Tag: BEKA

  • Saat Istri Gus Dur Turun Tangan, Minta Aktivis Pasca-demo Ricuh Dibebaskan
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        24 September 2025

    Saat Istri Gus Dur Turun Tangan, Minta Aktivis Pasca-demo Ricuh Dibebaskan Megapolitan 24 September 2025

    Saat Istri Gus Dur Turun Tangan, Minta Aktivis Pasca-demo Ricuh Dibebaskan
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com –
    Istri Presiden ke-4 RI Abdurrahman Wahid (Gus Dur), Sinta Nuriyah, bersama sejumlah tokoh Gerakan Nurani Bangsa (GNB) menyambangi Polda Metro Jaya pada Selasa (23/9/2025).
    Kedatangan mereka untuk menjenguk sejumlah aktivis yang ditahan usai demonstrasi berujung ricuh pada akhir Agustus 2025.
    Dalam rombongan tersebut hadir sejumlah tokoh nasional, di antaranya Lukman Hakim Saifuddin, Karlina R Supelli, Erry Riyana Hardjapamekas, Inaya Wahid, Gomar Gultom, Komaruddin Hidayat, dan Beka Ulung Hapsara.
    Para tersangka yang dituduh dengan pasal penghasutan ini adalah Delpedro Marhaen, Muzaffar Salim, Syahdan Husein, Khariq Anhar, RAP, dan Figha Lesmana.
    Seusai menjenguk, Sinta Nuriyah menyampaikan, kehadiran GNB merupakan bentuk keprihatinan terhadap penahanan para aktivis, yang menurut dia tidak serta merta bermaksud memusuhi negara.
    “Apalagi yang ditahan adalah para aktivis-aktivis yang belum tentu tujuannya untuk memusuhi,” ujar Sinta.
    Ia menilai para aktivis tersebut merupakan anak bangsa yang ingin mewujudkan Indonesia berdaulat sekaligus bebas berpendapat.
    “Karena itu, dengan adanya itu, mereka mencoba, mereka telah melakukan itu, tetapi ternyata ada kesalahpahaman,” kata Sinta.
    “Mungkin dengan ada satu dua kata yang sedikit melenceng sehingga mereka mendapat perlakuan seperti ini,” tambahnya.
    Sinta kembali menekankan para aktivis itu sesungguhnya berjuang demi kemanusiaan dan kepentingan bangsa.
    Ia juga berharap Direktur Eksekutif Lokataru Foundation, Delpedro Marhaen, bersama kawan-kawannya segera dibebaskan.
    “Inilah tujuan kami, Gerakan Nurani Bangsa, datang kemari untuk meluruskan semuanya itu dan membebaskan semuanya itu,” tegas Sinta.
    Mantan Menteri Agama, Lukman Hakim Saifuddin, menuturkan GNB telah melayangkan surat kepada Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo. Surat tersebut juga ditembuskan kepada Kapolda Metro Jaya Irjen Asep Edi Suheri.
    “(Dalam surat itu) intinya adalah kami berharap mereka-mereka yang melakukan demonstrasi, unjuk rasa secara damai, mudah-mudahan bisa segera dibebaskan,” ujar Lukman.
    Meski demikian, Lukman menekankan apabila penyidik memiliki pandangan berbeda, para aktivis tetap harus dijamin hak asasi manusianya, baik dalam proses hukum maupun melalui mekanisme penangguhan penahanan.
    “Karena penghormatan, perlindungan, dan pemenuhan hak-hak asasi manusia tetap harus bisa terjaga, terpelihara, terawat dengan baik meskipun mereka dalam kondisi ditahan,” katanya.
    Lukman juga memastikan, para tokoh yang hadir dalam kesempatan tersebut siap menjadi penjamin penangguhan penahanan Delpedro Marhaen dan kawan-kawan.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Istri Gus Dur & Tokoh Bangsa ‘Geruduk’ Polda Metro Jaya, Desak Delpedro Dibebaskan

    Istri Gus Dur & Tokoh Bangsa ‘Geruduk’ Polda Metro Jaya, Desak Delpedro Dibebaskan

    Bisnis.com, Jakarta — Sejumlah tokoh bangsa, termasuk istri Presiden Gus Dur Sinta Nuriyah, mendatangi Polda Metro Jaya dan mendesak Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Asep Edi Suheri untuk menangguhkan penahanan semua aktivis, tak terkecuali Delpedro Marhaen.

    Anggota Tim Advokasi untuk Demokrasi, Fian Alaydrus mengemukakan seluruh tokoh bangsa yang dihadirkan ke Polda Metro Jaya pada hari ini Selasa (23/9/2025) siap menjadi penjamin agar seluruh aktivis yang ditahan oleh Polda Metro Jaya beberapa waktu lalu diberi penangguhan penahanan.

