Tag: Bahrul Ulum

  • Ada Risalah Pemberhentian Ketum PBNU, Putra Pendiri NU: Mestinya Tabayun Dulu
                
                    
                        
                            Surabaya
                        
                        24 November 2025

    Ada Risalah Pemberhentian Ketum PBNU, Putra Pendiri NU: Mestinya Tabayun Dulu Surabaya 24 November 2025

    Ada Risalah Pemberhentian Ketum PBNU, Putra Pendiri NU: Mestinya Tabayun Dulu
    Editor
    JOMBANG, KOMPAS.com
    – Putra salah satu pendiri organisasi Islam Nahdlatul Ulama (NU) di Jombang, Jawa Timur, mendorong adanya islah/perdamaian terkait risalah rapat yang beredar secara digital dengan berisi tuntutan pemberhentian Ketua Umum PBNU K.H. Yahya Cholil Staquf dari jabatannya.
    Putra
    pendiri NU
    asal Jombang, K.H. Abdul Wahab Chasbullah yakni K. H. Mohammad Hasib Wahab Chasbullah menyesalkan adanya risalah rapat yang beredar secara digital itu, karena di lingkungan NU selama ini tidak dikenal adanya pemecatan ketua umum PBNU.
    “Kami prihatin ada informasi yang tidak solid diterima, sehingga terjadi risalah demikian. Mestinya ada ‘tabayun’ atau menjelaskan semua informasi yang diduga dari pihak yang dituduh,” kata Hasib, Minggu (24/11/2025) malam.
    Pengasuh Ponpes Bahrul Ulum Tambakberas Jombang tersebut juga mengaku sempat mendengar bahwa Ketua Umum PBNU dipanggil oleh Rois Aam.
    Namun saat itu hanya berdua saja. Saat itu, yang bersangkutan juga sudah memberikan alasan namun masih tidak bisa diterima alasan yang diberikan.
    Akhirnya, risalah rapat itu pun beredar secara digital, meski risalah itu tidak ada tanda tangan dari Katib Aam PBNU, padahal surat itu harus ada tanda tangan Rais Aam dan Katib Aam.
    “Ke depan, insya Allah sebagai dzurriyyah, putra putri pendiri dan cucu pendiri akan musyawarah bisa islahkan (damai),” kata dia.
    Ia pun ingin masalah ini juga bisa damai, demi NU menjadi lebih baik.
    “Harus ada upaya islah dengan kiai sepuh. Di lembaga Mustasyar NU itu, kiai sepuh masih banyak, kami ajak bagaimana ini solusinya jika tidak bisa dipertemukan,” kata dia.
    Polemik pemecatan Ketua Umum PBNU berawal dari risalah rapat yang dilaksanakan pada 20 November 2025.
    PBNU mengadakan Rapat Harian Syuriyah PBNU di salah satu hotel di Jakarta Selatan.
    Dalam rapat yang dihadiri 37 orang dari 53 pengurus harian Syuriyah PBNU tersebut membahas mengenai perkumpulan Nahdlatul Ulama.
    Rapat tersebut juga menghasilkan beberapa risalah yang ditandatangani Rais Aam PBNU K.H. Miftachul Akhyar.
    Salah satu isi surat memuat permintaan agar Gus Yahya turun dari jabatannya sebagai Ketua Umum PBNU.
    Beberapa faktor yang menjadi keputusan ini salah satunya buntut pengundangan narasumber yang diduga berafiliasi dengan dukungan terhadap Zionisme, yakni sebuah gerakan politik yang mendukung pemulangan dan pendirian negara Yahudi ke wilayah Palestina yang nantinya disebut Tanah Israel.
    Sementara itu, Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Yahya Cholil Staquf menegaskan dirinya tidak memiliki niat untuk mundur dari jabatannya di tengah munculnya dinamika internal organisasi.
    “Masa amanah yang saya terima dari Muktamar Ke-34 berlaku selama lima tahun dan akan dijalankan secara penuh,” kata Gus Yahya di Surabaya, Minggu dini hari.
    Gus Yahya juga mengklarifikasi bahwa hingga kini dirinya belum menerima surat resmi dalam bentuk apa pun terkait isu-isu internal yang beredar, termasuk dokumen yang beredar di khalayak mengenai risalah hasil rapat harian Syuriyah pada Kamis (20/11) yang memintanya untuk mundur dari jabatannya.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Puncak Peringatan 2 Abad PPBU Tambakberas Jombang Bertabur Tokoh Nasional

    Puncak Peringatan 2 Abad PPBU Tambakberas Jombang Bertabur Tokoh Nasional

    Jombang (beritajatim.com) – Sederet tokoh nasional menghadiri puncak perayaan 2 abad perjalanan Pondok Pesantren Bahrul Ulum (PPBU) Tambakberas, Kabupaten Jombang, Sabtu malam (25/10/2025).

