Tag: Bashar al-Assad

  • Kesaksian Penggalian Kuburan Massal di Dekat Damaskus, Ratusan Ribu Orang Diyakini Terkubur – Halaman all

    Kesaksian Penggalian Kuburan Massal di Dekat Damaskus, Ratusan Ribu Orang Diyakini Terkubur – Halaman all

    Kesaksian Penggalian Kuburan Massal di Dekat Damaskus, Ratusan Ribu Orang Diyakini Terkubur

     

    TRIBUNNEWS.COM – Apa yang dikhawatirkan saat rezim Bashar al-Assad di Suriah jatuh mulai menjadi kenyataan.

    Kuburan-kuburan massal diduga korban pembantaian mulai muncul di dekat Damaskus setelah jatuhnya rezim Suriah tersebut.

    Nada Homsi, reporter The National, ikut menyaksikan penggalian kuburan-kuburan tersebut saat kru pertahanan sipil dan LSM lapangan memulai penggalian di area yang diyakini menyimpan sisa-sisa ratusan ribu orang.

    “Pada hari Selasa, kami melihat kru pertahanan sipil menarik sisa-sisa tujuh jenazah dari tanah yang sebelumnya merupakan zona aman di kota Adra di pedesaan Damaskus. Seperti penemuan di lokasi kuburan lainnya, sisa-sisa jenazah ditemukan di tas kanvas yang biasanya digunakan untuk menyimpan makanan kering seperti tepung dan kacang lentil. Enam dari tujuh set sisa jenazah yang ditemukan diidentifikasi dengan nama dan nomor yang sesuai,” tulis laporan tersebut dikutip Rabu (18/12/2024).

    Laporan itu menyatakan, beberapa jam sebelum penggalian itu, Mouaz Moustafa, yang memimpin Satuan Tugas Darurat Suriah yang berpusat di Washington, mengatakan kepada Reuters kalau lokasi di Al Qutayfah, 40 km di utara ibu kota Suriah, adalah satu dari lima kuburan massal yang telah diidentifikasi selama bertahun-tahun.

    “Seratus ribu adalah perkiraan paling konservatif” dari jumlah jenazah yang dikubur di lokasi tersebut, kata Moustafa.

    Ratusan ribu warga Suriah diperkirakan telah tewas sejak 2011, ketika pasukan yang setia kepada diktator terguling Bashar Al Assad mengubah protes terhadap pemerintahannya menjadi perang saudara skala penuh.

    Sekitar 150.000 orang masih belum diketahui keberadaannya akibat perang saudara tersebut, menurut Komisi Internasional untuk Orang Hilang (ICMP).

    Pencarian massal terhadap orang-orang hilang dimulai setelah Bashar al Assad digulingkan dari kekuasaan lebih dari seminggu yang lalu.

    “Dengan adanya pergantian pemerintahan, banyak warga Suriah yang berusaha keras untuk mencari tahu apa yang terjadi pada orang-orang terkasih yang ditahan oleh pasukan keamanan Suriah dan dikurung di penjara-penjara rezim yang terkenal kejam,” kata Nada dalam laporannya itu.

    Anggota White Helmets mengangkat tas berisi jenazah manusia dari kuburan massal di Damaskus.

    Tantangan Besar Temukan Ribuan Jenazah

    Namun, tantangan logistiknya sangat besar.

    Hanya 100 dari 3.000 kru Pertahanan Sipil White Helmets yang beroperasi di lapangan di Damaskus, dan hanya 10 dari mereka yang dapat menanggapi laporan jenazah di lokasi kuburan massal untuk saat ini.

    Sebanyak 90 kru yang tersisa tengah melakukan respons darurat.

    Mereka masih menemukan mayat di penjara, kantor keamanan, dan rumah sakit militer.

    “Ini adalah respons yang sangat cepat karena kami bermarkas di Suriah utara. Namun, kini kami [harus] merestrukturisasi diri untuk merespons di Aleppo, Hama, Homs, Damaskus, dan wilayah lain,” kata Abdelrahman Al Mawwas, manajer pengumpulan dan pengarsipan bukti White Helmets, kepada The National di Adra.

    “Kami telah menanggapi (laporan) 508 mayat tak dikenal,” yang ditemukan di pusat penahanan dan rumah sakit militer rezim Suriah yang terkenal kejam,” tambahnya.

    Di salah satu penjara paling terkenal di rezim Assad, penjara Sednaya, yang juga dikenal sebagai “rumah pemotongan manusia”, sekitar 4.300 tahanan dilaporkan dibebaskan setelah pejuang pemberontak menguasai wilayah tersebut, menurut dokumentasi dari Pertahanan Sipil Suriah.

    Penjara Sednaya yang terletak 30 kilometer dari ibu kota Suriah, Damaskus. (Anadolu Agency)

    Menjaga Barang Bukti

    Para ahli telah memperingatkan perlunya melindungi bukti dan melestarikan tempat kejadian perkara, termasuk kuburan massal, untuk memastikan akuntabilitas dan keadilan. 

    Pada Senin, Komisi Penyelidikan PBB untuk Suriah mendesak pemerintah sementara Suriah untuk melindungi berkas penangkapan dan penahanan di tempat ditemukannya berkas tersebut, guna memastikan bahwa berkas tersebut tetap utuh untuk proses peradilan di masa mendatang.

    Wilayah di Adra tempat mayat-mayat ditemukan pada hari Selasa dulunya adalah zona militer dan warga sipil tidak diizinkan untuk pergi ke sana.

    Seorang warga kota, Khaled Saleh Al Hamad, mengatakan bahwa pasukan keamanan sebelumnya akan menembaki siapa pun yang mendekati area keamanan tersebut.