    Sejumlah tokoh nasional yang hadir itu di antaranya istri Presiden Gus Dur Sinta Nuriyah, Lukman Hakim Saifuddin, Karlina R Supelli, Erry Riyana Hardjapamekas, Inaya Wahid, Gomar Gultom, Komaruddin Hidayat, dan Beka Ulung Hapsara.

    “Para tokoh nasional ini juga merupakan penjamin dari penangguhan penahanan kepada Delpedro dkk. Jika pak Kapolda menaruh rasa hormat kepada mereka, maka sebaiknya Bapak Kapolda memberi penangguhan penahanan atau SP3 kepada para tahanan,” tuturnya di Polda Metro Jaya, Selasa (23/9).

    Dian menjelaskan bahwa kedatangan para tokoh nasional tersebut merupakan bentuk teguran secara langsung ke Polda Metro Jaya yang sudah melakukan penahanan terhadap para aktivis dengan alasan yang tidak jelas.

    “Kedatangan mereka sekaligus untuk mengatakan hentikan pengkambinghitaman terhadap anak-anak muda yang justru berkontribusi pada pembebasan pelajar yang ditahan,” katanya.

    Berdasarkan catatan Bisnis, Direktur LSM Lokataru Foundation Delpedro Marhaen mendadak ditangkap Polda Metro Jaya tanpa alasan yang jelas. 

    Hal tersebut terungkap dari unggahan akun Instagram resmi @lokataru_foundation. Akun tersebut menuliskan bahwa Delpedro Marhaen dijemput paksa oleh polisi yang bertugas di Polda Metro Jaya pada Senin (1/9/2025) sekitar pukul 22.45 WIB di kediamannya. 

    Anehnya, anggota Polisi yang menjemput paksa Delpedro Marhaen tersebut tidak menggunakan mobil Polisi sesuai dengan prosedur, namun menggunakan mobil sipil Suzuki Ertiga. 

    Pelanggaran prosedur lain yang dilakukan oleh Polda Metro Jaya terhadap Delpedro Marhaen adalah tidak menjelaskan dasar hukum penangkapan dan menunjukkan surat perintah penangkapan.

    “Aparat langsung membawanya ke Polda Metro Jaya,” tulis akun tersebut. 

    Aksi yang dilakukan Polisi dari Polda Metro Jaya tersebut dinilai sebagai tindakan sewenang-wenang Kepolisian karena tidak ada protap yang diikuti sesuai dengan KUHAP.

  • Gerakan Nurani Bangsa Kunjungi Tahanan Demo DPR: Mereka Bukan Musuh Negara – Page 3

    Gerakan Nurani Bangsa Kunjungi Tahanan Demo DPR: Mereka Bukan Musuh Negara – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – Deru mesin Alphard hitam itu terhenti di depan Gedung Ditreskrimum Polda Metro Jaya, Selasa siang, 23 September 2025.

    Kerumunan wartawan sambil memegang kamera ponsel bersiaga menyorot mobil berpelat B 2261 SIW dengan kaca gelap.

    Perlahan pintu geser terbuka. Kursi otomatis bergerak ke luar, memperlihatkan sosok berbusana batik merah marun dengan pasmina krem. Dia adalah Sinta Nuriyah, istri Presiden ke-4 RI Abdurrahman Wahid.

    Seorang pendamping dengan sigap mengangkat tubuhnya ke kursi roda. Raut wajahnya tenang.

    Di belakangnya, sebuah mobil golf putih berhenti membawa rombongan lain, mantan Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin, eks Ketua KPK Erry Riyana Hardjapamekas, aktivis yang juga anak Sinta Nuriyah, Inayah Wulandari Wahid, akademisi Karlina R. Supelli, Ketua Umum PGI Pdt. Gomar Gultom, cendekiawan Komaruddin Hidayat, hingga Komisioner Komnas HAM Beka Ulung Hapsara.

    Mereka datang sebagai satu rombongan mengatasnamakan diri sebagai Gerakan Nurani Bangsa (GNB).

    Sinta digotong melewati delapan anak tangga. Tiga orang membantu mengangkat kursi roda, dua di bawah, satu di belakang. Kamera-kamera kembali berbunyi, menjepret setiap detik. Setelah itu, ia masuk lift menuju lantai atas, sementara rombongan lain memilih tangga.

    Di waktu hampir bersamaan, dari arah lain, sebuah mobil elf parkir di gedung Direktorat Perawatan Tahanan dan Barang Bukti. Letak gedung dibelakang Gedung Ditreskrimum.

    Enam orang berbaju oranye bertuliskan “Tahanan Polda Metro Jaya” digiring petugas. Mereka adalah Delpedro Marhaen, Muzaffar Salim, Syahdan Husein, Khariq Anhar, RAP dan Figha Lesmana.

