Tag: Bima Sakti

  • Kamera Terbesar di Dunia Tangkap Foto Menakjubkan Jutaan Galaksi

    Kamera Terbesar di Dunia Tangkap Foto Menakjubkan Jutaan Galaksi

    Jakarta

    Observatorium Vera C. Rubin di Chile mulai beroperasi dengan berbagai perangkat canggih untuk mengamati antariksa, termasuk kamera digital terbesar di dunia. Dalam uji coba menangkap gambar pertama, observatorium itu meringkus foto jutaan galaksi.

    Foto itu relatif detail dan menunjukkan area yang cukup besar di langit. Foto utuhnya menampakkan 10 juta galaksi di sekitar Cluster Virgo dan banyak di antaranya belum pernah terlihat sebelumnya.

    Dikutip detikINET dari Live Science, Jumat (27/6/2025), ukuran foto aslinya adalah 3.200 megapixel. Sebagai ilustrasi, untuk menampilkannya diperlukan sekitar 400 layar televisi resolusi tinggi.

    Teleskop baru yang powerful ini akan memetakan Galaksi Bima Sakti, mendeteksi asteroid yang mengancam Bumi, melacak teori planet kesembilan di Tata Surya, sampai menyelidiki misteri dark matter atau materi gelap.

    Sebagai ilustrasi kecanggihannya, observatorium itu mampu mendeteksi 2.104 asteroid baru hanya dalam 10 jam. Sebagai perbandingan, kombinasi teleskop lain di Bumi biasanya melacak 20 ribu asteroid dalam setahun.

    Menurut ilmuwan Elana Urbach, salah satu misi utama observatorium adalah memahami sejarah alam semesta. Maka ia dirancang bisa melihat galaksi atau ledakan supernova yang pucat sekalipun, yang terjadi miliaran tahun lalu. “Kami perlu gambar sangat tajam,” cetusnya.

    Cermin kamera yang sangat besar akan membantu ilmuwan mendeteksi cahaya yang paling redup dan melacaknya saat mereka melaju di ruang angkasa. “Ini akan menjadi kumpulan data terbesar yang pernah kita miliki untuk mengamati galaksi kita,” kata Profesor Alis Deason di Universitas Durham.

    Observatorium Vera C. Rubin terletak di Cerro Pachon, gunung di Andes Chili yang menjadi tempat beberapa observatorium untuk penelitian ruang angkasa. Areanya sangat tinggi, sangat kering, dan sangat gelap, sempurna untuk mengamati bintang-bintang.

    Sistem pengambilan fotonya adalah cahaya memasuki teleskop dari langit malam, mengenai cermin primer (diameter 8,4 m), dipantulkan ke cermin sekunder (3,4 m) kembali ke cermin ketiga (4,8 m) sebelum memasuki kameranya.

    Cermin harus dijaga dalam kondisi sempurna. Bahkan setitik debu pun dapat mengubah kualitas gambar. Kamera dalam teleskop akan berulang kali menangkap langit malam selama sepuluh tahun, tiap tiga hari sekali. Ukuran kameranya 1,65 m x 3 m, beratnya 2.800 kg dan menyediakan bidang pandang yang lebar.

    (fyk/hps)

  • Sidang Class Action Dipadati Anggota Koperasi BLN, 2 Kementerian Turut Digugat
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        18 Juni 2025

    Sidang Class Action Dipadati Anggota Koperasi BLN, 2 Kementerian Turut Digugat Regional 18 Juni 2025

    Sidang Class Action Dipadati Anggota Koperasi BLN, 2 Kementerian Turut Digugat
    Tim Redaksi
    SALATIGA, KOMPAS.com
    – Sidang pertama
    gugatan class action
    yang diajukan oleh
    nasabah
    Koperasi Bahana Lintas Nusantara (BLN) berlangsung di
    Pengadilan Negeri Salatiga
    , Jawa Tengah, pada Rabu (18/6/2025).
    Sidang ini dihadiri oleh banyak nasabah yang menantikan kepastian mengenai dana yang telah mereka setorkan ke koperasi tersebut.
    Kuasa hukum nasabah BLN, Sultan Bima Sakti, menyebutkan bahwa ada delapan nasabah yang memberikan kuasa untuk melayangkan gugatan class action terhadap
    Koperasi BLN
    .
    “Dalam hal ini ada delapan pihak turut tergugat,” ujarnya.
    Para tergugat dalam gugatan ini tidak hanya Koperasi BLN, tetapi juga mencakup Kementerian BUMN, Kementerian Koperasi, Dinas Koperasi UKM Provinsi Jawa Tengah, Perhimpunan Bank Perkreditan Rakyat Indonesia.
    Lalu, Asosiasi Koperasi Simpan Pinjam Indonesia (Askopindo), Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia, Perhimpunan Bank-bank Nasional Swasta (Perbanas), Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Republik Indonesia, dan Badan Pertanahan Nasional (BPN).
    Sultan menambahkan bahwa banyak korban lain dari Koperasi BLN yang hadir pada sidang pertama ini untuk mengikuti perkembangan proses hukum.
    “Kami berharap sidang secara administrasi ini diterima dan ditetapkan, sehingga mengajak para korban untuk bergabung dalam gugatan class action,” ujarnya.
    “Pada pokoknya adalah uji materiil terhadap kesehatan
    koperasi BLN
    dalam menjalankan usaha perkoperasiannya. Selain itu juga mengembalikan konversi dari program Sijangkung ke Sipintar lagi, agar modal pokok dan keuntungan yang diperoleh nasabah dikembalikan secara utuh,” kata Sultan.

