HTS Berkuasa di Suriah, Pemerintah Diminta Sensitif Pantau Narasi “Jihad” Salah Kaprah di Medsos
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com
– Pakar Hubungan Internasional Universitas Padjadjaran
Dina Sulaeman
mengingatkan pemerintah harus lebih sensitif dengan perkembangan narasi “jihad” yang salah kaprah usai pasukan pemberontak Hayat Tahrir al-Sham (HTS) menduduki Suriah.
Ia menyebutkan, berkuasanya HTS di Suriah dapat memunculkan bibit-bibit radikalisme di dalam negeri karena kelompok-kelompok yang tergabung dalam pemberontakan memiliki banyak simpatisan di Indonesia, misalnya ISIS, HTS, maupun Free Syrian Army.
“Rekomendasi saya ke pemerintah, yang pertama tentu pengawasan terhadap gerakan-gerakan ini semakin diperkuat. Pemerintah perlu sensitif ketika melihat berkembangnya narasi-narasi yang mendukung gerakan “jihad” di Suriah,” kata Dina kepada
Kompas.com
, Sabtu (14/12/2024).
Dina menuturkan, narasi-narasi itu sudah banyak berkembang di media sosial sehingga perlu diawasi lebih ketat.
Kelompok-kelompok yang terafiliasi ini menyebarkan ulang narasi-narasi pemberontakan yang dahulu sempat disebarluaskan ketika awal perang Suriah pada tahun 2012-2017.
Hal ini menandakan bahwa simpatisan tersebut masih tumbuh di Indonesia.
“Berarti kan kelihatan bahwa sel-sel ini masih ada, selama ini masih ada. Sekarang ada momentum untuk bangkit lagi menyebarluaskan narasi mereka. Itu pertama, (perlu) pengawasan. Dan kemudian edukasi publik itu penting banget,” tutur Dina.
Dina tidak memungkiri, kemenangan HTS di Suriah bisa saja memberikan inspirasi serupa untuk pendukungnya di Indonesia.
Pasalnya, para pendukung di dalam negeri itu akan tetap menyetujui apa yang dilakukan oleh HTS, meski pemimpin tertingginya, Mohammed Al Julani, baru-baru ini menyatakan sudah berubah usai keluar dari keanggotaan ISIS di Irak.
Terlebih, tanpa diketahui, donasi kemanusiaan untuk korban perang yang disalurkan masyarakat Indonesia sempat terbukti dialirkan ke Idlib, Suriah, markas utama HTS.
“Contohnya ada lembaga yang waktu itu ditangkap oleh Densus. Itu ternyata mengirimkan donasi orang-orang Indonesia yang dikumpulkan dari rakyat Indonesia ke Idlib. Nah ini juga saya khawatir (suplai) ini juga akan berlanjut,” ujar Dina.
Padahal, lanjut Dina, melakukan pemberontakan dengan menyebar teror karena alasan menggulingkan pemerintahan diktator tetap tidak dapat dibenarkan.
Diketahui, kelompok itu melakukan pemberontakan ke pemerintah Suriah yang dinilai diktator.
Kelompok ekstrem ini melakukan aksi pembunuhan secara acak dengan pengeboman di pasar, masjid, hingga sekolah. Sebaliknya, mereka tidak mengetahui pasti afiliasi politik orang-orang yang menjadi korban.
Menurut Dina, ideologi-ideologi yang berisi kekerasan dan menyebar kebencian pada kelompok lain ini akan sangat berbahaya jika berkembang di dalam negeri.
“Tentu bahaya sekali ya buat kita ya. Karena di kita pun banyak pertentangan politik juga. Padahal kan pertanyaannya, apakah untuk menggulingkan seorang diktator harus melakukan aksi teror? Harus membenarkan aksi teror? Enggak. Nanti kalau kita nggak setuju sama pemerintah, apakah kita harus menyetujui aksi teror?” kata dia.
Sebelumnya diberitakan, peralihan kekuasaan di Suriah dari rezim Bashar Al-Assad kepada kelompok pemberontak Abu Mohammed Al Julani terjadi pada Minggu (8/12/2024).
Kelompok pemberontak berhasil menguasai dua kota besar Suriah, Aleppo dan Damaskus. Sedangkan Assad diketahui melarikan diri ke Rusia.
Transisi kepemimpinan kini di tangan Julani dengan pemerintahan sementara hingga 1 Maret 2025 sebelum dilakukan pemilihan kepala negara yang baru.
Konflik bersenjata di Suriah turut menyerap perhatian pemerintah. Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) melalui KBRI telah melakukan evakuasi warga negara Indonesia dari kota-kota yang bergejolak ke Indonesia.
Pemerintah telah mengevakuasi 37 WNI yang terdiri dari 35 WNI dan 2 staf pendamping KBRI Damaskus. Puluhan orang itu telah tiba di Indonesia yang terbagi dalam tiga penerbangan.
Pasca evakuasi 37 WNI, KBRI Damaskus kembali mencatat sebanyak 97 WNI lainnya turut bersedia dievakuasi. Namun, pola evakuasi selanjutnya akan memperhatikan situasi keamanan di lapangan yang sangat dinamis.