    Mereka adalah Wakil Presiden RI 2019–2024, Prof. Dr. KH. Ma’ruf Amin, Menteri Koordinator Bidang Pangan RI, Dr. H. Zulkifli Hasan, Wakil Gubernur Jawa Timur, Dr. H. Emil Elestianto Dardak, serta Pengasuh PP Amanatul Ummah Mojokerto, Prof. Dr. KH. Asep Saifuddin Chalim. Para tokoh ini duduk di panggung kehormatan.

    Ribuan santri, alumni, dan masyarakat dari berbagai daerah memenuhi halaman Gedung Serbaguna Hasbullah Said Tambakberas, menjadikan suasana malam itu begitu meriah. Acara puncak peringatan 2 Abad PPBU ini bukan hanya sekadar selebrasi, melainkan juga menjadi napak tilas peradaban pesantren yang sudah berlangsung selama dua abad.

    Dengan tema ‘Mewariskan Daya Juang, Berkhidmah Membangun Peradaban’, acara tersebut terasa penuh haru dan syahdu. Lampu-lampu panggung berpadu dengan lantunan salawat, menciptakan atmosfer yang khidmat namun penuh wibawa.

    PPBU Tambakberas, yang berdiri sejak 1825, telah melewati dua abad perubahan zaman. Dari pesantren sederhana di kampung Tambakberas, kini menjelma menjadi salah satu pusat pendidikan Islam terbesar dan paling berpengaruh di Indonesia. Dua abad bukan hanya angka, melainkan bukti dari perjuangan para kiai terdahulu yang dengan keyakinan, akhlak, dan ilmu membangun peradaban.

    Ketua Yayasan Bahrul Ulum Tambakberas, Wafiyul Ahdi, dalam sambutannya menegaskan bahwa peringatan dua abad ini bukan sekadar seremoni, melainkan sebuah momentum untuk menunjukkan kontribusi santri dalam pembangunan bangsa.

    “Dua abad Bahrul Ulum menjadi bukti bahwa lulusan pesantren bukan hanya mampu mengaji atau menjadi guru ngaji. Santri bisa tampil di berbagai lini untuk menjawab tantangan zaman modern,” ujarnya.

    Gus Wafi, sapaan akrabnya, juga menyampaikan bahwa memasuki abad ketiga, PPBU akan terus melakukan transformasi untuk tetap relevan dengan tantangan zaman, termasuk dengan penguatan kualitas pendidikan berbasis teknologi.

    Pengunjung yang memadati peringatan 2 Abad PPBU Tambakberas Jombang

    Malam itu, nostalgia terasa begitu kuat. Setiap sudut pesantren seakan berbicara, menyimpan kenangan. Para santri muda duduk berdesakan, memeluk buku catatan, berharap bisa meresapi hikmah dari para tokoh bangsa. Alumni yang telah puluhan tahun meninggalkan pesantren pun kembali, seakan dipanggil oleh kenangan masa lalu.

    Namun, puncak peringatan 2 Abad PPBU bukanlah akhir dari perjalanan. Justru, babak baru dimulai. Abad ketiga PPBU menyongsong tantangan besar seperti digitalisasi, AI, globalisasi, dan tuntutan lahirnya generasi muslim yang cerdas, moderat, dan berdaya saing di tingkat global. Tema “Mewariskan Daya Juang” menancap kuat di dada setiap santri, seolah menjadi pesan untuk meneruskan perjuangan para kiai.

    Wakil Presiden RI, Prof. Dr. KH. Ma’ruf Amin, yang turut hadir, mengatakan bahwa malam ini merupakan malam yang istimewa. “Dua Abad Bahrul Ulum menjadi pabrik kiai, terus memproduksi kiai. Sudah berapa kiai yang dihadirkan selama dua abad. Itu investasi yang luar biasa,” ujarnya, menyampaikan apresiasi terhadap perjuangan pesantren yang telah melahirkan banyak tokoh bangsa.

    Kiai Ma’ruf juga mengungkapkan bahwa KH. Wahab Hasbullah adalah sosok kiai visioner yang tak hanya berperan dalam gerakan Nahdlatul Ulama, tetapi juga dalam membangun pesantren besar yang melahirkan banyak tokoh, termasuk Presiden Gus Dur.

    PPBU Tambakberas dengan perjalanan panjang ini, terus berkomitmen untuk menjadi mercusuar ilmu, akhlak, dan peradaban Islam yang memberikan dampak besar bagi bangsa. [suf]

  • Menko PM nilai transformasi pesantren semakin relevan

    Menko PM nilai transformasi pesantren semakin relevan

    Jakarta (ANTARA) – Menteri Koordinator Bidang Pemberdayaan Masyarakat (Menko PM) Abdul Muhaimin Iskandar memandang bahwa transformasi pesantren semakin relevan pada saat ini atau di tengah perubahan yang melanda pada hampir seluruh aspek kehidupan bangsa, baik sosial, ekonomi, hingga tata kelola pemerintahan.

