Tag: Basuki Tjahaja Purnama

  • Berakhirnya Dominasi PKS di Jakarta dan Depok…
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        29 November 2024

    Berakhirnya Dominasi PKS di Jakarta dan Depok… Megapolitan 29 November 2024

    Berakhirnya Dominasi PKS di Jakarta dan Depok…
    Penulis
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Partai Keadilan Sejahtera (PKS), yang selama bertahun-tahun dikenal sebagai kekuatan dominan di sejumlah wilayah, menghadapi kenyataan pahit dalam Pilkada 2024.
    Di Depok dan Jakarta, dua kota penting yang menjadi barometer kekuatan politik PKS, partai ini gagal mempertahankan posisi mereka.
    Kekalahan pada hasil sementara berdasarkan hitung cepat atau
    quick count
    menandakan berakhirnya era kejayaan PKS di kedua wilayah tersebut, yang sebelumnya menjadi lumbung suara.
    “Hasil Pilkada kali ini memang menjadi awan kelabu bagi PKS. Kedigdayaan politik PKS tidak terlihat, bahkan sebaliknya, rontok di banyak tempat,” ujar pengamat politik dari Universitas Syarif Hidayatullah Jakarta, Zaki Mubarak, saat dikonfirmasi
    Kompas.com
    , Jumat (29/11/2024).
    Di Jakarta, PKS mendukung pasangan
    Ridwan Kamil
    dan
    Suswono
    dalam Pilkada 2024, bergabung dalam Koalisi Indonesia Maju (KIM) Plus.
    Meskipun memiliki sosok Ridwan Kamil yang populer, mereka hanya mampu meraih 40,02 persen suara, jauh tertinggal dari pasangan Pramono Anung dan Rano Karno yang memperoleh 49,49 persen suara berdasarkan hasil
    quick count
    Litbang Kompas.
    “Di Jakarta juga demikian, kesaktian PKS tidak terlihat. Tampaknya banyak konstituen PKS yang kecewa dengan batalnya PKS mendukung Anies Baswedan. Bagi banyak pemilih Muslim Jakarta, Anies sudah dianggap sebagai maskot,” kata Zaki.
    Hasil ini berbeda dengan Pilkada 2017, ketika PKS bersama Partai Gerindra mendukung pasangan Anies Baswedan dan Sandiaga Uno.
    Anies-Sandi bersaing melawan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dan Djarot Saiful Hidayat serta Agus Harimurti Yudhoyono dan Sylviana Murni.
    Ahok-Djarot diusung oleh PDI Perjuangan, Partai Golkar, Partai Hanura, dan Partai Nasdem. Sementara Agus-Sylvi diusung oleh Partai Demokrat, Partai Amanat Nasional, Partai Kebangkitan Bangsa, dan Partai Persatuan Pembangunan.
    Pasangan Anies-Sandi, yang merupakan calon nomor urut tiga, memenangkan Pilkada dengan perolehan suara 57,96 persen. Sementara itu, pasangan Ahok-Djarot meraih 42,04 persen suara.
    Zaki menilai, ada beberapa faktor yang membuat hasil Pilkada Jakarta 2017 dan 2024 berbeda, salah satunya sosok yang menjadi calon orang nomor satu di Jakarta.
    “Sosok Ridwan Kamil, dengan PKS selama ini, juga tidak cukup dekat. Nama Suswono sendiri juga kurang populer di internal PKS dan sulit menjadi magnet politik yang mampu menggerakkan pemilih Muslim,” kata Zaki.
    Meskipun hasil Pilkada Jakarta 2024 belum final, karena masih menunggu pengumuman resmi dari Komisi Pemilihan Umum (KPU), angka ini jelas menunjukkan dukungan PKS di Jakarta tidak sekuat yang diharapkan.
    Sementara itu, di Depok, PKS harus menerima kenyataan pahit lainnya. Calon wali kota dan wakil wali kota Depok yang diusung oleh PKS,
    Imam Budi Hartono
    dan Ririn Farabi A Rafiq, kalah telak dari pasangan Supian Suri dan Chandra Rahmanysah yang diusung oleh Koalisi Depok Perubahan Maju.
    Berdasarkan hasil
    quick count
    VoxPol Center,
    Imam-Ririn
    hanya memperoleh 46,81 persen suara, sedangkan Supian-Chandra meraih 53,19 persen. Kekalahan ini mengakhiri 18 tahun dominasi PKS di Kota Depok, yang sebelumnya menjadi basis kuat partai tersebut.
    “PKS dikenal sebagai partai petahana yang kuat di Depok, namun ternyata tidak mampu mempertahankan kekuasaannya,” kata Zaki.
    Kekalahan ini, lanjut Zaki, menjadi bukti bahwa dominasi PKS tidak lagi sekuat dulu, bahkan di wilayah yang secara historis dikuasai oleh mereka.
    Zaki Mubarak juga menyebutkan bahwa kekalahan PKS ini seharusnya menjadi bahan evaluasi bagi partai tersebut.
    “Kekalahan di banyak tempat dalam pilkada harus menjadi pelajaran penting bagi survival PKS ke depan,” ungkapnya.
    PKS perlu melakukan peremajaan kepemimpinan dan menghadirkan sosok pemimpin muda yang lebih moderat, modern, dan inklusif agar bisa menjangkau pemilih Muslim lintas golongan dan ceruk pemilih yang lebih luas.
    Bagi PKS, kekalahan ini jelas menjadi tantangan besar. Tidak hanya di Depok dan Jakarta, namun juga di beberapa daerah lainnya.
    Kekalahan ini mengisyaratkan bahwa PKS harus merespons perubahan zaman dengan lebih adaptif agar tetap menjadi pemain penting dalam kancah politik nasional.
    Copyright 2008 – 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Anies Bicara Soal Mitos Petahana yang Selalu Gagal di Putaran Kedua Pilkada Jakarta
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        29 November 2024

