Tag: Bambang Haryo Soekartono

  • Anggota DPR Berharap Program HGBT Bisa Diperluas

    Anggota DPR Berharap Program HGBT Bisa Diperluas

    Bisnis.com, JAKARTA – DPR RI berharap pemerintah bisa memperluas program Harga Gas Bumi Tertentu (HGBT) untuk semua industri, bukan hanya 7 sektor industri seperti yang berlaku saat ini.

    Anggota Komisi VII DPR RI, Bambang Haryo Soekartono mengapresiasi perpanjangan program HGBT bagi 7 industri, yakni pupuk, petrokimia, oleokimia, baja, keramik, gelas kaca, dan sarung tangan karet.

    “Perlu dipahami dengan harga gas murah, akan membawa potensi pengembangan industri secara luas. Harga energi murah, produk akan murah, masyarakat akan memiliki daya beli, ujungnya akan bisa menggerakkan perekonomian, apalagi sektor industri pupuk, yang 75% biayanya dari gas,” ujar Bambang dalam keterangannya, dikutip Jumat (21/2/2025).

    Dia menuturkan Indonesia merupakan negara penghasil gas bumi terbesar ke-14 dunia dan bahkan ditemukan sumur gas alam baru di Aceh yang jauh lebih besar dari kandungan gas yang ada di Arab Saudi.

    Menurutnya, harga gas bisa lebih murah dibandingkan negara tetangga di Asia Tenggara seperti Malaysia yang sebesar US$6,8 per MMBtu dan Thailand yang harganya US$8,2 per MMBtu. Sementara di Indonesia industri yang tidak mendapatkan HGBT, harganya bisa mencapai US$12 per MMBtu.

    Dia menekankan, jika menginginkan produk hasil industri Indonesia bisa murah dan bersaing dengan negara negara tetangga tersebut, maka diharapkan Pemerintah harus bisa menyediakan harga gas yang murah untuk semua industri.

    “Adanya fasilitas LNG yang murah menjadi salah satu daya tarik untuk pelaku industri asing berkeinginan masuk ke Indonesia,” katanya.

    Sebelumnya, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral memastikan kelanjutan program HGBT, tetapi dengan catatan kenaikan harga mengikuti fluktuasi harga gas bumi dunia. 

    Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia memastikan program Harga Gas Bumi Tertentu atau HGBT berlanjut untuk industri pada 2025.

    Hanya saja, harga HGBT tidak lagi dipatok pada US$6 per MMBtu. Tidak hanya itu, lanjut Bahlil, untuk HGBT dengan bahan baku dari gas harganya lebih rendah dibandingkan dengan gas yang dipakai untuk energi. Dalam rancangan pemerintah, kemungkinan gas yang dipakai untuk energi besar kurang lebih sekitar US$7 per MMBtu.

  • Komisi VII DPR ungkap pentingnya Antara, RRI dan TVRI

    Komisi VII DPR ungkap pentingnya Antara, RRI dan TVRI

    Bandung (ANTARA) – Tim kunjungan spesifik dari Komisi VII DPR RI yang Rabu ini melakukan peninjauan ke Bandung, Jawa Barat, mengungkapkan pentingnya Lembaga Kantor Berita Nasional (LKBN) Antara, Radio Republik Indonesia (RRI) dan Televisi Republik Indonesia (TVRI), termasuk untuk wilayah Jawa Barat.

    Karenanya, kata Ketua Tim kunjungan spesifik Komisi VII DPR Evita Nursanty mengatakan, pihaknya melaksanakan fungsi pengawasan pada ketiga lembaga ini dengan harapan semuanya tetap menjadi pilar utama dalam menyebarkan informasi yang akurat, edukatif, dan seimbang bagi masyarakat, terutama di masa disrupsi teknologi saat ini.

    “Sebagai pilar utama dalam penyebaran informasi kepada masyarakat, ketiga lembaga ini memiliki peran yang sangat strategis dalam memastikan tersedianya informasi yang akurat, berimbang, dan edukatif di tengah era digitalisasi, dan disrupsi media yang semakin berkembang,” kata Evita di Stasiun TVRI Bandung, Rabu.

    Terlebih, kata dia, dengan perkembangan media sosial saat ini,di Indonesia jumlahnya mencapai 139 juta orang atau sekitar 49,9 persen dari total populasi, misinformasi sampai mengaburkan informasi, menyebabkan tantangan tersendiri bagi ketiga lembaga untuk melakukan penyeimbangan dan pelurusan dari berita-berita yang tidak benar untuk disampaikan kepada masyarakat.

    Kemudian, tantangan juga datang dari perubahan pola konsumsi media, persaingan dengan platform digital, serta kebutuhan untuk beradaptasi dengan teknologi baru yang menuntut inovasi dan strategi yang lebih progresif.

