Tag: Bill Gates

  • Anak Bill Gates Buka Perusahaan Baru, Dikasih Modal Rp 132 Miliar

    Anak Bill Gates Buka Perusahaan Baru, Dikasih Modal Rp 132 Miliar

    Jakarta, CNBC Indonesia – Phoebe Gates, anak miliarder pendiri Microsoft, Bill Gates, kini punya perusahaan startup sendiri. Startup yang didirikan oleh Phoebe menyediakan fitur membandingkan produk fashion yang dijual di toko-toko online.

    Pheobe mendirikan perusahaan bernama Phia, bersama Sophia Kianni, teman kuliahnya di Universitas Stanford.

    Lewat aplikasi dan ekstensi web Phia, pengguna bisa membandingkan harga produk fashion yang tersedia di internet. Banyak yang menyebut Phia sebagai “Google Flight” untuk fashion.

    “Tujuannya adalah mempermudah akses ke produk yang tadinya orang-orang tidak punya akses,” kata Phoebe, seperti dikutip oleh Tech Crunch.

    Aplikasi Phia yang baru diluncurkan pada April kini sudah memiliki 500.000 pengguna. Kesuksesan ini mendorong investor untuk menanamkan modal di Phia. Phia pada awal bulan ini mengumumkan pendanaan senilai US$ 8 juta (Rp 132 miliar) yang digalang hanya dalam wakti 3,5 pekan.

    Investor yang memimpin pendanaan ke Phia adalah Keiner Perkins. Sederet selebritas ikut serta sebagai investor termasuk Kris Jenner, Hailey Biber, pendiri Spanx yaitu Sara Blakey, dan mantan petinggi Facebook yaitu Sheryl Sandberg.

    Bill Gates tidak tercantum dalam deretan investor di Phia. Namun, Bill sempat mempromosikan status baru Phoebe sebagai “founder startup” lewat akun Instagramnya.

    Saat ini, Phia menyediakan akses perbandingan sekitar 300 juta produk fashion. Di Phia, pengguna bisa melihat produk yang mereka pernah cari di internet, beli, hingga menemukan produk sesuai minat masing-masing.

    [Gambas:Instagram]

    (dem/dem)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Bos AI Muda Tajir Rp 58 T Punya Pesan Penting buat Gen Z

    Bos AI Muda Tajir Rp 58 T Punya Pesan Penting buat Gen Z

    Jakarta

    Alexandr Wang, pendiri Scale AI sekaligus Chief AI Officer Meta, dikenal sebagai salah satu sosok paling berpengaruh di dunia kecerdasan buatan. Di usianya yang baru 28 tahun, ia sudah mengantongi kekayaan fantastis senilai USD 3,5 miliar atau sekitar Rp 58 triliun. Namun di balik kesuksesannya, Wang punya pesan penting untuk generasi muda, khususnya Gen Z.

    Dalam wawancara terbaru dengan Fortune, Wang menekankan bahwa anak muda seharusnya tidak takut untuk terjun langsung ke dunia pemrograman berbasis kecerdasan buatan. Ia menyebut konsep vibe coding sebagai cara baru yang bisa membuka jalan bagi siapa saja untuk berinovasi.

    Apa Itu Vibe Coding?

    Alih-alih menulis kode ribuan baris secara manual, vibe coding lebih menekankan interaksi kreatif dengan AI. Coder cukup memberi instruksi atau ide, lalu membiarkan AI menghasilkan kode awal, melakukan tes, dan menyempurnakannya. Konsep ini menurut Wang bisa jadi gerbang baru untuk anak muda yang ingin cepat membangun produk atau solusi tanpa terbebani detail teknis yang rumit.

    “Kalau kamu sekarang berusia 13 tahun, habiskan waktumu untuk vibe coding. Dari situlah bakal lahir Bill Gates berikutnya,” ujar Wang.

