Dari Dapur Rumahan Cetak Rekor MURI 90 Tahun Setia Menemani melalui Cita Rasa Jahe
Tim Redaksi
SURABAYA, KOMPAS.com
– Sembilan dekade bukan waktu yang sebentar. Di tengah arus perubahan zaman dan tantangan global, produsen
permen jahe
tertua di Indonesia PT Sindu Amritha tetap berdiri kokoh.
Alhasil, rekor pun tercatat karena masuk Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI) sebagai Perusahaan
Permen Jahe
Tertua di Indonesia.
Seperti diketahui, perusahaan permen jahe yang berada di
Pasuruan
, Jawa Timur ini didirikan pada tahun 1935 oleh seorang kakek yang memulai usaha rumahan sederhana dengan niat tulus memberi kehangatan lewat permen jahe.
Dengan demikian, tumbuh dan mengakar dalam kehidupan masyarakat dan menjadi bagian dari kisah banyak keluarga di Indonesia.
“Merupakan satu prestasi yang sudah mempertahankan keeksisan selama 90 tahun. Bukan kemudahan karena perjuangan, kerja keras, inovasi dan semangat yang terus berkobar,” ujar Dyah Purwaningsih, Direktur Utama PT Sindu Amritha kepada media termasuk Kompas.com.
Kini dalam semangat memperbarui langkah, perusahaan pun meluncurkan maskot baru bernama “Jaha”, sosok yang enerjik, sehat, dan bersahabat.
Selain itu pada usia yang ke-90, Sindu Amritha meluncurkan tagline baru: “Sin A, Setia Menemani”, yaitu cerminan semangat dan komitmen perusahaan yang terus berinovasi dalam mendukung gaya hidup sehat masyarakat Indonesia.
Sebagai bentuk adaptasi terhadap tren kesehatan modern, Sindu Amritha juga memperkenalkan dua varian baru: Ting-Ting Jahe Seasalt dan Ting-Ting Jahe Lemon.
Inovasi ini diharapkan mampu menjangkau konsumen masa kini yang semakin sadar akan pentingnya hidup sehat.
Tidak salah jika
Basuki Tjahaja Purnama
, Gubernur DKI Jakarta periode 2014-2017, yang memberikan refleksi mendalam akan nilai keluarga dan ketekunan pada perusahaan ini.
“Saya berpikir mau hidup 90 tahun itu tidak gampang. Apalagi ini perusahaan. Tidak mudah kalau keluarga besar mampu mempertahankan sampai saat ini.”
“Tapi di perusahaan Sindu ini bisa dan ini menarik sebelum nama Indonesia ada. Kekeluargaan antara orang Tionghoa yang bisa diterima,” ujar pria yang biasa disapa Ahok itu.
Baginya, perusahaan permen jahe ini adalah contoh nyata bagaimana perusahaan bisa menjadi role model lewat kekompakan keluarga. Ia mengibaratkannya secara menarik:
“Jadi kalau ada domba yang takut serigala itu wajar, tapi kalau domba takut sama domba itu aneh. Nah sama dengan saudara takut dengan saudara yang lain itu tidak bisa dipertahankan,” imbuhnya.
Ia menekankan bahwa rasa memiliki antaranggota keluarga di dalam perusahaan ini adalah aset terbesar yang perlu dicontoh oleh semua entitas bisnis.
“Saya yakin dengan budaya dan karakter perusahaan ini yang harus menjadi contoh semua perusahaan, produk terjamin karena sudah mendapatkan ISO. Terbukti kualitas, mutunya bagus dan higienis,” kata Ahok.
Sementara itu, Yuke Sri Rahayu, Deputi Bidang Kreativitas, Budaya dan Desain Kementerian Ekonomi Kreatif, menyampaikan apresiasinya atas ketangguhan perusahaan ini.
“Selamat merayakan HUT yang ke-90 kepada PT Sindu. Usia 90 tahun bukanlah waktu yang singkat, inilah bukti ketangguhan, konsistensi dan komitmen perusahaan dalam berkontribusi pembangunan ekonomi nasional,” tuturnya.
Ia melihat peran penting perusahaan permen jahe ini tidak hanya sebagai pelaku industri, tetapi juga sebagai mitra strategis pemerintah. Dengan harapan agar perusahaan ini mampu menjadi pionir transformasi digital dan ekonomi hijau.
“Kami melihat PT Sindu tidak hanya sebagai perusahaan tapi juga mitra dalam mendukung pemerintah terutama di sektor industri pangan yang semangat dan kreatif termasuk ekspor,” kata Yuke.
