Tag: Bill Gates

  • Bill Gates Peringatkan Gen Z Bakal Sulit Cari Kerja karena AI

    Bill Gates Peringatkan Gen Z Bakal Sulit Cari Kerja karena AI

    Bisnis.com, JAKARTA – Kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) dikhawatirkan bisa menggeser sejumlah pekerjaan di masa depan.

    Dengan kehadiran AI yang bisa menggantikan sejumlah pekerjaan manusia, kesempatan para pencari kerja pun dinilai akan lebih sulit.

    Generasi Z atau Gen Z diprediksi menjadi golongan yang lebih dulu terdampak dengan masalah ini.

    Miliarder sekaligus pendiri Microsoft, Bill Gates, ikut mengkhawatirkan nasib Gen Z di kemudian hari. Meskipun “menyenangkan sekaligus memberdayakan”, namun ia memperingatkan Gen Z untuk memanfaatkannya sejak dini.

    Kepada para Gen Z yang baru lulus, ia memberikan saran untuk menerima kehadiran teknologi AI namun mempergunakannya dengan maksimal, tetapi juga jangan berharap stabilitas dalam pencarian kerja.

    “Menerima [AI], dan mempelajarinya, akan sangat, sangat penting. Itu juga tidak menjamin kita tidak akan mengalami banyak dislokasi,” katanya kepada CNN dikutip dari Yahoo, Jumat (8/8).

    Gates kemudian memberikan masukan penting untuk para pemuda, mengatakan untuk “rasakan rasa ingin tahu, baca, dan gunakan perangkat terbaru,”.

    Microsoft Lapor 40 Pekerjaan Terancam AI

    Baru-baru ini, Microsoft merilis laporan yang mengungkapkan bahwa setidaknya ada 40 daftar pekerjaan yang terancam oleh AI.

    Beberapa pekerjaan yang terancam yakni yang berhubungan dengan karya tulis, analisis, hingga teknologi.

    Dalam laporan terbarunya, Microsoft menuliskan bahwa skor keterkaitan tertinggi daftar pekerjaan yang bisa digantikan AI yakni jurnalistik, penulis, hingga ahli komputer dan matematika.

    Meskipun begitu, Kiran Tomlinson, seorang peneliti senior Microsoft, mengatakan bahwa penelitian yang dilakukan ini bertujuan menyoroti bahwa teknologi AI dapat mengubah cara kerja, bukan mengambil atau menggantikan pekerjaan.

    “Penelitian kami menunjukkan bahwa AI mendukung banyak tugas, terutama yang melibatkan penelitian, penulisan, dan komunikasi, tetapi tidak menunjukkan bahwa AI dapat sepenuhnya melakukan satu pekerjaan. Seiring dengan percepatan adopsi AI, penting bagi kita untuk terus mempelajari dan lebih memahami dampak sosial dan ekonominya,” ujar Tomlinson.

    Gen Z Paling Sulit Cari Kerja karena AI

    Generasi Z dinilai semakin jenuh mencari pekerjaan, karena banyaknya penolakan yang diterima dalam beberapa waktu terakhir.

    Para pelamar yang frustrasi mengeluh di TikTok tentang banyaknya email penolakan yang mereka terima dari perusahaan dan mengungkapkan kekhawatiran bahwa pekerjaan terasa kacau.

    Data terbaru mendukung hal ini, di mana lowongan pekerjaan tingkat pemula di AS secara keseluruhan menurun sekitar 35% sejak Januari 2023. Hal ini juga dipengaruhi otomatisasi oleh AI yang berdampak besar.

    Survei terbaru menemukan 49% pencari kerja Generasi Z AS percaya bahwa AI telah mengurangi nilai gelar mereka.

    Sementara itu, tingkat pengangguran lulusan perguruan tinggi baru-baru ini telah naik di atas 6% selama 12 bulan terakhir yang berakhir pada bulan Mei, sementara tingkat pengangguran nasional secara keseluruhan berkisar di sekitar 4%.

    AI pun disebut dengan mudah menggantikan pekerjaan tingkat pemula (entry level) yang kini sudah mulai terasa di semua industri.

  • Microsoft Ungkap 40 Pekerjaan yang Bisa Digantikan oleh AI, Apa Saja?

    Microsoft Ungkap 40 Pekerjaan yang Bisa Digantikan oleh AI, Apa Saja?

    Jakarta

    Kecerdasan buatan (AI) terus berkembang dengan pesat dan mulai menyentuh berbagai aspek kehidupan, termasuk dunia kerja. Dalam sebuah studi terbaru, Microsoft mengungkapkan daftar 40 pekerjaan yang berpotensi digantikan oleh teknologi AI.