    Peluang dan Tantangan

    Meski menarik, metode vibe coding bukan tanpa resiko. Mengandalkan AI untuk menulis kode bisa melahirkan bug atau celah keamanan yang sulit dilacak. Di sisi lain, terlalu cepat melompat ke vibe coding juga bisa membuat generasi muda melewatkan pemahaman fundamental soal algoritma dan struktur data.

    Namun Wang menilai, keberanian untuk bereksperimen lebih penting. Dengan bantuan AI, anak muda bisa lebih cepat menciptakan prototipe, menguji ide, dan bahkan membangun startup sejak usia belia.

    Bisa Lahirkan “Bill Gates Baru”?

    Pesan Wang mengingatkan publik pada kisah para pendiri raksasa teknologi yang memulai perjalanan mereka sejak muda, seperti Bill Gates, Steve Jobs, hingga Mark Zuckerberg. Bedanya, kali ini anak muda punya senjata baru: kecerdasan buatan.

    Jika dimanfaatkan dengan benar, vibe coding bisa jadi jalan pintas bagi generasi muda untuk menciptakan terobosan, bahkan mungkin menjadi miliarder teknologi berikutnya seperti Wang sendiri.

    (afr/afr)

  • Proyek Bunker Kiamat Orang Super Kaya, Ada Kolam Renangnya

    Proyek Bunker Kiamat Orang Super Kaya, Ada Kolam Renangnya

    Jakarta

    Dalam beberapa tahun terakhir, para kaum ultra kaya diam-diam telah mempersiapkan rumah mereka untuk bencana besar, dengan membangun bunker bawah tanah super mewah.

    CEO Meta, Mark Zuckerberg, membangun kompleks USD 300 juta di Hawaii, lengkap dengan bunker luas yang memiliki infrastruktur energi, air, dan makanan sendiri. Adapun Bill Gates dilaporkan memiliki bunker di bawah beberapa rumahnya. Dari kalangan selebriti, Kim Kardashian dan Shaquille O’Neal, kabarnya menjajaki ide tersebut.

    “Yang dulunya merupakan tempat perlindungan sederhana telah menjadi tempat perlindungan yang dirancang khusus. Klien masa kini menginginkan fitur yang mencerminkan gaya hidup mereka, seringkali dengan sentuhan yang sangat individual,” ujar Naomi Corbi dari SAFE, firma yang desain hunian yang aman.

    Corbi mengatakan klien meminta fasilitas seperti galeri seni ber-AC, teater pribadi, dan kebun hidroponik. Fasilitas lain bisa berupa pusat kebugaran, kolam renang, sauna, tempat tinggal staf, dan apa pun yang bisa membuat bertahan hidup di tengah krisis terasa jauh lebih nyaman.

    Oppidum, perusahaan spesialis hunian bawah tanah terlindung, mengatakan privasi adalah kunci. “Salah satu prinsip desain hunian adalah Anda tidak ingin siapa pun mengetahuinya. Saya jarang sekali bertemu langsung klien miliarder. Dan bahkan ketika bertemu, mereka selalu punya nama samaran,” jelas Tom Grmela, kepala komunikasi perusahaan itu.

    Douglass Rushkoff, yang mewawancarai para miliarder yang siap siaga menghadapi bencana untuk bukunya Survival of the Richest, mengatakan banyak dari mereka ingin menjauhkan orang asing dari tempat perlindungan.

    “Orang-orang ini tidak lagi didorong oleh rasa takut, melainkan oleh keinginan. Gagasan untuk terisolasi di stasiun luar angkasa atau bunker bawah tanah adalah hal yang baik bagi banyak orang seperti mereka,” cetusnya yang dikutip detikINET dari Yahoo News.

    Selain bunker pribadi, ada pula yang menginginkan bunker untuk banyak orang. Perusahaan Vivos mengkhususkan diri dalam kompleks seperti ini, dapat menampung hingga 800 orang dan lebih murah daripada bunker individu.