    Sementara itu, kuasa hukum Koperasi Bahana Lintas Nusantara (BLN), Muhammad Sofyan, mengungkapkan bahwa sebagai warga negara dan koperasi, BLN akan taat hukum.
    “Sebagai tergugat kami akan hadir dalam persidangan, tapi ada juga turut tergugat lain dalam persidangan ini,” ujarnya.
    Sofyan menambahkan bahwa setelah verifikasi, akan dilakukan mediasi, yang hakim mediatori bisa berasal dari PN Salatiga atau dari luar, yang akan ditentukan dalam persidangan.
    “Tapi yang pasti dari BLN tetap memiliki iktikad baik, meski kalau ada yang tidak sesuai fakta akan kami bantah. Kami sudah memiliki data dari pengurus BLN dan sedang dipelajari,” paparnya.
    Menurut Sofyan, iktikad baik tersebut salah satunya diwujudkan dengan adanya transformasi BLN menjadi koperasi digital.
    “Kami berusaha sebelum masuk pokok perkara bisa mengembalikan hak anggota, tapi tetap sesuai prosedural berbasis data,” kata dia.
    Sidang selanjutnya dijadwalkan akan dilaksanakan pada Kamis (3/7/2025) dengan agenda pemeriksaan klasifikasi gugatan class action.
    Sebelumnya, anggota Koperasi Bahana Lintas Nusantara (BLN) telah mengajukan gugatan class action melalui Pengadilan Negeri Salatiga yang didaftarkan pada Rabu (28/5/2025).
    Kuasa hukum anggota BLN, Nirwan Kusuma, menyatakan bahwa ada delapan anggota yang memberi kuasa untuk melakukan class action tersebut.
    “Kami menilai BLN telah melakukan perbuatan melawan hukum karena keputusan sepihak yang dilakukan pihak koperasi,” ujarnya, Sabtu (31/5/2025).
    “Kalau total anggota BLN itu sekitar 40.000 orang dengan akumulasi modal yang disetorkan mencapai Rp 3,1 triliun. Karena nilai potensi kerugian dan jumlah anggotanya cukup banyak, maka kami mengajukan class action atau gugatan kelompok tersebut,” kata Nirwan.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Pulau Anambas Kepri Diduga Dijual Online, Netizen Geram: Mindset Pejabat Indonesia, Semua Dijual

    Pulau Anambas Kepri Diduga Dijual Online, Netizen Geram: Mindset Pejabat Indonesia, Semua Dijual

    FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Jagat media sosial X kembali dihebohkan oleh unggahan akun @txtdrjkt yang menunjukkan tangkapan layar penawaran penjualan sepasang pulau di kawasan Anambas, Kepulauan Riau.

    Postingan tersebut langsung viral, ditonton lebih dari 469 ribu kali, dengan 23 ribu suka, dan lebih dari 4.400 kali dibagikan.

    “Semua dijual (emot menangis),” tertulis pada unggahan tersebut (18/6/2025).

    Reaksi warganet pun bermunculan dengan nada satire, kecewa, bahkan getir. Sejumlah komentar tajam muncul di kolom balasan.

    “Mindset pejabat Indonesia, negara kepulauan, pulaunya dijual. Negara kaya SDA, SDAnya diekspolitasi tanpa pembaharuan. Negara dengan penduduk terbesar keempat di dunia, rakyatnya dibodohi. Negara Muslim terbesar, agamanya dijual. stres,” kata akun @siennaciel.

