Tag: Bill Gates

  • Bill Gates Kecil Berbeda dari Bocah Lainnya, Ini Pengakuannya

    Bill Gates Kecil Berbeda dari Bocah Lainnya, Ini Pengakuannya

    Jakarta

    Bill Gates mengatakan dia yakin dia akan didiagnosis dengan suatu bentuk autisme jika dia tumbuh di era ini. Salah satu pendiri Microsoft, yang merupakan salah satu orang terkaya di dunia, mengakuinya dalam memoarnya: Source Code: My Beginnings, yang segera terbit.

    Dalam kutipan yang dibagikan oleh The Wall Street Journal, miliarder berusia 69 tahun itu menuliskan kenangan masa kecilnya.”Jika saya tumbuh dewasa hari ini, saya mungkin akan didiagnosis dengan spektrum autisme,” tulisnya.

    “Orang tua saya tak punya petunjuk atau buku teks untuk membantu mereka memahami mengapa putra mereka menjadi begitu terobsesi dengan proyek-proyek tertentu, melewatkan isyarat sosial, dan bisa bersikap kasar atau tidak pantas tanpa menyadari pengaruhnya terhadap orang lain,” tambahnya.

    Menurutnya, fakta otak beberapa orang memproses informasi secara berbeda dari yang lain tak dipahami luas di masa kecilnya. Istilah neurodivergent baru dipopulerkan tahun 1990-an, merujuk kelompok minoritas yang secara neurologis menyimpang dari yang dianggap normal. Itu terkait sejumlah kondisi termasuk gangguan spektrum autisme (ASD), gangguan hiperaktivitas defisit perhatian (ADHD) dan disleksia.

    Lebih lanjut, Bill Gates mengatakan sisi sosialnya dan kesadaran akan dampak yang dapat diberikan ke orang lain berkembang lambat, tapi muncul seiring bertambahnya usia, dengan pengalaman, dengan adanya anak-anak, dan lainnya.

    Bill Gates tahu dari dulu bahwa ia berbeda, begitu pula orang tuanya dan guru-gurunya. “Keterampilan sosial saya sangat lambat berkembang. Jadi, kecuali beberapa anak laki-laki yang mirip dengan saya, saya tidak punya banyak teman,” cetusnya yang dikutip detikINET dari CBS.

    Orang tuanya membawanya ke terapi, menyekolahkannya di sekolah swasta, dan mencoba melepaskannya dari buku-bukunya dengan mengajaknya olahraga seperti ski dan sepak bola. “Saya terpaksa melakukannya,” kata Gates.

    Gates menulis bahwa takkan menukar otaknya dengan apapun walau ada beberapa tantangan yang ditimbulkan oleh cara berpikirnya di masa mudanya. “Jika mereka menemukan pil yang dapat mengatakan, Oke, keterampilan sosial Anda akan normal tapi kemampuan Anda untuk konsentrasi juga akan normal, saya takkan minum pil itu,” ujarnya.

    “Mungkin saya lupa betapa menyakitkannya itu tetapi saya membutuhkan neurodiversitas saya untuk menulis software,” tambahnya. Menurutnya, cara otaknya bekerjalah yang membantunya menulis kode pertamanya saat masih remaja, kode yang kemudian ia gunakan untuk Microsoft.

    (fyk/fyk)

  • Bill Gates dan Citra Seorang ‘Miliarder Baik’

    Bill Gates dan Citra Seorang ‘Miliarder Baik’

    Washington DC

    Kisah asal-usul Microsoft dan pendirinya, Bill Gates, telah diceritakan berulang kali sejak dia pertama kali muncul di mata publik pada tahun 1980an. Lahir pada tahun 1955 dari keluarga kaya, Gates memprogram gim video pertamanya pada usia 13 tahun. Dikirim ke sekolah persiapan eksklusif di Seattle, di sanalah dia berteman dengan calon pendiri Microsoft, Paul Allen.

    Gates kemudian menempuh studi di universitas bergengsi Harvard, tetapi kemudian mengundurkan diri untuk memulai “Micro-Soft” dengan Allen pada tahun 1975.

    Dalam memoarnya, “Source Code: My Beginnings,” yang terbit hari ini tanggal 4 Februari, Bill Gates meninjau kembali sejarah tersebut.

    “Saya merasa seperti orang yang tidak cocok sebagai seorang anak” dan “bertengkar dengan orang tua saya sebagai remaja yang memberontak,” serta “tantangan putus sekolah untuk bertaruh pada industri yang belum benar-benar ada.”

    Dua buku lainnya, yang membahas kiprahnya sebagai CEO Microsoft dan sebagai kepala Yayasan Gates, akan menyusul diterbitkan.

    Sekadar pemasaran?

    Penerbit memoar menggambarkan buku Gates sebagai “karya yang hangat dan inspiratif,” tetapi reporter investigasi Amerika Serikat Tim Schwab menepisnya sebagai “latihan pemasaran dan pencitraan merek” oleh orang kaya dan berkuasa.