    Mereka dipindahkan dari Rutan Ditresnarkoba ke Gedung Ditreskrimum. Pemindahan itu dipimpin langsung Direktur Tahti Polda Metro, AKBP Dermawan Karosekali.

    Tak semua kepala tertunduk. Syahdan Husein, tangannya terikat borgol, sempat berteriak “Merdeka,” sambil mengepalkan tangan. Delpedro ikut mengangkat borgol ke udara sambil tersenyum ke arah kamera.

    Gerakan Nurani Bangsa datang untuk bertemu keenam aktivis itu. Pertemuan berlangsung tertutup.

     

  • Di Balik Rentetan Pencurian Buku Langka Miliaran Rupiah di Eropa

    Di Balik Rentetan Pencurian Buku Langka Miliaran Rupiah di Eropa

    Jakarta

    Sejumlah perpustakaan di Eropa menjadi sasaran pencurian bernilai miliaran rupiah. Buku-buku langka dan berusia tua karya seniman dan sastrawan Rusia, seperti Alexander Pushkin dan Nikolai Gogol, raib.

    Selama 18 bulan, sejumlah edisi karya klasik Rusia dan publikasi antik lainnya dalam bahasa Rusia dicuri dari belasan perpustakaan Eropa, dari Baltik dan Finlandia hingga Swiss dan Prancis.

    Di beberapa tempat, modusnya mengganti buku-buku asli dengan salinannya. Di tempat lain, buku-buku itu diambil begitu saja dari perpustakaan, lalu tak pernah dikembalikan.

    “Pencurian terbesar sejak Perang Dunia Kedua,” kata Prof Hieronim Grala dari Universitas Warsawa kepada BBC menggambarkan skala kejahatan tersebut kepada media.

    Sebagai tanggapan, Europol – Badan Kerjasama Penegakan Hukum Uni Eropa membuka investigasi bernama Operasi Pushkin.

    Operasi ini melibatkan lebih dari 100 petugas polisi yang menggeledah sejumlah properti di beberapa negara.

    Sejauh ini sembilan tersangka telah dilacak dan ditangkap. Semuanya adalah warga negara Georgia.

    ‘Serasa menjadi penyihir’

    Terpidana pencuri buku Beka Tsirekidze terlihat di sebelah kanan dengan kolase foto Nikolai Gogol, mengatakan kepada BBC bahwa ia merasa seperti ‘penyihir’ dengan buku-buku. (BBC)

    Orang pertama yang ditangkap adalah Beqa Tsirekidze, 48 tahun. Ia diadili dan dihukum atas tiga kejahatan di dua negara yaitu Latvia dan Estonia. Kejahatan yang dilakukannya termasuk pencurian dari perpustakaan Tartu dan Tallinn.

    Saat ini, Tsirekidze sedang menjalani hukuman tiga tahun tiga bulan di Estonia. Meski begitu, narapidana di sana diizinkan berbicara dengan jurnalis, termasuk Tsirekidze.

    Atas dasar ini, BBC bisa berjumpa dengan Tsirekidze. Dalam pertemuan itu, ia menjelaskan keputusannya untuk terlibat dalam bisnis buku-buku antik untuk menghidupi keluarganya. Pekerjaan yang dijalaninya sejak 2008 adalah membeli, merestorasi, dan menjualnya kembali.

    Ketika ditanya mengenai pendidikan formalnya terkait restorasi buku, ia mengatakan mempelajari semuanya melalui latihan.

    “Saya seperti seorang penyihir dengan buku. Saya bisa memegang sebuah buku di tangan saya dan langsung tahu berapa nilainya dan berapa harga yang akan mereka bayar saat lelang,” katanya.

    Sekitar delapan tahun berjibaku tanpa tertangkap basah, Tsirekidze berurusan dengan hukum untuk pertama kalinya pada tahun 2016.

    Ia dihukum di Georgia karena mencuri buku-buku antik dari Museum Sejarah Tbilisi. Dia mengakui kesalahannya dan dia menerima hukuman percobaan.

    BBCBuku-buku tua dan berharga cenderung hilang dari perpustakaan universitas karena pencuri menganggap buku-buku tersebut tidak akan terpantau selama berbulan-bulan

    Enam tahun berselang, pada April 2022, terjadi lagi. Dua orang memasuki perpustakaan Universitas Tartu di Estonia, dan meminta untuk melihat delapan buku karya dua seniman dan satrawan Rusia abad ke-19 yaitu Alexander Pushkin dan Nikolai Gogol.

    Baca juga:

    Dengan bicara berbahasa Rusia, mereka menjelaskan kepada petugas perpustakaan bahwa mereka membutuhkan buku tersebut untuk adik laki-laki mereka yang sedang melakukan penelitian untuk studi lanjut di Amerika Serikat.

