Tag: Bill Gates

  • Inilah Kebiasaan Masa Kecil Bill Gates yang Buat Dirinya Sukses – Page 3

    Inilah Kebiasaan Masa Kecil Bill Gates yang Buat Dirinya Sukses – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – Bill Gates, salah satu pendiri Microsoft, tidak yakin apakah dia akan bisa menjadi miliarder jika tumbuh di era sekarang, di tengah gangguan dari ponsel pintar dan media sosial.

    Menurut Bill Gates, kebiasaan masa kecilnya yang menghabiskan waktu dengan teman, menjelajahi alam, dan membaca di kamar tanpa gangguan memainkan peran penting dalam kesuksesannya. Dikutip dari CNBC pada Jumat (6/12/2024). 

    “Dulu, jika saya bosan atau gelisah, saya akan masuk ke kamar dan tenggelam dalam buku atau ide selama berjam-jam tanpa gangguan,” tulis Gates di blognya. “Kemampuan untuk menghabiskan waktu luang dengan berpikir dan belajar secara mendalam adalah bagian mendasar dari diri saya. Itu juga penting bagi kesuksesan saya di kemudian hari.”

    Gates merekomendasikan buku The Anxious Generation karya Jonathan Haidt, yang membahas dampak negatif ponsel pintar dan media sosial terhadap otak anak-anak. Buku ini mengungkap bahwa penggunaan teknologi secara berlebihan dapat memperburuk krisis kesehatan mental di kalangan remaja, meningkatkan rasa kesepian dan depresi, serta mengurangi kemampuan konsentrasi dan ingatan.

    Gates membandingkan masa kecilnya yang penuh dengan aktivitas bermain dan pemikiran kreatif dengan masa kecil saat ini yang lebih banyak dihabiskan di depan layar. “Rentang perhatian kita seperti otot. Gangguan yang terus-menerus dari media sosial membuatnya sulit untuk berkembang,” tulisnya.

     

  • Tanda Kiamat Makin Nyata, Bill Gates Lantang Tunjuk Indonesia

    Tanda Kiamat Makin Nyata, Bill Gates Lantang Tunjuk Indonesia

    Jakarta, CNBC Indonesia – Tanda ‘kiamat’ muncul di mana-mana, menyusul perubahan iklim dan pemanasan global yang makin terasa dampaknya.

    Pendiri Microsoft Bill Gates yang kerap berbicara soal isu lingkungan, baru-baru ini mengungkap fakta baru dalam blog personalnya pada Februari lalu. Dalam pemaparannya, Gates juga turut menyinggung Indonesia. 

    Pendiri Microsoft itu membeberkan fakta bahwa setiap tahun, aktivitas di Bumi menghasilkan 51 miliar ton gas rumah kaca. Sebanyak 7% berasal dari produksi lemak dan minyak dari hewan dan tumbuhan.

    “Untuk memerangi perubahan iklim, kita harus mengubah angka tersebut ke nol,” kata dia, dikutip dari blog personalnya, Jumat (22/11/2024).

    Lebih lanjut, Gates sadar bahwa rencana untuk menghilangkan konsumsi lemak hewan bagi manusia tidak realistis. Pasalnya, manusia sudah tergantung dengan lemak hewan dengan alasan yang logis.

    Lemak hewan menyimpan nutrisi dan kalori yang dibutuhkan oleh manusia. Namun, ada cara yang bisa dilakukan untuk mengambil lemak tanpa memproduksi emisi, menyiksa hewan, dan menghasilkan zat kimia berbahaya.

    Solusinya sudah ditemukan oleh startup bernama ‘Savor’, yang mana ia turut menjadi salah satu investornya.

    Savor menciptakan lemak dari sebuah proses yang melibatkan karbondioksida dari udara dan hidrogen dari air. Senyawa tersebut lalu dipanaskan dan dioksidasi sehingga terjadi pemisahan komponen asam yang menciptakan formulasi lemak.