    “Ini seperti kapal pesiar bawah tanah. Ada kamar asrama pribadi, area tidur pribadi, kamar mandi pribadi, dan lainnya. Tapi secara keseluruhan, ini adalah area bersama dengan ruang-ruang berorientasi komunitas tempat orang bisa berkumpul, makan bersama, dan bersantai,” kata Dante Vicino, arsitek dan pimpinan proyek Vivos.

    Rushkoff sendiri mengusulkan sebaiknya bunker tidak dibuat untuk diri sendiri. “Jika Anda benar-benar ingin selamat dari kiamat, temui tetangga Anda, jalin pertemanan, dan bentuklah komunitas dengan orang lain. Itu adalah teknik bertahan hidup yang jauh lebih mungkin daripada mengisolasi diri sepenuhnya di bawah tanah,” katanya.

    (fyk/rns)

  • Bill Gates Terdepak dari 10 Orang Terkaya di Amerika Serikat, Pertama Kali dalam 34 Tahun – Page 3

    Bill Gates Terdepak dari 10 Orang Terkaya di Amerika Serikat, Pertama Kali dalam 34 Tahun – Page 3

    Kekayaan bersih yang turun ini terjadi ketika French Gates mengundurkan diri sebagai Wakil Ketua Gates Foundation dan mengumumkan pengunduran dirinya, ia akan menerima USD 12,5 miliar atau Rp 205,23 triliun untuk kegiatan filantropinya sendiri.

    Ketika miliarder lain dalam daftar orang kaya semakin kaya, kekayaan Gates akan berkurang. Pada Mei, ia mengumumkan rencana untuk menyumbangkan 99% dari sisa kekayaannya kepada Yayasan Gates, yayasan amal miliknya, selama dua dekade mendatang. Yayasan itu akan tutup pada 2045, saat Gates berusia 90 tahun.

    Untuk melepaskan 99% kekayaannya, Gates berencana menyumbangkan “miliaran dolar AS per tahun” kepada yayasannya.

    “Jumlahnya tidak akan sama setiap tahun karena akan sedikit bergantung pada kondisi pasar,” ujarnya kepada Forbes pada Mei.

    “Surat wasiat saya sangat jelas: ketika saya meninggal, semua uang itu akan masuk ke yayasan dan mereka harus memikirkan bagaimana mengelola aset-aset tersebut.”

    Forbes memperkirakan, ia telah menyumbangkan USD 7 miliar atau Rp 114,93 triliun kepada Yayasan Gates sejak Forbes 400 tahun lalu. Seorang juru bicara Gates menolak berkomentar.

     

  • Bill Gates Yakin Profesi Ini Tak Bakal Diganti AI Hingga 100 Tahun

    Bill Gates Yakin Profesi Ini Tak Bakal Diganti AI Hingga 100 Tahun

    Bisnis.com, JAKARTA — Salah satu pendiri Microsoft, Bill Gates mengungkap ada satu pekerjaan yang tak mungkin digantikan oleh kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) bahkan hingga seratus tahun ke depan. 

    Melansir laman The Economic Times, pada Kamis (11/9/2025) Bill Gates mengatakan pekerjaan tersebut adalah progammer. Dia meyakini meskipun AI melakukan banyak tugas teknis, tetapi kemampuan manusia dalam berpikir kreatif dan mengambil keputusan tetap tak tergantikan. 

    “Menulis kode bukan sekadar mengetik. Itu adalah proses berpikir mendalam, memahami masalah, membuat keterhubungan, dan menemukan solusi baru,” kata Bill Gates. 

    Menurutnya, AI memang dapat membantu tugas-tugas rutin seperti debugging atau penyusunan kode sederhana. Namun, inti dari pemrograman adalah kreativitas dan penalaran, sesuatu yang tidak bisa ditiru algoritma. 

    Meski optimistis terhadap manfaat AI, Bill Gates juga mengakui dirinya turut merasa waspada. Dia menyadari teknologi ini sangat kuat sekaligus berisiko. 

    Mengutip laporan World Economic Forum (WEF), AI diprediksi bisa menghilangkan 85 juta pekerjaan pada 2030. Namun, di saat yang sama juga berpotensi menciptakan 97 juta jenis pekerjaan baru, khususnya di bidang teknologi dan industri yang sedang berkembang.

