“Israel menghancurkan situs militer terpenting di Suriah, termasuk bandara Suriah dan gudang-gudangnya, skuadron pesawat, radar, stasiun sinyal militer, dan banyak depot senjata dan amunisi di berbagai lokasi di sebagian besar wilayah Suriah,” ujar SOHR dan dikutip AFP. (Photo by LOUAI BESHARA / AFP)
Tag: Bashar al-Assad
-

Pejuang ISIS Bunuh 54 Tentara Suriah Usai Rezim Assad Tumbang
Jakarta, CNN Indonesia —
Pemantau perang Suriah mengatakan bahwa kelompok ISIS di Provinsi Homs telah membunuh 54 tentara yang melarikan diri ketika kelompok pemberontak tersebut melancarkan serangan besar-besaran di daerah yang dikuasai pemerintah.
“Personel yang melarikan diri dari dinas militer di padang pasir, saat runtuhnya rezim presiden Bashar al-Assad dengan mengeksekusi 54 (tentara) di daerah Sukhna di Provinsi Homs,” bunyi laporan Pemantau Suriah untuk Hak Asasi Manusia, dikutip dari AFP., Selasa (10/12).
ISIS sebagai informasi sudah menginvasi sebagian besar wilayah Suriah dan Irak sejak 2014. Mereka juga mendeklarasikan sistem kekhalifahan dan menciptakan teror.
ISIS pernah dikalahkan secara teritorial di Suriah pada 2019. Namun, beberapa kombatan tersisa masih melakukan perlawanan khususnya di Gurun Badia dari pinggiran Damaskus hingga perbatasan Irak dengan menargetkan para loyalis pemerintah dan pejuang yang dipimpin kelompok Kurdi.
Kelompok pemberontak Islam lainnya pimpinan Hayat Tahrir al-Sham ditambah faksi-faksi sekutu melancarkan serangan kilat terhadap pasukan pemerintah pada 27 November dengan menyapu bersih sebagian besar wilayah Suriah dari kendali pemerintah dan menggulingkan kekuasaan Assad pada Minggu.
Lembaga pemantau asal di Inggris, yang mengandalkan jaringan sumber di dalam Suriah, telah melaporkan adanya sedikit perlawanan nyata dari angkatan bersenjata negara yang kelelahan di beberapa daerah.
Sedangkan menurut laporan militer Amerika Serikat (AS), pesawat tempur AS juga menyerang lebih dari 75 target ISIS di Suriah pada hari Minggu dengan menghantam para pemimpin, operator, dan kamp kelompok tersebut, kata militer AS.
Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken kemudian mengatakan pada hari Senin bahwa ISIS akan memanfaatkan situasi yang terjadi di Suriah.
“Untuk membangun kembali kemampuannya, untuk menciptakan tempat berlindung yang aman. Seperti yang ditunjukkan oleh serangan presisi kami selama akhir pekan, kami bertekad untuk tidak membiarkan hal itu terjadi”.
Pada Minggu (8/12), Presiden Suriah Bashar al-Assad digulingkan usai HTS memimpin upaya pemberontakan selama kurang dari dua pekan.
Pasukan milisi yang dipimpin oleh HTS merebut ibu kota Damaskus dalam serangan kilat hingga al-Assad melarikan diri ke Rusia.
Upaya penggulingan ini sebetulnya telah terjadi sejak lebih dari satu dekade lalu. Suriah dilanda perang saudara selama 13 tahun buntut dominasi kekuasaan al-Assad.
Mohammed Al Bashir ditunjuk menjadi perdana menteri sementara pemerintah transisi Suriah. Penunjukkan itu diutrakan Al Bashir sendiri dalam pernyataannya yang disiarkan di televisi Suriah pada Selasa (10/12) Waktu setempat.
(AFP/fra)
[Gambas:Video CNN]
-

Lanjutkan Hidup Mewah di Rusia, Berapa Kekayaan Bashar al-Assad dan Di Mana Lokasinya?
GELORA.CO – Kepergian Bashar al-Assad ke Rusia membuka lembaran baru dari masa pemerintahannya yang panjang dan kini berakhir di Suriah.
Pada saat yang sama, kehidupan baru Assad di Rusia membuka pintu pertanyaan banyak pihak yang mencari alasan dan motivasi Assad memilih tujuan tersebut.
“Selain itu, kepergian Assad ke Rusia menimbulkan banyak pertanyaan mengenai besarnya kekayaannya di sana,” tulis ulasan Khaberni, pada Selasa (10/12/2024).
Baca juga: Dari Masjid Umayyah di Damaskus, Pidato Kemenangan Al-Julani Berisi Pesan ke Iran, AS, dan Israel
Al-Assad, istrinya, ketiga anaknya, dan keluarga besarnya menjalani kehidupan mewah di Suriah.
Sehari setelah kejatuhannya, terungkap istana-istana mewah dan apartemen-apartemen lengkap di lingkungan kelas atas di ibu kota, Damaskus, yang mungkin tidak dimilikinya di tujuan barunya, Rusia.
