Tag: Bernard Tambunan

  • Pemasangan alat bantu dengar di Jaksel dipastikan sesuai standar medis

    Pemasangan alat bantu dengar di Jaksel dipastikan sesuai standar medis

    Jakarta (ANTARA) – Suku Dinas Sosial (Sudinsos) Jakarta Selatan (Jaksel) memastikan pemasangan alat bantu dengar (hearing aid) kepada sejumlah warga yang membutuhkan di wilayah tersebut sesuai dengan standar medis.

    “Harus diukur dan dipasang tingkat pendengarannya oleh tenaga medis,” kata Kepala Sudinsos Jakarta Selatan Bernard Tambunan saat dihubungi di Jakarta, Rabu.

    Dia mengatakan terdapat alur dalam pengajuan alat bantu dengar, dan proses pengajuannya itu dibantu oleh petugas Sudinsos Jaksel.

    Jika disetujui, petugas akan menemui warga untuk memberikan pedoman atau tata cara pemakaian alat bantu dengar.

    “Pendengaran terus disesuaikan dengan alatnya, sekalian diajari cara pemakaian yang benar,” ucap Bernard.

    Alur prosedur permintaan alat bantu dengar tersebut, yakni warga mengajukan permohonan. Kemudian, Sudinsos Jaksel mendatangi rumah dan memberikan persyaratan administrasi, seperti Surat Keterangan Tidak Mampu (SKTM) dari kelurahan.

    Jika persyaratannya sudah memenuhi, maka penerima bantuan akan dipanggil dan diberikan alat bantu dengar serta dibimbing untuk pemasangannya.

    “Kalau sudah memenuhi persyaratan, baru kita berikan alatnya. Tapi khusus hearing aid, nanti orangnya diundang ke suku dinas untuk pemasangannya,” ujar Bernard.

    Seperti diketahui, Sudinsos Jakarta Selatan telah menyalurkan sebanyak 811 alat bantu fisik (ABF) berupa kursi roda hingga kaki palsu bagi sejumlah penerima, terutama penyandang disabilitas, untuk menunjang aktivitas sehari-hari mereka.

    Ratusan alat bantu fisik itu terdiri dari 460 kursi roda dewasa, 23 buah kursi roda anak, 260 alat bantu dengar (hearing aid), 30 buah tongkat kaki tiga, 28 buah alat bantu jalan (walker), dan 10 buah kaki palsu.

    Pemberian alat bantu fisik tersebut merupakan upaya Sudinsos Jaksel untuk meningkatkan kesejahteraan dan taraf hidup warga yang membutuhkan sehingga dapat beraktivitas sehari-hari.

    Bagi masyarakat yang ingin mengajukan permohonan bantuan Alat Bantu Fisik, siapkan beberapa dokumen, antara lain Surat Keterangan Tidak Mampu (SKTM) atau PM1, fotokopi KTP atau KIA (untuk anak-anak di bawah usia 17 tahun), fotokopi Kartu Keluarga (KK), serta foto seluruh tubuh.

    Dokumen tersebut dapat disampaikan melalui kelurahan dengan bantuan Petugas Pendamping Sosial (Pendamsos), kecamatan lewat Kepala Satuan Pelaksana Sosial Kecamatan, Suku Dinas Sosial Kota Administrasi lewat Seksi Perlindungan Jaminan Sosial dan Rehabilitasi Sosial, atau langsung ke Kantor Dinas Sosial DKI Jakarta lewat Sub kelompok Rehabilitasi Sosial Penyandang Disabilitas.

    Pewarta: Luthfia Miranda Putri
    Editor: Rr. Cornea Khairany
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Sudinsos Jaksel salurkan bantuan kursi roda dan kaki palsu

    Sudinsos Jaksel salurkan bantuan kursi roda dan kaki palsu

    Jakarta (ANTARA) – Suku Dinas Sosial (Sudinsos) Jakarta Selatan (Jaksel) menyalurkan bantuan berupa kursi roda dan kaki palsu bagi sejumlah penerima, khususnya penyandang disabilitas untuk menunjang aktivitas sehari-hari mereka.

