Tag: Bahrul Ulum

  • Cerita Bahrul Ulum, Bermula dari Status Whatsapp Berakhir Dipenjara

    Cerita Bahrul Ulum, Bermula dari Status Whatsapp Berakhir Dipenjara

    Surabaya (beritajatim.com) – Bandit curanmor yang ditangkap oleh Polsek Sukolilo Kota Surabaya ternyata baru beraksi 2 kali. Bandit yang diamankan patroli Opsnal Polsek Sukolilo itu mengaku kecanduan judi online.

    Bahrul Ulum (20) salah satu pelaku yang diamankan mengatakan bahwa ia saat itu membutuhkan uang untuk depo judi online. Ia pun membuat status whatsapp bercanda bertuliskan ‘P Info Kerja’. Dari sekian teman yang membaca status Bahrul Ulum, Muafi (21) temannya satu desa membalas status itu.

    Muafi membalas dengan pesan ajakan untuk mencuri sepeda motor di Surabaya. Bahrul awalnya ragu. Namun karena hasrat untuk depo tidak tertahankan, Bahrul Ulum pun mengiyakan ajakan Muafi.

    “Saya diajak ke rumah Muafi, kalau mau uang. Jadi saya kesana. Sampai disana saya diajak nyuri motor di Surabaya,” kata Bahrul saat diwawancarai Beritajatim.com, Rabu (03/07/2024).

    Muafi dan Bahrul lantas berangkat ke Surabaya. Keduanya berhasil mencuri motor. Tetapi pada pencurian kedua, mereka tertangkap petugas kepolisian.

    Ceritanya, mereka sedang menyusuri sepanjang jalan MERR hingga ke Ruko Medokan Ayu yang dekat dengan kampus UPN Jawa Timur. Disana, mereka melihat sepeda motor Honda Scoopy tanpa penjagaan dan tidak dikunci stir. Muafi pun mengeksekusi sepeda motor itu sambil Bahrul mengamati lokasi.

    Keduanya berhasil membawa kabur sepeda motor. Mereka lantas mendorong motor dengan kecepatan tinggi melintasi Jalan MERR menuju arah Suramadu. Saat di lampu merah Jalan Arief Rahman Hakim, petugas opsnal Polsek Sukolilo yang sedang patroli mendapati dua pemuda Bangkalan itu mendorong sepeda motor. Petugas pun curiga dan membuntuti.

    Awalnya petugas mengira dua pemuda itu mendorong motor karena kehabisan bensin. Namun, petugas menjadi yakin keduanya adalah bandit curanmor yang baru saja beraksi setelah melewati SPBU Jalan MERR.

    Petugas langsung mengejar keduanya. Aksi kejar-kejaran sampai terjadi di Jalan Rangkah. Kedua bandit itu akhirnya menyerah dengan meninggalkan motornya.

    Aksi pergulatan sempat terjadi. Polisi sampai harus menembakan pistol ke udara untuk memberi peringatan kepada dua bandit curanmor yang terus melawan.

    Dalam pergulatan itu, 2 polisi terluka. Satu ditabrak dengan sepeda motor dan satu lainnya disikut hingga terseret beberapa meter. Kedua bandit curanmor itu akhirnya terpaksa ditembak di bagian tangan dan kaki agar tidak kabur.

    “Saya waktu itu ingin membawa motor ke Jalan Tambak Laban. Sebelum dijual ke Penadah di Bangkalan. Saya ga tau penadahnya. Yang jual selalu Afi (Muafi),” imbuh Bahrul.

    Sementara itu, Muafi saat ditanya dirinya mengaku sudah beberapa kali melakukan pencurian di Surabaya. Ia pun mengaku sepeda hasil jualannya dijual ke penadah di Madura.

    “Sudah beberapa kali mencuri. Biasanya ganti-ganti partner,” tutur Muafi.

    Ipda Aan Dwi Satrio Yudho Kanit Reskrim Polsek Sukolilo mengatakan pihaknya sudah mengantongi identitas komplotan curanmor Muafi CS. Saat ini polisi masih melakukan upaya pengejaran.

    “Sudah kita kantongi identitasnya. Saat ini petugas masih terus bekerja,” pungkasnya. (ang/but)

  • Viral Penceramah Blitar Telanjang Dada, Begini Respon MUI

    Viral Penceramah Blitar Telanjang Dada, Begini Respon MUI

    Blitar (beritajatim.com) – Belakangan ini, masyarakat Kabupaten Blitar dihebohkan dengan viralnya penceramah yang telanjang dada. Diketahui sang penceramah tersebut adalah Ki Sudrun.