    Schwab adalah penulis buku kritis tentang pendiri Microsoft, berjudul “The Bill Gates Problem: Reckoning with the Myth of the Good Billionaire” (2023).

    “Ketika miliarder lain terang-terangan mementingkan diri sendiri, Bill Gates selalu berusaha menampilkan dirinya sebagai seorang yang tidak mementingkan diri sendiri dan yang disebut miliarder yang baik,” kata Schwab kepada DW.

    “Sangat sedikit yang belum kita ketahui tentang kisah pribadi Bill Gates, dan hampir tidak ada hal baru atau bersifat mengungkap dalam buku ini,” kata Schwab.

    Namun, satu aspek menjadi berita utama baru-baru ini, seperti yang direnungkan Gates dalam memoarnya, bahwa dia mungkin akan didiagnosis mengidap autisme jika tumbuh dewasa saat ini.

    “Dia mencurahkan sekitar setengah halaman di bagian paling akhir buku” untuk topik tersebut, kata Schwab. Namun, bahkan satu detail baru ini belum disajikan dengan “cara yang sangat bijaksana atau reflektif,” tukasnya.

    Ayo berlangganan newsletter mingguan Wednesday Bite. Recharge pengetahuanmu di tengah minggu, biar topik obrolan makin seru!

    ‘Saya sering berbicara dengan para pemimpin dunia’

    Berkat Microsoft, Gates menjadi orang terkaya di dunia pada tahun 1995 dan bertahan di posisi teratas estimasi majalah Forbes hingga tahun 2008, ketika dia mengundurkan diri dari perusahaan untuk fokus pada filantropi.

    Miliarder teknologi lainnya seperti Elon Musk atau Mark Zuckerberg telah melampaui Gates dalam peringkat Forbes. Kendati demikian, pada usia 69 tahun, kekayaannya mencapai sekitar USD107 miliar dan saat ini menduduki peringkat ke-13 orang terkaya yang masih hidup.

    Pada saat yang sama, Gates menikmati citra publik yang jauh lebih baik daripada taipan teknologi lainnya. Kombinasi kekayaan, koneksi, dan reputasi positif ini telah memberi Gates akses yang hampir belum pernah terjadi sebelumnya ke para pembuat keputusan di seluruh dunia, termasuk pertemuan dengan Xi Jinping pada tahun 2023, atau makan malam tiga jam baru-baru ini dengan Presiden AS Donald Trump yang baru saja terpilih.

    Selama makan malam, menurut Gates, dia berbicara dengan Trump tentang kemungkinan penyembuhan HIV dan polio.

    “Kami berdua, menurut saya, sangat gembira tentang hal ini,” katanya kepada Wall Street Journal. “Karena yayasan ini sangat terlibat dalam isu-isu kesehatan global, saya sering berbicara dengan para pemimpin dunia. Dalam beberapa bulan terakhir, saya berbicara dengan Presiden Prancis Macron, Kepala Komisi Uni Eropa Ursula von der Leyen,” Gates menambahkan.

    Bumerang revolusi pangan di Afrika

    Yayasan Gates menggunakan hubungan tersebut untuk membantu memerangi penyakit dan kelaparan di berbagai belahan dunia. Namun, buku Schwab mengemukakan argumen bahwa hasilnya cenderung tidak mencapai sasaran.

    Salah satu kasus kontroversial adalah ketika Yayasan Gates dilaporkan telah menggelontorkan hampir satu miliar dolar untuk program AGRA yang sebelumnya bernama Aliansi untuk Revolusi Hijau di Afrika. Program yang diluncurkan pada tahun 2006 ini menjanjikan untuk menggandakan hasil pertanian dan mengurangi separuh kelaparan dan kemiskinan di 13 negara Afrika pada tahun 2020.

    Namun, batas waktu telah lewat dan sasaran besar Gates belum terpenuhi. Menurut penelitian yang diterbitkan pada bulan Juni 2020, jumlah orang yang kelaparan di afrika bahkan tumbuh sebesar 30% di sejumlah negara.

    Pada bulan Agustus 2024, beberapa organisasi agama, pertanian, dan lingkungan Afrika secara terbuka menuntut ganti rugi dari Yayasan Gates. Dalam surat terbuka, mereka mendesak pihak yayasan untuk mengakui bahwa upaya mereka “telah gagal.”

    “Intervensi mereka semakin mendorong sistem pangan Afrika ke arah model pertanian industri yang terkorporatisasi, mengurangi hak rakyat atas kedaulatan pangan dan mengancam kesehatan ekologi dan manusia,” kata para penandatangan surat tersebut.

    Para pemimpin Afrika menuduh penyelenggara di balik AGRA mempromosikan “input sintetis yang mahal, pupuk dan benih” yang mencemari dan mengeraskan tanah, mengganggu ekosistem lokal, dan menempatkan “petani kecil pada belas kasihan harga global yang tidak stabil untuk mempertahankan hasil panen mereka.”