Copyright 2008 – 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
Tag: Bashar al-Assad
-
/data/photo/2024/12/10/6757ef69a0be7.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
HTS Berkuasa di Suriah, Pemerintah Diminta Sensitif Pantau Narasi “Jihad” Salah Kaprah di Medsos
-
/data/photo/2024/12/10/6758468c24cf4.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
HTS Berkuasa di Suriah, Pemerintah Diminta Waspadai Bibit Radikalisme di Indonesia
HTS Berkuasa di Suriah, Pemerintah Diminta Waspadai Bibit Radikalisme di Indonesia
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com
– Pakar Hubungan Internasional (HI) Universitas Padjadjaran
Dina Sulaeman
mengatakan, pemerintah perlu mewaspadai potensi munculnya bibit-bibit
radikalisme
usai pasukan pemberontak Hayat Tahrir al-Sham (
HTS
) menduduki
Suriah
.
Ia menyebutkan, kemenangan pasukan pemberontak HTS di Suriah akan membangkitkan bibit radikalisme karena kelompok-kelompok yang tergabung dalam pemberontakan punya banyak simpatisan di Indonesia.
“Saya melihatnya kayak gitu (muncul bibit-bibit radikalisme). Makanya pemerintah saya pikir perlu cepat tanggap, jangan membiarkan berlarut-larut. Pemerintah harusnya waspada, ya,” kata Dina kepada
Kompas.com
, Sabtu (14/12/2024).
Beberapa kelompok yang dimaksud adalah ISIS, HTS yang sebelumnya bernama Al-Qaeda, dan Free Syrian Army yang memiliki afiliasi dengan Ikhwanul Muslimin.
Dina menuturkan, kemenangan HTS di Suriah bisa saja memberikan inspirasi serupa untuk pendukungnya di Indonesia.
Pasalnya, para simpatisan bisa saja tetap menyetujui apa yang dilakukan oleh HTS, meski pemimpin tertingginya, Mohammed Al Julani, baru-baru ini menyatakan sudah berubah usai keluar dari keanggotaan ISIS di Irak.
Terlebih, tanpa diketahui, donasi kemanusiaan untuk korban perang yang disalurkan masyarakat Indonesia sempat terbukti dialirkan ke Idlib, Suriah, markas utama HTS.
“Contohnya ada lembaga yang waktu itu ditangkap oleh Densus. Itu ternyata mengirimkan donasi orang-orang Indonesia yang dikumpulkan dari rakyat Indonesia ke Idlib. Nah ini juga saya khawatir (suplai) ini juga akan berlanjut,” kata Dina.
Padahal, lanjut Dina, melakukan pemberontakan dengan menyebar teror karena alasan menggulingkan pemerintahan diktator, tetap tidak dapat dibenarkan.
Diketahui, kelompok itu melakukan pemberontakan ke pemerintah Suriah yang dinilai diktator.
Kelompok ekstrem ini melakukan aksi pembunuhan secara acak dengan pengeboman di pasar, masjid, hingga sekolah. Sebaliknya, mereka tidak mengetahui pasti afiliasi politik orang-orang yang menjadi korban.
Menurut Dina, ideologi-ideologi yang berisi kekerasan dan menyebar kebencian pada kelompok lain ini akan sangat berbahaya jika berkembang di dalam negeri.
“Tentu bahaya sekali ya, buat kita ya. Karena di kita pun banyak pertentangan politik juga. Padahal pertanyaannya, apakah untuk menggulingkan seorang diktator harus melakukan aksi teror? Harus membenarkan aksi teror? Enggak, ya. Nanti kalau kita nggak setuju sama pemerintah, apakah kita harus menyetujui aksi teror?” kata dia.
Harus sensitif
Lebih lanjut, ia merekomendasikan pemerintah perlu lebih sensitif ketika melihat perkembangan narasi yang mendukung gerakan “jihad” versi kelompok tersebut di Suriah.
Dina bilang, narasi-narasi itu sudah berkembang di media sosial sehingga perlu diawasi lebih ketat.
Kelompok-kelompok yang terafiliasi ini menyebarkan ulang narasi-narasi pemberontakan yang dahulu sempat disebarluaskan ketika awal perang Suriah pada tahun 2012-2017.
“Berarti kan kelihatan bahwa sel-sel ini masih ada, selama ini masih ada. Sekarang ada momentum untuk bangkit lagi menyebarluaskan narasi mereka. Itu pertama, (perlu) pengawasan. Dan kemudian edukasi publik itu penting banget,” kata Dina.
Sebelumnya diberitakan, peralihan kekuasaan di Suriah dari rezim Bashar Al-Assad kepada kelompok pemberontak Abu Mohammed Al Julani terjadi pada Minggu (8/12/2024).
Kelompok pemberontak berhasil menguasai dua kota besar Suriah, Aleppo dan Damaskus. Sedangkan Assad diketahui melarikan diri ke Rusia.
Transisi kepemimpinan kini di tangan Julani dengan pemerintahan sementara hingga 1 Maret 2025 sebelum dilakukan pemilihan kepala negara yang baru.
Konflik bersenjata di Suriah turut menyerap perhatian pemerintah. Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) melalui KBRI telah melakukan evakuasi warga negara Indonesia dari kota-kota yang bergejolak ke Indonesia.
Pemerintah telah mengevakuasi 37 WNI yang terdiri dari 35 WNI dan 2 staf pendamping KBRI Damaskus. Puluhan orang itu telah tiba di Indonesia yang terbagi dalam tiga penerbangan.