    Tiga bulan kemudian, staf perpustakaan baru menyadari bahwa dua buku telah diganti dengan yang palsu. Catatan perpustakaan menunjukkan bahwa buku-buku tersebut terakhir kali diambil oleh dua orang yang datang pada April itu.

    Para pustakawan kemudian bergegas memeriksa enam edisi buku klasik Rusia yang tersisa.

    Setelah diperiksa dengan teliti, enam buku itu telah ditukar dengan salinan yang dibuat secara terampil dan terlihat asli karena memiliki stempel perpustakaan dan nomor inventaris.

    Modus tiruan

    Kejadian terjadi lagi pada Oktober 2023. Sepasang anak muda duduk di ruang baca Perpustakaan Universitas Warsawa. Mereka adalah pria bertopi bisbol hitam dan perempuan berambut merah.

    Mereka sibuk membuka buku-buku tua, lalu pria muda itu mencium pipi pasangannya. Semua ini terpantau dari rekaman kamera pengawas di perpustakaan.

    Rupanya, pria muda itu adalah putra Tsirekidze, Mate, dan wanita itu adalah istri Mate, Ana Gogoladze. Mereka berdua kemudian ditangkap dengan tuduhan mencuri buku-buku senilai hampir US$100.000 (sekitar Rp1,7 miliar) dari perpustakaan. Mereka pun dihukum.

    Baca juga:

    Universitas Warsawa menjadi sasaran karena memiliki koleksi banyak buku sebelum dan sesudah era Soviet. Koleksi buku-buku itu merupakan benda-benda yang secara ajaib selamat dari Pemberontakan Warsawa pada 1944, ketika gedung tempat disimpannya buku-buku ini dibakar.

    “Kami adalah generasi yang paham betul bahwa seseorang pernah menyelamatkan buku-buku ini untuk kami,” kata Prof Hieronim Grala dari Universitas Warsawa kepada BBC.

    Secara keseluruhan, dalam kurun waktu kurang dari satu tahun, 73 eksemplar buku langka senilai hampir US$600.000 (sekitar Rp10 miliar) dicuri dari perpustakaan. Beberapa pelaku pencurian hingga kini belum tertangkap.

    “Ini seperti memecahkan permata dari sebuah mahkota,” kata Prof Grala.

    BBCMate Tsirekidze dan Ana Gogoladze menargetkan Perpustakaan Universitas Warsawa

    Kenapa modus ini sulit terendus?

    Pelonggaran aturan yang memungkinkan penggunaan buku-buku langka dan buku-buku tua dari reformasi perpustakaan baru-baru ini diduga berperan meningkatkan jumlah pencurian, kata Prof Grala.

    Meski memberi akses lebih besar pada para pembaca, tapi ternyata ini menjadi ujian bagi para pegawai perpustakaan.

    Mereka tidak segera menyadari pergantian tersebut. “Ada kodenya, ada buku dengan ukuran yang sama, tidak ada celah di rak,” kata Prof Grala.

    “Tidak diragukan lagi bahwa kelompok pencuri yang datang sejak awal [mengincar buku-buku tertentu] telah mempersiapkan dengan baik. Tampaknya, mereka telah membuat tiruan berkualitas tinggi,” ujar Prof Grala.

    ‘Stempel kecil sebagai penanda’

    Umumnya, semua perpustakaan di seluruh dunia menandai buku dengan perangko atau stempel kecil sebagai penanda. Sebagai contoh, Rusia memiliki ciri khas “stempel yang kuat”, kata pakar dan kolektor buku langka, Pyotr Druzhnin.

    Secara teori, penanda ini dapat memudahkan identifikasi pada buku yang dicuri, kata para ahli. Akan tetapi, ini tidak selalu dapat dijadikan pegangan mengingat perpustakaan kadang menjual buku-buku sebagai duplikat, seperti yang terjadi pada zaman Soviet, karena kurangnya ruang.

    Selain itu, tutup atau bubarnya perpustakaan seperti yang terjadi pada banyak perpustakaan selama periode Perestroika juga mengakibatkan buku berstempel tersebar.

    Baca juga:

    Menurut Druzhinin, sulit untuk menentukan asal-usul buku-buku yang memiliki perangko dari abad ke-19 dan sebelumnya. “Jika perangko itu berasal dari abad ke-18 atau ke-19, kami tak tahu apa yang terjadi pada buku itu. Bagaimana ia tak lagi berada di perpustakaan, tak ada yang tahu.”

    Walakin, stempel juga bisa dihilangkan secara kimiawi. Halaman lama dalam sebuah buku juga bisa diganti dengan yang baru, tapi menggunakan kertas lama. Jejak manipulasi ini sering kali hanya diketahui oleh para kolektor atau ahli.