    Bill Gates menilai, jika dimanfaatkan dengan bijak, AI justru dapat meningkatkan produktivitas dan memberi lebih banyak waktu luang bagi manusia, bukan semata-mata menggantikan pekerjaan mereka.

    Selain programmer, Bill Gates menyebut profesi di bidang energi dan biologi juga relatif aman dari disrupsi AI karena tetap membutuhkan keahlian manusia yang kompleks dan tidak bisa dipalsukan mesin.

    Meskipun AI telah terbukti berharga dalam memproses kumpulan data yang luas dan membantu diagnosis penyakit, AI belum menguasai penemuan ilmiah dan pemikiran kritis. Gates mencatat AI tidak dapat merumuskan hipotesis, memprediksi ahli biologi akan terus berperan penting dalam memajukan pengetahuan medis.

    Sementara sektor energi, Gates menilai meskipun AI dapat meningkatkan efisiensi secara signifikan, itu tetap menjadi bidang yang kompleks di mana keahlian manusia sangat diperlukan. Pemikiran analitis dan pengambilan keputusan, terutama dalam manajemen krisis dan perencanaan strategis jangka panjang, memastikan manusia tetap berada di garis depan.

  • 7 Kebiasaan Miliarder yang Bikin Sukses, Kalian Bisa Tiru Kebiasaannya – Page 3

    7 Kebiasaan Miliarder yang Bikin Sukses, Kalian Bisa Tiru Kebiasaannya – Page 3

    4. Membangun Rutinitas untuk Menjaga Kejernihan Pikiran

    Meski hidup di dunia penuh tekanan, miliarder tetap menjaga rutinitas sederhana untuk menenangkan pikiran. Ada yang rutin berolahraga pagi, meditasi, menulis jurnal, atau sekadar berjalan tanpa ponsel.

    Bill Gates, dalam wawancara dengan CNBC, mengaku belajar dari Warren Buffett tentang manajemen waktu, khususnya pentingnya punya waktu luang dan tidak memenuhi kalender dengan terlalu banyak agenda. Gates menyampaikan bahwa metode Buffett dengan membiarkan hari kosong di kalender mengajarkan kita bahwa mengendalikan waktu sangatlah penting, karena waktu adalah sumber daya yang tidak dapat dibeli.

     5. Belajar dari Kegagalan

    Bagi miliarder, kegagalan bukanlah akhir, melainkan pelajaran. Oprah Winfrey dalam pidato di Harvard University pada 2013 mengatakan, “Kegagalan hanyalah hidup yang mencoba menggerakkan kita ke arah lain.”

    Mereka tidak lari dari kesalahan, tapi mempelajarinya secara mendalam. Alih-alih merayakan kesuksesan berlebihan, mereka lebih fokus menganalisis kegagalan, apa yang bisa diperbaiki, apa yang harus diubah. Inilah yang membentuk ketangguhan mental dan kemampuan membuat keputusan lebih baik di masa depan.

     

     

  • Trump Bertemu Bos-bos Perusahaan Teknologi, Elon Musk Tak Tampak

    Trump Bertemu Bos-bos Perusahaan Teknologi, Elon Musk Tak Tampak

    Jakarta

    Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menggelar jamuan makan malam di Gedung Putih pada Kamis malam bersama pengusaha, bos-bos perusahaan teknologi hingga politisi. Namun, CEO Tesla Elon Musk tak tampak dalam pertemuan tersebut.

    Menurut keterangan Gedung Putih, lebih dari belasan tokoh besar teknologi masuk daftar undangan, termasuk pendiri Meta Mark Zuckerberg, CEO Apple Tim Cook, pendiri Microsoft Bill Gates, pendiri OpenAI Sam Altman, CEO Google Sundar Pichai, dan CEO Microsoft Satya Nadella.