    Sementara akun @argothrottle menyindir lewat meme viral “Ampun DJ” sambil menuliskan, “Ini negara atau pasar kaget sih, semuanya dijual.”

    “Kalo Galaxy Bima Sakti ini bisa dijual, bakalan dijual juga pastinya sama bodat-bodat ini,” ucap @siennaciel.

    Sedangkan @Vampeirehollie berkomentar dengan nada pasrah, “Pemerintah kontrol jual aja dah nih negara sekalian, nanggung amat anjir cuma jual pulau-nya doang.”

    Beberapa warganet bahkan mengaitkan ini dengan kondisi negara. Menyebut bahwa tanda-tanda kebangkrutan akibat ulah para elite.

    “Tanda-tanda negara bangkrut,” tulis @milarianbagja.

    “Pemerintah Indonesia emang enggak ada yang ingat mati, ingatlah saat kau sulit ingat-ingat hidup cuma satu kali,” balas @peppermintbutl_.

  • Ilmuwan Jepang Tentukan Kapan Bumi Kiamat, Ini Ramalannya

    Ilmuwan Jepang Tentukan Kapan Bumi Kiamat, Ini Ramalannya

    Jakarta

    Para ahli dari Jepang memperkirakan Matahari akan menghancurkan semua kehidupan di Bumi paling lambat pada tahun 1.000.002.021. Ilmuwan menentukan tahun 1 miliar tersebut berdasarkan simulasi di komputer super.

    Sudah banyak didengungkan bahwa Matahari pada akhirnya akan mengembang jadi Raksasa Merah di akhir hidupnya. Kiamat Matahari itu akan menelan Merkurius, Venus, dan Bumi. Namun demikian, kehidupan di Bumi diperkirakan sudah lama punah sebelum saat itu.

    Kiamat Matahari diperkirakan terjadi sekitar lima miliar tahun lagi ketika bintang tersebut selesai membakar hidrogennya. Dikutip detikINET dari Marca, para peneliti di Universitas Toho di Jepang percaya tidak akan ada orang yang melihatnya karena, pada saat tahun satu miliar itu, kondisi di Bumi sudah terlalu parah untuk mendukung kehidupan.

    Saat itu, energi termal dari Matahari akan menghancurkan organisme di planet ini dengan panas yang mematikan dan lontaran massa koronal, serta lontaran sinar gamma yang sangat radioaktif.

    Pada saat ini, dua hal terakhir tersebut sudah terjadi melalui Solar Flare atau badai Matahari, yang jika menghantam Bumi dapat menyebabkan gangguan komunikasi radio, operasi satelit, dan sistem GPS. Skalanya disebut semakin intens.

    Saat Matahari nanti semakin panas, atmosfer Bumi akan berubah signifikan. Kadar oksigen turun, suhu naik eksponensial, dan kualitas udara memburuk. Kehidupan di Bumi pun akan berakhir tidak tiba-tiba, tetapi sebagai penurunan yang lambat dan tidak dapat dipulihkan.

    Namun demikian, umat manusia mungkin tidak punah saat itu, berdasarkan bagaimana teknologi berkembang. Umat manusia dapat menyebar dan mulai menjajah planet lain di galaksi Bima Sakti, dengan Mars mungkin akan jadi planet pertama yang dihuni.

    Belum lama ini, Elon Musk juga menyebut Bumi suatu saat nanti pasti mengalami kehancuran karena Matahari. “Jadi pada akhirnya, seluruh kehidupan yang ada di Bumi akan hancur oleh Matahari,” kata Musk dalam wawancara baru-baru ini, dikutip detikINET dari Space.com.

    “Matahari secara bertahap mengembang dan kita pada suatu titik perlu untuk menjadi peradaban antar planet karena Bumi akan terbakar,” lanjutnya.

    Musk pun memperkirakan kita punya sekitar 450 juta tahun sebelum Bumi menjadi sangat panas sehingga kehidupan tidak mungkin berlanjut. Itu waktu cukup panjang bagi SpaceX menyelesaikan pengembangan Starship, roket raksasa yang dapat digunakan kembali untuk membuat pemukiman Mars layak secara ekonomi.

    Starship, roket terbesar dan terkuat yang pernah dibuat, telah terbang delapan kali hingga saat ini. Dua misi uji di 2025, yang diluncurkan bulan Januari dan Maret, cukup berhasil.

    Pendorong tahap pertama Starship, Super Heavy, bekerja dengan baik, tapi tahap atasnya meledak kurang dari 10 menit setelah terbang. SpaceX saat ini bersiap untuk peluncuran Starship berikutnya.