    Apa alasan pencurian buku langka terjadi?

    BBCKadang-kadang, pencuri mengambil buku-buku dari perpustakaan dan tidak mengembalikannya

    Maraknya pencurian buku klasik nan langka yang tersebar di sejumlah perpustakaan ini didorong harga yang tinggi dan akses mudah untuk memperolehnya.

    “Bayangkan, setengah kilo emas senilai US$60.000 (sekitar Rp1 miliar) dijaga oleh 22 orang bersenjata. Dua buku senilai US$60.000 tergeletak di suatu tempat di sebuah perpustakaan di Eropa, dan dijaga oleh seorang perempuan tua. Bahkan sering kali tidak ada pengawasan video,” kata Tsirekidze kepada BBC dari penjara Estonia.

    Pakar dan kolektor buku langka, Pyotr Druzhnin kemudian mencontohkan, warga negara Georgia, Mikhail Zamtaradze, yang juga dihukum setelah mencuri dan menjual buku-buku berharga dari Perpustakaan Universitas Vilnius di Lithuana pada Juni.

    Zamtaradze mendaftar di perpustakaan dengan menggunakan dokumen palsu dan memesan 17 edisi langka yang sebagian besar di antaranya memiliki stempel kecil. Dia kemudian mengganti 12 buku dengan salinannya dan mengambil lima buku dari perpustakaan yang tidak dikembalikannya.

    Nilai total buku-buku yang dicuri diperkirakan mencapai hampir US$700.000 (sekitar Rp11,7 miliar)

    Baca juga:

    Zamtaradze menyatakan di pengadilan bahwa ia telah mencuri buku-buku tersebut atas pesanan dari Moskow dan ia mengemas serta mengirimkannya dengan bus ke Belarusia. Untuk itu, ia menerima US$30.000 (sekitar Rp500 juta) dalam bentuk mata uang kripto.

    Ia mengklaim salinan dan dokumen palsu juga dikirim kepadanya dari Moskow. Pelanggannya, kata Zamtaradze, adalah petinggi rumah lelang di Moskow.

    Druzhinin menjelaskan, pembelian buku dari peminat buku mahal yang lingkupnya sempit ini bisa jadi sebagai tindakan patriotik. “Ini adalah momen bersejarah kembalinya buku-buku penting ke tanah air mereka,” katanya.

    Namun, para ahli seharusnya tahu bahwa “ini bukan koleksi pribadi yang dijual,” katanya.

    Ia pun memberi gambaran lonjakan buku-buku langka Rusia di pasaran pada periode 2022 dan 2024 yang bertepatan dengan memuncaknya gelombang kejahatan pencurian buku di Eropa.

    Bagaimana peran rumah lelang?

    BBCHanya karena sebuah buku memiliki stempel lama, bukan berarti buku itu telah dicuri dari perpustakaan, kata para ahli

    Pernyataan Zamtaradze mengenai rumah lelang ini mengangkat lagi seberapa jauh peran tempat lelang dengan buku-buku langka ini.

    Prof Grala menemukan empat publikasi terpisah dari Perpustakaan Universitas Warsawa yang dijual di rumah lelang LitFund di Moskow pada akhir 2022 dan 2023.

    BBC kemudian mendapatkan tangkapan layar dari Prof Grala tentang situs lelang yang menampilkan buku-buku yang dimaksud. Kemungkinan buku-buku itu berasal dari koleksi perpustakaan.

    Salah satu buku yang dilelang adalah The Tales of Ivan Belkin karya Pushkin, dengan stempel abad ke-19 yang terlihat jelas di foto-foto edisi tersebut.

    Lot lain di lelang yang sama memiliki empat volume kumpulan Puisi Pushkin. Pada gambar pada laman rumah lelang, yang sekarang telah dihapus, cap universitas Warsawa juga dapat dilihat.

    Direktur LitFund, Sergei Burmistrov, mengatakan lelang ini beroperasi sesuai undang-undang Federasi Rusia dan tidak menerima penjualan buku-buku yang memiliki stempel perpustakaan negara yang masih aktif.

    Burmistrov menambahkan bahwa pemilik buku menandatangani kontrak dengan rumah lelang untuk mengonfirmasi asal-usul hukum buku yang diterima untuk dilelang.

    Setiap buku kemudian diperiksa dengan cermat oleh ahli dari rumah lelang untuk memastikan tidak ada stempel atau tanda lain dari perpustakaan yang masih aktif.

    Stempel lama tidak selalu menimbulkan kecurigaan. “Pada tahun-tahun pasca-revolusi, sejumlah besar buku dari perpustakaan kekaisaran Rusia didistribusikan ke seluruh dunia dan berakhir di banyak koleksi negara dan pribadi, sehingga buku-buku yang berakhir di koleksi pribadi beredar bebas di pasar dunia,” kata Burmistrov kepada BBC.