    Lapangkan jalan bagi Musk

    Schwab memperingatkan bahwa Gates masih merupakan “investor swasta yang tertarik untuk memperluas kekayaannya.”

    “Ketika dia berbicara dengan seseorang seperti Donald Trump atau pemimpin terpilih lainnya, dia harus memikirkan kekayaan pribadinya sendiri, kepentingan pribadinya sendiri. Dan kemudian dia juga harus memikirkan kepentingan yayasan Gates, yang disubsidi besar-besaran oleh pembayar pajak,” imbuh penulis tersebut.

    “Jika Anda melihat Yayasan Gates, salah satu proyek yang menurut Bill Gates paling ia banggakan adalah mekanisme pengadaan vaksin yang berbasis di Swiss, sebagian besar uang untuk proyek tersebut berasal dari pembayar pajak.”

    Pada saat yang sama,Gates terhubung dengan para pembuat keputusan melalui kontrak pemerintah untuk bisnis yang terkait dengan kerajaannya, dan melalui kontribusi politik, seperti sumbangan sebesar $50 juta yang dilaporkan kepada pesaing Trump, Kamala Harris.

    “Selama bertahun-tahun, Gates telah menormalisasi dan melegitimasi peran kekayaan ekstrem dalam demokrasi, khususnya dalam politik Amerika, dan ya, seseorang seperti Elon Musk mungkin mewakili langkah baru, evolusi baru dalam oligarki jenis itu, tetapi saya pikir mereka adalah bagian dari cerita yang sama,” kata Schwab.

    “Saya pikir orang-orang seperti Elon Musk saat ini berdiri di atas bahu Bill Gates.”

    Diadaptasi dari artikel DW berbahasa Inggris

    (nvc/nvc)

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • Intel Sempoyongan, Bill Gates Pesimis Bisa Bangkit

    Intel Sempoyongan, Bill Gates Pesimis Bisa Bangkit

    Jakarta

    Intel gagal mengantisipasi tren besar di jagat teknologi, hingga disalip para pesaing yang lebih kecil. Bahkan belum lama ini, mereka memaksa CEO Pat Gelsinger mengundurkan diri karena dinilai tidak mampu membangkitkan perusahaan. Bill Gates pun ikut prihatin atas nasib Intel sekarang ini.

    Ikon pembuat chip Amerika itu mengumumkan bulan Agustus akan memberhentikan 15% staf dan memangkas pengeluaran USD 10 miliar sebagai efisiensi. Saham Intel turun lebih dari 58% dibanding tahun sebelumnya. Sebagai perbandingan, saham Nvidia naik hampir tiga kali lipat dan saat ini sangat mendominasi industri chip AI.

    Bill Gates sendiri secara tidak langsung berutang pada Intel. Seandainya Intel tidak membuat terobosan chip kecil yang bisa mendayai komputer di awal 1970-an, Bill Gates dan sahabatnya Paul Allen mungkin tidak akan mendirikan Microsoft.

    Intel melewatkan peralihan dari PC ke smartphone 18 tahun lalu, sama dengan Microsoft. Namun Microsoft bangkit sementara masalah Intel memburuk. Meskipun mendukung Intel, Gates meragukan perusahaan itu bisa bangkit kembali seperti sediakala.

    “Saya terkejut bahwa Intel pada dasarnya kehilangan arah. Salah satu pendiri Intel Gordon Moore selalu menjaga Intel pada tingkat teknologi terkini. Dan sekarang mereka agak tertinggal dalam hal desain chip dan mereka agak tertinggal dalam fabrikasi chip. Dan keduanya sangat padat modal,” papar Gates.

    Menurutnya, Intel telah melewatkan revolusi chip AI yang seharusnya tidak terjadi mengingat kemampuan dan keahlian perusahaan itu. “Saya berharap Intel pulih, tetapi tampaknya cukup sulit bagi mereka pada tahap ini,” katanya lagi, seperti dikutip detikINET dari Yahoo Finance.

    Industri chip Amerika menurut Gates sudah jauh tertinggal dan sulit untuk mengejarnya. “Akan sangat bagus bagi AS jika proses dan teknologi mereka bisa menjadi alternatif yang kredibel bagi Taiwan Semiconductor (TSMC) dan Samsung. Mereka berusaha melakukan itu, tapi butuh waktu dan banyak modal, jadi itu adalah hal yang sangat, sangat sulit,” kata Gates.

    Ia pun menuturkan bahwa dalam sejarah, perusahaan teknologi timbul tenggelam. “Teknologi penuh kisah-kisah peringatan ini. Saat saya tumbuh dewasa, IBM mendominasi komputer. Mereka adalah industri komputer. IBM masih ada, tapi Anda tahu, IBM sangat kecil dibanding Microsoft. Jadi Anda harus sangat rendah hati, jika Anda melewatkan belokan di jalan, Anda bisa hancur,” pungkasnya.