    Gates mengklaim lemak yang dihasilkan memiliki molekuk serupa yang ditemukan dari susu, keju, sapi, dan minyak nabati.

    Minyak Sawit dan Indonesia

    Selain produksi lemak hewan yang merusak lingkungan, Gates juga menyoroti faktor yang menciptakan dampak lebih besar yakni minyak sawit.

    “Saat ini, minyak sawit adalah lemak nabati yang paling banyak dikonsumsi di seluruh dunia. Sebagian ditemukan pada makanan sehari-hari seperti kue, mie instan, krim kopi, makanan beku, hingga makeup, sabun badan, odol, deterjen, deodoran, makanan kucing, formula bayi, dan sebagainya. Bahkan, minyak sawit juga digunakan untuk biofuel dan mesin diesel,” ia menuturkan.

    Gates menegaskan bahwa masalah pada minyak sawit bukan soal penggunaannya, tetapi bagaimana proses menghasilkannya. Mayoritas jenis sawit asli jenis Afrika Barat dan Tengah tidak tumbuh di banyak wilayah. Pohon itu hanya tumbuh subur di tempat-tempat yang dilewati garis khatulistiwa.

    “Hal ini menyebabkan penggundulan hutan di area-area khatulistiwa untuk mengonversinya menjadi lahan sawit,” kata Gates.

    Proses ini berdampak buruk bagi keragaman alam dan menyebabkan pukulan telak bagi perubahan iklim. Pembakaran hutan menciptakan emisi yang banyak di atmosfer dan mengakibatkan peningkatan suhu.

    “Pada 2018, kehancuran yang terjadi di Malaysia dan Indonesia saja sudah cukup parah hingga menyumbang 1,4% emisi global. Angka itu lebih besar dari seluruh negara bagian California dan hampir sama besarnya dengan industri penerbangan di seluruh dunia,” Gates menjelaskan.

    Sayangnya, Gates mengakui bahwa peran minyak sawit sulit tergantikan. Sebab, komoditas sawit murah, tidak berbau, dan melimpah.

    “MInyak sawit juga satu-satunya minyak nabati dengan keseimbangan lemak jenuh dan tak jenuh yang hampir sama, itulah sebabnya minyak ini sangat serbaguna. Jika lemak hewan adalah bahan utama dalam beberapa makanan, maka minyak sawit adalah pemain tim yang dapat bekerja untuk membuat hampir semua makanan dan barang-barang non-makanan menjadi lebih baik,” Gates menjelaskan.

    Untuk alasan-alasan tersebut, Gates mengatakan sudah ada perusahaan-perusahaan yang mencoba mengatasinya. Salah satunya C16 Biosciences yang berupaya membuat alternatif minyak sawit.

    Sejak 2017, Gates mengatakan C16 mengembangkan produk dari mikroba ragi liar menggunakan proses fermentasi yang tidak menghasilkan emisi sama sekali.

    Meski secara kimiawi berbeda dari minyak sawit konvensional, namun minyak C16 mengandung asam lemak yang sama, sehingga dapat digunakan untuk aplikasi serupa.

    Dengan solusi tersebut, Gates berharap dampak perubahan iklim bisa ditanggulangi agar tanda ‘kiamat’ tak mengguncang kehidupan manusia lebih lanjut. Semoga informasi ini bermanfaat!

    (fab/fab)

  • 4 Pertanyaan Besar Bill Gates, Ada yang Bisa Jawab?

    4 Pertanyaan Besar Bill Gates, Ada yang Bisa Jawab?

    Jakarta, CNBC Indonesia – Pendiri Microsoft dan figur filantropi kawakan, Bill Gates, memiliki pertanyaan besar bagi manusia di masa depan.

    Ia mengatakan ada 4 hal yang ingin ditanyakan jika bertemu manusia yang hidup di tahun 2100 atau 76 tahun dari sekarang. 