Asmaa, istri Assad, dikenal karena kemewahan dan kebiasaannya menjalani kehidupan mewah, dan menghabiskan banyak uang untuk membeli furnitur mewah, rumah, dan pakaian mahal yang elegan.
Jumlah sebenarnya kekayaan Assad dan jumlah uang serta asetnya tidak diketahui, namun perkiraan menunjukkan kalau keluarga tersebut, yang telah memerintah Suriah sejak tahun 1950-an, memiliki sekitar 2 miliar dolar AS (sekitar Rp 31,7 triliun), menurut Departemen Luar Negeri Amerika Serikat (AS).
“Tampaknya kekayaan besar ini tidak hanya ada di Suriah, dan keluarga Assad berupaya untuk mendistribusikannya di beberapa tempat dan menyembunyikannya di banyak rekening, perusahaan fiktif, surga pajak asing, dan portofolio real estate,” menurut laporan surat kabar Inggris, daily mail dikutip Khaberni.
Lanjutkan Hidup Mewah
Ulasan itu menyatakan kalau Assad melanjutkan kehidupan mewah mereka di Rusia.
“Mengingat Assad dan keluarganya terbiasa dengan kemakmuran dan penghidupan yang berkecukupan, mereka diharapkan dapat melanjutkan kehidupan mereka dengan cara yang sama di Rusia, dengan memanfaatkan hubungan yang kuat dengan negara Rusia dan Presiden Vladimir Putin, serta memanfaatkan banyak aset yang dimiliki mereka di Moskow,” menurut laporan itu.
Laporan tersebut menegaskan bahwa keluarga Assad membeli setidaknya 20 apartemen di ibu kota Rusia, Moskow, senilai lebih dari 30 juta pound sterling (sekitar Rp 606,3 M) dalam beberapa tahun terakhir.
“Hal menunjukkan status Rusia sebagai tujuan pertama jika aturan main di Damaskus berubah, dan ini itulah yang terjadi,” kata laporan itu.
Kremlin mengkonfirmasi pada Minggu (8/12/2024), kalau Assad dan keluarganya telah diberikan suaka berdasarkan perintah langsung dari Presiden Vladimir Putin.
“Al-Assad dan keluarganya telah menghilang dari pandangan sejak kedatangan mereka di Rusia, dan belum jelas apakah mereka akan tinggal di properti pribadi yang mereka miliki, atau akan terpaksa tinggal di rumah persembunyian di bawah perlindungan Rusia,” kata laporan tersebut.
Apapun masalahnya, laporan tersebut menambahkan, keluarga Assad kemungkinan besar akan hidup mewah, mengingat kondisi kehidupan mereka sebelumnya dan kekayaan yang sangat besar.
Perabotan Mewah
Pada 2012 lalu, WikiLeaks mengungkap korespondensi pribadi Asma al-Assad, yang menunjukkan kalau dia menghabiskan 350.000 dolar AS untuk furnitur istana dan 7.000 dolar AS untuk sepatu bertatahkan kristal.
Kekayaan ekstrem juga dimiliki oleh keluarga ibu Assad, Anisa Makhlouf, dan saudara laki-lakinya, Muhammad Makhlouf, yang dianggap sebagai orang terkaya dan terpenting kedua di Suriah, dan memiliki aset besar di Rusia.
Menurut Financial Times, keluarga Assad telah bergegas membeli setidaknya 18 apartemen mewah di kompleks Kota Ibu Kota, yang terletak di distrik pencakar langit Moskow, sejak awal perang di Suriah pada tahun 2011
-

Lanjutkan Hidup Mewah di Rusia, Berapa Kekayaan Bashar al-Assad dan Di Mana Lokasinya? – Halaman all
Lanjutkan Hidup Mewah di Rusia, Berapa Kekayaan Bashar al-Assad dan Di Mana Lokasinya?
TRIBUNNEWS.COM – Kepergian Bashar al-Assad ke Rusia membuka lembaran baru dari masa pemerintahannya yang panjang dan kini berakhir di Suriah.Pada saat yang sama, kehidupan baru Assad di Rusia membuka pintu pertanyaan banyak pihak yang mencari alasan dan motivasi Assad memilih tujuan tersebut.
“Selain itu, kepergian Assad ke Rusia menimbulkan banyak pertanyaan mengenai besarnya kekayaannya di sana,” tulis ulasan Khaberni, pada Selasa (10/12/2024).
Al-Assad, istrinya, ketiga anaknya, dan keluarga besarnya menjalani kehidupan mewah di Suriah.
Sehari setelah kejatuhannya, terungkap istana-istana mewah dan apartemen-apartemen lengkap di lingkungan kelas atas di ibu kota, Damaskus, yang mungkin tidak dimilikinya di tujuan barunya, Rusia.
Asmaa, istri Assad, dikenal karena kemewahan dan kebiasaannya menjalani kehidupan mewah, dan menghabiskan banyak uang untuk membeli furnitur mewah, rumah, dan pakaian mahal yang elegan.