    (fyk/fyk)

  • Kiamat Tahun Berapa, Ilmuwan Jepang Hitung Tanggalnya

    Kiamat Tahun Berapa, Ilmuwan Jepang Hitung Tanggalnya

    Jakarta, CNBC Indonesia – Ilmuwan Jepang memperkirakan Matahari akan mengakhiri seluruh kehidupan di Bumi paling lambat pada tahun 1.000.002.021.

    Dalam studi dari Universitas Toho, dijelaskan bahwa Matahari akan membesar jadi Raksasa Merah dan menelan Merkurius, Venus, dan Bumi.

    Proses ini diperkirakan terjadi sekitar lima miliar tahun lagi. Namun, para peneliti yakin kehidupan di Bumi akan punah lebih dulu karena panas ekstrem dan kondisi lingkungan yang tidak lagi mendukung makhluk hidup.

    Energi termal dari Matahari akan menghancurkan organisme di planet ini dengan panas yang mematikan dan lontaran massa koronal, serta pelepasan sinar gamma yang sangat radioaktif.

    Dua yang terakhir sudah terjadi melalui Suar Matahari, yang jika menghantam Bumi dapat mengganggu komunikasi radio, operasi satelit, dan sistem GPS.

    Manusia tidak secara langsung dirugikan oleh atmosfer planet ini, meskipun ini dapat berubah dalam jutaan tahun mendatang tergantung pada tingkat aktivitas matahari dan perubahan iklim.

    Umat manusia mungkin tidak punah saat itu, berdasarkan bagaimana teknologi berkembang. Umat manusia dapat menyebar melintasi bintang-bintang dan mulai menjajah planet-planet lain di galaksi Bima Sakti – dengan Mars sebagian besar diperkirakan menjadi yang pertama dalam agenda.

    Namun, ancaman yang lebih mendesak bukanlah perluasan Matahari. Itu jauh lebih dekat dengan rumah. Perubahan iklim. Peningkatan suhu global berpotensi mengakhiri periode Holosen dan menyebabkan gangguan besar pada pola cuaca di seluruh planet.

    Hal ini dapat menyebabkan lebih banyak bencana alam, serta kerusakan tanaman dan panen, yang menempatkan manusia di bawah tekanan kritis.

    Organisasi Kesehatan Dunia memperkirakan dampak buruk pada kehidupan manusia dapat dimulai paling cepat pada tahun 2030, ketika diyakini akan ada 250.000 lebih banyak kematian daripada biasanya karena penyakit.

    (dem/dem)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Ledakan Dahsyat 100 Matahari Hantam Antariksa, Big Bang Minggir

    Ledakan Dahsyat 100 Matahari Hantam Antariksa, Big Bang Minggir

    Jakarta, CNBC Indonesia – Astronom mengungkap ledakan luar angkasa super dahsyat. Bahkan, skala sebesar ini belum pernah terdeteksi sebelumnya sejak ledakan Big Bang.

    Ledakan itu tidak sengaja ditangkap teleskop luar angkasa Gaia. Dari pusat galaksi yang jauh, teleskop pemetaan merekam peningkatan kecerahan yang tiba-tiba dan ekstrem.

    Semburan cahaya kolosal tampak bertahan jauh lebih lama daripada semburan cahaya yang pernah diketahui sebelumnya.

    Ledakan ini diperkirakan melepaskan energi sebanyak 100 Matahari selama masa hidup gabungan mereka.

    Analisis cahaya itu mengungkapkan sesuatu yang baru dan familiar pada saat yang sama: bintang-bintang terkoyak oleh lubang hitam, tetapi dalam skala yang belum pernah diamati sebelumnya.

    Setiap bintang yang terkoyak berukuran bessar, setidaknya tiga kali lebih besar ketimbang Mataharo. Adapun lubang hitam yang terdeteksi juga berukuran luar biasan.

    Peristiwa semacam itu biasanya dikenal sebagai peristiwa gangguan pasang surut, atau TDE. Para astrofisikawan menyebut peristiwa baru ini sebagai ‘transien nuklir ekstrem’ atau singkatnya ENT.

    “Kami telah mengamati bintang-bintang yang terkoyak akibat peristiwa disrupsi pasang surut selama lebih dari satu dekade, tetapi ENT ini berbeda, mencapai tingkat kecerahan hampir 10 kali lebih tinggi dari yang biasanya kami lihat,” kata astrofisikawan Jason Hinkle dari Institut Astronomi Universitas Hawaiʻi (IfA), dikutip dari ScienceAlert, Jumat (6/6/2025).