    “Sehingga tak bisa lagi bisnis as usual, kerja yang as usual gak bisa lagi. Lembaga penyiaran publik memiliki peran krusial dalam menjaga akses masyarakat terhadap informasi yang akurat, mendidik, dan terpercaya,” ucapnya.

    Karenanya, kata dia, dilakukan kunjungan ini untuk peninjauan secara langsung terkait kinerja, tantangan, sampai capaian dari Antara, RRI, dan TVRI dalam menjalankan tugasnya sebagai lembaga penyiaran publik.

    Karena keberadaan lembaga penyiaran publik seperti TVRI, RNI, dan LKBN Antara menjadi sangat penting sebagai penyedia informasi yang bebas dari kepentingan komersial, kepentingan politik tertentu, mengedepankan kepentingan publik, edukasi masyarakat, pelestarian budaya dan identitas nasional.

    “Dan mereka memiliki jangkauan yang sangat-sangat luas, terutama ke daerah-daerah terpencil yang seringkali kurang mendapat akses informasi dari media sosial, media swasta. Jadi diharapkan peranannya itu lebih dipertimbangkan lagi di kawasan tertinggal, terluar dan terdepan. Dengan kunjungan ini kami ingin mendapat gambaran jelas untuk memberi rekomendasi demi memastikan keberlanjutan tiga lembaga ini,” ucapnya.

    Dalam kegiatan kunjungan kerja spesifik ke Antara, TVRI dan RRI ini, Komisi VII DPR RI diwakili oleh tim yang terdiri dari Evita Nursanty (ketua tim), Rahayu Saraswati D Djojohadikusumo (wakil ketua tim), Lamhot Sinaga (wakil ketua tim), Putra Nababan (anggota), Nila Yani Hardiyanti (anggota), Ilham Permana (anggota), Beniyanto (anggota), Bambang Haryo Soekartono (anggota), dan Ma’ruf Mubarok (anggota).

    Lalu Kardaya Warnika (anggota), Yoyok Riyo Sudibyo (anggota), Rico Sia (anggota), Tifatul Sembiring (anggota), Rofik Hananto (anggota), Siti Mukaromah (anggota), Muhammad Hatta (anggota), Arizal Tom Liwa (anggota), dan Zulfikar Suhardi (anggota).

    Sementara, perwakilan dari tiga lembaga publikasi negara terdiri dari GNC Aryani GM Komersial dan Bisnis Perum LKBN ANTARA, Riza Fahriza Kabiro ANTARA Jabar, Isyati Putri Nastiti Asisten Manager Komersial dan Bisnis Perum LKBN ANTARA Biro Jabar, Agung Rajasa Korda Foto ANTARA Wilayah Jabar, Jateng, dan DIY.

    Kemudian A. M. Adhy Trisnanto Ketua Dewan Pengawas LPP RRI, Danang Sangga Buwana Anggota Dewan Pengawas LPP TVRI, Iman Brotoseno Direktur Utama LPP TVRI, I. Hendrasmo Direktur Utama LPP RRI, Akhbar Sahidi Kepala TVRI Stasiun Jawa Barat, serta
    Soleman Yusuf Kepala RRI Bandung.

    Pewarta: Ricky Prayoga
    Editor: Budi Suyanto
    Copyright © ANTARA 2025

  • HUT ke-17, Ini Pesan Ketua Gerindra Cahyo untuk Kadernya di Surabaya

    HUT ke-17, Ini Pesan Ketua Gerindra Cahyo untuk Kadernya di Surabaya

    Surabaya (beritajatim.com) – Ketua DPC Gerindra Surabaya Cahyo Harjo Prakoso menekankan kader partai harus maksimal dalam menolong dan membantu masyarakat untuk melahirkan kemakmuran.

    Penegasan itu disampaikan Cahyo Harjo Prakoso dalam HUT ke-17 Partai Gerindra di kantor DPC Gerindra Kota Surabaya, Jalan Teluk Tomini, Minggu (9/2/2025).

    “Kader partai harus betul-betul dan berani mengambil risiko memperjuangkan kepentingan masyarakat,” tegas Cahyo.

    Dia menjelaskan, bahwa perjuangan untuk kepentingan rakyat merupakan batu fondasi Partai Gerindra selama ini, sesuai pesan yang disampaikan Presiden Prabowo Subianto.

    “Kader Gerindra harus bekerja ekstra, harus berjuang maksimal untuk kepentingan masyarakat. Kami dibentuk bukan sebagai politisi, tapi kami adalah pejuang politik untuk kepentingan masyarakat di wilayah masing-masing,” tutur Cahyo yang juga Anggota Komisi E DPRD Jatim tersebut.

    Menurut Cahyo, Partai Gerindra bersam Pemerintah Kota Surabaya terus menjaga sinergitas dan selalu bekerja untuk kepentingan masyarakat sesuai dengan pesan Prabowo Subianto untuk terus berjuang tiada akhir untuk rakyat yang membutuhkan.