    Rasa penasaran Gates diungkapkan dalam sebuah wawancara di podcast baru-baru ini. Ia mengaku sangat tertarik dengan keadaan generasi mendatang, khususnya ketika mengatasi tantangan khususnya terkait teknologi kecerdasan buatan (AI/Artificial Intelligence).

    “Saya menyebutnya empat catatan kaki. AI, senjata nuklir, senjata bioteror, dan polarisasi,” kata Gates soal pertanyaan untuk manusia tahun 2100, dikutip dari Benzinga, Selasa (19/11/2024).

    Masalah-masalah tersebut, menurutnya tetap ada dalam beberapa waktu terakhir. Meskipun, dia mengatakan kehidupan telah jauh lebih baik selama lima dekade terakhir.

    Gates juga menyatakan tetap optimistis pada kehidupan 76 tahunan lagi. Manusia akan bisa mengembangkan strategi untuk mengelola masalah yang ada.

    Namun, dia mengingatkan pula harus ada tata kelola inovasi saat mengatasi tantangan. Khususnya pada AI, karena teknologi itu akan terus berkembang di masa depan.

    Dalam kesempatan yang sama, Gates mengatakan manfaat besar penggunaan AI pada beberapa bidang seperti kesehatan dan pendidikan. Keuntungannya akan jauh lebih besar daripada tantangan yang ditimbulkan dari AI, ucapnya.

    Gates diketahui cukup antusias dengan perkembangan AI. Bahkan dia menggunakan alat-alat teknologi tersebut seperti chatbot populer ChatGPT.

    Pria 69 tahun itu menyoroti soal kegunaan chatbot AI dalam kehidupan sehari-hari. Sebab dia yakin potensi platform untuk meningkatkan kehidupan manusia sehari-hari.

    (fab/fab)

  • Manusia Rp 2.000 Triliun Buka Luka Lama Investor Grab-GoTo

    Manusia Rp 2.000 Triliun Buka Luka Lama Investor Grab-GoTo

    Jakarta, CNBC Indonesia – Ledakan permintaan atas teknologi kecerdasan buatan (AI) membuat harga saham NVIDIA meroket menjadi salah satu yang paling mahal di dunia. Investor awal yang sudah lama menjual saham NVIDIA pun terpaksa gigit jari, termasuk pemodal kelas kakap Masayoshi Son.

    CEO Softbank Masayoshi Son dan CEO NVIDIA Jensen Huang sempat bertukar canda di panggung NVIDIA AI Summit di Jepang.

    “Mungkin banyak yang tidak tahu, pada suatu titik, Masa adalah pemegang saham terbesar NVIDIA,” kata Huang.

    Son langsung tersenyum lebar saat mendengar perkataan tersebut, lalu menyandarkan dahinya di bahu Huang. Mereka berdua kemudian tertawa lepas sambil berpelukan.

    “Tidak apa-apa, tidak apa. Kita bisa menangis berdua. Bisakah Anda membayangkan, jika sekarang Anda adalah pemegang saham terbesar [NVIDIA],” kata Huang kepada Son.

    Saham NVIDIA dalam setahun terakhir sudah naik lebih dari tiga kali lipat. Per hari ini, kapitalisasi pasar NVIDIA telah menembus US$ 3,64 triliun. Huang mengantongi 3,8 persen saham NVIDIA yang berarti hartanya saat ini sudah melampaui US$ 138 miliar atau Rp 2.178 triliun.

    Di sisi lain, Masayoshi Son adalah pendiri SoftBank dan SoftBank Ventures yang agresif menanamkan modal di perusahaan-perusahaan teknologi global.

    Huang menyebut bahwa Son punya peran dalam membesarkan Bill Gates dan Microsoft, Jerry Yang dan Yahoo, hingga Steve Jobs dan Apple. Son juga memiliki saham di dua raksasa teknologi Asia Tenggara, yaitu Grab dan GoTo.

    Dalam acara Jepang, Son dan Huang mengumumkan kerja sama proyek jaringan 5G pertama yang diperkuat oleh teknologi AI. Jaringan tersebut bisa menjalankan AI dan 5G berbarengan. Proses ini diberi nama AI-RAN (radio access network).