    “Kebetulan beruntun, semua aspek kehidupan kita sedang menghadapi masalah krusial dan melakukan pembenahan menyeluruh. Ada disrupsi, dan itu butuh tata kelola baru,” ujar pria yang akrab disapa Cak Imin dalam keterangan yang dikonfirmasi di Jakarta, Sabtu.

    Oleh karena itu, dia memandang bahwa saat ini merupakan momen yang tepat bagi kaum santri untuk hadir, dan menjadi bagian dari gelombang perubahan.

    “Dan pesantren harus melakukan transformasi total dalam seluruh aspeknya agar bisa mengendalikan, memimpin, dan mengubah keadaan, serta menyiapkan generasi unggul untuk menghadapi tantangan yang ada,” katanya.

    Walaupun demikian, dia mengingatkan agar pesantren tidak kehilangan jati diri keilmuan dan spiritualitas ketika beradaptasi dengan kemajuan zaman.

    “Pesantren bisa tetap ada dan konsisten hingga hari ini karena terus istiqamah terhadap ilmu. Apalagi kalau pesantren mampu tumbuh dengan sains dan teknologi, digabung ilmu dunia dan akhirat, insyaallah keunggulannya tidak akan tertandingi kapan pun dan di zaman apa pun,” katanya mengingatkan.

    Adapun dia menyampaikan hal tersebut saat menghadiri Forum Multaqo Santri Nasional dalam rangka peringatan 200 tahun Pondok Pesantren Bahrul Ulum Tambakberas, Jombang, Jawa Timur, Sabtu.

    Sementara itu, dia mengatakan seluruh pembahasan dalam forum tersebut, seperti teknologi hingga pendekatan komprehensif dalam pendidikan pesantren akan dikembangkan oleh pihaknya.

    “Semua isu dan tema yang diangkat dalam Multaqo Santri harus kita lanjutkan, dimatangkan secara konseptual, diuji secara ilmiah, lalu praktikkan. Itu sudah pasti benar. Inilah yang disebut transformasi pesantren,” ujarnya.

    Pewarta: Rio Feisal
    Editor: Budi Suyanto
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Khatmil Qur’an Dua Abad PPBU Tambakberas Jombang: Menyatukan Santri, Hafiz, dan Alumni dalam Harmoni Spiritual

    Khatmil Qur’an Dua Abad PPBU Tambakberas Jombang: Menyatukan Santri, Hafiz, dan Alumni dalam Harmoni Spiritual

    Jombang (beritajatim.com) – Pondok Pesantren Bahrul Ulum (PPBU) Tambakberas Jombang menyuguhkan pemandangan yang tak akan terlupakan. Suasana khidmat nampak di setiap sudut kompleks pesantren yang sudah berusia dua abad ini.

    Lantunan ayat-ayat suci Al-Qur’an berkumandang dari berbagai penjuru asrama, menggema di seluruh penjuru pesantren yang dipenuhi oleh ribuan santri, hafiz-hafizah, serta alumni yang hadir dalam kegiatan Khatmil Qur’an, Kamis (23/10/2025).

    Kegiatan ini bukan sekadar tradisi tahunan, melainkan sebuah momentum monumental yang merayakan dua abad berdirinya pesantren legendaris yang turut melahirkan banyak ulama, pemimpin, dan aktivis bangsa.

    Menghadirkan suasana spiritual yang mendalam, acara ini diselenggarakan serentak di lebih dari 200 majelis, yang jumlahnya dipilih bukan tanpa makna. Angka tersebut menjadi simbol dari usia Pondok Pesantren Bahrul Ulum yang memasuki dua abad perjalanan panjangnya.

    Namun, yang mengejutkan, jumlah majelis yang terlibat jauh melampaui target awal. Ahmad Robert Haidar Balya, penanggung jawab kegiatan yang akrab disapa Gus Abet, menyampaikan dengan penuh kebanggaan bahwa lebih dari 200 majelis ikut berpartisipasi dalam kegiatan yang luar biasa ini.

    “Target kami minimal 200 majelis, tetapi kenyataannya lebih banyak. Ini terdiri dari majelis huffadz, santri, dan juga alumni,” ungkap Gus Abet.

    Kegiatan Khatmil Qur’an ini melibatkan seluruh elemen pesantren, baik santri aktif maupun alumni yang tergabung dalam Ikatan Alumni Bahrul Ulum (IKABU). Selain itu, acara ini juga berlangsung di berbagai titik penting, mulai dari Masjid Jami’ Bahrul Ulum, hingga makam-makam para ulama besar seperti KH. Abdul Wahab Hasbullah, KH. Usman, KH. Abdul Hamid Hasbullah, KH. Abdul Fattah Hasyim, dan KH. Djamaluddin Ahmad.