    “Dan, perjuangan ini telah membuahkan hasil, ketua umum kami terpilih menjadi Presiden Republik Indonesia. Tetapi beliau berpesan kepada kami bahwa perjuangan ini belum selesai, justru ini adalah awal perjuangan sebenarnya dari Partai Gerindra untuk betul-betul memberikan suatu bukti dan suatu karya, yang bisa dinikmati warga Indonesia khususnya Surabaya,” tuturnya.

    Sebelumnya, Wakil Wali Kota Surabaya Armuji dalam pidatonya mengucapkan selamat HUT ke-17 untuk Gerindra dan harus ugal-ugalan menolong rakyat yang menderita, jangan sampai mereka ditelantarkan.

    “Tolong kepada teman-teman anggota DPRD Surabaya, marilah kita berkolaborasi, marilah kita bersama-sama untuk membangun Kota Surabaya. Bukan cuma dari infrastruktur, tetapi membangun sumber daya manusia,” tegasnya.

    Armuji pun memberikan contoh harmonisasi antara Walikota dengan Wakilnya di Surabaya yang saling mengisi dan tidak melakukan pekerjaan yang bukan tupoksinya. Karena Wakil mempunyai arti Awak karo Sikil (Badan dan Kaki),

    “Namanya Wakil koen ojok macak dadi ndas (jangan berperan jadi kepala),” sebutnya disambut ketawa Bambang Haryo Soekartono dan jajaran DPC Gerindra Surabaya.

    DI peringatan HUT ke-17 Gerindra ini juga diwarnai pemberian santunan ke anak yatim piatu serta memberikan tali asih bagi ojek online dan menyiapkan ragam hadiah menarik. [tok/aje]

  • Komisi VII DPR RI bantu pengasapan di Sidoarjo

    Komisi VII DPR RI bantu pengasapan di Sidoarjo

    Kami berharap kegiatan ini dapat membantu mengurangi populasi nyamuk aedes aegypti dan risiko penyebaran DBD.

    Sidoarjo (ANTARA) – Anggota Komisi VII DPR RI Bambang Haryo Soekartono (BHS) membantu pengasapan (fogging) di Kelurahan Sidokumpul, Sidoarjo, Jawa Timur, menyusul ada salah satu warga yang terkena demam berdarah dengue (DBD).

    Bambang Haryo menjelaskan bahwa kegiatan ini merupakan salah satu upaya penanggulangan DBD oleh DPR RI.

    “Kami berharap kegiatan ini dapat membantu mengurangi populasi nyamuk aedes aegypti dan risiko penyebaran DBD,” kata Bambang Haryo saat dikonfirmasi di Sidoarjo, Rabu.

    Di Kelurahan Sidokumpul terdapat dua korban DBD anak-anak. Kedua korban sudah tertangani dan sudah sembuh.

    “Ini tidak boleh meluas. Maka, secara pribadi saya akan membantu untuk menanggulangi penyebaran nyamuk dengan melakukan fogging,” ucapnya.

    Wakil rakyat ini meminta warga setempat untuk lebih tertib memperhatikan kebersihan lingkungan sekitar dengan menerapkan 3M (menguras, mengubur, menutup) sebagai antisipasi dini munculnya jentik nyamuk.

    “Saya minta masyarakat juga melakukan antisipasi dini dengan menerapkan 3M. Kami juga memasang poster imbauan di beberapa titik untuk menjadi pemahaman bersama,” kata Bambang Haryo.

    Menurut dia, yang terpenting adalah kebersihan lingkungan dan tidak ada genangan air di lingkungan. Dalam kesempatan itu, pihaknya juga mengunjungi dan memberikan bantuan terhadap dua anak korban DBD di wilayah itu.

    “Kami akan terus mengajak warga supaya melakukan upaya hidup bersih supaya penyebaran nyamuk DBD bisa diantisipasi,” katanya.

    Pewarta: Indra Setiawan
    Editor: D.Dj. Kliwantoro
    Copyright © ANTARA 2025

  • Anggota Komisi VII DPR Dorong Kajian Mendalam terhadap Transportasi Udara – Halaman all

    Anggota Komisi VII DPR Dorong Kajian Mendalam terhadap Transportasi Udara – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA –  Anggota Komisi VII DPR RI dari Fraksi Gerindra, Bambang Haryo Soekartono (BHS) mengapresiasi langkah yang dilakukan pemerintah untuk mendorong maskapai dalam negeri menurunkan harga tiket pesawat. 

    Sehingga banyak membantu perkembangan pariwisata dalam negeri. 

    “Pemerintah melakukannya dengan cara mengurangi ongkos-ongkos yang berkaitan dengan biaya pajak bandara dan biaya avtur. Yang sampai hari ini kan masih berlaku, pemotongan biaya kebandaraan dan avtur,” kata Bambang Haryo saat dihubungi, Rabu (22/1/2025).