    Kiai asal Blitar tersebut viral usai dirinya telanjang dada saat memberikan tausiah di sebuah acara. Sontak aksi tersebut mengundang banyak respon dari masyarakat.

    Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Blitar pun tidak tinggal diam atas kejadian itu. MUI Kabupaten Blitar pun meminta agar Ki Sudrun bisa memberikan contoh yang baik ke masyarakat.

    “Sebenarnya MUI tidak dalam kapasitas menilai atau menyikapi apa yang dilakukan oleh Ki Sudrun itu benar atau salah,” kata Jamil Mashadi, Sektretaris MUI Kabupaten Blitar, Senin (22/04/24).

    MUI Kabupaten Blitar menegaskan bahwa yang dilakukan Ki Sudrun sebenarnya tidak menyalahi aturan agama. Secara fiqih, telanjang dada bagi laki-laki memang diperbolehkan, karema aurat dari pusat hingga lutut kaki.

    Namun, demikian karena Ki Sudrun tinggal di Indonesia MUI kabupaten Blitar meminta agar sang kiai mempertimbangkan lagi soal kesopanan. Hal itu dilakukan agar tidak timbul gejolak di masyarakat.

    “Kalau seperti itu kanjeng nabi senang atau tidak. Memang secara fiqih tidak salah tapi di Indonesia itu patut atau tidak,” tegasnya.

    Sebelumnya dalam video yang diupload oleh akun tik-tok @gandrung_ilmu, tampak Ki Sudrun mengisi pengajian dengan telanjang dada. Ki Sudrun nampak seperti prajurit era kerajaan, karena bukan hanya telanjang dada namun rambutnya juga gondrong.

    Saat ceramah, Ki Sudrun juga mengenakan tas yang bertali seperti tasbih besar. Dalam ceramah tersebut Kiai Sudrun juga menggenakan celana yang dikenakan berwarna putih. Saat mengaji, ia juga tampak mengenakan tas tersebut sambil duduk di lantai.

    Dalam pengajian itu, tampak Ki Sudrun memaknai dan mentafsirkan Surat Al Fatihah dengan bahasa Jawa. Itu dilakukan diduga jemaah pengajiannya mayoritas warga Blitar yang paham betul tentang bahasa jawa, sehingga pengajian yang disampaikan pun berbahasa Jawa.

    Dalam momen itu, Ki Sudrun mengatakan jika umat muslim sejatinya diminta menirukan tingkah laku para nabi dan rasul. “Jadi ternyata aku sampeyan iki mboten kok kon niru gusti Allah,” ungkap Ki Sudrun mengartikan lafadz ‘Sirotol ladzina an amta alaihim’.

    Banyak netizen yang bertanya-tanya soal tampilan nyentrik sosok Ki Sudrun.

    “Pake baju ceramahnya biar sopan,” @meifa*****.

    “Aliran apa lagi se,” @bing*****.

    Meski begitu ada juga beberapa netizen yang menyebut ceramah Ki Sudrun mudah dipahami.

    “Tutur kasepuhan mantep banget enak diresapi, dihayati, neng ati,” @slam**.

    “Luar biasa, pakaian yang penting syar’i, gak perlu berlebihan, penting ilmunya,” @Nur.******.

    Usut punya usut, Ki Sudrun ini dikenal sebagai Dalang asal Blitar. Dia pernah nyantri di Pesantren Bahrul Ulum Tambakberas, Jombang.

    Ki Sudrun lahir pada 19 April 1970 dan kini berusia 54 tahun. Dia berasal dari Desa Krenceng, Kecamatan Nglegok, Kabupaten Blitar.

    Selain menjadi dalang, ia juga kerap mengisi ceramah bersama Gamelan Terbang Seribu. Biasanya ceramahnya juga diselingi dengan selawat dan musik. [owi/aje]

  • Viral Penceramah Blitar Telanjang Dada, Begini Respon MUI

    Viral, Pengajian Ki Sudrun Blitar Telanjang Dada

    Blitar (beritajatim.com) – Usai Samsudin, belakangan ini netizen digemparkan dengan kemunculan pengajian, di mana sang penceramahnya telanjang dada. Sang penceramah yang viral tersebut adalah Ki Sudrun.

    Dalam video yang diunggah oleh akun TikTok @gandrung_ilmu, tampak Ki Sudrun mengisi pengajian dengan telanjang dada. Ki Sudrun nampak seperti prajurit era kerajaan, karena bukan hanya telanjang dada namun rambutnya juga gondrong.

    Saat ceramah, Ki Sudrun juga mengenakan tas yang bertali seperti tasbih besar. Dalam ceramah tersebut Kiai Sudrun juga menggenakan celana yang dikenakan berwarna putih. Saat mengaji, ia juga tampak mengenakan tas tersebut sambil duduk di lantai.

