Tag: Bill Gates

  • Rahasia Sukses Bill Gates: Didikan Orang Tua

    Rahasia Sukses Bill Gates: Didikan Orang Tua

    Jakarta

    Bill Gates menilai sebagian besar kesuksesannya berasal dari cara orang tuanya membesarkannya. Ayahnya, William Gates Sr., sangat percaya filosofi pengasuhan yang disebut ‘cinta dan logika’. Sang ayah menetapkan batasan jelas untuk anak-anak dan menegakkannya dengan tenang disertai empati.

    “Jelas bagi saya dunia adalah tempat yang berada di bawah kendalinya,” kata Gates. Ayahnya selalu berusaha tetap tenang dan selalu dapat diprediksi, bahkan ketika anak-anaknya bandel.

    “Dia tidak pernah panik. Dia tidak pernah harus menunjukkan emosi atau menggunakan emosi terhadap saya, bahkan ketika saya bersikap sangat keras kepala,” imbuhnya yang dikutip detikINET dari CNBC.

    Gates adalah anak yang bikin frustrasi. Ia berselisih dengan ibunya, menolak meninggalkan kamar di mana ia menghabiskan berjam-jam membaca buku, bahkan membentak jika ibunya coba memancingnya keluar.

    Orang tuanya khawatir tentang kesulitannya di sekolah, di mana ia sering tak tertarik mengerjakan tugas. Gates menyebabkan begitu banyak kekacauan sehingga mereka membawanya ke terapis.

    Daripada bereaksi berlebihan dengan meninggikan suara atau memberi hukuman keras, ayah Gates selalu menggunakan akal sehat, perhatian, dan ketenangan. Gates Sr. percaya pada aturan yang jelas dan menegakkannya dengan cara yang dapat diprediksi.

    Itu merupakan inti dari filosofi Cinta dan Logika yang pertama kali dipopulerkan tahun 1970-an oleh Foster Cline, psikiater anak, dan Jim Fay, seorang pendidik. Bagi Gates Sr., itu sering kali berarti pulang dari pekerjaannya sebagai pengacara dan dengan tenang meredakan konflik apa pun yang muncul antara Gates dan ibunya.

    Seiring waktu, pengaruh ayahnya yang menenangkan membantu Gates mengendalikan ledakan emosinya dengan lebih baik. Sang ibu Mary Gates cenderung lebih bersemangat dan membantu membentuk motivasi putranya untuk berhasil.

    “Ada sesuatu tentang hubungan saya dengan ibu yang membuat saya sangat ingin berhasil sehingga tidak akan ada pertanyaan tentang kekecewaan,” kata Gates.

    Dia juga memuji orang tuanya karena berpikiran terbuka menghadapi anak yang sulit. Mereka memberi kebebasan mengeksplorasi minat dan keingintahuan, termasuk menghabiskan waktu di kamar untuk membaca atau pergi mendaki dengan teman. Mereka selalu mendorong keingintahuannya dan menghormati minatnya.

    “Itu cara yang sangat menakjubkan bahwa mereka menghadapi apa pun kecenderungan alami saya dan benar-benar mendorongnya maju,” katanya. Bill Gates pun kemudian mengadopsi filosofi ayahnya ketika dia dan istrinya Melinda memiliki tiga anak.

    (fyk/fyk)

  • Kelakuan Bill Gates Remaja Terungkap, Menyelinap Pulang Jam 2 Pagi

    Kelakuan Bill Gates Remaja Terungkap, Menyelinap Pulang Jam 2 Pagi

    Jakarta, CNBC Indonesia – Seperti remaja pada umumnya, Bill Gates mengaku pernah menyelinap dari rumah sampai jam dua pagi. Dia melakukannya untuk menulis code komputer.

    Alasan Gates kabur karena tidak ada komputer besar dan mahal di rumah mereka saat itu. Selain itu, ia ingin menghabiskan lebih banyak waktu untuk memahami teknologi.

    Orang tuanya terlalu sibuk dengan karier mereka sendiri, ayahnya adalah seorang pengacara dan ibunya adalah seorang aktivis masyarakat. Orang tuanya bahkan tak sadar bahwa anak remaja mereka menyelinap keluar rumah, demikian penuturan Gates, dikutip dari CNBC Internasional, Senin (24/2/2025).

    “Saya beruntung karena mendapat perlakuan bebas,” kata Gates.

    Gates mendapatkan kesepakatan dengan sebuah perusahaan lokal di Seattle yang memberinya waktu tak terbatas untuk menggunakan komputer, dan menghabiskan waktu sekitar empat bulan untuk menulis kode perangkat lunak, dalam buku barunya, “Source Code,” yang diterbitkan awal bulan ini.