    Prof Grala mengatakan kepada BBC bahwa masalah perangko lama memang rumit.

    “Jika ada stempel bersejarah dari Perpustakaan Universitas Warsawa dan kode historisnya dipertahankan, ini dianggap sebagai artefak tersendiri. Karena tidak ada yang akan membubuhkan stempel baru atau kode baru. Stempel ini bertahan selama 200 tahun, mereka tidak akan dicap ulang,” katanya kepada BBC.

    Sementara itu, Operasi Pushkin masih jauh dari selesai. Setidaknya satu tersangka sedang menunggu persidangan di Prancis karena mencuri buku-buku dari perpustakaan di sana.

    Pihak berwenang meyakini bahwa masih banyak penjahat yang masih berkeliaran. Begitu pula dengan beberapa buku paling berharga di Eropa.

    (ita/ita)

  • Wamensos Agus Jabo Dampingi Prabowo Terima Tokoh Gerakan Nurani Bangsa

    Wamensos Agus Jabo Dampingi Prabowo Terima Tokoh Gerakan Nurani Bangsa

    Bisnis.com, JAKARTA — Wakil Menteri Sosial (Wamen) Agus Jabo Priyono mengatakan dirinya dijadwalkan mendampingi Presiden RI Prabowo Subianto menerima sejumlah tokoh yang tergabung dalam Gerakan Nurani Bangsa di Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (11/9/2025).

    “Mendampingi pak Presiden menerima tamu, sepertinya seperti itu,” ujar Agus Jabo singkat saat tiba di kompleks Istana.

    Meski belum merinci agenda pertemuan, dia menyebut pertemuan tersebut akan dihadiri sejumlah tokoh lintas agama, akademisi, hingga pegiat masyarakat sipil.

    “Dari gerakan nurani bangsa,” ucapnya.

    Meski begitu, Agus mengaku belum mengetahui topik yang akan dibicarakan ketika ditanya lebih lanjut soal isu yang akan dibahas. “Saya belum tahu, saya belum tahu,” katanya 

    Adapun tokoh Gerakan Nurani Bangsa yang diperkirakan hadir antara lain Ibu Sinta Nuriyah Abdurrahman Wahid, Prof. M. Quraish Shihab, Omi Komaria Nurcholish Madjid, Romo Franz Magnis Suseno, Lukman Hakim Saifuddin, Pdt. Gomar Gultom, Erry Riyana Hardjapamekas, Prof. Komaruddin Hidayat, Ery Seda, dan Alissa Wahid.

    Selain itu, juga dijadwalkan hadir Laode M. Syarif, Beka Ulung Hapsara, Mukhibullah, Ira Sulistya, serta sejumlah staf pendamping dari Sinta Nuriyah Wahid.

  • Gibran hadiri perayaan ulang tahun ke-75 Kardinal Igantius Suharyo

    Gibran hadiri perayaan ulang tahun ke-75 Kardinal Igantius Suharyo

    Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka menghadiri perayaan syukur ulang tahun ke-75 Kardinal Ignatius Suharyo yang digelar di komplek Gereja Katedral, Jakarta, Sabtu (12/7/2025). (ANTARA/HO-BPMI Setwapres)

    Gibran hadiri perayaan ulang tahun ke-75 Kardinal Igantius Suharyo
    Dalam Negeri   
    Editor: Calista Aziza   
    Minggu, 13 Juli 2025 – 16:09 WIB

    Elshinta.com – Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka menghadiri perayaan syukur ulang tahun ke-75 Kardinal Ignatius Suharyo di komplek Gereja Katedral, Jakarta, Sabtu (12/7) malam.

    Sebagaimana keterangan yang diterima, Minggu, rangkaian acara diawali dengan Perayaan Ekaristi yang dipimpin langsung oleh Kardinal Suharyo sebagai selebran utama.

    Dia didampingi oleh Duta Besar Vatikan untuk Indonesia Piero Pioppo, Uskup Bandung sekaligus Ketua Presidium Konferensi Waligereja Indonesia Antonius Subianto Bunjamin, serta sejumlah uskup lainnya. Acara dilanjutkan dengan resepsi makan malam di Grha Pemuda.

    Wapres tiba di resepsi makan malam sekitar pukul 19.10 WIB. Kehadirannya mewakili komitmen pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dalam merawat kehidupan beragama yang harmonis dan menjunjung tinggi toleransi.

    Pada kesempatan tersebut, Wapres menyampaikan ucapan selamat ulang tahun secara langsung kepada Kardinal Suharyo.

    Dia juga memberikan apresiasi atas kontribusinya dalam memperkuat nilai-nilai persaudaraan lintas iman dan menjaga kerukunan antarumat beragama di Indonesia.

