan adanya kesalahan penulisan digit terakhir pada field NIP dan NIK.

    September 2024: Data Dirjen Pajak Bocor dan Indodax Gangguan

    Diduga data 6,6 juta wajib pajak milik Direktorat Jenderal Pajak (DJP) bocor dan diperjualbelikan di forum hacker. Akun anonim mengaku sebagai ‘Bjorka’ mengklaim telah membobol dan mencuri data wajib pajak, termasuk milik Presiden Jokowi, menteri-menteri, dan pejabat tinggi lainnya.

    Data DJP yang diperoleh tersebut sebesar 2GB dalam bentuk normal, dan 500MB dalam bentuk terkompresi. CISSReC mengungkap telah melakukan penelusuran dan mengunduh sampel data yang diberikan dan dugaan kuat mengarah pada DJP sebagai sumber kebocoran, mengingat nomenklatur data sangat spesifik, seperti terdapat field nama KPP, nama Kanwil, status PKP, serta jenis wajib pajak (WP). Hacker menawarkan data curian tersebut dengan harga USD 10 ribu atau sekitar Rp 153 juta.

    Di bulan ini juga, perusahaan exchanger kripto Indodax mengalami gangguan sistem akibat peretasan. Dalam salah satu laporan, peretasan yang dialami Indodax menyebabkan kerugian senilai USD22 juta atau Rp337,4 miliar (asumsi kurs Rp15.336 per USD).

    Peretasan yang dialami Indodax terjadi pada 11 September 2024. Berdasarkan akun media sosial X, peringatan keamanan real-time dari platform Cyvers @CyversAlerts menyampaikan adanya transaksi yang mencurigakan di platform Indodax.

    Lebih lanjut, akun itu juga menyebut sudah ada alamat yang mencurigakan untuk menukarkan koin di Indodax ke bitcoin Ether.

    Oktober 2024: Kominfo Menjadi Komdigi dan UU PDP Berlaku

    Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) resmi berubah nama menjadi Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi). Keamanan data pribadi, pemberantasan judi online, internet ramah anak, dan digitalisasi layanan pemerintah menjadi fokus utama Menteri Komdigi Meutya Hafid pada program 100 hari pertamanya.

    Perubahan nomenklatur Kementerian Kominfo menjadi Kementerian Komdigi dilakukan untuk menjawab tantangan zaman yang makin berkembang ke ranah digital. Meutya mengatakan, komunikasi ke depan akan berbasis digital dan PR yang diembannya adalah bagaimana mengamankan data-data itu terkait dengan digital dan pemerintahan yang efisien efektif.

    Presiden terpilih Prabowo Subianto diharapkan memiliki perhatian terhadap Pelindungan Data Pribadi sebagai salah satu fokus utama pemerintahan Prabowo, termasuk menjatuhkan sanksi pada institusi, baik pemerintah maupun swasta, yang menjadi korban kebocoran data, karena Undang-Undang Perlindungan Data Pribadi (UU PDP) sudah berlaku penuh sejak 18 Oktober 2024.

    UU PDP memberikan kerangka hukum bagi pengelolaan data pribadi, termasuk sanksi bagi pelanggaran, baik di sektor pemerintah maupun swasta. Namun hingga kini, lembaga yang bertugas menegakkan aturan tersebut belum juga terbentuk.

    November 2024: Pegawai Komdigi Terlibat Judi Online

    Kasus pegawai Komdigi melindungi judi online menjadi sorotan banyak pihak. Sejumlah pakar digital sampai angkat bicara. Sampai saat ini polisi sudah menetapkan 16 tersangka, termasuk 11 pegawai Komdigi. Tidak menutup kemungkinan ada tambahan lagi seiring kasus ini masih terus didalami.

    Pada kasus ini, terungkap bahwa para tersangka diduga telah memperoleh keuntungan sebesar Rp 8,5 juta dari setiap situs judi online yang mereka ‘bina’. Tercatat mereka sudah melakukan ‘binaan’ terhadap sekitar seribu situs judi.

    Desakan kian menguat agar Komdigi segera melakukan pembenahan. Bahkan para pakar digital dan keamanan siber satu persatu bersuara. Para pakar menawarkan solusi konstruktif untuk Komdigi.