    (fyk/fyk)

  • Tanda Kiamat Kian Dekat, Bill Gates Langsung Tunjuk Indonesia

    Tanda Kiamat Kian Dekat, Bill Gates Langsung Tunjuk Indonesia

    Jakarta, CNBC Indonesia – Pendiri Microsoft Bill Gates menyoroti ‘tanda-tanda kiamat’ yang disebabkan oleh perubahan iklim dan pemanasan global yang mulai terasa di mana-mana.

    Pendiri Microsoft tersebut baru-baru ini mengungkap fakta baru dalam blog personalnya pada Februari lalu. Dalam pemaparannya, Gates juga turut menyinggung Indonesia.

    Gates membeberkan fakta bahwa setiap tahun, aktivitas di Bumi menghasilkan 51 miliar ton gas rumah kaca. Sebanyak 7% berasal dari produksi lemak dan minyak dari hewan dan tumbuhan.

    “Untuk memerangi perubahan iklim, kita harus mengubah angka tersebut ke nol,” kata dia, dikutip dari blog personalnya, Jumat (22/11/2024).

    Lebih lanjut, Gates sadar bahwa rencana untuk menghilangkan konsumsi lemak hewan bagi manusia tidak realistis. Pasalnya, manusia sudah tergantung dengan lemak hewan dengan alasan yang logis.

    Lemak hewan menyimpan nutrisi dan kalori yang dibutuhkan oleh manusia. Namun, ada cara yang bisa dilakukan untuk mengambil lemak tanpa memproduksi emisi, menyiksa hewan, dan menghasilkan zat kimia berbahaya.

    Solusinya sudah ditemukan oleh startup bernama ‘Savor’, yang mana ia turut menjadi salah satu investornya.

    Savor menciptakan lemak dari sebuah proses yang melibatkan karbondioksida dari udara dan hidrogen dari air. Senyawa tersebut lalu dipanaskan dan dioksidasi sehingga terjadi pemisahan komponen asam yang menciptakan formulasi lemak.

    Gates mengklaim lemak yang dihasilkan memiliki molekuk serupa yang ditemukan dari susu, keju, sapi, dan minyak nabati.

    Minyak Sawit dan Indonesia

    Selain produksi lemak hewan yang merusak lingkungan, Gates juga menyoroti faktor yang menciptakan dampak lebih besar yakni minyak sawit.

    “Saat ini, minyak sawit adalah lemak nabati yang paling banyak dikonsumsi di seluruh dunia. Sebagian ditemukan pada makanan sehari-hari seperti kue, mie instan, krim kopi, makanan beku, hingga makeup, sabun badan, odol, deterjen, deodoran, makanan kucing, formula bayi, dan sebagainya. Bahkan, minyak sawit juga digunakan untuk biofuel dan mesin diesel,” ia menuturkan.

    Gates menegaskan bahwa masalah pada minyak sawit bukan soal penggunaannya, tetapi bagaimana proses menghasilkannya. Mayoritas jenis sawit asli jenis Afrika Barat dan Tengah tidak tumbuh di banyak wilayah. Pohon itu hanya tumbuh subur di tempat-tempat yang dilewati garis khatulistiwa.

    “Hal ini menyebabkan penggundulan hutan di area-area khatulistiwa untuk mengonversinya menjadi lahan sawit,” kata Gates.

    Proses ini berdampak buruk bagi keragaman alam dan menyebabkan pukulan telak bagi perubahan iklim. Pembakaran hutan menciptakan emisi yang banyak di atmosfer dan mengakibatkan peningkatan suhu.

    “Pada 2018, kehancuran yang terjadi di Malaysia dan Indonesia saja sudah cukup parah hingga menyumbang 1,4% emisi global. Angka itu lebih besar dari seluruh negara bagian California dan hampir sama besarnya dengan industri penerbangan di seluruh dunia,” Gates menjelaskan.

    Sayangnya, Gates mengakui bahwa peran minyak sawit sulit tergantikan. Sebab, komoditas sawit murah, tidak berbau, dan melimpah.

    “MInyak sawit juga satu-satunya minyak nabati dengan keseimbangan lemak jenuh dan tak jenuh yang hampir sama, itulah sebabnya minyak ini sangat serbaguna. Jika lemak hewan adalah bahan utama dalam beberapa makanan, maka minyak sawit adalah pemain tim yang dapat bekerja untuk membuat hampir semua makanan dan barang-barang non-makanan menjadi lebih baik,” Gates menjelaskan.

    Untuk alasan-alasan tersebut, Gates mengatakan sudah ada perusahaan-perusahaan yang mencoba mengatasinya. Salah satunya C16 Biosciences yang berupaya membuat alternatif minyak sawit.

    Sejak 2017, Gates mengatakan C16 mengembangkan produk dari mikroba ragi liar menggunakan proses fermentasi yang tidak menghasilkan emisi sama sekali.

    Meski secara kimiawi berbeda dari minyak sawit konvensional, namun minyak C16 mengandung asam lemak yang sama, sehingga dapat digunakan untuk aplikasi serupa.