    “The National menemukan bukti adanya jenazah lain yang dikubur di lokasi Adra tak lama setelah petugas pertahanan sipil pergi, dengan bau yang menyengat tercium dari kuburan yang ditutupi oleh balok semen persegi,” kata laporan itu. 

    Mawwas memperkirakan bahwa petugas pencarian kemungkinan akan menggali kuburan massal dan menemukan jenazah selama bertahun-tahun mendatang, tetapi mengingat kapasitas mereka saat ini setelah penggulingan tiba-tiba rezim Suriah, membuat kemajuan yang signifikan akan menjadi tantangan besar.

    “Sangat sulit untuk memindahkan kendaraan dan personel [dari satu tempat ke tempat lain], jadi kami berusaha melakukan yang terbaik,” katanya. Ia meminta organisasi internasional untuk memberikan dukungan saat mereka memulai pekerjaan penggalian kuburan massal.

    “Kami belum menerima tawaran bantuan apa pun [saat ini],” imbuhnya. “Seperti yang Anda lihat, sudah lebih dari 10 hari [sejak jatuhnya rezim Assad] dan jurnalis seperti Anda dapat datang dan bekerja di sini. Saya tidak tahu apa yang ditunggu oleh organisasi internasional,” katanya.

     

    (oln/thentnl/*)

  • Situs Kuburan Massal Suriah, ‘Jejak Berdarah’ Rezim Assad

    Situs Kuburan Massal Suriah, ‘Jejak Berdarah’ Rezim Assad

    Jakarta, CNN Indonesia

    Jaksa penuntut internasional untuk kejahatan perang melaporkan bahwa banyak bukti baru muncul terkait keberadaan situs-situs kuburan massal di Suriah, yang menggambarkan sebuah ‘mesin kematian’ pada Selasa (17/12).

    Keberadaan kuburan massal ini diduga kuat terkait dengan pemerintah di bawah pimpinan Bashar al-Assad, yang disebut bertanggung jawab atas pembunuhan lebih dari 100 ribu orang sejak 2013.

    Ribuan mayat dilaporkan dikuburkan di parit-parit besar yang digali menggunakan buldozer sejak tahun 2012 hingga 2022.

    Peristiwa ini terungkap melalui citra satelit yang diambil oleh perusahaan Maxar Technologies.

    Omar Hujeirati, seorang mantan pemimpin protes anti-Assad, menyatakan bahwa beberapa anggota keluarganya yang hilang kemungkinan diculik dan menjadi korban yang dikubur di lokasi-lokasi tersebut.

  • HTS Umumkan Rencana Pembubaran Sayap Bersenjata dan Integrasi dengan Militer Nasional Suriah – Halaman all

    HTS Umumkan Rencana Pembubaran Sayap Bersenjata dan Integrasi dengan Militer Nasional Suriah – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Panglima militer Hayat Tahrir al-Sham (HTS) Suriah menyatakan bahwa mereka akan menjadi kelompok pertama yang membubarkan sayap bersenjatanya dan bergabung dengan militer nasional.

    Murhaf Abu Qasra, yang juga dikenal dengan nama samaran Abu Hassan al-Hamawi, mengatakan kepada kantor berita Prancis AFP bahwa semua unit militer harus diintegrasikan menjadi satu institusi.

    “HTS akan menjadi, jika Tuhan berkehendak, salah satu kelompok pertama yang mengambil inisiatif ini,” ujarnya.

    Abu Qasra juga menambahkan bahwa para pemimpin wilayah Suriah yang dikuasai oleh Kurdi, juga harus diintegrasikan ke dalam pemerintahan baru negara tersebut.

    “Orang-orang Kurdi adalah salah satu komponen rakyat Suriah. Suriah tidak akan terpecah,” kata Qasra.

    Ia turut meminta masyarakat internasional untuk menekan Israel agar menghentikan serangan udara di wilayah Suriah, terutama ketika pemerintahan baru sedang dalam proses pembentukan.

    “Kami menganggap serangan Israel di instalasi militer dan wilayah selatan Suriah sebagai tindakan yang tidak adil,” tegasnya.

    Panglima militer Hayat Tahrir al-Sham Abu Hassan al-Hamwi difoto saat wawancara di kota pelabuhan Latakia, Suriah barat, pada 17 Desember 2024. (AFP)

    Israel menyatakan bahwa mereka hanya menargetkan instalasi militer yang digunakan oleh kelompok militan Hizbullah, dengan izin dari pemerintahan Bashar al-Assad.

    Namun, Israel juga dituduh melakukan perampasan tanah setelah tentaranya mengambil alih zona penyangga demiliterisasi di wilayah Suriah.

    Abu Qasra menambahkan bahwa HTS menyerukan kepada Amerika Serikat dan negara-negara lainnya untuk mencabut status HTS sebagai kelompok teroris.

    HTS memiliki akar sejarah dengan al-Qaeda di Suriah.

    Tetapi dalam beberapa tahun terakhir, HTS telah berusaha memperbaiki reputasinya dan berulang kali berjanji untuk menghormati hak-hak minoritas di negara tersebut.

    Jerman Ikuti Langkah Negara-Negara Lain untuk Membahas Masa Depan Suriah

    Diplomat Jerman baru saja mengadakan pembicaraan di Damaskus dengan pemerintahan transisi baru Suriah, yang dipimpin oleh kelompok HTS, pada Selasa (17/12/2024), dilansir DW.

    Jerman mengikuti langkah sejumlah negara lainnya yang berupaya membangun kembali hubungan dengan Suriah setelah jatuhnya rezim Bashar al-Assad.