    Penelitian ini dilakukan oleh Microsoft Research bersama tim ilmuwan data, dengan tujuan memahami sejauh mana kapabilitas AI, seperti ChatGPT, dapat mempengaruhi dunia kerja. Meskipun studi ini berfokus pada pasar tenaga kerja di Amerika Serikat, para peneliti yakin hasilnya juga relevan di banyak negara lain, termasuk Indonesia.

    “Kami menghasilkan ‘skor penerapan AI’ – ukuran seberapa cocok AI untuk tugas-tugas dalam pekerjaan tertentu,” jelas Kiran Tomlinson, peneliti senior di Microsoft dikutip dari Windows Central.

    Ia menekankan bahwa AI tidak semata-mata menggantikan manusia, namun mengubah cara orang bekerja – khususnya dalam tugas-tugas seperti menulis, riset, dan komunikasi. Meski begitu, penerapan AI tetap bisa berdampak besar terhadap struktur ketenagakerjaan global.

    40 Pekerjaan yang Paling Terdampak AI

    Berikut daftar 40 pekerjaan yang dinilai paling rentan tergantikan AI karena sifatnya yang berbasis bahasa, komunikasi, atau tugas berulang yang mudah didigitalisasi:

    Penerjemah, Juru BahasaSejarawanPetugas PenumpangPenjual LayananPenulis, PengarangStaf Layanan PelangganPemrogram Mesin CNCOperatorAgen PerjalananPenyiar Radio, DJMakelarDosen Manajemen Pertanian dan KeluargaStaf Penjualan TeleponResepsionis HotelIlmuwan PolitikReporter, JurnalisAhli MatematikaEditor TeknisKorektorResepsionisEditorDosen BisnisSpesialis HumasStaf Promosi ProdukPenjual IklanPetugas Pembukaan Rekening BankAsisten StatistikStaf Penyewaan MobilIlmuwan DataPenasihat Keuangan PribadiArsiparisDosen EkonomiPengembang WebAnalis ManajemenAhli Ilmu BumiModelAnalis Riset PasarOperator DaruratOperator TeleponDosen Ilmu Perpustakaan

    Sebagian besar pekerjaan ini memiliki satu kesamaan: minim interaksi fisik, mudah ditransformasikan secara digital, dan dapat diotomatisasi menggunakan model bahasa AI.

    Pekerjaan yang Masih Aman dari AI?

    AI Foto: Techrum

    Dalam laporan yang sama, Microsoft juga menyebutkan beberapa pekerjaan yang saat ini masih sulit digantikan AI karena memerlukan keterampilan fisik atau kehadiran langsung:

    PembangunTukang KayuInsinyur MekanikAhli BedahTukang ListrikTerapis Pijat

    Namun, para peneliti memperingatkan bahwa seiring kemajuan teknologi robotik dan otomatisasi, tidak menutup kemungkinan pekerjaan fisik pun akan mulai terdampak di masa depan.

    AI: Membantu atau Mengancam?

    Meskipun Microsoft menekankan bahwa tujuan utama studi ini adalah untuk melihat potensi AI dalam membantu pekerjaan manusia, realita di lapangan menunjukkan kecenderungan lain. Tahun ini, Microsoft telah melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap lebih dari 15.000 karyawan – sebagian karena strategi perusahaan yang kini fokus pada pengembangan AI.

    “Jika satu orang dengan bantuan AI bisa melakukan dua kali lebih banyak tugas, maka perusahaan memiliki insentif untuk mengurangi jumlah karyawan,” kata Tomlinson.

    Bahkan Bill Gates, pendiri Microsoft, turut menyuarakan kekhawatirannya bahwa AI bisa menciptakan disrupsi besar-besaran dalam dunia kerja, tanpa menciptakan cukup lapangan kerja baru sebagai gantinya.

    Halaman 2 dari 2

    Simak Video “Video Experience Analisis Kondisi Kulit Pakai AI “
    [Gambas:Video 20detik]
    (afr/afr)

  • Keluar Daftar 10 Orang Terkaya, Bill Gates Jadi Pegawai Lagi

    Keluar Daftar 10 Orang Terkaya, Bill Gates Jadi Pegawai Lagi

    Jakarta, CNBC Indonesia – Pendiri Microsoft, Bill Gates, kini tak lagi berada di jajaran 10 besar orang terkaya dunia. Untuk pertama kalinya dalam hampir dua dekade, nama Gates tergeser dari daftar elite tersebut. Namun alih-alih sibuk mempertahankan hartanya, Gates justru terlihat sibuk bekerja di startup milik anaknya.