“Komitmen terhadap keberlanjutan, inovasi dan pemberdayaan masyarakat menjadi prestasi lebih yang patut dicontoh,” pungkasnya
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
Tag: Basuki Tjahaja Purnama
-
/data/photo/2025/06/16/684f7eb62e5d7.jpeg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Dari Dapur Rumahan Cetak Rekor MURI 90 Tahun Setia Menemani melalui Cita Rasa Jahe Surabaya 16 Juni 2025
-

ERP di Jakarta Sudah Layak Jalan, Tapi Terhalang Politik dan Sosial
JAKARTA – Sistem jalan berbayar atau electronic road pricing (ERP) di Jakarta masih menjadi wacana yang belum pasti. Wacana ini sempat kembali dikemukakan oleh mantan Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung. Hanya saja, Pramono mengaku belum tahu kapan akan diterapkan.
Pemerhati transportasi, Muhammad Akbar menilai Jakarta sejatinya telah siap menjalankan sistem ERP, bila melihat kondisi infrastruktur transportasi atau angkutan umum massal saat ini.
“Banyak yang ragu, apakah Jakarta benar-benar siap menerapkan ERP? Padahal, jika dilihat dari berbagai aspek, Ibu Kota sebenarnya terlalu siap untuk sistem ini,” kata Akbar dalam keterangannya, Minggu, 15 Juni.
Akbar menyebut, dasar hukum untuk menjalankan ERP sudah tertuang dalam Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (LLAJ). Bahkan, Pemprov DKI sudah sempat menyusun regulasi turunan dalam bentuk peraturan daerah (perda) meski belum dituntaskan.
“Secara regulasi, tidak ada lagi alasan untuk menunda (ERP),” ucap Akbar.
Jakarta, lanjut Akbar, telah memiliki jaringan transportasi yang terus berkembang, mulai dari MRT, LRT, TransJakarta, hingga JakLingko. Seluruh moda ini terintegrasi, baik secara fisik melalui titik-titik simpul perpindahan, maupun secara tarif melalui sistem pembayaran yang lebih praktis dan menyatu.
Kemudian, kesiapan Jakarta menerapkan pembatasan kendaraan berbasis teknologi ini juga bisa dibilang mumpuni. Warga Jakarta juga sudah terbiasa dengan pembayaran nontunai, baik untuk transportasi umum maupun transaksi harian lainnya.
“Kamera pengawas dan perangkat berbasis sensor juga sudah mulai digunakan untuk memantau lalu lintas secara real time. Teknologi ini bisa dengan mudah diadaptasi untuk mendukung sistem ERP, mulai dari deteksi kendaraan hingga pencatatan transaksi secara otomatis,” tutur Akbar.
“Jika semua prasyarat tersebut sudah terpenuhi, maka hambatan terbesar dalam penerapan ERP saat ini bukan lagi soal teknis. Tantangan utama kini adalah faktor politik dan sosial, yakni keberanian pengambil kebijakan untuk bertindak, serta kesiapan masyarakat untuk menerima perubahan,” lanjutnya.
Di satu sisi, Akbar menilai kebijakan pembatasan kendaraan pribadi yang selama ini diterapkan di Jakarta memiliki hasil yang tak begitu efektif. Mulai dari sistem 3-in-1, yang malah melahirkan praktik joki pengisi kursi kosong, hingga ganjil genap, yang meskipun sempat efektif di awal, ternyata bisa diakali masyarakat dengan beli mobil kedua, pinjam plat nomor, atau bahkan memalsukan pelat.
“Masalahnya, kedua kebijakan tersebut juga punya kelemahan yang cukup mendasar. Sistemnya kaku, tidak fleksibel terhadap situasi darurat, tidak adaftif terhadap variasi waktu dan rute perjalanan, serta tidak menghasilkan pendapatan yang bisa digunakan untuk membenahi sistem transportasi secara menyeluruh,” imbuh dia.
Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung memproyeksikan kelak Jakarta akan menerapkan sistem jalan berbayar elektronik atau electronic road pricing (ERP). Sehingga, pengguna kendaraan pribadi diperkenankan melintasi jalan-jalan tertentu di Jakarta asal bersedia membayar.
“Suatu hari, bukan sekarang ya, ERP-nya saya mau pasang. Kenapa ERP-nya dipasang? Ya kalau kamu punya duit, mau naik mobil, bawa semua ke Jakarta enggak apa-apa, bayar semua ERP,” kata Pramono di Balai Kota DKI Jakarta, Selasa, 27 Mei.