    “Jumlah pengadaan 811 alat bantu fisik (ABF) reguler tahun 2025 melalui Suku Dinas Sosial Jakarta Selatan dan sudah tersalurkan hingga November 2025,” kata Kepala Sudinsos Jakarta Selatan Bernard Tambunan di Jakarta, Senin.

    Dia merinci ratusan alat bantu fisik itu terdiri dari 460 kursi roda dewasa, 23 buah kursi roda anak, 260 alat bantu dengar (hearing aid), 30 buah tongkat kaki tiga, 28 buah alat bantu jalan (walker), dan 10 buah kaki palsu.

    Pemberian alat bantu fisik itu, menurut dia, merupakan upaya Sudinsos Jaksel untuk meningkatkan kesejahteraan dan taraf hidup warga yang membutuhkan sehingga dapat beraktivitas sehari-hari.

    Dia menambahkan bagi warga yang membutuhkan alat bantu fisik lainnya, seperti kursi roda, tongkat kaki tiga dan sebagainya dapat langsung mengajukan permohonan ke Satuan Pelaksana (Satpel) Sosial Kecamatan masing-masing.

    “Untuk masyarakat, silakan mengajukan, nantinya tim kami akan mengunjungi ke lokasi untuk memastikan penyaluran bantuan tepat sasaran,” tutur Bernard.

    Pada 2024, Dinas Sosial DKI Jakarta menyalurkan sebanyak 2.597 unit Alat Bantu Fisik (ABF) untuk penyandang disabilitas.

    Bagi masyarakat yang ingin mengajukan permohonan bantuan Alat Bantu Fisik, siapkan beberapa dokumen, antara lain Surat Keterangan Tidak Mampu (SKTM) atau PM1, fotokopi KTP atau KIA (untuk anak-anak di bawah usia 17 tahun), fotokopi Kartu Keluarga (KK), serta foto seluruh tubuh.

    Dokumen tersebut dapat disampaikan melalui kelurahan dengan bantuan Petugas Pendamping Sosial (Pendamsos), kecamatan lewat Kepala Satuan Pelaksana Sosial Kecamatan, Suku Dinas Sosial Kota Administrasi lewat Seksi Perlindungan Jaminan Sosial dan Rehabilitasi Sosial, atau langsung ke Kantor Dinas Sosial DKI Jakarta lewat Sub kelompok Rehabilitasi Sosial Penyandang Disabilitas.

    Penyaluran ABF itu diharapkan dapat membangun Jakarta menjadi kota yang lebih inklusif sehingga penyandang disabilitas memiliki akses yang sama dan adil dalam berpartisipasi di berbagai aspek kehidupan sosial.

    Pewarta: Luthfia Miranda Putri
    Editor: Rr. Cornea Khairany
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Jaksel salurkan bantuan untuk terdampak kebakaran di Grogol Utara

    Jaksel salurkan bantuan untuk terdampak kebakaran di Grogol Utara

    Jakarta (ANTARA) – Pemerintah Kota Administrasi Jakarta Selatan (Pemkot Jaksel) menyalurkan bantuan untuk terdampak kebakaran di Jalan Juraganan 1 RT 12 dan 13 RW 12, Grogol Utara, Kebayoran Lama, pada Minggu(20/7)

    “Bantuan dari Sudin Sosial Jaksel dan BPBD DKI Jakarta sudah diterima di posko pengungsian,” kata Kasudin Sosial Jakarta Selatan, Bernard Tambunan di Jakarta, Senin.

    Bernard mengatakan pihaknya menyiapkan 250 makanan siap saji untuk makan malam ratusan jiwa yang terdampak peristiwa ini.

    Dia menambahkan, bantuan makanan siap saji akan diberikan kepada penyintas kebakaran tiga kali sehari selama masa tanggap bencana hingga Rabu (23/7), sesuai permintaan kelurahan.

    “Masa tanggap bencana bisa diperpanjang atas permintaan lurah,” ungkapnya.

    Selain makanan siap saji, kata Bernard, pihaknya juga sudah menyalurkan bantuan sandang lainnya seperti handuk, selimut, tikar, pakaian dalam, pakaian anak anak, dewasa dan ibu, makanan bayi dan sebagainya.