    Anies Bicara Soal Mitos Petahana yang Selalu Gagal di Putaran Kedua Pilkada Jakarta Megapolitan 29 November 2024

    Anies Bicara Soal Mitos Petahana yang Selalu Gagal di Putaran Kedua Pilkada Jakarta
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Mantan gubernur Jakarta
    Anies Baswedan
    berbicara mengenai mitos kekalahan seorang petahan ketika bertarung dalam dua putaran pada
    Pilkada Jakarta
    2024.
    “Mungkin lebih tepat mitos ya, kalau disebut kutukan itu seperti agak berat,” ujar Anies dalam program Rosi di Kompas TV, dikutip Jumat (29/11/2024).
    Mitos kekalahan petahan ketika Pilkada Jakarta berlanjut dua putaran seperti yang dialami Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok.
    Pada Pilkada 2017 Jakarta, Ahok yang menyandang status
    incumbent
    kalah telak dengan Anies pada putaran kedua. Kekalahan ini membuat Ahok gagal memimpin Jakarta dua periode.
    Kegagalan Ahok pun dialami Anies. Bedanya, Anies gagal sebelum bertarung lantaran PKB, PKS, dan Partai Nasdem yang sebelumnya telah mendeklarasikan dirinya tiba-tiba menarik dukungan.
    Anies menilai kegagalannya maju pada Pilkada sebagai fakta politik karena terdapat pihak yang tak ingin dirinya memimpin Jakarta untuk kedua kalinya.
    Oleh sebab itu, Anies menilai peristiwa itu sebagai upaya “penghentian” dirinya untuk kembali maju di Pilkada Jakarta.
    “Tentang satu periode, atau dua periode bagi seorang
    incumbent
    , saya melihat peristiwa penghentian kemarin mungkin justru karena ada ruang untuk dua periode, kalau tidak ada ruang untuk dua periode,
    let it be
    , dibiarkan saja Anies maju,” tegas Anies.
    Peristiwa politik yang dialaminya karena ada pihak yang tidak yakin bisa menang di Pilkada Jakarta.
    Asumsi ini diperkuat dengan bubar jalannya tiga partai politik yang sebelumnya mengusung Anies, tetapi kemudian meninggalkannya.
    “Jadi sebenarnya, bubar jalannya partai-partai seperti menjawab mitos itu,” ungkap Anies.
    Sebaliknya, Anies berkeyakinan bahwa seandainya dirinya dibiarkan kembali maju, mitos kekalahan seorang
    incumbent
    bisa terpatahkan.
    “Bila saja itu dibiarkan kita tidak tahu apa yang akan terjadi, tapi ada potensi, kita kan enggak bisa memprediksi
    counter
    -faktual, tapi itu ada potensi (mematahkan mitos),” kata Anies.
    Copyright 2008 – 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Bersatunya "Anak Abah" dan "Ahokers" Nyata atau Isu Semata?
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        29 November 2024

    Bersatunya "Anak Abah" dan "Ahokers" Nyata atau Isu Semata? Megapolitan 29 November 2024