Pasca evakuasi 37 WNI, KBRI Damaskus kembali mencatat sebanyak 97 WNI lainnya turut bersedia dievakuasi. Namun, pola evakuasi selanjutnya akan memperhatikan situasi keamanan di lapangan yang sangat dinamis.
Copyright 2008 – 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -

Pemimpin G7 Dukung Kemerdekaan Suriah, Pantau Ketat Keselamatan Rakyat
ERA.id – Para pemimpin G7 sepakat untuk menghormati integritas teritorial, kemerdekaan, dan kedaulatan Suriah selama proses transisi. Para pemimpin juga mengingatkan pentingnya keselamatan rakyat Suriah.
Selama pertemuan virtual, para pemimpin Kanada, Prancis, Jerman, Italia, Jepang, Inggris, AS, dan UE membahas situasi terkini di Suriah setelah jatuhnya rezim Bashar Assad.
Perdana Menteri Inggris Keir Starmer mengatakan bahwa jatuhnya rezim brutal Assad harus disambut baik, seraya mengingatkan kehati-hatian tentang apa yang akan terjadi selanjutnya.
“Prioritasnya adalah keselamatan rakyat Suriah sambil mendukung transisi politik yang mengarah pada pemerintahan yang kredibel, inklusif, dan non-sektarian atas nama semua warga Suriah,” kata pernyataan dari kantor Starmer, dikutip Anadolu, Sabtu (14/12/2024).
Selama pertemuan itu, semua pemimpin sepakat bahwa integritas teritorial, kemerdekaan, dan kedaulatan Suriah harus dihormati selama proses transisi dan di masa mendatang.
Pernyataan ini muncul di tengah perebutan zona penyangga di wilayah Suriah oleh Israel.
Setelah jatuhnya rezim Assad pada 8 Desember, tentara Israel merebut zona penyangga di Dataran Tinggi Golan yang diduduki Suriah. Perebutan ini tak lama setelah Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengumumkan runtuhnya perjanjian pelepasan yang dipantau PBB dengan Damaskus.
Tentara Israel melancarkan ratusan serangan udara terhadap pangkalan militer, stasiun pertahanan udara, dan markas intelijen, serta depot rudal jarak jauh dan pendek serta persediaan senjata nonkonvensional di seluruh Suriah.
Antonio Costa, presiden Dewan Eropa, mengatakan akan fokus pada dukungan transisi damai di Suriah dan memastikan kebebasan beragama serta perlindungan rakyat.
“Kami menyatakan komitmen kami kepada rakyat Suriah dan akan fokus pada dukungan transisi damai dan memastikan integritas teritorial, kebebasan beragama, dan perlindungan terhadap kaum minoritas,” katanya.
Bashar al-Assad, pemimpin Suriah selama hampir 25 tahun, melarikan diri ke Rusia setelah kelompok anti-rezim menguasai Damaskus, mengakhiri rezim Partai Baath, yang telah berkuasa di Suriah sejak 1963.
-

Kegembiraan Salat Jumat Pertama Warga Suriah di Masjid Umayyah setelah Tergulingnya Assad – Halaman all
TRIBUNNEWS.COM – Setelah jatuhnya rezim Presiden Bashar al-Assad, warga Suriah merayakan shalat Jumat pertama mereka dengan penuh semangat di berbagai jalan dan masjid, 13 Desember 2024.
Pemimpin oposisi Suriah, Abu Mohammed al-Julani, melalui aplikasi Telegram, mengajak masyarakat untuk turun ke jalan dan mengekspresikan kegembiraan mereka.
Di ibu kota Damaskus, masjid al-Umayyah menjadi tempat berkumpul bagi ratusan warga.
Mereka berdesakan untuk mendapatkan tempat di dalam masjid, namun banyak yang tidak berhasil masuk karena halaman masjid penuh sesak.
Anak-anak tampak berlarian sambil melambaikan bendera Suriah yang baru, menciptakan suasana yang lebih mirip festival daripada sebuah peribadatan, sebagaimana dilaporkan oleh NPR.
Masjid al-Umayyah, yang memiliki nilai sejarah yang tinggi, juga berfungsi sebagai latar belakang bagi momen-momen penting ini.
Pekarangan marmernya sebelumnya menjadi saksi bisu kekejaman pasukan keamanan Assad dalam menekan protes antipemerintah selama bertahun-tahun.
Setelah shalat, banyak orang mengambil foto bersama keluarga mereka dan saling berpelukan.
Beberapa di antara mereka baru pertama kali mengunjungi masjid yang telah menjadi simbol harapan dan kebebasan ini.
Sejumlah pria menari di luar Masjid Umayyah di Damaskus, Suriah, pada hari Jumat 13 Desember 2024 (Claire Harbage/NPR)
Apa Itu Masjid Umayyah?
Masjid Umayyah, juga dikenal sebagai Masjid Agung Damaskus, adalah salah satu masjid terbesar dan tertua di dunia.
Masyarakat dapat menghargai warisan arsitektur Islam di tempat yang awalnya adalah kuil untuk berhala Hadad pada era Aram, yang dibangun sekitar 3000 tahun yang lalu.
Ketika bangsa Romawi menguasai Damaskus, sebuah kuil dibangun untuk memuja Jupiter, yang kemudian berubah menjadi gereja Kristen yang didedikasikan untuk Yohanes Pembaptis pada akhir abad keempat.