    Pengalaman ini sangat berharga bagi progress Gates sebagai pembuat kode yang terampil.

    “Kami masih anak-anak… tak satu pun dari kami yang memiliki pengalaman menggunakan komputer,” tulis Gates.

    “Tanpa keberuntungan berupa waktu luang di depan komputer, sebut saja 500 jam pertama saya, 9.500 jam berikutnya mungkin tidak akan pernah terjadi,” ujar pendiri Microsoft itu.

    Ketika Gates semakin mahir dalam coding, ia mulai berpikir tentang kemungkinan penerapan keterampilan barunya di dunia nyata, seperti menulis perangkat lunak untuk komputer pribadi dan ide meluncurkan Microsoft.

    Ide tersebut tidak akan pernah ia alami, jika ia hanya berdiam diri di kamar tidur setiap malam, kata dia.

    Kebebasan dari orang tua

    Dalam buku tersebut, Gates menulis tentang beberapa kebebasan yang diberikan oleh orang tuanya yang berpikiran terbuka. Seperti mengizinkannya menghabiskan waktu berjam-jam untuk membaca dan berpikir di kamarnya, serta membiarkannya pergi mendaki gunung selama seminggu di pegunungan sekitar Seattle tanpa pengawasan orang dewasa.

    Pada usia 13 tahun, ia mulai rutin naik bus lintas kota selama 20 menit ke sebuah kantor untuk mengerjakan coding perangkat lunak hingga larut malam, tanpa sepengetahuan orang tuanya.

    “Mengapa saya membuang-buang waktu di sini ketika saya bisa berada di depan komputer?” kenangnya.

    Sebuah perusahaan lokal, Computer Center Corp, menugaskan Gates dan teman-temannya di klub komputer di Seattle’s Lakeside School, termasuk salah satu pendiri Microsoft, Paul Allen, untuk mengidentifikasi kesalahan (bug) dalam kode pemrograman.

    Perusahaan memberi mereka waktu tak terbatas untuk menulis dan menguji kode mereka sendiri, termasuk akses setelah jam kerja.

    “Tidak ada yang bertanya-tanya mengapa ada anak kecil yang keluar sendirian pada jam segitu,” tulis Gates. Kadang-kadang ia berjalan kaki selama 45 menit ke rumah jika ia ketinggalan bus terakhir pada jam 2 pagi.

    Ketika orang tuanya tahu mereka mereka hanya berkata, “Hei, ayolah, kamu harus tidur. Kamu tidak seharusnya melakukan hal seperti itu,” ujar Gates.

    Mengenai ketiga anaknya yang kini sudah dewasa, Gates mengatakan bahwa ia ingin mengetahui jika mereka menyelinap keluar di tengah malam.

    “Saya jelas merupakan orang tua yang lebih jeli, dengan bantuan besar dari [mantan istri Melinda French Gates],” katanya.

    Anak-anaknya “tumbuh dengan sangat baik,” kata Gates. “Jadi, saya kira, ada banyak jalan menuju kesuksesan,”.

    (dem/dem)

  • Kelakuan Bill Gates di Usia 13 Tahun, Jauh dari Kebiasaan Remaja Umumnya

    Kelakuan Bill Gates di Usia 13 Tahun, Jauh dari Kebiasaan Remaja Umumnya

    Jakarta

    Seperti remaja badung pada umumnya, Bill Gates mengaku pernah menyelinap dari rumah jam sampai dua pagi. Bedanya, dia melakukannya untuk menulis code komputer. Hmm, baik.

    Ditulis CNBC, alasan Gates kabur adalah tidak ad yang memiliki komputer besar dan mahal di rumah mereka saat itu. Selain itu, ia ingin menghabiskan lebih banyak waktu untuk memahami teknologinya.

    Orang tuanya terlalu sibuk dengan karier mereka sendiri. Diketahui bahwa ayahnya adalah seorang pengacara, dan ibunya adalah seorang aktivis sipil. Alhasil itu membuatnya tidak pernah ketahuan tiap pergi diam-diam dari rumah.

    Gates beruntung mendapatkan kesepakatan dengan perusahaan lokal di daerah Seattle yang memberinya waktu komputer tanpa batas, dan menghabiskan sekitar empat bulan dengan fokus penuh pada penulisan kode perangkat lunak, menurut memoar barunya ‘Source Code’. Pengalaman itu sangat berharga bagi perkembangannya sebagai pembuat kode yang terampil.