    Bersatunya “Anak Abah” dan “Ahokers” Nyata atau Isu Semata?
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Mantan gubernur Jakarta
    Anies Baswedan
    tak menampik pendukungnya, Anak Abah, bersatu dengan Ahokers, kelompok pendukung Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok pada
    Pilkada Jakarta 2024
    .
    Anak Abah dan Ahokers dalam barisan yang sama untuk memenangkan pasangan calon gubernur dan wakil gubernur Jakarta nomor urut 3, Pramono Anung-Rano Karno.
    “Banyak teman-teman seperjuangan kemarin, apakah itu relawan, apakah itu simpatisan yang kemudian juga di sebut dengan nama Anak Abah yang kemudian ikut bersama-sama dalam rombongan ini,” ujar Anies dalam program Rosi di Kompas TV, dikutip Jumat (29/11/2024).
    Namun demikian, keputusannya mendukung Pramono-Rano bukan semata-mata untuk mempersatukan Anak Abah dan Ahokers.
    Keputusannya mendukung Pramono-Rano murni karena berangkat dari keresahannya terhadap masa depan Jakarta.
    “Keterpanggilan saya untuk terlibat itu bukan semata-mata soal, ‘oh ini persatukan kelompok-kelompok A, kelompok B, kelompok C’, bukan. Tapi ini soal bagaimana masa depan rakyat Jakarta, khususnya yang hari ini masih lemah,” tegas Anies.
    Menurut Anies, Anak Abah dan Ahokers bersatu karena mereka menyadari permasalahan yang dihadapi masyarakat Jakarta, seperti persoalan kemanusiaan, keadilan, hingga kesetaraan.
    Berangkat dari hal itu, Anak Abah dan Ahokers bersatu dengan meninggalkan latar belakang mereka.
    “Saya rasa latar belakang apapun akan ketemu bersamaan, agama apapun, pilihan politik apapun ketika sampai pada persoalan-persoalan seperti itu,” kata Anies.
    Menurutnya, negara selama ini sengaja menelantarkan rakyat Jakarta agar tidak bisa mendapatkan hak-haknya.
    Karena hal inilah, Anies tak tinggal diam dan memilih mendukung Pramono-Rano dengan bekal membawa aspirasi masyarakat Jakarta.
    Terlebih, Anies berkeyakinan bahwa Pramono mempunyai komitmen serius untuk menyelesaikan persoalan yang dihadapi masyarakat Jakarta.
    “Saya melihat Mas Pram memiliki komitmen yang serius soal ini, bukan cuma disampaikan di dalam rapat-rapat akbar, tetapi di dalam pembicaraan timnya kami, ada orang-orang di dalam sana yang menceritakan itu, ‘ah ini sih benar, ini serius’” pungkas Anies.
    Copyright 2008 – 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Kasus Suap DJKA, KPK Tahan 3 Ketua Pokja Proyek

    Kasus Suap DJKA, KPK Tahan 3 Ketua Pokja Proyek

    Jakarta, Beritasatu.com – Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) melakukan penahanan terhadap tiga ketua kelompok kerja (pokja) proyek di Direktorat Jenderal Perkeretaapian (DJKA) Kementerian Perhubungan (Kemenhub), Kamis (28/11/2024). Mereka, yaitu Hardho (H), Edi Purnomo (EP), dan Budi Prasetiyo (BP). 

    Ketiganya ditahan seusai diperiksa sebagai tersangka kasus dugaan suap dalam proyek di lingkungan DJKA Kemenhub. 

    Para tersangka ditahan untuk 20 hari ke depan di rumah tahanan negara (rutan) KPK hingga 17 Desember 2024. Penahanan mereka dapat diperpanjang tergantung kebutuhan penyidikan.

    “Tersangka H, tersangka EP, Tersangka BP akan ditahan selama 20 hari pertama terhitung sejak tanggal 28 November 2024 sampai 17 Desember 2024 di rumah tahanan negara cabang Rutan dari Rutan Klas I Jakarta Timur,” kata Direktur Penyidikan KPK Asep Guntur di gedung Merah Putih KPK, Jakarta, Kamis (28/11/2024).

    Proses hukum terhadap ketiga tersangka dimaksud adalah pengembangan dari penyidikan kasus suap Direktur PT Istana Putra Agung, Dion Renato Sugiarto (DRS) kepada pejabat pembuat komitmen (PPK) BTP Semarang, Bernard Hasibuan (BH) serta Kepala BTP Kelas 1 Semarang, Putu Sumarjaya (PS).

    Diungkapkan Asep, Hardho selaku ketua pokja proyek paket peningkatan jalur kereta api Lampegan-Cianjur pada 2022-2023 diduga mendapatkan kertas catatan pengaturan pemenang proyek tersebut dari PPK atas nama Syntho Pirjani Hutabarat yang sudah divonis dalam kasus itu. 