Jumlah sebenarnya kekayaan Assad dan jumlah uang serta asetnya tidak diketahui, namun perkiraan menunjukkan kalau keluarga tersebut, yang telah memerintah Suriah sejak tahun 1950-an, memiliki sekitar 2 miliar dolar AS (sekitar Rp 31,7 triliun), menurut Departemen Luar Negeri Amerika Serikat (AS).
“Tampaknya kekayaan besar ini tidak hanya ada di Suriah, dan keluarga Assad berupaya untuk mendistribusikannya di beberapa tempat dan menyembunyikannya di banyak rekening, perusahaan fiktif, surga pajak asing, dan portofolio real estate,” menurut laporan surat kabar Inggris, daily mail dikutip Khaberni.
Presiden Suriah Bashar al-Assad dan istrinya Asma (khaberni/HO)
Lanjutkan Hidup Mewah
Ulasan itu menyatakan kalau Assad melanjutkan kehidupan mewah mereka di Rusia.
“Mengingat Assad dan keluarganya terbiasa dengan kemakmuran dan penghidupan yang berkecukupan, mereka diharapkan dapat melanjutkan kehidupan mereka dengan cara yang sama di Rusia, dengan memanfaatkan hubungan yang kuat dengan negara Rusia dan Presiden Vladimir Putin, serta memanfaatkan banyak aset yang dimiliki mereka di Moskow,” menurut laporan itu.
Laporan tersebut menegaskan bahwa keluarga Assad membeli setidaknya 20 apartemen di ibu kota Rusia, Moskow, senilai lebih dari 30 juta pound sterling (sekitar Rp 606,3 M) dalam beberapa tahun terakhir.
“Hal menunjukkan status Rusia sebagai tujuan pertama jika aturan main di Damaskus berubah, dan ini itulah yang terjadi,” kata laporan itu.
Kremlin mengkonfirmasi pada Minggu (8/12/2024), kalau Assad dan keluarganya telah diberikan suaka berdasarkan perintah langsung dari Presiden Vladimir Putin.
“Al-Assad dan keluarganya telah menghilang dari pandangan sejak kedatangan mereka di Rusia, dan belum jelas apakah mereka akan tinggal di properti pribadi yang mereka miliki, atau akan terpaksa tinggal di rumah persembunyian di bawah perlindungan Rusia,” kata laporan tersebut.
Apapun masalahnya, laporan tersebut menambahkan, keluarga Assad kemungkinan besar akan hidup mewah, mengingat kondisi kehidupan mereka sebelumnya dan kekayaan yang sangat besar.
Presiden Suriah Bashar Assad dan istrinya Asma Assad terlihat saat berkunjung ke Institut Hubungan Luar Negeri Negara Moskow pada 25 Januari 2005. (RT/Salah Malkawi/Getty Images)
Perabotan Mewah
Pada 2012 lalu, WikiLeaks mengungkap korespondensi pribadi Asma al-Assad, yang menunjukkan kalau dia menghabiskan 350.000 dolar AS untuk furnitur istana dan 7.000 dolar AS untuk sepatu bertatahkan kristal.
Kekayaan ekstrem juga dimiliki oleh keluarga ibu Assad, Anisa Makhlouf, dan saudara laki-lakinya, Muhammad Makhlouf, yang dianggap sebagai orang terkaya dan terpenting kedua di Suriah, dan memiliki aset besar di Rusia.
Menurut Financial Times, keluarga Assad telah bergegas membeli setidaknya 18 apartemen mewah di kompleks Kota Ibu Kota, yang terletak di distrik pencakar langit Moskow, sejak awal perang di Suriah pada tahun 2011.
(oln/khbrn/dlymail/*)
-

6 Update Situasi Suriah, Penyebab Keruntuhan Rezim Assad-Nasib Iran
Daftar Isi
Jakarta, CNBC Indonesia – Rezim Presiden Suriah Bashar al-Assad, yang sudah berlangsung sejak tahun 2000, berhasil digulingkan dan tumbang. Situasi ini pun mengakhiri Perang Saudara yang berlangsung selama 13 tahun di Negeri Syam tersebut.
Perang ini berakhir setelah adanya sejumlah pihak yang terlibat untuk menjatuhkan Assad dan kekuasaan Partai Baath yang dinaunginya. Salah satunya adalah pasukan pemberontak Suriah, yang dipimpin Hayat Tahrir al-Sham (HTS).
Berikut update terkait situasi di Suriah saat ini, sebagaimana dihimpun dari berbagai sumber oleh CNBC Indonesia pada Selasa (10/12/2024):
Alasan Jatuhnya Rezim Assad di Suriah
Keruntuhan rezim Assad disebut-sebut terjadi akibat perang kelompok Hizbullah dengan Israel. Ini merupakan salah satu efek domino yang terjadi sejak serangan Hamas ke Israel dan sebaliknya pada 7 Oktober 2023 lalu.
Dilansir The Guardian pada Senin (9/12/2024), Hizbullah, gerakan Syiah Lebanon yang telah lama didukung oleh Iran dalam perjuangan bersama mereka melawan Israel, disebut salah perhitungan dalam membantu Hamas dalam perang di Gaza dengan membuka front di garis biru yang ditetapkan PBB yang memisahkan Lebanon dari tetangga mereka, Israel.