    Dengan solusi tersebut, Gates berharap dampak perubahan iklim bisa ditanggulangi agar tanda ‘kiamat’ tak mengguncang kehidupan manusia lebih lanjut.

    (fab/fab)

  • Kisah Menarik Bill Gates Drop Out di Mata Dosennya

    Kisah Menarik Bill Gates Drop Out di Mata Dosennya

    Jakarta

    Bill Gates tidak bertahan lama kuliah di Universitas Harvard. Pria yang saat ini berusia 69 tahun itu, keluar setelah tiga semester untuk mendirikan Microsoft pada tahun 1975. Namun di sana, salah satu orang terkaya di dunia itu meninggalkan kesan cukup mendalam.

    Mantan profesor matematika terapan Gates, Harry Lewis, mengingatnya sebagai orang yang ingin tahu dan dewasa melebihi usianya. Menurutnya, Gates punya kecenderungan untuk mempertanyakan orang dewasa dan mengatasi masalah yang sulit.

    “Ia selalu menginginkan tantangan. Saya tidak terkejut ketika ia keluar, saya hanya berharap saya berinvestasi padanya,”kata Lewis, yang telah mengajar di Harvard sejak tahun 1970-an, dikutip detikINET dari CNBC.

    Gates meninggalkan Harvard untuk meluncurkan Microsoft, yang saat itu adalah perusahaan rintisan perangkat lunak yang baru lahir. Microsoft akhirnya mengubah Gates menjadi miliarder pada usia 31 tahun. Sekarang nilai pasarnya hampir USD 3,2 triliun dan kekayaan bersih Gates diperkirakan USD 108,7 miliar menurut Forbes.

    Jika Lewis menginvestasikan USD 100 di Microsoft saat perusahaan tersebut go public pada tahun 1986, sahamnya akan bernilai sekitar USD 650.000 saat ini, setelah memperhitungkan apresiasi harga dan pembayaran dividen.

    Menurut Lewis, Gates dikelilingi mahasiswa yang keterampilan matematikanya melampaui dirinya, membuatnya sedikit tersadar. Dia juga hampir ‘bunuh diri’ dengan mengambil kelas tambahan sambil menghabiskan ratusan jam per bulan menulis kode perangkat lunak di lab komputer universitas.

    “Saat itu, ‘Oh sial, mungkin ada orang yang lebih baik dari saya dalam matematika,’” kata Gates, yang memoarnya barunya Source Code akan diterbitkan bulan depan.

    Gates mungkin mempertanyakan kemampuan matematikanya sendiri saat di Harvard, tetapi menurut Lewsi, dia sebenarnya juga bisa menjadi matematikawan profesional jika mau.

    Pada satu momen, rasa ingin tahu Gates yang besar dan keinginan menghadapi tantangan membuatnya menonjol, bahkan di antara teman-temannya yang berbakat. “Hari pertama kelas, saya tunjukkan pada mereka soal matematika dan dua hari kemudian, dia kembali untuk menunjukkan dia bisa melakukannya dengan lebih baik,” kisahnya.

    Solusi dari Gates itu dipublikasikan dalam sebuah makalah akademis pada tahun 1979 yang bertahan selama 30 tahun sampai beberapa peneliti akhirnya menyempurnakan metode Gates dalam sebuah makalah penelitian tahun 2008.

    (fyk/rns)

  • Bill Gates: Perceraian dengan Melinda adalah Penyesalan Terbesar dalam Hidup Saya

    Bill Gates: Perceraian dengan Melinda adalah Penyesalan Terbesar dalam Hidup Saya

    Jakarta, Beritasatu.com – Bill Gates, salah satu orang terkaya di dunia sudah punya segalanya. Hanya saja ia masih memiliki penyesalan yang sangat mendalam dalam hidupnya, yakni berpisah dengan Melinda French Gates.

    Perpisahan itu memang masih menyakitkan buat Bill Gates mengingat ia sudah berumah tangga selama hampir 30 tahun dengan mantan istrinya itu. Dalam wawancara terbaru dengan The Times of London menjelang perilisan memoarnya, “Source Code” yang dikutip Beritasatu.com, Rabu (29/1/2025), pendiri Microsoft itu tak ragu menyebut perceraian mereka sebagai kesalahan yang paling dia sesali.

    “Ada keindahan tersendiri dalam menghabiskan seluruh masa dewasa bersama satu orang—berbagi perjalanan hidup, membangun kenangan, dan membesarkan anak-anak bersama,” ungkap Bill Gates dengan nada reflektif.

    “Ketika saya bertemu Melinda, saya sudah cukup sukses, tapi belum sampai di titik luar biasa. Perjalanan besar itu kami lalui bersama, dan dia selalu ada di sisi saya,” sambungnya.

    Diketahui, Bill Gates dan Melinda Frenceh Gates mengumumkan perpisahan mereka pada 2021. Keduanya berpisah karena merasa bahwa hubungan mereka sudah tidak bisa dipertahankan lagi.  