    Disebutkan pada catatan itu sejumlah pihak yang diduga diatur memenangkan proyek tersebut, yaitu paket I oleh Dion berbendera PT Rinenggo Ria Raya, paket 2 Muchammad Hikmat berbendera PT Tirtamas Mandiri, paket 3 seorang anggota Komisi V DPR dari Dapil Jabar dengan perusahaan PT Nazma Tata Laksana, paket 4 Fahmi atau Wahyu Purwanto dengan perusahaan PT Putra Kharisma. 

    Atas pengaturan dimaksud, Hardho mendapatkan fee senilai Rp 321 juta dari Dion Renato. Tak hanya itu, Hardho turut diduga menerima fee Rp 670 juta terkait sejumlah proyek pada DJKA Kemenhub. 

    Sedangkan Edi Purnomo diduga menerima suap senilai Rp 140 juta demi memenangkan PT KA Properti Manajemen selaku anak usaha PT KAI untuk mengerjakan proyek perbaikan perlintasan sebidang wilayah Jawa dan Sumatera tahun 2022. Edi turut diduga menerima fee sekitar Rp 285 juta terkait sejumlah proyek lainnya pada DJKA Kemenhub. 

    Hardho serta Edi bersama-sama dengan Budi Prasetyo dan sejumlah anggota pokja lainnya diduga mendapatkan total Rp 800 juta dari Dion. Suap dimaksud terkait proyek jalur ganda KA elevated Solo Balapan-Kadipiro. 

    Para tersangka disangkakan dengan Pasal 12 huruf a atau Pasal 12 huruf b atau Pasal 11 dan Pasal 12B UU Tipikor juncto Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP.

  • Pramono sebut anak Abah dan Ahokers berperan dulang suara Pilkada DKI

    Pramono sebut anak Abah dan Ahokers berperan dulang suara Pilkada DKI

    Sehingga kalau kemudian pada hari ini kami memperoleh 50,07 persen, saya meyakini ini kerja keras semuanya

    Jakarta (ANTARA) – Calon gubernur DKI Jakarta nomor urut 3, Pramono Anung sebut pendukung Anies Baswedan (Anak Abah) dan pendukung Ahok (Ahokers) berperan dalam mendulang suara Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) DKI Jakarta.

    Dia mengatakan tidak mungkin jika dirinya dan Bang Doel bisa unggul meraih 50,07 persen tanpa adanya kontribusi banyak pihak.

    Terlebih pada survei awal yang dilakukan oleh Charta Politika, pihaknya hanya mendapatkan angka 0,1 persen.

    Kendati demikian, dia menegaskan tidak ada dominasi dari apapun untuk memenangkan pertarungan pilkada, kecuali yang mendominasi adalah warga Jakarta sendiri.

    Berdasarkan hasil perhitungan suara (real count) KPU DKI Jakarta dan perhitungan formulir model C – KWK di seluruh daerah pemilihan Jakarta menunjukkan pasangan Pramono-Rano meraih 2.183.577 suara atau 50,07 persen.

    Menurut dia, dari jumlah sampel tersebut pasangan Pram-Doel mendapatkan suara sekitar 51,03 persen disusul oleh Ridwan Kamil-Suswono 38,80 persen dan Dharma Pongrekun-Kun Wardana Abyoto 10,17 persen.

    KPU DKI Jakarta telah menetapkan tiga paslon gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta maju dalam Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) DKI Jakarta.

    Ketiga paslon tersebut adalah Ridwan Kamil-Suswono (RIDO) nomor urut 1, Dharma Pongrekun-Kun Wardana (Dharma-Kun) dari independen nomor urut 2 dan Pramono Anung-Rano Karno (Pram-Doel) nomor urut 3.

    Sebanyak 8,2 juta pemilih yang telah ditetapkan sebagai daftar pemilih tetap (DPT) Pilkada Jakarta 2024 akan menggunakan hak pilihnya di 14.835 tempat pemungutan suara (TPS) pada 27 November 2024.

    Adapun rangkaian kampanye Pilkada Jakarta telah dilaksanakan sejak 25 September hingga 23 November 2024.

    Pewarta: Luthfia Miranda Putri
    Editor: Ganet Dirgantara
    Copyright © ANTARA 2024

  • Ahok Sebut Pilkada Jakarta 2024 Lebih Baik Karena Tidak Ada yang Jualan Ayat dan Mayat, Sindir Anies?

    Ahok Sebut Pilkada Jakarta 2024 Lebih Baik Karena Tidak Ada yang Jualan Ayat dan Mayat, Sindir Anies?

    FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Rivalitas Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok dan Anies Baswedan menjadi luka lama yang seolah tak ada titik temu.

    Sepertinya sampai hari ini, mantan gubernur DKI Jakarta itu belum bisa menerima pernyataan Anies dalam pidato kemenangannya pada Pemilihan Gubernur DKI Jakarta 2017.

    Menurut Ahok, Anies sangat tidak negarawan. Pidato Anies di Balai Kota Jakarta kala itu dinilai provokatif dan memecah belah bangsa. Bahwa Jakarta sudah kembali ke pangkuan pribumi yang dijajah selama ini.

    Pernyataan terbaru Ahok usai menyalurkan hak pilihnya di TPS 60, Pluit, Penjaringan, Jakarta Utara, Rabu (27/11/2024) untuk Pilgub Jakarta 2024 kembali menyinggung kekalahannya atas Anies.

    Ketua DPP PDI Perjuangan itu berpandangan, Pilkada Jakarta tahun ini lebih baik dibandingkan saat dirinya maju di Pilkada 2017.

    “Saya lihat lebih oke ya situasinya karena kan nggak ada yang bisa jualan ayat mayat gitu,” celetuk Ahok tertawa.

    Diketahui, Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Jakarta usungan PDIP, Pramono Anung dan Rano Karno memperoleh 2.183.577 suara (50,07%) berdasarkan hasil Real Count KPUD DKI Jakarta dan penghitungan formulir C hasil KWK per pagi ini, Kamis, 28 November 2024 yang telah mencapai 100% TPS.

    Perolehan 50% plus 2.943 suara ini menandakan kemenangan satu putaran di Pilkada Jakarta 2024.

    “1 suara Anda sangat berharga bagi kami. Sehingga, ini bukan kemenangan kami sendiri, tapi ini kemenangan untuk warga Jakarta. Dengan berlangsungnya kontestasi Pilkada 1 putaran, masalah masyarakat akan lebih cepat terselesaikan, apalagi kita sedang menghadapi cuaca ekstrem dan persiapan harga bahan pokok menyambut bulan suci Ramadhan,” kata Pramono. (Pram/fajar)

  • Pramono Menang Quick Count Pilkada, Netizen: Efek Anies Nyata!

    Pramono Menang Quick Count Pilkada, Netizen: Efek Anies Nyata!

    Jakarta, CNBC Indonesia – Hasil penghitungan cepat (Quick Count) Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Jakarta 2024 sudah 100% pada Rabu (27/11) kemarin pukul 23.22 WIB.

    Untuk sementara, pasangan calon (paslon) nomor urut 3 Pramono Anung dan Rano Karno unggul dengan perolehan suara 50%. Selanjutnya, paslon nomor urut 1 Ridwan Kamil dan Suswono berada di posisi kedua dengan perolehan suara 39%.

    Terakhir, paslon nomor urut 2 Dharma Pongrekun dan Kun Wardana berada di posisi terakhir dengan perolehan suara 10%.

    Dalam pernyataannya di posko pemenangan, Pramono mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang mendukung dirinya dan Rano untuk memimpin Jakarta dalam periode 5 tahun ke depan.

    Secara khusus, Pramono mengucapkan terima kasih kepada Anies Baswedan, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), Fauzi Bowo, dan Sutiyoso.

    Sebelumnya, diketahui Pramono sudah sempat menemui Anies dan mendapat dukungan dari mantan Gubernur Jakarta tersebut. Saat mencoblos di TPS 029 Lebak Bulus, Anies juga sempat berpose tiga jari yang mempertegas dukungan tersebut.

    Pantauan CNBC Indonesia, Kamis (28/11/2024), netizen pun ramai menyebut-nyebut nama Anies setelah hasil Quick Count menunjukkan kemenangan sementara bagi Pramono-Rano.

    Kata kunci ‘Anies’ masuk dalam jejeran trending topic media sosial X dan sudah menghimpun lebih dari 30.000 tweet hingga berita ini dirilis.

    Banyak netizen yang mengatakan efek Anies nyata dalam hasil Pilkada Jakarta. Selain itu, tak jarang pula yang menitip doa dan pesan kepada Pramono dalam kemenangan sementara tersebut, serta mengingatkan agar bekerja seperti Anies.

    Ada pula yang mengatakan Pilkada kali ini menyatukan pendukung Ahok dan Anies yang sebelumnya disebut-sebut berseberangan. Berikut beberapa komentar netizen yang dihimpun CNBC Indonesia:

    [Gambas:Twitter]

    [Gambas:Twitter]

    [Gambas:Twitter]

    [Gambas:Twitter]

    [Gambas:Twitter]

    (fab/fab)

  • Mengapa Jokowi Effect Tak Berlaku di Pilkada Jakarta 2024?