    “Kami masih anak-anak … tidak seorang pun dari kami memiliki pengalaman komputer yang sesungguhnya. Tanpa keberuntungan berupa waktu luang di depan komputer itu – sebut saja 500 jam pertama saya – 9.500 jam berikutnya mungkin tidak akan pernah terjadi sama sekali,” tulis Gates.

    Seiring Gates menjadi lebih ahli dalam membuat kode, ia mulai memikirkan kemungkinan penerapan keterampilan barunya di dunia nyata. Dia mulai coding untuk perangkat lunak pada komputer pribadi, Microsoft. Kata Gates, ini adalah sebuah pencerahan yang mungkin tidak pernah ia alami, jika ia tetap berada di kamar tidurnya setiap malam.

    “Mengapa saya membuang-buang waktu di sini ketika saya bisa berada di depan komputer?” pikir Gates.

    Dalam buku tersebut, laki-laki kelahiran 28 Oktober 1955 itu menulis tentang beberapa kebebasan yang diberikan oleh orang tuanya yang berpikiran terbuka. Mereka mengizinkannya menghabiskan waktu berjam-jam untuk membaca dan berpikir di kamarnya, serta membiarkannya melakukan pendakian selama seminggu di pegunungan sekitar Seattle tanpa pengawasan orang dewasa.

    Pada usia 13 tahun, ia mulai rutin naik bus lintas kota selama 20 menit ke kantor untuk mengerjakan kode perangkat lunak larut malam. Semua tanpa sepengetahuan orang tuanya.

    Sebuah perusahaan lokal, Computer Center Corp., telah menugaskan Gates dan teman-temannya di klub komputer di Lakeside School Seattle, termasuk calon pendiri Microsoft Paul Allen, untuk mengidentifikasi bug dalam kode pemrogramannya. Perusahaan memberi mereka waktu tak terbatas untuk menulis dan menguji kode mereka sendiri. Sebagai gantinya, mereka mendapat akses perangkat di luar jam kerjanya.

    “Tidak seorang pun tampak heran mengapa seorang anak keluar sendirian pada jam itu,” tulis Gates.

    Ia terkadang berjalan kaki 45 menit pulang jika ia ketinggalan bus terakhir malam itu pukul 2 pagi. Dia pun menulis ulang kode di kepalanya. Mengabaikan para mahasiswa yang baru keluar dari bar atau kedai kopi.

    Sampai suatu hari, orang tuanya akhirnya mengetahuinya. “Mereka berkata ‘Hei, ayolah, kamu harus tidur. Kamu tidak seharusnya melakukan hal-hal itu’,” kisahnya.

    Bicara soal ketiga anaknya sendiri, yang sekarang sudah dewasa, Gates mengatakan dia ingin berpikir bahwa dia akan tahu jika mereka keluar diam-diam di tengah malam. Itu juga sesuatu yang tidak akan pernah dia setujui sebagai seorang ayah.

    “Saya jelas merupakan orang tua yang lebih jeli, dengan bantuan besar darinya (mantan istri Gates, Melinda French — red),” katanya.

    “(Anak-anak) semuanya tumbuh dengan sangat baik. Jadi, saya kira, ada banyak jalan menuju kesuksesan,” simpul sang filantropi.

    (ask/rns)

  • Beberkan Tanda Kiamat, Bill Gates Tunjuk Indonesia

    Beberkan Tanda Kiamat, Bill Gates Tunjuk Indonesia

    Jakarta, CNBC Indonesia – Pendiri Microsoft dan seorang filantropis Bill Gates mengungkapkan tanda gas rumah kaca yang dihasilkan Bumi. Dalam pemaparannya, dia juga membawa nama Indonesia.

    Dia mengungkapkan aktivitas Bumi menghasilkan 51 miliar ton gas rumah kaca setiap tahun. Setidaknya 7% di antaranya berasal dari produksi lemak dan minyak hewan dan tumbuhan.

    Masyarakat Bumi, Gates meminta untuk bisa memperbaiki angka tersebut agar bisa memperbaiki masalah terkait perubahan iklim. “Untuk memerangi perubahan iklim, kita harus mengubah angka tersebut ke nol,” kata dia.

    Namun, dia tak serta merta melarang penggunaan lemak hewan. Sebab Gates menyadari menghilangkan ketergantungan manusia akan lemak hewan tidak realistis.

    Lemak hewan sendiri menyimpan nutrisi dan kalori yang dibutuhkan manusia. Ternyata da cara untuk tetap bisa menggunakannya tanpa harus menghasilkan emisi, menyiksa hewan dan menghasilkan zat kimia berbahaya melalui startup bernama Savor yang juga dia danai.