Setelah hampir setahun serangan lintas batas yang saling berbalas yang menyebabkan ratusan ribu orang mengungsi dari rumah mereka, Israel meningkatkan kampanyenya pada September. Israel berhasil menghancurkan sebagian besar struktur komando Hizbullah melalui serangan udara, termasuk sekretaris jenderalnya yang telah lama menjabat, Hassan Nasrallah, dan mengusir para pejuang kelompok itu dari zona demarkasi melalui serangan darat.
Dua bulan kemudian, Teheran memberi tahu Hizbullah, mereka tidak mampu menanggung lebih banyak kerugian. Kelompok itu pun tertatih-tatih ke meja perundingan, menyetujui gencatan senjata dengan persyaratan yang menguntungkan Israel.
Di sisi lain, kelompok Suriah Hayat Tahrir al-Sham (HTS) memulai serangannya ke kota Aleppo pada hari yang sama ketika Israel dan Hizbullah menyetujui gencatan senjata untuk mengakhiri pertempuran di Lebanon.
HTS Islamis, bersama dengan payung milisi yang didukung Turki yang dikenal sebagai Tentara Nasional Suriah, merasakan adanya peluang, mempertaruhkan bahwa sekutu Assad telah melemah dan tidak terorganisir.
Mereka bergerak ke Aleppo, yang kabarnya untuk menghalangi serangan rezim yang direncanakan terhadap benteng mereka di Suriah barat laut, dan mendapati bahwa tentara Damaskus yang korup dan terdemoralisasi tidak siap dan hanya memberikan sedikit perlawanan.
Nasib Iran Pasca Tumbangnya Rezim Assad
Kemunduran Assad rupanya memberikan tekanan yang berat bagi Iran, yang merupakan penyokong utamanya.
Ahli Keamanan di King’s College London (KCL), Andreas Krieg mengatakan, kondisi ini kemudian harus memaksa Iran dan proksinya, yang dikenal sebagai ‘Poros Perlawanan’, untuk berkonsentrasi pada wilayah asal mereka dan bukan terlibat di peperangan di luar negara mereka
“Dengan demikian, poros itu akan kehilangan cita rasa transnasionalnya dan kedalaman strategis regionalnya,” ujarnya kepada AFP, dikutip Selasa (10/12/2024).
Serangan Hamas terhadap Israel pada 7 Oktober 2023 merupakan awal mula dari pelemahan poros sokongan Iran. Kekuatan militer Hizbullah telah dirusak dan pemimpinnya, Hassan Nasrallah, telah dibunuh oleh Israel. Israel, di sisi lain, telah menyerang jalur pasokan militer dan keuangan Hizbullah dari Iran melalui Suriah.
Pendukung Iran yang tersisa berada di Yaman dan Irak. Meski sempat berulang kali mengganggu AS dan sekutunya di kawasan itu, namun menjadi pengganggu tampaknya tidak dapat melakukan perubahan besar.
“Mereka kemungkinan akan kehilangan (pengaruh) itu,” tambah Krieg.
Ribuan Warga Iran Pulang dari Suriah
Fatemeh Mohajerani, juru bicara pemerintah Iran, mengatakan 4.000 warga negara Iran telah kembali ke negara itu dari Suriah sejak Assad digulingkan.
“Mereka berangkat dengan 10 penerbangan yang diselenggarakan oleh maskapai penerbangan Iran Mahan,” kata Mohajerani di Teheran.
Foto: Pemberontak menyatakan rezim Presiden Suriah Bashar al-Assad telah berakhir. Warga Suriah yang sebelumnya kabur ke Lebanon untuk menghindari kekerasan rezim Assad pun mengantre di perbatasan untuk pulang kampung. (REUTERS/Mohammed Yassin)
Pemberontak menyatakan rezim Presiden Suriah Bashar al-Assad telah berakhir. Warga Suriah yang sebelumnya kabur ke Lebanon untuk menghindari kekerasan rezim Assad pun mengantre di perbatasan untuk pulang kampung. (REUTERS/Mohammed Yassin)PBB Buka Suara Soal Periode Kritis Suriah
Kepala Hak Asasi Manusia PBB, Volker Turk, meminta setiap transisi politik di Suriah harus mencakup akuntabilitas di balik kejahatan yang dilakukan di bawah pemerintahannya.
“Setiap transisi politik harus memastikan akuntabilitas bagi para pelaku pelanggaran serius dan menjamin bahwa mereka yang bertanggung jawab dimintai pertanggungjawaban,” kata Turk kepada wartawan di Jenewa, seperti dikutip AFP, Senin.
Ketika ditanya apakah Assad termasuk di antara mereka yang harus dimintai pertanggungjawaban, Turk mengatakan “mantan presiden Suriah dan siapa pun yang berada di posisi kepemimpinan senior, memang ada alasan serius untuk percaya mereka mungkin telah melakukan kejahatan kekejaman”.
“Sangat penting bahwa semua bukti dikumpulkan dan disimpan dengan cermat untuk digunakan di masa mendatang,” tambahnya.