    Desember 2024: Serangan Ransomware BRI Diduga Hoax

    Chairman Lembaga Riset Keamanan Siber CISSReC Pratama Persadha mensinyalir, penyebaran informasi bahwa Bank Rakyat Indonesia (BRI) terkena serangan Bashe Ransomware, patut diduga sebagai sebuah hoax dan merupakan upaya pemerasan.

    CISSReC juga melihat bahwa informasi serangan ransomware ini hanya upaya coba-coba untuk memeras BRI bahwa seolah-olah mereka terkena serangan ransomware.

    “Jika memang group Bashe Ransomware memiliki data asli BRI hasil serangan malware, tentu seharusnya mereka menggunggah data tersebut dan bukannya mengunggah data yang sudah pernah diposting di Scribd sebelumnya,” duga Pratama.

    Apalagi, group Bashe Ransomware sendiri mengaku sudah bekerja sejak 3 September 2019. Dugaan BRI diserang siber dengan modus ransomware berawal dari ungggahan akun FalconFeeds.io di platform X pada 18 Desember 2024, pukul 18.54 WIB.

    FalconFeeds.io kemudian membuat postingan klarifikasi pada pukul 22.42 WIB, yang mengatakan bahwa klaim yang melaporkan serangan siber kepada BRI adalah berita yang kurang benar.

    “Investigasi tim CISSReC menemukan bahwa sampel data yang diberikan oleh Bashe Ransomware identik dengan salah satu unggahan di Scribd yang diunggah oleh salah satu akun bernama ‘Sonni GrabBike’ pada 17 September 2020,” jelas Pratama.

    “Tim CISSReC juga menemukan bahwa nomor kartu yang tertera pada sample data didapatkan di Scribd, adalah valid serta nomor kartu tersebut masih aktif, karena masih bisa dilakukan transfer ke nomor tersebut,” imbuhnya.

    (rns/rns)

  • 3 Cara Penipu Kuras Rekening Pakai HP, Awas Banyak Korban Modus Baru

    3 Cara Penipu Kuras Rekening Pakai HP, Awas Banyak Korban Modus Baru

    Jakarta, CNBC Indonesia – Serangan siber kini makin banyak terjadi, modus yang digunakan juga makin beragam. Untuk itu Anda perlu tahu apa saja modus yang paling umum digunakan oleh para penjahat siber.

    Microsoft Digital Defense Report 2024 merilis data lanskap ancaman siber global yang populer. Laporan tersebut menyoroti tiga perubahan signifikan dalam karakteristik ancaman dan serangan siber yang terjadi di berbagai negara. Mulai dari yang berkaitan dengan ransomware, fraud, hingga identity and social engineering.

    Bersamaan dengan perubahan tersebut, Microsoft juga menggarisbawahi sejumlah praktik keamanan siber yang perlu dilakukan, termasuk cara memperkuat keamanan siber di era baru kecerdasan buatan (AI).

    National Technology Officer Microsoft Indonesia Panji Wasmana, mengatakan bahwa sejatinya keamanan siber seperti olahraga tim karena semua orang, tidak hanya tim IT, punya peranan penting di dalamnya.

    “Sebagai bagian dari kerja sama tim ini, setiap individu perlu memiliki pemahaman dan menjalankan praktik keamanan siber yang mumpuni. Misalnya, dengan menerapkan prinsip-prinsip Zero Trust seperti selalu lakukan verifikasi secara eksplisit, berikan akses terhadap data/perangkat hanya kepada orang yang benar-benar memerlukan, dan selalu asumsikan terjadinya breach,” ujar Panji dalam keterangan tertulis, dikutip Jumat (1/11/2024).

    Berikut ini ancaman siber yang perlu diwaspadai oleh individu dan korporasi, menurut Microsoft Digital Defense Report 2024.

    Siapakah Bjorka, Hacker yang Bikin Pemerintah RI Ketar Ketir?

    1. Ransomware

    Ransomeware menjadi ancaman serius pertama yang semakin banyak terjadi akibat pemberian akses terhadap unmanaged device.

    Ransomware merupakan sejenis program jahat atau malware, yang mengancam korban dengan menghancurkan atau memblokir akses ke data atau sistem penting hingga tebusan dibayar.

    Laporan Microsoft menunjukkan bahwa human-operated ransomware, jenis serangan ransomware penjahat siber secara aktif menyusup ke infrastruktur teknologi & informasi organisasi untuk menyebarkan ransomware, meningkat 2,75x tiap tahun.

