Tag: Bill Gates

  • Bill Gates Beberkan Tanda Kiamat, Blak-blakan Sebut Indonesia

    Bill Gates Beberkan Tanda Kiamat, Blak-blakan Sebut Indonesia

    Jakarta, CNBC Indonesia – Pendiri Microsoft, Bill Gates menyebut Indonesia sebagai salah satu faktor penting dalam krisis lingkungan global. Dalam tulisannya berapa waktu lalu, ia mengingatkan Bumi saat ini memproduksi 51 miliar ton gas rumah kaca per tahun. Dan salah satu penyumbang utamanya adalah industri lemak dan minyak, termasuk minyak sawit yang banyak diproduksi di Indonesia.

    “Untuk melawan perubahan iklim, kita harus menurunkan angka ini ke nol,” tulis Gates dalam blog pribadinya.

    Menurutnya, 7% dari emisi tersebut berasal dari produksi lemak dan minyak, baik dari hewan maupun tumbuhan. Salah satu yang paling mencolok yaitu minyak sawit. Indonesia serta Malaysia disebut secara langsung sebagai penyumbang besar dari industri ini.

    Sawit Indonesia Disebut Biang Emisi Global

    Gates menyoroti minyak sawit adalah lemak nabati paling banyak dikonsumsi di dunia yang ada di makanan ringan, mie instan, kosmetik, hingga bahan bakar. Masalahnya bukan pada produk akhirnya, tetapi pada proses produksinya.

    Pohon sawit hanya tumbuh di wilayah tropis, yang banyak berada di kawasan khatulistiwa seperti Indonesia. Akibatnya, hutan-hutan dikonversi menjadi perkebunan sawit melalui penggundulan dan pembakaran.

    “Pada 2018, kehancuran yang terjadi di Malaysia dan Indonesia saja menyumbang 1,4% dari total emisi global,” tulis Gates. “Angka ini lebih besar dari emisi seluruh negara bagian California dan nyaris menyamai emisi industri penerbangan dunia,” imbuh ia.

    Gates mengakui mengganti minyak sawit bukan hal mudah. Komoditas ini murah, tidak berbau, dan punya komposisi lemak yang serbaguna. Namun ia juga menyebut sudah ada solusi, salah satunya datang dari C16 Biosciences, perusahaan yang menciptakan minyak mirip sawit dari ragi liar melalui fermentasi yang tanpa emisi, tanpa lahan, tanpa menebang hutan.

    Gates juga menyoroti startup lain bernama Savor, yang menciptakan lemak sintetis dari CO2 dan air. Ia mengklaim hasilnya menyerupai lemak dari susu, keju, dan daging, namun diproduksi tanpa merusak lingkungan atau menyiksa hewan.

    (fsd/fsd)

    [Gambas:Video CNBC]

  • 5 Penyesalan Terbesar yang Diungkapkan Sebelum Meninggal Dunia

    5 Penyesalan Terbesar yang Diungkapkan Sebelum Meninggal Dunia

    JAKARTA – Menjelang akhir hidup, banyak orang tidak lagi memikirkan hal-hal duniawi seperti harta, jabatan, atau pencapaian besar.

    Sebaliknya, mereka merenungkan kehidupan telah dijalani dan tidak sedikit yang merasa menyesal, karena melewatkan kesempatan untuk hidup dengan lebih bermakna.

    “Banyak yang berharap bisa lebih sering menunjukkan cinta dan memaafkan, serta menggunakan kata-kata terakhir mereka untuk mengungkapkan penghargaan terhadap orang-orang terkasih dalam hidupnya,”ungkap ahli onkologi Siddhartha Mukherjee di Universitas Pennsylvania, seperti dilansir dari laman CNBC Make It, Sabtu, 12 Juli.

    Namun, ada juga orang-orang yang menyesal karena tidak cukup melakukan sesuatu untuk diri sendiri, menurut Bronnie Ware, mantan perawat pasien terminal dan penulis buku The Top Five Regrets of the Dying. Bronnie menghabiskan waktu 8 tahun untuk merawat pasien dengan penyakit serius, banyak di antaranya berakhir dengan kematian.