    “ENT tidak hanya jauh lebih terang daripada peristiwa disrupsi pasang surut normal, tetapi juga tetap bercahaya selama bertahun-tahun, jauh melampaui keluaran energi dari ledakan supernova paling terang yang pernah diketahui,” ia menambahkan.

    Istilah ‘disrupsi pasang surut’ yang agak jinak digunakan untuk menggambarkan apa yang dilakukan gaya gravitasi terhadap objek yang terlalu dekat dengan lubang hitam.

    Pada titik tertentu, kekuatan medan gravitasi eksternal melampaui gravitasi yang menahan objek tersebut, dan objek tersebut terpecah dalam jeritan cahaya liar sebelum setidaknya sebagian jatuh ke tempat yang tidak diketahui di luar cakrawala peristiwa lubang hitam.

    Ada teleskop yang diarahkan ke langit untuk menangkap teriakan-teriakan ini, menggunakan bidang pandang yang lebar untuk mengamati langit sebanyak mungkin, menunggu suar yang tidak terduga yang menandakan kematian bintang yang tidak beruntung.

    Para astronom telah berhasil mengamati sejumlah besar TDE dan mengetahui secara kasar bagaimana hal itu seharusnya terjadi.

    Tiba-tiba terjadi pencerahan di galaksi yang jauh, dengan kurva cahaya yang meningkat ke puncak yang cepat sebelum berangsur-angsur memudar selama berminggu-minggu hingga berbulan-bulan. Para astronom kemudian dapat menganalisis cahaya itu untuk menentukan sifat-sifat seperti massa relatif objek yang terlibat.

    Sebagai informasi, Gaia adalah teleskop luar angkasa yang misinya adalah memetakan Bima Sakti dalam tiga dimensi. Teleskop ini menghabiskan banyak waktu menatap langit untuk menangkap pengukuran paralaks bintang-bintang di Bima Sakti yang tepat. Namun, kadang-kadang, teleskop ini berhasil melampaui parameter misinya.

    Saat menyisir data Gaia, Hinkle dan rekan-rekannya menemukan dua peristiwa aneh. Masing-masing adalah Gaia16aaw, suar yang terekam pada tahun 2016, dan Gaia18cdj yang tertangkap teleskop pada tahun 2018.

    Kedua peristiwa tersebut sangat mirip dengan peristiwa yang terekam oleh Fasilitas Transien Zwicky pada tahun 2020. Karena peristiwa itu sangat dahsyat, dan karena diberi sebutan ZTF20abrbeie, para astronom menjulukinya “Barbie Menakutkan”.

    Hinkle dan timnya menentukan bahwa Gaia16aaw dan Gaia18cdj adalah jenis peristiwa yang sama dengan Barbie Menakutkan, dan mulai mencoba mencari tahu apa yang menyebabkannya.

    Mereka mengesampingkan kemungkinan ledakan supernova. Peristiwa tersebut setidaknya dua kali lebih kuat daripada peristiwa transien lain yang diketahui, dan supernova memiliki batas kecerahan atas.

    Supernova biasanya melepaskan cahaya sebanyak Matahari dalam rentang hidupnya yang mencapai 10 miliar tahun. Namun, output dari ENT sebanding dengan output seumur hidup 100 Matahari yang digulung bersama-sama.

    Sebaliknya, para peneliti menemukan bahwa sifat-sifat peristiwa ENT konsisten dengan TDE, hanya saja dalam skala yang sangat besar. Misalnya terlihat dari seberapa banyak energi yang dikeluarkan, dan bentuk kurva cahaya saat peristiwa tersebut menjadi terang dan redup.

    ENT sangat langka, tim menghitung bahwa kejadiannya sekitar 10 juta kali lebih jarang daripada supernova. Namun, ENT mewakili bagian yang menarik dari teka-teki lubang hitam.

    Lubang hitam supermasif memiliki massa jutaan hingga miliaran kali lipat massa Matahari, dan kita tidak memiliki gambaran yang jelas tentang bagaimana mereka tumbuh. ENT mewakili satu mekanisme yang memungkinkan objek-objek raksasa ini menumpuk massa.

    “ENT menyediakan alat baru yang berharga untuk mempelajari lubang hitam masif di galaksi-galaksi yang jauh. Karena mereka sangat terang, kita dapat melihatnya dari jarak kosmik yang sangat jauh – dan dalam astronomi, melihat jauh berarti melihat ke masa lalu,” kata astrofisikawan Benjamin Shappee dari IfA.