    Gates bekerja sebagai staf layanan pelanggan di startup milik putri bungsunya, Phoebe Gates. Startup bernama Phia itu adalah platform belanja berbasis kecerdasan buatan (AI), yang didirikan oleh Phoebe bersama teman sekamarnya di Stanford, Sophia Kianni, pada April lalu.

    Lewat unggahan di LinkedIn, Gates menulis, “Ketika putrimu bertanya apakah kamu bersedia bekerja sebagai staf layanan pelanggan di startup-nya, satu-satunya jawaban yang tepat adalah ya.”

    Pendiri Microsoft itu mengaku ingin benar-benar terlibat dalam proyek ini demi memahami bisnis dari akar rumputnya.

    Bill turut membagikan video berisi tanggapan pengguna aplikasi Phia. Dalam video itu, seorang pengguna menyampaikan pujian atas dampak positif aplikasi tersebut. Bill menimpali dengan, “Luar biasa.” Phoebe kemudian bercanda, “Maksudnya teknologinya, bukan kamu, Ayah.”

    Dalam penutup unggahan itu, keduanya mengajak pengguna untuk terus memberikan masukan. Bill menekankan bahwa produk terbaik akan semakin baik berkat tanggapan dari pengguna. Sementara Phoebe menegaskan bahwa setiap saran akan dibaca, bahkan yang paling nyeleneh sekalipun.

    Sebelum mendirikan Phia, Phoebe sempat mempertimbangkan untuk keluar dari Stanford demi fokus pada startup-nya. Namun, Bill menentang keputusan tersebut.

    Pada masa awal Phia, Phoebe juga sempat meminta nasihat dari ibunya, Melinda, tentang bagaimana menghadapi pertanyaan berulang soal rencana menjadi ibu. Jawaban Melinda saat itu singkat dan tegas “Bangkit atau keluar dari permainan.”

    Bill Gates kini berada di posisi 13 daftar orang terkaya dunia yang dirilis Forbes secara real-time. Harta Gates disebut kini “hanya” sekitar US$ 117,9 miliar (Rp 1.927 triliun), jauh di bawah harga orang terkaya dunia Elon Musk yang mencapai US$ 405,6 miliar (Rp 6.630 triliun). 

    (dem/dem)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Mimpi Bill Gates Tambah Miskin Makin Dekat dengan Kenyataan

    Mimpi Bill Gates Tambah Miskin Makin Dekat dengan Kenyataan

    Jakarta, CNBC Indonesia – Nama Bill Gates keluar dari jajaran 10 besar orang terkaya dunia untuk pertama kalinya dalam hampir dua dekade terakhir. Langkah filantropis yang agresif disebut menjadi penyebab utama merosotnya kekayaan sang pendiri Microsoft tersebut.

    Berdasarkan Bloomberg Billionaires Index, kekayaan Gates turun 30% atau sekitar US$51-52 miliar (Rp850 triliun), membuatnya turun ke posisi ke-12 orang terkaya dunia. Posisi Gates kini digantikan oleh Steve Ballmer, mantan asistennya yang juga mantan CEO Microsoft.

    “Orang-orang akan mengatakan banyak hal tentang saya ketika saya meninggal, tetapi saya bertekad bahwa ‘dia meninggal kaya raya’ tidak akan menjadi salah satunya,” ujar Gates.

    “Terlalu banyak masalah mendesak yang harus diselesaikan untuk menyimpan kekayaan sebesar itu yang seharusnya digunakan untuk membantu orang lain,” imbuhnya.

    Pada awal Juli, kekayaan Gates sempat tercatat mencapai US$175 miliar. Meski kini hanya memiliki sekitar 1% saham Microsoft, Gates telah menerima hampir US$60 miliar dari saham dan dividen perusahaan tersebut.

    Gates sebelumnya menegaskan bahwa hampir seluruh kekayaannya akan didonasikan ke Bill & Melinda Gates Foundation, yayasan yang ia dirikan bersama Melinda French Gates. Yayasan itu direncanakan akan ditutup pada tahun 2045.

    Dalam laman blog personalnya, Gates mengatakan akan menyumbangkan 99% harta kekayaannya lebih cepat dari rencana awal. Selain itu, ia juga akan menutup yayasan filantropi The Gates Foundation setelah 25 tahun.

    Gates mematok tanggal 31 Desember 2045 untuk menutup yayasan tersebut. Dalam kurun waktu 20 tahun dari sekarang, ia juga akan menghabiskan 99% harta kekayaannya untuk kepentingan sosial.