    “Pembicaraan difokuskan pada proses transisi politik dan harapan kami mengenai perlindungan kaum minoritas serta hak-hak perempuan, demi mendukung pembangunan damai di Suriah,” kata Kantor Luar Negeri Jerman di Berlin.

    Selain pembicaraan tersebut, delegasi Jerman juga melakukan inspeksi awal terhadap gedung Kedutaan Besar Jerman di Damaskus, menurut pernyataan kementerian luar negeri negara tersebut.

    Dalam unggahan di media sosial X, kementerian itu menyatakan, “Assad telah berulang kali menggunakan senjata kimia terhadap rakyatnya sendiri di Suriah.”

    “Sekarang ada peluang untuk penyelidikan penuh dan penghancuran senjata kimia Suriah.”

    “Kami menyediakan dana tambahan untuk Organisasi Pelarangan Senjata Kimia dan juga membahas hal ini hari ini dalam pembicaraan di Damaskus.”

    Tobias Tunkel di Damaskus (X Tobias Tunkel)

    Kunjungan ini dipimpin oleh utusan Jerman untuk Timur Tengah, Tobias Tunkel, dan perwakilan dari Kementerian Pembangunan Jerman.

    Pada Senin (16/12/2024), diplomat Inggris juga mengadakan pembicaraan dengan pemimpin HTS, Ahmad al-Sharaa, yang sebelumnya dikenal sebagai Mohammed al-Jolani.

    Uni Eropa juga mengumumkan pada hari Selasa bahwa mereka akan membuka kembali perwakilan diplomatiknya di Damaskus, setelah melakukan kontak dengan kepemimpinan baru Suriah.

    “Kita harus melangkah maju dan melanjutkan keterlibatan langsung kita dengan HTS dan faksi-faksi lainnya,” kata Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen dalam pembicaraannya di Ankara dengan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan.

    Namun, Iran masih menutup kedutaannya di Damaskus untuk sementara, dengan alasan persiapan terkait politik dan keamanan, menurut juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran yang dikutip oleh kantor berita ISNA.

    (Tribunnews.com, Tiara Shelavie)

  • Netanyahu Ogah Beranjak dari Gunung ‘Keramat’ Suriah, Ini Alasannya

    Netanyahu Ogah Beranjak dari Gunung ‘Keramat’ Suriah, Ini Alasannya

    Jakarta, CNBC Indonesia – Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menegaskan bahwa pasukan Israel akan tetap berada di Gunung Hermon, sebuah situs strategis di perbatasan Suriah, hingga ditemukan pengaturan baru yang dapat menjamin keamanan Israel.

    Gunung Hermon, yang berada di zona demiliterisasi antara Suriah dan Dataran Tinggi Golan yang diduduki Israel, dikuasai oleh pasukan Israel setelah runtuhnya pemerintahan Presiden Suriah Bashar al-Assad bulan ini.

    Meski langkah ini disebut sebagai tindakan terbatas dan sementara untuk menjaga keamanan perbatasan Israel, belum ada kepastian kapan pasukan akan ditarik. Bahkan, Menteri Pertahanan Israel Israel Katz telah memerintahkan persiapan pasukan untuk tetap berada di wilayah tersebut sepanjang musim dingin.

    Dilansir Reuters, pada Selasa (17/12/2024), Netanyahu mengunjungi Gunung Hermon untuk menerima pengarahan operasional dari para komandan militer dan pejabat keamanan.

    “Kami melakukan penilaian ini untuk memutuskan penempatan IDF (Pasukan Pertahanan Israel) di tempat penting ini hingga ditemukan pengaturan lain yang dapat menjamin keamanan Israel,” katanya, melalui pernyataan yang dikeluarkan kantornya.

    Langkah Israel ini mendapat kecaman dari berbagai negara dan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), yang menilai tindakan tersebut sebagai pelanggaran terhadap perjanjian internasional. Beberapa pihak menyerukan agar pasukan Israel segera ditarik dari zona penyangga yang dibentuk setelah Perang Arab-Israel 1973.

    Keamanan Perbatasan dan Kontroversi Internasional

    Gunung Hermon memiliki arti strategis besar bagi Israel, terutama dalam memastikan pengawasan terhadap wilayah-wilayah sekitar yang dianggap rawan. Namun, keputusan Israel untuk memasuki zona demiliterisasi menuai kritik luas.

    Beberapa pejabat internasional menilai tindakan Israel sebagai pelanggaran terhadap perjanjian yang telah disepakati setelah perang 1973. Perjanjian tersebut mengatur zona penyangga sebagai area tanpa kehadiran militer aktif.

    Namun, Israel berargumen bahwa langkah ini diperlukan untuk merespons ancaman keamanan yang meningkat di wilayah tersebut, terutama setelah ketidakstabilan yang disebabkan oleh keruntuhan pemerintahan Assad.

    Dalam beberapa pekan terakhir, Menteri Pertahanan Israel Israel Katz telah menegaskan bahwa pasukan harus siap untuk menghadapi tantangan musim dingin di lokasi tersebut.

    “Keamanan wilayah perbatasan adalah prioritas utama. Kami akan memastikan bahwa IDF siap untuk semua skenario,” kata Katz dalam pernyataannya pekan lalu.

    Pernyataan Katz menunjukkan kemungkinan kehadiran pasukan Israel di Gunung Hermon untuk waktu yang tidak sebentar, meskipun pihak pemerintah menyebut langkah ini sebagai solusi sementara.