    Dalam pengajian itu, tampak Ki Sudrun memaknai dan menafsirkan Surat Al Fatihah dengan bahasa Jawa. Itu dilakukan diduga jemaah pengajiannya mayoritas warga Blitar yang paham betul tentang bahasa Jawa, sehingga pengajian yang disampaikan pun berbahasa Jawa.

    Dalam momen itu, Ki Sudrun mengatakan jika umat muslim sejatinya diminta menirukan tingkah laku para nabi dan rasul. “Jadi ternyata aku sampeyan iki mboten kok kon niru gusti Allah,” ungkap Ki Sudrun mengartikan lafadz ‘Sirotol ladzina an amta alaihim’.

    Banyak netizen yang bertanya-tanya soal tampilan nyentrik sosok Ki Sudrun.

    “Pake baju ceramahnya biar sopan,” @meifa*****.

    “Aliran apa lagi se,” @bing*****.

    Meski begitu ada juga beberapa netizen yang menyebut ceramah Ki Sudrun mudah dipahami.

    “Tutur kasepuhan mantep banget enak diresapi, dihayati, neng ati,” @slam**.

    “Luar biasa, pakaian yang penting syar’i, gak perlu berlebihan, penting ilmunya,” @Nur.******.

    Usut punya usut, Ki Sudrun ini dikenal sebagai Dalang asal Blitar. Dia pernah nyantri di Pesantren Bahrul Ulum Tambakberas, Jombang.

    Ki Sudrun lahir pada 19 April 1970 dan kini berusia 54 tahun. Dia berasal dari Desa Krenceng, Kecamatan Nglegok, Kabupaten Blitar.

    Selain menjadi dalang, ia juga kerap mengisi ceramah bersama Gamelan Terbang Seribu. Biasanya ceramahnya juga diselingi dengan selawat dan musik. (owi/ian)

  • PPP Hanya Raih 4 Kursi, GPK Tetap Pede Dorong Mundjidah Maju Pilbup Jombang 2024

    PPP Hanya Raih 4 Kursi, GPK Tetap Pede Dorong Mundjidah Maju Pilbup Jombang 2024

    Jombang (beritajatim.com) – PPP (Partai Persatuan Pembangunan) Kabupaten Jombang hanya mendapatkan empat kursi legislatif di DPRD setempat pada Pemilu 2024. Sehingga untuk mengusung calon bupati/wakil bupati harus melakukan koalisi dengan partai lain.

    Karena susai aturan, untuk bisa mengusung calon secara mandiri minimal memiliki 10 kursi di DPRD. Raihan PPP Jombang di Pemilu 2024 memang jeblok di banding Pemilu 2019. Pada 2019, PPP Jombang mendapatkan tujuh kursi di parlemen. Artinya, partai belambang kabah ini kehilangan tiga kursinya.

    Meski demikian. organisasi sayap PPP, Gerakan Pemuda Kabah (GPK) tetap percaya diri (pede) mendorong agar Mundjidah Wahab maju dalam kontestasi lima tahunan tersebut. GPK tak menjelaskan secara detail hitung-hitungan kursi di parlemen dan parpol mana yang akan digandeng menjadi bagian dari koalisi PPP. GPK hanya mengklaim bahwa Mundjidah adalah tokoh yang layak maju Pilbup Jombang karena sederet prestasinya.

    Sekretaris GPK Jombang Sukri mengungkapkan bahwa Mundjidah merupakan Bupati Jombang periode 2018-2023. Nah, sosok perempuan asal PPBU (Pondok Pesantren Bahrul Ulum) Tambakberas Jombang ini masih layak melanjutkan periode selanjutnya, 2024-2029.

    “Kami mengusulkan Ibu Nyai Mundjidah Wahab meneruskan kepemimpinan 2 periode dalam Pilkada 2024. Programnya terbukti, salah satunya keindahan tata kota dan program pemberdayaan desa melalui program Berkadang,” kata Sukri, Jumat (5/4/2024).

    Mantan aktivis PMII Jombang ini membeber sejumlah parameter yang menjadikan Mundjidah layak masuk lagi menjadi Jombang 1 (Bupati Jombang). Di antaranya, Mundjidah merupakan tokoh perempuan yang aktif diberbagai bidang baik politik maupun sosial keagamaan.

    Bahkan, karir Mundjidah dimulai dari bawah sewaktu aktif di badan otonom (Banom) Nahdlatul Ulama (NU) yakni IPPNU. Mundjidah juga pernah menjabat anggota legislatif termuda dalam memulai karir politiknya.