    “Saya memutuskan memberikan uang saya kembali ke masyarakat lebih cepat dari rencana awal. Saya akan menyumbangkan hampir semua kekayaan saya melalui The Gates Foundation selama 20 tahun ke depan untuk tujuan menyelamatkan dan meningkatkan kehidupan di seluruh dunia,” tulis Gates dalam blognya, dikutip Jumat (24/7/2025).

    Rencana tersebut berbeda dari rencana awal ketika Gates memulai yayasan tersebut dengan sang mantan istri, Melinda, pada 2000 silam. Gates bercerita, kala itu ia berencana yayasannya tutup beberapa dekade setelah dirinya meninggal.

    “Beberapa tahun yang lalu, saya mulai memikirkan kembali pendekatan itu. Baru-baru ini, dengan masukan dari dewan kami, saya sekarang yakin kami dapat mencapai tujuan yayasan dalam jangka waktu yang lebih pendek, terutama jika kami menggandakan investasi utama dan memberikan lebih banyak kepastian kepada mitra kami,” Gates menjelaskan.

    Selama 25 tahun berdiri, Gates mengatakan yayasannya telah menyumbangkan lebih dari US$100 miliar. Ia turut menekankan peran besar Warren Buffet dalam mewujudkan pencapaian tersebut.

    Dalam dua dekade ke depan, Gates berencana akan melipatgandakan angka sumbangan tersebut. Jumlah pastinya akan tergantung pada pasar dan inflasi, tetapi Gates berencana menyumbang lebih dari US$200 miliar antara sekarang hingga 2045 mendatang.

    “Angka ini mencakup saldo dana abadi dan kontribusi saya di masa mendatang,” ujar Bill Gates.

    Keputusan ini, menurut Gates, datang dari refleksinya setelah The Gates Foundation mencapai usia ke-25 tahun. Bill Gates mengatakan pencapaian tersebut juga mengingatkannya kepada sang ayah yang berusia 100 tahun dan membantunya mendirikan yayasan tersebut.

    “Microsoft akan berusia 50 tahun dan saya akan berusia 70 tahun pada Oktober mendatang,” kata Bill Gates.

    (dem/dem)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Kekayaan Pencipta Bitcoin Satoshi Nakamoto Tembus Rp2.100 Triliun, Ungguli Bill Gates

    Kekayaan Pencipta Bitcoin Satoshi Nakamoto Tembus Rp2.100 Triliun, Ungguli Bill Gates

    GELORA.CO  – Kekayaan pencipta Bitcoin Satoshi Nakamoto semakin meroket didorong peningkatan nilai mata uang kripto terbesar tersebut. Selain itu, sosok Nakamoto juga masih misterius hingga saat ini.

    Melansir Times of India, individu atau kelompok di balik nama samaran Satoshi Nakamoto saat ini masih belum diketahui. Nakamoto berjasa meluncurkan white paper Bitcoin asli pada tahun 2008 dan menambang blok Bitcoin pertama pada tahun 2009. 

    Dengan meroketnya harga Bitcoin saat ini, kekayaan Nakamoto dilaporkan setara dengan peringkat 11 orang terkaya di dunia. Seperti dilansir Arkham, perkiraan kepemilikan Nakamoto sebesar 1,096 juta BTC saat ini bernilai 128,92 miliar dolar AS atau setara Rp2.100 triliun.

    Nilai kekayaannya tersebut mengungguli sejumlah taipan seperti CEO Dell, Michael Dell (128,3 miliar dolar AS); pendiri Microsoft, Bill Gates (116,9 miliar dolar AS) hingga pendiri Zara, Amancio Ortega (114,4 miliar dolar AS), menurut data Forbes.

    Kekayaan besar ini tetap tak tersentuh selama bertahun-tahun, namun keberadaannya tetap berpengaruh di industri kripto. 

    Meskipun angka-angka astronomis ini dan minat publik yang semakin meningkat, identitas asli pendiri Bitcoin masih belum diketahui, melanjutkan salah satu misteri-misteri terbesar dalam sejarah teknologi dan keuangan.

    Sejak kebangkitan Bitcoin, banyak yang berspekulasi tentang identitas Satoshi Nakamoto, sosok misterius di balik revolusi mata uang kripto. 

    Salah satu klaim paling kontroversial datang dari ilmuwan komputer Australia, Craig Wright, yang berulang kali menyatakan bahwa dirinya adalah Nakamoto. Namun, pada tahun 2024, Pengadilan Tinggi Inggris memutuskan melawan Wright, menghukumnya atas klaim dan sumpah palsu. 