Komentarnya muncul setelah Assad melarikan diri dari Suriah ketika pemberontak yang dipimpin Islam menyerbu Damaskus, memicu perayaan di seluruh negeri dan sekitarnya atas berakhirnya pemerintahannya yang menindas.
Turk menggambarkan “pelanggaran hak asasi manusia yang paling serius… termasuk penyiksaan dan penggunaan senjata kimia”.
Perubahan mendadak dan dramatis di Suriah membawa “harapan bahwa ini akan menjadi kesempatan bagi negara untuk membangun masa depan yang didasarkan pada hak asasi manusia, kebebasan, dan keadilan”, kata Turk.
Ia menambahkan, “reformasi aparat keamanan akan menjadi kunci. Transisi ini juga harus memastikan bahwa tragedi orang hilang ditangani.”
Qatar Kutuk Pendudukan Israel di Suriah
Dalam konferensi pers, juru bicara Kementerian Luar Negeri Qatar Majed al-Ansari mengatakan tidak dapat diterima bagi Israel untuk mengeksploitasi situasi saat ini di Suriah dan melanggar kedaulatannya.
Ia menambahkan Qatar telah mengutuk keras serangan Israel di perbatasan dengan Suriah, menekankan: “Ini akan membawa kawasan itu ke dalam lebih banyak masalah.”
Juru bicara itu juga mengatakan negara Teluk itu “mendesak” meminta masyarakat global untuk bertindak agar hukum internasional dipatuhi.
“Kami memiliki konvensi internasional, kami memiliki kedaulatan dan persatuan wilayah Suriah,” katanya. “Tidak seorang pun diizinkan, dalam keadaan apa pun, termasuk pendudukan Israel, untuk merebut peluang untuk menduduki … wilayah Suriah.”
Ia menyimpulkan bahwa ini adalah “pelanggaran yang dilakukan oleh Israel terhadap wilayah Suriah”.
Foto: Serangkaian ledakan keras terdengar di Damaskus, Suriah pada Selasa, (10/12/2024), di tengah laporan bahwa Israel secara sistematis menggempur instalasi militer Suriah setelah penggulingan rezim Bashar al-Assad. (Photo by LOUAI BESHARA / AFP)
Serangkaian ledakan keras terdengar di Damaskus, Suriah pada Selasa, (10/12/2024), di tengah laporan bahwa Israel secara sistematis menggempur instalasi militer Suriah setelah penggulingan rezim Bashar al-Assad. (Photo by LOUAI BESHARA / AFP)Israel Lancarkan Ratusan Serangan Udara di Suriah
Pesawat tempur Israel telah menargetkan pabrik-pabrik di Aleppo milik angkatan udara Suriah, serta gudang senjata dan amunisi di pinggiran Damaskus dan sejumlah tempat lain di seluruh Suriah. Hal ini disampaikan oleh Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia (SOHR).
Pemantau perang mengatakan “serangan tersebut mengakibatkan penghentian total pertahanan udara dan melumpuhkan semua posisi yang menjadi target”.
Daftar lengkap aset militer yang menjadi target di berbagai provinsi, termasuk Deir Az Zor, Hama, Homs. Al-Hasakah, Latakia, Damaskus, Rif Dimashq, Deraa, al-Quneitra, dan Aleppo.
(dce)
-

Mohammed Al Bashir Ditunjuk Jadi Perdana Menteri Sementara Suriah
Jakarta –
Mohammed Al Bashir ditunjuk menjadi Perdana Menteri (PM) sementara Pemerintah Suriah. Al Bashir menyatakan akan menjabat hingga 1 Maret 2025 untuk memimpin pemerintahan transisi.
Dilansir BBC, Selasa (10/12/2024), pengumuman itu disampaikan dalam pidato Al Bashir yang disiarkan televisi setempat. Mohammed Al Bashir merupakan pemimpin pemberontak yang membantu menggulingkan rezim Bashar al-Assad.
Al Bashir akan memimpin kabinet kecil untuk memastikan layanan publik dapat dilanjutkan. Hal ini, katanya, karena beberapa lembaga pemerintah di Suriah telah meminta pegawai negeri dan petugas kesehatan untuk kembali bertugas.
Seperti dilansir National, surat kabar yang berbasis di Abu Dhabi, Al Bashir memerintah wilayah barat laut yaitu Provinsi Idlib Suriah sebagai bagian dari Pemerintahan Keselamatan Suriah, yang merupakan kelompok yang terkait dengan Hayat Tahrir-al Shams (HTS).
Sebelumnya, utusan khusus PBB untuk Suriah Geir Pedersen mengatakan penting bagi semua kelompok di Suriah untuk bekerja sama. Namun Geir Pedersen menambahkan: “Secara umum kami telah melihat pernyataan yang meyakinkan dari HTS dan berbagai kelompok bersenjata”. Meskipun demikian, Pedersen melanjutkan dengan mengatakan masih ada beberapa masalah hukum dan ketertiban.