    “Dengan mengamati suar yang berlangsung lama ini, kita memperoleh wawasan tentang pertumbuhan lubang hitam selama era penting yang dikenal sebagai siang kosmik, ketika alam semesta berusia setengah dari usianya saat ini [dan] ketika galaksi-galaksi muncul di berbagai tempat. Ketika galaksi membentuk bintang-bintang dan memberi makan lubang-lubang hitam supermasif mereka 10 kali lebih kuat daripada yang mereka lakukan saat ini,” ia menuturkan.

    (fab/fab)

  • 10
                    
                        Dituding Menipu sampai Miliaran Rupiah, Koperasi BLN Beri Klarifikasi
                        Regional

    10 Dituding Menipu sampai Miliaran Rupiah, Koperasi BLN Beri Klarifikasi Regional

    Dituding Menipu sampai Miliaran Rupiah, Koperasi BLN Beri Klarifikasi
    Tim Redaksi
    SALATIGA, KOMPAS.com
    – Pengelola
    Koperasi Bahana Lintas Nusantara
    (BLN) buka suara terkait polemik yang terjadi beberapa waktu belakangan ini.
    Kuasa hukum BLN,
    Muhammad Sofyan
    dan Hendri Adi Wibowo, menegaskan bahwa BLN adalah koperasi yang berbadan hukum.
    “Jadi kami tidak pernah menyatakan sebagai lembaga investasi dan lainnya, BLN adalah koperasi di bawah kementerian dan Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah Jawa Tengah, karena itu kami tunduk dan patuh pada UU Koperasi,” kata Sofyan di kantor Sofyan Hendri & Partner Salatiga, Kamis (5/6/2025).
    Sofyan mengungkapkan
    produk BLN
    adalah Sijangkung, Sipintar, Siindah, Simapan, dan Sirutplus.
    “Dari produk tersebut, yang paling banyak anggotanya adalah Sipintar dengan bunga 4,17 persen per bulan,” ujarnya.
    Dikatakan, BLN telah membuka layanan tersebut sejak Januari 2019.
    “Sejak saat itu kami memberikan keuntungan kepada seluruh anggota sebesar Rp 2,9 miliar per hari, atau per bulan mencapai Rp 90 miliar untuk 109.000 bilyet atau sertifikat kepada anggota di lima produk BLN tersebut,” kata Sofyan.
    Menurut Sofyan, pada Maret 2025, pengurus BLN mengambil kebijakan mengonversi keanggotaan dari Sipintar ke Sijangkung dengan bunga 2 persen.
    “Sosialisasi tersebut disampaikan kepada anggota pada 17 Maret 2025, dan bagi sebagian anggota, konversi ini dipermasalahkan,” ujarnya.
    “Karena konversi tersebut, sebagian anggota mengambil langkah hukum. Kami menghargai itu sebagai hak warga negara. Termasuk ada juga yang melakukan class action dari anggota pemegang Sipintar, untuk anggota yang merasa dirugikan bisa menggunakan mekanisme tersebut,” kata Sofyan.
    Sofyan mengakui ada audit terkait kondisi di BLN. Audit itu adalah bagian dari tertib administrasi dan juga kondisi hukum yang terjadi.
    “Itu agar tidak tumpang tindih, termasuk tolok ukur keuntungan yang sudah dibagikan ke anggota,” kata dia.
    “Memang ada keterlambatan pembayaran, tapi juga ada yang masih dibayar rutin. Kami tidak lari dari tanggung jawab ini,” ujar Sofyan.
    BLN, kata Sofyan, juga telah berkoordinasi dengan Kementerian Koperasi. Hasilnya, yakni secepatnya diminta untuk melakukan Rapat Anggota Tahunan (RAT) sebagai bagian upaya percepatan recovery BLN.
    “Itu menjadi forum tertinggi pengambilan keputusan di koperasi,” ujarnya.
    Sebelumnya, delapan anggota Koperasi Bahana Lintas Nusantara (BLN) resmi mengajukan gugatan class action ke Pengadilan Negeri Salatiga pada Rabu (28/5/2025).
    Gugatan tersebut dilayangkan atas dugaan perbuatan melawan hukum yang dilakukan pihak koperasi terkait keputusan sepihak mengonversi program simpanan anggota.
    Kuasa hukum penggugat, Nirwan Kusuma, mengatakan bahwa class action diajukan karena kerugian yang dialami anggota bersifat masif dan menyangkut kepentingan hukum yang sama.
    “Kami menilai BLN telah melakukan perbuatan melawan hukum karena keputusan sepihak yang dilakukan pihak koperasi,” ujar Nirwan, Sabtu (31/5/2025).
    Menurut Nirwan, total anggota Koperasi BLN mencapai sekitar 40.000 orang dengan akumulasi modal yang disetorkan mencapai Rp 3,1 triliun. Permasalahan muncul setelah dikeluarkannya Surat No. 04.111/BLN/III/2025 tertanggal 17 Maret 2025.
    “Di surat tersebut disampaikan anggota yang mengikuti program Sipintar yang berbunga 4,17 persen per bulan akan dikonversi ke Sijangkung dengan bunga sebesar 2 persen per bulan,” ungkapnya.
    Tak hanya bunga yang dipangkas, anggota juga mengeluhkan keterlambatan pembayaran hingga tidak bisa menarik dana mereka yang telah disetorkan.
    “Kerugian anggota tidak hanya karena penurunan bunga tersebut, tapi juga keterlambatan bayar. Bahkan anggota yang akan menarik dananya sampai sekarang tidak bisa,” tegas Nirwan.
    Sementara itu, kuasa hukum lainnya, Sultan Bima Sakti, menjelaskan bahwa pihak BLN berdalih kesulitan keuangan terjadi akibat penundaan pembayaran oleh mitra usaha serta dampak perekonomian global.
    “BLN ini kan koperasi pemasaran yang kemudian melakukan kerja sama dengan pemerintah dan swasta, unit usahanya ada berbagai macam seperti trading dan tambang emas,” jelas Sultan.
    Anggota koperasi, lanjutnya, berasal dari berbagai latar belakang seperti karyawan swasta, pensiunan, hingga perangkat desa, dengan nilai simpanan bervariasi.
    “Mereka menyetor ke BLN minimal Rp 1,2 juta hingga miliaran. Asal uang tersebut ada yang berutang di lembaga keuangan lain, sehingga saat ada konversi di BLN dengan bunga lebih rendah, banyak yang tidak bisa mengangsur,” ujarnya.
    Sultan, bersama kuasa hukum lainnya Ibnu Rosyadi dan Aditya Cahyo, menegaskan bahwa gugatan ini bertujuan agar BLN mengembalikan modal dan bunga yang dijanjikan.
    “Kami berjuang untuk mengembalikan hak-hak anggota BLN yang memiliki kepentingan hukum yang sama,” pungkasnya.
    (Penulis: Dian Ade Permana I Editor: Ihsanuddin)
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Apa Itu Oumuamua? Fakta Menarik Si Tamu Misterius di Tata Surya