Menurut Pramono, pendapatan daerah yang dihasilkan dari setoran jalan berbayar bisa membantu Pemprov DKI membiayai subsidi transportasi umum seperti Transjakarta, LRT Jakarta, dan MRT Jakarta secara gratis untuk 15 golongan.
Adapun 15 golongan masyarakat penerima manfaat tersebut terdiri atas PNS Pemprov DKI Jakarta, pensiunan PNS, tenaga kontrak Pemprov DKI Jakarta, siswa penerima KJP Plus, penghuni rusunawa, Tim Penggerak PKK, dan karyawan bergaji setara UMP.
Kemudian, penduduk ber-KTP Kepulauan Seribu, penerima raskin domisili Jabodetabek, anggota TNI/Polri, veteran Republik Indonesia, penyandang disabilitas, lansia di atas 60 tahun, pengurus rumah ibadah, pendidik PAUD, serta golongan jumantik, pengurus karang taruna, dasawisma, dan posyandu.
“Bagi warga yang tidak mampu sepenuhnya menjadi tanggung jawab negara, dan hasil dari ERP sepenuhnya akan saya gunakan untuk memberikan subsidi kepada 15 golongan, termasuk warga di luar Jakarta,” urai Pramono.
Di kesempatan berbeda, Pramono mengungkap alasan yang menyebabkan sistem jalan berbayar belum bisa dilaksanakan hingga saat ini. Padahal, menurut dia, wacana penerapan ERP sudah mencuat sejak kepemimpinan beberapa Gubernur DKI Jakarta terdahulu. Menurut dia, ERP belum bisa dijalankan karena sistem pendukung pelaksanaan jalan berbayar belum siap.
“Semangat untuk ERP ini sudah ada sejak zaman Bang Foke, Pak Jokowi, Pak Ahok, Pak Djarot, Mas Anies, Pj, dan sebagainya. Tetapi kenapa sampai hari ini belum bisa diterapkan? Memang supporting systemnya belum selesai,” urai Pramono.
-

Pramono Mau Naikkan Tarif Parkir di Jakarta, Begini Reaksi Ahok
Jakarta –
Mantan Gubernur Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok menanggapi rencana Gubernur Jakarta, Pramono Anung yang mau menaikkan tarif parkir untuk kendaraan. Dia menyarankan agar sistem voucher diberlakukan di kota berjuluk The Big Durian tersebut.
Ahok mulanya bercerita soal pengalamannya mengelola parkir Jakarta saat masih menjabat sebagai gubernur. Ketika itu, dia menggunakan mesin parkir untuk menutup kebocoran yang diraup jukir liar.
“Karena waktu zaman saya, waktu membuat sistem mesin parkir, itu naiknya gila-gilaan, misalnya Sabang gitu ya, setorannya cuma berapa juta sampai belasan juta per hari, per malam. Termasuk Kelapa Gading,” ujar Ahok di Taman Ismail Marzuki, Jakarta Pusat, dikutip dari detikNews, Sabtu (14/6).
Pengendara membayar parkir saat keluar dari Park and Ride Vertical Ragunan, Jakarta, Rabu (11/6/2025). Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung berencana menaikkan tarif parkir untuk membenahi sistem transportasi di Jakarta sekaligus membiayai subsidi transportasi gratis untuk 15 golongan masyarakat. ANTARA FOTO/Asprilla Dwi Adha/agr Foto: ANTARA FOTO/Asprilla Dwi Adha
Menurut Ahok, Pemprov Jakarta saat ini tak perlu menyewa lagi mesin parkir untuk mengoptimalkan pendapat dari sewa parkir. Dia usul sistemnya pakai voucher.
“Nah sekarang nggak perlu sewa mesin itu mahal-mahal lagi. Misalnya kenapa nggak gunakan sistem voucher parkir, digital, di HP. Dan voucher ini ada hadiah, misalnya ada hadiah mobil, dari parkir ya, tukang parkir. Nah itu mungkin masyarakat akan setiap saat parkir dia minta voucher-nya,” jelasnya.
Ahok menjelaskan, voucher tersebut bisa sekaligus diundi untuk mendapatkan hadiah. Sehingga itu dinilainya jadi win-win solution bagi Pemprov, jukir, hingga pemilik kendaraan.
“Dan tukang parkir pun dia terima duit komisinya yang bentuk voucher. Voucher-nya dia bisa belanja ke toko-toko Alfamart, Indomaret atau sejenis itu ya, dia bisa belanja di situ. Nah ini akan sangat menolong,” ungkapnya.