    Ia memperhatikan rasa bersalah dan penyesalan yang diungkapkan oleh para pasien menjelang kematian. Menurutnya, ada pelajaran besar yang bisa dipetik dari hal itu. Hal ini diungkap Bronnie dalam acara radio Inggris The Chris Evans Breakfast Show pada tahun lalu.

    Buku Bronnie merinci lima penyesalan yang paling sering diucapkan oleh pasiennya:

    1. Saya berharap saya memiliki keberanian untuk menjalani hidup yang sesuai dengan diri saya sendiri, bukan kehidupan diharapkan oleh orang lain.

    2. Saya berharap saya tidak terlalu banyak bekerja.

    3. Saya berharap saya punya keberanian untuk mengungkapkan perasaan.

    4. Saya berharap tetap menjaga hubungan dengan teman-teman saya.

    5. Saya berharap membiarkan diri saya untuk lebih bahagia.

    Bronnie mengungkapkan penyesalan menjadi nomor satu yang paling sering diucapkan pasiennya.

    “Ketika orang menyadari bahwa hidup mereka hampir berakhir dan melihat kembali dengan jernih, mereka dengan mudah melihat betapa banyak impian yang tidak tercapai,” tulis Bronnie dalam sebuah unggahan blog.

    “Kebanyakan orang tidak memenuhi, bahkan setengah dari impian mereka, dan harus menyadari meninggal dengan kondisi pilihan yang dibuat atau tidak diperbuat,” lanjutnya.

    Bronnie melihat banyak yang menyesal, karena memilih jurusan kuliah, jalur karier, atau pekerjaan berdasarkan keinginan orang tua. Mereka rela mengorbankan impian menjelajahi dunia demi tetap dekat dengan orang-orang tercinta. Untuk menghindari penyesalan seumur hidup, Bronnie menyarankan agar Anda memprioritaskan minat dan kebahagiaan dalam mengambil keputusan.

    Menempatkan pekerjaan di atas segalanya membuat kesehatan mental dan hubungan pribadi jadi sulit dipelihara. Pendiri Microsoft dan miliarder Bill Gates juga belajar hal ini dengan cara yang berat.

    “Ketika saya seumuran kalian, saya tidak percaya pada liburan. Saya tidak percaya pada akhir pekan. Saya juga tidak percaya bahwa orang-orang yang bekerja dengan saya seharusnya berlibur,” kata Bill Gates, dalam pidato wisuda di Northern Arizona University pada tahun lalu.

    Ia mengaku baru menyadari bahwa hidup itu bukan hanya soal pekerjaan setelah menjadi ayah.

    “Jangan tunggu lama menyadari pelajaran ini. Luangkan waktu untuk merawat hubungan. Rayakan keberhasilan. Pulih dari kegagalan. Istirahatlah saat Anda butuh dan bersikap lembutlah pada orang-orang di sekitar saat mereka membutuhkannya juga,” tutur Gates.

    Menurut Bronnie, memberikan waktu dan perhatian pada keluarga dan teman, memprioritaskan minat pribadi, serta setia pada diri sendiri, semua itu berperan besar dalam kebahagiaan dan kepuasan hidup. Namun kebanyakan orang baru menyadarinya ketika sudah terlambat.

    “Banyak yang tidak menyadari sampai akhir hidupnya bahwa kebahagiaan adalah sebuah pilihan. Mereka terjebak dalam pola dan kebiasaan lama. Kenyamanan yang semu dari kebiasaan, justru membuat emosi mereka tumpul, padahal jauh di dalam hati, mereka merindukan tawa yang lepas dan keceriaan dalam hidup,” katanya.

    “Hidup adalah sebuah pilihan. Itu adalah hidup Anda. Pilihlah secara sadar, pilih dengan bijak, pilih dengan jujur. Pilihlah kebahagiaan.” lanjutnya.

  • Kala Kekayaan Bill Gates Disalip Mantan Anak Buah

    Kala Kekayaan Bill Gates Disalip Mantan Anak Buah

    Jakarta

    Pendiri Microsoft, Bill Gates, tak lagi masuk ke dalam jajaran 10 orang terkaya di dunia. Posisinya bahkan dibalap oleh mantan anak buahnya, Steve Ballmer, yang sekarang berada pada posisi orang terkaya ke-8 di dunia.