    Sementara Lurah Grogol Utara, M Rasyid memaparkan, tenda pengungsian sudah didirikan di lapangan Badminton, Jalan Uranium , samping rumah Ketua RW 12.

    “Bantuan dari Sudin Sosial Jaksel dan BPBD DKI Jakarta sudah diterima di posko pengungsian,” ucap Rasyid.

    Ia menambahkan, kebakaran di Jalan Juraganan 1 RT 12 dan 13 /RW.12, Grogol Utara mengakibatkan 57 kepala keluarga (KK) atau 193 jiwa kehilangan tempat tinggal.

    Kerugian materi ditaksir sebanyak Rp703 juta.

    “Tidak ada korban jiwa dalam musibah kebakaran. Kami hingga saat ini masih terus mendata korban,” ungkapnya.

    Pewarta: Luthfia Miranda Putri
    Editor: Edy Sujatmiko
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Kebakaran Tebet, Sudinsos Jaksel salurkan bantuan ke penyintas

    Kebakaran Tebet, Sudinsos Jaksel salurkan bantuan ke penyintas

    Jakarta (ANTARA) – Suku Dinas Sosial Jakarta Selatan (Sudinsos Jaksel) menyalurkan bantuan bagi para penyintas kebakaran di Jalan Kutilang RW 02, Bukit Duri, Tebet, Jakarta Selatan.

    “Kami akan terus siaga di lokasi,” kata Kepala Sudin Sosial Jakarta Selatan, Bernard Tambunan di Jakarta, Sabtu.

    Bernard mengatakan, usai terjadinya peristiwa kebakaran pada Sabtu pagi itu, pihaknya langsung bergerak cepat mendata dan berkoordinasi terkait bantuan dengan pemerintah setempat.

    “Sesuai data yang kita terima, bantuan langsung kita berikan melalui pengurus RW setempat,” ujarnya.

    Adapun bantuan yang sudah disalurkan yakni, 30 paket kebutuhan keluarga (family kit), 30 paket kebutuhan anak, beras ukuran 20 kilogram (kg) sebanyak tiga karung, 10 dus mi instan, enam botol kecap, tiga dus minyak goreng serta satu dus sarden isi 60 kaleng.

    “Untuk bantuan lainnya, kami masih terus dikoordinasikan. Kemudian untuk makanan siap saji juga, kami sudah buatkan, tinggal nanti mengikuti jumlah permintaannya saja,” katanya.

    Sementara itu, Komandan Pleton BPBD Jakarta Selatan, M Nur menambahkan BPBD sendiri saat ini sedang proses mendirikan tenda posko lapangan di lahan kosong sekitar lokasi kebakaran.

    Kemudian, untuk logistik yang sudah didistribusikan yakni sembilan dus air mineral, enam lembar terpal, 15 lembar matras, 14 paket sembako, 10 paket kebersihan (higienis kit), serta 10 paket anak.

    “Kami akan terus siaga di lokasi hingga masa tanggap bencana ini selesai,” ucap Nur.

    Korban empat tewas akibat kebakaran tiga rumah di Jalan Kutilang 28, RW02, Bukit Duri, Tebet, Jakarta Selatan adalah anak-anak.

    Empat korban jiwa yakni perempuan inisial PL (13), perempuan K (3), laki-laki A (7) dan perempuan A (4).

    Mereka termasuk dalam korban terdampak yakni 10 kepala keluarga (KK) atau 27 jiwa.

    Kemudian, dua orang ibu-ibu terluka inisial A dan M yang bersama dengan empat orang korban jiwa dibawa ke Rumah Sakit Polri.

    Penyebab kebakaran pada area luas yang terbakar sebesar 200 meter persegi (m2) itu diduga karena korsleting aliran listrik dengan taksiran kerugian sekitar Rp674 juta.

    Sebelumnya, kebakaran tersebut dilaporkan terjadi pada Sabtu pagi pukul 06.21 WIB.