Tarif parkir motor di Jakarta diusulkan naik. Foto: Andhika Prasetia
Pendapatan parkir tersebut, kata dia, bisa digunakan untuk memberikan subsidi kepada sejumlah program yang dilakukan Pemprov. Ahok meminta sistem ini bisa diterapkan.
“Saya kira sistem parkir berbasis digital itu voucher harus dijalankan. Supaya dapet meningkat, kita subsidi silang. Tugas pejabat kan mengadministrasi keadilan sosial. Nah kan duit ini dorong ke bus, bagaimana, tempat yang sepi mungkin parkirnya murah. Tapi bisa di-adjust,” tuturnya.
Meski demikian, Ahok meminta rencana kenaikan tarif parkir Jakarta bisa dikaji lebih dalam. Sehingga, nantinya ditemukan sistem yang pas untuk melakukan optimalisasi.
“Jadi kita mesti kaji, kalau naikin parkir mungkin per jam, jadi dia ada adjust. Mungkin kalau kamu jam kedua bisa lebih mahal, supaya dorong orang nggak lama ngetem di sana. Sama kayak kita buka warung fast food gitu ya, kenapa kursinya nggak nyaman? Supaya kamu jangan lama-lama di situ gitu, belanja dikit, lama kan, supaya cepat gerak itu sih,” kata dia.
(sfn/lth)
-

Ahok Dukung Wacana Pramono Terapkan Jalan Berbayar: Tarif Diatur Gubernur
Jakarta –
Eks Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok mendukung rencana Pemprov DKI Jakarta menerapkan sistem electronic road pricing (ERP) atau jalan berbayar di Jakarta. Ahok menyebut tarif ERP dapat diatur langsung oleh Gubernur.
“Saya pikir ERP ini nggak salah, selama tujuan awalnya sama. Harganya bisa diadjust oleh Gubernur setiap saat,” kata Ahok seusai jadi pembicara di Jakarta Future Festival di Taman Ismail Marzuki, Jakpus, Jumat (13/6/2025).
Ahok menerangkan, sistem ERP berbeda dengan tol. Tol memiliki tarif tetap dan tidak bisa diubah sewaktu-waktu. Penetapan tarif tol juga memerlukan birokrasi yang panjang, sehingga berbeda dengan ERP.
“Nah dengan cara itu kita pakai ERP untuk mengatur lalu lintas. Misalnya contoh ruas ini agak macet gitu ya, orang kenapa nggak mau masuk ke jalan alternatifnya karena mahal itu. Nah itu bisa diturunin harganya. Kalau tol kan nggak, mahal atau mahal gimana pun macet kita nggak ada pilihan,” jelasnya.
“Jadi jangan kaget kalau tol kan, saya lihat ada persepsi yang mungkin agak keliru mungkin ya. ‘Wwah ini gila nih, jalan tuh pakai tol udah macet, ERP lagi kena duit, duit kita habis dong’. Nah di situ disediakan bus, kayak Sudirman Thamrim, ada bus gratis, ada apa. Dulu sampai kita berpikir mau siapin parkir yang di gedung-gedung,” sambung dia.
Ahok berpendapat, setiap jalan di Jakarta ini seharusnya memiliki alternatif. Dengan begitu kemacetan atau kepadatan dapat diurai.
Sebelumnya, Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung bicara sistem electronic road pricing (ERP) atau jalan berbayar di Jakarta. Sistem ini dinilai sebagai langkah tegas untuk mengurangi kemacetan yang semakin parah.
Dalam acara Leaders Forum di Balai Agung, Balai Kota Jakarta, Selasa (27/5) malam, Pramono menegaskan ERP bukan sekadar alat pengendali lalu lintas, melainkan bagian dari kebijakan keadilan sosial.
“Kenapa ERP-nya dipasang? Ya kalau kamu punya duit, mau naik mobil satu, mobil tanganmu sepuluh, bawa semua ke Jakarta nggak apa-apa, bayar semua ERP,” sambungnya.
Pramono juga menyampaikan bahwa saat ini Pemprov Jakarta telah mulai membangun fondasi sistem transportasi publik yang lebih luas dan inklusif, salah satunya melalui integrasi Transjabodetabek.
(idn/idn)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
-
/data/photo/2025/06/11/6848e7e8c500b.jpeg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
1 Kisah Sedih di Balik Pernikahan Adik Ahok: Ada Duka dan Celaka Megapolitan
Kisah Sedih di Balik Pernikahan Adik Ahok: Ada Duka dan Celaka
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com
– Fifi Lety Tjahaja Purnama, adik mantan Gubernur Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok, resmi menikah.