    Bill Gates dan istrinya Melinda dalam sebuah jumpa pers di Seattle, Washington, pada 1999. – (Getty Images via BBC)

    Namun, bagi Bill Gates, termyata perceraian itu bukan sekadar bab yang ditutup, melainkan kehilangan yang masih ia rasakan hingga kini. Dalam wawancara dengan NBC News “TODAY” setahun lalu, Bill Gates juga sudah sudah mengungkapkan rasa bersalah dan penyesalannya. 

    “Saya menyadari bahwa saya telah menyebabkan banyak luka bagi keluarga saya. Itu adalah tahun yang berat, dan saya harus menerimanya sebagai bagian dari perjalanan hidup,” kenang Bill Gates waktu itu.

    Meski telah berpisah, keduanya tetap mempertahankan kerja sama di The Gates Foundation, organisasi filantropi yang mereka bangun bersama. Namun, seperti yang mereka sepakati, setelah dua tahun, Melinda French Gates akhirnya memutuskan untuk mengundurkan diri dari yayasan tersebut.

    Keputusan itu, diakui Bill Gates, meninggalkan kekecewaan mendalam baginya. “Saya berharap kami masih bisa bekerja bersama lebih lama. Itu mengecewakan, tapi saya menghormati keputusannya,” jelasnya.

    Mantan istri Bill Gates, Melinda French dikabarkan menemukan pacar baru yang merupakan mantan karyawan Microsoft – (Istimewa/Istimewa)

    Meskipun masa-masa sulit telah berlalu, bagi Bill Gates, kehadiran Melinda French Gates tetap tak tergantikan. Mereka masih sering bertemu dalam berbagai acara keluarga, terutama untuk anak-anak dan cucu mereka.

    “Melinda dan saya tetap menjaga hubungan baik. Kami punya tiga anak dan dua cucu, dan mereka adalah alasan kami masih sering bertemu,” kata Bill Gates.

    Namun, ketika ditanya apakah ada penyesalan lain dalam hidupnya, Gates hanya tersenyum dan menjawab singkat, “Ada, tapi tidak ada yang lebih berarti dari ini”.

    Saat ini Melinda French Gates justru sudah menjalin hubungan asmara dengan seorang pengusaha bernama Philip Vaughn yang ironisnya pernah bekerja di Microsoft. Sebaliknya, Bill Gates yang menyesal berpisah dengan Melinda French Gates hingga kini belum diketahui telah menjalin hubungan asmara baru atau belum.

  • Bill Gates Sebut Bercerai Adalah Penyesalan Terbesar dalam Hidup

    Bill Gates Sebut Bercerai Adalah Penyesalan Terbesar dalam Hidup

    Jakarta

    Bill Gates menyebut perceraian dengan Melinda French Gates sebagai penyesalan terbesar dalam hidup. Miliarder usia 69 tahun itu membuat pengakuan jujur saat wawancara dengan Sunday Times. Sang pendiri Microsoft menyebut walau dia lebih ceria sekarang setelah perceraiannya tahun 2021, dia tidak senang dengan bagaimana pernikahannya berakhir.

    “Itu kesalahan yang paling saya sesali,” katanya yang dikutip detikINET dari Independent, Senin (27/1/2025). Meski mengalami kegagalan lain dalam hidupnya, perceraiannya menurutnya berada di urutan teratas. “Ada yang lain, tapi tidak ada yang penting,” tambah Gates, yang telah berkencan dengan Paula Hurd sejak 2023.

    “Perceraian itu menyedihkan bagi saya dan Melinda setidaknya selama dua tahun,” katanya. Namun, Bill mengatakan bahwa dia dan mantannya berhubungan baik dan sering bertemu.

    “Kami memiliki tiga anak dan dua cucu sehingga ada acara keluarga. Anak-anak baik-baik saja. Mereka memiliki nilai-nilai yang baik,” jelasnya. Pasangan itu menikah pada tahun 1994. Ketiga anak mereka sekarang sudah dewasa adalah Jennifer, 28, Rory, 25, dan Phoebe, 22.

    Gates tidak menjelaskan rinci apa yang memicu perceraian dalam wawancara tersebut, meskipun ia mengakui tahun 2021 pernah berselingkuh dengan seorang karyawan selama pernikahan.

    Sebelum ia dan Melinda berpisah, Gates juga bertemu beberapa kali dengan pedofil Jeffrey Epstein, yang bunuh diri di penjara Manhattan tahun 2019. Gates mengatakan bahwa pria-pria itu berbicara tentang inisiatif kesehatan global tapi ia menghentikan pertemuan saat menyadari janji Epstein untuk membantu tidak dapat dipercaya.

    Melinda Gates menyebut tahun 2022 bahwa hubungan suaminya dengan Epstein berperan dalam perceraian mereka. Dia bertemu dengan Epstein satu kali tahun 2013 di rumahnya di Manhattan dan itu mengganggunya.