    Melansir dari Forbes Real Time Billionaires, per 12 Juli 2025 kekayaan bersih Bill Gates tercatat sebesar US$ 117 miliar atau sekitar Rp 1.895,4 triliun (kurs Rp 16.200). Kekayaannya turun US$ 73 juta atau 0,06%.

    Kekayaan Bill Gates membuatnya menempati posisi sebagai orang terkaya ke-13 di dunia saat ini. Posisinya dikalahkan oleh mantan asisten sekaligus penerusnya di Microsoft, Steve Ballmer.

    Forbes mencatat, Eks CEO Microsoft sekaligus mantan anak buah Bill Gates itu menduduki posisi sebagai orang terkaya ke-8 dengan kekayaan mencapai US$ 142,6 miliar atau sekitar Rp 2.310 triliun.

    Di samping itu, berdasarkan catatan detikcom, Bill Gates telah terlempar dari jajaran orang terkaya di dunia sejak Oktober 2024. Pada kala itu, ia juga menempati posisi ke-13 dengan kekayaan US$ 106,1 miliar.

    Bill Gates telah mendiversifikasi kekayaannya ke dalam berbagai macam investasi, seperti ke saham Microsoft, perusahaan pembuangan limbah Republic Services, dan produsen traktor Deere & Co.

    Per Maret 2020, ketika Gates mengundurkan diri dari dewan direksi Microsoft, ia memiliki sekitar 1,3% saham perusahaan perangkat lunak dan komputasi tersebut.

    Kemudian ia memutuskan untuk menyumbangkan saham Microsoft senilai miliaran dolar kepada yayasan Gates Foundation pada tahun 2022. Menurut perkiraan Forbes, saham Microsoft miliknya pun kini kurang dari 1%.

    Pada awal tahun 2025 ini, Bill gates mengumumkan rencananya untuk menyumbangkan harta kekayaannya dalam 20 tahun ke depan. Langkah ini seiring dengan rencana penutupan Yayasan Gates per 31 Desember 2045.

    (fdl/fdl)

  • Bill Gates Turun Kasta, Bekas Anak Buahnya Sekarang Lebih Kaya!

    Bill Gates Turun Kasta, Bekas Anak Buahnya Sekarang Lebih Kaya!

    Jakarta

    Pendiri Microsoft, Bill Gates, terdepak dari jajaran 10 besar orang terkaya di dunia. Kekayaannya turun seiring dengan komitmen besarnya untuk berfokus pada sektor filantropi global.

    Dikutip dari Forbes Real Time Billionaires, Sabtu (12/7/2025), per 12 Juli 2025 kekayaan bersih Bill Gates tercatat sebesar US$ 117 miliar atau sekitar Rp 1.895,4 triliun (kurs Rp 16.200). Kekayaannya turun US$ 73 juta atau 0,06%.

    Kekayaan Bill Gates membuatnya menempati posisi sebagai orang terkaya ke-13 di dunia saat ini. Posisinya bahkan dikalahkan oleh mantan asisten sekaligus penerusnya di Microsoft, Steve Ballmer.

    Berdasarkan catatan detikcom, Bill Gates telah terlempar dari jajaran orang terkaya di dunia sejak Oktober 2024. Pada kala itu, ia juga menempati posisi ke-13 dengan kekayaan US$ 106,1 miliar.

    Bill Gates telah mendiversifikasi kekayaannya ke dalam berbagai macam investasi, seperti Microsoft, perusahaan pembuangan limbah Republic Services dan produsen traktor Deere & Co.

    Per Maret 2020, ketika Gates mengundurkan diri dari dewan direksi Microsoft, ia memiliki sekitar 1,3% saham perusahaan perangkat lunak dan komputasi tersebut.

    Kemudian ia memutuskan untuk menyumbangkan saham Microsoft senilai miliaran dolar kepada yayasan yang mendanai Gates Foundation pada tahun 2022. Menurut perkiraan Forbes, saham Microsoft miliknya pun kini kurang dari 1%.

    Pada awal tahun 2025 ini, Bill gates mengumumkan rencananya untuk menyumbangkan harta kekayaannya dalam 20 tahun ke depan. Langkah ini seiring dengan rencana penutupan Yayasan Gates per 31 Desember 2045.