    Dikutip dari CBS News, Sabtu (6/9/2025), dalam acara itu, Trump duduk bersebelahan dengan Zuckerberg, sementara Gates berada di samping Ibu Negara Melania Trump.

    Trump yang belakangan dekat dengan pimpinan Apple dan Nvidia serta berupaya menarik komitmen investasi mereka melontarkan pujian dengan sebutan ‘pemimpin revolusi dalam bisnis dan kecerdasan’.

    “Ini jelas kelompok dengan IQ tinggi, dan saya sangat bangga pada mereka,” kata Trump.

    Beberapa tokoh diminta Trump untuk berbicara, termasuk Zuckerberg, Nadella, dan Pichai. Gates menggunakan kesempatan tersebut untuk menyoroti kemajuan teknologi vaksin. Gates memuji inisiatif vaksin COVID-19 Operation Warp Speed yang diluncurkan Trump, seraya menekankan kebutuhan riset baru untuk penyakit seperti HIV dan anemia sel sabit.

    U.S. President Donald Trump, first lady Melania Trump and Microsoft cofounder Bill Gates attend a private dinner for technology and business leaders in the State Dining Room at the White House in Washington, D.C., U.S., September 4, 2025. REUTERS/Brian Snyder Foto: REUTERS/Brian Snyder

    Elon Musk Tak Bisa Hadir

    Sementara itu, Elon Musk menulis di X bahwa ia sebenarnya diundang tetapi tidak bisa hadir dan mengutus perwakilannya. Pejabat Gedung Putih mengonfirmasi bahwa orang terkaya di dunia itu memang masuk daftar undangan.

    Hubungan Musk dan Trump sendiri sempat retak awal tahun ini. Elon Musk keluar dari lingkaran pemerintahan sambil mengkritik keras Trump terkait belanja negara dan kasus Epstein, bahkan berjanji membentuk partai politik baru bernama America Party meski hingga kini belum terwujud.

    Meski begitu, awal pekan ini Trump kembali meramalkan bahwa Elon Musk akan balik ke Partai Republik. “Saya rasa dia tidak punya pilihan,” ujar Trump dalam wawancara radio.

    “Masa iya dia mau gabung dengan kaum radikal kiri yang gila? Mereka gila. Dia orang dengan akal sehat, dia orang baik,” tambah Trump.

    Trump menyebut Elon Musk sebagai sosok yang 80% super jenius, tapi 20% bermasalah. Menurutnya, jika bagian yang 20% itu bisa diselesaikan maka Elon Musk akan jadi luar biasa.

    “Dia memang sempat salah langkah, tapi itu wajar, kadang hal-hal begitu terjadi,” ujar Trump.

    Halaman 2 dari 2

    (ily/ara)

  • Video Trump Kumpulkan CEO Teknologi: Bill Gates, Tim Cook, hingga Mark Zuckerberg

    Video Trump Kumpulkan CEO Teknologi: Bill Gates, Tim Cook, hingga Mark Zuckerberg

    Video Trump Kumpulkan CEO Teknologi: Bill Gates, Tim Cook, hingga Mark Zuckerberg

  • Trump Kumpulkan Zuckerberg Sampai Bill Gates, Minus Elon Musk

    Trump Kumpulkan Zuckerberg Sampai Bill Gates, Minus Elon Musk

    Washington

    Presiden Donald Trump mengundang sejumlah tokoh penting dari kalangan elit dunia teknologi untuk makan malam di Gedung Putih. Namun Elon Musk, orang terkaya dunia pemilik Tesla dan SpaceX, tidak kelihatan batang hidungnya.

    Di antara mereka yang hadir dalam makan malam pada 4 September itu adalah pendiri Meta Mark Zuckerberg, pendiri Microsoft Bill Gates, CEO Apple Tim Cook, Sergey Brin dan Sundar Pichai dari Google, dan pendiri OpenAI Sam Altman.

    Dikutip detikINET dari USA Today, Elon Musk yang pernah menjadi sekutu terdekat Trump sebelum berselisih tidak datang. Di X, dia mengaku diundang, tetapi sayangnya tidak dapat hadir.