    Namun, Melinda Gates menjelaskan bukan itu faktor satu-satunya. “Itu bukan satu momen atau satu hal spesifik yang terjadi. Hanya saja ada satu titik waktu di mana ada cukup banyak hal di sana sehingga saya menyadari itu tidak sehat dan saya tidak bisa mempercayai apa yang kami miliki,” paparnya.

    Bill kemudian menanggapi bahwa ia akan selalu menyesal atas sakit yang dia sebabkan pada Melinda dan keluarga. “Saya mengagumi Melinda dan semua yang dia lakukan untuk meningkatkan kehidupan wanita dan anak perempuan di seluruh dunia, dan saya bersyukur atas pekerjaan yang terus kita lakukan bersama di yayasan kita,” ujarnya saat ini.

    Juni 2024, sebulan setelah Melinda keluar dari Bill & Melinda Gates Foundation, dia sekali lagi merenungkan perceraiannya. Dia bersyukur berpisah secara pribadi dan privat. “Itu memberi kami privasi untuk melakukan apa yang perlu dilakukan secara pribadi,” katanya.

    Dia juga berbicara saat ini sudah berada di tempat yang baik terlepas dari betapa sulitnya perpisahannya. “Bercerai adalah mengerikan. Itu menyakitkan. Mengerikan ketika Anda menyadari bahwa Anda membutuhkannya,” katanya, sebelum mengoreksi bahwa perceraian adalah sulit alih-alih mengerikan.

    (fyk/fyk)

  • Tanda Kiamat Kian Dekat, Bill Gates Langsung Tunjuk Indonesia

    Bill Gates Ngaku Dirinya Autis, Beberkan Bakat Terpendam Hingga Tajir

    Jakarta, CNBC Indonesia – Bill Gates mengaku akan di diagnosa autisme jika ia masih kecil di zaman sekarang. Miliarder ini mengungkap hal tersebut dalam bukunya berjudul “Source Code,” yang baru mau akan dirilis. Buku tersebut membahas tentang masa kecilnya hingga awal berdirinya Microsoft.

    Dalam wawancara dengan Pemimpin redaksi The Wall Street Journal, Emma Tucker, ia mengatakan bahwa dulu autisme memiliki definisi yang sempit, yang dapat diidentifikasi dengan jelas.

    “Gagasan bahwa jika Anda lambat dalam bersosialisasi, saya memiliki perilaku di mana saya mengganggu orang lain, tetapi itu umum (terjadi pada anak saat itu) yang disebut sebagai jenis perilaku yang merangsang diri sendiri,” ujarnya dikutip dari Wall Street Journal, Sabtu (25/1/2025).

    “Jadi saya menyadari, wow, ada kecocokan pola di sana,” imbuhnya.

    Melihat kembali ke belakang, dirinya merasa saat masih kecil tidak berperilaku layaknya anak-anak pada umumnya. Ia memiliki konsentrasi mendalam soal belajar, apalagi pada matematika dan sains. Dan akhirnya berlanjut pada pemrograman yang ia lakukan untuk membangun Microsoft hingga menjadikannya salah satu orang paling kaya di dunia.

    “Mereka (orang tua) mengkhawatirkan apakah saya bisa menyesuaikan diri. Dua hal yang mereka lakukan adalah mengirim saya ke terapis yang membuat saya berpikir tentang bagaimana saya menggunakan energi saya, dan kemudian mengirim saya ke sekolah yang sangat bagus, itu sangat bagus untuk saya,” terangnya.

    (fsd/fsd)

  • Disinggung Trump, Negara Mana yang Paling Banyak Sumbang Dana ke WHO?

    Disinggung Trump, Negara Mana yang Paling Banyak Sumbang Dana ke WHO?

    Jakarta

    Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump ikut menyinggung sumbangan dana yang selama ini dikeluarkan untuk Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Hal ini menjadi salah satu alasan di balik keputusan kontroversial AS keluar dari keanggotaan WHO.

    Mengingat, AS menjadi penyumbang dana terbesar dalam pendanaan WHO. Diikuti organisasi Bill Gates & Melinda Foundation. Dalam pengumumannya, Trump bahkan menyoroti keterlibatan China dalam pendanaan WHO yang 90 persen lebih rendah dari AS.

    Berbicara di Gedung Putih, ia menuding WHO bias terhadap China. “WHO menipu kita,” ujar Trump dalam konferensi pers di Gedung Putih.