    Pada lebih dari 90 persn kasus serangan masuk ke tahap tebusan, penyerang memanfaatkan perangkat tak terkelola (unmanaged devices) yang ada di jaringan organisasi untuk mendapatkan akses awal (initial access), atau untuk melakukan enkripsi terhadap aset organisasi dari jarak jauh (remote encryption).

    Teknik initial access yang paling banyak ditemukan mencakup social engineering seperti phishing melalui email, SMS, dan suara. Laporan menunjukkan bahwa serangan ransomware yang mencapai tahap enkripsi berhasil turun tiga kali lipat dalam dua tahun terakhir, salah satunya berkat kemampuan automatic attack disruption.

    Meski demikian, setiap individu dan organisasi tetap perlu waspada karena para penyerang terus berinovasi dengan model serangan siber baru.

    2. Phishing menggunakan kode QR

    Phising merupakan jenis fraud siber yang meningkat pesatsecara global, baik dari sisi jumlah maupun tingkat kecanggihan.

    Menurut TrendMicro, serangan phishing meningkat sebanyak 58% pada tahun 2023, dengan dampak keuangan diperkirakan mencapai USD3,5 miliar pada tahun 2024.

    Bahkan, phishing kini juga banyak dilakukan melalui kode QR. Pelaku ancaman akan mengirim pesan phishing berisi kode QR; meminta penerima pesan untuk memindai kode tersebut, dan mengarahkan mereka ke laman palsu yang bisa menyerap identitas atau data yang bersifat privasi dan rahasia.

    Sepanjang Oktober 2023-Maret 2024, teknologi deteksi gambar di Microsoft Defender for Office 365 telah mencegah serangan phishing kode QR, menyebabkan email phishing yang menggunakan teknik serangan ini turun 94%.

    Anda bisa menggunakan pembuat kode QR code yang terpercaya ketika harus membuat kode QR. Lalu cek elemen mencurigakan di dalam kode QR seperti kesalahan ejaan atau logo yang salah. Dan yang terpenting, jangan unduh aplikasi pemindai kode QR tersendiri karena mobile phone sudah memiliki teknologi tersebut.

    3. Serangan identitas dan social engineering

    Serangan identitdan dan social engineering merupakan ancaman nyata bagi data pribadi setiap individu. Serupa dengan tahun-tahun sebelumnya, serangan berbasis kata sandi (password) masih menjadi bentuk serangan identitas yang paling banyak terjadi.

    Data dari Microsoft Entra menunjukkan, terdapat lebih dari 600 juta serangan terhadap identitas setiap harinya, dengan 99% di antaranya menyerang password pengguna.

    Di sisi lain, Microsoft telah memblokir 7.000 serangan kata sandi setiap detiknya dalam kurun waktu setahun terakhir. Para pelaku kejahatan siber pun terus memperbarui serangan mereka, misalnya dengan AiTM Phishing Attack (Adversary-in-the-Middle), sebuah teknik serangan phishing di mana penyerang menempatkan diri mereka di antara pengguna dan layanan otentikasi yang sah.

    Tujuannya mengakses akun pengguna tanpa perlu memasukkan kata sandi atau melewati autentikasi multifaktor (MFA) yang mungkin diaktifkan.

    Anda bisa mengganti password dengan passwordless authentication methods seperti passkeys. Tidak seperti password yang menggunakan informasi rahasia yang rentan atau informasi pribadi yang dapat dikenali, passkey menggunakan kunci privat yang disimpan dengan aman di perangkat pengguna. Kunci ini hanya berfungsi pada situs web atau aplikasi tempat pengguna membuatnya, dan hanya dapat diakses jika pengguna yang sama membukanya dengan biometrik atau PIN mereka.

     

    (dem/dem)

  • Menakar Harga Data Pribadi Kita

    Menakar Harga Data Pribadi Kita

    Jakarta

    Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) pernah berujar bahwa kedaulatan serta keamanan data harus menjadi perhatian bersama. Ia menekankan bahwa data merupakan sesuatu yang paling berharga. Bahkan, ia menyebut bahwa data merupakan minyak baru atau new oil.

    “Data adalah new oil, yang harganya tak terhingga,” kata Jokowi dalam Puncak Peringatan Hari Pers Nasional 2023 yang disiarkan melalui Youtube Sekretariat Presiden, Kamis (9/2/2023).