    Savor menciptakan lemak dari sebuah proses dengan karbondioksida dari udara dan hidrogen dari air. Berikutnya senyawa dipanaskan dan dioksidasi menjadi pemisahan komponen asam yang menciptakan formulasi lemak.

    Menurut Gates, lemak yang dihasilkan memiliki molekul yang sama dengan susu, keju, sapi dan juga minyak nabati.

    Selain terkait lemak hewan, Gates menyoroti soal dampak dari minyak sawit. Ini dikonsumsi dalam makanan sehari, mulai dari kue, mie instan, krim kopi, makanan beku hingga make up, dan sabun badan.

    Sawit asli dari Afrika Barat dan Tengah ternyata berasal dari pohon yang ada di garis khatulistiwa. Pada akhirnya menyebabkan penggundulan hutan karena mengubahnya menjadi lahan sawit.

    Dampaknya membuat perubahan iklim, karena pembakaran hutan akan menciptakan emisi yang terlalu banyak di atmosfer serta mengakibatkan peningkatan suhu.

    Topik ini juga yang membuatnya menyoroti Indonesia. Bersama Malaysia, terjadi kejadian serupa di dua negara dan pada akhirnya menyumbangkan emisi secara global.

    “Pada 2018, kehancuran yang terjadi di Malaysia dan Indonesia saja sudah cukup parah hingga menyumbang 1,4% emisi global. Angka itu lebih besar dari seluruh negara bagian California dan hampir sama besarnya dengan industri penerbangan di seluruh dunia,” jelas Gates.

    Namun kembali, dia menyadari minyak sawit tak mudah untuk digantikan. Ini disebabkan harganya yang murah, tidak berbau, dan melimpah.

    Gates menjelaskan sejumlah perusahaan berusaha mengatasi masalah tersebut. Misalnya C16 Bioscience, Gates sudah pernah membicarakannya sejak 2017 lalu.

    C16 menembakkan produk dari mikroba ragi liar dengan proses fermentasi yang tidak menghasilkan emisi sama sekali. Hasilnya memang berbeda secara kimiawi, namun kandungannya terdapat asam lemak yang sama jadi bisa juga digunakan.

    “Minyak ini sama alaminya dengan minyak sawit, hanya saja tumbuh pada jamur, bukan pada pohon. Sama dengan Savor, proses C16 sepenuhnya bebas dari pertanian. ‘Pertanian’-nya adalah sebuah laboratorium di tengah kota Manhattan,” tuturnya.

    (mkh/mkh)

  • Bill Gates Kasih Peringatan Petaka, Dunia Makin Suram

    Bill Gates Kasih Peringatan Petaka, Dunia Makin Suram

    Jakarta, CNBC Indonesia – Bill Gates memberikan warning kepada generasi muda bahwa ada banyak tantangan yang akan mereka hadapi di masa depan.

    Ia mengatakan jika saat ini dirinya berada di usia muda, akan ada banyak hal yang lebih menakutkan dari hanya sekadar bom atom.

    Gates, pendiri Microsoft dan Gates Foundation, berbagi perspektifnya tentang risiko yang terus berkembang di tengah masyarakat sekarang.

    “Hari ini saya pikir kita akan menambahkan (kekhawatiran) soal perubahan iklim, bioterorisme/pandemi, dan menjaga kendali atas AI dalam beberapa bentuk,” ujar Gates dalam sebuah wawancara, dikutip dari Business Insider, Rabu (19/2/2025).

    “Jadi, Anda tahu, sekarang kita memiliki empat catatan kaki,” imbuhnya.

    Gates juga menggambarkan polarisasi sosial sebagai sebuah masalah, dan menambahkan generasi muda sekarang seharusnya “takut” akan hal-hal tersebut.

    Ini bukan pertama kalinya Gates mengidentifikasi masalah-masalah di era modern. Dalam sebuah posting blog di 2023, Gates mengatakan bahwa seiring bertambahnya jumlah keluarganya, bertambah pula keinginannya untuk memperbaiki dunia.

    “Seorang cucu membuat Anda berpikir tentang bagaimana kita memastikan masa depan yang lebih baik, politik, kesehatan, iklim, dan lain-lain,” tulisnya.

    Gates berpendapat bahwa masyarakat sedang mengalami kelangkaan kecerdasan. Namun ia percaya bahwa AI dapat memberikan solusi, bukan masalah.