    Pewarta: Luthfia Miranda Putri
    Editor: Edy Sujatmiko
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Meski Sekolah Rakyat Ramai Peminat, Ada Calon Siswa di Jaksel yang Mundur
                
                    
                        
                            Nasional
                        
                        25 Juni 2025

    Meski Sekolah Rakyat Ramai Peminat, Ada Calon Siswa di Jaksel yang Mundur Nasional 25 Juni 2025

    Meski Sekolah Rakyat Ramai Peminat, Ada Calon Siswa di Jaksel yang Mundur
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Meski
    Sekolah Rakyat
    disebut-sebut diminati banyak calon siswa, ternyata ada juga peserta yang memilih mengundurkan diri di awal proses pendaftaran.
    Hal itu disampaikan oleh Kepala Suku Dinas Sosial Jakarta Selatan,
    Bernard Tambunan
    , di hadapan
    Menteri Sosial
    (Mensos) Saifullah Yusuf di acara Dialog Menteri Sosial dengan Calon Siswa Sekolah Rakyat di Pusat Pendidikan, Pelatihan, dan Pengembangan Profesi (Pusdiklatbangprof) Margaguna, Jakarta Selatan, Rabu (25/6/2025).
    “Awal kami pendataan, ada saja yang mengundurkan diri. Mungkin mereka belum tahu, atau ada alasan lainnya,” ujar Bernard.
    Meski demikian, Bernard menekankan bahwa para orang tua dan siswa yang kini telah bergabung merupakan bagian dari kelompok yang beruntung karena mendapatkan kesempatan belajar di sekolah yang didesain khusus untuk keluarga kurang mampu.
    “Yang kami harapkan, yang sekarang sudah ada di ruangan ini tidak ada lagi yang mengundurkan diri. Bapak Ibu adalah orang-orang yang beruntung, yang dapat kesempatan,” tambahnya.
    Terkait pertanyaan orang tua mengenai bantuan pendidikan seperti
    Kartu Jakarta Pintar
    (KJP), Bernard menjelaskan bahwa karena seluruh kebutuhan pendidikan sudah ditanggung oleh Sekolah Rakyat, maka kemungkinan besar bantuan tersebut tidak akan diberikan secara terpisah.
    “Beberapa menanyakan ke kami, apakah KJP-nya tetap ada? Tidak, karena Bapak Ibu semua sudah ditanggung di Sekolah Rakyat. Itu mungkin akan ditiadakan karena tidak ada lagi yang perlu dipikirkan untuk keperluan pendidikan,” jelasnya.

    Sekolah Rakyat, menurut Bernard, dirancang untuk memberi solusi menyeluruh, tidak hanya dari segi pembiayaan, tetapi juga pendekatan pendidikan yang membentuk karakter dan disiplin siswa.
    Dia menegaskan bahwa salah satu harapan besar dari hadirnya Sekolah Rakyat adalah untuk menciptakan lingkungan belajar yang positif dan menjauhkan siswa dari aktivitas negatif seperti tawuran.
    “Minimal, Pak Menteri, anak-anak kami ini sudah tidak ada lagi yang mengajak tawuran. Karena kami percaya, di Sekolah Rakyat ini mereka akan diajari, termasuk soal bela negara,” tegas Bernard.
    Ia juga mengajak para siswa untuk mengikuti proses belajar dengan semangat hingga selesai, demi masa depan yang lebih cerah dan untuk bisa membantu keluarga mereka kelak.
    “Anak-anak kami ini harus semangat sampai selesai. Ke depannya, mereka bisa membantu orang tua dan menuju masa depan yang lebih baik,” tutupnya.
    Sebelumnya, Mensos menyebut bahwa Sekolah Rakyat ramai peminat.
    Mengutip keterangan resmi Kemensos, Gus Ipul menegaskan bahwa Sekolah Rakyat adalah program berkelanjutan yang menjadi komitmen negara.
    “Melihat besarnya minat masyarakat dan kesiapan pemerintah daerah, ini akan menjadi salah satu percontohan nasional dalam mengentaskan kemiskinan melalui pendidikan,” ujarnya.
    “Orang tua umumnya sangat mendukung. Setelah dijelaskan, mereka bahkan mengajak keluarga dan tetangga lainnya untuk ikut daftar,” tegas dia.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Hingga Mei 2025, Dinsos Jaksel tangkap 24 pengamen dan 19 pengemis

    Hingga Mei 2025, Dinsos Jaksel tangkap 24 pengamen dan 19 pengemis

    Jakarta (ANTARA) – Suku Dinas Sosial Kota Administrasi Jakarta Selatan telah menangkap sebanyak 364 Pemerlu Pelayanan Kesejahteraan Sosial (PPKS) selama periode Januari hingga Mei 2025.