    Jaringan ini antara lain digunakan untuk menunjang mobil tanpa sopir atau kendali robot.

    “Semua perusahaan telco lain harus mengikuti arus ini,” kata Son.

    Huang menyatakan SoftBank akan menjadi penerima pertama desain chip Blackwell yang kemudian akan disematkan di komputer super AI untuk membuat model gen-AI sendiri.

    (dem/dem)

  • Tangis Haru Masayoshi Son saat Jensen Huang Kenang Softbank Kendalikan Nvidia

    Tangis Haru Masayoshi Son saat Jensen Huang Kenang Softbank Kendalikan Nvidia

    Bisnis.com, JAKARTA – CEO Nvidia Jensen Huang mengungkap bahwa SoftBank Group Corp milik investor kakap Masayoshi Son pernah menjadi pemegang saham terbesar perusahaan produsen chip tersebut.

    Hal tersebut dia ungkapkan dalam Nvidia AI Summit di Tokyo, Jepang pada Rabu (13/11/2024) yang turut menghadirkan Son.

    Huang menyebut, Son merupakan salah satu investor yang terbilang sukses saat masuk ke sektor teknologi. Dia juga mengungkap beberapa kesuksesan Son pada sektor ini, di antaranya berhasil membawa tokoh seperti pendiri Microsoft, Bill Gates, dan pendiri Yahoo Jerry Yang, dan pendiri Apple, Steve Jobs, masuk ke Jepang.

    Selain itu, Son juga menjadi salah satu tokoh yang berperan dalam awal industri komputasi awan atau cloud di China yang membawa Alibaba menjadi salah satu perusahaan terbesar di dunia.

    “Banyak dari anda yang tidak mengetahui ini, tetapi dalam satu waktu, Masa [Masayoshi Son] adalah pemegang saham terbesar NVidia,” katanya dikutip dari Bloomberg pada Rabu (13/11/2024).

    Ketika diingatkan tentang saham Nvidia yang pernah SoftBank sebelumnya – yang hari ini bernilai sekitar US$178 miliar – Son terharu lalu memeluk Huang. “Kita dapat menangis bersama,” ujar Huang.

    Adapun, terkait rekam jejaknya yang cemerlang di sektor teknologi, Son menyebut dirinya hanya beruntung. “Saya lahir pada waktu yang tepat dan kemudian saya juga bertemu pengusaha-pengusaha yang hebat,” kata Son.

    Sebagai informasi, SoftBank Group Corp. akan menjadi perusahaan pertama yang membangun superkomputer dengan chip menggunakan desain Blackwell baru dari Nvidia Corp., yang menunjukkan ambisi perusahaan Jepang tersebut untuk mengejar AI.

    Unit telekomunikasi SoftBank berencana membangun superkomputer AI terkuat di Jepang untuk mendukung berbagai layanan lokal, kata kedua perusahaan tersebut.

    Komputer tersebut akan didasarkan pada produk DGX B200 Nvidia, yang menggabungkan prosesor komputer dengan apa yang disebut chip akselerator AI. Upaya tindak lanjut akan menampilkan Grace Blackwell, versi yang lebih maju.

    Saham SoftBank Corp., operator nirkabel No. 3 Jepang, membalikkan kerugian dan naik 1,5% pada hari Rabu. SoftBank Group, yang terdiri dari tim investasi konglomerat, turun sebanyak 3,3%.

    Chip Nvidia telah menjadi komoditas berharga bagi perusahaan teknologi terbesar di dunia, yang menggunakan komponen tersebut untuk mengembangkan dan menjalankan model AI. Prosesnya memerlukan perangkat lunak untuk dibombardir dengan data — sesuatu yang sangat mahir ditangani oleh chip akselerator.

    Pengumuman tersebut menunjukkan bahwa SoftBank, yang hingga awal 2019 memiliki 4,9% saham Nvidia, telah mendapatkan posisi yang menguntungkan untuk chip tersebut.