    Meskipun beberapa orang telah memperingatkan potensi bencana AI, Gates berpikir bahwa AI dapat dimanfaatkan secara produktif.

    “Kita tidak memiliki banyak ahli medis, Anda tahu, orang-orang yang bisa menguasai segala hal, atau orang-orang yang bisa memberikan les matematika di pusat kota,” kata Gates.

    “Dan kita memiliki kekurangan kecerdasan, jadi kita menggunakan sistem pasar ini untuk mengalokasikannya,” imbuhnya.

    Terlepas dari tantangan-tantangan yang ada, Gates mengatakan bahwa ia masih berharap masyarakat di masa depan bisa mendapat kualitas hidup yang lebih baik dan mengatasi risiko-risiko yang ada.

    “Alzheimer, obesitas, kita akan memiliki obat untuk HIV, kita akan menyingkirkan polio, campak, malaria. Laju inovasi saat ini lebih besar dari sebelumnya,” ujar dia.

    Meskipun rasa takut sering kali menjadi halangan, Gates percaya bahwa rasa takut bisa menjadi kekuatan yang membangkitkan semangat bagi generasi muda.

    (fab/fab)

  • Pengakuan Bill Gates Liar Banget di Masa Remaja

    Pengakuan Bill Gates Liar Banget di Masa Remaja

    Jakarta

    Dikenal genius sejak kecil, Bill Gates ternyata juga bandel di masa mudanya. Sang pendiri Microsoft belakangan memang banyak melakukan wawancara terkait penerbitan buku biografinya yang berjudul Source Code.

    Saat remaja, dia mengaku pernah mencoba alkohol, ganja, sampai LSD. Dia menghisap ganja di masa SMA agar terlihat keren di mata wanita. “Itu tidak berhasil tapi aku mencobanya,” cetusnya seperti dikutip detikINET dari Benzinga.

    Bill Gates mengaku terpengaruh Paul Allen, sobatnya yang bersamanya mendirikan Microsoft, juga idolanya musisi Jimi Hendrix. “Semua yang kulakukan, aku menyalahkan dia (Paul) dan Jimi Hendrix,” katanya dalam wawancara dengan majalah People.

    Gates yang saat ini berusia 69 tahun, mengungkap bahwa Paul yang memperkenalkannya pada seks, narkoba dan rock n roll. “Dia jauh lebih berpengalaman dariku di semua hal itu, di mana aku belum pernah mencoba dua yang pertama dan tak tahu sama sekali mengenai yang ketiga,” papar Gates.

    Saat pertama kalinya mencoba LSD, Gates berkisah dampaknya berlangsung lama di kepalanya. Paul juga menyuruhnya minum alkohol. “Dia memberiku banyak whisky yang rasanya tidak kusukai karena di malam itu, aku minum terlalu banyak,” tutur Gates.

    Paul Allen dua tahun lebih tua dari Bill Gates dan sama-sama pintar, tapi ternyata bandel. Gates mengaku berhenti memakai LSD saat berusia sekitar 21 tahun. Sekitar 10 tahun kemudian, dia menjadi miliarder termuda di dunia berkat kesuksesan Microsoft.

    Di buku biografinya itu, Bill Gates memang mengungkap banyak kisah riwayat hidupnya dengan cukup mendetail, terutama pada masa-masa sebelum dia mendirikan Microsoft.

    (fyk/fyk)

  • Bill Gates Bawa-Bawa Indonesia, Beberkan Tanda Kiamat Bumi

    Bill Gates Bawa-Bawa Indonesia, Beberkan Tanda Kiamat Bumi

    Jakarta, CNBC Indonesia – Setiap tahun, aktivitas di Bumi menghasilkan 51 miliar ton gas rumah kaca. Sebanyak 7% berasal dari produksi lemak dan minyak dari hewan dan tumbuhan.

    Hal tersebut diungkap pendiri Microsoft sekaligus filantropis kawakan, Bill Gates, melalui blog personalnya.

    “Untuk memerangi perubahan iklim, kita harus mengubah angka tersebut ke nol,” kata dia, dikutip, Sabtu (2/3/2024).

    Kendati demikain, Gates sadar bahwa rencana untuk menghilangkan konsumsi lemak hewan bagi manusia tidak realistis. Pasalnya, manusia sudah tergantung dengan lemak hewan dengan alasan yang logis.

    Lemak hewan menyimpan nutrisi dan kalori yang dibutuhkan oleh manusia. Namun, ada cara yang bisa dilakukan untuk mengambil lemak tanpa memproduksi emisi, menyiksa hewan, dan menghasilkan zat kimia berbahaya.