    Disalip Mantan Anak Buah

    Posisi Bill Gates kini disalip oleh Steve Ballmer, Eks CEO Microsoft sekaligus mantan anak buahnya di masa lalu. Ballmer menduduki posisi sebagai orang terkaya ke-8 dengan kekayaan mencapai US$ 142,6 miliar.

    Ballmer pensiun dari Microsoft dan kemudian membeli klub NBA Los Angeles Clippers seharga US$2 miliar. Forbes kini menilai tim tersebut senilai US$ 5,5 miliar.

    Seirama dengan Bill Gates, Ballmer juga meningkatkan kegiatan filantropinya sejak 2014. Dalam catatan Forbes, hingga saat ini keluarga Ballmer telah menyumbangkan lebih dari US$ 4 miliar.

    (shc/fdl)

  • Microsoft Hemat Rp 8 Triliun Berkat AI, Tapi Karyawan Manusia Terancam

    Microsoft Hemat Rp 8 Triliun Berkat AI, Tapi Karyawan Manusia Terancam

    Jakarta

    Microsoft baru-baru ini kembali melakukan PHK terhadap 9.000 karyawannya. Kuat dugaan, raksasa teknologi ini semakin merangkul AI dalam operasionalnya sehingga karyawan manusia semakin terancam.

    Bahkan seorang eksekutif Microsoft kabarnya mengklaim perusahaan telah menghemat ratusan juta dolar karena mengotomatiskan ribuan pekerjaan yang sebelumnya dipegang oleh manusia.

    Seperti dilaporkan Bloomberg dari sumber internal, Chief Commercial Officer Microsoft Judson Althoff mengatakan dalam presentasi karyawan baru-baru ini, bahwa mereka menghemat lebih dari USD 500 juta atau di kisaran Rp 8 triliun karena memakai AI tahun 2024 dan itu hanya perhitungan di divisi call center.

    Komentar Althoff muncul hanya beberapa hari setelah perusahaan mengumumkan PHK terhadap 9.000 pekerja, sehingga jumlah total PHK Microsoft tahun ini menjadi sekitar 15.000.

    Dalam presentasi internal itu, Althoff membanggakan AI sekarang membantu dalam penjualan, layanan pelanggan, dan rekayasa software, dan bahkan untuk komunikasi dengan pelanggan. Meski penggunaan AI untuk yang terakhir masih baru, ia mengatakan telah menghasilkan puluhan juta dolar dalam penjualan.

    Tidak jelas apakah posisi yang ditinggal pegawai dalam PHK terbaru akan digantikan oleh AI. Yang pasti sebenarnya, posisi keuangan Microsoft sangat baik dengan laba UD 26 miliar di kuartal pertama 2025. Kapitalisasi pasar Microsoft juga naik hingga USD 3,74 triliun, salip menyalip dengan Apple dan Nvidia.

    Microsoft mengindikasikan labanya akan banyak dialirkan untuk mengembangkan AI. Januari silam, perusahaan yang didirikan Bill Gates itu akan berinvestasi USD 80 miliar dalam infrastruktur AI di 2025.

    Seorang eksekutif Microsoft juga blunder terkait AI. PHK besar-besaran yang dilakukan Microsoft berdampak besar pada sejumlah studio game mereka untuk Xbox, dan salah satu eksekutif Xbox menyuruh korban PHK mengatasi depresi lewat chatbot seperti ChatGPT. Postingan tak peka itu berasal dari Matt Turnbull, Produser Eksekutif di Xbox Games Studio Publishing.

    Ia memposting itu di akun LinkedIn-nya, dan kini postingan itu sudah dihapus. “(Chatbot) bisa mengurangi beban emosi dan kognitif dari kehilangan pekerjaan,” tulis Turnbul.

    (fyk/fay)

  • Ini Hotel Terpencil Tempat Elite Global Kumpul Tiap Tahun

    Ini Hotel Terpencil Tempat Elite Global Kumpul Tiap Tahun

    Jakarta

    Konferensi tahunan Allen & Co di Sun Valley, dihadiri oleh para tokoh penting di dunia bisnis sampai politik. Mereka berkumpul di sebuah penginapan terpencil yang mungkin tidak terlalu mewah bagi mereka, namun nyaman dan penuh sejarah.