Fifi dipersunting pria berinisial DG di Gereja Bled Castle, Slovenia, Minggu (25/5/2025).
Adik Ahok
tersebut membagikan momen hari bahagianya di akun Instagram pribadinya, @fifiletytjahajapurnama. Dalam video yang diunggah, Fifi terlihat tampil elegan menggunakan gaun pengantin berwarna putih.
Ia tampak dituntun oleh Ahok yang mengenakan jas berwarna hitam menuju ke altar pernikahan di gereja tersebut.
Kepada
Kompas.com,
Fifi berbagi cerita tentang kisah di balik pernikahannya.
Menjelang hari pernikahannya, Fifi sempat terjatuh ke sungai. Peristiwa itu bermula saat Fifi bersama calon suami dan adiknya, Harry Basuki Tjahaja Purnama, bermain-main di pinggir sungai.
Saat itu, di pinggir sungai, Harry mengabadikan momen kebersamaan Fifi dan calon suaminya.
“Selesai kita foto-foto sama Harry, sambil ngobrol, sambil jalan di atas batu dengan sepatu
wedges
tinggi, aku terpeleset jatuh langsung nyebur sungai,” kata Fifi saat diwawancarai
Kompas.com
, Rabu (11/6/2025).
Insiden Fifi terjatuh yang membuat kakinya terkilir itu terjadi pada 21 Mei 2025. Sementara, pernikahan Fifi akan digelar empat hari setelahnya.
Sedianya, akibat insiden itu, Fifi disarankan oleh dokter untuk beristirahat dan bermobilisasi menggunakan kursi roda selama beberapa hari.
Namun, pada hari bahagianya, Fifi tetap berjalan menuju altar karena tak mau merusak momen sakral pernikahan. Pada momen itulah, Fifi dituntun oleh Ahok.
“Aku tetap pilih untuk berjalan, enggak mau di kursi roda. Semua kita berdoa minta mukjizat. Puji Tuhan ada Koko Ahok yang dengan sabar menuntun dan kuat menopang langkahku sampai ke altar,” ucap Fifi.
Oleh karena kakinya masih bengkak, Fifi pun urung menggunakan sepatu hak tinggi pada hari pernikahannya. Fifi juga tertatih saat berjalan menuju altar pernikahan.
“Kasihan Pak Ahok sebenarnya, jadi dia harus narik aku. Aku jatuh enggak bisa jalan, kaki aku bengkak, itu aku enggak pakai sepatu tinggi, jadi bajunya (gaun pengantinya) kepanjangan,” tutur dia.
Fifi juga mengaku sempat ingin membatalkan rencana pernikahannya karena takut dan merasa belum siap.
“Aku tuh sebenarnya takut menikah dan mau kabur sebetulnya. Paginya aku sempat bilang sama adiku Harry, ‘Kayanya aku jangan menikah dulu deh, kayanya aku belum mantap’,” ujar dia.
Fifi menyebut ketakutan ini bukan kali pertama terjadi. Bahkan, ia pernah membatalkan rencana pernikahannya dengan seorang pria tiga bulan sebelum pelaksanaan.
Adik Ahok itu mengaku sering dihantui rasa takut ketika hubungannya dibawa ke jenjang yang lebih serius.
“Aku tuh suka batalin nikah dari zaman dulu. Pacaran, pacaran, begitu serius, takut, jadi enggak jadi,” beber Fifi.
Namun, Fifi akhirnya mantap menikah dengan DG karena pria tersebut merupakan teman lama adiknya, Harry Basuki Tjahaja Purnama.
Fifi mengaku sudah mengenal DG sejak masih berkuliah di Universitas Indonesia (UI).
Sementara, DG merupakan teman les Bahasa Inggris sang adik. Adik Fifi pulalah yang mengenalkan sang kakak dengan DG.
Namun, saat perkenalan itu, Fifi masih memiliki kekasih. Sehingga, Fifi dan DG hanya berteman
32 tahun berlalu tepatnya Februari 2025, Fifi dan DG kembali dipertemukan. Kemudian, pada April 2025, Fifi dilamar oleh DG.
Setelah menimbang banyak hal, Fifi pun mantap menerima ajakan DG untuk menikah.
“Kemudian, lama-lama tersadar, ini kan udah lama, Papi dan Mami udah kenal, udah kaya anak sendiri, semuanya kaya dilancarin,” ucap Fifi.
Fifi juga mengatakan, hampir semua orang terdekatnya, baik keluarga maupun sahabat, mendukung hubungannya dengan DG.