    Solusinya, kata Gates, sudah ditemukan oleh startup bernama ‘Savor’. Gates turut menjadi salah satu investornya.

    Savor menciptakan lemak dari sebuah proses yang melibatkan karbondioksida dari udara dan hidrogen dari air. Senyawa tersebut lalu dipanaskan dan dioksidasi sehingga terjadi pemisahan komponen asam yang menciptakan formulasi lemak.

    Gates mengklaim lemak yang dihasilkan memiliki molekuk serupa yang ditemukan dari susu, keju, sapi, dan minyak nabati.

    Indonesia dan Malaysia Biang Kerok Masalah Sawit

    Selain produksi lemak hewan yang merusak lingkungan, Gates juga menyoroti faktor yang menciptakan dampak lebih besar yakni minyak sawit.

    “Saat ini, minyak sawit adalah lemak nabati yang paling banyak dikonsumsi di seluruh dunia. Sebagian ditemukan pada makanan sehari-hari seperti kue, mie instan, krim kopi, makanan beku, hingga makeup, sabun badan, odol, deterjen, deodoran, makanan kucing, formula bayi, dan sebagainya. Bahkan, minyak sawit juga digunakan untuk biofuel dan mesin diesel,” ia menuturkan.

    Gates menegaskan bahwa masalah pada minyak sawit bukan soal penggunaannya, tetapi bagaimana proses menghasilkannya. Mayoritas jenis sawit asli jenis Afrika Barat dan Tengah tidak tumbuh di banyak wilayah. Pohon itu hanya tumbuh subur di tempat-tempat yang dilewati garis khatulistiwa.

    “Hal ini menyebabkan penggundulan hutan di area-area khatulistiwa untuk mengonversinya menjadi lahan sawit,” kata Gates.

    Proses ini berdampak buruk bagi keragaman alam dan menyebabkan pukulan telak bagi perubahan iklim. Pembakaran hutan menciptakan emisi yang banyak di atmosfer dan mengakibatkan peningkatan suhu.

    “Pada 2018, kehancuran yang terjadi di Malaysia dan Indonesia saja sudah cukup parah hingga menyumbang 1,4% emisi global. Angka itu lebih besar dari seluruh negara bagian California dan hampir sama besarnya dengan industri penerbangan di seluruh dunia,” Gates menjelaskan.

    Sayangnya, Gates mengakui bahwa peran minyak sawit sulit tergantikan. Sebab, komoditas sawit murah, tidak berbau, dan melimpah.

    “Minyak sawit juga satu-satunya minyak nabati dengan keseimbangan lemak jenuh dan tak jenuh yang hampir sama, itulah sebabnya minyak ini sangat serbaguna. Jika lemak hewan adalah bahan utama dalam beberapa makanan, maka minyak sawit adalah pemain tim yang dapat bekerja untuk membuat hampir semua makanan dan barang-barang non-makanan menjadi lebih baik,” Gates menjelaskan.

    Untuk alasan-alasan tersebut, Gates mengatakan sudah ada perusahaan-perusahaan yang mencoba mengatasinya. Salah satunya C16 Biosciences yang berupaya membuat alternatif minyak sawit.

    Sejak 2017, Gates mengatakan C16 mengembangkan produk dari mikroba ragi liar menggunakan proses fermentasi yang tidak menghasilkan emisi sama sekali.

    Meski secara kimiawi berbeda dari minyak sawit konvensional, namun minyak C16 mengandung asam lemak yang sama, sehingga dapat digunakan untuk aplikasi serupa.

    “Minyak ini sama alaminya dengan minyak sawit, hanya saja tumbuh pada jamur, bukan pada pohon. Sama dengan Savor, proses C16 sepenuhnya bebas dari pertanian. ‘Pertanian’-nya adalah sebuah laboratorium di tengah kota Manhattan,” kata Gates.

    (fsd/fsd)

  • Bill Gates soal Larangan Medsos Remaja di Bawah 16 Tahun: Cerdas

    Bill Gates soal Larangan Medsos Remaja di Bawah 16 Tahun: Cerdas

    Jakarta

    Co-Founder Microsoft Bill Gates sebut larangan pemakaian media sosial untuk anak di bawah 16 tahun adalah ‘hal cerdas’. Dia mengomentari kebijakan Australia untuk menerapkan ban semua platform teknologi pada mereka yang berusia 16 tahun ke bawah.