Setelah ditaklukkan oleh umat Muslim di bawah pimpinan Khalid bin Walid pada tahun 636 M, masjid ini menjadi simbol persatuan bagi umat Muslim dan Kristen yang membagi bangunan untuk beribadah.
Desain masjid ini terinspirasi oleh masjid Nabi Muhammad di Madinah, dan memiliki beragam fungsi sosial dan spiritual.
Mengapa Masjid Ini Penting Bagi Umat Islam?
Masjid Umayyah bukan hanya sebuah tempat ibadah, tetapi juga merupakan simbol sejarah dan budaya yang penting bagi umat Islam, terutama Syiah.
Dikenal karena keindahan arsitekturnya, masjid ini telah menjadi tujuan bagi para keturunan Nabi yang datang dari Irak setelah Pertempuran Karbala.
Dengan dinding eksterior yang megah dan ruangan shalat yang luas, masjid ini terus menjadi salah satu keajaiban dunia yang memikat umat manusia.
Melalui momen shalat Jumat pertama ini, warga Suriah menunjukkan semangat dan harapan mereka untuk masa depan yang lebih baik, serta pengakuan akan warisan budaya yang kaya dari masjid Umayyah.
Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).
-

Assad Tumbang, Rusia Kemasi Peralatan Militer di Pangkalan Udara Suriah
Jakarta –
Rusia tampaknya tengah mengemasi peralatan militer di pangkalan udara di Suriah. Hal ini terlihat dari citra satelit yang dirilis oleh Maxar menyusul penggulingan Presiden Suriah Bashar al-Assad oleh oposisi akhir pekan lalu.
Citra satelit yang diambil pada hari Jumat (13/12) waktu setempat itu, menunjukkan setidaknya dua Antonov AN-124, salah satu pesawat kargo terbesar di dunia, dengan kerucut hidung terbuka di pangkalan udara Hmeimim di provinsi pesisir Latakia, Suriah.
“Dua pesawat angkut berat An-124 berada di lapangan terbang, keduanya dengan kerucut hidung terangkat dan siap memuat peralatan/kargo,” kata Maxar, dilansir kantor berita Reuters dan Al Arabiya, Sabtu (14/12/2024).
“Di dekatnya, helikopter serang Ka-52 sedang dibongkar dan kemungkinan dipersiapkan untuk transpor sementara elemen unit-unit pertahanan udara S-400 juga bersiap untuk berangkat dari lokasi penempatan sebelumnya di pangkalan udara tersebut,” imbuh Maxar.
Pangkalan angkatan laut Rusia di Tartous, satu-satunya pusat perbaikan dan pengisian ulang Rusia di Mediterania, “sebagian besar tetap tidak berubah sejak liputan citra kami pada 10 Desember dengan dua fregat terus terlihat di lepas pantai Tartous,” kata Maxar.
Media Inggris, Channel 4 melaporkan bahwa mereka telah melihat konvoi lebih dari 150 kendaraan militer Rusia bergerak di sepanjang jalan. Channel 4 mengatakan militer Rusia bergerak dengan tertib, dan tampaknya telah terjadi kesepakatan yang memungkinkan Rusia keluar dari Suriah dengan tertib.
-

PBB Ungkap Peningkatan Pasukan Israel di Zona Penyangga Golan Suriah
Jakarta, CNN Indonesia —
Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) mengamati terjadinya peningkatan kehadiran militer Israel di sepanjang zona penyangga atau buffer zone di Dataran Tinggi Golan, Suriah pada Jumat (13/12) waktu setempat.
Kondisi ini berdasarkan temuan dari pasukan penjaga perdamaian PBB di Dataran Tinggi Golan, yang dikenal sebagai UNDOF yang telah melaksanakan kegiatan sejak minggu lalu.
“Telah mengamati peningkatan signifikan dalam pergerakan Pasukan Pertahanan Israel di dalam area pemisahan dan di sepanjang garis gencatan senjata, tempat mereka telah membangun penghalang mobilitas sejak Juli 2024,” kata juru bicara PBB Stephane Dujarric dalam sebuah konferensi pers.
“UNDOF mengonfirmasi bahwa hingga 13 Desember, IDF masih berada di area pemisahan di beberapa lokasi,” tambahnya.
Dujarric juga mengatakan UNDOF telah memperingatkan Israel yang beroperasi di Dataran Tinggi Golan sebagai tindakan “pelanggaran terhadap perjanjian 1974.” Perjanjian itu disepakati antara Israel dan Suriah yang menetapkan batas-batas zona penyangga dan daerah demiliterisasi.
Pasukan ini diawasi oleh UNDOF karena bertugas menjaga gencatan senjata antara Israel dan Suriah setelah Perang Timur Tengah 1973.
“UNDOF mendesak mereka untuk menghentikan semua kegiatan militer di wilayah pemisahan dan menegakkan ketentuan perjanjian untuk menjaga stabilitas di Golan,” kata Dujarric.
Sebelumnya pasukan militer Israel beroperasi di zona penyangga antara Suriah dan Dataran Tinggi Golan yang diduduki Israel pada Kamis (12/12).
Operasi ini dilakukan usai pemerintahan Presiden Suriah Bashar al-Assad runtuh, menciptakan kekosongan kekuasaan di wilayah perbatasan. PM Israel Benjamin Netanyahu berdalih operasi untuk mencegah ancaman kelompok jihadis ke komunitas Israel di Golan.