    Mengapa Jokowi Effect Tak Berlaku di Pilkada Jakarta 2024?

    Bisnis.com, JAKARTA – Pasangan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur nomor urut tiga Pramono Anung-Rano Karno mendeklarasikan kemenangannya dalam Pilkada Serentak 2024. Benarkah Jokowi Effect tak berlaku di Jakarta? 

    Deklarasi kemenangan tersebut disampaikan Pramono dalam konferensi pers yang digelar di Kediamannya di daerah Cipete, Jakarta Selatan, Kamis (28/11/2024). Pramono awalnya menjelaskan bahwa hasil penghitungan suara atau real count yang dilakukan oleh tim pemenangan Pramono-Rano telah mencapai 100%.

    “Alhamdulillah hasil real count KPUD DKI Jakarta dan perhitungan formulir C1 hasil KWK saat ini, pagi ini, Kamis 28 November 2024 telah mencapai 100% TPS di seluruh daerah pemilihan Jakarta dengan menunjukkan hasil bagi pasangan nomor 03, yaitu 2.183.577 suara atau 50,07%,” tutur Pramono, Kamis (28/11/2024). 

    Pram, sapaan akrabnya, kemudian mengatakan bahwa pihaknya telah mendapatkan 50% plus 2.943 suara. Dia juga menuturkan bahwa satu suara sangat berati dalam Pilkada Jakarta 2024. 

    “Hasil ini sudah sesuai dengan ketentuan Undang-Undang nomor 29 tahun 2007 dan juga dengan Undang-Undang DKJ nomor 2 tahun 2024 di mana Gubernur dan Wakil Gubernur DKJ dipilih secara langsung memelalui pemilihan kepala daerah dengan perolehan suara 50% plus 1 suara,” tuturnya.

    Meski hanya diusung satu partai, yaitu PDIP, Pramono-Rano Karno berhasil mengalahkan paslon yang didukung Koalisi Indonesia Maju (KIM) Plus Ridwan Kamil-Suswono (RIDO) serta calon independen Dharma Pongrekun-Kun Wardhana. 

    Menanggapi Kemenangan Pramono-Rano Karno, Direktur Eksekutif Voxpol Center Research and Consulting Pangi Syarwi Chaniago menilai bahwa kemenangan atas sejumlah paslon Kepala Daerah terjadi atas cawe-cawe Presiden Ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi).

    Dia melihat bahwa cawe-cawe yang dilakukan Mantan Gubernur DKI Jakarta itu terlihat jelas melalui kemenangan telak di sejumlah daerah dengan calon yang didukung Jokowi, mulai dari Jawa Tengah, Jawa Timur, hingga Sumatra Utara. 

    “Endorse Jokowi masih cukup kuat. Kasus [Pilkada] Jawa Tengah, misalnya, Jokowi effect masih sangat signifikan,” ujarnya kepada Bisnis, Kamis (28/11/2024).

    Kendati demikian, dia mengamini bahwa untuk paslon RIDO atau Ridwan Kamil-Suswono justru keok dari PDIP. Jakarta menjadi satu-satunya provinsi di mana calon gubernur dan wakil gubernur yang di-endorse langsung Prabowo Subianto dan Joko Widodo tidak berhasil menang versi hitung cepat atau quick count beberapa lembaga survei. 

    Pangi melihat bahwa intervensi dari Jokowi justru ‘setengah-setengah’ untuk mendukung RIDO di Jakarta. Berbeda untuk wilayah lainnya yang langsung menemui masyarakat untuk memberikan interaksi yang lebih persuasif.

    Sementara itu di Jakarta, Jokowi hanya bertemu dengan pasangan calon RIDO dan relawan sehingga dampak signifikan itu tak terasa hasilnya. 

    “Kalau di DKI Jokowi hanya endorse biasa hanya bertemu dengan tim sukses dan relawan. Sementara di Jawa Tengah Jokowi langsung turun ke gras root dengan menyapa menyalami dan bertatap muka kontak mata langsung sama akar rumput ini,” tandas Pangi. 

    Perbesar

    Dukungan Anies-Ahok Lebih Tokcer 

    Lembaga survei Poltracking menilai dukungan Anies Baswedan dan Basuki Tjahja Purnama (Ahok) turut mendongkrak perolehan suara Pramono-Rano Karno di Pilkada Jakarta 2024. 