    Tapi ia meminta pemerintah juga melakukan kajian mendalam terhadap kondisi maskapai dan melihat kemampuan tiap maskapai dalam menjaga standarisasi keselamatan dan standar layanan kenyamanan minimum penerbangan.

    Kajian ini juga harus dilakukan untuk melihat kontinuitas dari layanan dari setiap maskapai yang ada di dalam industri transportasi udara.

    “Karena saya melihat, ada maskapai yang baru lalu menghentikan rute penerbangan Surabaya-Jakarta. Airlines ini dulu diandalkan oleh menteri lama, di akhir masa jabatannya. Ini kan gagal total,” ungkapnya.

    Bambang Haryo menyebut kajian mendalam perlu dilakukan oleh Kementerian Perhubungan untuk mengetahui apa yang menjadi penyebab kegagalan maskapai tersebut. 

    “Jadi bisa diketahui iklim usaha industri penerbangan saat ini. Yang kita harapkan, tentunya para pelaku usaha maskapai dalam negeri ini bisa berkiprah. Karena kita tidak ingin, maskapai asing yang menguasai rute penerbangan kita,” ujarnya.

    “Karena kalau sampai asing yang menguasai bisa saja negara kita dibuat lumpuh dengan mengendalikan transportasi udaranya, padahal negara kita adalah negara kepulauan yang sangat membutuhkan transportasi udara maupun transportasi laut,” ungkapnya lagi.

    Asas cabotage adalah kebijakan yang mengatur pengangkutan barang atau penumpang di dalam negeri oleh operator transportasi dari negara lain.

     Asas ini bertujuan untuk melindungi industri dalam negeri dari persaingan asing.

    “Ini berkaitan dengan kedaulatan negara kita. Jangan sampai asing yang menguasai. Karena kalau sampai dikuasai mereka, bisa saja negara kita dibuat lumpuh,” kata Bambang Haryo.

    Ia pun menekankan pentingnya kajian ini juga untuk membuka peluang para pelaku usaha di industri penerbangan dapat bertahan di industri ini, bahkan lebih baik lagi jika bisa berkembang menjadi lebih besar. 

    “Kondisi yang sama juga dihadapi pada ekosistem moda transportasi laut. Seperti, faktor biaya yang menyebabkan moda angkutan laut terpaksa menaikkan tarifnya. Misal PNBP, komponen biaya kebandaraan atau kepelabuhanan, biaya akibat infrastruktur yang kurang memadai, bahan bakar BBM yang mengakibatkan ekonomi biaya tinggi,” ujarnya.

    Sehingga, menurut dia, sudah seharusnya Pemerintah juga mengusahakan penurunan biaya biaya seperti yang dilakukan di moda udara.

    ” Apalagi transportasi laut banyak digunakan oleh Masyarakat Bawah,” ujarnya.

    Jika memang pemerintah mau menurunkan biaya ekonomi itu, baik di moda udara maupun laut, maka pemerintah harus memberikan subsidi bersamaan dengan pembenahan infrastruktur, serta fasilitas pelabuhan atau kebandaraan yang memadai.

    “Termasuk juga memastikan bahwa pemerintah mulai membangun bandara low service, sehingga pesawat-pesawat low cost itu bisa mendapatkan tarif bandara yang lebih murah. Kalau saat ini mereka mendarat di bandara bukan low cost, maka komponen biaya yang dikenakannya tidak low cost,” ujarnya lagi.

    Bambang Haryo menyatakan saat ini pemerintah sedang merencanakan untuk membangun skema bandara low cost di terminal 1 Bandara Soekarno Hatta.

    Ini harusnya diikuti oleh bandara bandara utama yang ada di Kota Kota Besar yang ada di Indonesia.

    Sayangnya, penerapan komponen biayanya untuk kebandaraan masih menerapkan tarif ekonomi full-service dimana seharusnya tarifnya lowcost.

    “Ini harus dibenahi, karena industri maskapai kita itu 70 persennya low cost. Saya mendorong pemerintah untuk duduk bersama dengan pelaku usaha serta melibatkan perwakilan pengguna jasa untuk membahas hal ini. Kemenhub harus melibatkan litbang-nya dalam melakukan kajian. Sehingga, akan bisa disusun kebijakan jangka panjang, yang tak hanya bisa memberikan harga yang kompetitif tapi juga tetap menjaga keberlangsungan dunia usaha sektor penerbangan,” tegasnya.

    Terakhir, ia menyarankan agar Pemerintah juga perlu mengatur harga di peak season agar tidak lebih murah dibandingkan waktu reguler.

    Maksudnya adalah penurunan tarif dilakukan yang terbesar di jangka waktu 1 bulan sebelum hari H peak season (Lebaran dan NATARU) , dan setiap minggu secara bertahap menaikkan tarif sedikit demi sedikit sampai di hari H-nya adalah yang tertinggi.