(rzr/bac)
[Gambas:Video CNN]
-

Populer Internasional: HTS Temukan Gudang Captagon di Damaskus – Di Balik Jatuhnya Pokrovsk – Halaman all
TRIBUNNEWS.COM – Rangkuman berita populer Tribunnews di kanal internasional dapat disimak di sini.
Gudang Captagon ditemukan di Damaskus setelah tumbangnya rezim Bashar al-Assad, HTS bersumpah untuk menghancurkannya.
Sementara itu, Israel dilaporkan menyiapkan serangan ke fasilitas nuklir Iran.
Di Ukraina, sirene terdengar meraung-raung, rudal Rusia datang dari utara dan selatan.
Selengkapnya, berikut berita populer internasional dalam 24 jam terakhir.
1. Rezim Assad Tumbang, HTS Temukan Gudang Captagon di Damaskus, Bersumpah Hancurkan
Ribuan Pil Captagon Ditemukan di Sebuah Pabrik Milik Maher Al-Assad. (X/Twitter)
Sejak Presiden Suriah, Bashar Al-Assad digulingkan, sisi gelap kekuasaannya satu per satu mulai terungkap.
Mulai dari penyiksaan, senjata kimia hingga ekspor obat terlarang.
Kelompok oposisi yang dipimpin oleh kelompok Hayat Tahrir Al-Sham (HTS) setelah berhasil menggulingkan Assad, telah menemukan pusat distribusi stimulan jenis amfetamin yaitu pil captagon.
Selama ini, obat terlarang ini diketahui telah membanjiri pasar gelap di seluruh Timur Tengah.
Pil captagon dalam jumlah banyak ini ditemukan dalam gudang di sebuah tambang di pinggiran Damaskus.
Tempat pil captagon disembunyikan di dalam komponen listrik untuk diekspor.
Ribuan pil ini berwarna krem berdebu yang tertutup kemasan kumparan tembaga pentabil tegangan rumah tangga baru.
“Kami menemukan sejumlah besar perangkat yang berisi paket pil captagon yang dimaksudkan untuk diselundupkan ke luar negeri. Jumlahnya sangat besar. Tidak mungkin untuk memastikannya,” kata salah seorang anggota kelompok HTS, Abu Malek al-Shami, dikutip dari Al-Arabiya.
BACA SELENGKAPNYA >>>
2. Israel Siapkan Serangan ke Fasilitas Nuklir Iran, IAEA Meradang: Dilarang Hukum Internasional
Angkatan Udara Israel sedang menyiapkan serangan terhadap fasilitas nuklir Iran. Informasi ini dibocorkan pejabat militer kepada Times of Israel.
Negara Yahudi tersebut percaya bahwa pengambilalihan Suriah secara tiba-tiba oleh pemberontak jihadis telah melemahkan posisi Teheran di wilayah tersebut, yang dapat mendorong Iran untuk mempercepat program atomnya, kata outlet tersebut.
Sementara itu, serangan udara Israel telah menghancurkan sebagian besar pertahanan udara Suriah, sehingga membuka jalan bagi operasi melawan Iran.
Teheran telah lama bersikeras bahwa program nuklirnya bersifat damai dan bersifat sipil, bertolak belakang dengan tuduhan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu bahwa Iran sedang mencari bom atom.
Di 2015, lima negara kekuatan nuklir terbesar di dunia membuat perjanjian dengan Iran untuk memantau aktivitas nuklirnya dengan imbalan keringanan sanksi.
Namun AS secara sepihak menarik diri dari perjanjian tersebut pada tahun 2018.
BACA SELENGKAPNYA >>>
3. Sirine Meraung-raung di Ukraina, Pembalasan Rusia Dimulai, Rudal Datang dari Utara dan Selatan
Sirine serangan udara merang-rang di seluruh penjuru Ukraina, Jumat (13/12/2024) pagi atau siang waktu Indonesia.
Rusia diperkirakan melakukan aksi pembalasan terhadap serangan Ukraina.
Media Kiev, Ukrinform mengabarkan dalam breaking newsnya hari ini, Rusia meluncurkan sejumlah besar rudal ke Ukraina.
Rudal ini meluncur dari satu MiG-31K yang berpotensi membawa rudal Kinzhal.
Pesawat tersebut lepas landas dari lapangan udara Savasleyka, sebelah timur Moskow.
Angkatan Udara Ukraina mengingatkan kepada warga Ukraina agar semakin berhati-hati karena ancaman Rusia yang bakal kembali menyerang Ukraina.
BACA SELENGKAPNYA >>>
4. Di Balik Jatuhnya Pokrovsk, Ada Harta Karun Bernilai Tinggi Incaran Kremlin
Benteng terkuat sekaligus pusat logistik militer Ukraina di oblast Donetsk, Ukraina timur, Pokrovsk, semakin terancam jatuh.
Pasukan Ukraina tak mampu membendung datangnya invader Rusia, hingga terus mengalami kemunduran yang signifikan.
Bahkan sebuah benteng penting yang baru dibangun oleh militer Kiev pun dikuasai oleh pasukan Vladimir Putin secara gratis.
Marinir Moskow langsung menempati lokasi tersebut tanpa menembakkan sebutir peluru pun, karena kosong tak sempat ditempati oleh pasukan Kiev.