Meski bahagia akhirnya menikah dengan DG, Fifi merasakan kesedihan yang mendalam usai pernikahannya.
Satu hari setelah menikah, nenek Fifi yang bernama Euw Yong Siu Joen meninggal dunia dalam usia 100 tahun di Bangka Belitung.
“Aku kalau di sini berdasarkan catatan sipil menikah di tanggal 22 (Mei), nenekku meninggal di tanggal 23 (Mei) dini hari,” ujar Fifi.
Fifi mengatakan, sebelum meninggal dunia, sang nenek selalu memintanya untuk menikah.
Namun, saat itu, Fifi belum mendapatkan pasangan yang tepat, sehingga belum berani melangkah ke jenjang pernikahan.
Sampai akhirnya, ia kembali bertemu dengan DG. Ketika resmi dilamar oleh DG pada April 2025, Fifi berusaha memberitahu rencana pernikahannya ke keluarga.
Ahok menjadi orang yang menyampaikan kabar bahagia tersebut ke neneknya yang tengah sakit di Bangka Belitung.
“Pas dia (nenek) sakit, Kokoh Ahok kan datang sama Nicholas, nenek aku masih ketawa-ketawa pas tahu aku mau menikah, dia bilang ‘bagus, menikah sama siapa aja, menikah ama bule enggak apa-apa’,” kata Fifi.
Bahkan, ketika Fifi menyampaikan kabar bahagia itu, neneknya terlihat senang dan mengacungkan jempol kepada dirinya.
“Kayak didoain sampai menikah, baru dia pergi,” tutur Fifi.
Fifi juga bercerita ada hal menarik dari prosesi penguburan sang nenek. Ketika liang lahad hendak ditutup dengan tanah, ada sepasang burung merpati hitam dan putih yang mengelilingi kuburan nenek Fifi.
“Anehnya itu di kuburannya ada sepasang merpati, nama suami aku itu Golon artinya merpati di bahasa mereka, itu aneh kan,” ucap Fifi.
Fifi menilai, keajaiban tersebut merupakan suatu pertanda bahwa dia tepat melabuhkan hatinya pada DG.
Fifi juga bercerita sempat menerima karangan bunga dari Ahok sebelum menikah. Karangan bunga itu dikirim Ahok tepat di hari ulang tahun Fifi ke-56 pada Januari lalu.
Tak hanya sekadar karangan bunga, Ahok juga menuliskan doa untuk adik perempuannya itu.
“Pak Ahok enggak pernah kirim bunga kayak ‘semoga kamu menikah’ itu enggak pernah. Baru tahun ini, pas aku ulang tahun Januari dia kirim bunga ‘semoga aku menikah supaya punya suami yang sayang aku seperti dirinya sendiri’,” jelas Fifi.
Mendapat kiriman bunga beserta doa dari Ahok membuat Fifi terkejut. Bahkan, ia sempat mengira kiriman bunga itu dikirim oleh istri kakaknya, Puput.
Namun, ternyata bunga dan doa itu merupakan kiriman dari Ahok langsung.
Oleh karenanya, kata Fifi, Ahok begitu bahagia saat mendengar dirinya hendak menikah dengan DG. Sebab, Ahok juga sudah mengenal baik DG sejak lama.
“Dia (Ahok) cuma senang aja aku
married
, dia merasa aku udah siaplah,” ucap Fifi.
Fifi juga bercerita, di hari bahagianya, Ahok memberikan beberapa petuah untuk dirinya.
“Dia pesannya yang baik, yang sabar, jadi wanita penolong, setia, harus baik. Intinya istri itu harus menjadi istri yang baik,” kata Fifi.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -

Bamsoet dukung rencana TNI AD rekrut 24 ribu prajurituntuk BTP
“Mendukung rencana TNI Angkatan Darat membentuk Batalyon Teritorial Pembangunan untuk memperkuat ketahanan pangan nasional dan pelayanan kesehatan masyarakat,”
Jakarta (ANTARA) – Wakil Ketua Umum Forum Komunikasi Putra Putri Purnawirawan dan Putra Putri TNI-Polri (FKKPI) Bambang Soesatyo mendukung rencana Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat (TNI AD) merekrut 24 ribu prajurit baru untuk pembentukan Batalyon Teritorial Pembangunan (BTP).
“Mendukung rencana TNI Angkatan Darat membentuk Batalyon Teritorial Pembangunan untuk memperkuat ketahanan pangan nasional dan pelayanan kesehatan masyarakat,” kata Bamsoet, sapaan karibnya, dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Rabu.