    Nama-nama besar seperti Bill Gates, Jeff Bezos, Mark Zuckerberg, sampai Elon Musk, cukup rutin menghadiri event tahunan ini. Bersama para sosok penting lainnya, mereka menginap selama 3 hari di bulan Juli di penginapan Sun Valley Lodge.

    Dikutip detikINET dari Town and Country Mag, Jumat (11/7/2025) Sun Valley Lodge punya 108 kamar dan harga per malamnya mulai USD 500 atau di kisaran Rp 8,1 juta. Harganya memang lumayan mahal bagi warga biasa, tapi tentu tidak ada artinya bagi para tamu itu.

    Namun memang yang bikin nyaman di sana bukan soal fasilitas mewah, melainkan alam yang indah dan suasana rileks. Sun Valley dikenal sebagai resor ski yang menawan dan terpencil, dengan banyak aktivitas outdoor. Selain konferensi, mereka dapat bermain tenis, golf, berjalan-jalan di hutan, atau nongkrong di kedai kopi lokal.

    Salah satu kamar di Sun Valley Lodge. Foto: Sun Valley Lodge

    Sun Valley adalah gagasan pengusaha dan pewaris perusahaan kereta api yang kemudian gubernur New York, W. Averell Harriman. Ia menjelajahi area Wild West mencari tempat sempurna untuk membangun resor ski pertama di negara itu, meniru area wisata di Swiss seperti St. Moritz.

    Dia menemukan tempat itu tahun 1936, yaitu Sun Valley. Sun Valley Resort selesai dalam tujuh bulan dengan biaya USD 1,5 juta dan Sun Valley Lodge resmi dibuka pada bulan Desember 1936.

    Tahun ini dalam konferensi Sun Valley, perebutan untuk merekrut pentolan AI, keadaan industri energi dan pertahanan, dan rencana suksesi Disney mungkin akan menjadi topik yang paling banyak dibicarakan.

    Iklim politik saat ini, termasuk tarif dan UU Donald Trump, juga dapat menginspirasi banyak diskusi, terutama dengan para politisi yang hadir. Gubernur Glenn Youngkin dari Virginia, mantan Menteri Perdagangan Gina Raimondo, dan Gubernur Wes Moore dari Maryland dilaporkan masuk dalam daftar tamu.

    (fyk/fay)

  • Persiapan Rumit Sambut Kedatangan Ratusan Jet Pribadi Elite Global

    Persiapan Rumit Sambut Kedatangan Ratusan Jet Pribadi Elite Global

    Jakarta

    Setiap tahun, beberapa pemimpin terkaya dan terkuat dalam bisnis, media, dan politik bertemu di Sun Valley, Idaho, untuk pertemuan rahasia yang diselenggarakan bank investasi New York Allen & Company. Demikian pula tahun ini, di mana para orang penting dan kaya itu telah berkumpul di sana.

    Bill Gates, Mark Zuckerberg, sampai Jeff Bezos terhitung cukup rutin menghadiri pertemuan itu, yang pembicaraannya rahasia dan tertutup bagi media. Kota kecil itu mendadak sangat sibuk.

    Tanggal 8 Juli saat acara dimulai dan 12 Juli saat acara selesai, Bandara Friedman Memorial Airport di dekat Sun Valley akan menangani datang dan pergi 150 sampai 175 jet pribadi yang membawa para tamu. “Tentu ini adalah minggu tersibuk bagi kami,” cetus Tum Burke, direktur bandara.

    Tamu yang datang memang punya pengaruh besar bagi bisnis dunia, sehingga layak jika disebut elite global. Tak hanya dari Amerika Serikat, eksekutif dari perusahaan raksasa negara lain biasanya datang, misalnya bos Samsung.

    Diselenggarakan Allen & Co. sejak 1980-an, konferensi rahasia ini menggelar rapat dan panel tertutup dan sebagian besar terlarang bagi pers. Di masa lalu, keputusan Jeff Bezos tahun 2013 untuk akuisisi Washington Post dan merger Walt Disney Company tahun 1996 dengan ABC kabarnya bermula dari kegiatan ini.