    Dikutip dari MSN, berdasarkan aturan baru yang akan berlaku penuh dalam setahun, platform seperti Instagram, TikTok, dan Facebook akan diminta memblokir pengguna di bawah 16 tahun atau menghadapi denda hingga AUD 49,5 juta (sekitar Rp 506 miliar lebih).

    Berbicara tentang hubungannya sendiri dengan teknologi saat masih anak-anak, Gates mengatakan kepada BBC bahwa segala sesuatu yang muncul dapat digunakan secara berlebihan. Misalnya, ada saja orang yang menganggap anak-anak mereka terlalu banyak membaca sehingga mereka harus keluar dan bermain.

    Nah, ketika ditanya bahwa hal yang sama berlaku untuk ponsel, miliarder itu melanjutkan.

    “Saya pikir itu legit, hal yang sama berlaku untuk video game, jejaring sosial, bahkan lebih. Kita tahu kita harus banyak berpikir, terutama tentang bagaimana anak-anak menggunakannya, tetapi juga ketika orang dewasa melakukannya,” ujarnya.

    Menariknya, Gates sempat ditanya apakah ia punya pandangan sendiri soal usia berapa cucunya sendiri boleh mengakses media sosial, ia menjawabnya.

    “Saya pikir ide untuk menahan anak-anak sampai usia 16 tahun, yang tampaknya akan dicoba dilakukan Australia, saya pikir akan menarik untuk melihat apakah itu bermanfaat. Saya pikir ada kemungkinan besar itu adalah hal yang cerdas,” ungkapnya.

    Di Indonesia sendiri, Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) bakal menerapkan aturan pembatasan usia mengakses media sosial. Dalam menyusun regulasi pembatasan anak-anak akses medsos, Menkomdigi berkoordinasi dengan Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Menteri Agama serta Menteri Kesehatan.

    Sementara itu, Tim Penguatan Regulasi Perlindungan Anak di Ranah Digital yang dibentuk oleh Menkomdigi diisi oleh perwakilan pemerintah, akademisi, praktisi, dam perwakilan LSM anak.

    Komdigi mengutip data National Center for Missing and Exploited Children (NCMEC) yang mencatat konten kasus pornografi anak Indonesia dalam empat tahun terakhir mencapai 5.566.015 kasus. Jumlah ini merupakan yang terbanyak ke-4 di dunia dan tertinggi ke-2 di ASEAN.

    Data Badan Pusat Statistik tahun 2021 juga mencatat bahwa 89% anak usia lima tahun ke atas menggunakan internet hanya untuk mengakses media sosial, sehingga berisiko terpapar konten berbahaya.

    (ask/ask)

  • Bill Gates Kasih Peringatan Petaka, Dunia Makin Suram

    Bill Gates Takut Elon Musk Tak Becus, Ungkit Pengalamannya

    Jakarta, CNBC Indonesia – Badan Pembangunan Internasional Amerika Serikat (US Agency of International Development/USAID) mau ditutup oleh Presiden AS Donald Trump.

    Rencananya, USAID akan digabungkan ke Departemen Luar Negeri AS. Bill Gates pun melontarkan kritikannya, khususnya pada Elon Musk yang menjadi dewan penasihat Trump, dan sekaligus mendapat tugas terkait peleburan USAI ke Deplu AS.

    Pendiri Microsoft itu menyatakan khawatir tentang potensi pengurangan USAID dan jika peleburan itu bener-benar terjadi, Gates menilai tindakan tersebut dapat mengakibatkan jutaan kematian.

    Diketahui selama ini USAID mendistribusikan miliaran dolar bantuan kemanusiaan di seluruh dunia. Elon sering mengkritik lembaga tersebut, menyebutnya sebagai badan yang tidak transparan dan merupakan badan sayap kiri yang tak bertanggung jawab pada Gedung Putih.

    “Elon, pekerjaan sektor swastanya, Anda tahu, sangat inovatif, sangat fantastis. Banyak orang dari sektor swasta, ketika mereka masuk ke pemerintahan, mereka tidak meluangkan waktu untuk melihat apa pekerjaan yang baik atau mengapa pekerjaan itu terstruktur seperti itu, jadi saya sedikit khawatir, terutama dengan hal-hal yang dilakukan USAID ini,” ujar Gates dalam wawancara dikutip dari New York Post, Kamis (6/2/2025).

    Gates cerita kalau yayasannya, Gates Foundation, bermitra dengan USAID dalam hal nutrisi dan penyebaran vaksin. Menurutnya lembaga itu banyak orang-orang yang luar biasa.