    Turut hadir dalam perayaan ini antara lain Ibu Negara keempat RI Sinta Nuriyah Abdurrahman Wahid, Menteri Agama Nasaruddin Umar, mantan Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin, cendekiawan Muhammadiyah Sukidi, serta mantan Komisioner Komnas HAM Beka Ulung Hapsara.

    Sumber : Antara

  • Fadli Zon: "Tone" Positif Penulisan Sejarah untuk Persatukan Kebenaran Bangsa
                
                    
                        
                            Nasional
                        
                        7 Juni 2025

    Fadli Zon: "Tone" Positif Penulisan Sejarah untuk Persatukan Kebenaran Bangsa Nasional 7 Juni 2025

    Fadli Zon: “Tone” Positif Penulisan Sejarah untuk Persatukan Kebenaran Bangsa
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com

    Menteri Kebudayaan

    Fadli Zon
    mengungkapkan bahwa
    tone
    atau nuansa positif dalam
    penulisan sejarah
    Indonesia juga dimaksudkan untuk persatuan bangsa, bukan sebaliknya yakni memecah belah bangsa
    “Jadi, kita tentu
    tone
    -nya itu adalah dalam sejarah untuk mempersatukan kebenaran bangsa. Untuk apa kita menulis sejarah untuk memecah-belah bangsa,” kata Fadli Zon di Masjid Istiqlal, Jakarta, pada Jumat (6/6/2025).
    Namun, Fadli menyebut bahwa yang paling utama dari
    penulisan ulang sejarah
    adalah menonjolkan pencapaian dan prestasi di masa lampau.
    Dengan kata lain, menurut dia, penulisan sejarah tidak mencari-cari kesalahan masa lalu.
    “Di masa-masa itu, pasti ada kelebihan, ada kekurangan. Ini kan juga lebih banyak
    highlight
    ya, lebih banyak garis besar. Kita ingin menonjolkan pencapaian-pencapaian, prestasi-prestasi, prioritas-prioritas, dan juga peristiwa-peristiwa pada zaman (lampau) itu,” ujar Fadli Zon.
    Lebih lanjut, politikus Partai Gerindra ini kembali menegaskan bahwa tidak ada yang salah dengan nada positif dalam penulisan ulang sejarah.
    “Saya kira tidak ada masalah dengan
    tone
    positif itu, artinya kita tidak mencari-cari kesalahan,” kata Fadli Zon.
    Dia berpendapat bahwa penulisan ulang sejarah dengan nada positif bertujuan untuk mempersatukan kebenaran bangsa.
    Fadli juga menegaskan bahwa penulisan sejarah akan dilakukan oleh para sejarawan yang ahli di bidangnya, sehingga publik tidak perlu khawatir.
    Sebelumnya, Fadli Zon mengatakan, penulisan sejarah ulang yang dilakukan pemerintah akan memiliki nada positif, bukan untuk mencari-cari kesalahan di masa lalu.
    Hal ini disampaikan Fadli merespons kabar yang menyebut
    term of reference
    (TOR) sejarah yang disusun pemerintah hanya mencantumkan dua kasus pelanggaran hak asasi manusia (HAM) berat.

    Tone
    kita adalah
    tone
    yang lebih positif. Karena kalau mau mencari-cari kesalahan, mudah. Pasti ada saja kesalahan dari setiap zaman, setiap masa,” ujar Fadli, saat ditemui di Cibubur, Depok, Jawa Barat pada 1 Juni 2025.
    Menurut dia, pembaruan buku sejarah akan dilakukan dengan mengedepankan perspektif Indonesia-sentris. Hal ini untuk menghapus bias-bias kolonial, mempersatukan bangsa Indonesia, dan menjadikan sejarah relevan bagi generasi muda.
    “Kalau mau mencari-cari kesalahan atau mencari-cari hal yang negatif, ya, saya kira itu selalu ada. Jadi, yang kita inginkan
    tone
    -nya dari sejarah kita itu adalah
    tone
    yang positif, dari era Bung Karno sampai era Presiden Jokowi dan seterusnya,” kata Fadli Zon.
    Sebelumnya, dalam acara Satu Meja The Forum Kompas TV, aktivis HAM Beka Ulung Hapsara menyoroti sudut pandang korban pelanggaran HAM berat masa lalu dalam penulisan sejarah ulang.
    Sebab, menurut dia, hanya ada dua peristiwa pelanggaran HAM berat masa lalu yang masuk dalam proyek penulisan ulang sejarah nasional tersebut.
    “Ketika kami mendapat TOR, peristiwa pelanggaran HAM yang berat itu hanya dua yang ada (dalam penulisan sejarah ulang), sementara kalau kita merujuk pada status hukum yang dikeluarkan Komnas, hasil penyelidikannya sampai saat ini ada 13 yang belum selesai,” katanya.
    Menurut Beka, jika hal ini terjadi, korban pelanggaran HAM berat masa lalu akan semakin dilupakan, padahal mereka memiliki rasa trauma dan keadilan belum hadir.
    “Pada titik itu juga saya kira penting sebenarnya menghadirkan perspektif korban untuk ditulis dalam sejarah,” ujarnya.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Soal Pelanggaran HAM di Penulisan Ulang Sejarah, Fadli Zon Ingin "Tone" Positif
                