    Sehingga bisa melakukan  penyebaran Masyarakat dalam menggunakan transportasi publik, khusus nya penerbangan. 

    “Sehingga Masyarakat tidak akan menemui kesulitan mendapatkan transportasi saat di peak season. Karena bila terjadi ketidakseimbangan supply and demand, maka Masyarakat akan kesulitan mendapatkan tiket dan akan bermunculan calo calo yang tidak berseragam maupun yang berseragam. Akhirnya Masyarakat dirugikan. Demikian juga airline nya,” pungkas BHS.

     

  • Abah Djoni Resmi Pimpin KKSS Malang Raya, Siap Wujudkan Perubahan

    Abah Djoni Resmi Pimpin KKSS Malang Raya, Siap Wujudkan Perubahan

    Malang (beritajatim.com) – R. Djoni Sudjatmoko, atau yang akrab disapa Abah Djoni, resmi terpilih sebagai Ketua Umum Kerukunan Keluarga Sulawesi Selatan (KKSS) Malang Raya untuk periode 2024-2029. Pengusaha sukses yang dikenal sebagai tokoh dermawan ini siap membawa KKSS Malang Raya ke arah yang lebih progresif.

    Dalam kepengurusannya, Abah Djoni akan didampingi Sekretaris Umum Ahmad Fuad Rahman atau yang akrab disapa Sam Fuad, serta Bendahara Umum Direk De Ruiter da. Pelantikan kepengurusan ini berlangsung di Gedung Graha Pancasila, Balai Kota Among Tani, Kota Batu, pada Sabtu (25/1/2025) malam.

    Terpilihnya Abah Djoni bersama Sam Fuad membawa harapan besar bagi KKSS Malang Raya. Dengan kolaborasi yang kuat, keduanya diyakini dapat mempersatukan potensi warga Sulawesi Selatan di Malang Raya. Tak hanya itu, kepemimpinan ini juga diharapkan dapat mendorong peningkatan ekonomi, sosial, dan budaya masyarakat melalui berbagai program kerja inovatif.

    Selain pelantikan Abah Djoni, malam itu juga menjadi momen penting bagi Anggota Komisi VII DPR RI Bambang Haryo Soekartono (BHS), yang dinobatkan sebagai anggota kehormatan Badan Pengurus Wilayah (BPW) KKSS Jawa Timur.

    Ketua BPW KKSS Jatim, Muslim Hamzah, menyebut penobatan ini didasarkan pada kontribusi besar BHS dalam membantu warga Sulawesi Selatan, khususnya di bidang transportasi maritim. “Selama 20 tahun terakhir, Pak BHS banyak mendukung warga Sulawesi Selatan melalui usahanya di sektor perkapalan,” ujar Muslim Hamzah.

    Ketua Umum Badan Pengurus Pusat (BPP) KKSS, H. Muchlis Patahna, SH, MKn, dalam sambutannya mengungkapkan rasa syukur atas pencapaian warga Sulawesi Selatan di tingkat nasional. Ia menyebut, dalam kabinet pemerintahan Presiden Prabowo Subianto, terdapat enam menteri dan empat wakil menteri yang berasal dari KKSS.

    “Ini adalah amanah besar yang harus dijalankan dengan penuh tanggung jawab untuk kepentingan bangsa dan negara,” tegas Muchlis.

    Muchlis juga mengingatkan pentingnya Musyawarah Besar (Mubes) KKSS ke-12 yang akan digelar pada Februari 2025. Ia mengajak seluruh anggota KKSS untuk memilih pemimpin yang mampu memajukan organisasi serta meningkatkan sumber daya manusia (SDM) yang kompetitif di tingkat nasional maupun internasional.

    Pelantikan ini juga menandai dimulainya kembali kepemimpinan Ir. H. Muslim Hamzah sebagai Ketua BPW KKSS Jatim periode 2024-2029. Ia terpilih secara aklamasi dalam Musyawarah Wilayah (Muswil) ke-11 yang digelar di Hotel Garden Palace, Surabaya, pada 17 November 2024 lalu.

    Abah Djoni dan jajaran pengurus BPW KKSS Jatim diharapkan mampu membawa perubahan positif bagi organisasi, baik di tingkat daerah maupun nasional. Dengan semangat kebersamaan dan kontribusi nyata, KKSS terus berkomitmen menjadi wadah pengabdian bagi warga Sulawesi Selatan di seluruh Indonesia. [dan/suf]

  • Komisi VII Desak Kemenhub Kaji Kelangsungan Usaha Maskapai Domestik

    Komisi VII Desak Kemenhub Kaji Kelangsungan Usaha Maskapai Domestik

    Bisnis.com, JAKARTA — Anggota Komisi VII DPR RI dari Fraksi Gerindra, Bambang Haryo Soekartono, mendesak Kementerian Perhubungan untuk melakukan kajian mendalam terkait keberlangsungan usaha maskapai domestik. Langkah ini dinilai penting untuk memastikan industri penerbangan dalam negeri tetap kompetitif dan mampu bertahan di tengah berbagai tantangan.  