    Di setiap lokasi ini, hafidz-hafidzah dengan penuh kekhusyukan membacakan Al-Qur’an, dimulai dari juz 1 hingga 30 secara berurutan.

    Salah satu majelis khotmil Quran dalam rangka dua abad PPBU Tambakberas Jombang

    Keistimewaan dari kegiatan kali ini terletak pada cara penyelenggaraan yang berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Untuk pertama kalinya, acara Khatmil Qur’an digelar secara terpusat, menyatukan seluruh unsur pesantren dalam satu rangkaian besar yang penuh kekhidmatan.

    Selama ini, majelis Khatmil Qur’an biasanya dilaksanakan secara terpisah di ribath-ribath masing-masing, namun pada perayaan dua abad ini, seluruh ribath disatukan dalam kebersamaan yang luar biasa.

    Gus Abet menambahkan, “Selama ini, setiap ribath memiliki majelis Khatmil Qur’an sendiri-sendiri, tetapi tahun ini, kami menyatukan semuanya untuk merayakan dua abad berdirinya pesantren ini.”

    Kegiatan Khatmil Qur’an ini tidak hanya menjadi ajang mempererat ukhuwah antara santri dan alumni, tetapi juga menjadi momen spiritual yang mendalam bagi setiap orang yang terlibat. Ini adalah bukti nyata betapa besar dan kokohnya ikatan yang terbentuk di antara generasi-generasi yang pernah dan masih berkiprah di pesantren ini.

    Di tengah gegap gempita dunia modern, Pondok Pesantren Bahrul Ulum tetap menjadi tempat yang penuh berkah dan keberkahan, menghidupkan warisan spiritual yang terus berkembang dari satu generasi ke generasi berikutnya. [suf]

  • Lindungi Santri, SOP Pencegahan Kekerasan Seksual Resmi Diluncurkan di As-Sa’idiyyah 2 Jombang

    Lindungi Santri, SOP Pencegahan Kekerasan Seksual Resmi Diluncurkan di As-Sa’idiyyah 2 Jombang

    Jombang (beritajatim.com) – Pondok Pesantren As-Sa’idiyyah 2 Bahrul Ulum Tambakberas Jombang
    meluncurkan Standar Operasional Prosedur (SOP) Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual sebagai bagian dari peringatan Hari Santri Nasional, Jumat (10/10/2025).

    Peluncuran SOP ini merupakan langkah konkret untuk menciptakan lingkungan pesantren yang aman, sehat, dan ramah anak. Selain itu, inisiatif ini juga diharapkan menjadi model yang dapat diikuti oleh pesantren lainnya di Kabupaten Jombang dan Indonesia.

    Acara Diseminasi yang diadakan di Aula Yayasan Pondok Pesantren Bahrul Ulum (PPBU), Tambakberas, Jombang, dibuka oleh Ketua Yayasan Pondok Pesantren Bahrul Ulum Jombang, KH. Wahfiyul Ahdi, dan dimulai dengan doa oleh KH. Achmad Hasan.

    Dalam sambutannya dia menyampaikan harapan agar SOP yang baru diluncurkan dapat memberi dampak positif bagi seluruh pesantren di Indonesia, terutama dalam menciptakan ekosistem pendidikan yang lebih aman bagi anak-anak.

    Penyusunan SOP ini dilakukan dengan cara yang sangat partisipatif, melibatkan pengurus dan santri pesantren yang mendapat pendampingan dari Women’s Crisis Center (WCC) Jombang. Prosesnya mencakup berbagai tahapan mulai dari pemetaan masalah yang dihadapi oleh santri, pemahaman terhadap regulasi nasional seperti UU Pesantren dan UU TPKS, hingga penyusunan draft SOP secara kolaboratif dengan tim pengasuh dan mitra pendamping.

    Maslahatul Hidayah, santri sekaligus ketua tim penyusun SOP, menjelaskan bahwa proses penyusunan SOP ini bukan hanya soal menulis pedoman, tetapi juga menjadi ruang pembelajaran kolektif bagi santri untuk lebih memahami isu keadilan gender, perlindungan korban, dan pentingnya menciptakan ekosistem pesantren yang aman dan berkeadilan.

    “Proses ini mengajarkan kami untuk berpikir kritis mengenai isu kekerasan dan menciptakan pesantren yang tidak hanya menjadi tempat belajar agama, tetapi juga menjadi ruang yang mendukung perkembangan diri santri secara holistik,” jelas Maslahatul.