    Son mengatakan dia bersiap untuk ‘bergerak maju’ dalam taruhan AI. Pada Selasa (12/11/2024), perusahaan melaporkan kembalinya profitabilitas karena meningkatnya valuasi teknologi.

    Sementara itu, Huang telah mengumumkan varian chip Blackwell baru buatan Nvidia awal tahun ini, namun kendala produksi memperlambat peluncurannya. Meskipun Huang mengatakan bahwa pasokan akan berlimpah setelah produksi meningkat, pelanggan tetap bersemangat untuk mendapatkan chip baru yang pertama.

    Nvidia telah berkeliling dunia untuk menyelenggarakan acara-acara semacam itu, mempromosikan yang disebut sebagai revolusi industri baru. Acara di India dan sekarang Jepang bertujuan untuk memperluas penerapan sistem AI ke upaya berbasis negara dan mengurangi ketergantungan Nvidia pada beberapa pelanggan besar di AS. 

    Selain komputer baru dan rencana pembelian kedua, unit telekomunikasi SoftBank Corp. juga akan menggunakan peralatan Nvidia untuk menyediakan layanan AI melalui jaringan seluler. Perangkat keras tradisional, berdasarkan chip khusus yang dirancang untuk memaksimalkan lalu lintas data seluler, tidak optimal untuk layanan AI baru.

    “Hasilnya adalah jaringan AI yang tersebar di seluruh Jepang,” kata Huang, seraya menambahkan bahwa hal ini akan mengubah jaringan komunikasi menjadi jaringan AI.

    Huang menyebut, teknologi bernama AI-RAN itu, atau jaringan akses radio AI, akan lebih cocok untuk robotika jarak jauh, dukungan kendaraan otonom, dan memberi daya pada layanan lainnya. Mereka juga membutuhkan lebih sedikit listrik. 

    Unit telekomunikasi, yang mengoperasikan operator nirkabel terbesar ketiga di negara itu, akan mulai menguji jaringan tersebut dengan mitranya Fujitsu Ltd. dan Red Hat dari International Business Machines Corp.

    Jepang berada di titik puncak perubahan, kata Son, yang sering mengkritik pemerintah dan perusahaan di negara tersebut karena kelambanan mereka dalam mengadopsi teknologi baru. Menurutnya, saat ini, pemerintah Jepang tidak menghalangi pengembangan AI.

    “Tetapi mereka harus lebih mendorong. Seperti yang Anda katakan, ini adalah penyetelan ulang, ini adalah momen mengejar revolusi ini. Kita tidak boleh melewatkan kali ini,” kata Son kepada Huang.

  • Trump Menang Saham Tesla Nanjak, Kekayaan Elon Musk Tembus Rp 4.915 Triliun

    Trump Menang Saham Tesla Nanjak, Kekayaan Elon Musk Tembus Rp 4.915 Triliun

    Jakarta

    Kekayaan bersih Elon Musk telah melonjak drastis. Kini angkanya mencapai USD 314 miliar atau sekitar Rp 4.915 triliun.

    Hal ini bisa terjadi karena saham perusahaan mobil listriknya, Tesla, mengalami lonjakan menyusul kemenangan pemilu Donald Trump. Tercatat kalau kekayaannya naik USD 50 miliar atau sekitar Rp 782,7 triliun sejak 5 November 2024.

    Dengan begitu, Musk menduduki posisi pertama dalam daftar orang terkaya di dunia. Dirinya melampaui kekayaan bersih Jeff Bezos di peringkat kedua, sebesar USD 230 miliar atau sekitar Rp 3.600 triliun.

    Jumlah tersebut juga mengalahkan Mark Zuckerberg yang ada di urutan ketiga, dengan kekayaan bersih USD 209 miliar atau sekitar Rp 3.271 triliun. Lalu unggul dari Bill Gates yang mengisi posisi keenam, senilai USD 162 miliar atau sekitar Rp 2.536 triliun.