    Apa Itu Oumuamua? Fakta Menarik Si Tamu Misterius di Tata Surya

    Jakarta

    Oumuamua adalah objek antarbintang pertama yang dikonfirmasi melintas di Tata Surya kita. Ia dinamai Oumuamua sari bahasa Hawaii yang berarti, utusan dari jauh yang datang pertama kali.

    Penemuan dan Kesan Pertama

    Oumuamua pertama kali terdeteksi pada 19 Oktober 2017 oleh teleskop Pan-STARRS1 milik Hawaii University. Secara resmi, benda ini diberi nama 1I/2017 U1 oleh International Astronomical Union (IAU).

    Namun, benda ini merupakan objek antarbintang pertama yang dikonfirmasi melintas di Tata Surya kita. Benda ini sempat diklasifikasikan sebagai asteroid hingga tanda-tanda dan temuan baru menunjukkan bahwa benda ini bergerak sedikit lebih cepat, pertanda bahwa benda ini lebih berperilaku seperti komet.

    Penampilan dan Struktur

    Perkiraan menunjukkan bahwa objek tersebut panjangnya mencapai 400 meter dan sangat memanjang, mungkin sepuluh kali lebih panjang daripada lebarnya. Warna kemerahannya menunjukkan kemiripan dengan objek Tata Surya bagian luar.

    Pengamatan menunjukkan bahwa objek tersebut berotasi setiap 7,3 jam, dengan perubahan kecerahan hingga 10 kali lipat. Ini jauh lebih cepat daripada asteroid atau komet Tata Surya pada umumnya. Objek tersebut ditemukan dengan kecepatan luar biasa, 87,3 kilometer per detik.

    Komposisi dan Permukaan

    Oumuamua tampak berbatu atau metalik dan tidak menunjukkan tanda-tanda gas atau debu yang terlihat, yang merupakan karakteristik khas komet. Permukaannya yang kering serta tidak adanya ekor komet membingungkan para astronom. Permukaannya yang kemerahan diperkirakan merupakan hasil dari paparan sinar kosmik yang berkepanjangan selama jutaan tahun selama perjalanannya melalui ruang antarbintang.