    (luc/luc)

  • Emas 26 Ton Senilai Rp 35 T Ditemukan Usai Rezim Assad di Suriah Runtuh

    Emas 26 Ton Senilai Rp 35 T Ditemukan Usai Rezim Assad di Suriah Runtuh

    Jakarta

    Cadangan emas hampir 26 ton ditemukan usai runtuhnya rezim Bashar al-Assad di Suriah. Jumlah tersebut kurang lebihnya sama dengan laporan 2011, atau saat perang saudara pecah di Suriah.

    Dikutip dari Reuters, Rabu (18/12/2024), menurut Bank Sentral Suriah, cadangan emas Suriah dilaporkan mencapai 25,8 ton pada Juni 2011. Meskipun dalam temuan terbaru, Suriah hanya memiliki sedikit cadangan mata uang asing dalam bentuk tunai.

    Cadangan emas hampir 26 ton itu ditaksir senilai US$ 2,2 miliar atau Rp 35,20 triliun (kurs Rp 16.000). Sementara cadangan devisa bank sentral tercatat US$ 200 juta atau Rp 3,2 triliun.

    Sumber lainnya menyebut cadangan mata uang dolar AS mencapai ratusan juta. Pada akhir 2011, bank sentral Suriah melaporkan cadangan devisa US$ 14 miliar. Sementara pada 2010, IMF memperkirakan cadangan devisa Suriah mencapai US$ 18,5 miliar.

    Cadangan dolar AS hampir habis karena rezim semakin banyak menggunakannya untuk mendanai makanan, bahan bakar, dan perang yang dilancarkan Assad.

    Pemerintahan baru Suriah masih melakukan inventarisasi aset-aset setelah Assad melarikan diri ke Rusia pada 8 Desember. Para penjarah sempat mengakses bagian-bagian bank sentral, membawa pound Suriah meskipun gagal menembus brankas utama.

    Beberapa barang yang dicuri kemudian dikembalikan oleh penguasa baru Suriah. Lemari besi tempat penyimpanan bersifat tahan bom dan memerlukan tiga kunci yang masing-masing dipegang oleh orang berbeda serta kode kombinasi untuk membukanya.

    Dilaporkan bahwa gudang itu diperiksa oleh anggota pemerintahan baru Suriah pekan lalu, atau beberapa hari setelah pemberontak menguasai ibu kota Suriah, Damaskus. Serangan kilat itu mengakhiri lebih dari 50 tahun pemerintahan keluarga Assad.

    Dipimpin oleh kelompok Hayat Tahrir al-Sham, mantan afiliasi Al Qaeda yang telah lama menyangkal hubungan tersebut, pemerintahan baru dengan cepat membentuk pemerintahan dan mengkonsolidasikan kendali atas lembaga-lembaga negara.

    (ily/ara)

  • Pernyataan Tegas Suriah: Tidak Ada Serangan ke Israel – Halaman all

    Pernyataan Tegas Suriah: Tidak Ada Serangan ke Israel – Halaman all

    TRIBUNNEWS.com – Dalam wawancara eksklusif dengan The Times pada Senin (16/12/2024), Mohammed al-Julani, yang lebih dikenal dengan nama lahirnya Ahmed al-Sharaa, menyatakan bahwa Suriah tidak akan dijadikan landasan perang terhadap Israel atau negara manapun.

    Ia meminta Israel untuk menghentikan serangan udara dan menarik mundur pasukannya dari wilayah Suriah yang diduduki.

    “Pembenaran Israel untuk menduduki Suriah adalah karena Hizbullah dan milisi Iran. Pembenaran itu sudah tidak ada lagi,” tegas al-Julani yang juga pemimpin Hayat Tahrir al-Sham (HTS).

    Sambutan Positif dari Tokoh Oposisi

    Di sisi lain, tokoh oposisi Suriah, Fahd al-Masri, Kepala Front Keselamatan Nasional Suriah, menyambut baik potensi hubungan antara Suriah dan Israel.

    Ia mengungkapkan rasa terima kasih kepada Israel atas kontribusinya dalam penggulingan Presiden Suriah Bashar al-Assad.

    “Tanpa serangan Israel terhadap Hizbullah dan Iran, kami tidak akan bisa membebaskan Suriah,” ujar al-Masri.

    Ia juga menekankan bahwa Israel telah berperan penting dalam perubahan situasi di Suriah.

    Abdul Jalil al-Saeed, mantan wakil Mufti Suriah, juga mengungkapkan optimisme tentang hubungan antara Suriah dan Israel.

    Ia menyatakan bahwa Turki menganggap Israel sebagai faktor penting dalam kejatuhan rezim al-Assad.

    Tumbangnya Rezim al-Assad

    Rezim Presiden Bashar al-Assad diketahui telah tumbang setelah puluhan tahun berkuasa, dengan ibu kota Damaskus jatuh ke tangan oposisi pada Minggu (7/12/2024).

    Oposisi bersenjata terlibat dalam perjuangan panjang untuk menjatuhkan rezim tersebut.

    Setelah bentrokan meningkat pada 27 November 2024, rezim al-Assad kehilangan kendali atas banyak wilayah, termasuk Aleppo, Idlib, dan Hama.

    Dengan penguasaan Damaskus oleh oposisi, rezim al-Assad yang telah berkuasa selama 61 tahun resmi berakhir.

    Al-Assad dan keluarganya dilaporkan melarikan diri dari Suriah setelah oposisi menguasai Damaskus, menandai akhir dari era panjang pemerintahan yang dimulai dengan kudeta Partai Baath pada 1963.

    Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).