    Bandara Friedman Memorial perlu waktu berbulan-bulan persiapan untuk menangani tuntutan logistik gelombang kedatangan pesawat pribadi. Tugas itu lebih menantang karena bandara ini hanya punya landasan pacu tunggal dan medan terjal mengelilinginya.

    Sekitar empat bulan sebelum acara, otoritas bandara memulai rapat koordinasi dengan menara kontrol lalu lintas udara setempat dan personel Administrasi Penerbangan Federal (FAA) di Salt Lake City, Utah.

    “Kami ingin memastikan, jauh hari sebelumnya, bahwa kami memiliki pemahaman sama tentang rute kedatangan, prosedur keberangkatan, prosedur darat, dan jalur komunikasi yang jelas,” kata Burke yang dikutip detikINET dari Observer, Jumat (11/7/2025).

    Mengelola lalu lintas udara hanyalah separuh tantangan. Mengkoordinasikan arus tersebut dengan kemacetan di darat sama rumitnya. Jika tingkat kedatangan jet pribadi melebihi kapasitas parkir misalnya, bisa terjadi kekacauan.

    Dengan membangun hubungan erat di antara berbagai instansi bandara, Burke mengatakan mereka telah membangun sistem yang berjalan cukup lancar untuk mengakomodasi acara semacam ini tanpa hambatan besar.

    Prioritas lain bagi Burke adalah meminimalkan dampak terhadap warga. Untuk itu, bandara menjalankan program pengurangan kebisingan sepanjang tahun yang meminta pesawat menghindari operasi antara pukul 23.00 dan 07.00

    Burke yakin lonjakan trafik udara adalah positif. “Meski saya tidak naif terhadap fakta tak semua orang suka kebisingan pesawat, saya pikir dampak keseluruhan terhadap perekonomian lokal kita yaitu hotel, restoran, tempat pembuatan bir, transportasi, perusahaan, dan toko kerajinan butik, adalah positif,” cetusnya.

    (fyk/fay)

  • Elite Global Adakan Pertemuan Rahasia, Ini yang Dibicarakan

    Elite Global Adakan Pertemuan Rahasia, Ini yang Dibicarakan

    Idaho

    Para eksekutif top dan orang terkaya dari perusahaan teknologi, media, dan keuangan berkumpul di Sun Valley, Idaho, untuk menghadiri konferensi tahunan Allen & Co. minggu ini. Acara ini disebut sebagai perkemahan musim panas bagi para miliarder.

    Orang-orang penting dan berpengaruh ini muncul satu per satu di Bandara Memorial Friedman yang kecil di Hailey, Idaho. Menurut laporan, hingga 175 jet pribadi mendarat di landasan pacu dalam satu hari. Pers tidak diizinkan masuk dan meliput acara, tapi para reporter tetap memantau dan meliput siapa pun yang mereka bisa.

    CEO Disney, Bob Iger, mengenakan celana pendek, mendarat bersama istrinya, Willow Bay. Senior Vice President Apple, Eddy Cue, hadir, begitu pula CEO OpenAI, Sam Altman, yang mengenakan kaus dan kacamata hitam.

    Adapun CEO Apple Tim Cook, co-CEO Netflix Ted Sarandos, dan CFO Netflix Spencer Neumann mengenakan polo dan celana khaki. Sementara CEO Amazon Andy Jassy tampak memakai celana jins dan kemeja santai.

    Hadir pula CEO Microsoft Satya Nadella, CEO YouTube Neal Mohan, salah satu pendiri LinkedIn Reid Hoffman, salah satu pendiri Yahoo Jerry Yang, CEO Media Group Casey Wasserman, pemilik Boston Red Sox John Henry, CEO Yahoo Jim Lanzone, aktris Candice Bergen, dan salah satu pembawa acara CBS Mornings Gayle King.

    Pertemuan Sun Valley ikut dihadiri CEO OpenAI, Sam Altman. Foto: CNBC

    Terlihat pula Brian Armstrong, CEO bursa mata uang kripto Coinbase, CEO Walmart Doug McMillon, salah satu pendiri Home Depot Kenneth Langone, dan Chariman PayPal Ohn Donahoe. CEO General Motors Mary Barra, CEO Uber Dara Khosrowsha dan Tobias Lutke, CEO Shopify, termasuk di antara mereka. Begitu pula Bobby Kotick, mantan CEO Activision, dan Sheryl Sandberg, mantan COO Meta.