Hal itu disampaikannya saat menghadiri acara “Penyelenggaraan Komunikasi Sosial Dengan Keluarga Besar TNI Tingkat Pusat Tahun 2025” di Graha Pusat Zeni TNI Angkatan Darat (Pusziad), Jakarta, Rabu.
“Mereka (calon tamtama yang direkrut) akan disebar di 514 kabupaten/kota untuk mengurus pertanian, perkebunan, peternakan, maupun pelayanan kesehatan. Setiap batalyon akan menggarap lahan 20 hektare,” ujar anggota Komisi III DPR RI itu.
Dia lantas menuturkan bahwa di era globalisasi yang semakin kompleks dan dinamis, Indonesia akan menghadapi tantangan keamanan yang jauh melampaui paradigma konvensional.
Ancaman yang akan dihadapi, menurut dia, tidak lagi hadir dalam bentuk serangan militer langsung, melainkan telah bergeser ke bentuk yang lebih halus, tersembunyi dan multidimensional.
Dia menyinggung salah satu konsep yang menggambarkan kondisi tersebut adalah “accelerated warfare” dan perang Generasi V yang menekankan pentingnya dominasi informasi, perang opini, pengaruh siber, serta infiltrasi budaya dan sosial.
“Dalam kondisi ini, garis pemisah antara masa damai dan masa perang menjadi kabur. Negara dapat diserang dan dilemahkan tanpa satu pun peluru ditembakkan karena alat-alat penghancur utama kini berupa algoritma, narasi, dan manipulasi persepsi publik,” ucapnya.
Dia membeberkan data terbaru menunjukkan peningkatan ancaman siber di Indonesia, dengan laporan bahwa serangan siber terhadap berbagai institusi pemerintah dan swasta meningkat tajam.
Hal tersebut, lanjut dia, menegaskan betapa pentingnya penguatan koordinasi antarlembaga dalam menghadapi ancaman siber yang bisa merusak stabilitas sosial dan politik.
Untuk itu, dia mengingatkan Indonesia perlu meningkatkan kewaspadaan terhadap ancaman yang berpotensi memicu hilangnya kemerdekaan dengan bahaya ancaman yang masuk dalam kategori unknown threat dan membuat Indonesia seolah ‘tidur dengan musuh”.
Menurut dia, salah satu langkah krusial dalam menanggulangi ancaman tersebut adalah dengan memperbarui paradigma dan sistem keamanan nasional yang ada.
“Paradigma keamanan nasional Indonesia harus bergeser menuju pendekatan keamanan komprehensif yang mengedepankan perlindungan terhadap negara, masyarakat, dan individu secara simultan,” katanya.
Menurut dia, keterlibatan seluruh warga negara, termasuk Keluarga Besar TNI, menjadi sangat penting dalam konteks Sistem Keamanan Semesta untuk membangun kesadaran kolektif dalam menghadapi berbagai ancaman multidimensi.
“Keluarga Besar TNI harus hadir sebagai pelurus, sebagai penyebar pesan-pesan damai, dan penjaga akal sehat masyarakat. Narasi yang dibangun harus mampu mengangkat nilai-nilai keindonesiaan yang adil, setara, dan menjunjung martabat semua golongan,” kata dia.
Pewarta: Melalusa Susthira Khalida
Editor: Agus Setiawan
Copyright © ANTARA 2025Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.
-
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5249529/original/010080900_1749646958-6848e7e8c500b.jpeg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Kisah Haru di Balik Pernikahan Fifi Adik Ahok, Temukan Cinta Lama Setelah Bertemu 35 Tahun Lalu – Page 3
Dia pun menyebut ada peran sang kakak, Ahok, dalam kisah pertemuannya dengan DG.
“Berjalan dengan iman di tuntun oleh Koko Ahok… Cerita ini dimulai 35 tahun lalu: Siapa sangka… pasangan hidupku ternyata bukan orang baru,”
Ia bercerita bahwa kedekatan mereka terjalin secara bertahap melalui berbagai momen bersama keluarga, dari makan malam hingga foto bersama sang adik, Harry bersiap ke Swiss. Momen-momen itu pun terekam dalam sejumlah foto lama yang tersimpan.
Foto-foto lama itulah yang baru disadari Fifi sebagai jalinan awal kisah cinta mereka. Jodoh pun tak kemana, kini Fifi resmi menjadi istri kawan lamanya tersebut.
“Keluarga kami pernah makan malam bersama di rumahku di Muara Karang, ada fotonya! Bahkan kami ramai-ramai mengantar adikku ke bandara waktu dia mau sekolah ke Swiss. Aku dan DG sempat foto berdua waktu itu. Semua momen itu terekam, tapi kami belum mengerti,” ucap dia.