    Melonjaknya kekayaan CEO Tesla tersebut hampir mencapai rekor sebelumnya, hingga USD 340 miliar atau sekitar Rp 5.322 triliun pada 2021. Itu terjadi setelah minggu yang luar biasa di pasar saham perusahaannya meningkat, sekitar 28% sejak penutupan hari Selasa.

    Seperti yang diketahui, Musk merupakan pendukung garis keras Trump selama kampanye kepresidenan Amerika Serikat ke-47. Diketahui kalau dirinya telah menyumbang lebih dari USD 100 juta atau sekitar Rp 1,5 triliun, untuk mendukung Trump.

    Analis Wedbush, Dan Ives, menyatakan bahwa kemenangan Trump dapat menguntungkan Tesla secara signifikan. Sebab posisi perusahaan mobil listrik tersebut lebih baik daripada para pesaingnya, bila Trump menarik keringanan pajak, insentif, dan lain sebagainya yang bisa meningkat penjualan Tesla.

    “Tesla memiliki skala dan cakupan yang tak tertandingi dalam industri kendaraan listrik dan dinamika ini dapat memberi Musk dan Tesla keunggulan kompetitif yang jelas dalam lingkungan subsidi non-kendaraan listrik, ditambah dengan kemungkinan tarif Tiongkok yang lebih tinggi yang akan terus mendorong pemain kendaraan listrik Tiongkok yang lebih murah (BYD, Nio, dll.) agar tidak membanjiri pasar AS selama tahun-tahun mendatang,” katanya.

    (hps/asj)

  • Deret Crazy Rich Bumi Cuan Besar Saat Trump Sukses Menang Pemilu AS

    Deret Crazy Rich Bumi Cuan Besar Saat Trump Sukses Menang Pemilu AS

    Jakarta, CNBC Indonesia – Sejumlah miliarder dunia mengalami keuntungan besar tatkala kandidat Partai Republik, Donald Trump, kembali terpilih menjadi presiden Amerika Serikat (AS). Hal ini terungkap dari data Bloomberg’s Billionaire Index, Rabu (6/11/2024).

    Dalam data tersebut, secara kolektif, 10 orang terkaya memperoleh US$ 64 miliar (Rp 1.001 triliun). Perolehan kekayaan terbesar dinobatkan kepada Elon Musk, orang terkaya di dunia dan salah satu pendukung Trump yang paling vokal dan berdedikasi. Kekayaannya melonjak melonjak US$ 26,5 miliar (Rp 414 triliun) menjadi US$ 290 miliar.

    Kekayaan pendiri Amazon Jeff Bezos tumbuh US$ 7,1 miliar (Rp 111 triliun) seminggu setelah membela keputusannya untuk menahan dukungan Washington Post terhadap Wakil Presiden Kamala Harris. Salah satu pendiri Oracle Larry Ellison, pendukung Trump lainnya, melihat kekayaan bersihnya naik US$ 5,5 miliar (Rp 86 triliun) pada hari Rabu.

    Perolehan kekayaan lainnya termasuk mantan eksekutif Microsoft Bill Gates dan Steve Ballmer, mantan eksekutif Google Larry Page dan Sergey Brin, dan CEO Berkshire Hathaway Warren Buffett.

    Meski tidak ada satu pun dari miliarder tersebut yang jelas-jelas mendukung kandidat mana pun tahun ini, mereka pernah membicarakan untuk mendukung Partai Demokrat,

    “Ini adalah kenaikan harian terbesar kekayaan yang terlihat sejak indeks dimulai pada tahun 2012. Pasar menguat pada hari Rabu karena pemilihan umum berakhir dengan cepat dan dengan harapan bahwa Trump akan mengantar era baru deregulasi dan undang-undang serta kebijakan pro-bisnis lainnya,” dikutip dari CNN International, Sabtu (9/11/2024). 

    Pemilik Truth Social, Trump Media & Technology Group, perusahaan media sosial Trump, juga menguangkan dengan saham yang meroket nilainya setelah CNN dan outlet media lainnya memproyeksikan Trump menang. Saham naik sebanyak 35% pada satu titik sebelum memudar.