Rezim Assad Tumbang
Seperti diketahui, rezim Assad tumbang setelah kelompok militan Hayat Tahrir al-Sham (HTS) menyatakan telah menguasai pusat Damaskus, ibu kota Suriah pada akhir pekan lalu.
(whn/jbr)
-

Pasca Assad Lengser dari Jabatan, Menlu AS Peringati ISIS Bisa Berkuasa di Suriah
ERA.id – Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Antony Blinken memperingati bahwa ISIS berpotensi untuk menduduki Suriah pasca lengsernya Presiden Bashar al-Assad. Blinken menekankan warga Suriah harus memilih masa depan mereka sendiri tanpa campur tangan ISIS.
Blinken mengatakan bahwa rakyat Suriah harus memilih masa depan mereka sendiri selepas lengsernya Assad dalam pemerintahan. Keruntuhan rezim Assad disebut Blinken sebagai momen bersejarah namun juga penuh dengan risiko.
“Akhir dari rezim ini adalah kekalahan bagi semua orang yang membiarkan kebiadaban dan korupsinya, tidak lain adalah Iran, Hizbullah, dan Rusia. Jadi, momen ini menghadirkan peluang bersejarah, tetapi juga membawa risiko yang cukup besar,” kata Blinken, dikutip Reuters, Selasa (10/12/2024).
Salah satu risiko nyata yang bisa muncul di wilayah Suriah adalah kehadiran ISIS yang akan membangun kembali kekuatannya. Namun Blinken menekankan Amerika Serikat tidak akan membiarkan hal itu terjadi.
“ISIS akan mencoba menggunakan periode ini untuk membangun kembali kemampuannya, untuk menciptakan tempat yang aman. Seperti yang ditunjukkan oleh serangan presisi kami pada akhir pekan, kami bertekad untuk tidak membiarkan hal itu terjadi,” tegasnya.
Pemberontak Suriah merebut ibu kota Damaskus tanpa perlawanan pada hari Minggu (8/12) setelah kemajuan pesat yang membuat Presiden Bashar al-Assad melarikan diri ke Rusia. Lengsernya Assad dari pemerintahan ini terjadi setelah perang saudara selama 13 tahun dan lebih dari lima dekade pemerintahan otokratis keluarganya.
Lengsernya Assad dari Suriah juga menghancurkan jaringan pengaruh Iran di Timur Tengah. Namun Israel, Amerika Serikat dan negara-negara Arab harus menghadapi risiko ketidakstabilan pasca Assad lengser.
ISIS pada tahun 2014 menguasai sebagian besar wilayah Suriah dan Irak dan mendirikan kekhalifahan Islam sebelum digulingkan oleh koalisi pimpinan AS pada tahun 2019.
Blinken menekankan AS akan terus melindungi personelnya dari ancaman apa pun.
Komando Pusat AS mengatakan pasukannya melakukan puluhan serangan udara terhadap sasaran ISIS di Suriah tengah pada hari Minggu (8/12). Dalam sebuah pernyataan, CENTCOM mengatakan serangannya bertujuan untuk memastikan ISIS tidak mengambil keuntungan dari situasi saat ini di Suriah.
-

Misteri Puluhan Mayat Diduga Disiksa Usai Penggulingan Assad
Jakarta –
Puluhan mayat ditemukan di dalam kamar mayat sebuah rumah sakit dekat ibu kota Damaskus usai rezim Bashar al-Assad tumbang digulingkan oleh pasukan oposisi Suriah. Puluhan mayat itu ditemukan dalam kondisi penuh luka bekas penyiksaan.
Sebagai informasi, rezim Assad tumbang setelah pasukan oposisi Suriah yang dipimpin Hayat Tahrir al-Sham (HTS) yang merupakan bekas afiliasi Al-Qaeda menyerbu dan menguasai Damaskus pada Minggu (8/12) waktu setempat. Assad dilaporkan kabur ke Rusia dan mendapatkan suaka untuk alasan kemanusiaan di sana.
Kini, pasukan oposisi menguasai Damaskus dan beberapa kota penting lainnya di Suriah yang direbut dari pasukan rezim Assad dalam sepekan terakhir.
Di tengah situasi tersebut, pasukan oposisi menemukan hal yang mengejutkan. Salah satu pasukan mengaku menemukan 40 mayat yang saling bertumpuk.
“Saya membuka pintu kamar mayat dengan tangan saya sendiri, itu pemandangan yang mengerikan: sekitar 40 mayat bertumpuk dan menunjukkan tanda-tanda bekas penyiksaan yang mengerikan,” tutur salah satu petempur oposisi Suriah, Mohammed al-Hajj, saat berbicara kepada AFP via telepon, seperti dilansir AFP, Selasa (10/12).
AFP melihat puluhan foto dan video yang direkam oleh Hajj sendiri, yang menunjukkan mayat-mayat dengan tanda-tanda bekas penyiksaan yang jelas, termasuk mata dan gigi yang dicungkil, kemudian ada cipratan darah dan memar-memar.
Rekaman video yang diambil oleh Hajj dari Rumah Sakit Harasta itu, menurut laporan AFP, juga menunjukkan bungkusan kain yang berisi tulang-belulang.