    Direktur Poltracking Indonesia Masduri Amrawi mengatakan dukungan dari dua eks Gubernur Jakarta para relawan menjadi faktor utama naiknya suara Mas Pram dan Bang Doel. 

    “Cuma kalau saya membaca, memang kejutan-kejutan di belakang itu yang cukup signifikan pengaruhnya tentu dukungan Anies Baswedan,” kata Masduri saat ditemui di The Westin, Rabu (27/11/2024) malam.

    Selain itu, faktor yang menjadi pembeda adalah dukungan yang diberikan oleh eks Gubernur Jakarta 2014-2017 Basuki Tjahja Purnama atau Ahok kepada Pramono-Rano.

    Masduri menuturkan bahwa dukungan Ahok yang ditambah dengan Anies Baswedan kepada Pram-Rano menjadi faktor naiknya perolehan suara paslon nomor urut 3 tersebut.

    Adapun, dalam hitung cepat atau quick count yang dilakukan Poltracking Indonesia yang saat ini 100% data sudah masuk, tercatat Pramono Anung-Rano Karno berada di posisi teratas dengan perolehan 50,08% suara. Pram-Rano disusul oleh paslon nomor urut dua Ridwan Kamil-Suswono dengan perolehan 39,55% suara. Dan di posisi ketiga Dharma-Kun Wardana 10,37% suara. 

    Meski mencapai angka 50,08%, Poltracking, kata Masduri belum bisa memberikan kesimpulan apakah Pilkada Jakarta akan dilaksanakan 1 putaran atau 2 putaran.

    “Kesimpulannya, belum bisa disimpulkan, bisa 1 atau 2 putaran. Karena masih dalam konsekuensi margin of error di dalam quick count yang dilakukan oleh Poltracking Indonesia,” ucapnya.

    Perbesar

    Cawe-cawe Jokowi di Pilkada Serentak 2024 

    Hasil hitung cepat memperlihatkan bahwa Ridwan Kamil—Suswono hanya mendapat 39,25% suara. Sementara Dharma Pongrekun-Kun Wardhana 10,60 persen dan Pramono Anung—Rano Karno menjadi pemenang dengan torehan 50,15 persen 

    Hitung cepat lembaga survei tersebut bukan hasil resmi. Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI sebagai lembaga penyelenggara pemilu akan melakukan rekapitulasi suara secara berjenjang dari Kamis (28/11/2024) hingga Senin (16/12/2024) mendatang. 

    Sekadar informasi, di sejumlah wilayah yang didukung oleh Jokowi memang berbuah manis. Misalnya, hasil hitung cepat atau quick count Pilkada Sumatra Utara 2024 menunjukkan keunggulan pasangan Bobby Nasution-Surya dengan perolehan suara 62,79%, sedangkan Pasangan Edy Rahmayadi-Hasan Basri di posisi kedua dengan 37,21%. 

    Lalu, di Jawa Tengah (Jateng) Andika Perkasa-Hendrar Prihadi harus mengaku kalah karena hanya mengantungi 41,56% suara yang kalah dari Ahmad Luthfi-Taj Yasin Maimoen yang menerima 58,44%.

    Kasus Banten juga serupa, Airin Rachmi Diany—Ade Sumardi harus berbesar hati karena hanya meraih 42,48%. Sedangkan, Andra Soni—Dimyati Natakusumah di angka 57,52%.

    Untuk Jawa Timur juga, Luluk Nur Hamidah-Lukmanul Hakim justru hanya mendapat torehan 8,16 persen. Berbeda jauh dari Khofifah Indar Parawansa—Emil Elestianto Dardak dengan perolehan 57,23% dan rival lainnya Tri Rismaharini—Zahrul Azhar Asumta di 34,61%.

  • Poltracking Nilai Dukungan Anies dan Ahok Dongkrak Perolehan Suara Pramono-Rano

    Poltracking Nilai Dukungan Anies dan Ahok Dongkrak Perolehan Suara Pramono-Rano

    Bisnis.com, JAKARTA – Lembaga survei Poltracking menilai dukungan Anies Baswedan dan Basuki Tjahja Purnama (Ahok) turut mendongkrak perolehan suara pasangan calon gubernur dan wakil gubernur Jakarta Pramono Anung dan Rano Karno.

    Direktur Poltracking Indonesia Masduri Amrawi mengatakan, dukungan dari eks Gubernur Jakarta dengan anak Abahnya menjadi faktor utama naiknya suara Pram-Rani di Pilkada Jakarta 2024.

    “Cuma kalau saya membaca, memang kejutan-kejutan di belakang itu yang cukup signifikan pengaruhnya tentu dukungan Anies Baswedan,” kata Masduri saat ditemui di The Westin, Rabu (27/11/2024) malam.