    “Kami menjangkau sebanyak 364 PPKS dari Januari-Mei 2025 yang nantinya akan dibina,” kata Kepala Suku Dinas Sosial Jakarta Selatan Bernard Tambunan saat dihubungi di Jakarta, Kamis.

    Bernard mengatakan, kategori PPKS yang paling banyak dijangkau selama lima bulan pertama tahun ini adalah kelompok terlantar dengan total 70 orang.

    Kemudian, disusul oleh non-PPKS sebanyak 58 orang, kelompok gelandangan sebanyak 52 orang, disabilitas mental 40 orang dan lanjut usia terlantar 38 orang.

    Penjangkauan juga dilakukan terhadap kategori pemulung sebanyak 42 orang, pengamen 24 orang, pengemis 19 orang serta kategori anak terlantar, anak balita terlantar, waria, parkir liar, hingga penyandang disabilitas.

    “Kegiatan penjangkauan di lapangan ini merupakan bagian dari upaya rehabilitasi sosial dan pemulihan fungsi sosial,” ujarnya.

    Puncak kegiatan penjangkauan tercatat terjadi pada Maret 2025 dengan jumlah 121 orang PPKS yang dijangkau.

    Para PPKS tersebut selanjutnya akan mendapatkan pembinaan dan pelatihan di panti-panti milik Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta sehingga diharapkan ke depannya mereka bisa hidup mandiri.

    Selain mendapatkan bekal pelatihan keterampilan, para PPKS tersebut juga mendapatkan layanan kesehatan dan dipenuhi kebutuhan dasarnya.

    Dalam penanganan, petugas mengedepankan cara persuasif, humanis dan tanpa kekerasan, dengan pendekatan yang menghormati hak asasi dan martabat setiap individu.

    Penjangkauan PPKS menjadi bagian dari strategi jangka panjang untuk menjadikan Jakarta sebagai kota global yang inklusif dan ramah terhadap kelompok marjinal serta memastikan tidak ada warga yang tertinggal dari pelayanan kesejahteraan sosial.

    Pewarta: Luthfia Miranda Putri
    Editor: Sri Muryono
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Jaksel bantu BPJS korban penyiksaan oleh orang tua di Kebayoran Lama

    Jaksel bantu BPJS korban penyiksaan oleh orang tua di Kebayoran Lama

    Jakarta (ANTARA) – Suku Dinas Sosial Jakarta Selatan membantu BPJS Kesehatan untuk anak berinisial MK (7) yang menjadi korban penyiksaan oleh orang tuanya di Pasar Kebayoran Lama.

    “Iya akan dibawa ke RSUD ditangani dulu, nanti sosial bantu BPJS-nya,” kata Kepala Suku Dinas Sosial Jakarta Selatan, Bernard Tambunan saat dihubungi di Jakarta, Rabu.

    Bernard mengatakan saat ini korban tengah menjalani perawatan dan jika sudah dinyatakan sembuh, maka kemungkinan akan dibawa ke panti.

    Pihaknya masih memastikan identitas sang anak maupun orangtua dengan berkoordinasi bersama Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dukcapil) Jakarta Selatan.

    “Kita akan kerjasama dengan pihak BPJS, Dinas Kesehatan dan Dukcapil Jakarta Selatan,” katanya.

    Anak berinisial MK (7) yang diduga disiksa orang tuanya di Pasar Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, mengalami dehidrasi dan luka akibat benda tajam saat ditemukan pertama kali.

    Pada awalnya, Satpol PP Kebayoran Lama sedang melakukan patroli di kawasan Pasar Kebayoran Lama pada Rabu pagi pukul 07.20 WIB.

    Sang anak ditemukan seorang diri dan mengaku telah disiksa oleh orang tuanya. Posisinya di atas kardus dan sedang tertidur di lorong pasar.

    Namun anak tersebut belum bisa memberikan keterangan lebih lanjut terkait penyiksaan atau penganiayaan yang dialami lantaran masih kesulitan bicara.