  • Bukan Tawanan, Orang yang Diselamatkan Jurnalis AS Ternyata Eks Perwira Intelijen Rezim Assad – Halaman all

    Bukan Tawanan, Orang yang Diselamatkan Jurnalis AS Ternyata Eks Perwira Intelijen Rezim Assad – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Fakta berbeda diumumkan oleh media CNN terkait rekaman video yang dirilis oleh pihaknya dan memperlihatkan seseorang yang dibebaskan dari penjara di Damaskus.

    Ternyata, sosok tersebut bukanlah tawanan atau korban dari rezim Bashar al-Assad.

    Dikutip dari CNN, orang yang berada di video tersebut adalah mantan perwira intelijen saat Bashar al-Assad masih berkuasa di Suriah.

    Diketahui, CNN mulanya menemukan pria tersebut ketika tengah mencari petunjuk tentang hilangnya jurnalis Amerika Serikat (AS), Austin Tice.

    Dalam sebuah laporan video, kepala koresponden internasional CNN, Clarissa Ward dan timnya, ditemani oleh seorang milisi, menemukan sebuah sel di penjara Damaskus yang digembok dari luar.

    Lantas, milisi tersebut menembak gembok sel tersebut dengan pisto, dan pria itu ditemukan sendirian di bawah selimut.

    Pria itu mengeklaim dirinya telah ditahan di dalam penjara tersebut selama tiga bulan.

    Selain itu, dia juga mengungkapkan sel tersebut adalah penjara ketiganya.

    Saat ditanya, pria itu tidak mengetahui bahwa rezim Assad telah tumbang setelah dikudeta oleh kelompok milisi Hayat Tahrir Al Sham (HTS).

    Setelah video itu dirilis dan viral di media sosial (medsos), pihak CNN memperoleh sebuah foto pria tersebut dari seorang warga Kota Homs pada Senin (16/12/2024).

    Berdasarkan foto itu, tampak pria tersebut tengah bertugas di sebuah tempat yang tampak seperti kantor pemerintahan.

    Pria itu duduk di sebuah meja dengan mengenakan pakaian militer.

    Saat foto wajah pria tersebut diunggah ke perangkat lunak pengenal wajah terdapat kecocokan dengan pria yang ditemukan di sel penjara Damaskus.

    Menurut warga Homs yang memberikan foto itu, pria tersebut adalah seseorang berpangkat letnan di Direktorat Intelijen Angkatan Udara rezim Assad bernama Salama Mohammad Salama.

    CNN pun enggan untuk menyebarkan foto tersebut ke publik demi melindungi anonimitas sumbernya.

    Untuk menguji validitas informasi terkait pria tersebut, CNN lantas menanyai beberapa penduduk Homs dan menyatakan bahwa pria itu adalah Salama yang juga dikenal sebagai Abu Hamza.

    Mereka mengatakan kepada CNN bahwa Salama dikenal karena menjalankan pos pemeriksaan Direktorat Intelijen Angkatan Udara di Kota Homs.

    Bahkan, kata warga, Abu Hamza memiliki reputasi buruk karena melakukan pemerasan dan pelecehan seksual.

    Di sisi lain, tidak diketahui bagaimana atau mengapa Abu Hamza berakhir di penjara Damaskus.

    Pasca bebas, CNN juga belum menjalin kontak dengannya.

    Namun, menurut situs web yang mengaku sebagai pemeriksa fakta tentang Suriah bernama Verify-Sy, Salama memang sudah dipenjara selama satu bulan.

    Adapun penyebabnya disebut lantaran perselisihan mengenai ‘pembagian keuntungan dari dana yang diperas dengan seorang perwira tinggi’.

    Hanya saja, klaim dari situs tersebut belum diverifikasi secara independen oleh CNN.

    Sebagai informasi, HTS menyatakan berhasil menggulingkan Assad sebagai Presiden Suriah setelah menyerbu dan menguasai Damaskus pada Minggu (8/12/2024) waktu setempat.

    Mereka juga menyatakan Assad telah meninggalkan negaranya dan belakangan diketahui telah pergi ke Rusia dan telah menerima suaka dari Presiden Vladimir Putin.

    Bashar-al Assad Rilis Pernyataan Pertama usai Lengser

    Bashar al-Assad (Kremlin.ru)

    Assad pun akhirnya memberikan pernyataan pertama sejak dirinnya lengser setelah digulingkan oleh HTS.

    Dikutip dari Aljazeera, dia mengungkapkan alasan dirinya meninggalkan Suriah adalah tidak direncanakan.

    “Pertama, kepergian saya dari Suriah tidak direncanakan atau terjadi pada jam-jam terakhir pertempuran, seperti yang diklaim beberapa orang,” katanya pada Senin (16/12/2024).

    Assad mengeklaim tetap berada di Damaskus dan masih menjalankan tugasnya sebagai orang nomor satu di Suriah hingga Minggu (8/12/2024).

    Berdasarkan pernyataan tersebut, pangkalan itu diserang pesawat tak berawak dari pejuang oposisi bersenjata.

    “Dengan tidak adanya sarana yang memungkinkan untuk meninggalkan pangkalan tersebut, Moskow meminta agar komando pangkalan tersebut mengatur evakuasi segera ke Rusia pada Minggu malam tanggal 8 Desember,” bunyi pernyataan tersebut.

    “Ini terjadi sehari setelah jatuhnya Damaskus, menyusul runtuhnya posisi terakhir militer dan mengakibatkan kelumpuhan semua lembaga negara yang tersisa,” lanjut pernyataan tersebut.

    Al-Assad sendiri belum pernah tampil di media sejak dia diberikan suaka bersama keluarganya oleh Rusia. 

    Pernyataan yang dirilis lewat Telegram itu juga belum diverifikasi secara independen.