    Percepatan Anomali

    Setelah melewati titik terdekat dengan Matahari pada 9 September 2017, Oumuamua mengalami percepatan dengan cara yang tidak sepenuhnya dijelaskan oleh gaya gravitasi saja.

    Percepatan non-gravitasi benda ini menyebabkan kebingungan dan perdebatan awal mengenai apakah benda ini merupakan komet, asteroid, atau sesuatu yang lain sama sekali. ‘Oumuamua memasuki Tata Surya kita dari arah konstelasi Lyra, tetapi tidak mungkin untuk mengetahui dari mana asalnya.

    Alami atau Buatan?

    Beberapa peneliti, termasuk astronom Harvard Avi Loeb, mengusulkan bahwa Oumuamua kemungkinan besar merupakan bagian dari teknologi alien atau layar cahaya.

    Akan tetapi, pandangan ilmiah yang berlaku adalah bahwa benda itu lebih merupakan objek alami, mungkin komet gelap atau benda es hidrogen. Akan tetapi, perilakunya tetap tidak konsisten dengan benda-benda Tata Surya yang diketahui.

    Perjalanan Melalui Tata Surya

    Oumuamua, yang melaju dengan kecepatan 87,3 kilometer per detik, masuk dari atas bidang planet dan kini berada di jalur keluar menuju konstelasi Pegasus. Ia telah melewati orbit Mars pada November 2017 dan ada harapan bahwa ia akan meninggalkan tata surya setelah 2038.

    Warisan dan Pertemuan Masa Depan

    Oumuamua kemungkinan besar telah menempuh perjalanan ratusan juta tahun melalui Bima Sakti sebelum mencapai Tata Surya kita. Para astronom memperkirakan bahwa objek antarbintang serupa mungkin melewatinya setahun sekali, tetapi sebagian besar tidak terdeteksi.

    (rns/rns)

  • Ilmuwan Temukan Objek Misterius di Antariksa, Muncul Setiap 44 Menit

    Ilmuwan Temukan Objek Misterius di Antariksa, Muncul Setiap 44 Menit

    Jakarta, CNBC Indonesia – Tim ilmuwan berhasil menemukan objek misterius yang muncul tiap 44 menit. Jaraknya dengan galaksi Bima Sakti dilaporkan tak begitu jauh, hanya 15 ribu tahun cahaya.

    Objek tersebut dideteksi oleh tim internasional, termasuk Universitas Curtin Australia menggunakan teleskop radio ASKAP. Ternyata Chandra X-ray Observatory juga mengamati bagian langit yang sama dan mendeteksi sinyal berulang dalam bentuk sinar-X.

    “Teleskop radio ASKAP memiliki bidang pandang yang luas pada langit malam, sementara Chandra mengamati sebagian kecilnya,” jelas Ziteng Andy Wang, astronom asal Universitas Curtin Australia, dikutip dari Futurism, Senin (2/6/2025).

    Dia mengatakan sangat diuntungkan saat observatorium Chandra juga mengamati lokasi yang sama dengan ASKAP.

    Tiga tahun lalu, Pusat Penelitian Astronomi Radio Internasional menemukan pertama kali denyut misterius itu. Sinyal yang diterima terjadi dalam interval menit atau jam yang tetap.

    Sinyal tersebut dianggap jauh lebih lambat yang dikirimkan oleh pulsar. Bintang dengan rotasi cepat mengirimkannya selama beberapa milidetik saat kutubnya mengarah ke Bumi.

    Berikutnya para peneliti terus melakukan pengamatan. Hanya 10 long-period radio transients (LPT atau transien radio periode panjang). Namun tidak ada yang pernah diuji melalui teleskop X-ray.

    LPT merupakan fenomena baru untuk para astronom. Jadi mereka tidak bisa memastikan apa penyebab objek tersebut memancarkan sinyal berulang dalam waktu tertentu.

    Salah satu dugaannya adalah kemungkinan dari magnet yang merupakan bintang neutrin dengan medan magnet sangat kuat dan memancarkan pulsar radio dengan interval yang cepat.

    (fab/fab)

  • Foto Cantik Bima Sakti Dipotret dari Seluruh Dunia

    Foto Cantik Bima Sakti Dipotret dari Seluruh Dunia

    FotoINET

    Fitraya Ramadhanny – detikInet

    Senin, 02 Jun 2025 11:41 WIB

    Jakarta – Di beberapa tempat di dunia ini kita bisa memotret Milky Way atau Bima Sakti karena langitnya masih bersih. Inilah hasil potretnya yang menawan.