    Saat ini sang anak yang sebelumnya dirawat di Puskesmas Cipulir II kini dialihkan ke RSUD Kebayoran Lama untuk penanganan lebih lanjut.

    Pewarta: Luthfia Miranda Putri
    Editor: Sri Muryono
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Sudinsos Jaksel gali potensi dan keterampilan PPKS di panti sosial

    Sudinsos Jaksel gali potensi dan keterampilan PPKS di panti sosial

    Jakarta (ANTARA) – Suku Dinas Sosial (Sudinsos) Jakarta Selatan menggali potensi spiritual dan keterampilan Pemerlu Pelayanan Kesejahteraan Sosial (PPKS) di Panti Sosial Bina Insan (PSBI) sebagai upaya rehabilitasi.

    “Sebagai langkah rehabilitasi, bagi PPKS yang masih memiliki potensi untuk mandiri, mereka ditempatkan di PSBI dan diberikan pembinaan melalui berbagai program,” kata Kepala Sudinsos Jakarta Selatan Bernard Tambunan saat dihubungi di Jakarta, Rabu.

    Bernard mengatakan sejumlah pembinaan tersebut mencakup bimbingan agama Islam untuk memperkuat aspek spiritual dan bimbingan fisik senam guna meningkatkan kebugaran jasmani.

    Lalu, bimbingan kesadaran hukum dari Babinsa dan Bhabinkamtibmas agar mereka memahami Peraturan Daerah (Perda) tentang Ketertiban Umum.

    “Untuk bimbingan keterampilan, kami memberikan pelatihan seperti membuat keset bagi laki-laki dan kerajinan mote bagi perempuan,” jelasnya.

    Dengan program itu diharapkan Warga Binaan Sosial (WBS) dapat kembali berfungsi secara sosial, memiliki kesehatan jasmani yang baik, serta memahami aturan yang berlaku, sehingga tidak kembali terjaring dalam operasi penertiban di kemudian hari.

    Pemerintah Kota Jakarta Selatan juga mengajak masyarakat untuk berperan aktif dalam menangani masalah sosial ini.

    Salah satunya dengan memberikan informasi kepada pihak berwenang dan tidak memberikan uang kepada PPKS di jalan, melainkan mengarahkan mereka ke lembaga sosial yang telah tersedia.

    Sudinsos Jakarta Selatan menjaring sebanyak 219 Pemerlu Pelayanan Kesejahteraan Sosial (PPKS) dalam operasi yang digelar sepanjang Januari hingga Maret 2025.

    Berdasarkan data rekapitulasi penjangkauan, kelompok yang paling banyak terjaring adalah gelandangan sebanyak 36 orang, 35 orang terlantar, 33 orang non PPKS, 31 anak jalanan, dan 21 lanjut usia terlantar.

    Pewarta: Luthfia Miranda Putri
    Editor: Syaiful Hakim
    Copyright © ANTARA 2025

  • Sudinsos Jaksel jaring 219 PPKS hingga Maret 2025

    Sudinsos Jaksel jaring 219 PPKS hingga Maret 2025

    Jakarta (ANTARA) – Suku Dinas Sosial (Sudinsos) Jakarta Selatan menjaring sebanyak 219 Pemerlu Pelayanan Kesejahteraan Sosial (PPKS) dalam operasi yang digelar sepanjang Januari hingga Maret 2025.

    “Kami telah menjaring 219 PPKS pada awal 2025,” kata Kepala Sudinsos Jakarta Selatan Bernard Tambunan saat dihubungi di Jakarta, Rabu.

    Berdasarkan data rekapitulasi penjangkauan, kelompok yang paling banyak terjaring adalah gelandangan sebanyak 36 orang, 35 orang terlantar, 33 orang non PPKS, 31 anak jalanan, dan 21 lanjut usia terlantar.

    “Kami mengklasifikasikan PPKS ke dalam beberapa kategori, termasuk pengemis, pemulung, waria, tuna susila, hingga korban penyalahgunaan narkotika,” jelasnya.

    Adapun dalam tiga bulan pertama tahun ini, jumlah PPKS yang terjaring meningkat signifikan, terutama pada bulan Maret yang mencapai 119 orang.