    Menurut Bambang, kajian tersebut harus mencakup evaluasi terhadap kondisi maskapai untuk memastikan standar keselamatan dan kenyamanan layanan minimum tetap terjaga. Selain itu, kajian diperlukan untuk memahami penyebab kegagalan beberapa maskapai dalam menjaga kontinuitas layanan mereka.  

    “Hal ini penting agar kita bisa memahami iklim usaha industri penerbangan saat ini, sehingga dapat mendukung pelaku usaha maskapai domestik untuk terus berkiprah,” ujar Bambang, Sabtu (25/1/2025).  

    Bambang juga mengingatkan agar pemerintah berhati-hati terhadap potensi dominasi maskapai asing dalam rute penerbangan domestik. Dia berpandangan hal itu dapat membahayakan kedaulatan transportasi udara Indonesia yang sangat dibutuhkan oleh negara kepulauan seperti Indonesia.  

    Lebih lanjut, dia menyebut pemerintah harus melibatkan pelaku usaha, perwakilan pengguna jasa, dan lembaga penelitian dalam menyusun kebijakan jangka panjang yang mendukung keberlanjutan usaha maskapai domestik. Langkah ini juga harus diiringi dengan upaya pengurangan biaya operasional, seperti subsidi biaya kebandaraan, avtur, dan infrastruktur pendukung.  

    “Kami berharap Kementerian Perhubungan segera mengambil langkah konkrit untuk memastikan industri maskapai domestik tetap kompetitif dan berkelanjutan,” kata Bambang. 

    Selain itu, dia mengusulkan agar pemerintah mengatur harga tiket di peak season agar tidak lebih murah dibandingkan dengan waktu reguler. Penurunan tarif dilakukan yang terbesar di jangka waktu satu bulan sebelum hari H peak season (Lebaran dan Nataru), serta setiap minggu tarif dinaikkan secara bertahap sampai di puncaknya adalah harga yang tertinggi. Sehingga penumpang maskapai dapat tersebar.

    “Sehingga masyarakat tidak akan menemui kesulitan mendapatkan transportasi saat di peak season. Karena bila terjadi ketidakseimbangan supply and demand, maka masyarakat akan kesulitan mendapatkan tiket. Akhirnya masyarakat dan airlines dirugikan,” kata dia.

  • Kemenhub siapkan sejumlah skenario untuk urai angkutan Lebaran

    Kemenhub siapkan sejumlah skenario untuk urai angkutan Lebaran

    Denpasar (ANTARA) – Direktur Lalu Lintas dan Angkutan Laut Kementerian Perhubungan (Kemenhub) Hartanto mengatakan, pihaknya sedang menyiapkan sejumlah skenario dan konsep untuk mengurai arus angkutan Lebaran 2025.

    “Kami sedang mengusulkan beberapa konsep supaya tidak terjadi penumpukan penumpang mendekati hari-hari kritis,” kata dia.

    Di sela Rakernas ke-22 PT Dharma Lautan Utama 2025 di Denpasar, Selasa, Hartanto mengatakan, dari tahun ke tahun arus mudik dan arus balik terjadi pada H-7 dan H+7 sehingga beberapa skenario misalnya konsep bekerja dari mana saja yang diterapkan sejak H-12 dan H+12 dari Lebaran yang diperkirakan jatuh di akhir Maret 2025.

    “Kalau kemarin kami hitung H-12 atau 10 tapi yang jelas tidak 7 hari (jarak dari Lebaran),” ujarnya.

    Kemenhub menampung berbagai ide dari berbagai kalangan termasuk yang lahir dari Menteri Perhubungan langsung untuk dicoba sebab pemerintah membutuhkan solusi dari mengurai kepadatan angkutan lebaran salah satunya angkutan laut.

    “Bukan karena dapat libur kami senang, tapi jadwal kritis ini perlu ada solusi salah satunya mengurai supaya masyarakat pulang lebih cepet dibanding menunggu H-7 dan H+7 lalu menumpuk, kalau bisa dari H-10,” kata Hartanto.

    Pemerintah sendiri memprediksi pada Lebaran 2025 akan ada peningkatan aktivitas angkutan laut, sehingga berbagai opsi konsep perlu diterapkan termasuk rutinitas rampcheck tetap dijalankan.

    Selain itu di 224 pelabuhan, Kemenhub khususnya Direktorat Lalu Lintas dan Angkutan Laut akan membangun posko, memantau melalui pusat komando, dan menyusun kesepakatan berangkat dari usulan stakeholder pelayaran.