Simak selengkapnya di halaman berikutnya.
-

Komandan Garda Revolusi: Iran Tak Melemah Meski Rezim Assad Tumbang di Suriah, Israel Tetap Target – Halaman all
Komandan Garda Revolusi: Kekuatan Iran Tak Melemah Meski Rezim Assad Tumbang di Suriah
TRIBUNNEWS.COM – Komandan Garda Revolusi Iran (IRGC) mengatakan pada Selasa (10/12/2024) kalau kekuatan negaranya tidak melemah setelah tergulingnya kekuasaan sekutunya, Bashar al-Assad di Suriah, media Iran melaporkan.
“Kami belum melemah dan kekuatan Iran tidak berkurang,” kata Hossein Salami kepada anggota parlemen dalam sesi tertutup, dilansir Anews, Selasa.
Iran dan Rusia telah menopang pemerintahan Assad sejak perang saudara Suriah meletus pada 2011 dengan dukungan militer, personel, dan kekuatan udara.
Teheran mengerahkan Garda Revolusi ke Suriah untuk menjaga sekutunya tetap berkuasa untuk mempertahankan “Axis of Resistance” -Poros Perlawanan- Teheran ke Israel dan pengaruh Amerika Serikat (AS) di Timur Tengah.
Hossein Salami (tehrantimes.com)
Serangan ke Israel Tetap Agenda Utama Iran
Jatuhnya Assad telah mengikis kemampuan Teheran untuk memproyeksikan kekuatan dan mempertahankan jaringan kelompok milisinya di seluruh wilayah, terutama untuk sekutunya Hizbullah di Lebanon, yang menyetujui gencatan senjata dengan Israel bulan lalu.
Namun Salami menepis anggapan ini, bahkan menyatakan kalau pembalasan Israel masih jadi agenda utama Irab.
“Penggulingan rezim Zionis (Israel) tidak keluar dari agenda,” kata Salami dalam sesi yang bertemu untuk membahas perkembangan terbaru di Suriah.
Salami mengatakan tidak ada pasukan Iran yang tersisa di Suriah.
Menyusul kejatuhan Assad dari kekuasaan, kementerian luar negeri Iran menyerukan dialog nasional untuk membentuk pemerintahan inklusif yang mewakili semua segmen masyarakat Suriah.
Juru bicara pemerintah Iran Fatemeh Mohajerani pada hari Selasa menyerukan “penghormatan terhadap integritas teritorial Suriah”, mengatakan rakyat Suriah harus memutuskan nasib mereka sendiri.
Pasukan IDF Israel terlihat memasuki Suriah, dalam foto selebaran yang dikeluarkan oleh militer pada 9 Desember 2024. (IDF/Timesof Israel)
Kutuk Agresi Israel ke Suriah
Pelanggaran Israel, termasuk pendudukan zona penyangga di Golan, telah memicu kecaman dari beberapa negara dan pihak.
Arab Saudi dan Iran merilis pernyataan terpisah yang mengutuk agresi Israel yang sedang berlangsung di Suriah pada hari Senin.
Sementara itu, faksi perlawanan, termasuk Hizbullah dan Hamas, mengutuk serangan yang menargetkan negara dan rakyatnya.
Kementerian Luar Negeri Saudi mengecam serangan Israel, termasuk perebutan zona penyangga di Golan yang diduduki dan serangan yang sedang berlangsung terhadap wilayah Suriah.
“Kedua perkembangan ini mengonfirmasi pelanggaran berkelanjutan Israel terhadap hukum internasional dan tekadnya untuk menyabotase peluang Suriah dalam mendapatkan kembali keamanan, stabilitas, dan integritas teritorialnya,” tegas Riyadh.
Arab Saudi mendesak masyarakat internasional untuk mengecam pelanggaran tersebut dan menegaskan kembali rasa hormatnya terhadap kedaulatan Suriah dan persatuan wilayahnya, seraya menambahkan bahwa Golan adalah “tanah Arab Suriah yang diduduki.”
Sementara itu, juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran, Esmaeil Baghaee, mengatakan bahwa Teheran mengecam agresi Israel dan perluasan pendudukannya di Golan.
Ia menggarisbawahi bahwa serangan tersebut merupakan pelanggaran terang-terangan terhadap hukum internasional.
Juru bicara tersebut juga mengkritik “diamnya negara-negara Barat dan pendukung entitas Zionis terkait serangan ini.”
Teheran juga meminta masyarakat internasional untuk mengambil “tindakan tegas dan segera untuk menghentikan serangan Israel terhadap Suriah dan meminta pertanggungjawaban Israel atas pelanggaran hukum internasional.”
Sementara itu, Gerakan Perlawanan Islam – Hamas mengecam agresi yang terus berlanjut, dan menegaskan bahwa pihaknya menolak sepenuhnya setiap rencana untuk menargetkan Suriah, wilayahnya, dan rakyatnya.