Media-media Barat pun menyebutkan bahwa situasi Ukraina di kota perbatasan dengan oblast Dnipropetrovsk itu semakin memburuk.
Jika saat kota terdekat di sebelah tenggara yaitu Selydovo diambil alih dan serdadu Rusia mendekat hingga 10 kilometer pada Agustus. Pada Rabu (12/12/2024) pasukan Rusia telah masuk ke Pokrovsk menyusul takluknya desa besar Sevchenko di selatan kota.
BACA SELENGKAPNYA >>>
(Tribunnews.com)
-

Pemberontak Suriah Temukan Gudang Narkoba Assad, Ungkap Fakta Captagon
Jakarta, CNBC Indonesia – Para pemberontak Suriah mengungkap peran rezim Presiden Bashar al-Assad dalam produksi obat-obatan terlarang dunia. Hal ini terjadi setelah kelompok perlawanan Hayat Tahrir Al Syam (HTS) merebut pangkalan militer dan sebuah pusat distribusi amfetamin yang dipercaya dimiliki Assad.
Para pejuang HTS pun mengizinkan jurnalis AFP masuk ke gudang di sebuah gudang di pinggiran Damaskus. Dalam tempat itu, nampak pil captagon disembunyikan di dalam komponen listrik untuk diekspor.
Seorang pejuang bertopeng hitam, Abu Malek Al Shami, mengeklaim pabrik itu terkait dengan Maher al-Assad dan Amer Khiti. Maher Al Assad, saudara Bashar Al Assad, adalah seorang komandan militer dan sekarang diduga sedang dalam pelarian. Ia secara luas dituduh sebagai kekuatan di balik perdagangan captagon yang menguntungkan.
“Kami menemukan sejumlah besar perangkat yang diisi dengan paket pil captagon yang dimaksudkan untuk diselundupkan ke luar negeri. Jumlahnya sangat besar. Tidak mungkin untuk mengatakannya,” kata Shami kepada AFP yang juga dikutip The Guardian, Jumat (13/12/2024).
Di gudang, peti-peti kardus siap digunakan untuk menyamarkan kargo mereka sebagai tumpukan barang standar, di samping karung demi karung soda api. Diketahui, soda api, atau natrium hidroksida, adalah bahan utama dalam produksi metamfetamin serta stimulan lainnya.
Selain di gudang Damaskus itu, pemberontak juga menemukan pil captagon di tanah pangkalan udara Mazzeh. Serupa, barang haram itu diyakini terkait dengan unit-unit di bawah komando Maher Assad.
Selain captagon, pemberontak juga menemukan komoditas ekspor ilegal lainnya, termasuk obat impotensi Viagra merek palsu dan uang kertas US$100 yang dipalsukan.
“Saat kami memasuki daerah itu, kami menemukan captagon dalam jumlah besar. Jadi kami menghancurkannya dan membakarnya. Jumlahnya sangat besar, saudaraku,” kata seorang pejuang HTS yang menggunakan nama samaran ‘Khattab’.
“Kami menghancurkan dan membakarnya karena berbahaya bagi manusia. Itu membahayakan alam, masyarakat, dan manusia.”
Assad tumbang pada akhir pekan lalu akibat serangan kilat HTS, yang otomatis juga mengakhiri kekuasaannya selama 24 tahun, serta keterlibatannya dalam Perang Saudara Suriah yang berlangsung hampir 13 tahun. Diyakini Captagon dan obat-obat terlarang lainnya telah menopang pemerintahan Assad dalam perang saudara.
Captagon mengubah Suriah menjadi negara narkotika terbesar di dunia. Narkoba jenis Amfetamin ini menjadi ekspor terbesar Suriah, bahkan mengerdilkan semua ekspor legalnya secara keseluruhan.
Para ahli, seperti penulis laporan bulan Juli dari Carnegie Middle East Center, juga percaya bahwa Assad menggunakan ancaman kerusuhan yang dipicu narkoba untuk menekan pemerintah Arab.
“Captagon memicu epidemi penyalahgunaan narkoba di negara-negara Teluk yang kaya, mengancam perdamaian sosial,” tulis akademisi Carnegie Hesham Alghannam.
“Assad memanfaatkan perdagangan captagon sebagai sarana untuk memberikan tekanan pada negara-negara Teluk, terutama Arab Saudi, untuk mengintegrasikan kembali Suriah ke dunia Arab, yang dilakukannya pada tahun 2023 ketika bergabung kembali dengan blok Liga Arab,” tambahnya.
(luc/luc)
-

Tank-tank Israel Makin Maju ke Wilayah Selatan Suriah, Tel Aviv Puji Momen Bersejarah – Halaman all
Tank-tank Israel Makin Maju ke Wilayah Selatan Suriah, Tel Aviv Puji Momen Bersejarah
TRIBUNNEWS.COM- Tank-tank Israel menembus jauh ke pedesaan Quneitra semalam dan memasuki kota Khan Arnabeh, salah satu kota terbesar di provinsi tersebut, sumber lokal melaporkan kepada Al Mayadeen pada 13 Desember.
Israel telah mengambil keuntungan dari jatuhnya pemerintahan Presiden Bashar al-Assad untuk menduduki wilayah Suriah dan menghancurkan infrastruktur militernya
Sumber tersebut menambahkan bahwa tank-tank Israel memasuki bekas pangkalan militer yang ditinggalkan di Khan Arnabeh, sebelum mundur lagi.