    Trump adalah pemegang saham dominan di perusahaan media sosial konservatif itu, yang memiliki pendapatan sedikit dan merugi. Sebanyak 114,75 juta saham milik presiden terpilih tersebut bernilai sekitar US$ 5,3 miliar (Rp 83 triliun) berdasarkan keuntungan awal tersebut, naik dari US$ 3,9 miliar (Rp 61 triliun) saat perdagangan berakhir pada Hari Pemilihan.

    (dce)

  • Jagoannya Kalah, Bill Gates Ucapkan Selamat Pada Trump

    Jagoannya Kalah, Bill Gates Ucapkan Selamat Pada Trump

    Jakarta

    Bill Gates diketahui mendukung Kamala Harris dalam Pilpres Amerika Serikat yang dan memberikan dana USD 50 juta dalam kampanyenya. Namun sang pendiri Microsoft berbesar hati dan memberi selamat kepada Presiden terpilih Donald Trump. “Selamat kepada Presiden Trump dan Wakil Presiden terpilih Vance,” kata Gates di platform sosial X.

    “Amerika berada dalam kondisi terkuatnya ketika kita menggunakan kecerdikan dan inovasi untuk meningkatkan kehidupan di AS dan di seluruh dunia,” tambah pria berusia 69 tahun itu. “Saya harap kita dapat bekerja sama sekarang untuk membangun masa depan yang lebih cerah bagi semua orang.”

    Para juragan teknologi memang terbelah pilihannya, dengan tokoh-tokoh seperti Elon Musk dan Marc Andreessen mendukung Trump, sementara yang lain seperti Gates dan Mark Cuban mendukung Harris. Melinda French Gates, mantan istri Bill Gates, juga mendukung Harris.

    “Saya merasa seperti Kamala, saya senang mendukungnya. Saya pernah bekerja dengannya sebelumnya, dia tahu apa yang kita butuhkan dalam masyarakat dan dia menggunakan suaranya untuk melawan isu-isu yang sudah ada di jalur kampanye, dan saya tahu dia akan melakukannya,” kata Melinda baru-baru ini.

    Adapun Elon Musk mengerahkan segenap upayanya untuk membantu Trump kembali jadi presiden AS. Dia bahkan tampil di rapat umum dan mendirikan America PAC, gerakan kampanye pro-Trump, dengan memberikan USD 118 juta kepada komite tersebut.

    “Masyarakat Amerika memberi @realDonaldTrump mandat yang sangat jelas untuk perubahan malam ini,” kata Musk di X, merayakan kemenangan jagoannya itu. Musk kemungkinan akan mendapatkan posisi tertentu dalam pemerintahan Trump mendatang.

    (fyk/afr)

  • Usia Tepat Anak Boleh Dikasih HP Menurut Bill Gates

    Usia Tepat Anak Boleh Dikasih HP Menurut Bill Gates

    Jakarta, CNBC Indonesia – Setiap orang tua memiliki pertimbangan sendiri terkait kapan akan memberikan HP untuk anaknya. Ada yang memberikan HP pada usia relatif muda, tetapi ada juga yang ketat dan tidak memperbolehkan HP hingga menginjak usia remaja. 

    Ternyata, Bill Gates punya pandangan terhadap aturan batas penggunaan gadget pada anak-anak.

    Dalam wawancara terbaru dengan Mirror, pendiri Microsoft sekaligus tokoh teknologi dunia itu mengatakan, anak-anaknya tidak diizinkan memiliki ponsel sendiri hingga berusia 14 tahun.

    “Kami menetapkan waktu [untuk bermain gadget], dan setelah waktu bermain gadget habis dan dalam kasus mereka, itu membantu mereka tidur pada jam yang wajar,” ujar Gates dikutip dari Mirror, Jumat (8/11/2024).