Perlawanan Islam di Lebanon – Hizbullah juga mengecam pelanggaran tersebut, dan mengatakan bahwa itu adalah agresi terang-terangan terhadap negara tersebut dan pelanggaran tumpul terhadap kedaulatan dan rakyat Suriah.
Hizbullah menegaskan bahwa agresi di Suriah sejalan dengan pelanggaran kedaulatan Lebanon dan serangan terhadap Jalur Gaza.
Dikatakan, hal ini merupakan bukti yang mendukung persatuan yang tak terelakkan dari jalan rakyat di wilayah ini dan perlunya menghadapi agresi Israel.
Lebih jauh lagi, Perlawanan Islam memperingatkan terhadap kelanjutan agresi dan mengajak masyarakat internasional, khususnya negara-negara Arab dan Islam, untuk mengambil sikap tegas terhadap kejahatan Israel.
Hizbullah menekankan perlunya menjaga persatuan Suriah, wilayahnya, dan rakyatnya sambil menegaskan kembali dukungannya terhadap Suriah dan rakyatnya di akhir pernyataannya.
Bersamaan dengan pendudukannya atas Gunung Hermon dan kelanjutan penyelesaian kendali atas zona penyangga di Suriah dan titik-titik terdekat lainnya, pesawat tempur Israel terus melancarkan serangan terhadap Suriah.
Media Israel melaporkan bahwa Angkatan Udara Israel menyerang lebih dari 150 target militer di Suriah, sebagai bagian dari upaya untuk menghancurkan kemampuan militer Suriah.
Serangan hari Senin menandai serangan paling brutal di Suriah sejak perang Oktober 1973, menurut media Israel.
(oln/mba/anews/almydn/*)
-

Negara-negara Eropa Menilai Kembali Status Migran Suriah dan Rencana Deportasi – Halaman all
Negara-negara Eropa Menilai Kembali Status Migran Suriah dan Rencana Deportasi
TRIBUNNEWS.COM- Setelah penggulingan Bashar al-Assad di Suriah, negara-negara Eropa, termasuk Jerman dan Austria, sedang mengevaluasi kembali status migran Suriah, dengan beberapa negara membekukan permohonan suaka dan merencanakan deportasi.
Setelah kelompok bersenjata Suriah menggulingkan pemerintahan Bashar al-Assad di Damaskus, Suriah, negara-negara Eropa sedang mengevaluasi kembali status migran Suriah dan POLITICO telah menerbitkan laporan yang menguraikan pembaruan tentang topik ini.
Menurut laporan tersebut, lebih dari 4,5 juta warga Suriah telah melarikan diri ke, dan saat ini tinggal di Eropa, sejak pecahnya perang di Suriah.
POLITICO menggarisbawahi bahwa Kantor Federal Jerman untuk Migrasi dan Pengungsi (BAMF) mengumumkan akan membekukan permohonan suaka untuk lebih dari 47.000 warga negara Suriah.
Suriah merupakan negara asal utama para pencari suaka di Jerman tahun ini, menurut BAMF.
Beberapa politisi dari partai CDU Jerman yang berhaluan tengah-kanan telah menyatakan dukungan untuk memulangkan sebagian besar dari 800.000 warga Suriah yang saat ini berada di negara tersebut.
Selain itu, laporan itu mengungkap bahwa Austria juga bergerak untuk mendeportasi migran Suriah menyusul tergulingnya al-Assad.
Menteri Dalam Negeri Gerhard Karner menyatakan, “Saya telah menginstruksikan kementerian untuk menyiapkan program pemulangan dan deportasi yang tertib ke Suriah,” tanpa menyebutkan status migrasi mana yang akan terpengaruh. Sekitar 100.000 warga Suriah tinggal di Austria, menurut badan statistik negara tersebut.
Belgia, Prancis, Yunani, dan Jerman termasuk negara-negara Eropa yang menghentikan sementara permohonan suaka Suriah karena perubahan situasi politik di Suriah.
Turki akan buka kembali pos perbatasan Suriah untuk pengungsi yang kembali
Presiden Recep Tayyip Erdogan berjanji pada hari Senin untuk memulihkan pos perbatasan di perbatasan selatan Turki dengan Suriah untuk membantu pemulangan para pengungsi setelah lengsernya Presiden Bashar al-Assad.“Untuk memperlancar lalu lintas di perbatasan, kami akan membuka gerbang perbatasan Yayladagi,” Erdogan mengumumkan, merujuk pada penyeberangan di bagian barat perbatasan yang ditutup pada tahun 2013.
Turki, yang berbagi perbatasan panjang dengan Suriah, adalah rumah bagi sekitar tiga juta pengungsi yang meninggalkan negara mereka setelah pecahnya perang pada tahun 2011, dengan ratusan lainnya ingin menyeberangi perbatasan setelah al-Assad digulingkan.
Menurut Erdogan, “Angin kencang perubahan di Suriah akan menguntungkan semua warga Suriah, terutama para pengungsi. Seiring dengan stabilitas Suriah, kepulangan sukarela akan meningkat dan kerinduan warga Suriah selama 13 tahun akan tanah air mereka akan berakhir.”
SUMBER: AL MAYADEEN