    Selain itu, faktor yang menjadi pembeda adalah dukungan yang diberikan oleh eks Gubernur Jakarta 2014-2017 Basuki Tjahja Purnama atau Ahok kepada Pram-Rano.

    Masduri menuturkan bahwa dukungan Ahok yang ditambah dengan Anies Baswedan kepada Pram-Rano menjadi faktor naiknya perolehan suara paslon nomor urut 3 tersebut.

    Adapun, dalam hitung cepat atau quick count yang dilakukan Poltracking Indonesia yang saat ini 100% data sudah masuk, tercatat Pramono Anung-Rano Karno berada di posisi teratas dengan perolehan 50,08% suara.

    Pram-Rano disusul oleh paslon nomor urut dua Ridwan Kamil-Suswono dengan perolehan 39,55% suara. Dan di posisi ketiga Dharma-Kun Wardana 10,37% suara. 

    Meski mencapai angka 50,08%, Poltracking kata Masduri belum bisa memberikan kesimpulan apakah Pilkada Jakarta akan dilukan secara 1 putaran atau 2 putaran. Sebab, hasil tersebut adalah hasil quick count dan buman real count.

    “Kesimpulannya, belum bisa disimpulkan, bisa 1 atau 2 putaran. Karena masih dalam konsekuensi margin of error di dalam quick count yang dilakukan oleh Poltracking Indonesia,” ucapnya.

  • Pilkada Jakarta 2024 Kondusif karena Tak Ada Isu Agama

    Pilkada Jakarta 2024 Kondusif karena Tak Ada Isu Agama

    Jakarta

    Mantan Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok menilai Pilkada Jakarta 2024 lebih oke dibandingkan saat dirinya maju pada Pilkada 2017. Waketum PAN Viva Yoga Maulana setuju Pilkada Jakarta kali ini lebih kondusif karena tak ada yang menggunakan isu agama.

    “Pilkada di Jakarta 2024 memang lebih kondusif dibanding dengan pilkada sebelumnya, karena tidak menggunakan isu-isu agama untuk tujuan meningkatkan nilai elektoral paslon,” kata Viva saat dihubungi, Rabu (27/11/2024).

    Viva menilai Pilkada Jakarta kali ini lebih banyak adu gagasan dan ide. Sehingga kata Viva, masyarakat Jakarta lebih bebas merenungkan pilihan.

    “Ini menjadi sesuatu yang baik kalau menurut saya, lebih banyak pada adu gagasan, adu ide, adu pemikiran dan membuat masyarakat Jakarta sebagai masyarakat yang terdidik, lebih bebas untuk merenungkan pilihan-pilihan yang kondusif bagi masa depan Jakarta melalui suaranya,” ujarnya.

    Viva menyampaikan isu SARA dan agama serta suku merupakan faktor yang membuat masyarakat jadi tidak bersatu. Dia mengatakan hal seperti itu tidak perlu diikutsertakan dalam kegiatan politik.

    “Kedua, isu sara, suku, agama, RAS antar golongan dalam setiap pemilu maupun pilkada bisa menjadi faktor disintegrasi bangsa karena sejatinya soal suku agama RAS sudah menjadi bawaaan bagi setiap manusia yang lahir tanpa bisa untuk dinegosiasi dengan Tuhan. Oleh karena itu hal-hal yang bersifat hasali atau yang bersifat premodial tidak usah masuk ke ranah politik dan dijadikan sebagai faktor yang menjadi pemicu untuk peningkatan nilai elektoral. Di samping itu juga bisa menjadi sumber konflik,” ucapnya.

    Sebelumnya, Usai menggunakan hak pilihnya, Ahok di TPS 60, Pluit, Penjaringan, Jakarta Utara, Rabu (27/11/2024), Ahok berkelakar Pilkada Jakarta 2024 lebih oke. Dia menyinggung di Pilkada 2024 tidak ada pihak yang menjual ayat-mayat.

    “Saya lihat lebih oke ya situasinya karena kan nggak ada yang bisa jualan ayat mayat gitu hahahaha,” kata Ahok sambil tertawa usai menggunakan hak pilihnya di TPS 60, Pluit, Penjaringan, Jakarta Utara, Rabu (27/11/2024).

    Ahok mengatakan Pilkada Jakarta saat itu lebih sibuk. Dia mengatakan hal itu karena dirinya ikut sebagai peserta Pilkada.

    “Ya, waktu saya maju kan pasti lebih sibuk kan. Karena saya ikut,” ujarnya.

    (dek/eva)