    (Tribunnews.com/Yohanes Liestyo Poerwoto)

    Artikel lain terkait Konflik Suriah 

  • Merajut Kembali Kebinekaan demi Membangun Peradaban Indonesia

    Merajut Kembali Kebinekaan demi Membangun Peradaban Indonesia

    loading…

    Hadi Susiono Panduk, Kolumnis kelahiran Undaan Kidul-Kudus. Alumnus Universitas Diponegoro Semarang. Foto/Istimewa

    Hadi Susiono Panduk
    Kolumnis kelahiran Undaan Kidul-Kudus. Alumnus Universitas Diponegoro Semarang

    SITUASI dunia jelas tidak dalam keadaan baik-baik saja, business as usual. Perang Rusia-Ukraina , diprediksi bertambah sengit, setelah Presiden Amerika Serikat Joe Biden mengizinkan Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy, menggunakan rudal jarak jauh buatan Amerika Serikat, Army Tactical Missile System (ATACMS) untuk menyerang jauh ke dalam wilayah Rusia. Rudal yang diproduksi perusahaan Lockheed Martin ini memiliki kemampuan menyerang target hingga jarak 300 kilometer. Senjata ini pertama kali dikembangkan pada era 1980-an untuk menghadapi Uni Soviet, seperti dilansir harian New York Times, 20 November 2024.

    Selang sehari, Pemerintah Federasi Rusia, disebut membalas menyerang Ukraina, dengan meluncurkan rudal balistik Intermediate-Range Ballistic Missile (IRBM), Oreshnik. Rudal ini biasanya dirancang dengan jangkauan ribuan kilometer dan dapat membawa hulu ledak nuklir, meskipun dalam beberapa kasus juga dapat dilengkapi dengan hulu ledak konvensional, seperti diberitakan dalam tajuk Explainer di Harian Surat Kabar Nasional Inggris The Guardian, 22 November 2024.

    Di belahan dunia lain, Timur Tengah , terjadi konflik tak berkesudahan antara Israel-Hamas, Hizbullah, Houthi, dan proksi pro-Iran lainnya. Perang besar antara Israel-Hamas terjadi, pada tanggal 8 Oktober 2023. Zionis Israel telah membumihanguskan Jalur Gaza dan membantai lebih dari 42.000 warga Palestina (VOA-Indonesia, 10/11/2024).

    Tidak sampai di situ, Pemerintahan Benjamin Netanyahu juga, menginvasi dan membombardir wilayah Lebanon, hingga lebih dari 3.000 warga Lebanon tewas, 13.492 luka-luka. Di antara korban yang tewas terdapat 589 wanita, dan 185 anak-anak (Aljazeera, 5/11/2024).

    Kini, genjatan senjata antara Israel dan Hizbullah telah disepakati dengan menampilkan juru runding dari Amerika Serikat dan Prancis. Salah satu kesepakatan yang dibuat adalah bahwa Hizbullah diberikan waktu 60 hari untuk mengakhiri keberadaan pasukannya di Selatan Lebanon. Begitu juga, Israel harus menarik pasukannya dari wilayah yang sama pada waktu yang sama pula (BBC News, 26/11/2024).

    Pada saat genjata senjata diumumkan, timbul pergolakan dan penggulingan pemerintahan Bashar al-Assad di Suriah yang dilakukan oleh koalisi pemberontak yang dipimpin oleh kelompok Hayat Tahrir al-Sham (HTS) yang melancarkan serangan mengejutkan di wilayah Aleppo, Idlib hingga ke jantung Kota Damaskus (CNN.Com, 9/12/2024). Pemerintahan rezim Bashar al-Assad pun tumbang setelah berkuasa selama 24 tahun. Suriah pun sedang bergolak dan entah sampai kapan akan terbentuk pemerintahan yang stabil.

    Tantangan Indonesia ke Depan
    Konflik dan peperangan sebagaimana disebut, menyadarkan kepada kita sebagai bangsa harus senantiasa mempersiapkan segala kemungkinan terburuk, prepare for the worst. Indonesia berada di pusaran pertarungan geopolitik Amerika-China. Dinamika geopolitik di Asia Pasifik, terkait revalitas negara-negara besar berpotensi memicu perang terbuka, dan hal ini mengancam negara-negara kawasan, termasuk Indonesia. Dunia begitu cepat berubah. Situasi kawasan regional bahkan internasional tidak mudah diterka. Lebih lanjut, Indonesia berada di kawasan yang paling dinamis dan cenderung bergejolak karena revalitas kekuatan besar yakni Amerika-China. Laut China Selatan, Laut China Timur, Semenanjung Korea, Selat Taiwan, dan Pasifik Selatan adalah titik-titik panas di kawasan karena menjadi bagian dari proyeksi kekuatan negara-negara adidaya dunia.

    Ilustrasi tersebut, meniscayakan berbagai tantangan bangsa Indonesia yang akan merayakan Indonesia Emas pada tahun 2045. Tantangan Indonesia bukan hanya tantangan yang bersifat domestik fundamental seperti swasembada pangan, kelangkaan pupuk dan tidak stabilnya 9 harga bahan pokok, tetapi juga tantangan bersifat eksternal yang mengharuskan Indonesia mengambil peran lebih aktif dalam percaturan kancah internasional.