                    
                        
                            Nasional
                        
                        3 Juni 2025

    Soal Pelanggaran HAM di Penulisan Ulang Sejarah, Fadli Zon Ingin "Tone" Positif Nasional 3 Juni 2025

    Soal Pelanggaran HAM di Penulisan Ulang Sejarah, Fadli Zon Ingin “Tone” Positif
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com –
    Menteri Kebudayaan
    Fadli Zon
    mengatakan, penulisan sejarah ulang yang dilakukan pemerintah akan memiliki nada positif, bukan untuk mencari-cari kesalahan di masa lalu.
    Hal ini disampaikan Fadli merespons kabar yang menyebut 
    term of reference 
    (TOR) sejarah yang disusun pemerintah hanya mencantumkan 2 kasus pelanggaran hak asasi manusia (HAM) berat.

    Tone
    kita adalah
    tone
    yang lebih positif. Karena kalau mau mencari-cari kesalahan, mudah. Pasti ada saja kesalahan dari setiap zaman, setiap masa,” ujar Fadli saat ditemui di Cibubur, Depok, Jawa Barat, Minggu (1/6/2025).
    Fadli menekankan, salah satu tujuan
    penulisan ulang sejarah Indonesia
    adalah mempersatukan bangsa dan kepentingan nasional.
    “Kita ingin sejarah ini Indonesia sentris. Mengurangi atau menghapus bias-bias kolonial. Kemudian, terutama untuk mempersatukan bangsa dan kepentingan nasional,” tutur dia.
    Selain itu, penulisan sejarah ulang dimaksudkan agar peristiwa di masa lalu bisa relevan untuk generasi saat ini.
    Terutama terkait prestasi dan capaian di masa lalu untuk memberikan semangat generasi penerus dengan belajar dari kesuksesan pendahulu.
    “Jadi yang kita inginkan tone-nya dari sejarah kita itu adalah
    tone
    yang positif. Dari era Bung Karno sampai era Presiden Jokowi dan seterusnya,” ucap dia.
    Fadli mengatakan, proyek bernilai Rp 9 miliar ini dikerjakan oleh 113 sejarawan dari 34 perguruan tinggi.
    Sebab itu, dia meminta publik tidak perlu khawatir karena yang menulis adalah pakar di bidang keilmuwan sejarah.
    Politikus Partai Gerindra ini juga menyebut, penulisan sejarah ulang akan dilakukan uji publik pada Juli 2025.
    “Jadi tidak perlu khawatir dan tentu kita akan melakukan uji publik nanti setelah ditulis,” kata dia.
    Sebelumnya, dalam acara
    Satu Meja The Forum Kompas TV
    , aktivis HAM Beka Ulung Hapsara menyoroti sudut pandang korban pelanggaran HAM berat masa lalu dalam penulisan sejarah ulang.
    “Ketika kami mendapat TOR (Term of Reference), peristiwa pelanggaran HAM yang berat itu hanya dua yang ada (dalam penulisan sejarah ulang), sementara kalau kita merujuk pada status hukum yang dikeluarkan Komnas, hasil penyelidikannya sampai saat ini ada 13 yang belum selesai,” kata dia.
    Menurut Beka, jika hal ini terjadi, korban pelanggaran HAM berat masa lalu akan semakin dilupakan, padahal mereka memiliki rasa trauma dan keadilan belum hadir.
    “Pada titik itu juga saya kira penting sebenarnya menghadirkan perspektif korban untuk ditulis dalam sejarah,” imbuh dia.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Berbagi Kebaikan Ramadan Lewat Sedekah Kuota

    Berbagi Kebaikan Ramadan Lewat Sedekah Kuota

    (Ki-Ka) SVP-Head of Product Strategy & Pricing Tri Beka Faryan Riangka, SVP Head of Brand Marketing & Communications Tri Galuh Neftita, Director & Chief Commercial Officer Indosat Ooredoo Hutchison Ritesh Kumar Singh, Direktur Eksekutif Yayasan Dakwah Lentera Hati Indonesia (Pusat Studi Al Qur’an) Nasywa Shihab, SVP-Head of Digitalization Indosat Ooredoo Hutchison Sudheer Chawla, saat peluncuran kampanye ramadan Tri di Jakarta.