    Setelah hubungan yang dulunya dingin dengan Silicon Valley, Trump diterima oleh banyak pemimpin teknologi di masa jabatan keduanya. Dia mempromosikan mata uang kripto, memperingatkan negara-negara asing agar tidak meregulasi teknologi, dan mendorong dominasi Amerika dalam AI.

    Para tamu makan malam itu pun bergantian memuji Trump selama acara tersebut. Para pemimpin teknologi yang diundang ke Gedung Putih mewakili beberapa perusahaan AI terbesar di dunia. Zuckerberg duduk di sebelah presiden, sementara Gates duduk di sebelah ibu negara Melania Trump.

    Trump duduk bersama Mark Zuckerberg. Foto: REUTERS/Brian Snyder

    “Merupakan suatu kehormatan berada di sini bersama sekelompok orang ini, mereka memimpin revolusi dalam bisnis, kejeniusan, dan dalam setiap kata yang saya pikir dapat Anda bayangkan,” kata Trump saat membuka acara.

    Melania Trump menyelenggarakan acara Gedung Putih yang berfokus pada AI pada hari sebelumnya yang dihadiri Altman dan Pichai. “Robot sudah ada di sini. Masa depan kita bukan lagi fiksi ilmiah,” kata Melania Trump di acara tersebut.

    Perusahaan-perusahaan AS berlomba membangun dominasi AI atas China, dan Trump menjadi pendorong utama. Ia menunjuk kapitalis ventura David Sacks sebagai kepala AI dan kripto Gedung Putih. Sacks menguraikan upaya pemerintahan Trump untuk memastikan AS mendominasi AI dan berterima kasih ke para pemimpin teknologi yang hadir karena mengutamakan Amerika.

    Trump telah menerapkan program tarif agresif dan mendorong perusahaan untuk mengalihkan manufaktur ke Amerika Serikat, membuat banyak perusahaan untuk mengumumkan investasi baru di AS.

    Pemerintahan Trump merilis cetak biru kecerdasan buatan pada bulan Juni, bertujuan untuk melonggarkan aturan lingkungan dan memperluas ekspor AI ke negara-negara sekutu. Itu sebagai upaya mempertahankan keunggulan Amerika atas China dalam teknologi penting tersebut.

    Daftar undangan makan malam tersebut juga termasuk dua lusin tokoh teknologi terkemuka. Mereka antara lain CEO Figma, Dylan Field, Presiden Groq, Sunny Madra, pendiri Social Capital, Chamath Palihapitiya, pendiri Zynga, Mark Pincus, pendiri Ring, Jamie Siminoff, dan CEO Oracle, Safra Catz.

    Juga ada CEO Blue Origin, David Limp, CEO Micron Technology, Sanjay Mehrotra, Presiden OpenAI, Greg Brockman, CEO Microsoft, Satya Nadella, pendiri Tibco, Vivek Ranadive, dan Chief Technology Officer Palantir, Shyam Sankar.

    (fyk/fyk)

  • Top 3 Tekno: Cek Ruas Jalan yang Ditutup Saat Demo Pakai Google Maps – Page 3

    Top 3 Tekno: Cek Ruas Jalan yang Ditutup Saat Demo Pakai Google Maps – Page 3

    Commonwealth Fusion Systems (CFS), sebuah startup yang bergerak di bidang pengembangan energi fusi, baru saja mendapatkan suntikan dana yang besar dari sejumlah investor ternama.

    Total pendanaan yang berhasil dikumpulkan jumlahnya sangat fantastis, yaitu mencapai USD 863 juta atau sekitar Rp 14,2 triliun.

    Mengutip TechCrunch, Minggu (31/8/2025), beberapa nama besar di dunia teknologi dan bisnis ikut berinvestasi juga dalam pendanaan ini, seperti Nvidia, Google, dan Bill Gates lewat perusahaannya bernama Breakthrough Energy Ventures.

    Baca selengkapnya di sini