    Dalam sesi pemaparan materi, Nyai Hj. Umdatul Choirot, pengasuh Pondok Pesantren As-Sa’idiyyah 2, mengungkapkan bahwa lahirnya SOP ini didorong oleh keprihatinan terhadap kasus-kasus kekerasan yang sering terjadi di pesantren.

    “Kami menyadari pentingnya kebijakan yang berpihak pada korban, sekaligus memperkuat kapasitas pengurus dan infrastruktur pesantren agar lebih responsif terhadap persoalan kekerasan,” tuturnya.

    Sejumlah narasumber yang hadir dalam peluncuran Standar Operasional Prosedur (SOP) Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual di As-Sa’idiyyah 2 Tambakberas Jombang, Jumat (10/10/2025)

    Diskusi panel yang berlangsung usai peluncuran juga turut menghadirkan narasumber dari berbagai sektor. Perwakilan Kementerian Agama Kabupaten Jombang, Muhammad Agussalim, menekankan pentingnya pengimbasan pesantren ramah anak sebagai bagian dari implementasi PMA No. 73 Tahun 2023.

    “Pencegahan kekerasan seksual bukan hanya soal kebijakan administratif, tetapi juga bagaimana pesantren menjadi ruang pendidikan yang menumbuhkan rasa aman dan saling menghormati,” ujar Agussalim.

    Kepala Dinas PPKBPPPA Kabupaten Jombang, Dr. Ma’murotus Sa’diyah, M.Kes, mengapresiasi langkah progresif yang diambil oleh As-Sa’idiyyah 2. “Kami berharap seluruh pondok pesantren di Jombang bisa inklusif dan terbuka terhadap berbagai inovasi pencegahan dan penanganan kekerasan seperti yang dilakukan di sini. Kunci utamanya adalah sinergitas antara lembaga layanan pemerintah dan masyarakat,” katanya.

    Dari unsur perguruan tinggi, Dr. Siti Rofiah, M.Pd.I, pengurus Forum Satgas Pencegahan dan Penanganan Kekerasan di Satuan Perguruan Tinggi Jombang, menambahkan bahwa SOP ini merupakan bagian dari pelaksanaan nilai-nilai maqāshid Al-syarī‘ah yang sangat penting dalam pendidikan Islam, yaitu menjaga martabat manusia dan memastikan keadilan ditegakkan.

    Kegiatan ini juga merupakan hasil kolaborasi antara Pondok Pesantren As-Sa’idiyyah 2 Bahrul Ulum Jombang, WCC Jombang, dan Yayasan Gemilang Sehat Indonesia (YGSI) melalui program Right Here Right Now 2 (RHRN2).

    Peserta yang hadir dalam acara tersebut terdiri dari berbagai pihak, mulai dari perwakilan Kemenag, Dinas PPKBPPPA, organisasi masyarakat sipil, akademisi, hingga jurnalis dan perwakilan pondok pesantren se-Kabupaten Jombang.

    Pondok Pesantren As-Sa’idiyyah 2 Bahrul Ulum menegaskan komitmennya sebagai pelopor pesantren ramah anak dan bebas dari kekerasan seksual. Nyai Umdatul menutup acara dengan mengatakan, “Kami ingin memastikan setiap santri tumbuh dalam lingkungan yang aman, berdaya, dan terlindungi. Inilah bagian dari jihad kemanusiaan kami.” [suf]

  • 80 Tahun Jawa Timur, Menyulam Sejarah dengan Doa dan Ziarah Pahlawan

    80 Tahun Jawa Timur, Menyulam Sejarah dengan Doa dan Ziarah Pahlawan

    Jombang (beritajatim.com) – Di tengah suasana sejuk Tambakberas, Jombang, rombongan ASN Provinsi Jawa Timur yang dipimpin Asisten Administrasi Umum Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Timur, Akhmad Jazuli, melakukan ziarah penuh khidmat ke makam salah satu Pahlawan Nasional dan pendiri Nahdlatul Ulama (NU), KH Abdul Wahab Chasbullah, Rabu (1/10/2025).

    Ziarah ini menjadi momen penting dalam rangka memperingati Hari Jadi ke-80 Provinsi Jawa Timur, dan lebih dari sekadar penghormatan, menjadi sebuah pengingat akan jasa besar Kiai Wahab dalam membangun persatuan bangsa.

    Mantan Sekretaris Daerah Kabupaten Jombang tersebut tiba di Pondok Pesantren Bahrul Ulum (PPBU), pesantren tertua di Jombang, dengan kendaraan dinas pelat merah L 26. Setibanya di lokasi, rombongan langsung menuju makam Kiai Wahab yang terletak di kompleks pesantren yang memiliki sejarah panjang ini.