    Yang patut diperhatikan adalah absennya beberapa tokoh penting dalam konferensi tahun ini, termasuk Mark Zuckerberg dari Meta, Bill Gates dari Microsoft, dan Jeff Bezos dari Amazon, yang kabarnya diundang tapi belum terlihat. Mereka kadang datang di edisi sebelumnya. Adapun orang terkaya dunia Elon Musk tidak ada dalam daftar undangan.

    Pertemuan tahunan ini memang identik dengan busana santai layaknya liburan, membuat para orang penting itu terlihat sebagai sosok-sosok biasa. Tetapi di balik layar, tentunya mereka membicarakan banyak hal penting, terutama perkembangan terkini di dunia. Biasanya, juga muncul kesepakatan akuisisi.

    Dikutip detikINET dari Observer, perkembangan AI kabarnya menjadi tema utama tahun ini, di mana para raksasa teknologi telah menghabiskan ratusan miliar dolar dan selain itu menghadapi tekanan regulasi.

    Kemungkinan juga akan dibahas aksi-aksi Presiden Donald Trump yang terus melancarkan perang tarif dengan mitra dagang AS, yang mengguncang pasar keuangan, mengganggu stabilitas perdagangan dan investasi global.

    Konferensi Sun Valley dikenal eksklusif dan memiliki sejarah sebagai tempat berkembangnya berbagai kesepakatan bisnis penting. Konferensi ini menampilkan beragam kegiatan, termasuk hiking, arung jeram, dan golf, yang menyediakan suasana santai bagi para peserta untuk terlibat dalam diskusi bisnis maupun rekreasi. Seperti disebutkan, agenda konferensi bersifat privat, yang menambah daya tarik dan nuansa mistisnya.

    (fyk/fyk)

  • Rahasia Sukses Bill Gates, Kebiasaan Masa Kecilnya Terungkap!

    Rahasia Sukses Bill Gates, Kebiasaan Masa Kecilnya Terungkap!

    Jakarta

    Dunia hari ini mengenal Bill Gates sebagai milyuner dermawan dan tokoh teknologi dunia. Rahasia suksesnya rupanya terkait kebiasaan di masa kecil.

    Ternyata, masa kanak-kanak Bill Gates berperan besar dalam perjalanan dan kejayaan sang pendiri Microsoft. Dia mengatakan dirinya tak yakin apakah ia akan menjadi miliarder jika tumbuh seperti anak-anak saat ini, di era smartphone dan media sosial.

    Gates berjasa kepada dunia karena membuat komputer dan internet ada di mana-mana. Namun, ia mungkin takkan pernah membangun Microsoft tanpa waktu yang ia habiskan di masa kecil dengan keliling bersama teman-teman, menjelajahi dunia luar, dan membaca serta berpikir mendalam di kamar selama berjam-jam.

    “Saat gelisah atau bosan, atau mendapat masalah karena berperilaku buruk, saya akan menghilang ke kamar dan tenggelam dalam buku atau ide, sering kali selama berjam-jam tanpa gangguan,” tulis Gates di blog resminya yang dilansir detikINET, Rabu (9/7/2025).

    Selain kebiasaan membaca buku, Bill Gates juga berlatih berpikir dan mencari ide. “Kemampuan mengubah waktu luang menjadi pemikiran dan pembelajaran yang mendalam jadi bagian mendasar dari diri saya. Itu juga penting bagi kesuksesan saya di kemudian hari,” imbuhnya.

    Dalam blognya, Gates merekomendasikan buku ‘The Anxious Generation’, karya psikolog sosial Universitas New York Jonathan Haidt. Dia mengeksplorasi bagaimana smartphone dan medsos mengubah otak anak-anak.

    Buku tersebut berpendapat teknologi ini berperan menciptakan krisis kesehatan mental remaja, ditandai dengan meningkatnya tingkat kesepian dan depresi pada Generasi Z. Penggunaan smartphone dan medsos terus-menerus dapat berdampak negatif pada ingatan, kemampuan konsentrasi, dan rentang perhatian kaum muda.