    Ia menambahkan bahwa anak-anak tidak diperbolehkan membawa ponsel di meja makan, tetapi boleh menggunakannya untuk mengerjakan pekerjaan rumah atau belajar.

    Gates percaya bahwa menunda pemberian ponsel kepada anak-anak dapat membantu mereka lebih aktif mengembangkan keterampilan sosial dan akademis tanpa distraksi dari gadget.

    “Anda selalu melihat bagaimana waktu mereka dapat digunakan dengan cara yang hebat, mengerjakan pekerjaan rumah dan tetap berhubungan dengan teman-teman,” imbuhnya.

    Meskipun pilihan pola asuh Gates tampak tegas, ia punya alasan untuk menunda kepemilikan ponsel bagi anak-anak. Sebab, menurut laporan “Kids & Tech: The Evolution of Today’s Digital Natives” tahun 2016, usia rata-rata anak mendapatkan ponsel pertama mereka sekarang adalah 10,3 tahun.

    “Saya pikir usia itu akan cenderung lebih muda, karena orang tua mulai lelah memberikan ponsel pintar kepada anak-anak mereka,” kata Stacy DeBroff, kepala eksekutif Influence Central kepada New York Times.

    James P. Steyer, kepala eksekutif Common Sense Media, sebuah organisasi nirlaba yang mengulas konten dan produk untuk keluarga, juga mengatakan bahwa ia punya satu aturan ketat untuk anak-anaknya dalam penggunaan HP.

    Mereka baru mulai mendapatkan ponsel pribadi mulai sekolah menengah dan hanya jika anak-anaknya telah membuktikan bahwa mereka bisa menahan diri.

    “Tidak ada dua anak yang sama, dan tidak ada angka ajaib,” katanya.

    “Usia seorang anak tidak sepenting tanggung jawab atau tingkat kedewasaannya sendiri,” imbuhnya.

    (fab/fab)

  • Tanda Kiamat Makin Nyata, Bill Gates Lantang Tunjuk Indonesia

    Muncul Manusia dari Masa Depan, Bill Gates Tanya 4 Hal Ini

    Jakarta, CNBC Indonesia – Bill Gates penasaran dengan keadaan manusia di masa depan. Bahkan dia sudah menyiapkan empat pertanyaan jika bertemu dengan mereka.

    Rasa penasarannya itu dia ungkapkan dalam sebuah Podcast belum lama ini. Pendiri Microsoft itu sangat tertarik dengan keadaan generasi mendatang saat mengatasi tantangan khususnya terkait Artificial Intelligence.

    “Saya menyebutnya empat catatan kaki, AI, senjata nuklir, senjata bioteror dan polarisasi,” kata Gates soal pertanyaan pada manusia dari tahun 2100, dikutip dari Benzinga, Selasa (5/11/2024).

    Masalah-masalah tersebut, menurutnya tetap ada dalam beberapa waktu terakhir. Meskipun, dia mengatakan kehidupan telah jauh lebih baik selama lima dekade terakhir.

    Gates juga menyatakan tetap optimis pada kehidupan 80 tahunan lagi. Manusia akan bisa mengembangkan strategi untuk mengelola masalah yang ada.

    Namun dia mengingatkan pula harus ada tata kelola inovasi saat mengatasi tantangan. Khususnya pada AI, karena teknologi itu akan terus berkembang di masa depan.

    Dalam kesempatan yang sama, Gates mengatakan manfaat besar penggunaan AI pada beberapa bidang seperti kesehatan dan pendidikan. Keuntungannya akan jauh lebih besar daripada tantangan yang ditimbulkan dari AI, ucapnya.

    Gates diketahui cukup antusias dengan perkembangan AI. Bahkan dia menggunakan alat-alat teknologi tersebut seperti chatbot populer ChatGPT.

    Pria 69 tahun itu menyoroti soal kegunaan chatbot AI dalam kehidupan sehari-hari. Sebab dia yakin potensi platform untuk meningkatkan kehidupan manusia sehari-hari.

    (fab/fab)