    Dengan penuh ketenangan, Akhmad Jazuli memimpin doa dan tahlil, diiringi oleh rombongan yang mendoakan para pahlawan, mantan Gubernur Jawa Timur, serta keselamatan dan kedamaian bagi seluruh masyarakat Jawa Timur.

    Di hadapan rombongan, Jazuli mengungkapkan betapa besar peran Kiai Wahab dalam perjuangan bangsa Indonesia. Salah satunya adalah kontribusinya dalam membentuk budaya “halal bihalal”, sebuah tradisi yang kini menjadi bagian tak terpisahkan dari perayaan Lebaran di Indonesia.

    Dalam situasi politik yang tegang pada masa awal kemerdekaan, Presiden Sukarno meminta masukan dari Kiai Wahab untuk meredakan ketegangan antar politikus. Gagasan Kiai Wahab untuk menggunakan istilah “halal bihalal” sebagai bentuk silaturahmi akhirnya diterima, meskipun pada awalnya Sukarno lebih memilih konsep lain. Kini, tradisi halal bihalal hanya ada di Indonesia dan menjadi warisan budaya yang tak ternilai.

    “Semangat halal bihalal tetap sama dengan silaturahmi, tetapi dengan bahasa yang lebih mendalam. Itu adalah buah pemikiran cerdas Kiai Wahab, yang hingga kini terus menginspirasi,” ujar Jazuli dengan penuh rasa hormat.

    Rangkaian ziarah ditutup dengan upacara tabur bunga di makam Kiai Wahab, serta makam para ulama Tambakberas lainnya, termasuk ayahanda Kiai Wahab, KH Chasbullah, dan pendiri pesantren KH Abdussalam, yang lebih dikenal dengan nama Mbah Soichah. Sebuah penghormatan mendalam kepada para tokoh yang telah berjuang untuk keutuhan bangsa ini.

    Ziarah ini juga merupakan awal dari rangkaian peringatan Hari Jadi ke-80 Provinsi Jawa Timur. Jazuli menegaskan bahwa melalui doa ini, mereka tidak hanya mengenang jasa para pahlawan, tetapi juga meneguhkan semangat persatuan dan keikhlasan dalam berjuang bagi kemajuan Jawa Timur dan Indonesia secara keseluruhan.

    “Kiai Wahab adalah sosok yang sangat lengkap. Beliau seorang politisi yang religius, sekaligus ulama yang memiliki visi politik jauh ke depan. Keikhlasan dan semangat juang beliau adalah teladan bagi kita semua. Dengan meneladani perjuangan Beliau, kita akan semakin kuat dalam menghadapi tantangan zaman,” tambahnya dengan penuh keyakinan. [suf/beq]

  • Ketua Umum PBNU: MBG Bukan Sekadar Soal Bikin Dapur dan Masak

    Ketua Umum PBNU: MBG Bukan Sekadar Soal Bikin Dapur dan Masak

    Jember (beritajatim.com) – Pengurus Besar Nahdlatul Ulama berkomitmen membantu pelaksanaan program Makan Bergizi Gratis (MBG). NU diharapkan bisa mengelola seribu Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG).

    “Ini salah satu program strategis jangka panjang. Sebetulnya ini kan bukan soal bikin dapur, masak, membagi makanan saja,” kata Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf, di sela-sela peresmian 42 SPPG NU di Pondok Pesantren Bahrul Ulum, Desa Karangharjo, Kecamatan Silo, Kabupaten Jember, Jawa Timur, Selasa (30/9/2025).

    Menurut Yahya, dengan adanya MBG, ada pekerjaan membangun sentra-sentra produksi pangan. “Apakah itu beras, bahan lauk-pauk lainnya seperti telur, ikan, sayuran, dan sebagainya,” kata alumnus Himpunan Mahasiswa Islam ini.

    Yahya berkomitmen, PBNU mengupayakan kerja sama dengan pemerintah dalam membangun program-program yang relevan. “Tadi di sini ada juga Lembaga Pengembangan Pertanian PBNU, karena ini juga harus ditangkap sebagai program untuk diupayakan,” katanya.

    Sejauh ini PBNU telah berhasil mengoperasikan 17 SPPG. “Hari ini kita meresmikan 42 lagi. Sekarang sudah ada lebih dari 500 SPPG yang sudah dikoordinasikan tim dari PBNU. Sudah masuk di sistem, tinggal menunggu peosesnya. Nanti kita kerjakan secara maraton,” kata Yahya.

    Yahya berharap NU bisa menunjukkan kinerja yang baik untuk mendukung program MBG, sehingga mencapai sasaran yang diinginkan pemerintah. “Dari laporan santri-santri dan siswa-sisewa yang sudah menerima manfaat dari SPPG-SPPG di lingkungan NU, alhamdulillah semua berjalan baik. Tidak ada masalah berarti,” katanya.