    Dalam kesempatan lain, Jokowi juga pernah menyebutkan bahwa data merupakan aset kekayaan baru di masa kini. Oleh Jokowi, data merupakan senjata untuk mendorong negara ke arah yang lebih baik.

    “Data sekarang ini adalah jenis kekayaan baru. Saat ini data adalah new oil. Bahkan lebih, bahkan lebih berharga dari minyak. Data yang valid merupakan kunci utama kesuksesan pembangunan negara,” kata Jokowi dalam pencanangan Pelaksanaan Sensus Penduduk 2020 di Istana Negara, seperti ditulis dalam detikcom, Jumat (24/1/2020).

    Namun sayangnya Indonesia masih kesulitan untuk menjaga kekayaan jenis baru ini. Berdasarkan data Lanskap Keamanan Siber 2023 yang dirilis Pusat Data Nasional (PDNS) Sementara, Indonesia mendapatkan lebih dari 400 juta kali serangan siber atau tepatnya 403.990.813 kali sepanjang 2023 lalu. Berdasarkan data tersebut, Trafik tertinggi terjadi pada bulan Agustus dengan jumlah 78.464.385 kali.

    Sementara itu, diketahui Indonesia telah berhasil menghalau 29 juta serangan siber dalam tahun yang sama. Melansir detikInet, informasi yang diperoleh dari Kaspersky ini bisa dilihat sebagai sebuah capaian yang besar. Dony Koesmandarin, Territory Manager Kaspersky for Indonesia sekaligus lanskap kejahatan siber di Indonesia menerangkan bahwa dalam sehari terdapat 80 ribu web attack.

    “Jadi di 2023 kita bisa memblokir internet-borne sekitar 29 juta, angka yang besar dan lebih dari 80 ribu web attack per hari. Untuk kejahatan hari ini mereka mencari profit, mereka juga mencari bagaimana caranya bisa meng-attack satu web tersebut dengan tujuan tertentu,” terangnya.

    Kembali ke kasus terbaru soal bobolnya data PDNS beberapa waktu lalu, membuka ingatan pahit tentang beberapa serangan siber sebelumnya yang menguras perhatian pemerintah hingga masyarakat, yaitu Bjorka. Meski disebut sebagai serangan dengan intensitas rendah, nyatanya sejumlah data pribadi masyarakat sempat tercuri.

    Kini, Brain Chipper yang mengaku sebagai penanggung jawab atas serangan ke PDSN kembali mengingatkan bahwa data belum dilihat sebagai hal yang berharga bagi negara. Berkaca dari kejadian ini, benarkah ‘new oil’ adalah jargon hiperbola? Jika benar data masyarakat sudah dijual di pasar gelap internet, apa ancaman paling nyata yang akan diterima masyarakat? Menghadirkan pakar siber Ruby Alamsyah, temukan jawabannya dalam Editorial Review hari ini.

    Beralih ke Jawa Timur, fenomena nikah siri online tanpa wali tengah mencuat di Gresik. Para penyedia jasa ini mematok tarif jutaan rupiah kepada warga yang berminat mencobanya. Lantas bagaimana persyaratan yang harus dipenuhi dalam nikah siri online ini? Berapa tarifnya? Ikuti laporan Redaktur detikJatim dalam Indonesia Detik Ini.

    Sementara itu dalam segmen Sunsetalk, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menemukan adanya kontaminasi bahan aktif obat atau APIs di Daerah Aliran Sungai (DAS) Citarum Hulu, Jawa Barat. Hal ini membuat penurunan kualitas air karena tidak layak digunakan sebagai air bersih. Lalu bagaimana cara mendeteksi air sungai yang tercemar? Apa dampaknya untuk tubuh? Temukan ulasan selengkapnya dalam diskusi bersama Redaktur detikHealth.

    Ikuti terus ulasan mendalam berita-berita hangat detikcom dalam sehari yang disiarkan secara langsung langsung (live streaming) pada Senin-Jumat, pukul 15.30-18.00 WIB, di 20.detik.com dan TikTok detikcom. Jangan ketinggalan untuk mengikuti analisis pergerakan pasar saham jelang penutupan IHSG di awal acara. Sampaikan komentar Anda melalui kolom live chat yang tersedia.

    “Detik Sore, Nggak Cuma Hore-hore!”

    (vys/vys)