Kami tetap berteman. Tapi tidak pernah lebih dari itu,” lanjutnya.
Fifi mengatakan, hampir semua orang terdekatnya, baik keluarga maupun sahabat, mendukung hubungannya dengan DG. Tepat 25 Mei 2025, Fifi dan DG menikah di Slovenia.
-

Datang ke Bareskrim, Ahok Diperiksa Soal Kasus Lahan Cengkareng
Bisnis.com, JAKARTA — Mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok telah mendatangi Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Polri.
Ahok mengatakan bahwa dirinya diperiksa terkait dengan kasus dugaan korupsi pengadaan lahan rusun di Cengkareng, Jakarta Barat.
“Tambahan BAP pemeriksaan Maret tahun lalu soal lahan Cengkareng,” ujarnya saat dihubungi, Rabu (11/6/2025).
Hanya saja, dia tidak menjelaskan secara detail soal materi pernyataan yang dilayangkan penyidik terhadapnya. Meskipun begitu, Ahok menyatakan bahwa keterangannya itu diharapkan dapat membantu penyidik Kortastipidkor Polri.
“Intinya membantu penyidik agar tidak kalah dengan tersangka,” pungkasnya.
Sebagai informasi, korps teranyar Polri tersebut telah meningkatkan status perkara tersebut ke penyidikan setelah mengantongi minimal dua alat bukti.
Kasus yang naik sidik itu berkaitan dengan proyek Dinas Perumahan dan Gedung Pemda Provinsi Jakarta pada tahun anggaran 2015. Kasus rasuah itu berpotensi merugikan negara Rp649 miliar.
Dalam kasus tersebut, Polri sebelumnya menetapkan dua tersangka, yakni bekas Kabid Pembangunan Perumahan dan Permukiman Dinas Perumahan dan Gedung DKI Jakarta Sukmana dan pihak swasta Rudy Hartono Iskandar.
-
/data/photo/2025/06/11/6848e7e8c500b.jpeg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
7 Blak-blakan Adik Ahok Sempat Ingin Batalkan Pernikahan karena Takut Megapolitan
Blak-blakan Adik Ahok Sempat Ingin Batalkan Pernikahan karena Takut
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com
– Fifi Lety Tjahaja Purnama, adik mantan Gubernur Jakarta
Basuki Tjahaja Purnama
alias
Ahok
, mengaku sempat ingin membatalkan rencana pernikahannya karena takut dan merasa belum siap.
“Aku tuh sebenarnya takut menikah dan mau kabur sebetulnya. Paginya aku sempat bilang sama adiku Harry, ‘Kayanya aku jangan menikah dulu deh, kayanya aku belum mantap’,” ujar Fifi saat diwawancarai
Kompas.com,
Rabu (10/6/2025).
Fifi menyebut ketakutan ini bukan kali pertama terjadi. Bahkan, ia pernah membatalkan rencana pernikahannya dengan seorang pria tiga bulan sebelum pelaksanaan.
Adik Ahok
itu mengaku sering dihantui rasa takut ketika hubungannya dibawa ke jenjang yang lebih serius.
“Aku tuh suka batalin nikah dari zaman dulu. Pacaran, pacaran, begitu serius, takut, jadi enggak jadi,” beber Fifi.
Namun, Fifi akhirnya mantap menikah dengan DG karena pria tersebut merupakan teman lama adiknya, Harry Basuki Tjahaja Purnama.
Fifi mengaku sudah mengenal DG sejak masih berkuliah di Universitas Indonesia (UI).
Sementara, DG merupakan teman les Bahasa Inggris sang adik. Adik Fifi pulalah yang mengenalkan sang kakak dengan DG.
Namun, saat perkenalan itu, Fifi masih memiliki kekasih. Sehingga, Fifi dan DG hanya berteman
32 tahun berlalu tepatnya Februari 2025, Fifi dan DG kembali dipertemukan. Kemudian, pada April 2025, Fifi dilamar oleh DG.
Setelah menimbang banyak hal, Fifi pun mantap menerima ajakan DG untuk menikah.
“Kemudian, lama-lama tersadar, ini kan udah lama, Papi dan Mami udah kenal, udah kaya anak sendiri, semuanya kaya dilancarin,” ucap Fifi.
Fifi juga mengatakan, hampir semua orang terdekatnya, baik keluarga maupun sahabat, mendukung hubungannya dengan DG.
Akhirnya, tepat 25 Mei 2025, Fifi dan DG menikah di Slovenia.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