    Wright dihukum 12 bulan penjara yang ditangguhkan dan secara hukum dilarang untuk terus mengklaim kepemilikan Bitcoin, mengakhiri salah satu hoaks paling terkenal dalam sejarah teknologi. 

    Meskipun telah dilakukan beberapa upaya investigasi, identitas asli Satoshi Nakamoto tidak pernah terkonfirmasi. Catatan menunjukkan bahwa Nakamoto tetap aktif berkomunikasi daring melalui forum dan email hingga musim semi 2011, ketika semua kontak tiba-tiba terputus. 

    Menurut laporan New York Post, Nakamoto mengaku sebagai pria berusia 37 tahun yang tinggal di Jepang. Namun, pola aktivitas mereka lebih sesuai dengan jam siang hari di Inggris.

    Meskipun identitasnya masih dirahasiakan, warisan Satoshi Nakamoto tak terbantahkan. Bitcoin merevolusi keuangan digital, memperkenalkan dunia pada teknologi blockchain, dan memicu kelas aset yang sepenuhnya baru, yaitu mata uang kripto. 

    Kini, seiring dengan kekayaan Nakamoto yang diperkirakan mencapai 128,92 miliar dolar AS terus tumbuh seiring nilai Bitcoin. Publik tetap terpikat bukan hanya oleh kekayaannya, tetapi juga oleh ‘sihir’ dari sang jenius tak kasat mata yang memulai mata uang kripto tersebut

  • Mimpi Bill Gates Tambah Miskin Makin Dekat dengan Kenyataan

    Bill Gates Mendadak Bongkar Dosa Besar Donald Trump

    Jakarta, CNBC Indonesia – Bill Gates melontarkan kritik keras terhadap Presiden AS Donald Trump. Pendiri Microsoft tersebut menuding Trump membuat “kesalahan besar” dengan memangkas pendanaan bantuan luar negeri yang selama ini menyelamatkan jutaan nyawa, terutama di negara-negara berkembang.

    Lewat akun X (dulu Twitter), Gates menyebut dampak dari kebijakan pemotongan itu sangat fatal.

    “Dampak bencana dari pemotongan ini sepenuhnya bisa dicegah, dan masih belum terlambat untuk membalikkan keadaan,” tulis Gates dalam unggahan di X, dikutip dari CNBC Internasional, Senin (14/7/2025).

    Gates merespons laporan yang menyebut obat HIV untuk anak-anak tidak lagi dikirim ke Afrika dalam beberapa bulan terakhir, dan pasokan yang ada akan kedaluwarsa dalam beberapa minggu.

    Bahkan, dilaporkan juga terjadi kekurangan tabung oksigen untuk bayi dan obat-obatan penyakit menular seksual.

    Sebagai ketua dari organisasi nirlaba Gates Foundation, Gates juga menyampaikan keprihatinannya atas pemangkasan ini dalam pidatonya di Ethiopia pada Juni lalu.

    “Ada begitu banyak pemotongan dalam program bantuan luar negeri, dilakukan begitu tiba-tiba hingga menyebabkan pengiriman obat terganggu total. Ini bukan hanya kesalahan administratif. Ini kesalahan moral,” kata Gates dalam pidatonya.

    Tak hanya itu, Gates juga menyesalkan keputusan pemerintahan Trump yang memotong komitmen terhadap program PEPFAR dan membekukan dukungan untuk aliansi vaksin Gavi, yang didirikan oleh Gates Foundation pada 1999.

    Sebagai informasi, USAID resmi dibubarkan pada 30 Juni dan kini dilebur ke dalam Departemen Luar Negeri AS. Menteri Luar Negeri Marco Rubio menyebut bantuan AS ke depan akan lebih “tertarget dan dibatasi waktu.”

    Gates sendiri diketahui menyumbangkan US$ 50 juta untuk kampanye kandidat presiden dari Partai Demokrat, Kamala Harris.

    Pada akhir Desember, Gates makan malam bersama Trump di resor Mar-a-Lago milik Trump di Florida. Namun, menurut laporan The New York Times, Menteri Luar Negeri Marco Rubio menolak bertemu dengan Gates sejak menjabat awal Januari.

    Pekan lalu, Rubio mengatakan bahwa ke depan, bantuan mereka akan lebih terarah dan dibatasi waktunya. USAID kini telah dilebur ke dalam Departemen Luar Negeri.

    Juru bicara Departemen Luar Negeri mengatakan kepada NPR pada Juni lalu bahwa pihaknya tengah meninjau pendanaan untuk President’s Emergency Plan for AIDS Relief (PEPFAR).