    Yahya menegaskan, PBNU membangun desain pengawasan yang ketat/ “Mudah-mudahan ke depan semua bisa berjalan lancar dan hasilnya maksimal,” katanya. [wir]

  • Canda Berujung Bahaya, Santri Jombang Bingung Tangannya Terborgol Rapat

    Canda Berujung Bahaya, Santri Jombang Bingung Tangannya Terborgol Rapat

    Jombang (beritajatim.com) – M. Habibur R (14), seorang santri Pondok Pesantren Bahrul Ulum (PPBU) Tambakberas, Jombang, mengalami kejadian yang tidak terduga, Rabu (24/9/2025).

    Saat bercanda dengan temannya, tangan kanan Habibur terborgol. Namun, saat dia hendak melepaskan borgol tersebut, ternyata kunci borgol hilang. Dalam kebingungannya, Habibur dibantu oleh pengasuh pondok untuk mencoba melepas borgol yang terpasang, namun usaha itu tidak membuahkan hasil.

    Melihat kondisi yang membahayakan, di mana borgol yang menempel di lengan korban mulai menimbulkan rasa sakit, pengasuh pondok memutuskan untuk membawa Habibur ke Pos Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Jombang, yang terletak di Jl KH Wahid Hasyim.

    Sesampainya di pos, tim regu piket Pos Damkar langsung melakukan penanganan dengan tujuan melepaskan borgol yang menempel pada lengan Habibur. Setelah beberapa menit, tepatnya pukul 16.45 WIB, borgol berhasil dilepaskan dengan aman tanpa menimbulkan cedera yang lebih parah pada korban. Kondisi Habibur dinyatakan aman setelah penanganan tersebut.

    Komandan Damkar Jombang Syamsul Bahri menyatakan bahwa kejadian seperti ini memerlukan kewaspadaan, meskipun insiden ini terjadi dalam konteks bercanda. “Ini mengingatkan kita akan pentingnya menjaga keselamatan dan memahami risiko dari hal-hal yang dianggap sepele,” ujarnya, Kamis (25/9/2025).

    Pihak Damkar mengimbau agar masyarakat tetap berhati-hati dan tidak melakukan hal-hal yang dapat membahayakan diri sendiri maupun orang lain. Untuk kasus seperti ini, Pos Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Jombang siap memberikan bantuan dan penanganan darurat, seperti yang terjadi dalam kejadian ini. [suf]

  • PPBU Tambakberas Jombang: 2 Abad Berkarya, Menghadirkan Transformasi Pesantren di Abad Ketiga

    PPBU Tambakberas Jombang: 2 Abad Berkarya, Menghadirkan Transformasi Pesantren di Abad Ketiga

    Jombang (beritajatim.com) – Peringatan 2 Abad Pondok Pesantren Bahrul Ulum (PPBU) Tambakberas Jombang akan digelar dengan serangkaian acara spektakuler yang melibatkan ribuan santri, alumni, dan masyarakat umum.

    Dengan tema besar ‘Mewariskan Daya Juang, Berkhidmah Membangun Peradaban’, acara ini tidak hanya menjadi ajang refleksi perjalanan panjang pesantren, tetapi juga memproyeksikan peran pesantren dalam menghadapai tantangan abad ketiga.

    Rangkaian kegiatan yang dimulai sejak awal September hingga puncak acara pada 25 Oktober 2025 ini mencakup berbagai aktivitas menarik, seperti liga sepak bola santri, pengajian, seminar nasional, bedah buku, konser kebangsaan, pameran UMKM pesantren, hingga Multaqo Santri Nusantara.

    KH. Azam Khoiruman Najib, Sekretaris Umum Yayasan Pondok Pesantren Bahrul Ulum Tambakberas, menyampaikan bahwa peringatan dua abad ini lebih dari sekadar perayaan usia.

    “Dua abad adalah perjalanan yang sangat panjang. PP Bahrul Ulum berdiri sejak tahun 1825, dan kini kita menatap abad ketiga. Karena itu, perayaan ini tidak hanya bernuansa seremonial, tetapi juga menghadirkan forum-forum strategis yang membicarakan transformasi pesantren dalam bidang pendidikan, ekonomi, sosial, hingga pemanfaatan teknologi,” ungkapnya, Minggu (21/9/2025).

    Selain itu, Gus Heru, sapaan akrab KH. Azam, juga menyebutkan bahwa berbagai tokoh nasional akan hadir dalam acara ini, mulai dari Wakil Gubernur Jawa Timur, Menteri Agama RI, Menko PMK, hingga KH. Ma’ruf Amin yang dijadwalkan memberikan tausiyah pada pengajian puncak.