Pasukan Israel juga mengeluarkan peringatan kepada penduduk desa-desa di pedesaan barat Daraa untuk tetap tinggal di rumah mereka, kata koresponden Al Mayadeen Reda al-Basha.
Israel telah menduduki wilayah tambahan di Suriah selatan dan Dataran Tinggi Golan sejak Assad digulingkan pada hari Minggu oleh militan ekstremis dari Hayat Tahrir al-Sham (HTS).
Kelompok tersebut, yang dipimpin oleh mantan komandan Negara Islam (ISIS) Abu Mohammad al-Jolani, yang baru-baru ini mulai menggunakan nama aslinya Ahmad al-Sharaa, menerima dukungan asing yang kuat dari AS, Turki, dan Israel dalam kampanye kilatnya untuk merebut kota-kota besar Suriah, termasuk Damaskus.
Serangan tadi malam terjadi ketika Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz, memerintahkan militer untuk “bersiap untuk tetap tinggal” sepanjang musim dingin di zona penyangga yang dipatroli PBB di Dataran Tinggi Golan.
“Mengingat situasi di Suriah, sangatlah penting bagi keamanan untuk mempertahankan kehadiran kami di puncak Gunung Hermon, dan segala sesuatunya harus dilakukan untuk memastikan kesiapan (tentara) di lokasi untuk memungkinkan para pejuang tetap berada di sana meskipun kondisi cuaca yang menantang,” kata juru bicara Katz dalam sebuah pernyataan pada hari Jumat.
Katz menyebut pengembalian puncak Gunung Hermon di Suriah ke kendali Israel sebagai “momen bersejarah yang mengharukan.”
“Netanyahu dan saya mengunjungi Dataran Tinggi Golan dan melihat puncak Gunung Hermon di Suriah, yang kembali ke kendali kami setelah 51 tahun,” tambahnya.
Katz menyampaikan komentarnya saat rekaman video pemukim Yahudi Israel yang melakukan ritual Talmud muncul di wilayah yang dikuasai tentara Israel di dalam wilayah Suriah. Gerakan pemukim Israel meminta agar tentara “menaklukkan dan menghancurkan” sebanyak mungkin wilayah di Suriah dan Lebanon untuk membuka jalan bagi pemukiman Yahudi.
Israel juga melakukan serangan udara pada dini hari di ibu kota, Damaskus.
Koresponden Al Mayadeen mengatakan bahwa serangan Israel “menargetkan Gunung Qasioun di ibu kota Suriah, Damaskus, tempat markas Garda Republik rezim sebelumnya berada.”
Pengeboman itu terjadi sebagai bagian dari upaya Israel untuk secara sistematis menghancurkan semua senjata dan infrastruktur militer Suriah.
Pada tanggal 10 Desember, angkatan udara Israel memanfaatkan runtuhnya tentara Suriah untuk melancarkan lebih dari 350 serangan udara dalam 48 jam di Suriah.
Serangan hebat tersebut “tidak menyisakan satu pun aset tentara Suriah,” kata sumber keamanan regional dan perwira dalam tentara Suriah yang kini telah jatuh kepada Reuters.
Target Israel di Suriah termasuk pangkalan militer, pesawat tempur, depot rudal, fasilitas manufaktur, drone, tank, radar, kapal angkatan laut, dan banyak lagi, kata militer.
SUMBER: THE CRADLE
-

Poros Perlawanan Digebuk Israel, Iran: Suriah Bukan Kejutan, Milisi Bakal Ada di Seluruh Kawasan – Halaman all
Poros Perlawanan Digebuk Israel, Iran: Gejolak Suriah Bukan Kejutan, Milisi Bakal Ada di Seluruh Kawasan
TRIBUNNEWS.COM – Iran rupanya tidak kaget atas gejolak di Suriah yang menumbangkan satu di antara tokoh sekutu utama mereka di kawasan Asia Timur Tengah, rezim Bashar al-Assad.
Hal itu diungkapkan Ketua Parlemen Iran, Mohammad Bagher Ghalibaf yang mengatakan gerakan perlawanan justru akan meluas dan mencakup seluruh Timur Tengah.
Dia menambahkan, Iran akan terus mendukung perlawanan sebagai strategi terpentingnya dalam menghadapi musuh utama mereka, Israel.
Bagher Ghalibaf merujuk pada pernyataan Pemimpin Iran, Ayatollah Seyyed Ali Khamenei kemarin, yang menyatakan kekuatan Iran tidak berkurang meski Assad tumbang di Suriah.
Soal jatuhnya pemerintahan mantan Presiden Suriah Bashar al-Assad, Ghalibaf mengakui kalau itu akan sedikit mengganggung rantai gerakan perlawanan.
Namun, mencontohkan Hizbullah, Ghalibaf mengatakan kalau gerakan Perlawanan akan menyesuaikan strategi dan langkah taktis mereka dengan kondisi di lapangan.
“Tentu saja, jelas bahwa jatuhnya pemerintahan Bashar al-Assad akan mengganggu aktivitas gerakan perlawanan, tetapi kelompok-kelompok perlawanan, khususnya Gerakan Perlawanan Hizbullah di Lebanon, telah menunjukkan bahwa mereka tidak hanya akan beradaptasi dengan kondisi baru, tetapi juga akan bertindak lebih bersemangat dan lebih kuat dari sebelumnya,” kata dia dilansir MNA, Jumat (13/12/2024).