    Seluruh PPKS tersebut dijaring tim reaksi cepat (TRC) yang berkeliling di sejumlah titik rawan pada waktu pagi, siang, dan malam. Kebanyakan titik rawan berada di Fatmawati dan CSW, Kebayoran Baru. Mereka pun langsung dibawa ke panti sosial untuk dilakukan pembinaan.

    Selama berada di panti sosial, mereka mendapatkan layanan kesehatan, bimbingan sosial, serta pelatihan keterampilan.

    Selain melakukan penjangkauan di lapangan, Dinas Sosial Jakarta Selatan juga menerima laporan PPKS yang mengganggu ketertiban dari warga setempat.

    Suku Dinas Sosial Kota Jakarta Selatan menjaring sebanyak 820 Pemerlu Pelayanan Kesejahteraan Sosial (PPKS) selama periode 1 Januari hingga 31 Desember 2024.

    Secara kumulatif, jumlah PPKS yang dijaring di tahun 2024 menurun dibandingkan tahun 2023 dengan jumlah 1.255 orang.

    Pewarta: Luthfia Miranda Putri
    Editor: Syaiful Hakim
    Copyright © ANTARA 2025

  • Sudinsos Jaksel jaring 758 PPKS untuk diberikan pembinaan

    Sudinsos Jaksel jaring 758 PPKS untuk diberikan pembinaan

    Titik rawan PPKS itu biasanya kawasan Fatmawati dan CSW

    Jakarta (ANTARA) – Suku Dinas Sosial Kota Jakarta Selatan menjaring sebanyak 758 Pemerlu Pelayanan Kesejahteraan Sosial (PPKS) untuk diberikan pembinaan di panti sosial milik Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.

    “Hingga kini kami sudah menjaring sebanyak 758 PPKS,” kata Kepala Suku Dinas Sosial Kota Administrasi Jakarta Selatan Bernard Tambunan saat dihubungi di Jakarta, Jumat.

    Bernard mengatakan penjangkauan PPKS ini juga untuk menciptakan lingkungan di Jakarta Selatan yang lebih kondusif.

    Dia merinci sejumlah PPKS itu terdiri dari gelandangan (113), pengamen (136), dan pengemis (59).

    Lalu, pemulung (39), pedagang asongan (11), disabilitas mental atau ODGJ (67) , penyandang disabilitas (5), orang berkebutuhan khusus (2), lanjut usia terlantar (75), anak terlantar (5), anak balita terlantar (125) dan non PPKS (75).

    Nantinya semua PPKS tersebut dijangkau oleh tim reaksi cepat (TRC) yang berkeliling di sejumlah titik rawan pada waktu pagi, siang, dan malam.

    “Titik rawan PPKS itu biasanya kawasan Fatmawati dan CSW,” ujarnya.

    Ratusan PPKS dalam penjangkauan tersebut langsung dibawa ke panti sosial untuk dilakukan pembinaan.

    Selama berada di panti sosial, mereka mendapatkan layanan kesehatan, bimbingan sosial, serta pelatihan keterampilan selama dalam binaan.

    Selain melakukan penjangkauan di lapangan, Dinas Sosial Jakarta Selatan juga menerima laporan PPKS yang mengganggu ketertiban dari warga setempat.

    “Warga bisa melaporkan PPKS yang dikhawatirkan mengganggu keamanan lingkungan melalui Satuan Pelaksana Suku Dinas Sosial kelurahan setempat,” ucapnya.

    Dinas Sosial (Dinsos) Provinsi DKI Jakarta memulangkan 100 orang Pemerlu Pelayanan Kesejahteraan Sosial (PPKS) ke daerah asal masing-masing setelah menjadi binaan di beberapa panti.

    Sebanyak 100 orang PPKS yang dipulangkan, 50 orang menuju Jawa Barat dan 50 orang lainnya ke Jawa Tengah.

    PPKS yang dipulangkan meliputi orang telantar, lansia telantar dan orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) yang sebelumnya telah terpisah dari keluarga mereka.

    Pewarta: Luthfia Miranda Putri
    Editor: Ganet Dirgantara
    Copyright © ANTARA 2024