    “Jadi, mudah-mudahan kita akan mengembalikan sebagian dari pekerjaan itu ke organisasi semula. Faktanya, jika kita tidak melakukannya, bisa jadi jutaan orang meninggal,” tambah Gates.

    Menurut Gates, jumlah bantuan dari AS untuk USAID sebenarnya sangat kecil dibandingkan kekayaan yang dimiliki negara, tapi dampaknya besar bagi dunia.

    Namun sepertinya keputusan Trump yang didukung Elon Musk untuk menutup USAID sudah bulat.

    “Orang-orang berpikir, wow, berapa banyak yang kita berikan kepada negara-negara ini, seperti yang Anda katakan, kurang dari satu persen. Orang mengira jumlahnya 5%, dan seharusnya 2%, tapi sebenarnya kurang dari 1%,” jelasnya.

    Para staf USAID diberitahu melalui email bahwa kantor pusat USAID di Washington akan ditutup pada Senin.

    Beberapa staf melaporkan bahwa mereka tidak bisa masuk ke sistem komputer USAID hanya dalam waktu semalam.

    Orang-orang yang masih berada di dalam sistem mendapatkan email yang menyatakan bahwa “atas arahan pimpinan Badan,” fasilitas kantor pusat akan ditutup untuk personil Badan pada hari Senin, 3 Februari.”

    Musk sempat menyinggung USAID di platform media sosialnya, X, dengan menulis, “USAID adalah organisasi kriminal. Saatnya untuk mati.”

    (dem/dem)

  • Bill Gates Kesal Elon Musk Berulah: Jutaan Orang Bisa Mati

    Bill Gates Kesal Elon Musk Berulah: Jutaan Orang Bisa Mati

    Jakarta

    Presiden Amerika Serikat Donald Trump mau menutup Badan Pembangunan Internasional Amerika Serikat (US Agency of International Development/USAID). Rencananya, USAID akan digabungkan ke Departemen Luar Negeri AS. Bill Gates pun melontarkan kritikannya, khususnya pada Elon Musk.

    Penasehat Trump, Elon Musk, mendapat tugas terkait peleburan USAI ke Deplu AS. Selama ini USAID mendistribusikan miliaran dolar bantuan kemanusiaan di seluruh dunia. Musk sering melontarkan kritik ke USAID, menyebutnya badan sayap kiri yang tak bertanggung jawab pada Gedung Putih.

    Bill Gates yang memang berkecimpung di aktivitas kemanusiaan, cemas bahwa menurunnya bantuan dari USAID atau bahkan penutupan dan pemberhentian para pegawainya akan mengakibatkan jutaan kematian di seluruh dunia. Dia juga mengkritik Elon Musk karena bertindak serampangan.

    “Elon, pekerjaannya di sektor swasta, sangat inovatif, sungguh fantastis. Banyak orang di sektor swasta, saat mereka masuk ke pemerintahan, mereka tak meluangkan waktu melihat apa saja pekerjaan yang bagus atau mengapa pekerjaan itu terstruktur seperti itu, jadi saya agak khawatir, khususnya dengan hal-hal yang berkaitan dengan USAID ini,” kata Gates.

    Dikutip detikINET dari New York Post, sang pendiri Microsoft menanggapi pertanyaan tentang peran Elon Musk di pemerintahan AS yang belakangan ini semakin signifikan.

    “Yayasan saya bermitra dengan USAID dalam hal nutrisi dan penyediaan vaksin dan, Anda tahu, ada orang-orang luar biasa di sana. Jadi, mudah-mudahan kita akan mengembalikan sebagian dari pekerjaan itu ke bentuk semula. Faktanya, jika kita tidak melakukannya, bisa jadi jutaan orang meninggal,” tambah Gates.

    Menurut Gates, jumlah bantuan dari AS untuk USAID sebenarnya sangat kecil dibandingkan kekayaan negara, tapi dampaknya besar bagi dunia. Namun tampaknya, keputusan Trump yang didukung Elon Musk untuk menutup USAID sudah bulat.

    Staf USAID diberi tahu melalui email bahwa kantor pusatnya di Washington akan ditutup untuk para staf. Beberapa staf melaporkan tak dapat mengakses sistem komputer USAID. Orang-orang yang tetap berada dalam sistem tersebut mendapat email yang menyatakan bahwa atas arahan pimpinan, fasilitas kantor pusat akan ditutup untuk personel.

    Musk memang kerap mengkritik keras USAID di platform media sosialnya, X. “USAID adalah organisasi kriminal. Sudah waktunya organisasi itu mati,” tulis orang terkaya dunia itu di salah satu kicauan.

    (fyk/rns)