    Komentar Gates muncul seminggu setelah ia mengatakan bahwa pemangkasan bantuan ini sudah menyebabkan kematian.

    (fab/fab)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Bill Gates Makin Miskin, Tak Masuk Daftar Orang Terkaya di Dunia

    Bill Gates Makin Miskin, Tak Masuk Daftar Orang Terkaya di Dunia

    Jakarta, CNBC Indonesia – Selama 18 tahun terakhir, nama Bill Gates kerap masuk dalam daftar ‘Top 10’ orang terkaya di muka Bumi. Namun, minggu ini nasibnya berubah.

    Gates kehilangan 30% harta kekayaannya atau setara US$51-52 miliar (Rp829-846 triliun). Penyebabnya adalah pengeluaran yang besar untuk aktivitas filantropisnya.

    Kendati keluar dari daftar ‘Top 10’ orang terkaya di dunia dan hartanya berkurang jauh, Gates belum jatuh miskin. Ia masih bertengger di posisi ke-12 sebagai orang terkaya dunia.

    Posisinya diganti oleh mantan asistennya sendiri, Steve Ballmer, yang menduduki posisi ke-5 sebagai orang terkaya di dunia.

    Pada awal Juli 2025, kekayaan Gates ditaksir mencapai US$175 miliar (Rp2.847 triliun) di atas kertas, menurut daftar Bloomberg Billionaire Index, dikutip dari News Nation Now, Senin (14/7/2025).

    Ia masih memegang sekitar 1% saham Microsoft dan menerima US$60 miliar (Rp976 triliun) dalam bentuk saham dan dividen dari perusahaan.

    Bill Gates Ogah Mati Kaya

    Kendati makin miskin, Gates tak berkecil hati. Justru ia memang bercita-cita untuk tidak meninggal dalam keadaan bergelimang harta.

    “Orang akan mengatakan banyak hal tentang saya ketika saya meninggal nanti. Namun, saya bertekad omongan ‘dia [Gates] meninggal kaya’ tak termasuk di antaranya,” kata Gates, dikutip dari News Nation Now.

    “Terlalu banyak masalah mendesak yang harus dipecahkan sehingga saya tidak bisa lagi menyimpan sumber daya yang bisa digunakan untuk membantu orang lain,” ia menambahkan.

    Sebelumnya, Gates memang berkomitmen untuk mendonasikan hampir seluruh harta kekayaannya untuk yayasan filantropi Gates Foundation. Yayasan tersebut didirikan bersama sang mantan istri, Melinda French Gates, pada 2000 silam.

    Gates mengatakan yayasan itu akan ditutup pada 31 Desember 2045 atau 20 tahun dari sekarang. Ia juga akan menghabiskan 99% harta kekayaannya untuk kepentingan sosial hingga 20 tahun ke depan.

    “Saya memutuskan memberikan uang saya kembali ke masyarakat lebih cepat dari rencana awal. Saya akan menyumbangkan hampir semua kekayaan saya melalui The Gates Foundation selama 20 tahun ke depan untuk tujuan menyelamatkan dan meningkatkan kehidupan di seluruh dunia,” tulis Gates dalam blognya beberapa saat lalu, pasca berkunjung ke Indonesia.

    (fab/fab)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Sejarah! Bill Gates Tidak Masuk 10 Besar Orang Terkaya di Dunia

    Sejarah! Bill Gates Tidak Masuk 10 Besar Orang Terkaya di Dunia

    Jakarta

    Selama 18 tahun berturut-turut, nama Bill Gates selalu masuk daftar 10 orang terkaya di dunia. Sampai minggu ini, dia ditendang dari daftar tersebut.

    Melansir NewsNation, Senin (14/7/2025) Gates kehilangan 30% dari kekayaannya yang mana sekitar USD 51-52 juta atau setara Rp 829 triliun hingga Rp 845 triliun. Ini semua dikarenakan pengeluaran filantropinya, membuatnya turun di peringkat ke-12 di antara rekan-rekan elite global.

    Founder Microsoft ini digantikan oleh Steve Ballmer, yang mana merupakan mantan asistennya, di posisi ke-5 orang terkaya dunia. Namun, Gates memang tidak pernah berencana untuk mati dalam keadaan bergelimang harta.

    “Orang-orang akan membicarakan banyak hal tentang saya ketika saya meninggal, tetapi saya bertekad bahwa ‘meninggal dalam keadaan kaya’ tidak akan termasuk di antaranya,” kata Gates.

    “Terlalu banyak masalah mendesak yang harus dipecahkan sehingga saya tidak akan bisa menyimpan sumber daya yang bisa digunakan untuk membantu orang lain,” lanjutnya.