    Hartanto juga mengingatkan saat arus mudik di Bali akan berlangsung Hari Raya Nyepi, sehingga Ditlala Kemenhub akan turut berkoordinasi dengan direktorat darat terkait skema yang tepat.

    Anggota DPR RI sekaligus Pemilik PT Dharma Lautan Utama (DLU) Bambang Haryo Soekartono menambahkan perusahaannya sendiri akan lebih awal melakukan evaluasi angkutan lebaran 2024 untuk jadi panduan tahun ini.

    Salah satu yang mereka soroti dan penting di momentum arus angkutan lebaran kali ini adalah optimalisasi pergerakan angkutan logistik.

    Pewarta: Ni Putu Putri Muliantari
    Editor: Ahmad Buchori
    Copyright © ANTARA 2025

  • MTI: Infrastruktur Jalan dan Jembatan Timbang Jadi Tantangan Penerapan Zero ODOL   – Halaman all

    MTI: Infrastruktur Jalan dan Jembatan Timbang Jadi Tantangan Penerapan Zero ODOL   – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Ketua Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Agus Taufik Mulyono mengatakan, kebijakan Zero Over Dimension Overload (Zero ODOL) menjadi langkah penting untuk meningkatkan keselamatan dan efisiensi transportasi di Indonesia.

    Namun, sejumlah permasalahan mendasar yang harus diselesaikan agar kebijakan ini bisa diterapkan dengan sukses.

    “Salah satu tantangan terbesar dalam penerapan kebijakan Zero ODOL adalah kondisi infrastruktur jalan dan jembatan timbang yang masih perlu pembenahan,” kata Agus Taufik Mulyono dalam keterangannya, Selasa (7/1/2025).

    Dikatakan Agus, saat ini status dan fungsi jalan di Indonesia saat ini masih “karut marut” dan tidak jelas.

    Ketika truk mengangkut barang dari pabrik ke tujuan, mereka sering kali melewati jalan yang statusnya berbeda-beda—mulai dari jalan desa, kabupaten, kota, provinsi, hingga arteri nasional.

    “Hal ini merupakan problem klasik yang belum diselesaikan hingga saat ini dan sisi lain, terminal handling yang berfungsi untuk mengumpulkan barang-barang kelebihan muatan juga belum ada, padahal keberadaannya sangat penting,” katanya.

    Ketidakjelasan status dan fungsi jalan ini menyebabkan kerusakan jalan yang parah, khususnya di daerah kabupaten.

    “Karut marut antara kelas fungsi dan status jalan inilah sebetulnya yang menjadi penyebab hancur-hancuran jalan dan mengindikasikan  penerapan kelas jalan tidak sesuai dengan status jalannya, yang berujung pada masalah yang berkepanjangan,” katanya.

    Agus juga mengkritik kurangnya keselarasan antara UU Jalan dengan UU Lalu Lintas.

    “Kelas jalan dikaitkan dengan fungsi jalan, dikaitkan status jalan, tidak pernah ketemu. Jadi masalah ODOL ini tidak akan pernah bisa diselesaikan,” ungkapnya.

    Wakil Ketua Umum Asosiasi Logistik dan Forwarding Indonesia (ALFI) DKI Jakarta, Ian Sudiana mengusulkan agar pemerintah menambah ruas jalan, meningkatkan jumlah jalan nasional, dan menaikkan kapasitas daya dukung jalan.

    “Untuk itu perlu dibentuknya sebuah Badan setingkat Kementerian yang mengurus logistik dan membuat blueprint terkait kebijakan Zero ODOL ini,” sarannya.

    Sementara itu, Bambang Haryo Soekartono, anggota Dewan Pakar Gerindra dan praktisi transportasi dan logistik, menyoroti perlunya pembenahan jembatan timbang.

    “Jumlah SDM di jembatan timbang itu sangat kurang dan peralatannya banyak yang sudah rusak,” ujarnya.

    Dari 141 jembatan timbang di seluruh Indonesia, hanya 25 yang beroperasi, dan itu pun hanya selama 8 jam sehari.

    “Bisa dibilang ini sama saja dengan bohong jika mau secara serius menerapkan Zero ODOL,” tambahnya.

    Dia juga menegaskan pentingnya memperbaiki daya dukung jalan, mengingat standar muatan sumbu terberat (MST) kelas 1 di Indonesia hanya 10 ton, sementara negara lain seperti China sudah mencapai 100 ton.

    Agus dan Haryo sepakat bahwa penerapan kebijakan Zero ODOL harus melibatkan semua stakeholder.

    “Hal ini bertujuan untuk mencari solusi bersama agar tidak ada pihak yang dirugikan saat kebijakan ini diterapkan,” kata Haryo.

    Semua pihak perlu duduk bersama untuk mencari solusi yang dapat diterima secara luas.