    Dikutip dari laman resmi WHO, berikut sumber pendanaan WHO dari sejumlah negara dan organisasi berdasarkan pemantauan di Selasa (21/1):

    Amerika Serikat: 14,53 persen (terbanyak untuk pengendalian atau eradikasi penyakit polio yakni 24,44 persen dari total pendanaan)Bill & Melinda Gates Foundation: 13,67 persen (untuk peningkatan akses terhadap layanan kesehatan berkualitas tanpa memandang jenis kelamin, usia, atau disabilitas)Gavi Alliance: 10,49 persen (19,35 persen pendanaan untuk kedaruratan kesehatan akut yang perlu ditanggapi dengan cepat, memanfaatkan kapasitas nasional dan internasional yang relevan, 5,18 persen untuk peningkatan akses obat-obatan, vaksin, diagnostik, dan alat untuk perawatan kesehatan primer)European Commission: 7,82 persen (4,74 persen untuk pencegahan epidemi dan pandemi)World Bank: 4,02 persen (4,03 persen pendanaan untuk menanggapi keadaan darurat kesehatan, respons yang cepat)Jerman: 3,29 persen (pendanaan kesiapan negara untuk kondisi darurat)Kanada: 2,32 persen (1,63 persen sebagai strategi pencegahan untuk penyakit prioritas di wilayah rawan pandemi atau wabah)European Investment Bank 2,27 (beberapa pendanaan diberikan untuk penanganan lingkungan yang sehat untuk meningkatkan kesehatan masyarakat yang berkelanjutan)United Kingdom of Great Britain and Northern Ireland: 2,27% (mendukung dan memberdayakan penanganan faktor risiko kesehatan)Miscellaneous: 2,02% (mengupayakan hal yang aman dan adil melalui penanganan faktor penentu kesehatan)Rotary International: 1,78% (program khusus penelitian, pengembangan, dan pelatihan penelitian dalam reproduksi manusia)India: 1,58% (penguatan kepemimpinan, tata kelola, dan advokasi untuk kesehatan, membantu negara-negara siap secara operasional untuk menilai dan mengelola risiko dan kerentanan wabah).

    China Peringkat Berapa?

    Jauh dari AS, China ‘hanya’ menyumbang 0,35 persen dari total pendanaan WHO di peringkat ke-41.

    Dampak dari keluarnya AS kepada aspek pendanaan juga disoroti Mantan Direktur WHO Asia Tenggara Prof Tjandra Yoga Aditama. Prof Tjandra menilai WHO perlu melalukan upaya rekayasa finansial. Semata-mata demi menjaga kesehatan global tetap terlaksana dengan baik.

    “Anggaran WHO akan terkena dampak cukup bermakna kalau kontribusi dari Amerika Serikat dihentikan,” sorotnya.

    (naf/kna)

  • Pendiri Android Tuding Bill Gates Bikin Microsoft Gagal

    Pendiri Android Tuding Bill Gates Bikin Microsoft Gagal

    Jakarta

    Tidak seperti di industri PC, Microsoft gagal bersaing dalam sistem operasi smartphone yang sekarang didominasi oleh Apple iOS dan Android. Bill Gates mengakui kegagalan Microsoft itu, yang mungkin merugikan perusahaan dari potensi keuntungan sampai USD 400 miliar.

    Namun Rich Miner, salah satu pendiri Android, menyindir Bill Gates ikut berperan atas kegagalan Microsoft untuk mendominasi pasar seluler, dengan menyatakan bahwa ketidakmampuan Microsoft adalah karena keputusan yang dibuat oleh Gates sendiri.

    Miner, yang telah terlibat secara mendalam dalam ekosistem seluler, mengatakan ia membantu menciptakan Android karena cemas Microsoft akan mendominasi lagi seperti di ranah komputer pribadi.

    “Saya benar-benar membantu menciptakan Android untuk mencegah Microsoft mengendalikan telepon seperti yang mereka lakukan pada PC dan menghambat inovasi. Maaf Bill, Anda lebih bertanggung jawab atas hilangnya USD 400 miliar daripada yang Anda sadari,” tulisnya di X.

    Dalam wawancara dengan CEO Eventbrite Julia Hartz, Gates mengungkap kegagalan Microsoft untuk mendominasi pasar seluler menyebabkan perusahaan kehilangan nilai pasar sekitar USD 400 miliar. Sedangkan platform Android yang rilis di 2008 setahun setelah iPhone, mengguncang industri smartphone.

    Ia menyebut salah satu kesalahan terbesar Microsoft di masa lalu adalah tidak menjadi pemain dominan di industri smartphone. “Kesalahan terbesar dalam sejarah adalah cara saya melakukannya yang membuat Microsoft tidak menjadi seperti Android,” cetus Gates yang dikutip detikINET dari NewsX.

    Microsoft terlambat memasuki arena tersebut. iPhone dirilis tahun 2007 dan Android di 2008, sedangkan Microsoft baru merilis Windows Phone 7 di 2010. Saat itu Apple dan Android telah menguasai pasar. Penundaan disebabkan ketidakmampuan Microsoft menyediakan platform terbuka seperti Android dan iOS, yang membuat developer dan pengguna jadi enggan beralih ke Windows.

    Pendekatan Microsoft terhadap pasar seluler sangat kontras dengan strategi yang diadopsi Apple dan Google. Sementara iOS dan Android berfokus pada pemberian kebebasan lebih kepada pengembang menyesuaikan dan membuat aplikasi inovatif, Microsoft mempertahankan pendekatan yang kaku dan tertutup.

    (fyk/fyk)