    Pada awal Juli, kekayaan Gates mencapai USD 175 miliar yang bila dikonversikan senilai Rp 2.845 triliun, menurut Indeks Miliarder Bloomberg (Bloomberg Billionaires Index). Kendati hartanya merosot tajam sekarang, Gates masih memiliki sekitar 1% saham Microsoft. Dengan begitu, ia menerima hampir USD 60 miliar (sekitar Rp 975 triliun) dalam bentuk saham dan dividen dari perusahaan tersebut.

    Bill Gates tidak masuk 10 besar orang terkaya di dunia setelah 18 tahun. Foto: Bloomberg Billionaires Index

    Gates sebelumnya mengatakan akan menyumbangkan hampir seluruh kekayaannya kepada yayasan yang ia dirikan bersama mantan istrinya, Melinda French Gates. Gates Foundation, namanya, akan ditutup pada tahun 2045.

    Lebih lanjut, Gates juga pernah mengatakan anak-anaknya tidak akan menerima lebih dari 1% harta miliknya. Dari pernikahannya, Gates dan Melinda memiliki tiga orang anak yakni Jennifer, Phoebe, dan Rory.

    (ask/fay)

  • Bill Gates Makin Miskin, Tak Masuk Daftar Orang Terkaya di Dunia

    Bill Gates Beberkan Tanda Kiamat, Blak-blakan Sebut Indonesia

    Jakarta, CNBC Indonesia – Pendiri Microsoft, Bill Gates menyebut Indonesia sebagai salah satu faktor penting dalam krisis lingkungan global. Dalam tulisannya berapa waktu lalu, ia mengingatkan Bumi saat ini memproduksi 51 miliar ton gas rumah kaca per tahun. Dan salah satu penyumbang utamanya adalah industri lemak dan minyak, termasuk minyak sawit yang banyak diproduksi di Indonesia.

    “Untuk melawan perubahan iklim, kita harus menurunkan angka ini ke nol,” tulis Gates dalam blog pribadinya.

    Menurutnya, 7% dari emisi tersebut berasal dari produksi lemak dan minyak, baik dari hewan maupun tumbuhan. Salah satu yang paling mencolok yaitu minyak sawit. Indonesia serta Malaysia disebut secara langsung sebagai penyumbang besar dari industri ini.

    Sawit Indonesia Disebut Biang Emisi Global

    Gates menyoroti minyak sawit adalah lemak nabati paling banyak dikonsumsi di dunia yang ada di makanan ringan, mie instan, kosmetik, hingga bahan bakar. Masalahnya bukan pada produk akhirnya, tetapi pada proses produksinya.

    Pohon sawit hanya tumbuh di wilayah tropis, yang banyak berada di kawasan khatulistiwa seperti Indonesia. Akibatnya, hutan-hutan dikonversi menjadi perkebunan sawit melalui penggundulan dan pembakaran.

    “Pada 2018, kehancuran yang terjadi di Malaysia dan Indonesia saja menyumbang 1,4% dari total emisi global,” tulis Gates. “Angka ini lebih besar dari emisi seluruh negara bagian California dan nyaris menyamai emisi industri penerbangan dunia,” imbuh ia.

    Gates mengakui mengganti minyak sawit bukan hal mudah. Komoditas ini murah, tidak berbau, dan punya komposisi lemak yang serbaguna. Namun ia juga menyebut sudah ada solusi, salah satunya datang dari C16 Biosciences, perusahaan yang menciptakan minyak mirip sawit dari ragi liar melalui fermentasi yang tanpa emisi, tanpa lahan, tanpa menebang hutan.

    Gates juga menyoroti startup lain bernama Savor, yang menciptakan lemak sintetis dari CO2 dan air. Ia mengklaim hasilnya menyerupai lemak dari susu, keju, dan daging, namun diproduksi tanpa merusak lingkungan atau menyiksa hewan.

    (fsd/fsd)

    [Gambas:Video CNBC]

  • 5 Penyesalan Terbesar yang Diungkapkan Sebelum Meninggal Dunia

    5 Penyesalan Terbesar yang Diungkapkan Sebelum Meninggal Dunia

    JAKARTA – Menjelang akhir hidup, banyak orang tidak lagi memikirkan hal-hal duniawi seperti harta, jabatan, atau pencapaian besar.

    Sebaliknya, mereka merenungkan kehidupan telah dijalani dan tidak sedikit yang merasa menyesal, karena melewatkan kesempatan untuk hidup dengan lebih bermakna.