    Dalam hal ini, Kementerian Perhubungan diharapkan untuk membuat blueprint yang akan menjadi panduan dalam menerapkan Zero ODOL.

    Selain itu, lembaga penelitian dan pengembangan seperti BRIN juga bisa dilibatkan untuk merencanakan langkah-langkah yang diperlukan.

  • Pernyataan Politisi Gerindra Soal Prabowo Hentikan Proyek Tol – Halaman all

    Pernyataan Politisi Gerindra Soal Prabowo Hentikan Proyek Tol – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Anggota Komisi VII DPR RI Fraksi Gerindra, Bambang Haryo Soekartono mendukung keputusan politik Presiden Prabowo Subianto menghentikan sementara proyek pembangunan sejumlah ruas tol.

    Proyek tol yang dihentikan tersebut antara lain proyek jalan tol Puncak, proyek tol Kulonprogo-Cilacap, dan ruas sirip tol Trans Sumatera.

    “Kalau kita lihat, beberapa ruas tol di Jawa yang baru dibangun di masa pemerintahan yang lalu, belum sepenuhnya bisa maksimal mendorong pertumbuhan ekonomi seperti misalnya transportasi publik massal dan transportasi logistik massal,” kata Bambang Haryo dalam pernyataan tertulis dikutip Rabu, 1 Januari 2024.

    Dia menilai, penggunaan jalan tol oleh transportasi publik massal (bus) dan logistik massal (truk) saat ini masih sangat minim. Karena tarif tol yang dikenakan relatif masih sangat tinggi/mahal.

    Sehingga transportasi publik massal dan logistik massal lebih banyak masih menggunakan jalan reguler non tol, seperti jalan nasional / antar provinsi dan jalan provinsi / antar kabupaten.

    “Sangat disayangkan sih, kita bangun jalan tol tetapi tidak di manfaatkan maksimal untuk angkutan publik dan logistik,” ujarnya.

    “Beda dibanding pembangunan jalan tol di Jaman Pak Harto , tarifnya sangat murah. Sehingga banyak truk dan bus yang juga memanfaatkan jalan tol tersebut untuk mempercepat roda perekonomian,” ungkapnya.

    Kalau kita amati dari jumlah pengguna jalan tol, angkutan publik massal seperti bus, angkutan logistik massal/truk yang masuk di jalan tol tidak lebih dari 2.5 persen dari jumlah yang lewat di jalan reguler nasional maupun provinsi yang sejajar dengan jalan tol.

    Termasuk juga transportasi pribadi, tidak lebih dari 20 persen yang menggunakan jalan tol dibanding jalan reguler yang sejajar dengan jalan tol.

    Ini karena jalan tol yang dibangun akhir akhir ini tarifnya terlalu tinggi/mahal bagi masyarakat.

    Artinya, keputusan untuk tidak melanjutkan pembangunan jalan tol ini sudah sangat tepat.

    “Kita masih membutuhkan begitu banyak perawatan dan perbaikan jalan-jalan di seluruh wilayah nasional karena masih banyak jalan-jalan di daerah-daerah seluruh Indonesia yang keadaannya sangat membutuhkan perhatian dan perbaikan oleh pemerintah masing-masing daerah,” kata Bambang Haryo.

    Menurut dia, sudah saatnya masyarakat bisa merasakan jalan reguler nasional maupun provinsi yang lebar, layak dan steril, tidak berbayar seperti yang kita rasakan jika kita berpergian ke berbagai Negara di Asia Tenggara, misalnya Malaysia, Vietnam, Thailand dan Filipina. 

    Jika itu terkondisikan di negara kita sudah pasti dampak pembangunan infrastruktur jalan bisa dirasakan oleh Masyarakat dan membawa percepatan pertumbuhan ekonomi dengan mengeluarkan cost biaya transportasi yang minim. 

    “Untuk diketahui jumlah jalan tol di Indonesia sudah sangat banyak kalau kita bandingkan dengan Malaysia. Dimana perbandingan jalan tol di Indonesia 2.893 kilometer dibanding jalan nasional kita sepanjang 54.000 kilometer,” bebernya.

    Di Malaysia, panjang jalan tol mencapai 5.027 kilometer dan jalan nasional mereka mencapai 290.000 kilometer.

    Ini berarti perbandingan jalan yang tidak berbayar di Malaysia jauh lebih besar dibanding di Indonesia.

    “Jalan-jalan tidak berbayar di Malaysia mempunyai standarisasi keselamatan yang sama dengan jalan-jalan tol di Indonesia,” bebernya.

    “Inilah yang sangat perlu di dorong oleh Pemerintah untuk lebih memperbanyak perawatan dan perbaikan serta penyempurnaan jalan-jalan reguler yang ada di Indonesia, dan kondisi ini yang di harapkan bisa meningkatan Multi Player Economy akibat pembangunan Infrastruktur Jalan di Indonesia,” tegas Bambang Haryo.