    Gates memilih masa kecilnya yang berbasis permainan yang menginspirasi pemikiran kreatif daripada masa kecil berbasis HP yang dialami banyak anak saat ini. Masa kecil penuh dengan permainan kreatif rupanya juga menjadi faktor penting.

    “Rentang perhatian kita seperti otot dan gangguan yang tak henti-hentinya serta sifat adiktif media sosial membuatnya sangat sulit berkembang,” tulis Gates.

    Sepanjang kariernya, Gates sering kali memuji keberhasilannya karena kebiasaan membaca dan kemampuan mengisolasi diri. Tahun 1990-an, dia akan mengasingkan diri ke kabin terpencil di alam liar tanpa apa pun kecuali sekantong besar buku dan makalah.

    Selama periode tersebut, Gates berkomitmen berkonsentrasi tanpa gangguan. Ia bahkan takkan memeriksa email sehingga dapat membaca, berpikir, dan menulis tentang masa depan tanpa gangguan

    Pakar produktivitas Laura Stack menyebutnya brilian. “Kita harus menciptakan lingkungan yang memberi kemampuan memfokuskan pikiran tanpa gangguan dari rekan kerja, pasangan, anak-anak, hewan peliharaan, dan teknologi, atau kita tidak akan pernah bisa berkonsentrasi pada aktivitas tingkat tinggi,” kata Stack.

    Fokus intens Gates membantu memacu ide-ide besar, termasuk pengembangan Internet Explorer oleh Microsoft. “Tanpa kemampuan fokus secara intens dan mengikuti suatu ide ke mana pun ide itu mengarah, dunia bisa kehilangan terobosan yang muncul dari memusatkan pikiran pada suatu hal,” tulis Gates.

    (fyk/fay)

  • Bocah Ajaib Rp 58 Triliun Resmi Pimpin Tim Super Pendiri Facebook

    Bocah Ajaib Rp 58 Triliun Resmi Pimpin Tim Super Pendiri Facebook

    Jakarta, CNBC Indonesia – Mark Zuckerberg mengumumkan pembentukan Meta Superintelligence Labs (MSL), sebuah unit baru yang akan dipimpin oleh beberapa rekrutan terbaru Meta, termasuk mantan CEO Scale AI Alexandr Wang.

    Zuckerberg menyebutkan bahwa unit superintelijen AI ini akan menaungi berbagai tim Meta yang saat ini mengembangkan model dasar kecerdasan buatan (foundation models), seperti perangkat lunak open-source Llama, produk AI, dan proyek riset Fundamental Artificial Intelligence Research, demikian dikuto dari CNBC Internasional, Jumat (4/7/2025).

    Langkah ini diumumkan setelah Meta mengkonfirmasi pembelian 49% saham Scale AI, yang menempatkan valuasi perusahaan tersebut di angka lebih dari US$29 miliar atau sekitar Rp 464 triliun.

    Dari transaksi itu, Meta disebut menggelontorkan sekitar US$15 miliar atau Rp 240 triliun untuk akuisisi sebagian saham Scale AI.

    Wang (28) langsung direkrut untuk bergabung ke Meta dan memimpin upaya besar perusahaan dalam pengembangan AI di bawah naungan MSL.

    Alexandr Wang bukan nama sembarangan di dunia teknologi. Ia mendirikan Scale AI di usia 21 tahun dan menjadi miliarder termuda versi Forbes pada usia 24 tahun. Forbes memperkirakan kekayaan Wang kini telah mencapai US$3,6 miliar atau sekitar Rp 58 triliun.

    Tiga tahun sejak mendirikan Scale AI, Wang menjadi perbincangan di Silicon Valley. Forbes bahkan membandingkannya dengan Bill Gates dan Mark Zuckerberg.

    Meta sendiri kini sedang bersaing ketat dalam industri AI, terutama menghadapi dominasi OpenAI dan Google DeepMind.

    Rekrutmen besar-besaran pun dilakukan, termasuk menarik Nat Friedman, eks CEO GitHub, dan Daniel Gross, eks CEO Safe Superintelligence, startup milik co-founder OpenAI, Ilya Sutskever.

    (dem/dem)

    [Gambas:Video CNBC]