    “Banyak yang berharap bisa lebih sering menunjukkan cinta dan memaafkan, serta menggunakan kata-kata terakhir mereka untuk mengungkapkan penghargaan terhadap orang-orang terkasih dalam hidupnya,”ungkap ahli onkologi Siddhartha Mukherjee di Universitas Pennsylvania, seperti dilansir dari laman CNBC Make It, Sabtu, 12 Juli.

    Namun, ada juga orang-orang yang menyesal karena tidak cukup melakukan sesuatu untuk diri sendiri, menurut Bronnie Ware, mantan perawat pasien terminal dan penulis buku The Top Five Regrets of the Dying. Bronnie menghabiskan waktu 8 tahun untuk merawat pasien dengan penyakit serius, banyak di antaranya berakhir dengan kematian.

    Ia memperhatikan rasa bersalah dan penyesalan yang diungkapkan oleh para pasien menjelang kematian. Menurutnya, ada pelajaran besar yang bisa dipetik dari hal itu. Hal ini diungkap Bronnie dalam acara radio Inggris The Chris Evans Breakfast Show pada tahun lalu.

    Buku Bronnie merinci lima penyesalan yang paling sering diucapkan oleh pasiennya:

    1. Saya berharap saya memiliki keberanian untuk menjalani hidup yang sesuai dengan diri saya sendiri, bukan kehidupan diharapkan oleh orang lain.

    2. Saya berharap saya tidak terlalu banyak bekerja.

    3. Saya berharap saya punya keberanian untuk mengungkapkan perasaan.

    4. Saya berharap tetap menjaga hubungan dengan teman-teman saya.

    5. Saya berharap membiarkan diri saya untuk lebih bahagia.

    Bronnie mengungkapkan penyesalan menjadi nomor satu yang paling sering diucapkan pasiennya.

    “Ketika orang menyadari bahwa hidup mereka hampir berakhir dan melihat kembali dengan jernih, mereka dengan mudah melihat betapa banyak impian yang tidak tercapai,” tulis Bronnie dalam sebuah unggahan blog.

    “Kebanyakan orang tidak memenuhi, bahkan setengah dari impian mereka, dan harus menyadari meninggal dengan kondisi pilihan yang dibuat atau tidak diperbuat,” lanjutnya.

    Bronnie melihat banyak yang menyesal, karena memilih jurusan kuliah, jalur karier, atau pekerjaan berdasarkan keinginan orang tua. Mereka rela mengorbankan impian menjelajahi dunia demi tetap dekat dengan orang-orang tercinta. Untuk menghindari penyesalan seumur hidup, Bronnie menyarankan agar Anda memprioritaskan minat dan kebahagiaan dalam mengambil keputusan.

    Menempatkan pekerjaan di atas segalanya membuat kesehatan mental dan hubungan pribadi jadi sulit dipelihara. Pendiri Microsoft dan miliarder Bill Gates juga belajar hal ini dengan cara yang berat.

    “Ketika saya seumuran kalian, saya tidak percaya pada liburan. Saya tidak percaya pada akhir pekan. Saya juga tidak percaya bahwa orang-orang yang bekerja dengan saya seharusnya berlibur,” kata Bill Gates, dalam pidato wisuda di Northern Arizona University pada tahun lalu.

    Ia mengaku baru menyadari bahwa hidup itu bukan hanya soal pekerjaan setelah menjadi ayah.

    “Jangan tunggu lama menyadari pelajaran ini. Luangkan waktu untuk merawat hubungan. Rayakan keberhasilan. Pulih dari kegagalan. Istirahatlah saat Anda butuh dan bersikap lembutlah pada orang-orang di sekitar saat mereka membutuhkannya juga,” tutur Gates.

    Menurut Bronnie, memberikan waktu dan perhatian pada keluarga dan teman, memprioritaskan minat pribadi, serta setia pada diri sendiri, semua itu berperan besar dalam kebahagiaan dan kepuasan hidup. Namun kebanyakan orang baru menyadarinya ketika sudah terlambat.

    “Banyak yang tidak menyadari sampai akhir hidupnya bahwa kebahagiaan adalah sebuah pilihan. Mereka terjebak dalam pola dan kebiasaan lama. Kenyamanan yang semu dari kebiasaan, justru membuat emosi mereka tumpul, padahal jauh di dalam hati, mereka merindukan tawa yang lepas dan keceriaan dalam hidup,” katanya.

    “Hidup adalah sebuah pilihan. Itu adalah hidup Anda. Pilihlah secara sadar, pilih dengan bijak, pilih dengan jujur. Pilihlah kebahagiaan.” lanjutnya.