    Semangat itu masih terjaga hingga saat ini. Hal itu, lanjut Sukri, terbukti dengan Mundjiah yang dipercaya menjadi Ketua Muslimat Jombang. “Untuk itu, kami berharap masyarakat kembali mengamanahkan kepemimpinan Jombang kepada beliau,” katanya.

    Pernyataan senada juga dilontarkan Ketua GPK Jawa Timur H Mujtahidur Ridho atau Gus Edo. Dia menyambut positif dukungan kader GPK akar rumput yang mengusulkan Mundjidah Wahab untuk melanjutkan kepemimpinan di Kabupaten Jombang. “Kami di Jatim juga sangat mendukung pilihan kader dari bawah,” tutur Gus Edo. [suf]

  • PeaceSantren di PPBU Tambakberas Jombang, Gus Aam Sampaikan Pesan Mbah Wahab

    PeaceSantren di PPBU Tambakberas Jombang, Gus Aam Sampaikan Pesan Mbah Wahab

    Jombang (beritajatim.com) – Lapangan Untung Surapati PPBU (Pondok Pesantren Bahrul Ulum) Tambakberas Jombang dipadati santri, Rabu (20/3/2024) sore. Mereka menghadiri acara PeaceSantren yang digelar oleh Kementerian Agama (Kemenag).

    Santri sangat antusias. Karena acara tersebut menampil dua grup band yang legendaris. Yakni, Padi Reborn dan Gigi. Dua kelompok musik era 1990-an ini menyuguhkan lagu-lagu andalan mereka. Ribuan santri berdesakan untuk berada di barisan depan.

    Padi Reborntampil perdana. Lengkingan suara Fadli dan betotan gitar Piyu masih mampu membius penggemarnya. Lagu Mahadewi, harmoni, menjadi andalan Padi. Karuan saja, lapangan Tambakberas berubah menjadi koor raksasa. Seluruh hadirian ikut bernyanyi. Lebih dari empat lagu disuguhkan oleh Padi.

    Acara jeda sebentar. Diisi dengan dialog. Hadir ke atas panggung Grup Band Gigi yang didampingi oleh pengasuh PPBU Tambakberas Jombang KH Salahul Aam Notobuono atau Gus Aam. Mantan Ketua PC GP Ansor Jombang ini menceritakan sejarah singkat pesantren Tambakberas.

    “Pesantren ini didirikan pada 1825 atau seputar Perang Diponegoro. Alhamdulillah sampai hari ini pesantren Tambakberas masih berdiri. Sudah banyak tokoh yang lahir dari pesantren ini. Ada Ibu Khofifah Indar Parawansa, Ida Fauziah, dan alumnus lainnya,” ujar Gus Aam.

    Dalam kesempatan itu, Gus Aam juga menyampaikan pesan damai untuk santri dan seluruh yang hadir memadati lapangan Untung Surapati. Hal serupa juga disampaikan oleh personel Gigi. Ada Arman Maulana, Thomas, Dewa Bujana.

    Dewa mengungkapkan rasa takjubnya kepada kalangan pesantren yang selama ini sangat mengendepankan toleransi. Pada kesempatan tersebut para santri melakukan dialog interaktif dengan Gigi. Mereka bertanya tentang banyak hal.

    Gus Aam menyampaikan pesan dari pendiri NU Kiai Wahab Chasbullah. Yakni, senjata yang paling ampuh dan paling sempurna adalah persatuan. Nah, Ramadhan menurut Gus Aam adalah momentum paling tepat untuk meredakan ketegangan setelah masyarakat terlibat saling dukung dalam Pemilu dan Pilpres.

    “Mari menyejukkan bangsa dengan Ramadhan. Harapan besar kami agar bangsa ini segera bangkit dan membangun. Sudahlah, tidak ada lagi perbedaan. Apalagi sampai ada kekerasan. Kita sudah waktunya membangun,” kata Gus Aam.

    Dirjen Pendidikan Islam Ali Ramdhani menyampaikan pihaknya terus menggaungkan pesan perdamaian dan semangat persaudaraan bersama ribuan santri. Oleh karena itu, PeaceSantren digelar dalam rupa Roadshow ‘Ngabuburit Ramadan 1445 H’ yang diselenggarakan secara bergiliran di lima kota di pulau Jawa.

    “Hari pertama di Jakarta, kedua di Jombang Jawa Tiumur ini. Kemudian berlanjut ke Jawa Tengah, Jawa Barat, DI Yogyakarta. Pemilihan tuan rumah berdasarkan pada kota-kota yang sangat kental akan budaya pesantren, termasuk tradisi selama Ramadhan,” pungkasnya. [suf]