    Menangkal Disintegrasi dengan Keakuran Nasional
    Indonesia dihuni berbagai suku, agama, ras dan antargolongan, terdiri lebih dari 281,6 juta jiwa yang menyebar dari Pulau Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Papua, dan Jawa serta pulau kecil sekitar 17.504. Dari sisi penganut agama, Indonesia menjamin berbagai agama hidup berdampingan, seperti Islam, Protestan, Katolik, Budha, Konghucu. Keberagaman juga terjadi pada 721 bahasa daerah di Indonesia

    Indonesia bukanlah Jawa, karena didiami lebih dari 151,6 juta penduduk. Bukan juga Papua, karena luas wilayahnya terbesar, yaitu 786.000 km2, juga demikian halnya Kalimantan, Sumatera, dan Sulawesi. Indonesia bukanlah ketiganya. Indonesia sejatinya, adalah kelima-limanya. Indonesia juga bukan islam, meskipun agama terpopuler tersebut, dipeluk oleh 87, 2 persen dari jumlah penduduk, sehingga Indonesia dilabeli negara dengan Muslim terbesar di dunia, yakni 241,7 juta pemeluk. Indonesia bukan juga Protestan, Katolik, Budha, Konghucu, atau yang lainnya. Tetapi, keseluruhan agama itulah Indonesia. Kebinekaan yang luar biasa tersebut, harus terus terjaga, terawat, dan terus tersampaikan kepada generasi muda Indonesia saat ini, sebagai modal dasar bagi penerus sejarah perjuangan anak bangsa.

  • Makin Mentereng, Emas Dunia Sukses Curi Kilau Dolar AS

    Makin Mentereng, Emas Dunia Sukses Curi Kilau Dolar AS

    Chicago: Harga emas spot naik pada perdagangan Senin waktu setempat (Selasa WIB), didukung oleh kekhawatiran geopolitik yang sedang berlangsung dan dolar Amerika Serikat (AS) yang melemah, karena pasar menunggu pertemuan kebijakan Federal Reserve, di mana pemotongan suku bunga ketiga dan petunjuk tentang prospek 2025 diharapkan.
     
    Mengutip Yahoo Finance, Selasa, 17 Desember 2024, harga emas spot naik 0,2 persen menjadi USD2.654,27 per ons. Sementara harga emas berjangka AS ditutup 0,2 persen lebih rendah pada USD2.670.
     
    Di bidang geopolitik, Israel sepakat untuk menggandakan populasinya di Dataran Tinggi Golan, dengan alasan ancaman Suriah meskipun ada nada moderat dari para pemimpin pemberontak yang menggulingkan Presiden Bashar al-Assad seminggu yang lalu.
    Emas batangan dianggap sebagai investasi yang aman selama gejolak ekonomi dan geopolitik, sementara lingkungan suku bunga rendah juga membuat emas batangan yang tidak memberikan imbal hasil lebih menarik.
     
    The Fed diperkirakan akan memangkas suku bunga sebesar seperempat poin pada pertemuan dua hari yang dimulai pada Selasa, sembari memperbarui prospeknya untuk 2025 dan seterusnya.
     
    “Latar belakang ekonomi dan politik secara umum mendukung emas, tetapi Fed dapat membatasi harga jika menunjukkan adanya jeda panjang dalam pemotongan suku bunga setelah Desember,” kata analis StoneX Rhona O’Connell.
     

     

    Indeks dolar AS turun 0,1%

    Sementara itu, indeks dolar turun 0,1 persen, mundur dari level tertinggi hampir tiga minggu yang dicapai pada Jumat, membuat emas batangan yang dihargakan dalam dolar lebih terjangkau bagi pemegang mata uang lainnya.
     
    Citi memproyeksikan permintaan emas dan perak yang kuat hingga suku bunga AS stabil, memperkirakan puncak untuk kedua logam tersebut pada akhir 2025 hingga awal 2026.
     
    Rilis data utama minggu ini, termasuk PDB AS dan angka inflasi, dapat lebih lanjut memengaruhi sentimen pasar. Di sisi lain, harga perak spot stabil pada USD30,57 per ons, platinum naik 1,1 persen menjadi USD934,70, dan paladium turun 0,8 persen pada USD944,37.
     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
    dan follow Channel WhatsApp Medcom.id

    (HUS)

  • Kuburan Massal Ditemukan di Dekat Damaskus Suriah, Narapidana yang Disiksa Diduga Dikubur di Sana – Halaman all

    Kuburan Massal Ditemukan di Dekat Damaskus Suriah, Narapidana yang Disiksa Diduga Dikubur di Sana – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Kuburan massal yang berisi karung-karung penuh tulang manusia ditemukan di dekat Damaskus, Senin (16/12/2024).

    Sejak runtuhnya pemerintahan Bashar al-Assad, warga Suriah bergerak untuk mengungkap kekejaman rezim Assad, termasuk pencarian kuburan-kuburan massal.

    Kuburan massal yang berada di daerah Jembatan Baghdad, dekat ibu kota Suriah, terdiri dari parit-parit dalam yang dipenuhi sisa-sisa jasad manusia, yang diyakini sebagai warga sipil yang dibantai.

    Menurut laporan Anadolu Ajansı, bukti menunjukkan bahwa para korban, termasuk mereka yang meninggal karena penyiksaan dan kondisi mengerikan di penjara-penjara seperti Penjara Sednaya yang terkenal kejam, dikubur di sana.

    Foto dan video yang beredar memperlihatkan mayat-mayat yang ditumpuk satu di atas yang lain.

    Karung-karung tersebut ditandai dengan kode penjara dan apa yang diyakini sebagai nama-nama korban.

    Di satu parit yang dalam, delapan karung berisi sisa-sisa jasad manusia ditemukan.

    Media Kurdi, Kurdistan24, melaporkan bahwa ribuan mayat ditemukan di wilayah Jembatan Baghdad, setelah sebelumnya serangkaian kuburan massal lainnya ditemukan di seluruh Suriah, di tengah upaya pencarian dan pemulihan setelah runtuhnya rezim.