    Lebih lanjut, Gus Heru menekankan pentingnya sinergi antara pesantren, pemerintah, dan masyarakat. “Kami ingin menunjukkan bahwa pesantren bukan hanya pusat pendidikan agama, tetapi juga motor penggerak perubahan sosial. Melalui seminar, pameran UMKM, dan forum multaqo, kita berharap lahir gagasan-gagasan besar untuk menjawab tantangan abad ke-21,” jelasnya.

    Puncak acara akan digelar pada 25 Oktober 2025, dengan pengajian umum di halaman Gedung Serba Guna KH. Hasbullah Sa’id yang diperkirakan akan dihadiri puluhan ribu jamaah dari berbagai daerah.

    “Ini bukan hanya milik Bahrul Ulum, tetapi milik seluruh umat. Semoga kegiatan ini membawa keberkahan dan semakin menguatkan peran pesantren dalam mencetak generasi berakhlak, berilmu, dan berdaya saing,” pungkasnya. [suf]

    Rangkaian kegiatan peringatan 2 Abad PPBU Tambakberas Jombang:

    Liga Santri 2 Abad PPBU (2 September – 17 Oktober 2025) – Lapangan Untung Suropati

    Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW (5 September 2025) – Halaman Gedung Serba Guna KH. Hasbullah Said

    Silatnas IKAMANTAB dan Bedah Buku (27 September 2025) – MAN 3 Jombang

    Seminar Nasional Pendidikan: Transformasi Pesantren Menuju Abad ke 3 PPBU (15 Oktober 2025) – Halaman Gedung Serba Guna KH. Hasbullah Said

    Talkshow: Transformasi Pesantren Menuju Abad ke 3 PPBU (15 Oktober 2025) – Halaman Gedung Serba Guna KH. Hasbullah Said

    Gowes Bersama (19 Oktober 2025) – Halaman Gedung Serba Guna KH. Hasbullah Said

    Konser Kebangsaan (18 Oktober 2025) – Lapangan Untung Suropati

    Pameran Produk UMKM Pesantren (18-25 Oktober 2025) – Halaman Gedung Serba Guna KH. Hasbullah Said

    Khotmil Quran 200 Majelis (23 Oktober 2025) – Maqbaroh Muassis

    Multaqo Santri Nusantara: Pembukaan dan Gebyar Shalawat (23 Oktober 2025) – Halaman Gedung Serba Guna KH. Hasbullah Said

  • Sapi Kurban dari Menteri Nusron Wahid: Berkah untuk Warga Pesantren Al Ghozali 2 Jombang

    Sapi Kurban dari Menteri Nusron Wahid: Berkah untuk Warga Pesantren Al Ghozali 2 Jombang

    Jombang (beritajatim.com) – Di bawah rindangnya pohon mangga di halaman Pondok Pesantren Al Ghozali 2 Bahrul Ulum, Desa Tampingmojo, Kecamatan Tembelang, Kabupaten Jombang, seekor sapi limosin tampak berdiri tenang, Kamis (5/6/2025).

    Warna tubuhnya putih kehitaman, dengan postur kekar seberat 4 kuintal. Sesekali ekornya berayun, mengusir lalat yang mengganggu, sembari melenguh panjang—seolah tahu dirinya membawa pesan besar dari ibu kota.

    Sapi itu bukan hewan kurban biasa. Ia datang dari Jakarta, mewakili perhatian seorang pejabat negara: Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN), Nusron Wahid.

    Sapi itu diserahkan secara simbolis oleh Haris Kurniawan Waluyo Adi, Kasi Pengadaan Tanah dan Pengembangan Kantor ATR/BPN Jombang, kepada pengasuh pondok, Agus H. AR Jauharuddin Alfatih—akrab disapa Gus Rudin.

    “Sapi ini jenis limosin, beratnya sekitar 400 kilogram. Semoga bermanfaat bagi warga sekitar pondok,” ujar Haris usai penyerahan.

    Bagi Gus Rudin, kiriman ini bukan sekadar daging kurban, melainkan bukti nyata bahwa masyarakat akar rumput masih mendapat perhatian dari para pemimpin di atas. “Mudah-mudahan menjadi tanda bahwa masyarakat di bawah masih diperhatikan oleh bapak-bapak yang di atas, termasuk Pak Menteri Nusron Wahid. Saya mengucapkan terima kasih untuk Pak Nusron,” ujarnya.

    Rencananya, sapi tersebut akan disembelih pada Jumat (6/6/2025), dan dagingnya dibagikan kepada warga Desa Tampingmojo. Bukan hanya sebagai wujud ibadah, tetapi juga sebagai pengikat silaturahmi dan penguat solidaritas sosial di tengah masyarakat.

    Lewat satu ekor sapi kurban, hadir harapan dan pengingat: bahwa kebaikan bisa datang dari siapa saja, dan perhatian dari pemimpin—sekalipun jauh di pusat kekuasaan—dapat menyejukkan hati masyarakat di kampung halaman. [suf]