Suar yang dinyalakan tentara Israel jaruh di area Har Dov di Gunung Hermon, 13 November 2023. (Jalaa MAREY / AFP)
Tak Kaget Gejolak di Suriah
Terkait perkembangan terkini di Suriah yang kini berganti rezim dan kekuasaan, Ghalibaf menegaskan kalau perkembangan tersebut tidak dapat dielakkan dan bukan sesuatu yang mengejutkan.
Iran, kata dia, telah memperingatkan pemerintah Suriah di bawah rezim Assad.
Iran juga telah menilai rencana intervensionis yang disusun terhadap negara Arab tersebut, kata Ghalibaf.
“Jika peringatan ini ditanggapi dengan serius pada waktu yang tepat dan jalur dialog dengan rakyat serta pencapaian persatuan nasional telah ditempuh, saat ini bangsa Suriah tidak akan berada di ambang kekacauan internal, konflik sektarian dan kerusakan aset nasional, dan akibatnya, (Suriah) tidak akan menyaksikan agresi berulang-ulang dari rezim Zionis (Israel) dan penghancuran infrastrukturnya,” tambah juru bicara parlemen tersebut.
Ghalibaf menekankan, Iran akan terus mendukung gerakan-gerakan perlawanan yang tersebar di kawasan dalam aksi melawan Israel.
“Kami dengan tegas menyatakan bahwa dengan keyakinan yang lebih besar, kami akan terus mendukung perlawanan sebagai strategi yang paling penting dan utama untuk menjamin keamanan negara,” kata Ghalibaf.
Dia kemudian menekankan seruan dari Khamenei kalau “Gerakan perlawanan akan meluas dan meliputi seluruh kawasan dan (ada di) semua pemerintah yang bersekutu dengan rezim Zionis (Israel).”
Serangan skala besar Israel ke wilayah Suriah di masa transisi kekuasaan pasca-tergulingnya Rezim Bashar al-Assad. (MNA/screenshot)
Netanyahu Klaim Israel Gebuk Poros Perlawanan yag Dipimpin Iran
Dalam konteks pergolakan di Suriah, Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu mengklaim serangan Israel terhadap militan sekutu Iran telah memicu reaksi berantai yang akan mengubah wajah di kawasan Timur Tengah.
Ia menyebut gerakan Hamas di Jalur Gaza, Hizbullah di Lebanon, dan sejumlah militan di Suriah dan Irak adalah kelompok perlawanan yang didukung oleh Iran.
Menurutnya, kekacauan di Timur Tengah saat ini adalah reaksi berantai dari serangan Israel terhadap mereka.
“Peristiwa bersejarah yang kita saksikan hari ini adalah reaksi berantai,” kata Netanyahu dalam pidatonya yang ditujukan kepada rakyat Iran, Kamis (12/12/2024).
Perdana Menteri Israel mengatakan ini semua diawali ketika Hamas meluncurkan Operasi Banjir Al-Aqsa pada 7 Oktober 2023, yang disusul dengan serangan dari Hizbullah Lebanon, dan sekutu militannya yang berada di Suriah hingga Irak terhadap Israel.
Netanyahu sesumbar bahwa reaksi Israel dengan menyerang mereka telah memicu reaksi berantai di Timur Tengah.
“Reaksi berurutan terhadap pemboman Hamas, penghapusan Hizbullah, dan penargetan (mantan Sekretaris Jenderal Hassan) Nasrallah, terhadap serangan yang kami kirimkan ke poros teror yang didirikan oleh rezim Iran,” katanya.
Ia juga menyoroti runtuhnya kekuasaan Presiden Suriah Bashar al-Assad yang berhasil digulingkan oleh aliansi oposisi bersenjata, Hayat Tahrir al-Sham (HTS), pada 8 Desember 2024.
Netanyahu menuduh Iran menghabiskan puluhan miliar dolar untuk mendukung Bashar al-Assad dan untuk mendukung Hamas di Jalur Gaza dan Hizbullah di Lebanon.
Menurutnya, rezim Bashar al-Assad selama ini menyediakan jalur aman bagi Iran untuk memasok senjata ke Hizbullah di Lebanon, sebagai imbalan atas dukungan Iran untuk melawan oposisi Suriah.
“Yang dilakukan Israel hanyalah mempertahankan negaranya, namun melalui hal tersebut kita membela peradaban dalam menghadapi kebrutalan,” lanjutnya.
Netanyahu mencoba meyakinkan rakyat Iran bahwa mereka berada di bawah kekuasaan rezim Ali Khamenei yang mengancam kedamaian di kawasan itu.
“Anda menderita di bawah kekuasaan rezim yang mengejek Anda dan mengancam kami. Akan tiba saatnya hal ini berubah. Akan datang suatu hari ketika Iran akan bebas,” kata Netanyahu.
“Saya yakin kita akan mencapai masa depan ini bersama-sama lebih cepat dari yang diperkirakan sebagian orang. Saya tahu dan percaya bahwa kita akan mengubah Timur Tengah menjadi mercusuar kemakmuran, kemajuan dan perdamaian,” lanjutnya.
Dengan jatuhnya rezim Bashar al-Assad, Iran kehilangan mata rantai utama dalam “poros perlawanan” yang dipimpinnya untuk melawan Israel.
(oln/mna/*)