    Ditemukan karung-karung yang diberi tanda kode penjara dan diyakini sebagai nama-nama korban. (EPA)

    Seorang saksi mata setempat mengatakan kepada media tersebut:

    “Ini adalah sisa-sisa jasad orang-orang yang dibunuh oleh rezim Suriah. Kuburan ini berisi hampir lima hingga enam ribu mayat.”

    Saksi mata menunjuk ke satu karung yang berlabel “Raad Mahmoud, Tahanan #125”.

    Ia menjelaskan: “Mayat ini, bersama dengan ribuan lainnya, dibawa ke sini oleh rezim Assad. Mereka menggali lubang dan menguburkannya di kuburan massal.”

    Saksi mata itu kemudian menggambarkan kisah mengerikan tentang sistematisnya penguburan massal:

    “Saya menyaksikan prosesnya dengan mata kepala saya sendiri saat rezim Suriah membawa mayat-mayat ke sini setiap hari dengan kendaraan, menggali lubang, dan menguburkannya.”

    Kuburan Massal di Tadamon

    Penemuan kuburan massal terbaru ini terjadi setelah penemuan kuburan massal lainnya di distrik Tadamon, Damaskus, pada hari Minggu (15/12/2024).

    Pembunuhan brutal dilaporkan terus terjadi di Tadamon hingga baru-baru ini.

    Mengutip Daily Mail, penduduk setempat mengaku sering melihat pasukan keamanan Suriah membawa orang ke daerah tersebut, mendengar suara tembakan, dan mencium bau daging terbakar setelahnya.

    Reporter di lapangan di distrik Suriah tersebut menemukan tumpukan tulang bersama sampah, plastik hangus, dan pakaian kotor.

    Mereka juga melihat anak-anak bermain dengan apa yang tampak seperti tulang rusuk dan tulang paha.

    Mohammad al-Darra, seorang pria tua dari Tadamon, mengatakan bahwa tahun demi tahun, ia melihat mobil-mobil yang dikendarai oleh pasukan bersenjata Suriah membawa orang-orang yang diikat ke sebuah gang kecil yang dekat dengan lokasi pembantaian Tadamon 2013 yang diduga terjadi.

    lihat foto
    Peta lokasi Tadamon

    “Pada malam hari saya mendengar suara tembakan. Setiap tembakan yang dilepaskan mengenai seorang pria,” katanya.

    Ia merujuk pada jalan yang kotor dan bangunan-bangunan yang hancur di sepanjang jalan itu.

    “Dan ini adalah kuburan bagi semua mayat,” ujarnya.

    Khaled Houriya, yang mengelola bengkel di daerah tersebut, mengatakan bahwa ia juga sering mendengar suara tembakan dan mencium bau daging terbakar setelah kembali ke lingkungan tersebut pada tahun 2019.

    “Jalan ini dikenal sebagai jalan eksekusi. Siapa pun yang datang ke jalan ini dianggap tersesat,” katanya.

    Ia menambahkan bahwa pasukan keamanan sering meminta tetangganya untuk membantu menggali kuburan massal.

    “Hal-hal itu tidak akan hilang dari ingatan kita. Mayat-mayat berserakan di tanah, itu menjadi hal yang biasa bagi orang-orang,” kata Houriya.

    Makam ini terkait dengan pembantaian yang terjadi tahun 2013.

    Namun, video pembantaian tersebut baru terungkap pada tahun 2022.

    Lokasi kuburan massal tersebut diidentifikasi oleh para peneliti di Human Rights Watch dengan mencocokkan citra satelit dengan lokasi kejadian dalam video.

    Meskipun pemeriksaan menyeluruh terhadap lokasi tersebut belum dilakukan, HRW menemukan banyak jejak pembunuhan.

    “Kami menemukan sisa-sisa jasad manusia, tulang-tulang, bagian tengkorak, jari-jari, dan tulang rusuk, berserakan di seluruh area di sekitar kuburan massal, yang menunjukkan bahwa sebenarnya ada lebih banyak hal yang terjadi di sini daripada yang sudah kami ketahui,” kata Hiba Zayadin, peneliti Suriah di kelompok advokasi HRW.

    Warga Tadamon mengatakan bahwa mereka tidak berani bersuara selama pemerintahan Assad, karena kritik terhadap pemerintah pasti akan ditekan dengan keras.

    “Kami tidak bisa berkata apa-apa, kalau tidak mereka akan membakar rumahmu, atau membunuh putramu. Itu buruk, buruk, buruk sekali,” kata seorang warga setempat.

    Ratusan ribu warga Suriah diperkirakan telah terbunuh sejak tahun 2011.

    Baik Assad maupun ayahnya, Hafez, dituduh melakukan pembunuhan yang meluas, termasuk eksekusi massal di dalam sistem penjara yang terkenal kejam di negara tersebut.

    Namun kini, seminggu setelah presiden itu digulingkan, warga dan peneliti hak asasi manusia berharap lokasi tersebut dapat diamankan dan mereka yang bertanggung jawab atas pembunuhan tersebut dimintai pertanggungjawaban.

    “Lokasi ini harus segera diamankan, kuburan massal harus digali, dan badan-badan internasional yang relevan diizinkan mengakses area ini tanpa hambatan agar dapat melakukan pekerjaan ini dengan hati-hati, waspada, dan baik,” kata Zayadin.

    Zayadin juga mengatakan bahwa ada kemungkinan kuburan massal tersebut telah dikosongkan oleh pasukan pemerintah Assad.

    “Keluarga berhak mengetahui apa yang terjadi di sini,” katanya.

    (Tribunnews.com, Tiara Shelavie)